Pekerjaan Galian dan Timbunan

  PERTEMUAN V

CONTOH PELAKSANAAN PEKERJAAN

STRUKTUR

PEKERJAAN STRUKTUR

  Pekerjaan Galian dan Timbunan

  1. Galian Lt. Basemen

  Galian lt. basement, dilakukan setelah level lantai 1 diperoleh dari hasil pengukuran water pass. pengukuran beda tinggi menjadi acuan, sehingga kedalaman galian sesuai dgn level lt. basement.

   Lebar galian disesuaikan dengan lebar basemen + saluran + dinding penahan tanah

   Lebar galian disesuaikan dengan lebar basemen + saluran + dinding penahan tanah

  2. Galian Pondasi

  Langkah awal dari pekerjaan ini adalah penentuan titik-titik pondasi dengan bantuan theodolith, sekaligus dilakukan pemasangan bowplank.

   Dilanjutkan penggalian pondasi berdasarkan gambar kerja.Perlu diperhatikan dimensi serta kedalaman pondasi tersebut.

  Pemadatan tanah dengan stamper Persiapan batu kali untuk siklop

  Siklop setelah pengecoran Pengecoran siklop

  Penentuan As footplate

  Pembesian footplate

  Pembesian footplate

  Bekisting footplate dengan batako

  Pengecoran foot plate

  Pengujian slump dan pembuatan benda uji

2. Pekerjaan sloof

   galian tanah

   Pondasi batu kali dan rabat untuk sloof

   Pembesian sloof. Bekisting sloof.Pengecoran sloof.Bongkar bekisting sloof. Galian tanah sloof

  Pondasi batu kali sloof dan pembsian sloof

  Bekisting sloof dan pengecoran sloof.

3. Pekerjaan kolom

   Pembesian kolom

   Pemasangan bekisting kolom

  

Penyetelan bekisting kolom

   Pengecoran kolom Pembesian kolom

  Pemasangan dacking beton pada besi kolom

  Pemasangan dan penyetelan bekisting kolom

  Pengecoran kolom

4. Pekerjaan balok dan plat

   Pemasangan alat bantu bekisting balok

   Pembesian balok

   Penyetelan bekisting balok

   Penyetelan bekisting plat

   Pembesian plat

   Pengecoran balok dan plat secara bersamaan Pemasangan alat bantu bekisting balok

  1. Alat bantu untuk bekisting balok meliputi

  2. Mainframe dengan ukuran tinggi

a. 170 cm b.

  150 cm c. 90 cm 3.

  Jack base 4. Jack U Pemasangan alat bantu bekisting balok Mainframe set Pipa support

  Pemasangan alat bantu bekisting balok Jack U

  Jack base

  

Pemasangan alat bantu bekisting balok dan

pembesian balok

  Pemasangan bekisting balok

  Pembesian plat lantai 1

  Pengecoran balok dan plat lantai

5. Pekerjaan dinding geser (share wall)

  Dinding geser berfungsi untuk menahan beban vertikal maupun horisontal yang

bekerja sejajar dengan atau di dalam

bidangnya.

  Pembuatan dinding geser meliputi:

1. Pembesian dinding geser 2. Pemasangan bekisting.

  Pembesian dinding geser (share wall)

  

Pemasangan bekisting dinding geser (share

wall)

6. Pekerjaan talud dan saluran

  

Pekerjaan talud dan selokan meliputi :

  1. Galian talud dan selokan

  2. Pasangan talud dan selokan Galian talud

  Pasangan talud

  Pasangan saluran

  Talud dan saluran

BEBAN/GAYA PADA BANGUNAN

  

Beban / gaya yang bekerja pada bangunan dan langsung berpengaruh pada

struktur bangunan, ditimbulkan secara langsung oleh gaya – gaya bangunannya

sendiri dan gaya – gaya yang timbul dari pengaruh lain.

  

Beban / gaya yang timbul dari bangunan sendiri terdiri dari bahan – bahan

konstruksi ditambah dengan beban yang lain sebagai pelengkap bangunan yang

sifatnya tetap, seperti bagian dari finishing bangunan dan semua kelengkapan

utilitas bangunan. Gaya / beban ini disebut beban gravitasi .

  

Gaya lain disebut gaya Meteorologi. Gaya ini berubah – ubah sesuai dengan

waktu dan tempat, akibat pengaruh iklim (angin, suhu, kelembapan, hujan, salju

dan es)

Seorang perencana struktur harus mengetahui macam – macam gaya yang

timbul dalam bangunan, sehingga perhitungan besaran struktur dapat dihasilkan

  Macam – macam Pembebanan

Dasar proses perencanaan struktur bangunan harus memperhitungkan

beban bekerja pada struktur tersebut. Berdasarkan Pedoman

Perencanaan Pembebanan untuk Gedung SNI 2013 beban yang bekerja

dijelaskan sebagai berikut :

  1. Beban Mati

  2. Beban Hidup

  3. Beban Hujan dan Angin

  4. Beban Seismik / Gempa

  5. Beban Tekanan Air dan Tanah

  6. Beban konstruksi

1. Beban Mati (Dead Load)

  

Beban mati dalah berat semua bagian dari

gedung yang bersifat tetap, termasuk segala

unsur tambahan, penyelesaian–penyelesaian

(finishing), mesin–mesin, serta peralatan tetap

yang merupakan bagian yang tak terpisahkan

dari gedung itu.

  

Selain berat dari komponen struktural dan

arsitektural, semua kelengkapan utilitas yang

sifatnya tetap baik pemipaan (plambing),

sanitasi air bersih dan kotor, instalasi listrik

dan lampu, eskalator dan elevator, dan

beberapa mesin yang bekerja untuk semua Baja 7850 kg/m 3 Batu alam

  2600 kg/m 3 Batu belah, batu bulat, batu gunung 1500 kg/m 3 (berat tumpuk) Batu karang

  700 kg/m 3 (berat tumpuk) Batu pecah

  1450 kg/m 3 Besi tuang 7250 kg/m 3 Beton

  2200 kg/m 3 Beton bertulang 2400 kg/m 3 Kayu

  1000 kg/m 3 (kelas I) Kerikil, koral

  1650 kg/m 3 (kering udara sampai lembab, tanpa diayak) Pasangan bata merah 1700 kg/m 3 Pasangan batu belah, batu bulat, batu gunung 2200 kg/m 3 Pasangan batu cetak 2200 kg/m 3 Pasangan batu karang 1450 kg/m 3 Pasir

  1600 kg/m 3 (kering udara sampai lembab) Pasir

  1800 kg/m 3 (jenuh air)

  Berat Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung Bahan Bangunan Komponen Gedung

  Adukan, per cm tebal : 2

  • dari semen 21 kg/m
  • 2<
  • dari kapur, semen merah atau tras 17 kg/m
  • 2 Aspal, per cm tebal : 14 kg/m Dinding pasangan bata merah : 2<
  • satu batu

  450 kg/m 2

  • setengah batu 250 kg/m Dinding pasangan batako :
  • berlubang :
  • 2 tebal dinding 20 cm (HB 20) 200 kg/m 2 tebal dinding 10 cm (HB 10) 120
  • tanpa lubang :
  • 2 tebal dinding 15 cm 300 kg/m 2 tebal dinding 10 cm 200 kg/m Langit-langit dan dinding, terdiri dari : (termasuk rusuk-rusuk, tanpa pengantung atau pengaku) 2<
  • semen asbes (eternit), tebal maks. 4 mm 11 kg/m
  • 2<
  • kaca, tebal 3-5 mm 10 kg/m
  • 2 2 Lantai kayu sederhana dengan balok kayu : 40 kg/m (tanpa langit-langit, bentang maks. 5 m, beban hidup maks. 200 kg/m ) 2 Penggantung langit-langit (kayu) : 7 kg/m (bentang maks. 5 m, jarak s.k.s. min. 0.80 m) 2 2 Penutup atap genteng : 50 kg/m (dengan reng dan usuk / kaso per m bidang atap) 2 2 Penutup atap sirap : 40 kg/m (dengan reng dan usuk / kaso per m bidang atap) 2 Penutup atap seng gelombang (BJLS-25) : 10 kg/m (tanpa usuk) 2 Penutup lantai dari ubin, per cm tebal : 24 kg/m (ubin semen portland, teraso dan beton, tanpa adukan)

    2. Beban Hidup (Live Load)

      

    Beban hidup adalah semua beban yang terjadi

    akibat penghunian atau penggunaan suatu

    gedung, dan kedalamanya termasuk beban –

    beban pada plat lantai yang berasal dari barang

    • – barang yang dapat berpindah, mesin–mesin

      serta peralatan yang tidak merupakan bagian

      yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat

      diganti selama masa hidup dari gedung itu,

      sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap tersebut.

      Beban hidup mempunyai sifat berubah – ubah

      dalam waktu yang tidak dapat diperkirakan,

    Beban Hidup Pada Lantai Gedung 2

      1 Lantai dan tangga rumah tinggal 200 kg/m (kecuali yang disebut pada no.2) 2

      2 Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana 125 kg/m Gudang-gudang selain untuk toko, pabrik, bengkel 2

      3 Sekolah, ruang kuliah 250 kg/m

      Kantor Toko, toserba Restoran Hotel, asrama Rumah Sakit 2

      4 Ruang olahraga 400 kg/m 2

      5 Ruang dansa 500 kg/m 2 (masjid, gereja, ruang pagelaran/rapat, bioskop dengan

      6 Lantai dan balkon dalam dari ruang pertemuan 400 kg/m tempat duduk tetap) 2

      7 Panggung penonton 500 kg/m (tempat duduk tidak tetap / penonton yang berdiri) 2

      8 Tangga, bordes tangga dan gang 300 kg/m (no.3) 2

      9 Tangga, bordes tangga dan gang 500 kg/m (no. 4, 5, 6, 7) 2

      10 Ruang pelengkap 250 kg/m (no. 3, 4, 5, 6, 7) 2

      11 Pabrik, bengkel, gudang 400 kg/m (minimum)

      Perpustakaan, ruang arsip, toko buku ruang alat dan mesin Beban Hidup Pada Atap Gedung

      2 Atap / bagiannya yang dapat dicapai orang, termasuk kanopi 100 kg/m (atap dak)

      Atap / bagiannya yang tidak dapat dicapai orang (diambil minimum) : 2 2 o (a = sudut atap, minimum 20 kg/m , tak perlu ditinjau bila a

    • beban hujan

      (40-0,8.a) kg/m &gt; 50 )

    • beban terpusat

      100 kg Balok/gording tepi bagian kantilever 200 kg

    3. Beban Hujan dan Angin

      

    Beban Hujan disebabkan oleh adanya air hujann

    tergantung dari tempat dan lokasi bangunan, dan

    dihitung berdasarkan curah hujan pada daerah

    tersebut. Beban hujan juga tergantug dari bentuk

    atap bangunan dan lamanya hujan turun.

      

    Beban angin adalah semua beban yang bekerja

    pada gedung atau bagian gedung yang

    disebabkan oleh selisih dan tekanan udara. Sifat

    angin bervariasi, karena angin bersifat dinamis

    dan banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan

    seperti kekasaran permukaan dan bentuk

    bangunan, kerampingan dan tekstur dari fasade

    4. Beban Seismik / Gempa

      

    Beban gempa adalah semua beban statik ekuivalen yang bekerja pada gedung

    atau bagian gedung pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam hal

    ini pengaruh gempa pada struktur gedung ditentukan berdasarkan suatu analisa

    dinamik, maka yang diartikan dalam beban gempa disini adalah gaya – gaya di

    dalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu.

      

    Struktur atau bangunan yang tahan gempa dapat direncanakan dengan

    penyelesaian perhitungan bangunan tahan gempa dan denga penekanan pada

    sistem pondasinya.

    5. Beban Tekanan Air dan Tanah

      

    Struktur bangunan bagian bawah juga perlu mendapat perhatian agar dapat

    menanggulangi terhadap beban dari tekanan air tanah dan desakan tanah. Gaya

    • – gaya ini bekerja tegak lurus pada dinding dan lantai sub struktur.

      Sub struktur inilah yang harus memikul beban lateral karena gerakan/tekanan

      tersebut. Besar tekanan air maupun tanah sebanding dengan kedalaman

      Basement bangunan.

    6. Beban Konstruksi

      

    Selain beban hidup dan beban mati yang mempengaruhi sistem struktur, perlu

    juga diperhatikan adanya beban pada saat konstruksi. Beban ini berlangsung

    pada saat pelaksanaan pembangunan, ketika kontraktor meletakan atau

    menumpuk bahan bangunan untuk struktur maupun bahan finishing yang tidak

    terencana sehingga akan mengakibatkan beban dari berat bahan bangunan

    tersebut walaupun sifatnya hanya sementara.

      

    Selain itu juga ada beban dari perancah dan bahan baja yang sebelu

    pengecoran, serta beban pada waktu pelaksanaan pengecoran.