AUDIT KLINIS DI RUMAH SAKIT

AUDIT KLINIS DI RUMAH SAKIT

  IMO 725 Manajemen Unit Kerja 5

  2 SKS Semester 7 Dr.Noor Yulia

CLINICAL AUDIT

  Pertemuan 3 PENDAHULUAN

  • Pasien memiliki hak untuk mendapat pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas.

  menilai

  • Audit klinik merupakan alat penting dalam

  

kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien dan

  manajemen yang diberikan dalam setiap fasilitas kesehatan.

  • Audit klinik dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk penilaian terhadap catatan pasien atau melalui pengamatan langsung saat berkonsultasi.
  • Audit Medik juga berfungsi sebagai benteng bagi penyedia layanan kesehatan terutama yang berkaitan dengan medis-masalah hukum.
  • Melalui proses ini, kelemahan dan kekuatan dari manajemen kepada pasien baik didokumentasikan
  • Audit Medik bukanproses pencarian kesalahan, bukan pula sebagai jalan memberikan peningkatan pengetahuan klinis untuk penyedia pelayanan kesehatan tapi untuk meningkat kan kualitas pelayanan perawatan pasien di jangka panjang.
  • Audit klinik adalah review kinerja klinis, pemurnian praktek klinis sebagai akibat dan pengukuran kinerja terhadap standar yang telah disepakati .
  • Merupakan sebuah proses siklis dalam meningkatkan kualitas perawatan klinis.
  • Dalam satu bentuk atau lain, audit telah menjadi bagian dari praktek klinis yang baik bersaing dengan prioritas lain.

EFEKTIVITAS KLINIS

  ukuran sejauh mana suatu intervensi tertentu

  • adalah bekerja.
  • Ukuran tersebut akan berguna, dengan mempertimbang kan faktor-faktor tambahan, seperti :
    • – apakah intervensi yang dilakukan sudah tepat dan – Apakah mewakili nilai proft .

  • Dalam pelayanan kesehatan modern, praktek klinis perlu disempurnakan baik dalam keterangan yang mencakup efektivitas juga mempertimbangkan aspek efsiensi dan keamanan dari perspektif individu pasien dan masyarakat luas.

TUJUAN AUDIT KLINIS

  • Tujuan Umum:
    • – Untuk meningkatkan kualitas pelayanan

  • Tujuan khusus:
    • – Untuk memastikan

  kompetensi antara Petugas

  Medis

  • – Untuk

  menjamin keselamatan pasien saat sedang

  dalam perawatan diruang praktek

  • – Untuk

  mengidentifkasi kelemahan dalam

  manajemen pasien dan langkah-langkah rencana perbaikan.

  • – Untuk memastikan adanya

  perawatan yang kontinyu dan kelengkapan sarana prasarana medis.

JENIS AUDIT KLINIS:

  • • Ada 3 jenis audit yang dapat dilakukan di

    tingkat perawatan primer:
    • – Audit

  catatan pasien

  • – Pengamatan

  langsung saat konsultasi dan

  • – Standar

  prosedur yang tersedia

KRITERIA AUDIT MEDIS

  • • Standar Kriteria yang ditetapkan terdiri dari :

  kriteria wajib (must do kriteria)

  • – • adalah merupakan kriteria minimum yang absolute dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan sesuai kebutuhan dan harus dipenuhi oleh setiap dokter.
  • – kriteria tambahan (should do kriteria.).
    • adalah merupakan kriteria-kriteria dari hasil riset yang dapat dibuktikan dan penting.

  AUDIT MEDIS / KLINIS

  • Analisis yang sistematis dan kritis tentang

  MUTU asuhan klinis , termasuk prosedur- prosedur untuk diagnosis, tindakan medis,

perawatan, pemanfaatan sumber daya yang

terkait, dan dengan outcome mutu hidup bagi

pasien sebagai hasil dari prosedur-prosedur

tersebut.

MUTU KLINIS

  • • Prosedur-prosedur untuk diagnosis ( SOP),

  • Tindakan medis,
  • Perawatan,
  • Sumber daya , • Pasien.

  

Audit klinis adalah analisis tentang:

  1. Mutu Prosedur / Proses medis, penunjang medis, keperawatan  dibandingkan dengan Standar Pelayanan / SPO.

  2. Efsiensi  diukur dengan Utilization Review (U.R.).

  

3. Mutu outcome klinis:  dinilai dengan bantuan

Indikator-indikator klinis.

  • agar audit medis dapat dilaksanakan dengan baik maka perlu standar dan kriteria dari kasus/topik yang akan di audit tersebut.

  

Audit yang dilaksanakan

mencakup

  • Apakah diagnosis, tindakan (‘treatment’),

  

perawatan,sudah sesuai dengan Standar

Pelayanan dan SPO ?

  • Apakah pemanfaatan sumberdaya sudah

  cukup efsien ?

  • Bagaimanakah hasil dari pelayanan yang

  diselenggarakan pada mutu hidup pasien (‘quality of life’) apakah sudah sesuai dengan indikator- indikator kepuasan pelanggan yang telah ditetapkan

  

MANFAAT AUDIT MEDIS /

KLINIS

  • Manfaat umum;
    • – meningkatkan mutu asuhan pasien,

  • Manfaat secara kasuistik :
    • – mengidentifkasikan kekurangan dalam

      asuhan klinis pada sarana kesehatan

      kita,
    • – dengan tujuan untuk selanjutnya diperbaiki / disempurnakan.

  GOOD CLINICAL GOVERNANCE KM (+ Dirmed) mengarahkan dan mengendalikan =

  Proses-2 klinis: para klinisi yg kompeten melakukan Asesmen,

  PROSES-2 klinis dgn standar asuhan yang tinggi , Diagnosis,, Pengobatan,, Tindkan invasif,, ditunjang oleh:

  Konseling, dll..

1. Sarana, alat,

  2. Program-2 khusus, a.l.:

material, sistem2, QA, EBP, Risk Mngmnt, CPD,

yg memadai/layak CLINICAL AUDIT, dll.

  Dng TUJUAN: OUTCOME KLINIS yg AMAN, BERMUTU, dan MEMUASKAN PASIEN

  ASAS-2 TENTANG PELAKSANAAN AUDIT

MEDIS/KLINIS

  • Yang diaudit adalah tentang

    MUTU pelayanan medis / klinis,

    khususnya tentang aspek-aspek :
    • –Proses yg sudah dilaksanakan pada pasien, dan
    • Outcome sebagai hasil proses yang dilaksanakan.

  

TENTANG PROSES.

  • • Proses adalah seperangkat langkah-2 yang berhubungan, yang

    seringkali harus dikerjakan secara berurutan, tapi tidak selalu

    demikian.
  • Pelaksanaan proses yang baik adalah;
    • – Berdasarkan atas data yang benar, format yang benar,
    • – pada waktu yang tepat,
    • – dilakukan oleh orang yang profesional (Profesionalisme dokter).

  • Variasi dalam praktik kedokteran / klinis;
    • – variasi tentang perlu tidaknya dan berapa lama pasien perlu

      dirawat,
    • – variasi dlm penilaian apakah tindakan medik tertentu perlu /

      tidak, bagaimana cara tindakan medik,
    • – variasi dalam penilaian oleh ahli satu dibandingkan dengan

      yang lain.

  TENTANG OUTCOMEOutcome klinis.

  • – Dari sudut pandang pemberi layanan kesehatan:
    • tercapai /tidak tujuan tindakan,
    • komplikasi,

  • – Persepsi pasien tentang tindakan klinis terhadap dirinya:
    • status fungsional, • mutu hidup.
    • Outcome pelayanan (servis).

  • – Kepuasan; pasien / keluarga, masyarakat, kaum profesi, para pembayar (pemerintah, majikan, asuransi), karyawan, pemasok, – Akses, termasuk waktu tunggu.

  TENTANG OUTCOMEOutcome biaya / efsiensi.

  • – Beban institusi,
  • – Beban pasien, – Beban para pembayar.

  NILAI TAMBAH DARI PELAKSANAAN

AUDIT KLINIS:

  mengarah kepada PERUBAHAN ,

  • Audit yg efektif harus
  • Program Audit Klinis yg aktif adalah sarana edukatif bagi semua profesional, terutama para junior,
  • Program Audit Klinis yg aktif adalah sarana

  komunikasi yang efektif untuk alih pengetahuan

  dan pengalaman antara berbagai spesialisasi,

  • Audit memicu kerjasama tim antara para profesional,
  • Pelaksanaan audit memicu pengisian Rekam Medis

  dengan baik,

  topik untuk penulisan

  • Hasil audit dapat menjadi

  

CIRI-2 AUDIT KLINIS

YANG BAIK

Seharusnya suatu Audit Klinis berciri:

  • keterbukaan,
  • bukan konfrontasi,
  • bukan ‘mengadili’ seseorang,
  • • bukan menuduh, bukan menyalahkan, bukan

    mem per malu kan seseorang (not to name,

  blame, and shame some body ), apa lagi

mencari ‘kambing hitam’ untuk dikorbankan,

  • dilaksanakan dalam suasana kekerabatan / per saudaraan, dan edukatif, • kerahasiaan dijaga.

  

Evaluasi pelaksanaan audit medis

  • dilakukan paling lama setiap tahun
  • agar proses audit dapat berjalan Iebih baik selain di tingkat rumah sakit, monitoring dan evaluasi pelaksanaan audit medis dilakukan juga melalui pelaksanaan akreditasi rumah sakit
  • • Pada akreditasi rumah sakit untuk pelayanan medis ada

    kewajiban rumah sakit untuk melakukan audit medis
  • Ketentuan dari akreditasi rumah sakit adalah rumah sakit harus mempunyai tim audit yang merupakan

    bagian dari sub komite peningkatan mutu dari Komite

    Medis.
  • Tim ini dibentuk untuk meneliti dan membahas kasus- kasus medik penting

  

Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan melalui

program akreditasi rumah sakit meliputi

  • Keberadaan tim pelaksana audit medis, yang

    dibuktikan dengan Surat KeputusanDirektur Rumah

    Sakit tentang Pembentukan Tim Audit.
  • Pedoman audit medis.
  • Jumlah kasus yang dilakukan audit minimal 3 (tiga) buah.
  • Laporan kegiatan audit medis.
  • Rekomendari dari hasil audit.
  • Tindak lanjut pelaksanaan rekomendasi.

  

Proses Audit

  • • Memberi penjelasan kepada auditee ( orang yang akan

    diperiksa ) mengenai proses audit klinis
  • Lakukan Audit saat konsultasi terbaru atau bersama- sama dengan konsultasi sebelumnya jika perlu.
  • Catatan Pasien 'dipilih dari pasien dengan kasus penyakit kronis dan / atau dari catatan antenatal melalui systematic random sampling.
  • Minimum catatan dari 10 pasien per petugas medis akan diaudit.

  

Temuan audit dan tindakan

perbaikan

  • dapat digunakan sebagai tambahan untuk penilaian klinis tahunan petugas medis, (Laporan PENILAIAN Prestasi Tahunan).
  • Semua audit harus diselesaikan oleh auditor dengan persentase kelemahan kinerja dan kekuatan diidentifkasi dan tindakan perbaikan yang dilakukan atau direncanakan untuk dilakukan.
  • dari kasus yang diaudit apabila terdapat nilai lebih dari 80 %, menunjukkan kinerja yang baik secara keseluruhan.
  • Dalam hal ini setiap perwakilan institusi akan memantau perkembangan dan pelaksanaan kinerja audit klinik di tempat masing-masing dan hasilnya

  PENGAMATAN / WAWANCARA

AUDIT

  • dilakukan sebagai pilihan untuk melengkapi temuan dari kartu audit klinis. yaitu di mana

    kinerja audit kartu klinis terlalu baik atau terlalu

    kurang seperti yang ditunjukkan dalam proses kerja.
  • Proses pengamatan / wawancara : Pengamatan prosedur dilakukan secara langsung pada setiap pasien selama konsultasi
  • • Hal ini dapat dilakukan lebih dari satu pasien per

    petugas medis dengan menggunakan grafk observasi Audit klinis.

  

HAL – HAL YANG DIAMATI /

WAWANCARA

  • Waktu konsultasi
  • Alasan untuk datang ke klinik/ Rumah Sakit • Masalah pada saat pendaftaran
  • Pemeriksaan fsik dan Tanda-tanda vital
  • Relevansi saat Pemeriksaan • Diagnosis tercatat dengan registrasi yang relevan;
  • Permintaan investigasi yang relevan
  • interpretasi hasil tepat
  • Manajemen Pengobatan tepat
  • Rujukan • ketepatan menindaklanjuti / rencana, (pencegahan)
  • Penjelasan kepasien

  Beberapa hal penting yang harus

diperhatikan dalam pelaksanaan audit

  • bahwa kegiatan ini adalah untuk mencari solusi bersama
  • jadi tidak ada yang harus dipersalahkan,
  • budayakan tepat waktu dalam setiap jadwal pembahasan kasus dan • harus fokus pada permasalahan inti.

  Rumah sakit

  • padat modal,
  • padat teknologi, dan • padat sumber daya manusia.
  • Padat konfik
  • • Besar konsekuensi pada pembiayaan, walaupun

    tidak selalu demikian.

  

Indikator Klinis

  • sebagai sebuah penanda objektif yang bisa dipakai sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.
  • Indikator bukan lagi data.
  • Indikator adalah informasi.
  • Indikator mempunyai lima karakter utama yang sering disingkat dengan “SMART”:
    • Simple,
    • measurable,
    • accurate,
    • reliable, timely.

  • Selain itu, indikator harus dipilih sehingga akurat dan
  • • Indikator haruslah cukup mudah dipahami, dapat dihitung,

    dikumpulkan data dasarnya, dan dikerjakan tepat waktu

    oleh pelaksana.
  • Indikator klinis yang sangat populer diukur di banyak rumah sakit adalah :

  • – waktu respon,
  • – infeksi terkait pemasangan infus,
  • – infeksi luka operasi, angka kejadian dekubitus (pressure sore), Kematian ibu akibat perdarahan.
  • – Angka-angka indikator ini diukur dari waktu ke waktu

    dengan metode yang baku dan dikembangkan akurasinya.
  • – Indikator-indikator ini bersumber dari buku yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan mengenai indikator klinis. (Saat ini, manual yang dipakai adalah standar pelayanan minimal rumah sakit yang diterbitkan

  

Mortality Review

Mortality review adalah bagian dari audit medis.

  • Lewat mortality review, rumah sakit bersama dengan manajemen rumah sakit dapat mencari faktor-faktor yang berkontribusi pada kematian di rumah sakit.
  • Untuk mencari faktor-faktor tersebut, digunakan sebuah check list yang bernama global trigger tools.
  • Global trigger tools memuat puluhan entry point ke arah resiko tindakan, kesalahan, kelalaian, maupun kemungkinan gagal komunikasi.
  • Titik berat mortality review adalah kematian-kematian yang terjadi pada pasien non terminal, baik kematian tersebut terjadi di intensive care unit / ICU / unit perawatan intensif maupun di ruang rawat inap biasa.

  • Seluruh kematian non terminal ini didaftar, dipelajari rekam medisnya, dan dibahas pada pertemuan

  mortality review / death case / death conference

  • biasanya berupaya menemukan apakah ada kegagalan, terutama dalam mengenali perburukan atau masuknya pasien kepada keadaan kritis, merencanakan penegakan diagnosis dan rencana pengobatan, dan mengkomunikasikan keadaan pasien baik antar dokter, dokter kepada perawat, perawat kepada dokter, dan antar profesi kesehatan yang lain.
  • Data mortality review dapat dipakai juga oleh rumah sakit dalam rangka pengembangan layanan. Misalnya, jumlah kematian yang tinggi pada pasien terminal mengindikasikan perlunya rumah sakit memikirkan layanan perawatan paliatif.

  

KESIMPULAN

  • Audit medis merupakan hal penting yang wajib dilakukan oleh rumah sakit
  • Audit medis merupakan proses evaluasi mutu pelayanan medis melalui telaah rekam medis oleh profesi medis sendiri
  • Dengan adanya berbagai bentuk audit maka rumah sakit diharapkan dapat memilih sesuai dengan situasi dan kondisi rumah sakit masing- masing
  • Audit medis merupakan proses evaluasi mutu pelayanan medis melalui telaah rekam medis oleh profesi medis sendiri
  • Audit medis adalah proses yang terus menerus
  • Audit medis dapat dilakukan mulai dari kelompok staf medis (organisasi dokter dengan kemampuan atau kompetensi klinis yang sama) sampai ke tingkat komite medis di tingkat rumah sakit.
  • Tujuan dilakukan audit medis adalah pelayanan medis prima yang bersumber pada evaluasi mutu pelayanan, penerapan standar, dan perbaikan pelayanan berdasarkan kebutuhan pasien dan standar yang telah ada.
  • Audit medis di Indonesia diatur oleh Keputusan Menteri Kesehatan no. 496 tahun 2005.
  • Pembahasan kasus kematian, kasus sulit, kasus langka, dan lain-lain adalah bentuk audit medis yang paling sederhana.
  • Audit medis paripurna menyertakan review, assessment, dan surveillance.
  • Proses inti audit medis adalah menetapkan kasus yang akan diaudit, mengumpulkan berkas kasus tersebut, dan membandingkan pelayanan medis yang diberikan dengan standar, untuk selanjutnya mengambil tindakan korektif.
  • Secara umum dapat dikatakan bahwa dengan melaksanakan kegiatan audit Medis suatu rumah sakit akan memperoleh manfaat berupa:
  • Meningkatnya komunikasi antara para pemberi jasa pelayanan kesehatan
  • Meningkatnya pencatatan pelayanan klinik dalam kartu rekam Medis
  • Meningkatnya mutu pemberi jasa pelayanan kesehatan bagi semua penderita supaya tetap optimal
  • Adanya kepastian kepada para pemberi jasa pelayanan kesehatan bahwa mutu pelayanan kesehatan mereka sudah optimal
  • apapun metode pengukuran mutu yang dilakukan rumah sakit, hendaknya berdampak langsung pada apa yang dirasakan oleh pasien dan keluarganya. Mengingat akses ke rumah sakit bagi sebagian besar orang masih dibatasi oleh biaya,
  • hendaknya pengukuran-pengukuran tersebut juga mempertimbangkan efsiensi sehingga kualitas baik tidak selalu linear dengan pembiayaan yang tinggi.
  • Permasalahan yang dihadapi oleh sebagian

    besar rumah sakit di Indonesia saat ini adalah

    tidak berjalannya kegiatan audit Medis secara

    efsien dan kontinyu, sekalipun berbagai pelatihan dan kursus yang berhubungan dengan hal itu telah banyak diikuti oleh para stafnya.
  • Banyak hal yang berperan terhadap timbulnya permasalahan tersebut , penyebab yang

    menonjol adalah belum cukup kuat komitmen

    dari pihak manajemen – pengelola rumah sakit .

  LANJUT KULIAH MENDATANG CIRI DAN MANFAAT AUDIT KLINIS