KAJIAN LOGAM BERAT Pb, Cu, Hg DAN Cd YANG TERKANDUNG PADA BEBERAPA JENIS IKAN DI WILAYAH PESISIR KOTA BANDAR LAMPUNG

  KAJIAN LOGAM BERAT Pb, Cu, Hg DAN Cd YANG TERKANDUNG PADA BEBERAPA JENIS IKAN DI WILAYAH PESISIR KOTA BANDAR LAMPUNG ST UDY OF HEAVY MET ALS Pb, Cu, Hg, and Cd CONT AINED IN FISHES AT BANDAR LAMPUNG COAST AL AREA Indra Gumay Yudha

  (Dosen PS Budidaya Perairan, Fakul t as Pert anian, Universit as Lampung) Telp. 08127912731, email: indra_gumay@yahoo. com

  Abst ract

Thi s r esear ch was hel d on Oct ober -November 2008 t o st udy some heavy met al s, i . e. Pb, Hg, Cu,

and Cd, whi ch cont ai ned i n some f i shes at Bandar Lampung coast al ar ea. The met hod of t hi s

st udy was measur i ng concent r at i on of Pb, Hg, Cu, and Cd, by spect r ophot omet r i c. Fi sh sampl es

wer e t aken f r om Sukar aj a, Kar ang Mar i t i m, Gudang Agen, Pur i Gadi ng, and Lempasi ng. Most of

t he f i sh t est ed cont ai ned heavy met al s Cd, Cu, and Pb i n var i ous concent r at i ons. Mer cur y (Hg)

was det ect ed onl y i n f i sh sampl es f r om t he Sukar aj a Coast . Over al l , t he cont ent of heavy

met al s i n f i sh sampl es wer e st i l l bel ow f r om t he maxi mum l i mi t of heavy met al cont ami nat i on

i n f ood f or f i sh commodi t i es, accor di ng t o SNI 01-2729. 1-2006 and SK Di r j en POM

No. 03725/ B/ SK/ VII/ 89. Al t hough t he f i sh sampl es cont ai n f ew heavy met al s, but i t must be

consi der ed by st akehol der s because of t he heavy met al pol l ut i on i s one of ser i ous pr obl ems.

Then t he gover nment must pr event , or at l east , r educe t he r at e of t hose pol l ut i ons.

  Keywords : Pb, Hg, Cu, Cd i n f i sh, Bandar Lampung coast al ar ea.

  PENDAHULUAN

  Kot a Bandar Lampung yang t erlet ak pada posisi 5º20’ LS - 5º30’ LS dan 105º28’ BT-105º37’ BT merupakan suat u wilayah pesisir. Sebagai sal ah sat u kot a yang t erlet ak di wilayah pesisir, Bandar Lampung memiliki berbagai akt ivit as yang berpot ensi menimbulkan dampak negat if t erhadap lingkungan pesisir dan laut . Sal ah sat u dampak negat if yang mengemuka dan perlu mendapat perhat ian akibat berlangsungnya berbagai akt ivit as t ersebut adal ah pencemaran perairan laut akibat limbah indust ri. Beberapa limbah yang dihasil kan oleh indust ri adakalanya berupa limbah B3, sepert i j enis-j enis l ogam berat yang apabil a masuk ke ekosist em pesisir dapat menimbulkan dampak yang f at al, baik bagi biot a perairan maupun manusia yang ada di wilayah t ersebut . Polut an yang berupa logam-logam berat diket ahui dapat menyebabkan keracunan, kelumpuhan, kelainan genet ik, hingga kemat ian. Berdasarkan hasil kaj ian yang dil akukan Yudha (2007) diket ahui bahwa logam berat Pb, Hg, Cu dan Cd t elah t erdet eksi keberadaannya dalam j umlah yang bervariasi, baik di badan sungai, sumur penduduk dan perairan laut di wil ayah pesisir Kot a Bandar Lampung. Logam berat Pb t erdapat dalam j umlah yang melebihi dari baku mut u yang dit et apkan unt uk biot a laut pada lokasi di sekit ar perairan laut di depan lahan reklamasi PT BBS, perairan di sekit ar Pelabuhan Pet i Kemas Panj ang, di sekit ar Pulau Kubur, dan pant ai Puri Gading. Keberadaan l ogam berat Hg umumnya masih berada dalam baku mut u yang dit et apkan, bahkan di beberapa t empat t idak t erdet eksi, namun di sekit ar perairan laut di depan lahan reklamasi PT BBS t erdet eksi dal am j umlah yang t elah mel ebihi baku mut u. Kandungan logam Cu diket ahui t elah melebihi baku mut u pada beberapa l okasi pengukuran, yait u di perairan di sekit ar Pelabuhan Srengsem, di t engah laut , perairan Pulau Kubur, perairan di PPP Lempasing, di sekit ar pant ai Puri Gading, dan di perairan Pulau Pasaran. Keberadaan logam Cd t el ah melebihi baku mut u pada lokasi pengukuran di perairan lahan rekl amasi PT BBS, di perairan Gudang Lelang, perairan Pel abuhan Pet i Kemas, dan pant ai Puri Gading. Bahkan di perairan sekit ar lahan reklamasi PT BBS kandungan Cd t elah mencapai 0, 026 ppm at au sekit ar 26 kali lipat dari baku mut u yang dit et apkan. Terkait dengan keberadaan l ogam berat Pb, Hg, Cu, dan Cd di perairan pesisir Kot a Bandar Lampung, maka perlu dilakukan suat u kaj ian lanj ut an unt uk menget ahui keberadaan logam- logam berat t ersebut pada beberapa biot a l aut , misalnya ikan, yang banyak dimanf aat kan oleh masyarakat set empat sebagai bahan pangan. Hal ini perlu dilakukan sebagai bent uk pemant auan dalam rangka j aminan keamanan pangan bagi masyarakat set empat , sehingga Tragedi Minamat a t idak t erj adi di wilayah pesisir Kot a Bandar Lampung. Penelit ian ini bert uj uan unt uk menget ahui kandungan l ogam berat t imbal (Pb), air raksa (Hg), t embaga (Cu), dan kadmium (Cd) yang t erdapat di biot a laut (ikan) di wilayah pesisir Kot a Bandar Lampung. Hasil penelit ian ini diharapkan dapat menj adi masukan bagi pemerint ah daerah unt uk melakukan pencegahan pencemaran logam berat t ersebut dan mengambil langkah- langkah yang t epat apabila t elah t erj adi pencemar an l ogam berat pada biot a laut yang banyak dimanf aat kan sebagai bahan pangan masyarakat set empat .

METODE PENELITIAN

  Penelit ian ini dilakukan selama 2 bulan, yait u Okt ober-November 2008, di wilayah pesisir Kot a Bandar Lampung, yang meliput i 3 kecamat an, yait u Kecamat an Teluk Bet ung Selat an, Kecamat an Teluk Bet ung Barat dan Kecamat an Panj ang. Pengambil an sample biot a laut yang berupa ikan dilakukan pada beberapa l okasi yang t erdet eksi t elah mengalami pencemaran logam-l ogam berat Pb, Hg, Cu dan Cd berdasarkan hasil kaj ian sebelumnya yang t elah dil akukan Yudha (2007). Pengambilan sampl e dilakukan dengan met ode survei di sej umlah lokasi perairan di sekit ar wilayah pesisir Kot a Bandar Lampung. Lokasi pengambilan sample adalah di sekit ar perairan laut Pant ai Sukaraj a, Karang Marit im, Gudang Agen (dekat lahan rekl amasi PT BBS), Pant ai Puri Gading, dan Pelabuhan Perikanan Pant ai (PPP) Lempasing. Ikan-ikan t ersebut dikumpulkan dari hasil t angkapan nelayan set empat , dan bukan berasal dari kapal-kapal penangkap ikan yang mendarat kan hasil t angkapannya di pelabuhan perikanan set empat . Hal ini dimaksudkan agar sample yang diuj i benar-benar dari l okasi penel it ian dan menggambarkan kondisi pencemaran logam berat di pesisir Kot a Bandar Lampung. Sample ikan yang dit elit i merupakan j enis ikan yang bersif at menet ap dan merupakan predat or yang berada pada posisi t op car ni vor a dal am sist em rant ai makanan sehingga indikasi keberadaan logam berat melalui proses bioakumulasi dan biomagnif ikasi melalui aliran rant ai makanan dapat t erdet eksi . Ikan t ersebut j uga harusl ah j enis ikan yang dikonsumsi ol eh masyarakat set empat . Jenis ikan sample yang memenuhi syarat t ersebut ant ara lain ikan kerapu, ket ing, j olot , dan belanak. Walaupun ikan bel anak t ermasuk j enis pemakan det rit us (serasah), t et api ikan ini j uga diukur kandungan logam berat nya karena logam berat yang t erdapat pada sedimen dan serasah kemungkinan besar dapat t erserap pula oleh ikan t ersebut .

  Analisis logam berat dilakukan dengan met ode spekt rof ot omet ri di Laborat orium Kesehat an Lingkungan, Polit eknik Kesehat an Tanj ungkarang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Dari hasil pengumppulan sample diperoleh berbagai j enis ikan yang seluruhnya berj umlah 11 ekor. Ikan-ikan t ersebut berasal dari pant ai di sekit ar wilayah pesisir Kot a Bandar Lampung, sepert i Pant ai Sukaraj a, Pant ai Karang Marit im, Gudang Agen, Pant ai Puri Gading, dan Pant ai PPP Lempasing (Tabel 1).

  Tabel 1. Asal sample dan jenisnya No. Lokasi pengambilan sample Jenis ikan Jumlah (ekor)

  1 Pantai Sukaraja Keting, jolot

  2

  2 Pantai Karang Maritim Kerapu Lodi, bandeng, baronang

  3

  3 Pantai Gudang Agen Belanak

  1

  4 Pantai Puri Gading 1 Keting

  1

  5 Pantai PPP Lempasing Keting

  1

  6 Pantai Puri Gading 2 Jolot

  1

  7 Pantai Puri Gading 3 Belanak

  1 Ikan-ikan yang t elah dikumpulkan selanj ut nya diseleksi unt uk diukur kandungan l ogam berat nya. Jenis-j enis ikan yang diut amakan unt uk diuj i adalah ikan-ikan predat or, sepert i kerapu l odi, ket ing, dan ikan j olot . Ikan bandeng dan baronang yang berasal dari lokasi 2 t idak diuj i dan hanya dipilih ikan kerapu lodi, dengan pert imbangan bahwa priorit as pengukuran dit uj ukan unt uk ikan-ikan predat or. Namun demikian, unt uk lokasi 3 dan 7 hanya t ert angkap ikan bel anak yang sebenarnya adalah j enis ikan pemakan det rit us (serasah). Dengan pert imbangan bahwa ikan det rit ivora j uga rent an t erhadap pencemaran j ika logam berat masuk ke perairan, maka ikan belanak pun memenuhi syarat unt uk diuj i. Analisis kandungan l ogam berat t erhadap ikan- ikan diuj i dilakukan di Laborat orium Kesehat an Lingkungan, Pol it eknik Kesehat an Tanj ung Karang. Hasil analisis t ersebut t ert era pada Tabel 2.

  

Gambar 1. Beberapa contoh ikan uji

  Tabel 2. Kandungan logam berat pada beberapa ikan uji Kandungan logam berat (mg/kg) No. Jenis ikan Asal sample

  Hg Cd Cu Pb

  1 Keting Pantai Sukaraja 0,002 0,008 0,030 0,023

  2 Kerapu lodi Karang Maritim ttd 0,007 0,019 0,010

  3 Belanak Gudang Agen ttd 0,006 0,025 0,012

  4 Keting Puri Gading 1 ttd 0,008 0,040 0,025

  5 Keting PPP Lempasing ttd 0,006 0,020 0,016

  6 Jolot Puri Gading 2 ttd 0,010 0,025 0,019

  7 Belanak Puri Gading 3 ttd 0,009 0,030 0,015

  • *) Batas Maksimum dalam Dirjen POM

  0,5 --- 20,0 2,0

  • **) makanan (mg/kg) SNI

  0,5 0,1 --- 0,4 Keterangan: ttd = tidak terdeteksi

  • ) =

  Sesuai dengan SK Dirjen POM No.03725/B/SK/VII/89 tanggal 10 Juli 1989 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam dalam Makanan

  • ) = Sesuai dengan SNI 01-2729.1-2006 Sebagian besar ikan-ikan uj i mengandung logam berat Cd, Cu, dan Pb dengan konsent rasi yang bervariasi. Kandungan Hg hanya t erdet eksi pada sample ikan ket ing yang berasal dari Pant ai Sukaraj a. Tidak t erdet eksinya kandungan Hg pada beberapa sample, kecuali di Pant ai Sukaraj a, menunj ukkan hasil yang t idak berbeda dengan penelit ian yang t elah dil akukan Yudha (2007). Di sekit ar perairan laut di depan lahan rekl amasi PT BBS Hg t erdet eksi dalam j umlah yang t elah melebihi baku mut u. Sayangnya pada penelit ian t ersebut t idak dilakukan pengukuran sample air di Pant ai Sukaraj a. Namun lokasi Pant ai Sukaraj a sebenarnya t idak t erlalu j auh dari perairan di sekit ar lahan rekl amasi PT BBS dan Pelabuhan Pet i Kemas. Dari Tabel 1 t erl ihat keberadaan logam berat Hg pada ikan ket ing yang berasal dari Pant ai Sukaraj a masih berada di bawah bat as maksimum cemaran l ogam berat dalam makanan unt uk komodit as ikan, sesuai dengan SK Dirj en POM No. 03725/ B/ SK/ VII/ 89 dan SNI 01-2729. 1-2006, yait u 0, 5 mg/ kg. Kandungan Cd pada ikan uj i yang berasal dari semua lokasi pengambilan sample menunj ukan hasil ant ara 0, 006-0, 010 mg/ kg. Ikan-ikan uj i yang berasal dari Pant ai Puri Gading mengandung Cd yang lebih t inggi dibandingkan dengan ikan uj i yang berasal dari lokasi l ainnya, yait u ant ara 0, 008-0, 010. Nilai ini masih berada di bawah bat as maksimum cemaran l ogam berat dal am

  makanan unt uk komodit as ikan, sesuai dengan SNI 01-2729. 1-2006, yait u 0, 1 mg/ kg. Dari hasil penelit ian Yudha (2007) memang t elah diindikasikan bahwa di sekit ar perairan pant ai Puri Gading kandungan logam Cd t elah melebihi baku mut u. Demikian j uga di pant ai sekit ar l ahan reklamasi PT BBS, Gudang Lelang, dan Pelabuhan Pet i Kemas. Bahkan di perairan sekit ar lahan reklamasi PT BBS kandungan Cd t elah mencapai 0, 026 ppm at au sekit ar 26 kali l ipat dari baku mut u yang dit et apkan. Ikan bel anak yang t ert angkap di sekit ar perairan Gudang Agen (dekat dengan perairan lahan reklamasi PT BBS) j uga t erindikasi t elah mengandung Cd dalam j umlah 0, 006 mg/ kg. Kandungan logam berat Cu yang diukur menunj ukkan hasil yang lebih t ingi dibandingkan kandungan Hg, Cd dan Pb, dan nilainya bervariasi ant ara 0, 019-0, 040 mg/ kg. Kandungan Cu t ert inggi t erindikasi pada sample ikan yang berasal dari Pant ai Sukaraj a, pant ai di sekit ar Gudang Agen, dan Pant ai Puri Gading. Namun demikian, nilainya masih di bawah bat as maksimum cemaran l ogam berat dalam makanan unt uk komodit as ikan, sesuai dengan SK Dirj en POM No. 03725/ B/ SK/ VII/ 89, yait u 20 mg/ kg. Dari hasil penelit ian Yudha (2007) menunj ukkan bahwa logam berat Cu t erindikasi t elah melebihi baku mut u di beberapa lokasi pengukuran dan konsent rasi t erbesar t erdapat di perairan Pant ai Puri Gading yang nil ainya sudah mencapai 3 kali lipat dari baku mut u yang dit et apkan. Kandungan Pb t erindikasi pada sel uruh sampl e ikan dan nilainya bervariasi ant ara 0, 010-0, 025 mg/ kg. Kisaran nilai t ersebut masih di bawah bat as maksimum cemaran l ogam berat dal am makanan unt uk komodit as ikan sesuai dengan SNI 01-2729. 1-2006, yait u 0, 4 mg/ kg. Walaupun berdasarkan hasil penelit ian Yudha (2007) diket ahui bahwa perairan pesisir Kot a Bandar Lampung t elah t ercemar logam berat Hg, Pb, Cu, dan Cd dan di beberapa t empat konsent rasinya t elah melebihi baku mut u yang dit et apkan, namun seluruh sample ikan t idak menunj ukkan kadar l ogam berat yang melebihi bat as maksimum cemaran l ogam berat pada makanan. Menurut Connel dan Miller (1995) akumulasi logam berat dalam t ubuh organisme t ergant ung pada konsent rasi l ogam berat dalam air/ lingkungan, suhu, keadaan spesies dan akt ivit as f isiologis. Ikan-ikan memil iki kemampuan unt uk membuang bahan t oksik yang masuk ke dalam t ubuhnya melal ui proses ekskresi. Organ yang berperan dal am proses ekskresi adalah ginj al. Ginj al berf ungsi unt uk f ilt rasi dan mengekskresikan bahan yang t idak dibut uhkan oleh t ubuh, t ermasuk polut an sepert i logam berat yang t oksik, sehingga kandungan l ogam berat yang t erakumul asi dalam t ubuh ikan pun dapat dikurangi. Menyikapi f enomena hasil penelit ian ini yang menunj ukkan bahwa sel uruh ikan yang diuj i t elah mengandung logam berat dalam j umlah yang relat if kecil, maka perlu kehat i-hat ian dan

  st akehol der s). Hal ini disebabkan sif at t oksisit as logam berat yang

  kewaspadaan para pihak ( dapat t erakumulasi dal am t ubuh makhlu hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat dapat menimbulkan ef ek-ef ek khusus dal am mahluk hidup. Menurut Palar (1994), secara umum bisa dikat akan bahwa semua logam berat dapat menj adi bahan pencemar yang akan meracuni t ubuh mahl uk hidup. Sebagai cont oh logam air raksa, khrom, t imbal , dan kadmium. Logam t ersebut dapat mengumpul dal am t ubuh suat u organisme dan t et ap t inggal dal am t ubuh dalam j angka wakt u lama sebagai racun t erakumulasi. Beberapa biot a laut t ert ent u j uga dapat mempert inggi pengaruh t oksik berbagai unsur kimia t ersebut karena memil iki kemampuan unt uk mangakumulasi zat t ersebut di t ubuhnya j auh melebihi yang t erkandung di perairan sekit arnya. Fakt or-f akt or lainnya yang cenderung membant u meningkat kan pengaruh unsur kimia t erhadap sist em kehidupan adal ah magnif ikasi biologis. Pada sit uasi ini konsent rasi bahan kimi a di t ubuh j asad hidup meningkat dengan adanya perubahan t ingkat t rof ik. Dari kenyat aan bahwa unsur-unsur kimia t ersebut t idak mengal ami met abolisme di t ubuh makhluk hidup, maka j uml ah yang t erakumul asi pada j aringan-j aringan t ubuh semakin bert ambah. Apabila beberapa indi vidu t ersebut dimangsa oleh karnivora dari t ingkat t rof ik di at asnya, maka karnivora-karnivora t ersebut akan mengandung unsur kimia yang berasal dari individu-individu t erdahulu, sehingga konsent rasi unsur kimia t ersebut akan meningkat di t ubuhnya. Kesinambungan proses ini, apabila rant ai makanan panj ang, dapat menyebabkan t ingkat konsent rasi yang cukup berart i pada karnivora puncak. Manusia j uga sering mengkonsumsi biot a laut yang sebagian besar berasal dari t ingkat t rof ik t ert inggi (Nybakken, 1992). Perist iwa Minimat a merupakan sal ah sat u cont oh yang didokument asikan dengan baik oleh Goldberg (1974) yang menggambarkan akibat pembuangan limbah indust ri yang mengandung Hg ke laut pada t ahun 1930-an di Teluk Minimat a. Melal ui proses biomagnif ikasi, ikan-ikan l aut dan kerang mengakumul asi senyawa maj emuk kl orida met il merkuri beracun dalam konsent rasi t inggi. Ikan-ikan dan kerang ini dikonsumsi ol eh penduduk di sekit ar t eluk. Kira-kira set elah 15 t ahun sej ak pembuangan Hg t ersebut , t erj adi keanehan ment al dan cacat syaraf secara permanen yang dialami oleh penduduk set empat , t erut ama anak-anak. Keanehan ment al t ersebut dinamakan penyakit minimat a yang didi agnosis sebagai akibat keracunan Hg pada t ahun 1959. Oleh karena pencemaran logam berat merupakan salah sat u permasal ahan yang serius dan dapat menimbul kan bencana di masa depan, maka pemerint ah Kot a Bandar Lampung sebaiknya melakukan t indakan nyat a unt uk mencegah, at au set idak-t idaknya, mengurangi l aj u pencemaran t ersebut . Pemerint ah pun perlu melakukan penguj ian logam berat pada biot a laut secara berkal a unt uk memonit oring t ingkat bahaya mengkonsumsi ikan-ikan laut yang t ert angkap di wilayah pesisir Kot a Bandar Lampung. Selanj ut nya hasil monit oring t ersebut harus disampaikan kepada publ ik secara t ransparan.

  SIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelit ian ini dapat disimpulkan bahwa ikan-ikan uj i yang berasal dari wilayah pesisir Kot a Bandar Lampung mengandung l ogam berat Hg, Cu, Cd, dan Pb dalam j umlah yang relat if kecil dan masih berada di bawah bat as maksimum bahan cemaran logam berat pada makanan unt uk komodit as ikan segar. Walaupun memil iki kandungan logam berat yang berada di bawah bat as maksimum, namun perlu kehat i-hat ian dalam menyikapi f enomena ini karena sif at logam berat yang dapat t erakumul asi pada j aringan makhluk hidup, sehingga mengkonsumsi ikan yang mengandung logam berat meskipun dalam j umlah relat if kecil t idak disarankan.

  DAFTAR PUSTAKA Connell , D. W. dan G. J. Miller. 1995. Kimia dan Ekot oksikologi Pencemaran. Terj emahan Y.

  Koest oer. Penerbit Universit as Indonesia. Jakart a. Nybakken, W. J. 1992. Biologi Laut Suat u Pendekat an Ekologis. PT Gramedia. Jakart a Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat . Rineka Cipt a. Jakart a.

  Yudha, I. G. 2007. Kaj ian Pencemaran Logam Berat di Wilayah Pesisir Kot a Bandar Lampung Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelit ian dan Pengabdian kepada Masyarakat . Universit as Lampung, Sept ember 2007. Bandar Lampung.