Pengaruh kepemilikan manajerial, cash position, investment opportunity set, dan free cash flow terhadap dividend payout ratio - Perbanas Institutional Repository

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, CASH POSITION,

INVESTMENT OPPORTUNITY SET, DAN FREE CASH FLOW

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana

  Program Studi Akuntansi

HALAMAN JUDUL

  Oleh:

INTAN JATU SUKMAWATI 2014310202 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2018

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, CASH POSITION,

INVESTMENT OPPORTUNITY SET, DAN FREE CASH FLOW

  

Intan Jatu Sukmawati

  STIE Perbanas Surabaya Email : intanjatu.sukmawati@gmail.com

  

ABSTRACT

This study aims to examine the effect of managerial ownership, cash position, investment

opportunity set, and free cash flow on dividend payout ratio. The data used all financial

reports of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). The

sample used is 150 company sample data. The method used in this research is purposive

sampling method based on research criteria. The results show that cash position has an

positive effect on dividend payout ratio, while managerial ownership, investment opportunity

set, and free cash flow hasn’t effect on dividend payout ratio.

  

Key Word : managerial ownership, cash position, investment opportunity set, free cash flow,

and dividend payout ratio.

  PENDAHULUAN

  Dividen menjadi salah satu faktor yang menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Bagi investor, dividen adalah suatu return atas saham yang mereka miliki di perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Dividen kas merupakan masalah yang sering menjadi topik pembicaraan diantara para pemegang saham dan juga pihak manajemen perusahaan emiten. Terkadang hal tersebut justru menimbulkan kontroversi antara pemegang saham dan pihak manajemen perusahaan (Pradana dan Sanjaya, 2014). Dalam perkembangan ekonomi suatu negara dividen dapat diukur salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal. Pasar modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai macam instrumen keuangan jangka panjang dalam bentuk ekuitas (saham), hutang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya (Tjiptono dan Hendy, 2011:1). Dalam aktivitasnya di pasar modal, para investor memiliki harapan dari investasi yang dilakukannya yaitu berupa capital gain dan dividen. Kebijakan pembagian dividen mempunyai pengaruh bagi para pemegang saham. Para investor umumnya ingin pembagian dividen yang relatif stabil, karena dengan stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor pada perusahaan sehingga dapat mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yang tepat. Bagi perusahaan, pilihan untuk membagikan laba dalam bentuk dividen akan menggurangi sumber dana internalnya, sebaliknya jika perusahaan menahan labanya dalam bentuk laba ditahan maka kemampuan untuk pembentukan dana internalnya semakin besar dan dapat membiayai aktivitas perusahaan sehingga dapat mengurangi ketergantungan dana eksternal dan memperkecil risiko perusahaan.

  Dividend Payout Ratio (DPR) atau rasio

  pembayaran dividen merupakan rasio yang menunjukkan persentase setiap keuntungan yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Rasio ini digunakkan oleh beberapa orang untuk mempertimbangkan apakah seseorang sebagai investor akan berinvestasi pada perusahaan pencetak laba yang membayar dividen, atau bahkan berinvestasi pada perusahaan pencetak laba yang memiliki pontensi pertumbuhan yang relatif tinggi. Kebijakan dividen pada perusahaan tergambar pada dividen payout ratio, artinya besar kecilnya dividen payout ratio dapat mempengaruhi keputusan pemegang saham dan di satu sisi dapat mempengaruhi keuangan pada perusahaan. Pemegang saham sangatlah membutuhkan

  dividen payout ratio karena dengan jumlah

  yang besar

  dividen payout ratio

  mencerminkan perusahaan yang sehat dan sangat berguna bagi para investor yang akan menanamkan dananya pada perusahaan tersebut. Perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur merupakan perusahaan yang mempunyai prospek keuntungan yang cukup bagus, sehingga sektor ini merupakan sektor yang potensial bagi investor untuk menanamkan modalnya karena mampu memberikan keuntungan yang tinggi setiap tahunnya. Perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur merupakan emiten terbesar dengan jumlah perusahaan yang besar pula. Perusahan yang bergerak di sektor manufaktur mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap dinamika saham di

  Bursa Efek Indonesia. Terdapat berita yang dipublikasikan pada website Liputan 6, mengenai musimnya pembagian dividen untuk tahun buku 2016 telah berlangsung sejak Maret hingga April 2017, sejumlah emiten telah mengumumkan rencana pembagian dividenya kepada para pemegang saham. Analisis menilai salah satu faktor agar mendapat keuntungan dari perusahaan dengan memperhatikan dividend yield perusahaan yang tercatat di pasar modal atau emiten. Melihat fenomena meningkatnya return saham perusahaan sektor manufaktur dan masuknya negara Indonesia di 10 besar negara industri manufaktur terbesar di dunia serta adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fadhilaturrochmah dan Subardjo (2017) dan Wijaya dan Budianto (2012) mengenai kepemilikan manajerial, hasil penelitian yang dilakukan oleh Pribadi dan Sampurno (2012) dan Nurul dan Norbaiti (2016) dan Esti, dkk (2016) mengenai cash position, hasil penelitian yang dilakukan oleh Yong dan Mazlina (2016), Prasetio dan Suryono (2016) dan Aristantia dan Putra (2015), Salvatore dan Sanjaya (2014) mengenai

  investment opportunity set , dan hasil

  penelitian yang dilakukan oleh Fadhilaturrochmah dan Subardjo (2017), Prasetio dan Suryono (2016), Aristantia dan Putra (2015) dan Natalia dan Kusumastuti (2017), Salvatore dan Sanjaya (2014) mengenai free cash flow, maka ada ketertarikan untuk melakukan penelitian dengan untuk mengetahui apakah kepemilikan manajerial, cash

  position, investment opportunity set, dan free cash flow

  terhadap dividend payout ratio .

  RERANGKA TEORITIS YANG DIPAKAI DAN HIPOTESIS Teori Agensi

  Teori keagenan mengemukakan hubungan antara principle (pemilik) dan agent (manajer) dalam hal pengelolaan perusahaan, dimana principle merupakan suatu entitas yang mendelegasikan suatu wewenang untuk mengelola perusahaan kepada pihak agent (manajemen). Menurut Jensen dan Meckling 1976 teori agency menjelaskan tentang hubungan kontraktual antara pihak yang mendelegasikan keputusan tertentu (principle/ pemilik/ pemegang saham) dengan pidak yang menerima pendelegasian tersebut (agent/manajer).

  Dividend Payout Ratio Dividend payout ratio adalah

  kesempatan untuk bertumbuh pertama kali dikemukakan oleh Myers pada tahun 1977 yang beranggapan nilai dari suatu perusahaan sebagai sebuah kombinasi

  flow

  yang dimiliki perusahaan untuk membeli tambahan investasi, untuk melunasi hutang, serta pembelian treasury stock atau penambahan sederhana atas likuiditas perusahaan (Kieso, 2007 : 212). Free cash

  Free Cash Flow Free cash flow adalah jumlah dari sisa kas

  atau kesempatan untuk bertumbuh merupakan proyeksi nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan perusahaan di masa yang akan datang dan besarnya sudah ditetapkan sebelum oleh manajer, di mana untuk masa sekarang pilihan investasi dilakukan dan diharapkan untuk mendapatkan nilai lebih atau return yang lebih besar di masa yang akan datang.

  Investment opportunity set

  asset in place dengan investment opportunity set di masa yang akan datang.

  Investment Opportunity Set Investment opportunity set (IOS) atau

  perbandingan antara dividend per share dengan earning per share. Rasio pembayaran dividen (dividend payout

  kedudukan sentral dalam usaha menjaga kelancaran operasi perusahaan. Jumlah kas yang memadai sangat penting bagi kelancaran usaha sehari-hari maupun bagi keperluan menunjang pelaksanaan dan keputusan strategi jangka panjang (Azhari, 2012). Posisi kas atau disebut juga likuiditas perusahaan merupakan suatu faktor yang digunakan untuk mempertimbangkan sebelum mengambil keputusan gunanya untuk menetapkan besar kecilnya dividen yang nantinya akan dibayarkan kepada pemegang saham.

  Cash Position Cash position atau posisi kas mempunyai

  Kepemilikan manajerial adalah tingkat kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan. Pihak-pihak tersebut adalah mereka yang duduk di dewan komisaris dan dewan direksi perusahaan. Kepemilikan manajerial merupakan kondisi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer sebagai salah satu pemegang saham dalam perusahaan. Dimana, manajer tidak hanya berperan sebagai pengelola perusahaan saja melainkan juga berperan sebagai pemegang saham (Sugiarto, 2009 : 60).

  Kepemilikan Manajerial

  dibagikan dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Rasio ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham yang berupa dividen kas. Apabila laba perusahaan yang ditahan untuk keperluan operasional perusahaan dalam jumlah besar, maka laba yang akan dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil. Sebaliknya jika perusahaan lebih memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka hal tersebut akan mengurangi porsi laba ditahan dan mengurangi sumber pendanaan intern.

  ratio ) menentukan jumlah laba yang akan

  atau aliran kas bebas merupakan aliran kas yang tersedia untuk dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Pembagian tersebut dilakukan pada saat perusahaan telah melakukan investasi pada aset tetap (fixed assets) modal kerja (working capital) yang dilakukan guna kepentingan perusahaanya.

  Hubungan Kepemilikan Manajerial dengan Dividend Payout Ratio

  position memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio. Berdasarkan uraian

  opportunity set mempunyai pengaruh terhadap dividend payout ratio.

  penelitian yang dilakukan oleh Yong dan Mazlina (2016), Prasetio dan Suryono (2016) menyatakan bahwa investment

  set memiliki keterkaitan dengan dividend payout ratio . pernyataan tersebut didukung

  Dengan demikian, peneliti dapat menyatakan bahwa investment opportunity

  overinvestment.

  memberikan petunjuk dimana nilai suatu perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. IOS mengambarkan tentang luasnya peluang untuk berinvestasi pada suatu perusahaan. Perusahaan yang berada pada posisi yang sangat baik akan melakukan penanaman modal baru sehingga pembayaran dividen tidak dilakukan. Dana yang semestinya digunakan untuk membayarkan dividen kepada pemegang saham cenderung digunakan perusahaan untuk penanaman modal yang lebih menguntungkan bagi perusahaannya, dan jika perusahaan tingkat pertumbuhannya kurang baik atau lambat cenderung membagikan dividen yang lebih tinggi guna mengatasi masalah

  Hubungan Investment Opportunity Set dengan Dividend Payout Ratio Investment opportunity set

  2 : Cash position berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

  tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: H

  Dengan demikian, peneliti dapat menyatakan bahwa cash position memiliki keterkaitan dengan dividend payout ratio. Pernyataan tersebut didukung penelitian yang dilakukan oleh oleh Pribadi dan Sampurno (2012) menyatakan bahwa cash

  Kepemilikan manajerial merupakan tingkat kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan di dalam perusahaan, sedangkan dividen merupakan sebagian laba perusahaan yang dapat dibagikan kepada pemegang saham. Semakin besar keterlibatan kepemilikan manajeial dalam management ownership maka menyebabkan kinerja perusahaan akan lebih baik. Kinerja perusahaan yang baik akan berdampak pada dividen yang akan diterima para pemegang saham, karena dividen didasarkan pada laba bersih tahun berjalan yang juga diartikan sebagai ukuran kinerja perusahaan. menyatakan bahwa kepemilikan manajerial memiliki keterkaitan dengan

  dividend payout ratio (Pribadi dan Sampurno, 2012).

  merupakan hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan menetapkan besarnya dividen. Karena besarnya dividen yang akan dibayarkan akan sangat dipengaruhi oleh besarnya cash position atau posisi kas pada perusahaan. Terkadang cash position atau posisi kas yang besar dipandang sebagai sebuah keunggulan, namun bagi investor hal tersebut dapat dianggap sinyal buruk karena tidak dapat memanfaatkan kas dengan maksimal yang berakibat kecilnya return sehingga berdampak pada

  Cash position atau posisi kas

  Hubungan Cash Position dengan Dividend Payout Ratio

  1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

  tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: H

  dividend payout ratio. Berdasarkan uraian

  didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fadhilaturrochmah dan Subardjo (2017) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh terhadap

  dividend payout ratio. Pernyataan tersebut

  Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

3 H : Investment opportunity set payout ratio yang dibagikan akan semakin berpengaruh terhadap dividend payout besar.

  ratio.

  Dengan demikian, peneliti dapat menyatakan bahwa free cash flow

  

Hubungan Free Cash Flow dengan memiliki keterkaitan dengan dividend

Dividend Payout Ratio payout ratio. Pernyataan tersebut didukung

  Free cash flow atau aliran kas penelitian yang dilakukan oleh

  bebas merupakan aliran kas yang tersedia Fadhilaturrochmah dan Subardjo (2017), untuk dibagikan kepada pemegang saham Prasetio dan Suryono (2016), Aristantia atau pemilik dalam bentuk dividen. Jumlah dan Putra (2015) menyatakan bahwa cash

  

free cash flow yang berlebih akan dapat position mempunyai pengaruh terhadap

  disalahgunakan oleh manajer untuk dividend payout ratio. Berdasarkan uraian memaksimalkan kepentingan pribadinya tersebut maka hipotesis yang dapat maupun berinvestasi pada proyek yang dirumuskan adalah sebagai berikut: tidak menguntungkan. Kesimpulan yang H

  4 : Free cash flow berpengaruh terhadap dapat diambil, bahwa dengan banyaknya dividend payout ratio. free cash flow yang tersedia maka dividend

  

Gambar 1

Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Data Penelitian

  Sumber data yang digunakan adalah data

  Klasifikasi Sampel

  sekunder. Data yang digunakan adalah Sampel yang digunakan pada penelitian ini laporan keuangan perusahaan manufaktur adalah perusahaan-perusahaan manufaktur. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

  Metode pengambilan sampel (BEI) selama periode 2012-2016. Metode menggunakan teknik purposive sampling. pengumpulan data dalam penelitian ini

  Kriteria pengambilan sampel sebagai adalah metode dokumentasi, yang dimana berikut: (1) Perusahaan manufaktur yang metode tersebut mengambil data dari terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama laporan keuangan tahunan lengkap yang periode 2012-2016, (2) Laporan keuangan sudah ada atau telah dibuat oleh disajikan dalam mata uang rupiah, (3) perusahaan manufaktur melalui website Perusahaan membagikan dividen selama periode 2012-2016.

  Variabel Penelitian

  set (IOS) dalam penelitian ini diproksikan

  KM = ∑ Saham manajer dan direksi

  to Book Value of Equity Ratio (MBVE)

  diproksikan dengan menggunakan Market

  Investment opportunity set (IOS) yang

  investasi perusahaan, apabila suatu perusahaan bisa memanfaatkan modalnya dengan baik, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut tumbuh.

  set (IOS) yang menggambarkan peluang

  merupakan proksi investment opportunity

  Value of Equity Ratio (MBVE). Market to Book Value of Equity Ratio (MBVE)

  dengan menggunakan Market to Book

  kesempatan untuk bertumbuh merupakan proyeksi nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan perusahaan di masa yang akan datang dan besarnya sudah ditetapkan sebelumnya oleh manajemen, di mana untuk masa sekarang pilihan investasi dilakukan dan diharapkan untuk mendapatkan nilai lebih atau return return yang lebih besar di masa yang akan datang. Variabel investment opportunity

  Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dividend payout ratio sebagai variabel terikat, dan kepemilikan manajerial, cash oisition, investment

  4. Investment Opportunity Set Investment Opportunity Set (IOS) atau

  Cash position = Saldo kas akhir Laba bersih setelah pajak

  faktor yang menjadi pertimbangan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham, hal ini dikarenakan dividen merupakan arus cash out flow, maka harus tersediannya cash yang cukup dan kepercayaan yang harus saling terjaga sehingga meskipun perusahaan mendapatkan laba tinggi dan beban hutang serta bunga rendah, tetapi tidak didukung oleh cash position yang kuat, maka kemampuan untuk membayar dividen akan rendah. Azhari (2012) menginformasikan bahwa cash position atau posisi kas dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

   Cash Position Cash position atau posisi kas merupakan

  Kepemilikan manajerial merupakan suatu kondisi dimana pihak manajer memiliki saham atau dengan kata lain manajer juga sekaligus sebagai pemegang saham di perusahaan tersebut. Secara teoritis ketika kepemilikan manajerial rendah maka kemungkinan timbulnya perilaku oportunistik manajer akan meningkat. Adanya kepemilikan manajerial dipandang dapat menyelaraskan adanya potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Dengan demikian, manajer akan bertindak hati-hati dalam pengambilan keputusan karena manajer juga menanggung dari hasil keputusan yang diambil. Variabel kepemilikan manajerial dapat dihitung dengan rumus: 3.

   Kepemilikan Manajerial

   Earnings per Share 2.

  pembayaran dividen merupakan rasio laba yang dibayarkan oleh perusahaan sebagai dividen kepada investor pada periode tertentu. Dividend Payout Ratio dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut: DPR = Dividend per Share

  Definisi Operasional Variabel 1. Dividend Payout Ratio Dividend payout ratio atau rasio

  opportunity set, dan free cash flow sebagai variabel bebas.

  ∑ Saham perusahaan yang diterbitkan dapat dihitung dengan menggunakan Teknik analisis yang digunakan pada rumus sebagai berikut: penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda

  MBVE= digunakan untuk mengetahui bagaimana

  Ʃ ℎ ×

  pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Uji regresi berganda menggunakan Uji

  F, Koefisien Determinasi, dan Uji T menggunakan 5.

   Free Cash Flow

  aplikasi SPSS 23. Model persamaan regresi linear berganda dalam penelitian

  Free cash flow merupakan kas yang

  ini adalah sebagai berikut: berlebih pada perusahaan yang dapat dibagikan kepada pemegang saham dalam

  1

  2

  3

  Y = α + β + β + β + β bentuk dividen. Dengan meningkatnya jumlah free cash flow manajer dapat

  1 X

  2 X

  3 X

  4 X 4 + e

  Keterangan: menyalahgunakan dengan berinvestasi Y = Dividend payout ratio pada proyek-proyek yang dapat

  = Konstanta α menghasilkan keuntungan bagi

  1 2 = Koefisien Regresi dari Setiap

  β – β perusahaanya. Disisi lain, pemegang saham mengharapkan sisa dana tersebut Variabel Independen dibagikan sehingga dapat memakmurkan

  X

  1 = Kepemilikan manajerial

  para pemegang saham. Dalam penelitian

  2 X = Cash position

  ini free cash flow dapat dihitung dengan

  X

  3 = Investment opportunity set

  menggunakan rumus:

  X

  4 = Free cash flow

  e = Error FCF = AKO

  • – PM – MKB Total Aset

HASIL PENELITIAN DAN

  Keterangan: FCF = Free cash flow

  PEMBAHASAN

  AKO = Aliran kas operasi perusahaan i

  Analisis Deskriptif

  pada tahun t PM = Pengeluaran modal perusahaan i

  Analisis deskriptif merupakan metode pada tahun t yang berkaitan dengan pengumpulan,

  MKB = Modal kerja bersih perusahaan i peringkasan, dan penyajian suatu data pada tahun t sehingga memberikan informasi yang berguna dan dapat mempermudah dalam

  Teknik Analisis

  menata ke dalam bentuk yang siap dianalisis.

  • 7,35653 12,33993 1,33083 2,38326
  • 0,09672 8,16921 1,92534 1,79402
  • 0,06310 0,32501 -0,18885 0,19667 Dapat dilihat pada tabel 2 bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 150 data. Nilai terkecil atau minimum dari variabel

  • 7,3565. Nilai terkecil atau minimum ini dimiliki oleh PT Barito Pasific Tbk pada tahun 2013. Nilai terkecil atau minimum ini bernilai minus dikarenakan perusahaan mengalami kerugian. Sedangkan nilai tertinggi atau maksimum dari variabel cash position adalah sebesar 12,33993. Nilai terbesar atau maksimum ini dimiliki oleh PT Berlina Tbk pada tahun 2016. Sedangkan untuk nilai rata-rata atau mean dan standard deviasi dari variabel cash
  • 0,04777. Nilai terkecil atau minimum ini dimiliki oleh PT Ekadharma International Tbk pada tahun 2016. Sedangkan nilai tertinggi atau maksimum dari variabel dividend payout ratio adalah sebesar 1,00004. Nilai tertinggi atau maksimum ini dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk pada tahun 2016. Sedangkan untuk nilai rata-rata atau mean dan standard deviasi dari variabel dividend payout ratio adalah 0,32972 dan 0,19479. Nilai standard deviasi yang lebih kecil dari pada nilai rata-rata atau mean ini menunjukkan bahwa simpangan pada variabel dividend payout ratio ini cukup kecil dan dapat dikatakan baik.
  • 0,09672. Nilai terkecil atau minimum ini dimiliki oleh PT Asia Pacific Investama Tbk pada tahun 2016. Nilai terkecil atau minimum ini bernilai minus dikarenakan perusahaan mengalami kerugian. Sedangkan nilai tertinggi atau maksimum dari variabel investment opportunity set yang di diproksikan Market to Book Value

  8,16921. Nilai tertinggi atau maksimum ini dimiliki oleh PT Delta Djakarta Tbk pada tahun 2014. Sedangkan nilai rata-rata atau

  of Equity Ratio (MBVE) adalah sebesar

  Equity Ratio (MBVE) adalah sebesar

  Nilai terkecil atau minimum dari variabel investment opportunity set (IOS) yang diproksikan Market to Book Value of

  2,38326. Nilai standard deviasi yang lebih besar dari pada nilai rata-rata atau mean ini menunjukkan bahwa simpangan pada variabel cash position ini cukup besar dan dapat dikatakan kurang baik.

  position adalah sebesar 1,33083 dan

  Nilai terkecil atau minimum dari variabel kepemilikan manajerial adalah sebesar 0,00000. Nilai terkecil atau minimum ini dimiliki oleh perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial. Sedangkan nilai tertinggi atau maksimum dari variabel kepemilikan manajerial adalah sebesar 0,61842. Nilai tertinggi atau maksimum ini dimiliki oleh PT Sekar Laut Tbk pada tahun 2015. Sedangkan untuk nilai rata-rata atau mean dan standard deviasi dari variabel kepemilikan manajerial adalah sebesar 0,05725 dan 0,11747. Nilai standard deviasi yang lebih besar dari nilai rata-rata atau mean ini menunjukkan bahwa simpangan pada variabel kepemilikan manajerial ini cukup besar dan dapat dikatakan kurang baik.

  Nilai terkecil atau minimum dari variabel cash position adalah sebesar

  dividend payout ratio adalah sebesar

  Free Cash Flow 150

  Investment Opportunity Set 150

  Cash Position 150

  150 0,00000 0,61842 0,05725 0,11747

  Tabel 2 ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Dividend Payout Ratio 150 -0,04777 1,00004 0,32972 0,19479 Kepemilikan Manajerial

  mean dan standard deviasi dari variabel

  

investment opportunity set yang di dimiliki oleh PT Kertas Basuki Rachmat

diproksikan Market to Book Value of Indonesia Tbk pada tahun 2016.

Equity Ratio (MBVE) adalah sebesar Sedangkan nilai rata-rata atau mean dan

  1,92534 dan 1,79402. Nilai standard standard deviasi dari variabel free cash deviasi yang lebih kecil daripada nilai flow adalah sebesar -0,18885 dan 0,19667. rata-rata atau mean ini menunjukkan Nilai standard deviasi yang lebih besar bahwa simpangan pada variabel investment daripada nilai rata-rata atau mean ini

  

opportunity set ini cukup kecil dan dapat menunjukkan bahwa simpangan pada

  dikatakan baik. variabel free cash flow ini cukup besar dan Nilai terkecil atau minimum dari dapat dikatakan kurang baik. variabel free cash flow adalah sebesar

  • 0,06310. Nilai terkecil atau minimum ini

  Hasil Analisis dan Pembahasan

  dimiliki oleh PT Ekadharma International Analisis regresi yang telah dilakukan Tbk pada tahun 2016. Nilai terkecil atau dalam penelitian ini adalah anasis regresi minimum ini bernilai minus dikarenakan linear berganda yang bertujuan untuk perusahaan mengalami kerugian. menguji hipotesis yang telah ditentukan. Sedangkan nilai tertinggi atau maksimum Hasil regresi tersebut dapat dilihat pada dari variabel free cash flow adalah sebesar tabel 3 berikut: 0,32501. Nilai tertinggi atau maksimum ini

  

Tabel 3

HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

  Koefisien Standard Variabel t Hitung t Tabel Sig.

  Regresi Error Konstanta 0,305 0,029 10,455 0,000 Kepemilikan

  • 0,122 0,136 -0,074 -0,895 0,372 Manajerial

  Cash 0,016

  0,007 0,198 2,420 0,017

  Position Investment Opportunity 0,010 0,009 0,090 1,093 0,276 Set Free Cash

  0,046 0,082 0,047 0,567 0,572

  Flow

  2 R

  0,051

  2 Adjusted R 0,024

  F Hitung 1,932 Sig. F

  0,108 Berdasarkan tabel 3, diketahui mempengaruhi dividen payout ratio. bahwa nilai Adjusted R Square sebesar Berdasarkan dari hasil uji model atau uji F 0,024 atau 2,4%. Sehingga dapat yang telah dilakukan, ditemukan bahwa disimpulkan bahwa kepemilikan nilai signfikansinya adalah sebesar 1,932 manajerial, cash position, investment dengan signifikansinya sebesar 0,108 dan free cash flow mampu sehingga dapat dikatakan bahwa H

  opportunity set, mempengaruhi dividend payout ratio diterima atau model regresi fit.

  sebesar 2,4% dan berarti ada sebesar Berdasarkan tabel 3, nilai konstanta 97,6% variabel lain di luar variabel sebesar 0,305 mengindikasikan bahwa independen yang diteliti yang apabila variabel independen dianggap konstan, maka nilai dividend payout ratio turun sebesar 0,305. Koefisien regresi kepemilikan manajerial sebesar -0,122 mengindikasikan bahwa setiap kenaikan kepemilikan manajerial akan menurunkan

  dividend payout ratio sebesar 0,122

  investment opportunity set akan menaikkan dividend payout ratio

  Dari hasil uji signifikan parameter individual atau uji t, ditemukan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,372. Nilai signifikansi dari variabel kepemilikan manajerial ini lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

  Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Dividend Payout Ratio

  Koefisien regresi free cash flow sebesar 0,046 mengindikasikan bahwa setiap kenaikan free cash flow akan menaikkan dividend payout ratio sebesar 0,046 dengan asumsi vaiabel independen atau variabel bebas selain free cash flow dianggap konstan (tidak berpengaruh). Pengujian hipotesis keempat dilakukan untuk menguji pengaruh free cash flow terhadap dividend payout ratio . Berdasarkan tabel 3, bisa dilihat bahwa nilai t hitung = 0,567 dengan nilai signifikansi sebesar 0,572. Nilai signifikansi dari variabel free cash flow ini lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel free cash flow tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

  berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

  investment opportunity set tidak

  Nilai signifikansi dari variabel investment opportunity set ini lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel

  bisa dilihat bahwa nilai t hitung = 1,093 dengan nilai signifikansi sebesar 0,276.

  investment opportunity set terhadap dividend payout ratio . Berdasarkan tabel 3,

  berpengaruh). Pengujian hipotesis ketiga dilakukan untuk menguji pengaruh

  opportunity set dianggap konstan (tidak

  sebesar 0,010 dengan asumsi vaiabel independen atau variabel bebas selain investment

  mengindikasikan bahwa setiap kenaikan

  dengan asumsi vaiabel independen atau variabel bebas selain kepemilikan manajerial dianggap konstan (tidak berpengaruh). Pengujian hipotesis pertama dilakukan untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap dividend

  opportunity set sebesar 0,010

  Koefisien regresi investment

  position berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

  dapat dikatakan bahwa variabel cash

  position ini lebih kecil dari 0,05. Sehingga

  = 2,420 dengan nilai signifikansi sebesar 0,017. Nilai signifikansi dari variabel cash

  hitung

  bisa dilihat bahwa nilai t

  dividend payout ratio . Berdasarkan tabel 3,

  Koefisien regresi cash position sebesar 0,016 mengindikasikan bahwa setiap kenaikan cash position akan menaikkan dividend payout ratio sebesar 0,016 dengan asumsi vaiabel independen atau variabel bebas selain cash position dianggap konstan (tidak berpengaruh). Pengujian hipotesis kedua dilakukan untuk menguji pengaruh cash position terhadap

  dilihat bahwa nilai t hitung = -0,074 dengan nilai signifikansi sebesar 0,372. Nilai signifikansi dari variabel kepemilikan manajerial ini lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

  payout ratio . Berdasarkan tabel 3, bisa

  Tidak berpengaruhnya kepemilikan manajerial di sebabkan karena jumlah kepemilikan yang rendah menyebabkan pihak manajer lebih mementingkan kepentinganya sendiri daripada kepentingan perusahaan, meskipun rata- rata kepemilikan institusional meningkat selama periode penelitian tetapi tidak sepenuhnya perusahaan manufaktur memiliki kepemilikan manajerial dalam perusahaanya bahkan selama periode penelitian ada perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial. Hal ini berarti tidak mendukung dengan teori keagenan pada penelitian ini dan telah dijelaskan oleh peneliti, bahwa tidak sepenuhnya tepat kepemilikan manajerial merupakan mekanisme yang dapat mengurangi konflik keagenan karena dipandang dapat mesetarakan antara kepentingan principal selaku pemegang saham dan agent selaku manajer. Maka dapat disimpulkan bahwa tinggi atau rendahnya kepemilikan saham manajer pada perusahaan tidak mengacu pada dividend payout ratio.

  Pengaruh Cash Position terhadap Dividend Payout Ratio

  Hasil uji signifikan parameter individual atau uji t, ditemukan bahwa nilai signifikansi sebesar sebesar 0,017 yang berarti bahwa nilai signifikansi dari variabel cash position ini lebih kecil dari 0,05. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa cash

  position mempunyai pengaruh terhadap

  dividen payout ratio. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa cash position berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

  Cash position atau posisi kas yang

  tinggi menggambarkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba atau keuntungan yang tinggi pula. Jika perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi maka dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham juga semakin tinggi pula. Hal ini merupakan kabar baik atau good news bagi para investor karena dengan tingginya laba suatu perusahaan maka dividen perusahaan tersebut juga tinggi. Hal ini sesuai dengan teori keagenan dalam penelitian ini, yang dimana adanya hubungan antara principal selaku pemegang saham dan agent (manajer) yang mengelola perusahaan yang dapat mengurangi konflik keagenan, agar menghasilkan laba yang tinggi sehingga para pemegang saham mendapatkan dividen yang tinggi pula. Maka dapat disimpulkan bahwa tinggi atau rendahnya cash position pada perusahaan akan mempengaruhi dividend payout ratio perusahaan tersebut.

  Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio

  Hasil uji signifikan parameter individual atau uji t, ditemukan bahwa nilai signifikansi sebesar sebesar 0,276 yang berarti bahwa nilai signifikansi dari variabel investment opportunity set ini lebih besar dari 0,05. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa investment opportunity set yang diproksikan dengan market to book value

  of equity ratio (MBVE) tidak mempunyai pengaruh terhadap dividend payout ratio.

  Para investor tidak memperioritaskan penggunaan modal atau ekuitas perusahaan, investor menganggap bahwa jika suatu perusahaan mempunyai modal yang baik belum berarti perusahaan tersebut mempunyai prospek masa depan yang baik. Karena hal utama yang diharapkan investor pada perusahaan adalah perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba atau keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan daripada mengamati modal perusahaan. Hal ini berarti tidak mendukung dengan teori keagenan pada penelitian ini dan telah dijelaskan oleh peneliti, bahwa tidak sepenuhnya investment opportunity set merupakan mekanisme yang dapat mengurangi konflik keagenan karena dipandang dapat mesetarakan antara kepentingan principal selaku pemegang saham dan agent selaku manajer. Maka dapat disimpulkan bahwa tinggi atau rendahnya investment opportunity set pada perusahaan tidak mengacu pada dividend payout ratio.

  Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio

  Hasil uji signifikan parameter individual atau uji t, ditemukan bahwa nilai signifikansi sebesar sebesar 0,572 yang berarti bahwa nilai signifikansi dari variabel free cash flow ini lebih besar dari

  0,05 maka dapat dikatakan bahwa free

  investment opportunity set tidak dapat

  .Sehingga saran yang dapat diberikan pada peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah variabel independen lain yang dapat mempengaruhi dividend paayout ratio.

  ratio

  mempengaruhi dividend payout ratio sebesar 2,4% dan berarti ada sebesar 97,6% variabel lain di luar variabel independen yang diteliti yang mempengaruhi dividen payout

  opportunity set, dan free cash flow mampu

  Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang bisa mempengaruhi hasil penelitian, yaitu terdapat data yang dibutuhkan dalam penelitian ini sulit untuk diperoleh karena tidak semua laporan tahunan dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia, dan terdapat nilai Adjusted R Square sebesar 0,024 atau 2,4%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial, cash position, investment

  terhadap dividend payout ratio. Tinggi atau rendahnya free cash flow tidak dapat dijadikan acuan untuk menentukan besar kecilnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham.

  flow tidak mempunyai pengaruh

  4. Pengujian hipotesis keempat menghasilkan sebuah kesimpulan yang menyatakan bahwa variabel free cash

  dijadikan acuan untuk menentukan besar atau kecilnya pembagian dividen kepada para pemegang saham.

  pengaruh terhadap dividend payout ratio. Tinggi atau rendahnya jumlah

  cash flow tidak mempunyai pengaruh terhadap dividen payout ratio.

  opportunity set tidak mempunyai

  3. Pengujian hipotesis ketiga menghasilkan sebuah kesimpulan yang menyatakan bahwa variabel investment

  dividend payout ratio. Perusahaan dengan posisi dan yang besar cenderung untuk menghasilkan keuntungan yang maksimum.

  position mempunyai pengaruh terhadap

  2. Pengujian hipotesis kedua menghasilkan sebuah kesimpulan yang menyatakan bahwa variabel cash

  Pengujian hipotesis pertama menghasilkan sebuah kesimpulan yang menyatakan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh terhadap dividend payout ratio. Besar atau kecilnya jumlah kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajer, direksi, dan komisaris tidak dapat dijadikan acuan untuk menentukan besar atau kecilnya pembagian dividen kepada para pemegang saham pada perusahaan.

  Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1.

  ini merupakan suatu ukuran bagi investor untuk mengukur seberapa besar kekuatan keuangan perusahaan dalam membayarkan dividenya kepada para pemegang saham. Semakin besar free cash flow atau aliran kas bebas yang diperoleh perusahaan, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan dapat membiayai seluruh kegiatan operasional termasuk membayarkan dividen dan dapat memperkecil kecenderungan perusahaan dalam menggunakan hutang. Hal ini berarti tidak mendukung dengan teori keagenan pada penelitian ini dan telah dijelaskan oleh peneliti, bahwa tidak sepenuhnya free cash flow merupakan mekanisme yang dapat mengurangi konflik keagenan karena dipandang dapat mesetarakan antara kepentingan principal selaku pemegang saham dan agent selaku manajer. Maka dapat disimpulkan bahwa tinggi atau rendahnya free cash flow pada perusahaan tidak mengacu pada dividend payout ratio.

  Free cash flow atau arus kas bebas

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

DAFTAR RUJUKAN

  Warfield. 2007. “Intermediate

  The Firm: Manajerial Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure

  .” Journal of Financial and Economics, 3: 305-360. Kallapur, Sanjay, dan Trombley, Mark A.

  2001.

  “The Investment Opportunity

  Set: Determinants, Consequences, and Measurement . ” Managerial

  Finance.Vol. 27.No. 3.Hal.3-15. Kieso, D. E, J. J. Weygandt dan T. D.

  Accounting.” Twelfth Edition. John

  Multivariete dengan Program IBM SPSS 23. Semarang: Badan Penerbit

  Wiley & Son, Inc. USA, Terjemahan E. Salim. 2008. Akuntansi Intermediate. Edisi keduabelas. Jilid2. Erlangga.

  Jakarta. Myers. 1977. “Determinants of Corporate

  Borrowing.” Journal of Financial Economics, 147-175.

  Natalia dan Kusumastuti. 2017. “An

  Analysis of Agency Costs and Dividend Payout Ratio of Non- Financial Companies

  ,” MIMBAR, Vol. 33, No. 2. pp. 261-268. Pradana dan Sanjaya. 2014. “Pengaruh

  Profitabilitas, Free Cash Flow, dan Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI).” Jurnal SNA.

  Universitas Diponegoro. Jensen & Meckling. 1976. “The Theory of

  Aristantia dan Putra. 2015. “ Investmnet

  Opportunity Set dan Free Cash Flow pada tingkat pembayaran dividen perusahaan manufaktur.” Jurnal E-journal

  Andini. 2016. “Pengaruh Cash

  Akuntansi Universitas Udayana, Vol.11 No.1 :220-234. Azhari. 2012. “Pengaruh Cash Position

  terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Asuransi yang Listing di Bursa Efek Indonesia .” Jurnal

  Visioner&Strategis, Volume 1. Nomer

  1. Lhokseumawe: Sekolah Tinggi Ekonomi Bumi Persada.

  Bursa Efek Indonesia. 2016. Laporan keuangan & tahunan. (Online).

   Esti Rusdiana, Rina Arifati, dan Rita

  Position, Debt Equity Ratio, Return On Asset, Current Ratio, Firm Size, Price Earning Ratio, dan Total Assets Turn Over terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur periode 2007-2014

  1. Banjarmasin: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIE Indonesia).

  .” Journal of Accounting.Vol. 2, No. 2. Fadhilaturrochmah dan Subardjo. 2017.

  “Pengaruh

  Kepemilikan Manajerial, Free Cash Flow, dan Investment Opportunity Set terhadap DPR .” Jurnal Ilmu dan

  Riset Akuntansi, Vol 6 No 7. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA).

  Hayati dan Norbaiti. 2016.” Pengaruh

Dokumen yang terkait

Pengaruh free cash flow dan profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang yang terdapat di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

3 41 101

Analisis pengaruh cash flow, investment opportunity set, leverage, dan capital expenditure terhadap cash holding perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI Periode 2011-2014

5 30 132

Pengaruh investment opportunity set, struktur modal, pertumbuhan perusahaan, dan return on asset terhadap nilai perusahaan

2 44 8

Pengaruh profitabilitas dan kepemilikan manajerial terhadap dividend payout ratio : (studi kasus di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI)

1 6 1

Capital budgeting and cash flow principles

0 5 37

Pengaruh profitabilitas dan kepemilikan institusional terhadap dividen payout ratio

1 25 66

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, roa dan der terhadap tax avoidance pendekatan operating cash flow Industri perbankan di asean - Perbanas Institutional Repository

0 0 30

Pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, capital intensity, preferensi risiko eksekutif, dan leverage terhadap Penghindaran pajak - Perbanas Institutional Repository

0 1 23

Pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, capital intensity, preferensi risiko eksekutif, dan leverage terhadap Penghindaran pajak - Perbanas Institutional Repository

0 1 18

Pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, capital intensity, preferensi risiko eksekutif, dan leverage terhadap Penghindaran pajak - Perbanas Institutional Repository

1 0 8