BAB 4 Peraturan dan perundang-undangan dalam praktik kebidanan
DALAM PRAKTIK KEBIDANAN TINJAUAN MATA KULIAH
Mata Kuliah : Etikolegal dalam praktik kebidanan Kode Mata Kuliah : Bd. 402 Beban Studi : 2 SKS (T = 1, P=1) Penempatan : Semester II
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Mata kuliah ini membahas tentang teori yang mendasari pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema etik / moral pelayanan kebidanan, pengambilan keputusan dalam pelayanan kebidanan dan pengambilan keputusan dalam pelayanan kebidanan serta pengambilan keputusan yang etis .
B. Standar Kompetensi
Bidan memberikan Asuhan Kebidanan dengan berpegang teguh pada janji profesi dan tekad untuk selalu meningkatkan kualitas diri. Kerja sama yang melibatkan segenap tim pelayanan kesehatan perlu dieratkan dengan kejelasan dalam wewenang dan fungsinya.
C. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti matakuliah ini diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan :
1. Teori yang mendasari pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema etik / moral pelayanan kebidanan
2. Pengambilan keputusan dalam pelayanan kebidanan
3. Pengambilan keputusan yang etis
4. Dimensi etik dalam peran bidan
PENYAJIAN
DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
A. LATAR BELAKANG
Keputusan adalah hasil pemecatan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan dan mengenai unsur-unsur perencanaan. Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternative yang tersedia . Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.
B. TEORI TEORI YANG MENDASARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM
MENGHADAPI DILEMA ETIK/MORAL PELAYANAN KEBIDANAN1. Teori Utilitarisme Teori Utilitarisme mengutamakan adanya konsekuensi kepercayaan adanya kegunaan. Dipercaya bahwa semua manusia mempunyai perasaan menyenangkan dan perasaan sakit. Ketika keputusan dibuat seharusnya memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan kesenangan. Prinsip umum dalam utilitarisme adalah didasari bahwa tindakan moral menghasilkan kebahagiaan yang besar bila menghasilkann jumlah atau angka yang besar.
Ada dua bentuk teori utilitarisme yaitu :
a. Utilitarisme berdasar tindakan Prinsip utilitarisme berdasar tindakan adalah setiap tindakan ditujukan untuk keuntungan yang akan menghasilkan hasil atau tingkatan yang lebih besar.
b. Utilitarisme berdasar aturan Adalah modifikasi antara utilitarisme tindakan dan aturan moral, aturan yang baik akan menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Tindakan individu didasarkan atas prinsip kegunaan dan aturan moral. Tindakan Filsuf John Stuart Mill (1864), bahwa kesenangan dan kebahagiaan dinilai secara kulitatif. Menurutnya everbody to count for one, nobody to count
for more than one, suatu perbuatan dinilai baik, jika kebahagiaan melebihi ketidakbahagiaan. Tidak ada seorangpun yang tidak berguna bagi yang lain.
DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
Kebahagiaan terbesar adalah milik semua orang yang bisa dirasakan berguna bagi banyak orang. Menurut Richard B. Brand bahwa perbuatan dinilai baik secara moral, jika sesuai dengan aturan moral yang berlaku dan berguna pada suatu masyarakat
2. Teori Deontology Menurut Immanual Kant (1724-1804), sesuatu dikatakan baik dalam arti sesungguhnya adalah kehendak yang baik, kesehatan, kekayaan, kepandaian adalah baik, jika digunakan dengan baik oleh kehendak manusia, tetapi jika digunakan dengan kehendak yang jahat, akan menjadi jelek sekali.
Kehendak menjadi baik jika bertindak karena kewajiban. Kalau seseorang bertindak karena motif tertentu atau keinginan tertentu berarti disebut tindakan yang tidak baik. Bertindak sesuai kewajiban disebut legalitas.
Menurut W.D Ross (1877-1971), setiap manusia mempunyai intuisi akan kewajiban, semua kewajiban berlaku langsung pada diri kita. Kewajiban untuk mengatakan kebenaran merupakan kewajiban utama, termasuk kewajiban kesetiaan, ganti rugi, terima kasih, keadilan, berbuat baik dsb. Contoh yang lain adalah bila berjanji harus ditepati, bila meminjam harus dikembalikan dsb. Dengan memahami kewajiban akan terhindar dari keputusan yang menimbulkan konflik atau dilemma.
2. Teori hedonisme Menurut Aristippos (433-355 SM), sesuai kodaratnya setiap manusia mencari kesenangan. Akan tetapi ada batas untuk mencari kesenangan. Hal yang terpenting adalah menggunakan kesenangan dengan baik, dan tidak terbawa oleh kesenangan.
Menurut Epikuros (341-270 SM) dalam menilai kesenangan (hedone) tidak hanya kesenangan inderawi, tetapi kebebasan dari rasa nyeri, kebebasan dari keresahan jiwa juga. Apa tujuan terakhir dari kehidupan manusia adalah kesenangan. Menurut John Locke (1632-1704), kita sebut baik jika meningkatkan kesenangan dan sebaliknya dinamakan jahat kalau mengurangi kesenangan atau menimbulkan ketidaksenangan.
3. Teori eudemonisme
DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
Menurut filsuf yunani Aristoteles (384-322 SM) dalam buku ethika Nikomakheia, bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang bagi kita. Seringkali kita mencari suatu tujuan untuk mencapai suatu tujuan yang lain lagi. Semua orang akan menyetujui bahwa tujuan terakhir hidup manusia adalah kebahagiaan
(eudaimonia.
Seseorang mampu mencapai tujuannya jika mampu menjalankan fungsinya dengan baik, keunggulan manusia adalah akal dan budi. Manusia mencapai kebahagiaan dengan menjalankan kegiatan yang rasional. Ada dua macam keutamaan intelektual dan keutamaan moral.
C. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Menurut George R.Terrry, pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. Terdapat lima hal pokok dalam pengambilan keputusan yaitu :
1. Intuisi, berdasarkan perasaan, lebih subjektif mudah terpengaruh
2. Pengalaman, mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap suatu kasus
3. Fakta, keputusan lebih riil, valid dan baik
4. Wewenang, lebih bersifat rutinitas
5. Rasional, keputusan bersifat objektif, transparan, konsisten Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
1. Posisi atau kedudukan 2. Masalah : terstruktur, tidak terstruktur, rutin, insidentil.
3. Situasi : factor konstan, factor tidak konstan
4. Kondisi, factor factor yang menentukan daya gerak
5. Tujuan, antara atau onjektif Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Bidan harus mempunyai responsblity dan accountability
DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
2. Bidan harus menghargai wanita sebagai individu dan melayani dengan rasa hormat
3. Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and wellbeing mother
4. Bidan berusaha menyokong pemahaman ibu tentang kesejahteraan dan menyatakan pilihannya pada pengalaman situasi yang aman
5. Sumber proses pengambilan keputusan dalam kebidanan adalah : knowledge, ajaran intrinsik, kemampuan berfikir kritis, kemampuan membuat keputusan klinis yang logis.
D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS
1. Ciri keputusan yang etis meliputi :
a. Mempunyai pertimbangan benar salah
b. Sering menyangkut pilihan yang sukar
c. Tidak mungkin dielakkan
d. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman, lingkungan social
2. Situasi
a. Mengapa kita perlu mengerti situasi 1) Untuk menerapkan norma - norma terhadap situasi 2) Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna 3) Untuk mengetahui masalah masalah yang perlu diperhatikan
b. Kesulitan kesulitan dalam mengerti situasi 1) Kerumitan situasi dan keterbatas pengetahuan kita 2) Pengertian kita terhadap situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka dan factor – factor subjektif lain.
c. Bagaimana kita memperbaiki pengertian kita tentang situasi 1) Melakukan penyelidikan yang memadai 2) Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli 3) Memperluas pandangan tentang situasi 4) Kepekaan terhadap pekerjaan 5) Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain
E. Dimensi etik dalam peran bidan
DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
Peran bidan menyeluruh meliputi beberapa aspek : praktisi, penasehat, konselor, teman, pendidik dan peneliti atau pada garis besarnya adalah pelaksanaan, pengelola, pendidik dan peneliti dalam pelayanan kebidanan. Menurut United Kingdom Central Council (UKCC) 1999, tanggung jawab bidan meliputi :
1. Mempertahankan dan meningkatkan keamanan ibu dan anak
2. Menyediakan pelayanan yang berkualitas dan informasi dan nasehat yang tidak biasa yang didasarkan pada eviden based
3. Mendidik dan melatih calon bidan untuk dapat bekerjasama dalam profesi dan memberikan pelayanan dan memiliki tanggung jawab yang sama, termasuk dengan teman sejawatnya atau kolega, sehingga bagaimana agar fit for practice and fit for purpose (menguntungkan untuk praktik dan menguntungkan untuk tujuan)
Dimensi kode etik meliputi :
1. Antara anggota profesi dank lien
2. Antara anggota profesi dan system kesehatan
3. Antara profesi dan profesi kesehatan
4. Sesame anggota profesi Prinsip kode etik terdiri dari :
1. Menghargai otonomi
2. Melakukan tindakan yang benar
3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan
4. Memperlakukan manusia dengan adil
5. Menjelaskan dengan benar
6. Menepati janji yang telah disepakati 7. Menjaga kerahasiaan.
PENUTUP
DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
1. Jelaskan teori yang mendasari pengambilan keputusan dalam menghadapi
dilema etik / moral pelayanan kebidanan
2. Jelaskan Pengambilan keputusan dalam pelayanan kebidanan
3. Jelaskan yang dimaksud dengan pengambilan keputusan yang etis
4. Sebutkan dimensi etik dalam peran bidan
TUGAS
1. Tugas kelompok : presentase makalah tentang landasan hukum dalam praktek profesi
2. Tugas kelompok : Presentasi makalah tentang peraturan perundang-undangan yang melandasi tugas, fungsi dan pokok bidan, pelayanan kesehatan, UU Kesehatan No 23 tahun 1992, PP tentang Ketenagakerjaan, PP/UU tentang aborsi, bayi tabung, adopsi, kepmenkes no 900/ menkes/SK/VII/2000
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-undang Kesehatan No.23/1992 tentang wewenang Bidan
2. Peraturan Hukum Kesehatan Di Indonesia
3. Etika dan Hukum Kedokteran
4. Himpunan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Kesehatan
5. Aborsi ditinjau dari Aspek Hukum
6. Peraturan Pemerintah No.32/1996 Tentang Tenaga kesehatan