Uji Kelarutan dan Uji Ketidakjenuhan

Laporan Praktikum
Biokimia Umum

Hari/Tanggal
Waktu
PJP
Asisten

: Senin/13 Februari 2017
: 10.00-12.00 WIB
: dr. Husnawati M.Si
: Andi Mulyadi
M M Fuad Ulfi

LIPID I
(Uji Kelarutan dan Uji Ketidakjenuhan)
Kelompok
Aulia Sastra Islami
Ahmad Tsaqifur Rifqi
Dinda Wahyu Rezki


J3H116012
J3H216096
J3H116023

PROGRAM KEAHLIAN
TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA
PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

2

PENDAHULUAN
Lipid merupakan senyawa ester asam lemak dengan gliserol yang terdiri
atas atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Lipid ini merupakan senyawa organik
yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti aseton,
alkohol, kloroform, eter, dan benzena (Bintang 2010). Lipid memilki peranan
penting dalam tubuh, yaitu berperan sebagai pelarut vitamin yang tidak larut air,
sebagai sumber energi yang efisien, serta sebagai sumber asam lemak esensial.
Jenis lipid yang paling banyak terdapat di alam ialah lemak atau triasilgliserol
yang bersifat hidrofobik nonpolar (Lehninger 2004). Triasilgliserol yang banyak

mengandung asam lemak jenuh, bentuknya padat pada suhu ruang, dan memilki
titik cair tinggi yang disebut lemak. Triasilgliserol yang banyak mengandung
asam lemak tak jenuh, bentuknya cair pada suhu ruang, dan memilki titik cair
rendah yang disebut minyak (Boyer 2002).
Lipid dapat diklasifikasikan menjadi lipid sederhana, lipid majemuk, dan
derivat lipid (turunan lipid) (Boyer 2002). Lipid sederhana hanya tersusun atas
unsur-unsur C, H, dan O, misalnya golongan lemak dan golongan malam (wax).
Lemak ataupun lilin (malam) merupakan suatu ester (Sumardjo 2009). Lipid
majemuk merupakan ester asam lemak dengan alkohol yang mengandung gugus
lain seperti fosfolipid, glikolipid, dan lipoprotein. Derivat lipid merupakan
turunan dari lipid sederhana dan lipid majemuk yang dihasilkan dari proses
hidrolisis lipid misalnya kolesterol dan asam lemak (Campbell 2002).
Fungsi lipid seperti minyak dan lemak sebagai nutrisi dan juga merupakan
sumber energi utama yang digunkan sebagai energi cadangan makanan yang
disimpan pada jaringan adiposa dalam tubuh, dalam bentuk lipoprotein fosfalipid
yang berfungsi sebagai pengangkut zat-zat yang melewati membran sel. Steroid
senyawa-senyawa memiliki beberapa fungsi misalnya, kolesterol bereperan dalam
proses pengangkutan lemak dalam tubuh, esterogen dan testoteron berfungsi
sebagai hormon kelamin, dehidroksikolesterol dan ergastrol berperan sebagai
provitamin D (Sutresna 2009).

Pada jalur metabolisme eksogen lipoprotein, prekusor lipid (lemak) berasal
dari luar tubuh, antara lain makanan dan kolesterol yang disintesis dari hati dan
diekskresikan ke saluran pencernaan. Lemak yang dihasilkan dari kedua prekursor
tersebut inilah yang dinamakan dengan lemak eksogen. (Adam, 2006). Sedangkan
jalur metabolisme endogen, sintesis trigliserid dan kolesterol oleh tubuh
dikerjakan di hepar, lalu diekskresikan langsung ke dalam sirkulasi darah dalam
bentuk lipoprotein VLDL. Dalam sirkulasi, trigliserid di VLDL akan dihidrolisa
oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) menjadi IDL. IDL kemudian dihidrolisa
kembali dan berubah menjadi LDL. LDL adalah lipoprotein yang paling banyak
membawa kolesterol. (Adam, 2006).
Praktikum kali ini bertujuan menganalisis sifat lipid melalui beberapa uji
kualitatif yaitu, uji kelarutan, uji ketidakjenuhan, pada pelarut tertentu.

3

METODE
Tempat dan Waktu
Praktikum dilakukan LAB CB KIM 02 Kampus IPB Cilibende Bogor pada hari
Senin, 6 Maret 2017 pukul 10:00-12:00 WIB.
Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu tabung reaksi, pipet tetes, pipet
mohr, sudip, bunsen. Bahan yang digunakan air, Eter, minyak sawit, lemak hewan,
margarin, mentega, klorofom, pereaksi Iod Hubl, asam steaarat, asam palmitat,
gliserol, asam oleat, HCl pekat, NaOH, etanol panas, dan etanol dingin.
Prosedur Percobaan
Uji Kelarutan. Sebanyak 2 mL pelarut dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan ditambahkan bahan percobaan dengan jumlah yang sama, bahan percobaan yang
digunakan yaitu air, eter, kloroform, asam HCL, NaOH, etanol panas dan etanol
dingin. Bahan percobaan yang digunakan, minyak sawit, lemak hewan, mentega,
margarin, gliserol asam palmitat, dan asam stearate.
Uji Ketidakjenuhan. Sebanyak 1 mL bahan percobaan kedalam tabung reaksi,
tambahkan klorofom 1 mL, kocok sampai bahan terlarut. Setelah itu, tetesi pereaksi
Iod Hubl sambil dikocok dan amati perubahan yang terjadi. Uji ini dilakukan terhadap
minyak sawit, asam stearat, dan asam oleat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Uji kelarutan pada lipit ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Jika lipit
dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersebut tidak akan larut. Hal
tersebut dikarenakan lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada
pelarut yang sama-sama bersifat nonpolar (Garjo M 2001). Berikut adalah table 1

hasil dari uji kelarutan.
Tabel 1 Uji kelarutan
Bahan Uji

Pelarut
Etanol
HCL
panas
+
+

Air

Eter

Klorofo
m

Minyak sawit


-

+

+

Lemak hewan

-

+

+

+

+

-


-

Mentega

-

+

+

+

+

-

-

Margarin


-

+

+

+

+

-

-

Gliserol

+

-


-

+

+

-

-

Asam Palmitat

-

-

+

-


+

-

+

Asam stearat

-

+

+

-

+

-


-

Keterangan:

(+) Larut; (-) Tidak larut.

Etanol
dingin
-

NaOH
-

4
Uji ketidakjenuhan berfungsi untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah
termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod hubl.
Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi Iod hubl akan mengoksidasi asam lemak yang
mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah
muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah
mereduksi pereaksi iod hubl ( Budha K 2000 ). Berikut adalah table 2 uji
ketidakjenuhan.
Tabel 2 Uji ketidakjenuhan
Bahan uji
Minyak sawit

Hasil pengamatan

Asam stearate
Asam oleat

+
+

Perubahan warna
Kuning menjadi merah
(setelah 8 tetes)
Kuning menjadi merah
(setelah 6 tetes)
Kuning menjadi meraah
(setelah 10 tetes)

Keterangan : (+) tidak jenuh; (-) jenuh
Percobaan uij kelarutan terhadap berbagai jenis lipid dapat dilihat bahwah
gliserol dapat dilaruktan oleh air. Hal ini karena adanya kepala polar berupa gugus –
OH yang dapat berikatan hidrogen dengan molekul air ataupun alkohol pada gliserol.
Lipid lain selain gliserol yang tidak dapat larut pada air akan membentuk misel. Eter
dan kloroform dapat melarutkan semua jenis lipid, kecuali gliserol. Keberadaan ekor
hidrokarbon berantai panjang yang bersifat nonpolar menyebabkan lemak bersifat
nonpolar. Oleh karena itu, lemak dapat larut dalam pelarut nonpolar, seperti eter dan
kloroform.
Uji ketidaaklarutan terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid
terhadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat
kepolaran pelarut. Senyawa golongan lipid memiliki sifat kelarutan yang berbeda.
Lipid dapat larut dalam pelarut organik nonpolar dan pelarut polar yang dipanaskan
(Bintang 2010). Kelarutan lemak dalam suatu pelarut ditentukan oleh sifat polaritas
asam lemaknya. Asam lemak yang bersifat polar cenderung larut dalam pelarut polar,
sedangkan asam lemak nonpolar larut dalam pelarut nonpolar. Daya kelarutan asam
lemak biasanya lebih tinggi dari komponen gliseridanya, dan dapat larut dalam pelarut
organik yang bersifat polar dan nonpolar. Semakin panjang rantai karbon lemak
semakin sukar larut dalam pelarut polar. Asam lemak dengan derajat ketidakjenuhan
tinggi lebih mudah larut dibandingkan dengan yang derajat ketidakjenuhannya rendah
(Ketaren 2008).
Pada uji ketidakjenuhan, berdasarkan kejenuhannya, asam lemak dapat
dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh
tidak memiliki ikatan rangkap atau berikatan tunggal, sedangkan asam lemak tak
jenuh memilki ikatan rangkap (Winarno 2002). Hasil percobaan menunjukkan bahwa
minyak kelapa, menghasilkan reaksi negatif sehingga tergolong kedalam asam lemak
jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap. Margarin, mentega, dan asam olet
menujukkan reaksi positif sehingga dapat digolongkan kedalam asam lemak tidak
jenuh yang memiliki ikatan rangkap. Asam oleat termasuk salah satu sampel yang
menunjukkan hasil positif sehingga tergolong asam lemak jenuh (Lehninger 2004).
Uji ketidakjenuhan memiliki prinsip untuk menentukan ikatan rangkap yang ada
dalam suatu asam lemak. Uji ini dilakukan dengan meneteskan pereaksi Iod Hubl
sebagai reagen yang terdiri atas larutan iod dengan HgCl2 dalam alcohol dan

5
berfungsi sebagai indikator suatu senyawa asam lemak tergolong asam lemak jenuh
atau tidak jenuh. Ikatan rangkap pada struktur lipid dapat diadisi oleh unsur halogen
dari pereksi Jod Hubl, sehingga warna pereaksi tidak terlihat (Bintang 2010). Hasil
positif menunjukkan bahwa bahan yang diuji merupakan golongan lemak tak jenuh,
sehingga penambahan pereaksi Jod Hubl mengakibatkan perubahan warna menjadi
merah dan setelah didiamkan beberapa saat warna kembali ke bentuk semula. Hasil
negatif merupakan golongan lemak jenuh yang menunjukkan adanya perubahan
warna menjadi merah muda yang bersifat tetap setelah penambahan Iod Hubl (Mc
Lean 2007).

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarakan percobaan yang teah dilakukan, dapat di simpulkan bahwa lipid
adalah senyawa ester asam lemak dengan gliserol yang terdiri atas atom karbon,
hidrogen, dan oksigen. Lipid ini merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam
air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti, kloroform, dan eter. Uji kelarutan
merupakan uji yang bertujuan untuk mengetahui jenis lipid yang memiliki sifat
kelarutan yang berbeda. Lipid dapat larut dalam pelarut organik nonpolar dan pelarut
polar yang dipanaskan pada bahan atau sampel. Sedangkan uji ketidak jenuhan
merupakan, uji yang digunakan untuk mengetahui ikatan rangkap yang ada dalam
suatu asam lemak baik itu asam lemak jenuh ataupun tidak jenuh.
Saran
Praktikum lebih dikondisikan sebaik mungkin agar praktikan dapat mencoba
semua percobaan yang akan dilakukan. Jumlah peralatan dan bahan yang digunakan
seharusnya memadai, Ketika melakukan pemanasan sampel praktikan harus lebih
berhati hati, agar tidak terjadi kerusakan pada alat praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Adam M. 2006. Metabolisme Lipoprotein. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Bintang M. 2010. Biokimia Teknik Penenlitian. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Campbell NA. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Rahayu Lestari, penerjemah.
Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari Biology.
Ketaren S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta :
Universitas Indonesia Press.
Lehninger. 2004. Dasar-dasar Biokimia. Maggy T, penerjemah; Jakarta:
Erlangga. Terjemahan dari: Principle of Biochemistry.
Mc Lean IS. 2007. Observations on Abnormal Iodine Values, with Special
Reference to The Sterols. [terhubung berkala].

6
http://www.healthday.com (20 November 2013).
Sutresna, Nana. 2009.Kimia. Grafindo: Bandung.
Winarno FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia: Jakarta.

Lampiran