MEMBAWA PANCASILA DALAM SUATU DEFINISI AKUNTANSI

Jordan Hotman Ekklesia Sitorus

Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono 165, Malang 65145 Surel: jordan.ekklesiasitorus@gmail.com

http://dx doi org/10 18202/jamal 2015 08 6021 Abstrak: Membawa Pancasila dalam Suatu Definisi Akuntansi Tujuan

dari penelitian ini adalah membuat definisi akuntansi baru berdasar- kan pada nilai-nilai Pancasila. Adapun dalam membuat definisi penulis menggunakan metode kualitatif yang bersandar pada paradigma posmo- dernisme dalam sudut pandang Pancasila Penelitian ini menghasilkan konsep definisi akuntansi berdasarkan masing-masing sila Pancasila dan diformulasikan menjadi satu definisi baru. Adapun definisi akuntansi berdasarkan perspektif Pancasila adalah pertanggungjawaban manusia kepada Tuhan melalui pemanusiaan manusia, semangat persaudaraan, pengangkatan derajat rakyat, serta penyeimbangan kebutuhan jasmani dan rohani manusia dalam hal aktivitas keuangan

Jurnal Akuntansi Multiparadigma JAMAL

Abstract: Carrying Pancasila in an Accounting Definition The pur-

Volume 6

pose of this research is to create a new definition of accounting based on

Nomor 2

Halaman 175-340

Pancasila values. The author uses a qualitative method which relies on the

Malang, Agustus 2015 ISSN 2086-7603

postmodernism method in the point of view of Pancasila to make a new

definition. The result of this research is a new accounting definition based on each sila and the result is being formulated into a new definition. The

e-ISSN 2089-5879

Tanggal masuk:

accounting definition in Pancasila perspective is the human accountability

3 Juni 2015

to God by humanizing the human, spirit of brotherhood, uplifting the degree

Tanggal revisi:

of society, and balancing the physical and spiritual needs of human in fi-

8 Juli 2015

nancial activity.

Tanggal diterima:

14 Juli 2015

Kata Kunci: Definisi Akuntansi, Pancasila, Posmodernisme, Budaya, Masyarakat, Aktivitas keuangan

Definisi merupakan dasar bagi ma- bidang akuntansi Tampaknya hal ini tidak nusia dalam berperilaku Dalam kaitannya

berlaku bagi kondisi akuntansi di Indonesia dalam bidang akuntansi, definisi merupakan

Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia hal yang sangat penting untuk memberikan

memiliki sebuah ideologi yang disebut de- dasar pemikiran serta pandangan tentang ngan Pancasila, jauh dari nilai-nilai kapita- arah dan kebijakan dari akuntansi itu sendiri

lisme (Mubyarto 1987:54, Gunadi 1995:173) baik dari segi pembuat standar ataupun dari

Anehnya, pada tingkat sistem ekonomi dan segi penggunanya (Sawarjuwono 2012:21)

khususnya dalam dunia akuntansi sendiri Dasar dari akuntansi merupakan cerminan

corak kapitalisme sangat kental, baik dalam dari kondisi masyarakat suatu wilayah Jika

tingkat teori maupun tingkat praktis Kama- masyarakat memiliki budaya yang bercorak

yanti (2012) dalam dalam percakapan dia- dengan unsur kapitalisme, maka dengan logis dengan mahasiswa juga mengatakan sendirinya akuntansi akan bersifat kapita-

bahwa akuntansi saat ini sudah jauh dari lisme pula Hal ini digambarkan dalam Ha-

nilai-nilai etis bangsa Indonesia rahap (2013:384) dalam Gambar 1

Pengadopsian akuntansi yang ber- Penggambaran konsep akuntansi ter-

dasarkan dengan unsur kapitalisme sa ngat sebut mengasumsikan adanya pemikiran menekankan pada unsur pemeliharaan hubungan searah antara kondisi dalam kekuasaan Harahap (2013:4) menggambar- masyarakat dengan penerapannya dalam kan akuntansi ala kapitalisme sebagai alat

Sitorus, Membawa Pancasila Dalam Suatu Definisi Akuntansi 255

Gambar 1. Proses Terjadinya Praktek Akuntansi Kapitalis

Sumber: Harahap (2013:384)

untuk mengumpulkan harta dan memeli- Akuntansi adalah suatu kegiatan haranya agar proses akumulasi kekayaan

jasa Fungsinya adalah memberi- berjalan lancar dan penguasaannya tetap di

kan informasi kuantitatif, umum- tangan kapitalis Implikasinya, manusia ter-

nya dalam ukuran uang, menge- jebak dalam kuasa yang utilitarian-hedonis

nai suatu badan ekonomi yang karena perhatian yang besar pada aspek

dimaksudkan untuk digunakan materi dalam kapitalisme akuntansi (Triyu-

dalam pengambilan keputusan wono 2012:24) Hal ini juga digambarkan

ekonomi sebagai dasar memilih dalam definisi akuntansi menurut beberapa

di antara beberapa alternatif (Ac- lembaga yang dijadikan patokan dalam pem-

counting Principle Board/APB buatan standar akuntansi, khususnya di In-

Statement No 4)

donesia (Harahap 2013:5): Beberapa definisi di atas menggambar- Akuntansi adalah proses mengi-

kan akuntansi sebagai bidang yang mem- dentifikasikan, mengukur, dan

fokuskan diri pada nilai-nilai moneter yang menyampaikan informasi eko-

digunakan untuk pengambilan keputusan nomi sebagai bahan informasi

ekonomi Tidak ada unsur Ketuhanan dan dalam mempertimbangkan ber-

hal-hal yang bersifat humanis dalam definisi bagai alternatif dalam mengambil

tersebut Hal ini sekaligus menggambarkan kesimpulan oleh para pemakainya

akuntansi hanyalah sebagai bahasa bisnis (A Statement Of Basic Accounting

sehingga segala pemikiran tentang prinsip- Theory/ASOBAT)

prinsip di dalamnya hanya berfokus pada unsur materi Akibatnya, akuntansi penuh

Akuntansi adalah seni pen- dengan unsur-unsur yang bersifat rasional catatan, penggolongan, dan

demi pengembangan bisnis semata De ngan pengikhitisaran dengan cara ter-

demikian akuntansi yang berbasis pada tentu dan dalam ukuran moneter,

pengaruh kapitalisme penuh dengan unsur transaksi, dan kejadian-kejadian

maskulinitas

yang umumnya bersifat keuang- Unsur maskulinitas dalam definisi an dan termasuk menafsirkan

tersebut, yang merupakan ciri khas dari hasil-hasilnya (American Institute

paradigma Positivisme (Syafe’ie 2000:43), Of Certified Public Accounting/

membuat dunia akuntansi terkukung dalam AICPA)

sifat-sifat yang bersifat meterialistik Pada akhirnya, manusia yang menjadi pelaku uta- sifat-sifat yang bersifat meterialistik Pada akhirnya, manusia yang menjadi pelaku uta-

Indriantoro dan Supomo (2002:12) memberi- barkan bahwa dosa yang membuat manusia

kan gambaran metode kuantitatif sebagai terpenjara melalui sifat positivisme akun-

penelitian yang menekankan pada pengujian tansi adalah sikap hidup individual dan gaya

teori-teori melalui pengukuran variabel-vari- hidup hedonistik serta materialistik Sifat abel penelitian dengan angka dan melakukan dosa demikian tentunya membuat hubung-

analisis data dengan prosedur statistik Se- an manusia hanya sebatas pada hal-hal du-

dangkan Bogdan dan Taylor dalam Moleong niawi semata dan melupakan keberadaan (2004:3) mengemukakan bahwa metodologi Tuhan dalam hidup

penelitian kualitatif merupakan prosedur Menarik untuk dicermati apakah tu-

penelitian yang menghasilkan data deskrip- juan dari akuntansi hanya untuk kepenting-

tif berupa kata-kata tertulis maupun lisan an investasi semata? Melihat pernyataan dari

dari orang-orang dan perilaku yang diamati Mulawarman (2008a:59) yang menyatakan Penelitian yang digunakan dalam penulisan bahwa akuntabilitas bukan hanya untuk ke-

ini adalah penelitian kualitatif yang berdasar pentingan pemilik dan kreditor namun juga

pada studi dokumen/teks Penelitian ini kepada masyarakat dan lingkungan, me-

meneliti dan menelaah pemikiran para ahli, nimbulkan konsekuensi bahwa fokus dari yang pikiran-pikiran mereka tersebar dalam pemikiran akuntansi bukan hanya kepada beberapa buku, artikel, dokumen dan lain- konsep keuntungan namun juga pertang-

lain, tentang falsafah Pancasila yang relevan gungjawaban kepada unsur-unsur sosial dalam kajian akuntansi (Sukoharsono 2010) Dalam tataran yang

Karakteristik penulisan kualitatif yang lebih luas, akuntansi juga harus memiliki dapat diartikan dengan penulisan meng- pertanggungjawaban kepada Tuhan

gunakan perspektif posmodernisme mem- Melalui penggambaran definisi akun-

berikan bantuan gambaran penulis untuk tansi berdasarkan perspektif Pancasila, di-

dapat meletakkan dirinya diluar paradigma harapkan setiap entitas tidak akan memi-

modern dalam arti bahwa ia menilai mo- liki pola pikir untuk mencari keuntungan dernisme bukan dari kriteria modernitas, sebesar-sebesarnya yang diukur dari aspek

tetapi melihatnya dengan cara kontemplasi moneter Dalam konteks yang lebih luas, dan dekonstruksi (Hadiwinata dalam Triyu- pendefinisian akuntansi berdasarkan pers-

wono 2006a:120) Mulawarman (2013:151) pektif Pancasila juga akan membantu setiap

menganggap bahwa paradigma modern entitas memenuhi aspek pertanggungjawa-

(positivisme) saat ini memandang kekuatan ban berdasarkan unsur humanis Masing-

di luar manusia tidak lagi berperan pa- masing sila memiliki unsur-unsur yang sal-

da diri manusia secara signifikan, tetapi ing terkait dan tidak dapat dipisahkan Hal

manusia adalah pusat dari segala sesuatu ini tentu saja berbeda dengan unsur masku-

Implikasinya adalah positivisme secara linitas dalam definisi akuntansi yang ber-

semena-mena dan tidak beradab telah basis pada kapitalisme yang masih berfokus

memerangkap manusia pada dunia ma- pada konsep laba dan kapitalisasi modal

teri (Achsin 2006:37) Paradigma posmoder- nisme muncul untuk mengatasi kelemahan

paradigma positivisme dengan mencoba me- Suatu penelitian tidaklah mungkin mahami realitas secara lebih utuh dan leng- terjadi tanpa ada metode yang menyer-

METODE

kap (Triyuwono 2006a:219) tainya Metode penelitian menurut Triyu-

Dalam penelitian ini penulis menggu- wono (2006a:280) merupakan cara seorang

nakan paradigma posmodernisme se bagai peneliti (dari pengumpulan data sampai perspektif pemikiran Adapun alasan dari pada analisis data) dalam upaya memberi-

penggunaan paradigma posmoder nisme kan jawaban atas permasalahan teoritis adalah adanya keinginan penulis untuk ti- atau praksis yang sedang dihadapinya Pe-

dak hanya melakukan kritik terhadap suatu milihan metodologi penelitian merupakan

makna, namun juga memasukkan nilai-ni- bagian yang vital dalam suatu proses riset,

lai baru dalam makna tersebut Selain itu, sebab ia memengaruhi kualitas ilmu penge-

menurut Triyuwono (2012:372-374) san- tahuan yang akan diproduksi (Salampessy

gat sulit memasukkan unsur baru de ngan 2011:35) Secara umum terdapat dua jenis

menggunakan paradigma positivis dan in- metode yang digunakan dalam melakukan tepretatif karena paradigma positivis men- sebuah penelitian, yaitu metode penelitian jadi dasar bagi akuntansi modern dan para-

Sitorus, Membawa Pancasila Dalam Suatu Definisi Akuntansi 257 digma intepretatif menekankan pada makna

dari sebuah simbol Salah satu tokoh yang terkenal dengan pemikiran posmodernisme ialah Jacques Derrida Ia adalah seorang anak keturunan dari bapak-ibu Yahudi yang lahir di El-Biar pada tahun 1930 Beberapa karya terkenal Derrida yang masih dapat dilacak hingga antara lain, seperti L’ecriture et la Diffe rence (Tulisan dan Perbedaan), De la Grammatolo- gie (Tentang Grammatologi), dan Marges de la Philosohie (Pinggiran-pinggiran Filsafat) (Parikesit 2012:14) Derrida se perti yang dikutip dalam Santoso (2007:252) meng- inginkan kebenaran itu tidak harus diba- tasi dalam kebenaran tunggal, umum, dan universal, karena dalam kenyataannya ke- benaran itu bersifat plural, particular, dan relative Untuk merealisasikan gagasannya sekaligus kritiknya atas modernitas, Der- rida mengungkapkannya dalam metode dekonstruksi dan uraian tentang “difference” (O’Donnel 2009:56-57)

Adapun pengertian dari dekonstruk- si menurut Triyuwono (2012:139) adalah upaya menghadirkan aspek-aspek lain yang berada di luar narasi besar (logosentrisme, dalam hal ini pemikiran sistem ekonomi dan akuntansi modern) Gayatri Spivak seperti yang dikutip dalam Sarup (2008:74) meng- gambarkan dekonstruksi sebagai upaya untuk menemukan teks marginal yang menjanjikan, menyingkap, membongkar momen yang tidak dapat dipastikan de- ngan alat penanda yang positif, membalik- kan hierarki yang ada, agar dapat diganti; membongkar agar dapat membangun kem- bali apa yang selalu telah tertulis Hal ini juga senada dengan pernyataan O’Donnell (2009:63) yang berpendapat bahwa dekon- struksi membuka tabir kemungkinan mak- na yang begitu banyak, agenda terselubung dan aspek yang tidak disadari dari teks Dengan demikian dekonstruksi digunakan sebagai strategi baru untuk memeriksa se- jauh mana struktur-struktur yang terbentuk dan senantiasa dimapankan batas-batasnya serta ditunggalkan pengertiannya Hal-hal terkait batas-batas penunggalan inilah yang hendak disubversi Derrida dengan strategi dekonstruksi

Melihat pengertian dekonstruksi di atas, dapat diambil suatu makna bahwa penulis tidak menghilangkan makna ba- ngunan lama yang sudah ada (dalam hal ini penulis tidak meniadakan unsur kapitalisme dalam akuntansi), namun menyeimbangkan

dengan nilai-nilai baru Hal ini juga seja- lan dengan keyakinan dari Derridra yang memandang bahwa ada begitu banyak ke- benaran dalam suatu teks serta menolaknya untuk membuat suatu kebenaran tunggal (O’Donnel 2009:59) Begitu juga dengan dekonstruksi yang dilakukan oleh Triyu- wono (2012:139-140) serta Riduwan, et al (2010:38-60) yang memosisikan diri sebagai pencari sudut pandang alternatif

Meskipun demikian, dekonstruksi yang dilakukan oleh Derrida memiliki sejumlah kelemahan terkait dengan arah pengembang- an penelitiannya Mulawarman (2013:157) menyebutkan bahwa dekonstruksi yang dilakukan oleh Derrida tidak pernah me- ngarahkan kepada kepastian kebenaran dan hanya memberikan jalan bagi dekonstruksi selanjutnya Sedangkan O’Donnell (2009:62) memandang bahwa dekonstruksi yang di- lakukan oleh Derridra selalu menghadir- kan makna yang begitu banyak sehingga akan terdapat berbagai kemungkinan yang ditimbulkan dalam penafsiran suatu teks Hal ini tentunya akan membuat suatu ke- rancuan dalam melakukan penafsiran data Selain itu, seperti yang digambarkan se- belumnya bahwa dalam posmoderinisme modern suatu cerita hanya dapat memiliki nilai yang bersifat lokal semata, hal ini tentu saja mengundang keterbatasan bagi penulis untuk melakukan dekonstruksi yang dapat digunakan sebagai nilai-nilai yang bersifat universal Oleh karena itu, penulis memu- tuskan untuk melakukan dekonstruksi yang berpatokan kepada nilai-nilai Pancasila

Penggunaan Pancasila sebagai para- digma dekonstruksi pada dasarnya digu- nakan untuk menemukan makna yang se- suai dengan kepribadian bangsa Indonesia Salampessy (2012:37) berpendapat bahwa Pancasila mengajarkan bangsa Indonesia untuk menjadi manusia yang tidak me- ngutamakan dirinya sendiri, namun se- lalu memerhatikan rangsangan sosial dan moral Sedangkan Mulawarman (2013:161) me ngungkapkan dalam Pancasila terdapat penyatuan antara sains dan agama serta ke satuan yang nyata antara kepentingan obyektifitas dan subyektivitas, materialitas diri, sosial dan masyarakat sekaligus ba- tiniah spiritualitas diri sosial dan masyara- kat yang memiliki nilai Ketuhanan Hal inilah yang kemudian dapat mengangkat nilai kepribadian bangsa Indonesia dalam diri akuntansi Dapat dikatakan bahwa pos- modernisme yang dilakukan oleh penulis Penggunaan Pancasila sebagai para- digma dekonstruksi pada dasarnya digu- nakan untuk menemukan makna yang se- suai dengan kepribadian bangsa Indonesia Salampessy (2012:37) berpendapat bahwa Pancasila mengajarkan bangsa Indonesia untuk menjadi manusia yang tidak me- ngutamakan dirinya sendiri, namun se- lalu memerhatikan rangsangan sosial dan moral Sedangkan Mulawarman (2013:161) me ngungkapkan dalam Pancasila terdapat penyatuan antara sains dan agama serta ke satuan yang nyata antara kepentingan obyektifitas dan subyektivitas, materialitas diri, sosial dan masyarakat sekaligus ba- tiniah spiritualitas diri sosial dan masyara- kat yang memiliki nilai Ketuhanan Hal inilah yang kemudian dapat mengangkat nilai kepribadian bangsa Indonesia dalam diri akuntansi Dapat dikatakan bahwa pos- modernisme yang dilakukan oleh penulis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Definisi akuntansi berdasarkan sila

Ketuhanan yang Maha Esa Sebagai se- buah alat, akuntansi tidak lepas dari suatu perkembangan peradaban Akuntansi tidak hanya memiliki nilai yang statis, namun mengalami perubahan yang bersifat dinamis mengikuti perkembangan jaman Berkaca dari pendapat Mulawarman (2013:153) yang menyatakan bahwa perkembangan teknologi, tanah, pangan dan energi yang berujung pada terbentuknya nilai kapita- lisme, disadari atau tidak secara langsung akuntansi terbawa dalam arus peradaban manusia Inilah yang menjadi realitas dari akuntansi saat ini, yang lebih memfokuskan

diri kepada unsur fisik semata daripada nilai Ketuhanan

Konsep akuntansi modern yang dibuat oleh Luca Pacioli sebenarnya sudah mencer- minkan adanya keterkaitan antara akuntan- si dengan agama Penggunaan kalimat In The Name Of God sebagai pembuka pada laoran keuangan yang digagas olehnya (Kamayanti, 2012) menunjukkan adanya nilai Ketuhanan dalam Rahim akuntansi Dalam perspektif lain, profesi Luca Pacioli sebagai seorang bi- arawan (Kamayanti 2012; Harahap 2012:32; Sukoharsono 2012:459) menunjukkan ada- nya keinginan untuk menggabungkan pe- mikiran antara akuntansi itu sendiri dengan pertanggungjawaban Kepada Tuhan agama

Memang, terdapat juga pihak yang meragukan kehadiran Luca Pacioli sebagai pelopor terbentuknya akuntansi modern Hal ini terdapat dalam pernyataan Hara- hap (2012:37-41) dan Kamayanti (2012) yang mengklaim bahwa akuntansi yang dibawakan oleh Pacioli sudah dipraktekkan oleh bangsa Arab mulai abad 9 M Sedang- kan Triyuwono (2012:22-23) berpendapat bahwa teknik akuntansi modern berasal dari kebudayaan Spanyol yang pada waktu itu merupakan negara Muslim dan pusat perkembangan teknologi di Eropa Terlepas dari adanya perbedaan perspektif pelopor, bagi penulis terdapat kesamaan nilai yang dibawakan yaitu kandungan agama dalam diri akuntansi itu sendiri

Adapun untuk mewujudkan akuntansi yang mendekatkan hubungan manusia ke- pada Tuhan, maka Triyuwono (2006b) meng-

usulkan konsep akuntansi yang berbasis ke- pada semangat manunggaling Kawulo-Gusti Pemahaman ini terinsipirasi dari ajaran Syekh Siti Jenar yang beranggapan bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan dan kem- bali kepada Tuhan, seperti yang diungkap- kan oleh Djaya dalam Triyuwono (2012:368) dalam kutipan berikut ini:

Ajaran sangkan paraning dumadi yang berarti pangkal atau mula dan arah tujuan semua kejadian,

menggambarkan suatu (filsafat) proses, kesinambungan awal-

akhir, bagaimana permulaannya dan juga kesudahannya Hal itu menumbuhkan pemahaman ma- nunggaling Kawulo-Gusti

Konsep manunggaling Kawulo-Gusti sendiri sebenarnya bukan hanya diajarkan oleh satu agama semata Dalam Al-quran terdapat ayat innaa Iilahi wa inna ilahi raa- jiuum (Surah Al-Baqarah ayat 156) yang me- miliki pengertian bahwa segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan akan kembali kepada Tuhan Sedangkan dalam Alkitab terdapat

ayat debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya (Pengkhotbah 12:7) yang memiliki makna bahwa hakekat manusia sebenarnya berasal dari Tuhan Sedangkan masyarakat India mengenal istilah Yoga un- tuk memberikan pengertian yang sama (Tri- yuwono 2006b) Ini menandakan dalam aga- ma apapun tujuan konsep manusia sebagai ciptaan Tuhan pada akhirnya akan kembali kepada Tuhan untuk bersatu dengan-Nya

Berkaca dalam proses manunggaling Kawulo-Gusti dalam akuntansi, kerenda- han hati manusia tentunya sangat diperlu- kan untuk dapat menyatu dengan Tuhan Tidak lah mungkin manusia dapat menyatu

de ngan Tuhan jika masih menggunakan pemikiran yang bersifat egois dan rasional Sikap kerendahan hati inilah yang memung- kinkan manusia untuk membuka cakrawa- la pemikiran yang bersifat irasional dan spiritual

Akuntansi spiritual hadir sebagai sa- rana untuk mewujudkan sikap kerendahan hati manusia Melalui akuntansi yang ber- basis pada nilai spiritual, manusia diajarkan untuk semakin menyadari bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa dalam kehidupan Na- mun, pemaknaan akuntansi yang berbasis kepada nilai spiritual juga harus mengalami perubahan terlebih dahulu Jika akuntansi

Sitorus, Membawa Pancasila Dalam Suatu Definisi Akuntansi 259 spiritual dimaknai dalam sudut pandang setiap manusia memiliki kedudukan yang

filosofis, kesadaran tersebut akan muncul sederajat Demikian pula dengan paradigma dengan sendirinya Sebaliknya, jika akun-

akuntansi juga harus menganggap bahwa tansi spiritual hanya dimaknai dalam sudut

setiap manusia memiliki kedudukan yang pandang pragmatis, maka tetap saja manu-

sama tanpa melihat kedudukan dan jabatan sia akan berorientasikan pada unsur-unsur

yang diemban

materi Penggunaan enterprise theory sebagai Dengan demikian, definisi akuntansi

dasar pemikiran akuntansi dapat dikatakan berdasarkan sila Ketuhanan yang Maha Esa

sudah memenuhi unsur kemanusiaan yang adalah proses mempertanggungjawabkan diamanatkan dalam Pancasila untuk saat aktivitas keuangan kepada Tuhan

ini Perspektif usaha bersama yang me-

nyamakan posisi pemilik dengan karyawan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab As-

Definisi akuntansi berdasarkan sila

dan sumber daya manusia lainnya sebagai pek manusia menjadi sangat penting dalam

komponen penerima laba menunjukkan konsep akuntansi mengingat manusia adanya persamaan derajat manusia dalam merupakan pihak pembuat sekaligus pelak-

akuntansi Dalam jangka panjang, hal ini sana dari konsep akuntansi Tanpa adanya

akan membuat karyawan termotivasi dalam manusia, akuntansi tidaklah mungkin bisa

bekerja untuk meningkatkan keuntungan dipikirkan, dilaksanakan, dan dikembang-

serta mengembangkan jalannya perusahaan kan Manusia juga merupakan faktor uta-

karena merasa menjadi bagian dari kepemi- ma dalam penentuan arah berkembangnya

likan perusahaan

akuntansi Adapun penggunaan konsep enterprise Penggunaan perspektif entitas bisnis theory dalam kehidupan sehari-hari tidak- pada pemikiran akuntansi saat ini menun-

lah sulit untuk dilaksanakan Penelitian dari jukkan adanya pihak yang diistimewakan Hanif, et al. (2013) menunjukkan adanya

dalam suatu kegiatan ekonomi Pemilik, penerapan teori ini dalam sebuah rumah kreditor, serta investor merupakan pihak makan Padang di Jakarta Dalam wawan-

caranya, pemilik restoran menggunakan utama yang mendapatkan prioritas keun- sistem bagi hasil yang perhitungannya di- tungan dari hasil kegiatan usaha Im- ketahui oleh para karyawan Para karyawan plikasinya, pihak-pihak lain yang turut serta juga tidak mendapatkan gaji rutin, namun dalam kegiatan perusahaan dipandang tidak mendapat bagian dari keuntungan perusa- perlu mendapatkan bagian dari hasil ke-

haan setiap 100 hari

giatan usaha Sedangkan dalam hal pemenuhan ke- Disadari atau tidak penggunaan per-

butuhan hidup, manusia sering terjebak spektif entitas bisnis dalam akuntansi terdo-

dalam paradigma materialisme Kebutuhan rong oleh rasa serakah manusia untuk men-

hisup manusia sering dikonotasikan dalam cari keuntungan sebesar-besarnya Hal ini bentuk fisik, seperti uang, harta, makanan,

merupakan bagian dalam pemikiran kapita- dan hal lainnya Sedangkan kebutuhan lisme yang mengutamakan kepentingan dan

hidup lain yang tidak memiliki wujud fisik, kebebasan individual semata Marx dalam seperti ibadah, pertemanan, dan hal lainnya,

Suseno (2013:22) mengungkapkan bahwa seringkali tidak dianggap dalam kehidupan laba yang diapropriasi oleh kapitalisme se-

Hal inilah dalam jangka panjang akan me- lama ini merupakan curian dari hasil kerja

macu manusia untuk mengejar hal-hal yang buruh Sehingga dapat disimpulkan bahwa

berbentuk fisik semata tanpa memedulikan laba yang dihasilkan oleh perusahaan se-

unsur-unsur rohaninya

lama ini seharusnya bukan ditujukan untuk Paradigma berpikir demikian juga ter- kepentingan pemilik serta investor semata,

cermin dalam konsep akuntansi modern de- namun juga kepada manusia lain yang se-

wasa ini Akuntansi sering dimaknai sebagai lama ini sudah bekerja demi kepentingan suatu kegiatan pencatatan yang memuat

perusahaan suatu satuan moneter sebagai basis utama Pemikiran akuntansi modern yang pengukuran (Parikesit 2012:71) Satuan dapat menimbulkan adanya kelas sosial uang menjadi alat ukur utama dalam penen-

disadari atau tidak memiliki pertentangan tuan suatu keberhasilan perusahaan dalam dengan nilai Pancasila Pasal 27 UUD 1945

menjalani kegiatan operasionalnya Akibat- menyatakan bahwa setiap warga negara me-

nya, akuntansi menjadi terbatas sebagai miliki kedudukan yang sama di hadapan hu-

alat pengukur kekayaan semata (Triyuwono kum dan pemerintahan menandakan bahwa

2012:382-383)

Dengan memahami sila kedua Panca- membutuhkan bantuan orang lain Ma- sila sebaga sila “Kemanusiaan yang adil dan

nusia juga lupa bahwa dalam kehidupan beradab,” maka sejatinya akuntansi ditun-

kesalehan merupakan hal yang juga turut tun untuk memenuhi kebutuhan hidup ma-

dikejar se bagai bentuk pertanggungjawaban nusia yang tidak sekedar unsur materi se-

di akhirat Hal inilah yang mendasari perlu- mata Akuntansi dituntut untuk memenuhi

nya proses memanusiakan manusia dalam kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial

akuntansi

dan makhluk monopluralis Maka dari itu, Dengan demikian, definisi akuntansi akuntansi tidak boleh memandang satu-

berdasarkan sila Kemanusiaan yang Adil an uang sebagai alat ukur utama, namun dan Beradab adalah proses memanusiakan akuntansi juga harus memperimbangkan manusia melalui suatu aktivitas keuangan satuan tidak terukur yang pada hakekatnya

Definisi akuntansi berdasarkan sila

bertujuan untuk membentuk pribadi men- Persatuan Indonesia Konsep akuntansi jadi manusia humanis Hal ini juga sejalan

modern saat ini sangat kental dengan nu- dengan pendapat Sukoharsono (2010) yang

ansa EGOMAU, yang menekankan pada per- menyatakan bahwa suatu organisasi tidak timbangan angka serta pencapaian laba pe- harus dijalankan dengan “iming-iming” rusahaan Triyuwono (2006b) menyebutkan uang, namun cinta dan kasih sayang yang

bahwa konsep EGOMAU dalam akuntansi tulus akan lebih mampu menggerakkan or-

menyebabkan timbulnya dehumanisasi bagi ganisasi ke arah yang lebih dahsyat

manusia Sedangkan Latif (2012:564-565) Berdasarkan penggambaran di atas, mendeskripsikan adanya perjuangan kepa- dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa

da kepentingan sendiri (self-interested indivi- akuntansi merupakan proses memanu-

duals) dalam sistem kapitalisme yang meru- siakan manusia Adapun memanusiakan pakan basis dari akuntansi modern Konsep manusia dimaknai sebagai proses mengem-

EGOMAU dalam akuntansi memusatkan balikan hakekat penciptaan manusia sebagai

manusia sebagai sebuah individual yang makhluk humanis, yang tidak hanya meng-

berorientasi pada laba Konsep ini tidak utamakan kepentingan pribadinya semata, mengenal rasa berbagi antar umat manusia, namun juga kepentingan bersama Memang,

bahkan nilai Ketuhanan sekalipun manusia terlahir sebagai seorang individu

Akuntansi tanpa EGOMAU merupakan Namun, manusia juga harus menyadari hal mendasar yang menjadi tujuan diben- bahwa sejak proses kelahiran hingga men-

tuknya definisi akuntansi dalam perspektif jalani upacara kematiannya, manusia pasti

sila ketiga Pancasila Hal ini berangkat dari membutuhkan pertolongan sesama Hal suatu kondisi pemikiran akuntansi modern inilah yang menjadi latar belakang diben-

yang selama ini berpatokan terhadap kepua- tuknya akuntansi humanis

san pemilik semata sehingga menimbulkan Proses memanusiakan manusia meru-

suatu kesan bahwa akuntansi hanya dicip- pakan suatu upaya mengembalikan nilai takan bagi kepentingan pemilik semata Si- yang hilang dalam pemikiran akuntansi fat egoisme tersebut tentu saja bertentangan modern saat ini Dalam akuntansi konven-

dengan semangat Pancasila yang menjun- sional, manusia dididik untuk menguta-

jung tinggi rasa kekeluargaan dalam suatu makan dirinya sendiri tanpa memedulikan kegiatan ekonomi kepentingan orang lain Akuntansi hanya

Dalam lingkup yang lebih luas, se- membentuk manusia mengejar hal-hal yang

sunguhnya konsep EGOMAU yang menjadi berbau materi dan melupakan kebutuhan ciri khas dalam akuntansi modern dapat non materi yang sejatinya merupakan hal menimbulkan perpecahan dalam kegiatan utama yang dibawa oleh manusia ketika ia

perekonomian Timbulnya kesenjangan so- mati Akuntansi konvensional juga mencip-

sial dan pengistimewaan kelas pemilik dan takan suatu kelas sosial yang dapat mem-

investor mengakibatkan terpisahnya jarak pengaruhi perusahaan untuk menindas hubungan antar golongan yang berpartisi- kaum lemah dan memanjakan kaum pemilik

pasi dalam kegiatan perekonomian Pemilik beserta investor

dan investor merasa bahwa dirinya berhak Nilai yang hilang dalam akuntansi kon-

atas laba yang telah dimiliki sehingga mer- vensional mengakibatkan manusia menjadi

eka ingin meminimalisir komponen lain (ter- mengutamakan harta serta kepentingan-

masuk sumber daya manusia) yang dapat nya sendiri Manusia menjadi lupa bahwa menimbulkan suatu biaya bagi mereka de- mulai dari hidup hingga terkubur ia selalu

mi meraup keuntungan sebesar-besarnya

Sitorus, Membawa Pancasila Dalam Suatu Definisi Akuntansi 261 Di sisi lain meraka seolah-olah melupakan

man pada masyarakat Indonesia, termasuk bahwa kegiatan perekonomian tidak hanya

dalam kaitannya dengan akuntansi Standar dilakukan oleh satu golongan saja, namun

akuntansi modern yang memiliki nilai ma- juga berbagai macam golongan, termasuk terialitas yang tinggi sangat tidak mungkin di dalamnya unsur karyawan Oleh karena

diaplikasikan terhadap kondisi masyarakat itu, bagi penulis wajar apabila banyak sekali

Indonesia yang beragam tersebut Kalau- terjadi demo-demo buruh yang menuntut pun dipaksakan, maka hal ini akan mempe- pe ningkatan kesejahteraan karena pola pe-

ng aruhi menurunkan nasionalisme suatu mikiran pemilik dan investor sudah “tera-

bangsa serta akan terjadi pemasalahan cuni” oleh konsep akuntansi modern

dalam kegiatan perekonomian yang kondisi

Berdasarkan penggambaran di atas lingkungannya tidak sesuai dengan yang di- maka sudah seharusnya konsep EGOMAU harapkan oleh standar (Kusuma 2007) digantikan oleh semangat gotong royong

Semangat Bhineka Tunggal Ika yang yang menjadi dasar bagi sila ketiga Pancasila

diajarkan oleh Mpu Tantular (Salampessy Pemilik dan investor tidak boleh lagi merasa

2012:127) pada dasarnya mengajarkan bahwa hanya mereka saja yang termasuk manusia untuk tidak mengutamakan ke- dalam golongan penerima keuntungan pe-

pentingannya sendiri Manusia terdiri atas rusahaan Sebaliknya, karyawan serta kom-

berbagai macam sifat dan karakter sehingga ponen lain sudah seharusnya ditempatkan

sangat sulit untuk memadukan berbagai sebagai penerima keuntungan bahkan turut

macam karakter tersebut masing-masing serta dalam pengambilan keputusan karena

pihak memiliki kepentingan dan argumen justru dari mereka kegiatan operasional pe-

masing-masing Begitu juga halnya dalam rusahaan dapat berjalan Dapat dikatakan suatu perusahaan yang memiliki tingkat bahwa semua pihak yang terlibat dalam kompleksitas yang tinggi, tentunya dibutuh- suatu kegiatan perekonomian perusahaan kan penyatuan tujuan serta arah kebijakan harus dipikirkan dalam akuntansi

yang sama untuk memermudah jalannya ke- Perubahan dasar pemikiran akuntansi

giatan operasional Dapat dikatakan bahwa dari EGOMAU menuju gotong royong pada

akuntansi haruslah mampu menyatukan dasarnya merupakan suatu upaya mengem-

berbagai macam kepentingan dan tujuan balikan semangat perekonomian Pancasila untuk membentuk perusahaan yang ber- yang sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 Me-

basis kekeluargaan Dalam lingkup yang mang, dalam perspektif harafiah pasal terse-

lebih luas, akuntansi harus memersatukan but memiliki makna bahwa perekonomomi-

berbagai macam kepentingan bangsa untuk an suatu bangsa dikuasai oleh pemerintah

membentuk akuntansi humanis, tidak ha- Namun, dalam perspektif lain dikuasai oleh

nya sekedar kepentingan bisnis semata negara memiliki pengertian bahwa negara

Persaudaraan berdasarkan sila ketiga memiliki hak dan kewajiban untuk mence-

Pancasila dapat diibaratkan sebagai sebuah gah adanya penindasan ekonomi oleh kaum

keluarga yang utuh Memang dalam suatu korporat (Hatta 1977:28)

keluarga terdapat beberapa golongan, seper- Asas gotong royong yang menjadi dasar

ti orang tua, anak, bahkan juga kerabat lain dalam membangun akuntansi berdasarkan

atau pembantu sekalipun Namun, meski- sila ketiga Pancasila tidaklah lengkap jika pun terdapat berbagai macam golongan, tidak ada semangat kebhinekaan di dalam-

mereka semua bersama-sama membangun nya Tanpa adanya semangat kebhinekaan,

suatu kesadaran tersendiri untuk hidup asas kekeluargaan yang menjadi roh dalam

bersama-sama dalam satu lingkungan Satu akuntansi sila ketiga hanyalah sekedar for-

golongan saja mengutamakan sifat egoisnya, malitas semata dan tidak mampu diaplikasi-

maka dapat terjadi suatu perpecahan dalam kan dengan baik Terlebih, jika dalam suatu

keluarga tersebut Bagaikan anak yang me- perusahaan masing-masing pihak memiliki

lawan orang tua atau suami dan istri yang berbagai macam kepentingan yang semua-

saling bertengkar, keharmonisan dalam nya harus ditaati Pastilah sangat sulit un-

suatu keluarga akan sulit terwujud tuk membentuk suatu “keluarga” dalam

Persaudaraan yang merupakan perusahaan

hakekat akuntansi berdasarkan sila ketiga

Bangsa Indonesia merupakan bangsa Pancasila memiliki tujuan untuk merekat- yang terdiri atas berbagai macam wilayah, kan hubungan antar komponen perusahaan pekerjaan, suku, ras, dan agama Hal ini pu-

atau aktivitas ekonomi Jika dalam konsep la yang menyebabkan timbulnya keberaga-

akuntansi modern terdapat hubungan yang akuntansi modern terdapat hubungan yang

Sifat persaudaraan dalam akuntansi juga menimbulkan rasa saling memiliki antar seluruh komponen perekonomian, baik dari segi lingkungan perusahaan maupun segi aktivitas perekonomian nasional Pemilik tidak merasa bahwa hanya dirinyalah yang berhak atas laba yang telah dihasilkan, se- baliknya karyawan tidak lagi merasa bahwa mereka hanya menjadi alat bagi berjalannya kegiatan perusahaan Dalam konteks yang lebih luas, investor dan masyarakat dapat dikategorikan sebagai pemilik dan keduanya harus mendapat prioritas yang sama dalam hal pemikiran akuntansi

Melalui semangat persaudaraan, maka dengan sendirinya kesejahteraan bangsa dan negara dalam bidang perekonomian dapat terwujud Seperti yang diungkapkan oleh Gunadi (1981:93) bahwa perwujudan usaha yang berlandaskan kekeluargaan melahir- kan rukun bangsa Melalui rukun bangsa inilah kepentingan bersama menjadi priori- tas dalam melakukan pembangunan Hal ini berimbas pada adanya semangat bekerja sama antar perusahaan untuk membangun kesejahteraan bersama Perusahaan tidak lagi memikirkan persaingan demi mengejar keuntungan semata, namun bersama-sama untuk menghidupi masyarakat

Melihat falsafah dari koperasi se bagai badan usaha, semangat persaudaraan merupakan hal yang tidak mustahil untuk diterapkan dalam konsep akuntansi Melalui koperasi, masyarakat Indonesia belajar un- tuk semakin menahan rasa egoisme dalam dirinya (Hatta, 1987:6) Rasa egoisme terse- but kemudian diubah menjadi semangat persaudaraan melalui asas kekeluargaan yang menjadi landasan utama dalam ko- perasi di Indonesia Jika falsafah koperasi ini terus dikembangkan dalam memba ngun konsep akuntansi, maka bukanlah hal yang tidak mungkin jika akuntansi dapat mem- persatukan masyarakat Indonesia yang penuh dengan keberagaman Akuntansi yang selama ini penuh dengan unsur indi- vidualitas, berubah dengan adanya falsafah koperasi sebagai manifestasi dari pasal 33 ayat 1 UUD 1945

Penerapan semangat persaudaraan dalam akuntansi tentunya dibutuhkan suatu rasa kebanggaan terhadap perusa- haan atau negara Tanpa adanya rasa ke- banggaan tersebut tidaklah mungkin timbul cinta dan kasih yang tulus untuk bersama- sama mengembangkan suatu kesejahteraan bersama Perusahaan dan karyawan ha- rus memiliki kebanggaan turut beraktivitas dalam operasionalnya, demikian juga ma- syarakat harus memiliki kebanggaan terha- dap bangsa dan negaranya demi terciptanya keinginan untuk membangun peradaban bangsa dengan hati yang tulus Hal inilah yang harus dipikirkan dalam perumusan in- strumen dan konsep akuntansi agar tercipta suatu kebanggaan terhadap perusahaan ataupun bangsa dan negara

Dengan demikian, definisi akuntan- si berdasarkan sila Persatuan Indonesia adalah proses menciptakan persaudaraan dalam kaitannya dengan kegiatan aktivitas keuangan

Definisi akuntansi berdasarkan Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

Sila Keempat Pancasila menekankan bahwa rakyat harus menjadi tujuan utama Demikian juga dengan akun- tansi yang tidak boleh dibuat dengan tujuan mengistimewakan kelas tertentu Akun- tansi harus dibuat dengan berorientasikan kesejahteraan bersama Hal ini juga memi- liki hubungan terkait dengan dekonstruksi definisi akuntansi yang telah digambarkan oleh penulis berdasarkan sila ketiga Se- hingga dapat dikatakan bahwa mewujudkan akuntansi untuk rakyat merupakan suatu keharusan dalam pembuatan suatu stan- dar Akuntansi tidak bisa hanya dibuat demi tujuan kepentingan bisnis semata tanpa me- medulikan nasib dan kepentingan rakyat se- bagai salah satu unsur terbentuknya suatu negara Dengan pengertian lain, akuntansi tidak boleh hanya memfokuskan diri pada perusahaan besar semata, namun juga bekonsentrasi pada usaha kecil dan mene- ngah yang sesuai dengan paradigma Pan- casila (Ludigdo 2012) Mencermati pandang- an Abdulgani (1964:67) yang menyatakan bahwa untuk mencapai suatu kemajuan ke- budayaan orientasi kedaulatan haruslah di tangan rakyat, demikian pula dengan akun- tansi Nilai kedaulatan rakyat merupakan harga mutlak yang harus dijunjung tinggi dalam konsep akuntansi

Sitorus, Membawa Pancasila Dalam Suatu Definisi Akuntansi 263 Sangat ironis sekali jika melihat kondisi

akuntansi modern yang hanya mengakomo- dir kepentingan golongan tertentu dan melu- pakan kalangan lain yang justru merupakan bagian utama dari keberadaan akuntansi Sebagai pelaku utama dari sebuah kegiatan usaha, seharusnya rakyat menjadi poros utama dalam pemikiran akuntansi, bukan kepada pemilik ataupun investor semata Pemilik ataupun investor hanya memiliki pertanggungjawaban sebatas modal yang disetor, sementara rakyat menjadi penentu dari kemajuan berhasil atau tidaknya se- buah aktivitas ekonomi Nyatanya, melihat akuntansi modern yang hanya dibuat de- ngan perspektif kalangan pemodal semata, maka hal ini menunjukkan adanya ketimpa- ngan dalam akuntansi saat ini

Akuntansi modern yang saat ini dibuat demi kepentingan segelintir golongan juga membuat adanya perpecahan sosial dalam masyarakat Indonesia Hal ini didukung oleh pendapat Abdulgani (1964:66-67) yang menyatakan bahwa dalam masyarakat yang masih berupa unsur feodal orang yang me- megang kekuasaan adalah masyarakat kelas atas semata Demikian pula dalam akun- tansi modern saat ini yang penuh dengan konsep kapitalisme, maka sampai kapanpun kaum kelas atas menjadi prioritas utama se- dangkan masyarakat menengah ke bawah akan menjadi termarjinalkan Dalam jangka panjang jika hal ini tidak dirubah dengan prinsip berkedaulatan rakyat maka akan menimbulkan suatu perselihan yang oleh Karl Marx disebut sebagai perselisihan revi- sonisme (Suseno 2013:24), perselisihan an- tara masyarakat kelas bawah dengan kaum pemilik modal

Konsep kerakyatan yang diusung dalam sila keempat Pancasila menyertakan mus yawarah sebagai suatu bentuk keber- samaan Berbeda dengan konsep akuntansi modern yang menggunakan pertimbangan angka (kuantitatif) sebagai dasar dalam pe - ngambilan keputusan, musyawarah meru- pakan jalan utama yang harus ditempuh, baik dalam hal pengambilan keputusan ekonomi perusahaan maupun dalam hal pembuatan standar akuntansi Masing-ma- sing pihak yang memiliki keterkaitan dalam akuntansi, baik secara langsung maupun tidak langsung tentunya harus dilibat- kan dalam proses pengambilan keputusan tersebut

Perwujudan akuntansi untuk rakyat ti- dak dapat dimaknai secara harafiah se bagai

bentuk memberikan kebebasan seluas- luasnya bagi individu untuk mengekspresi- kan bentuk akuntansi dengan menonjolkan kepentingannya masing-masing Menurut Parikesit (2012:94-95) memberikan kebe- basan seluas-luasnya untuk kepentingan individu tertentu dalam akuntansi akan mengakibatkan timbulnya suatu moral ha- zard, seperti tax planning atau perekayasaan laba (earning management) Oleh karena itu, dengan memberikan kebebasan seluas- luasnya bagi individu dalam mengekspresi- kan bentuk akuntansi justru menunjukkan bahwa rakyat semakin tidak terpinggirkan Sebaliknya, dengan memaknai sila keempat Pancasila serta ketiga sila lain yang saling memiliki keterkaitan, kepentingan individu- al sangat ditekan demi mewujudkan suatu konsep akuntansi yang berbasis kepada ke- sepakatan bersama Tidaklah mungkin nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, serta kerakyatan dapat terwujud dalam akuntansi karena sesungguhnya nilai-nilai tersebut sangat kontras dengan kebebasan individual yang menjadi konsep utama dalam akun- tansi modern

Adapun sebagai sarana dalam pengam- bilan keputusan, bangsa Indonesia sejatinya telah memiliki cara tersendiri Bangsa In- donesia menggunakan musyawarah untuk mencapai mufakat sebagai sarana untuk mengambil keputusan yang dapat diterima oleh semua kalangan Musyawarah untuk mencapai mufakat merupakan suatu tradisi yang dibawa oleh masyarakat Indonesia se- jak jaman dahulu (Tan Malaka seperti yang dikutip dalam Latif 2012:387)

Konsep musyawarah untuk mencapai mufakat sendiri sejatinya merupakan ben- tuk kebebasan yang berlandaskan kepada semangat kerakyatan Berbeda dengan kon- sep kebebasan seluas-luasnya bagi kepen- tingan individual, dalam musyawarah kebe- basan yang diberikan adalah demi kepen- tingan bersama Proses musyawarah untuk mencapai mufakat dapat menghilangkan sifat egoisme yang melekat dalam diri akun- tansi Pengambilan keputusan yang berpa- tokan pada angka semata berubah menjadi suatu bentuk pengambilan keputusan yang mengutamakan kebersamaan Semua pihak yang dilibatkan dalam pengambilan kepu- tusan akuntansi, baik dalam hal jalannya kegiatan perekonomian suatu perusahaan maupun proses pembuatan suatu standar akuntansi menahan egonya masing-masing untuk bersama-sama membangun suatu Konsep musyawarah untuk mencapai mufakat sendiri sejatinya merupakan ben- tuk kebebasan yang berlandaskan kepada semangat kerakyatan Berbeda dengan kon- sep kebebasan seluas-luasnya bagi kepen- tingan individual, dalam musyawarah kebe- basan yang diberikan adalah demi kepen- tingan bersama Proses musyawarah untuk mencapai mufakat dapat menghilangkan sifat egoisme yang melekat dalam diri akun- tansi Pengambilan keputusan yang berpa- tokan pada angka semata berubah menjadi suatu bentuk pengambilan keputusan yang mengutamakan kebersamaan Semua pihak yang dilibatkan dalam pengambilan kepu- tusan akuntansi, baik dalam hal jalannya kegiatan perekonomian suatu perusahaan maupun proses pembuatan suatu standar akuntansi menahan egonya masing-masing untuk bersama-sama membangun suatu

Akhirnya, dengan menempatkan rakyat sebagai pilihan utama dalam akun- tansi, secara langsung atau tidak perusa- haan maupun badan pembuat standar telah menerapkan seluruh komponen ekonomi dalam pembangunan yang bertujuan untuk mencapai tujuan bersama Tujuan bersama yang dimaksud adalah mensejahterakan rakyat dari berbagai golongan kelas dengan melibatkan seluruh unsur tersebut dalam suatu paradigma pembangunan bersama Kesejahteraan suatu bangsa tidak dapat dili- hat dari bertambahnya jumlah masyarakat kelas atas, namun juga dilihat dari adanya pemerataan distribusi keuntungan dari ak- tivitas perekonomian Di sinilah akuntansi dituntut untuk tidak sekedar mensejahte- rakan golongan tertentu semata, namun juga memfokuskan diri bagi kepentingan se- luruh rakyat Indonesia Selain itu, mengacu pada praktek akuntansi berbasis kerakyatan yang telah dipraktekkan oleh kerajan berba- sis agama di Indonesia sebelumnya, dapat dikatakan bahwa kejayaan suatu bangsa ditentukan dari seberapa besar rakyat di- utamakan dalam perekonomian, khususnya dalam kaitannya dengan akuntansi

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa definisi akuntansi berdasarkan sila

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Ke- bijaksanaan dalam Permusya waratan/Per- wakilan adalah proses mengangkat derajat rakyat dalam segi aktivitas keuangan

Definisi akuntansi berdasarkan Sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indo-

nesia Akuntansi berkeadilan dapat dipan- dang sebagai sebuah keseimbangan hubung- an aktivitas keuangan antara manusia dengan Tuhan dan sesama Demikian pula halnya dengan akuntansi, yang juga harus mencakup nilai Ketuhanan dan kemanu-

siaan. Terlebih pada penjelasan definisi ber- dasarkan sila pertama dan kedua, terdapat nilai Ketuhanan dan kemanusiaan yang sama-sama harus diwujudkan dalam sistem akuntansi Adapun mewujudkan akuntansi yang berkeadilan bagi Tuhan dan sesama merupakan sebuah keharusan demi tercip- tanya masyarakat Indonesia yang sejahtera Akuntansi tidak bisa hanya memokuskan diri kepada manusia atau Tuhan semata

Sebagai ciptaan Tuhan yang paling mu- lia, manusia haruslah memiliki rasa saling menghormati satu sama lain Demikian pula dengan mengacu pola pemikiran yang sama, sudah sepantasnya manusia menghormati Tuhan sebagai Sang Pemberi Hidup Hal inilah yang harus menjadi cerminan dalam membangun paradigma akuntansi yang menjunjung tinggi nilai humanitas, sebab dalam konsep akuntansi modern manusia dapat diibaratkan sebagai sebuah binatang ekonomi (Triyuwono 2006b) yang selalu ber- orientasikan kepada keuntungan semata

Akuntansi yang menyeimbangkan hubungan manusia kepada Tuhan dan sesa- ma pada dasarnya merupakan dua sisi mata yang saling mendukung satu sama lain Me- lalui pertanggungjawaban manusia kepada Tuhan dalam aktivitas keuangan, manusia diajarkan untuk selalu bersyukur atas ber- kat yang diberikan olehNya Demikian pula sebaliknya melalui pertanggungjawaban ke- pada sesama, manusia tidak hanya diajarkan untuk mengutamakan kepentingan dirinya semata, namun juga bertanggungjawab ter- hadap kepentingan bersama Mengacu pula pada dekonstruksi definisi akuntansi pada keempat sila sebelumnya, tidaklah mung- kin nilai-nilai yang termanifestasi tersebut dapat terlaksana satu sama lain jika manu- sia masih mengutamakan salah satu nilai Tidaklah mungkin sila kedua hingga keem- pat dapat terwujud jika manusia melupakan nilai Ketuhanan yang menjadi dasar bagi terbentuknya sila-sila lainnya Sebaliknya, merupakan sebuah kemustahilan bagi ma- nusia untuk dapat membangun konsep akuntansi yang berdasarkan pada sila per- tama jika manusia tidak mengutamakan ke- pentingan bersama yang justru merupakan bagian dari ajaran agama

Akuntansi berkeadilan juga dapat di- pandang sebagai suatu keseimbangan an- tara unsur materi dengan unsur holistik Akuntansi modern yang saat ini sangat penuh dengan unsur materi sangat perlu diseimbangkan dengan unsur holistik untuk menciptakan keseimbangan antara kebu- tuhan jasmani dengan kebutuhan batiniah dalam diri manusia Dapat dikatakan bahwa konsep materi (berupa uang dan satuan terkukur lainnya) yang dijadikan haluan utama dalam pengukuran akuntansi harus diimbangkan dengan konsep holistik yang ti- dak dapat diukur dengan pendekatan kuan- titatif semata (Subyantoro dan Triyuwono 2004:203)

Sitorus, Membawa Pancasila Dalam Suatu Definisi Akuntansi 265

Mencermati pandangan sila kelima se- bagai bentuk keadilan sosial, sangatlah iro- nis apabila bentuk akuntansi hanya meng- akomodasi unsur-unsur materi semata Keadilan sosial yang dimaksud dalam Pan- casila tidak hanya terbatas pada pemenu- han kebutuhan fisik semata, namun juga melihat kebutuhan non materi yang menja- dikan manusia hidup dalam kerangka holis- tik Terlebih pada pembahasan sebelumnya akuntansi yang berkeadilan tidak hanya diibaratkan sebagai keseimbangan antara manusia dengan dirinya sendiri, namun juga menyangkut unsur hubungan manusia kepada Tuhan dan sesama yang di dalam- nya terkandung unsur-unsur holistik agar tercipta hubungan keseimbangan tersebut Oleh karena itu, jika melihat konsep akun- tansi modern yang penuh dengan penguku- ran materi, dapat disimpulkan bahwa unsur keadilan masih belum terpenuhi

Konsep akuntansi modern yang penuh dengan unsur materi perlu diseimbangkan dengan unsur holistik untuk menghindari pembentukan karakter manusia yang kapi- talistik Dengan konsep materi tersebut, ma- nusia perlahan-lahan menjadi suatu pribadi yang hanya mengutamakan kebutuhan jasmani semata Seperti yang diungkapkan pada pembahasan sebelumnya, akuntansi yang mengutamakan unsur-unsur jasmani pada akhirnya hanya membentuk pribadi manusia menjadi EGOMAU (Triyuwono 2006), yang sangat jauh dari nilai-nilai hu- manis Hal ini tentu saja menjadi suatu kontradiksi dengan budaya Indonesia yang sangat menghindari sifat EGOMAU dalam diri manusia

Keseimbangan konsep akuntansi de- ngan unsur holistik juga memberikan perha- tian bagi manusia untuk selalu memokus- kan diri untuk selalu memberi daripada menerima keuntungan hasil aktivitas eko- nomi Dengan mengaplikasikan prinsip bersyukur dan keikhlasan pada akuntansi, maka pada dasarnya manusia diajarkan untuk saling berbagai kepada sesama dari- pada hanya sekedar menerima keuntungan Hal ini dalam panjang akan membuat para pelaku akuntansi untuk tidak sekedar meli- hat keuntungan materi yang diraih oleh pe- rusahaan, namun juga mempertimbangkan berapa besar kontribusi perusahaan kepada masyarakat dalam kaitannya dengan suatu aktivitas perekonomian

Akuntansi berkeadilan dalam perspek- tif lain juga dapat dipahami sebagai sarana