Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sains: Suatu Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar - Universitas Negeri Padang Repository

Pr 畷 鶴

Temu‖ nt i an a semi nar I mi ah
ヽ         リ





■口■口

十■

いドドhl n


Pr oceedi ng

Temu l hni ahど ■ Senl i nar l l i ni t t h
For um FI P「 J I P


Se― I ndonesi a, 25‐

26《) kt ober 2011

GRAND DESI GN
Program Pendidikan
Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Edi t or :

Pr o■ D■

H Must of a Kami l , M Pd

Dr . . Mi f Bai haqi , M. Si .

X





Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia

Proceeding Temu Ilmiah & Seminar IImiah
Forum FIP-|IP Se-Indonesia, 825 Oktober 2011
Grand Design Program Pendidikan profesi pendidik dan Tenaga Kependidikan

ISBN : 97&602-1 8,,48-0-2

Editor
Copy Editor
Desain Sampul
Tata Letak

Prof. Dr. H. Mustofa Kamil, M.Pd.
Dr.. Mif Baihaqi, M.Si.
Annisa Suliastini
Ajat Sudrajat
Yusman


Cetakan I

Apfl2072

Penerbit:

Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154
Telp. (022) 2073163; E-mail: fip@upi.edu

Undang-Unilang Repfulik Indonesia N onror 79 Talrut 2002
terrtarrg Hak Cipta
Pasal TL
7

. B-arangsiapa dengan sengaja atau tattpa hak melakulan perbuatan sebagaimana dimaksutl dalam Pasal
2.ayat (7) dan ayat (2) dipiilana dengan pidana pnjara masing-masiig paling singkat 1 (satu) bulan


datdatau denda paling sedikit Rp. 1.000.000 (satu juta rupiihs, ataipiaani peijara paling lama 7
(tu1uh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.0N.000.000 (lima milyar rupiah).
^ Barangsiapa tlengan sengaja menyiarkan,
2.
memamerkan, mengedarkan, aiau minjuat kepada umum
suatu.cipta.an atau b_arang hasil pelanggaran Hak Cipta atau HakTerkait sebagaim-ana dimaksud pada
ayat (1), tlipidnna dengan pitlana penjara paling lama 5 (lima) tahun ttaty'ariu denila paling banyak
Rp. 500.000.000,00 Qima ratus juta rupiah).

KATA PENGANTAR
A s so I o m u a I o i k u

m.

Lltr. LI/ h.

Puji syukur kiia panjatkan kehadirat Allah Swt. karena perkenan-Nya kita dapat
melaksanakan Pertemuan lhniah Forum Fakultas llmu Pendidikan & Jurusan Ilmu
Pendidikan (FIP-JIP) Se-lndonesia, yang dilaksanakan di kampus UPI Bandung, pada
tanggal25-24 Oktober 201 l.

Pertemuan Ilmiah dan Seminar llmiah ini amat penting mengingat perkembangan
dan kemajuan ilnru pengetahuan dan teknologi serta tuntutan akan kualitas pendidikan
kreasi dan inovatif dalarn pembelajaran. Momentum ini sangat berarti bagi dunia
pendidikan, khususnya bagi LPTK sebagai wadah Produksi calon pendidik dan calon
tenaga kependidikan.

Besar harapan dalam Pertemuan llmiah dan Seminar Ilmiah "Grand Design
Program Pendidikan Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan" ini dapat mencapai
tujuannya dan dapat memberikan informasi terkini tentang upaya dalam meningkatkan
kualitas pendidikan dan hasrat merealisasikan pendidikan unggul bertaraf nasional.
Semoga lahir ide-ide, komitmen tinggi untuk mengubah wajah dunia pendidikan kita ke
arah yang lebih baik dan bermakna.
Akhir kata semoga proceeding hasil Temu Ilmiah dan Seminar Ilmiah ini mencapai
tujuannya, memberikan ruang serta jalan penyelelesaian bagi masalah pendididkan
serta memberikan sumbangan keilmuan yang bermakkna dalam meningkatkan
pembelajaran.
Wassalam,

Panitia


DAFTAR ISI
Kata Pengantar

-

iii

Bagian I: Makalah-makalah Kunci I
0. I Makalah Rektor U Pl - 3
Bagian II: Makalah-makalah Kunci II (Dekan/Kajur)
(I) KEBIJAKAN SERTIFIKASI GURU DALAN1 RAI.'.GKA PENGEMBANGAN
PROFESIONALISME GURU DAN PENINGKATAN MUTU PENDID1KAN
Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd., Dekon FIP Universitos Pendidikan Ganesha
(Undiksha) Singaraia-Bali - 19
(2) MENUJU PEMANTAPAN PROFESIONALISME GURU DAN DOSEN
Dr Siskandar, M.A., Fakuhas Ilmu Pendidikan Universilas Negeri Semarang-3\
(3) PENDIDIKAN GURU YANG MEMBERDAYAKAN: PELAJARAN DARI
PROGRAM-PROGRAM TELADAN
Hardjono, Dekan Fakultas llmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang- 4l
Bagian


III

: Makalah Utama Jurusan

3.1 Makatah Jurusan Administrasi Pendidikan (AP)

(4)

PROFESIONALTENAGA KEPENDIDIKAN DAN RESTORASI JURUSAN
ADM IN I STRASI/MANAJEMEN PENDIDIKAN
Asep Sunanda4 dosen Jurusan AP FIP UM. - 53
(5) PENDIDIKAN BAGI PROFESI KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS
SEKOLAH
Dr. Endang Herawan, M.Pd., dosm Jurusan Adminsitrasi Pendidikan FIP UPI' - 63
(6) GRAND DESAIN TENAGAMANAJEMEN PENDIDIKAN DI UNESA
Dr Emy Roesminingsih, M.Si, dosen Prcdi Manajemen Pendidikon FIP Unesa' -72
( 7 ) MODEL KETERAMPILAN MANAJERIAL PENING KATAN
PENGELOLAAN SEKOLAH I.]NGGUL
Karwonto, dosen Fakulras llmu Pendidikan, Ilniversitas Negeri Surabaya' - 83

(8) PERIMBANGAN IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.I4 TAHUN 2OO5'
PERMENDIKNAS NO.I2 TAHUN 2007, DAN PERMENDIKNAS NO.I3
TAHUN 2007, DENGAN PERMENDIKNAS NO.24 TAHUN 2OO8 DALAM
UPAYA PELAYANAN PRIMADI SEKOLAH
Sulasminten, Prodi MP FIP UNESA - 94
(9) PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI PENGAWAS SEKOLAH
Prof. Dr. H. Sufyarma Marsidin, M.Pd., Administrasi Pendidikan FIP UNP'
Padong.

-

104

(IO) MEROMBAK PARADIGMA PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS
*HIKMAH, MAUIZHAH HASANAH
PANCAS I LA DENGAN PENDEKATAN
DAN MUJADALAH HASANAH"
Tatang M. Amirin, Fakultas llmu Pendidikon (Jniversitas Negeri Yogtakarta. - 114

( 11) AUDI T OPERAS10NAL UNTUK MENGUKUR KI NERJ A MANAJ ERI AL

KEPALA SEKOLAH
2g″ カル′ 1471r , 7′
ルを/ al ` ― 121



′ ′″ お′ ″α、
プ′ ピ′, di di k″ ″ f / P07′

マ′下′′

′ノ
N″ gビ・



( 12) ∬ RUKTURI SASI I LMU PENDI Di KAN DALAM KONTEKS PENDI DI KAN
0。 . 777・

r 77′


DI SI PLI N I LMU DAN Pr of esi Kependi di kan
D′ ″ byon Bα ″ ′ r ar ル″ ″ ′ ο, M
P′ ノン 26α ″ И 4ワ ′ ″ ″ FI P υ P′ β α′ , 23777g- 136
7・

3. 2 ⅣI akal

ah J ur usan Kur i kul um dan Teknol ogi Pendi di kan( KTP)

( 13) GRAND DESI GN J URUSAN KTP: KURI KUし UM&PENGELOLAAN
BELAJ AR BERBASI SJ ARI NGAN( ⅣB- 34SED■ E/ 厖ヽ Q、
Dι ″

FS Pr u″ αグ″ αgα

, Rο bレ sο ″

SI r ″


″ ο″α″ g. Far i da九 々二J l 1/ お α″

Kr P FI P

- 151
( 14) TEKNOLOGI PENDI Dl KAN( ANTARAI DEALI SME DAN TARI KAN
PASAR)
B物 り ο″ ο, 5螂 / PЮ α凛 , ングf Z♭ οあgI ル ″ di d施″ , F″ しレf で お力

Sa″ 呻 g、 - 165“

( 15) REPOSI SI TREN I CT DALAM BI DANG KAJ I AN TEKNOLOGI
PENDI DI KAN

しワ
リノat α ″ r α

` ″

Eグ ゴS″ みたわaF, P″ ο


レ″

` り

3. 3 ⅣI akal

α″

_- 172

S′

レdi 要獄

"ο




J ogI P′ ″ di di kα ″ , Uni ッ ι r sf Fas Neg` ″ ′ 腱 ″ α ″





ah J ur usan Pendi di kan Luar Bi asa( PLB)

( 16) I MPLEMENTASI PENDI DI KAN I NKLUSI FBAGI ANAK GANGGUAN
PENDENGARAN DI KOTA PADANG
И st t И力″ ″ S9′ α″ 晟 J ″ ″ 霞α″ ん BFI P N_― 195
( 17) PENGEMBANGAN PROFESI ONAL GURU DI SEKOLAH
レ ga r s″ αr i ― - 209

( 18) PEMBELAJ ARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DALAM SETTI NG
I NKLUSI


V″ ′ み
αs′ ″ ′ l J ″ おα″

J Pι

θ FI P ι ●輌P‐

- 220

( 19) REVI TALI SASI KURI KULUM J URUSAN PENDI DI KAN LUAR

BI ASADALAM MENI NGKATKAN KUALI TAS LULUSAN
r ar 723“
, D"′ ″ PZB FI P N_- 235
( 20) PERAN"ふ
PERGURUAN TI NGGI DALAM I MPLEMENTASI PENDI DI KAN
I NKLUSI F DI DAERAH
ル シ 2″ わ Pr l s′

"″

η ο,

y―



″ PzB FI P r / 71′

ν ′ ぉ f r as N● geガ ル々 たα SSα ″

3. 4 311akal ah J ur usan Pendi di kan Luar Sekol ah( PLS)

( 21) KUALI FI KASI DAN KOMPETENSi KEPALA SEKOLAH
2И ″ レ ン猛 げ M&, PI S FI P 3雨ヽ - 251
( 22) PENGUATAN PENDI DI K PADA PENDI DI KAN NONFORMAL
′ ″ ♂, - 259
Dr Л αたみ″ ″ ″ ′ ′″ , MPa_, Kar γ α J ″ ″ ″sα ″ ′ ι S F/ Pυ レ
Vl

- 242

rr

g

(23) PENINGKATAN KOM PETENSI MANAJERI AL TENAGA KEPEN DI DIKAN
DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT MELALUI MANAJEMEN
KINERJA
268
Henny Heratotv BR. Dalintunthe
(24) KOMPETENSI PROFESIONALISME CURU
Dr. Daman. M.Pd -278
(2s) KUALIFIKAST DAN KOMPETENSI PENILIK
Nana Sudjana, Jurusan PLS FIP UNJ 287
(26) CAKRAWALA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Dr H. Oong Komar M.Pd., Guru Besar Bidang llmu/Mata Kuliah PLS
299
Universitas Pendidikan Indonesia

-

-

-

3.5 Makalah Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB)
(27) PEMBELAJARAN MATAKULIAH KONSELING BERBANTUAN INTERNET
Lurfi Fauzan 307
(28) PERSIAPAN AKADEMIK MAHASISWA UNTUK LAYANAN BIMBINGAN

-

DAN KONSELING FORMAT KLASIKAI,
I,,leviyarni 5., Jurusan BK FIP UNP. - 317
(29) RENCANA PERUBAHAN PERKULIAHAN BIMBINGAN KARIR DI
ruRUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIPUNP
Yulidar lbrahim, Jurusan BK FIP UNP. -332
3.6 Makalah Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
(30) PROFESIONALISASI TENAGA PENDIDIK PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI (STUDI PEMETAAN KARIR TENAGA PENDIDIK DI PROVINSI DKI

JAKARTA)

(3I)

UNJ-341

ri

Rugaiyah, Jurusan PGSD FIP
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU: SEBUAH PENGALAMAN
PE}.IYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU SD
PRAJP.BATAN DI PGSD FIP UNESA
Suryanti, Ketua Jurusan PGSD FIP Unesa 348

-

(32) ANALISIS PENGARUH PEMBERDAYAAN GURU TERHADAP
KINERIANYA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI
SEKOLAH DASAR KOTA SURABAYA
Dr Waspodo Iiipto Subroto, M.Pd., Universitas Negeri Surabaya. 357

-

3.7 Makalah Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAIID)
(33) PROGRAM PROFESI GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERBASIS

NILAI-NILAI8TH HABITS
Dadan Suryana, PG-PAUD FIP Universitas Negeri Padang. -373
(34) PENGEMBANGAN IDENTITAS GURU PROFESIONAL PENDIDIKAN
ANAK USIADINI MELALUI PROGRAM PPG
Parwoto, dosen PGPAUD FIP UNM Makassar -386
(35) PENDIDIKAN PROFESI GURU PADA PEND]DIKAN ANAK USIA DINI
Dra. Farida Mayar M.Pd. -396
Vl ]

( 36) PERAN PENDI DI K DALAM PEMBENTUKAN PERI LAKU ANAK USI A DI NI
D′

: R“ 々ル′′″ / 71: , ` ′ ″

Pd- 400

1′

( 37) PENDI DI KAN BERKARAKTER SEBAGAI PONDASI A■

7AL

MENGEMBANGKAN TENAGA PENDI DI K BERKUALI TAS MELALUi
I MPLEMENTASI HI GH― TECH AND HI GH― TOUCH PADA KURI KULUM
PAUD
″ , MP′ _. あ s′ ″ υ ンルでな7r "Ⅳ ′ 〔
r r I Pt t α ng- 413

i de,
, 1, ′ ALI SME GURU PENDI Dl KAN ANAK USI A DI NI ( PAUD)
( 38)"rPRO
FES10N
D7・6S27″

お′7ο ∫ ′ こ ノ
И ′ グー 422

Bagi an I V: ル l akal ah Pengayaan

( 39) STRATEGI PENCAR: AN I NFORMASI DI KALANGAN MAHASI SWA
DALAM MENGGUNAKAN J URNAL ELEKTRONI K( STUDI KASUS PADA
MAHASi SWA PASCASARJ ANA UPl )
D′

ηノS″ 力αだ : ′ 4ノ″ ″ ″ sα ″ ルλ″ ο′ ρgf Penグ ′グ, l η

- 441

( 40) PENGEMBANGAN MODEL PERMAI NAN MATEMATI SUNTUK
MENI NGKATKAN KEMAMPUAN BERPI Kl R KRI TI S SI SWA SEKOLAH
DASAR

吻 グビ

"‐

α - 451

BERKOMUNI KASI SEBAGAI SALAH

ar 7, y7/ ″ 275α

″ ′ ZB FI P υ ″

( 41) KEMAMPUAN
SATU PI LAR
PROFES10NALI SME GURU DALAM MEMBI MBI NG ANAK USI A DI NI
Ⅳ′ 蒻φ Zα れ ル″ ″ - 457
( 42) MODEL PEMBELAJ ARAN ANAK PENン ANDANG AUTI SMEDAN
I MPLI KASI NYA DALAM MENY: APKAN TENAGA PENDI DI K DI
SEKOLAH LUAR BI ASA
Bα ″ bα ″ gB″ ′ ′ ″ っ ο″ ο - 469
( 43) REORI ENTASI PARADl GMA ORANG TUA TERHADAP PENDI DI KAN
ANAK AUTI S
` 力

κ αsvα ″ ‐- 480

( 44) PENGAJ ARAN KETERAMPI LAN SOSI AL BAGI ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS DI SEKOLAH I NKLUSI F
Й ガルα , PI B FI P C/ 7VP Pα αα″ g- 489
( 45) PEMBERDAYAAN PETANI GULA AREN MELALUI POLA PENYULUHAN
I NDUSTRI KECI L
R ι ar 27, ″ ο″

i b″ ο′

P′

″ di di た。η Z″ α″ seたο l α hFI P υ フ
V動物

- 501

( 46) TREND PERFORMANCE PENI LI K PROGRAM PLS DALAM RANGKA
ANALI SA STANDAR」 UMLAH RAS10 PENI LI K DAN PETA KEBUTUHAN
PENDI DI KAN MASYARAKAT
P″ ノン
a″ ′ ブ
Л α″ ″ カー515

( 47) PETA DASAR POTENSI GURU BK/ KONSELOR SLTA DI J AWA TENGAH
I P77α ″ Zけ ガニ 522

Vl ! 1

( 48) PENERAPAN PENDEKATAN C00PEυ 「 ′ / E LEИ Rソ Vi VG TI PE. I ヽS4″
PADA MATA KULI AH MODEL― MODEL KONSELI NG
V′ - 529
FI Pし ろ
ル4′ ″ . 力 ″ ぉ a17′ Pも
Dr Sソ α力
=`
( 49) PENGEMBANGAN ALAT UKUR KECERDASANJ AMAK UNTUK ANAK
USI A TAMANKANAK― KANAK
Dl M17わ ″ r И g洲 ′ レ, MPa, PC_′ ソ」DFI P υ P′ Bα ′ , P177, g- 535
( 50) KAJ I AN TENTANG HUBUNGAN DUKUNGAN SOSI AL. PENYESUAI AN
SOS: AL Dl LI NGKUNGAN SEKOLAH, DAN PRESTASI AKADEMI K
SI SWA KELAS VHI SMPI T ASSYFA BOARDI NG SCH00L SUBANG
7, 7r 7″

ッ′ r sl r α
′ノ
レbs′ ルα力, ル′ Psf , ブレ, 、α″ PSt t Or ag7し シブ
′ ο″ ′ ∫′αBα ″ グ″ ′ g- 540

S7・

1″

s P′

″ di di b, 7

Bagi anヽ そPI akal ah Pengayaan Pendi di kal l Kar akt er

( 51) PENDI DI KAN KARAKTER MELALUI I MPLEMENTASI PEMBELAJ ARAN
BAHASAI NDONESI A DI SD
PCSD FP- 555
И げ M″ ′ ′ο″ ο , 力 ″お

( 52) PEMBI NAAN KARAKTER MELALUI PERPUSTAKAAN KELAS,
PAJ ANGAN, DAN PARTI SI PASI MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR
ル♭′α″ g r J 恥 - 561
漁 ha″ α G, 勢は c Pr a″ PCSD FI Pじ ″
"osf r as Nag` ガ

( 53) PENDI DI KAN KARAKTER BERORI ENTASI NI LAI PANCASI LA: ANTARA
HARAPAN DAN KENYATAAN( SEBUAH ANALi SI S KRI TI S FI LOSOFI S)
Dr s И力″ , α グSα ″ , の ″ f , Mt t m, Pr oふ PCSD FI P- 572

( 54) PENGEMBANGAN PEMBELAJ ARANI YANG MENDI DI K BERBASi S
NI LAI DAN PENDI DI KAN KARAKTER BANGSA
κ α″ ″ た PЮグ′ PCSD FI P- 581
D′ f r J F Иグο′
` ″
( 55) PENDI Dl KAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJ ARAN MATEMATI KA
DI SD DENGAN I MPLEMENTASI KTSPSECARA SUNGGUH― SUNGGUH
Mt t i α ″ 力し″ ′ , P■ oグ ′ PCSD- 595
( 56) PENGEMBANGAN PENDI DI KAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
DALAM PROSES PEMBELAJ ARAN I LNI I U PENGETAHUAN ALAM( I PA)
DI SEKOLAH DASAR
J ″ ″ぉα″ PCSD FI P C/ NP- 606
"i
,
dos`

( 57) ANALI SI S PENDI DI KAN KARAKπ R DALAM MODEL

ルタカα″ ″

PENI LAI AN
HASI L BELAJ AR PENDI DI KAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH
DASAR( SD)
f r as Nag` 7・ i ルを′ α″ g- 615
R″ ″ ル r j , aos` ″ PCSD FI P υ ″ ル
` ぉ
( 58) MEMBANGUN KARAKTER SI SWA DALAM PEMBELAJ ARAN
MATEMATI KA ⅣELALUI PENDEKATAN PENDI DI KAN MATEMATI KA


REALI STI K I NDONESI A( PMRl )
Dr S ξ %′ ′ И力″ α4ノ И Pa, aο

s′

″ た′ ι ψ

J′

″ おα″

PCSD, FI P 1/ A7P- 623

lヽ

( 59) PERAN PENDI DI KAN I LMU PENGETAHUAN SOSI AL DALAM
MEMBANGUN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA DI TENGAH ARUS
GLOBALI SASI
つた″ 乞ψ οJ ο r y″ ′ ο sI VbЮ ′ ο, MPr 7, 1/ 7″ κ ぉノ
′ ハ々″ ″′ S″ ′うα ″ - 632

( 60) PENGI NTEGRASI AN PENDI DI KAN KARAKTER
DALAM
、 PEM
BELAJ ARAN SAI NS; SUATU UPAYA PENI NGKATAN MUTU
PENDI DI KAN DASAR
′ ′ Padα ηg- 643
i m′ ′ FJ ″ れ J ‐ ″ sα ″ PCSD FI P佛 ル′ r sr r α s Ne『・

( 61) KEARI FANし OKAL( Nl LAI ― NI LAl ADAT MI NANGKABAU) SEBAGAI

MODAL DASAR PENDI DI KANKARAKTER BANGSAI NDONESI A
Dr Nげ αカルル ζ ソ
´ ″ , し シ′″ / sf r α s/ Vager ′ Pa″ ″ g- 653
fら

(60)

PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KARAKTER
DALAM PEMBELAJARAN SAINS;
SUATU UPAYAPENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DASAR
Oleh:
Yanti Fitria
Jurusan PGSD FIP
Universitas Negeri Padang

Abstrak: Fokus kajian tentang pentingnya mengintegrasikan pendidikan karakter
dalam mata pelajaran, khususnya sains di tingkat pendidikan dasar. Karena disinilah
sebagai dasar yang kuat bagi siswa melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi dalam
membekali sikap, terutama membentuk karakter yang dapat membangun bangsa dan
berdaya saing tinggi sehingga ia mampu menghadapi pemecahan niasalah terhadap isuisu skala globai dan intemasioanl. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik
mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuanny4 mengkaji dan
mengintemalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga
ter.wujud dalam perilaku sehari-hari. Aktivitas pembelajaran di sekolah oleh setiap guru
mata pelajaran seharusnya memadukan nilai-nilai (potensi) yang membentuk karakter
siswa dalam konten mata pelajaran. Dengan demikian penting disini dalam upaya
penyiapan calon guru sekolah dasar yang berkualitas dibekali tentang pemahaman
penclidikan karakter serta mengintegrasikannya dalam pembelajaran sains'
Kata kunci: Pendidikan Karakter, pembelajaran sains, manajemen mutu (TQM)'

A. Pendahuluan
Masalah mutu pendidikan memang sejak lama telah menjadi bahan pembicaraan
dan seiring dengan reformasi di segala sisi, tuntutan akan mutu pendidikan makin
menguat. Berbagai studi akademis baik yang bersifat regional maupun intemasional

telah menunjukkan betapa rendahnya mutu pendidikan

di Indonesia.

Demikian
pula dalam persaingan pada pasar kerja. Di dalam negeri dilanda pengangguran yang
luar biasa jumlahnya, sementara itu di pasar kerja luar negeri sumber daya manusia
lndonesia hanya mampu mengisi sektor buruh dan pembantu rumah tangga. Itu semua
menunjukkan bahwa sistem pendidikan nasional yang selama ini dirancang dan
dilaksanakan di lndonesia tidak mampu menjawab keinginan masyarakatI su-isuterbesarsaat ini pasti berakardari kegagalan kita untuk melihat segala sesuatu
secara keseluruhan. Kegagalan tersebut terjadi ketika kita masih terbiasa berpikir secara
terkotak-kotak dan tidak diajarkan bagaimana untuk berpikir secara keseluruhan dalam
melihat keterkaitan antar kotak-kotak tersebut, atau untuk mempertanyakan bagaimana
suatu kotak (perspektif) dapat terkait dengan kotak-kotak lainnya. Sebagaimana fungsi
terpenting pendidikan adalah menghasilkan manusia yang terintegrasi, yang mampu
うつ

‘υ

menyatu dengan kehidupan sebagai satu kesatuan. Karakteristik ntanusia 1'atrg denrikian
adalah rnanusia yang potensinya secara utuh telah berkernbang secara oplitrtal dari segi
aspek fisik. ernosi. sosial. kreativitas. spiritual. dan intelektual (kognitil).
Dalarn rangka mengatasi herbagai rnasalah di atas. hanrpir sepulult talrun
terakhir pemerintah terus mendorong dan menggulirkan pembaharuan pendidikan.
Bergulimya pembaharuan pendikan di Indonesia se.ialan derrgan terjadinya refbmrasi
politik yang melanda di negeri ini. Berbagai kebijakan diluncurkan oleh pemerintah
mulai dari otonomi pendidikan, manajemen berbasis sekolah (MBS)- terbitnya UU No
20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, IJU l4 tahun 2005 tentarrg Guru dan Dosen. PP l9
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan hingga ke kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) yang saat ini sedang disosialisasikan pada jeniang pendidikan dasar
dan menengah. Semua kebijakan yang diluncurkan tersebut telah rnulai dan sedang
diimplementasikan di tingkat satuan terkecil yaitu sekolah. Berbagai cara sosialisasi
telah dilaksanakan dari tingkat pusat hingga tingkat sekolah, sehingga di tingkat sekolah
saat ini sedang dilanda dinamika pembaharuan di segala sisi. Semua itu berujung pada
peningkatan pelayanan pemerintah dan sekolah kepada peserta didik (sisrva). Sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional yangtertuang dalam UU RI No.20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional bahwa "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bennartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang berirnan dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap. kreatif, mandiri. dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sejalan dengan penjabaran tujuan
pendidan nasional, maka tujuan pendidikan dasar adalah memLrangun dasar untuk
berkembangnya manusia utuh atau terpadu. Pendidikan untuk usia dini (TK dan SD)
adalah masa-masa yang paling kritis sebagai dasar untuk melanjutkan ke pendidikan
yang lebih tinggi. Apabila para siswa mendapatkan pendidikan yang salah, maka
sikapnya terhadap belajar akan negatif dan akan terus terbawa sampai usia dewasa,
sehingga sulit untuk menjadi seorang pecinta belajar.
Berbagaipembaharuan dibidangpendidikan diatas akhirnya harusterimplementasi
ke dalam unit terkecil dari pendidikan, yaitu kelas. Pada sistem pendidikan tingkat
sekolah yaitu kelas, ada tiga komponen besar yang menyusun yaitu input-prosesoutput (Hamalik, 2003). Agar proses pendidikan yang terjadi dalam kelas rnenghasilkan
produk yang sesuai dengan spesifikasi maka ada dua langkah yang perlu dilakukan
yaitu penjaminan mutu (quality assurance/QA) dan control ntutu (qualitlt control/QC).
Kedua langkah tersebut merupakan "ruh" dari total quality nanogement (TQM) yang
saat ini telah melanda pendidikan di lndonesia. Esensi TQM adalahperubahan budaya
(change of culture) yang pada gilirannya pelanggan dan kepentingannya merupakan
prioritas utama (Sallis, 2006). Terkait dengan pencapaian mutu pembelajaran di
sekolah, ada suatu dimensi yang sangat menentukan dalam kebermaknaan terwujudnya
manusia Indonesia seutuhnya yakni bagaimana menghasilkan pebelajar sejati(lifelon g
learners) yangmampu menghadapi persoalan-persoalan dalam konteks kehidupan nyata
sehingga ia mampu melestarikan lingkungan kehidupannya secara baik berimplikasi
terhadap pembangunan kemajuan bangsa dan negara. Peran pendidikan karakter dalam

644

pembelajaran merupakan aspek penting yang tidak boleh terlupakan yang selama ini
kurang tersentuh implementasinl'a dalam mata pelajaran. terutama dalam pembelajaran
sains.

Hasil-hasil studi mutakhir tentang perkembangan anak usia dini (earlv childhood
development) telah memberikan kontribusi terhadap perubahan paradigma pendidikan
anak usia dini (usia Tk dan SD), dari yang terlalu berorientasi akademik dan terpisahterpisah (fragnented). menjadi lebih mementingkan aspek-aspek lain dari potensi
manusia sehingga lebih berorientasi menyeluruh atau terpadu. Bredekamp (Megawangi,
2005) mengemukakan hasil studi mutakhir semakin menunjukkan bahwa seluruh
dimensi perkembangan anak (fisik, sosial. emosi, kognitif) terjadi secara simultan
dan terintegrasi, artinya tidak terpisah-pisah (masing-masing tidak berdiri sendiri).
Perkembangan salah satu aspek dipengaruhi oleh aspek yang lainnya. Sebagai contoh,
seorang anak yang dimensi sosialnya tidak berkembang secara baik, akan tidak disukai
oleh kawan-kawannya, sehinggaakan mempengaruhi ken, ampuannya bekerja dan belajar
dalam kelompok. Selain itu, ia akan merasa tidak nyaman berada di lingkungannya. Ini
akan mempengaruhi proses belajamya yang berimplikasi negatifpada prestasinya.
Secara jelas dari paparan di atas disimpulkan bahwa aktivitas pembelajaran di
sekolah oleh setiap guru mata pelajaran seharusnya memadukan nilai-nilai (potensi)
yang membentuk karakter siswa dalam konten mata pelajaran. Dengan demikian penting
disini dalam upaya penyiapan calon guru sekolah dasar yang berkualitas dibekali tentang
pemahaman pendidikan karakter serta mengintegrasikannya dalam pernbelajaran sains.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang
Kebermaknaan Pengintegrasian Konsep Karakter dalam Pendidikan Sains, Paradigma
Budaya dalam Pembelajaran Sains, Manajemen Mutu Pendidikan IPA di Tingkat
Dasar.Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas tentang pentingnya
mengintegrasikan pendidikan karakter dalam mata pelajaran sains sebagai upaya
meningkatkan mutu pendidikan dasar.
B. Pembahasan
Kebermaknaan Pengintegrasian Konsep Karakter dalam Pendidikan Sains
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama rnanusia, lingkungan, dan kebangsaan yang
terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan normanorrna agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Dalam mengembangkan
pendidikan karakter bangsa kesadaran akan siapa dirinya dan bangsanya adalah bagian
yang teramat penting (Depdiknas, 20,l0). Kesadaran tersebut hanya dapat terbangun
dengan baik melalui sejarah yang memberikan pencerahan dan penjelasan mengenai
siapa diri bangsanya di masa lalu yang menghasilkan dirinya dan bangsanya di masa
kini. Selain itu dalam pendidikan harus terbangun pula kesadaran, pengetahuan,
wawasan, dan nilai berkenaan dengan Iingkungan dimana dirinya dan bangsanya hidup
(geografi), nilai yang hidup di masyarakat (antropologi), sistem sosial yang berlaku
dan sedang berkembang (sosiologi), sistem ketatanegaraan, pemerintahan, dan politik
(ketatanegaraan/politik/kewarganegaraan), bahasa Indonesia dengan cara berpikimya,
kehidupan perekonomian, ilmu, teknologi, dan seni. Artinya, perlu ada upaya terobosan
Cコ
”↓
∠υ

kurikulurn berupa pengenrbangan nilai-nilai r ang rnenjadi dasar bagi pendidikan budaya
dan karakter bangsa. Denga n ternbosan ku riku lum yang dem ikian rnaka n ilai dan karakter
yang dikenrbangkan pada diri peserra didik akan sangat kokoh dan rnemiliki dampak
nyata dalam kehidupan dirinra. masl.arakat. bangsa. dan bahkan ummat manusia.
Pendidikan adalah suatu upava sadar untuk rnengernbangkan potensi peserta didik
secara optimal. Usaha sadar tersehut tidak boleh dilepaskan dari lingkungan dimana
peserta didik berada terutarna dari lingkungan budayanya karena peserta didik hidup
tak terpishkan dalam lingkungan tersebut dan bertindak sesuai dengan kaedah-kaedah
budayanya. Pendidikan yang tidak dilandasi oleh prinsip tersebut akan menyebabkan
peserta didik tercerabut dari akar budayanya. Ketika hal ini terjadi maka mereka tidak
akan mengenal budayanya dengan baik sehingga ia menjadi orang "asing" dalam
lingkungan budayanya. Selain rnenjadi orang asing. yang lebih mengkhawatirkan
adalah dia menjadi orang yang tidak menyukainya budayanya. Proses pengembangan
nilai-nilai yang menjadi landasan dari karakter tersebut menghendaki suatu proses yang
berkelanjutan, dilakukan melalui berbagai mata pelajaran yang ada dalam kurikulum
(kewarganegaraan, sejarah. geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, bahasa Indonesi4
IPS, IPA, matematika, agama, pendidikan jasmanidan olahraga seni, serta ketrampilan).
Dalam mengembangkan pendidikan karakter bangsa kesadaran akan siapa dirinya dan
bangsanya adalah bagian yang teramat penting.
Pendidikan di sekolah dasar sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya;
kurikulum, guru, media pembelajaran. sarana dan prasarana. Kurikulum sebagai salah
satu faktor penentu keberhasilan tercapainya pembelajaran yang berkualitas terutama
bagi calon guru sekolah dasar ketika mengirnplementasikan pemahaman konsep-konsep

IPA di sekolah dasar juga ditentukan oleh bagaimana kurikulum perkuliahan IPA di
perguruan tinggi, wadah penentu yang melahirkan calon guru SD yang berkualitas
tentunya dalam merancang dan mengernbangkan kurikulum didasarkan pada prinsip
bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan seluruh potensinya
agar menjadi manusia yang terintegrasi utuh terpadu.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan potensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik serta tuntutan Iingkungan. Jadi kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik mahasiswa calon guru dengan latar belakang IPA dan non-lPA.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu. serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan
yang bermakna dan tepat antar substansi. Terkait dengan keterpaduan atau istilah
pengintegrasian, hal ini belum terlalu jelas implikasi pelaksanaannya di jenjang
pendidikan dasar.
Flake (1993) mengatakan bahrva dalarn menghadapi tantangan abad ke-21 ini,
sekolah harus mengubah paradigrnanya, dari yang fragmented (terkota-k-otak melihat
yang melihat anak dalam konteks kecerdasan inteletual saja, atau mendidik mereka
dengan mata pelajaran yang masing-masing tidak saling berhubungan dan relevan dengan
konteks kehidupan nyata) menjadi pendekatan ekologis (ecological approach), yaitu
paradigma yang memperlakukan anak sebagai individu yang utuh serta menempatkannya
dalam sebuah konteks lingkungan yang saling terkait. Paradigma ini akan memberikan

646

kesadaran dan keterarnpilan hidup kepada para siswa bahwa mereka adalah bagian darr
sebuah sistem lainnya. sehingga segala tindakannya akan rnenlpengaruhi sislem-sisienl
lainnya baik negatif maupun positif.

Adapun karakteristik manusia yang dapat mengisi kehidtrpan abad ke-21 ini
adalah: ( I ) mempunyai kesadaran spiritual bahwa dirinya adalah bagian dari keseluruIan
dan mengerti bahwa apapun yang dilakukannya akan melnbawa konsekuensi kepada
lingkungannya, (2) mampu berpikir secara utuh yaitu menyadari bahwa dunia
semakin kompleks yang masing-masing elemennya saling terkait secara global
(global interdependence), sehingga dapat mengambil keputusan dan nremecahkatr
masalah dengan melihat dari berbagai dimensi atau perspektif yang berbeda, (3)
bersikap terbuka terhadap segala perbedaan yang ada (open ntinded) sehingga dapat
menghormati pendapat. nilai, dan tradisi yang berbeda, (4) peduli kepada orang lain
dan lingkungan sekitar (caring), yaitu sensitif terhadap kebutuhan dan perasaan orang
lain serta lingkungannya (sosial. ekonomi, dan alam). Mempunyai komitmen terhadap
kegiatan sosial dan memberikan nilai tambah kepada lingkungannya. (5) mempunyai
integritas rnoral (berkarakter baik), yaitu memegang teguh prinsip moral, kejujtrra.n,
bersikap objektif dan adil.
pendidikan sains saat ini menjadi agenda yang penting dibicarakan pada tingkat
nasional dan intemasional. Jaringan kerja intemasional para ahli sains membicarakan
masalah mendasar tentang fenomena alam (dunia) dan dampak perkembangan teknologi
terhadap perbaikan standar kesehatan dan hidup masyarakat dunia. Michaels (2008),
salah seorang komisi nasional diAmerika yang berperan dalam pendidikan (para pembuat
kebijakan terurama pendidik dalam memperbaiki dan memajukan pendidikan sains)
melakukan perubahan dengan mengembangkan kurikulum baru, merubah sikap pejabat
pemerintah dan guru di dalam kelas, standar baru dengan memfokuskan perhatian pada
apa yang dibutuhkan siswa dalam belajar sains .
Untuk itu guru harus memberikan kepada siswa tentang pemahaman akan hakekat
sains. Pada hakekatnya sains terdiri atas kumpulan produk ilmiah dan serangkaian
proses ilmiah. Produk sains meliputi fakta, konsep, prinsip serta teori. Sedangkan proses
yang dilakukan para ilmuwan untuk mempelajari alam ini adalah prosedur empirik dan
dan analitik (lskandar dan Hidayat, 1997). Pendidikan formal yang berada di lembaga
pendidikan, mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi sebagai salah satu jalur
bagi manusia untuk mengembangkan keterampilannya yang berguna dalam kehidupan
sehari-hari. Sekolah dasar merupakan tempat pertama peserta didik mendapatkan
pendidikan setelah keluarga. Peserta didik pertama kali mengenal ilmu pengetahuan dan
lingkungan persekolahan (pengalaman) yang berbeda dari sebelumnya harus menjadi
perhatian bagi orangtua, sekolah dan masyarakat.
Khusus di SD konsep IPA yang diajarkan mulai dari kelas I sarnpai Vl berkaitan
dengan (l) makhluk hidup dan proses kehidupan, (2) benda/materi, (3) enetgi dan
perubahannya, (4) bumi dan alam semesta. Materi ini dipilih dengan tuiuan: ( I )
memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan YME, (2) menerapkan pengetalruan
IPA yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin
tahu, sikap positiq dan kesadaran tentang hubungan antara lPA, lingkungan, teknologi
dan masyarakat, (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alarn

647

sekitar dan memecahkan rrrasalah dan tnetnbuat keputusan. (5) nreningkatkan kesadaran
untuk berperan serta dalatn memelihara. rnenjaga dan melestarikan lingkungan alanr.
(6) meningkarkan kesadaran untuk menghargai alarn dan segala keteraturan ciptaan
Tuhan. (7) rnemperoleh bekal pengetahuan, konsep, keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP (Depdiknas, 2006).
Berdasarkan pada tujuan pembelajaran IPA di atas, maka perlu diajarkan konsep
IPA dengan dasar yang kuat dengan cara memadukan (integfaled) konsep karakter
dalam pernbelajaran sehingga mereka memiliki keterampilan pemecahan masalah
melalui pengalaman langsung, dan inkuiri. Untuk itu diperlukan suatu rnetode, media,
teknik, strategi yang dapat membawa siswa mengalami langsung atau melihat langsung
kejadian alam atau sesuai dengan karaketristik siswa. Penggunaan sumber belajar yang
bervariasi rneningkatkan kreativitas siswa berimplikasi terhadap kepedulian sikap siswa
lerhadap IPA sehingga siswa terlatih untuk berpikir dengan memberikan pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan konsep IPA. Seperti dalam memilih makanan seharihari di sekolah, dalam berbelan-ia para siswa mengkonsumsi makanan atau pun minuman
akan memperdulikan hakekat dan standar makanan yang sehat dan higienis, bebas dari
bahan-bahan kimia seperti zat aditif (pengawet, pemanis, pewama, yang umumnya ada
pada makanan dan minuman). Hal ini akan berdampak pada kesehatan mereka baik
secara fisik maupun non fisik.
Konsep pembelajaran yang memperlakukan anak sebagai individu yang utuh (rie
w'hole child) melibatkan empat komponen, yaitu pengetahuanlknovledge, keterampilan

ski[

sifat alamiah/disposilions, dan perasaanlfeelings (Megawangi' 2004)- Artinya

pikiran. ernosi, imajinasi, dan sifat alamiah anak bekerja secara bersamaan dan saling
berhubungan. Apabila sistem pembelajaran di sekolah dapat melibatkan semua aspek
ini secara bersamaan, maka perkembangan intelektual, sosial, dan karakter anak dapat
terbentuk secara keseluruhan dan utuh.
Seiring dengan hal di atas, dalam upaya menghadapi isu abad ke-21 yang diwarnai
oleh kehidupan masyarakat yang heterogen, perlu dipersiapkan manusia yang terbuka,
toleran, dan mempunyai komitmen untuk mewujudkan kedamaian dunia yang lebih
baik. Riane Eisler mengungkapkan dalam bukunya "Tbmorrow b Children" bahwa di
abad ke-21 manusia akan menghadapi permasalahan yang luar biasa yakni; lingkungan
hidup yang semakin tercemar, konflik dan peperangan, sehingga sekolah-sekolah perlu
mengajarkan kepada siswa tentang beberapa keterampilan hidup seperti partnership,
respect, and global mderstanding (keriasama, saling menghormati, dan memahami
permasalahan global), agar nantinya " lomorrow b children will have the potential lo
creote o new era ofevolualion" yang maknanya anak-anak masa depan akan mempunyai
potensi untuk menciptakan era revolusi baru (Eisler, 2000).
Untuk itu para peserta didik hanrs dibekali keterampilan hidup dan pengetahuan
untuk dapat mengisi kehidupan masa depan yang lebih damai dan sejahtera dengan
jalan mengembangkan seluruh potensi yang dimiliknyh diimplementasikan dalam
proses pendidikan. Tujuan pendidikan menurut Forbes (1997) adalah: (l) mendidik
seluruh aspek yang ada pada manusia (all parts of the person); (2) mendidik manusia
sebagai kesattran utuh (the person as whole); dan (3) mendidik manusia sebagai bagian
dari keseluruhan (the person within a whole), yaitu sebagai bagian dari masyarakat,
komunitas manusia, dan alarl semesta.
648

Berkaitan dengan pentbeurukan karakler peserta didik- melalui pendidikan
menjadikan pebelajarmarnpu bersaing. beretika. bermoral. sopan santun dan berinteraksi
dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard Universitv Arnerika Serikat,
t"rnyutu kesuksesan seseoraltg tidak ditentukan senlata-mata oleh pengetahuan dan
kernampuan teknis (hard skitl) saja. tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan
orang lain (sofi skilll. Penelitian ini rnengungkapkan. kesuksesan hatrya ditentukan
sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh sol sftl//. Bahkan orangorang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan
,o7 i*itt daripada hard skitl. Hal ini mengisyaratkan bahwa rnutu pendidikan karakter
peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan.

Paradigma Budaya dalam Pembelajaran Sains

Indonesia telah melaksanakan wa.iib belajar 9 tahun yang berlaku untuk seluruh
yang
rakyat dengan jaringan sekolah dasar dari ibukota propinsi hingga ke desa-desa
terisolasi. Persentase jum Iah anak masuk sekolah di lndonesiatinggi (95%) dibandingkan
dengan negara-negara berkembang lainnya. Namun, masalah dalam bidang pendidikan
tidai terletak pada kuantitas saja, melainkan mutu anak didik. Bila dibandingkan dengan
negara-negara Asia, tingkat pendidikan di lndonesia rendah, berada setingkat dengan
Laos dan Kamboja, dan di bawah Filipina, Thailand atau Malaysia (UNDP-Human
development Report 2005). Hingga saat ini, sistem pendidikan hanya menghasilkan
yang
orang ierdidik yang mengikuti perintah saja, dan belum menghasilkan murid
InunJi.i dan dapat berpikir kritis. Selanjutnya. persyaratan dasar untuk membangun
sistem pendidikan dapat dilihat pada lingkungan budaya. lndonesia rnemiliki beragam
yang
suku dan bahasa daerah, dimana masing-masing suku memiliki ciri dan budaya
berbeda. Budaya lndonesia berorientasi pada kolektivisrne yang mana pendapat
."."o.ung.ungut ditentukan oleh kelompok dimana ia hidup didalamnya. Perilaku yang
yang
diutamakan bukan kemandirian, melainkan saling ketergantungan dan rasa simpati
sangat besar terhadap mereka yang gagal. Hubungan pribadi yang baik lebih penting
di
daripada keberhasilan. Sistem nilai atau kode etik dari tingkah laku di dalam dan
luai lingkungan kelompok dapat berbeda-beda. Hal menonjol adalah sifat toleransiOrang dapat membantah, tetapi bantahan itu tidak harus diselesaikan. Berbagai risiko
dalam kehidupan sehari-hari diterima dan menjadi tanggung-jawabnya. Aturan-aturan
pasti dirasakan sebagai faktor yang mengganggu, namun sebaliknya nilai-nilai dasar
masyarakat sangat itatis. Fakta-fakta budaya tersebut sangat berlawanan dengan
masyarakat baraiyang selalu ingin berprestasi. Oleh karena itu diperlukan satu prosedur
disesuaikan pada fakta-fakta budaya ini.
yang dapat
-Berbagai
upaya telah dilakukan para ahli pendidikan IPA termasuk Indonesia
untuk menigkatkan hasil belajar lPA. Mulai dari upaya membuat kurikulum yang tepat,
model belajar, media pembelajaran interaktif, sampai bentuk evaluasi kesemuanya
bertujuan agar dapat menjadikan peserta didik nrerasa senang belajar sains yang saat
ini masih terkesan menyulitkan dan menakutkarr. Salah satu kendala dalam belajar IPA
adalah perbedaan cara pandang peserta d idik dalarn mempelajari IPA(worldview) dengan
cara pandang para ilmuwan. Perlu adanyajernbatan katalis yang menghubungkan kedua
cara tersebut secara tepat. Hal ini secara persepsional rnenjadikan peserta didik dapat
649

membayangkan sains)'ang sedang mereka pelajariyang rnen iad i moda I dasar penguasaan
IPA pada tahap berikutny,a. Sentuhan pendidikan karakter dalam pembelajaran akan
lebih rnengernbangkan seluruh potensi pesefta didik (Megawangi.2004).

Taylor dan Cobern (1998) dalam DeBoer (1991) rnengemukakan

suatu

perspektif baru bagi reformasi pendidikan sains yang disebut "crrTlc'a I enculturatior? ".
yang mengetnukakan pandangan dinamis tentang proses adaptasi budaya yang harus
mengenali kebutuhan akomodasi rimbal balik tentang keyakinan, nilai, serta praktekpraktek IPA rnodem dan budaya priburni.Agar peserta didik merasa nyaman dan rnudah
mempelajari IPA, tuangkanlah informasi tentang lingkungan sehari-hari peserta didik
untuk menjelaskan fenomena alam secara alamiah. Hal ini akan menjadijembatan untuk
memberikan analogi yang biasanya lebih mudah dipahami peserta didik. Setelah budaya
lingkungan peserta didik dituangkan, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi dan
menggunakan konsepiprinsip/ teori teknologi di dalam komunitas peserta didik. Hal
ini dapat membangun pemahaman peserta didik dalam menggali IPA. Selanjutnya
mengajarkan nilai-nilai yang tertuang dalam budaya masyarakat yang berkaitan dengan
sains dan teknologi.
Dengan demikian keberhasilan belajar IPA bergantung pada bagaimana efektifnya
peserta didik bergerak dari budaya kehidupan sehari-harinya menuju budaya sains.
Maka implikasi lain bagi pembelajaran sains adalah: I ) Melakukan pembelajaran
sedirnikian rupa sehingga siswa, yang terdiri atas: a) beraktivitas menurut kerangka kerja
budayanya sendiri dan menurut kerangka kerja sains tanpa menjadi korban budaya, b)
terlibat ke dalam budaya keseharian siswa dan budaya sains, c) menyadari budaya mana
yang sedang mereka jalani;2) Mengajarkan materi sains dan teknologi dalam beragam
konteks sains, baik menl,angkut peran sosial, politik, militer, dan peran ekonomis sains
(DeBoer,l 99 I ).

Manajemen Mutu dalam Pendidikan IPA
Pendidikan IPA merupakan bagaian dari pendidikan nasional yang secara
kumulatif dengan pendidikan lainnya harus rnampu mendidik manusia lndonesia menjadi
manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis yang bertanggung
jawab (Pasal 3 UU No. 29 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Guna menghasilkan produk
yang standar seperti yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional umumnya dan
tujuan pendidikan IPA pada setiap jenjang dan jenis pendidikan khususnya, maka baik
perencana, pengelola, maupun pelaksana pendidikan IPA harus memiliki strategi yang
tepat. Strategi tersebut adalah penggunaan Total Quolity Management (TQM) dalam
setiap tahapannya.

TQM adalah perubahan budaya. Perubahan budaya yang terjadi tidak hanya
perubahan prilaku staf, tetapi juga perubahan dalam metode mengarahkan institusi,
yaitu pemahaman bahwa orang menghasilkan mutu. Ada 2 hal yang diperlukan staf
untuk menghasilkan mutu, yaitu'. Pertama, staf membutuhkan sebuah lingkungan yang
cocok untuk berkerja, yaitu sistem dan prosedur dalam suatu organisasi memotivasi dan
meningkatkan kerja mereka. Kedua, staf membutuhkan lingkungan yang mendukung
dan menghargai kesuksesan dan prestasi yang diraih mereka.

650

Sebagaimana pendidikarr yang lain. pendidikan IPA rnemiliki konrponenkomponen pererrcanaan. kesa lingtergantungan. dan tu.luan (Harnalik. 2003). Dengan
penggunaan stralegi TQM maka komponen kinerja sistem pendidikan diperluas dengan
melibatkan stakeholders karerra TQM berfokus pada kasterner (Satori, 2004). Produk
yang bennutu mempunyai kemampuan bersaing, sehingga tidak akan kehilangan
kastemer. pembaharuan-pem baharuan pandangan tentang kebermutuan harus selalu
dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman sehingga mutu produk dapat selalu
ditingkatkan. Suatu produk juga dikatakan bermutu selama produk tersebut secara
konsisten sesuai dengan tuntutan pembuatnya. Kebermutuan dalam dunia pentiidikan
tidakjauh berbeda dengan makna kebermutuan dalam dunia industri. Dengan demikian,
dunia pendidikan dituntut untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh kastemer. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan kastemer.
Menurut Sallis (2006) institusi pendidikan harus menerapkan TQM dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut; (l) melakukan perbaikan terus menerus
(contbtous improvemenl) untuk menjamin semua komponen penyelenggara pendidikan
telah mencapai standard mutu yang ditetapkan, (2) menentukan stadar mutu (qual y
assurance/QA) dari semua konponen yang berkerja dalam proses produksi. Di
lndonesia standard mutu telah ditetapkan dengan terbitnya PP No l9 tahun 2005 tentang
Standarisasi Pendidikan, (3 ) melakukan perubah anktltur (change ofculture) agartercipta
budaya organisasi yang menghargai mutu dan menjadikan mutu sebagai orientasi semua
komponen organisasional. Di tingkat sekolah dasar dan menengah. pihak Depdiknas
telah meluncurkan kebijakan pelaksanaan kultur sekolah sebagai syarat sekolah yang
berbudal,a mutu. Nilai-nilai yang direkonrendasikan untuk dikembangkan di sekolah
meliputi 8 aspek budaya utama yaitu semangat membaca dan mencari referensi, nilainilai keterbukaan/kejujuran, nilai-nilai kebersihan, nilai-nilai disiplin dan efisiensi,
nilai-nilai kebersamaan/kerja sama, nilai-nilai saling percaya, budaya berprestasi dan
berkompetensi, budaya memberi teguran dan penghargaan (Depdiknas, 2004), (4)
melakukan perubahan organisasi (upsite-down organization) sejalan dengan perubahan
visi, misi, dan tujuan organisasi daiam merespons tuntutan perkembangan organisasi
dan kastemer. (5) rnempertahankan hubungan dengan kastemer (keeping close to lhe
cuslomer) sehingga terjadi pertukaran informasi antara institusi dengan kastemer yang
berdampak pada terjadi perubahan atau improvisasi yang diperlukan guna memenuhi
tuntutan kastemer. Langkah ini telah dilakukan olah institusi dalam bentuk pertemuan
rutin dengan pada orangtua siswa minimal setiap semester dan dibentuknya komite
sekolah dan dewan pendidikan.

Penutup
Pembaharuan kurikulurn pada hakekatnya adalah upaya meningkatkan mutu
pendidikan. Keberhasilan pendidikan memerlukan perubahan mekanisme pengelolaan
kurikulum yang efisien. Diperlukan jaringan komunikasi, struktur dan prosedur yang
melibatkan pemerintah, sekolah dan masyarakat. Peran dan tanggung jawab masingmasing badan pemerintah, unit administrasi, sekolah dan masyarakat akan bervariasi
sesuai dengan strategi dan implementasi pengembangan kurikulum. Dalam kurikulum
IPA terkait dengan konten mencakup hakekat sains dan teknologi, konteks budaya dan
´0

IPA.dan aplikasi I PA untuk rnen ingkatkan k ualitas h idup. Pembinaan kamkter seyogyanya
termasuk dalam materi yarrg diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta
didik dalarn kehidupan sehari-hari. Dengan dernikian pola pengintegrasian pendidikan
karakter dalarr mata pelajaran penting untuk direalisasikan dan dikembangkan.

Daftar Pustaka
De Boer, G. (1991). A HistoD: of ldeas in Science Education. Nerv York: Teachers
College Press.
Depdiknas. (2004). Pedoman Pengembangan Kultur Sekoloh. Jakarta
Depdiknas. (2005). Standar Nasional Pendidikan (SNP). Peraturan Penterintah Nomor
I9 Tbhun 2005. lakarta: Fokusmedia
Depdiknas. (2010). Pedoman Pengentbttngan Pendidikan Budaya dan Kmakter Bangsa.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.
Eisler, R. (2000). Tomonow's Children: A Blueprint for Partnership Education for the
2l'' Century. Westview Press.
Hamalik, O. (2003). Perenconaan Pengajaran Berdosarkan Pmdekatan Sistem. Jakarta:
Bumi Aksara.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/08 120/pendidikan-karakter (8 oktober
201 l ).

Megawangi. (2005). Pendidikan Holistik. Jakarta: lHF.
Megawangi, R. (2004). Pendidikan Kmakter. Jakarta: BPMIGAS.
Michaels, S. dkk. (2008) . Ready, Set Science. Washington DC: National Research
Council.
Sallis. (2006). Total Quality IVanajemen. Yogyakarta: lR CiSoD.
Satori. D. (2004). Pengernbangan Sistem Jaminan Mutu (Quality Assurance) dalam
Praktek Supervisi Pendidikan. Makalah.
Srini dan Eddy. (1997). Pendidikan llmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud.

M

652