Pengaruh profitabilitas dan kepemilikan institusional terhadap dividen payout ratio

(1)

NIM : 21109093

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir: Padang, 05 Desember 1991

Agama : Islam

Alamat : Gg. Nangka No.72 RT 006 Kel. Kedaung Kec. Pamulang, Tangerang Selatan

E-mail : shintalesmana12@gmail.com

Data Pendidikan : Pendidikan Formal

1. Tahun 1997-2003 : SDN 1 Pahoman B. Lampung 2. Tahun 2003-2006 : SMP Negeri 23 B. Lampung 3. Tahun 2006-2009 : SMKk BPK Penabur B.Lampung


(2)

Payout Ratio

(Case study at manufacturing Company listed in BEI)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi guna memperoleh gelar sarjana

Oleh:

SHINTA LESMANA 21109093

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

kuasa atas segala sesuatu, yang telah melimpahkan rahmat dan pertolongannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini. Yang berjudul

“PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO”, skripsi ini dibuat sebagai syarat dalam menempuh ujian sidang kesarjanaan Program Studi Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih terdapat banyak

kekurangan dan kesalahan dalam arti skripsi ini bisa dikatakan jauh dari sempurna,

hal itu dikarenakan penulis memiliki keterbatasan dalam hal pengalaman dan ilmu

pengetahuan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak.

Banyak sekali bantuan yang penulis dapatkan saat penulisan skripsi ini baik

berupa moril maupum materil dan bimbingan pengarahan serta dorongan dari

berbagai pihak, yang tentu saja sangat membantu penulis dalam menyusun usulan

penelitian ini sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.

Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang


(4)

Komputer Indonesia.

3 Dr. Surtikanti, SE.,M.Si.,Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4 Inta Budi Setyanusa SE.,M.Ak Selaku Dosen Pembimbing. 5 Wati Aris Astuti, SE.,M.Si selaku Dosen Wali Kelas Ak3

6 Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi khususnya dosen program studi Akuntansi.

7 Ibu dan Ayah serta kakak adikku tersayang dan juga seluruh keluarga Penulis

ucapkan terima kasih allhamdulillah, karena telah membimbing, membesarkan

penulis.

8 Teman temanku tersayang dan teman spesialku Agus yang ikut serta memberi

semangat kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.

9 Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas semua

bantuan dan motivasinya.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan semuanya di catat

sebagai amal shaleh oleh Allah SWT.

Bandung, Februari 2014

Shinta Lesmana


(5)

LEMBAR PENGESAHAN………..i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN………ii

MOTTO……….iii

ABSTRAK……….………iv

ABSTRACT………...………v

KATA PENGANTAR………......vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian ………...1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 10

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 10

1.2.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.3.1 Maksud Penelitan ... 11

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ... 12

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 12


(6)

2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas 13

2.1.1.2 Rasio Profitabilitas ... 14

2.1.2 Kepemilikan ... 16

2.1.2.1 Pengertian Kepemilikan Institusional ... 16

2.1.3 Dividen...………..………. ...18

2.1.3.1 Pengertian Dividen ... 18

2.1.3.2 Kebijakan Dividen ... …… 19

2.1.3.3 Macam – Macam Kebijakan Dividen ... 19

2.1.3.4 Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 21

2.1.3.5 Dividend Payout Ratio ... 23

2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... ..25

2.2 Kerangka Pemikiran ... …28

2.2.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio ... 31

2.2.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Dividend Payout Ratio... 32

Paradigma Penelitian ... 34

2.3 Hipotesis ... 34

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 36

3.2 Metode Penelitian... 36

3.2.1 Desain Penelitian ... 38


(7)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 46

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 46

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 53

4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 53

4.1.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 53

4.1.1.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 56

4.1.1.3 Uraian Tugas ... 58

4.1.2 Analisis Deskriptif ... 69

4.1.2.1 Deskriptif Profitabilitas ... 69

4.1.2.2 Deskriptif Kepemilikan Institusional ... 76

4.1.2.3 Deskriptif Dividend Payout Ratio ... 80

4.1.3 Analisis Verifikatif ... 85

4.1.3.1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 92

4.1.3.1.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio ... 93

4.1.3.1.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Dividend Payout Ratio ... 97

4.1.3.1.3 Pengaruh Profitabilitas Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Dividend Payout Ratio ... 101


(8)

Dividend Payout Ratio ... 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 109 5.2 Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 111

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN


(9)

Andriyani, Maria. 2008. Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt To Equity Ratio, Insider Ownership, Investment OpportunitySet dan Profitability Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada perusahaan Automotive di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2006). Semarang: Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro

Agus Sartono, 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF-YOGYAKARTA

Abdullah, M. Faisal, 2005.Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kedua, Cetakan Kelima, Penerbitan Universitas Muhammadiyah, Malang.

Ahmad, Rizal, 2009. Pengaruh Profitability dan Oppurtunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai.Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 2 No.2

Adhiputra, Rizal. 2010. “Analisis Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Dividen

Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal

Akuntansi & Manajemen. Semarang.

Anjar Wibisono 2008. Pengaruh rasio likuiditas, leverage, dan profitabilitas terhadap dividend payout ratio. Terakreditasi SK Dirjen DIKTI no 43/DIKTI/KGP/2008 ISSN : 1693-5241

Anggit Satria Pribadi, R. Djoko Sampurno 2012. Analisis Pengaruh Cash Position, Firm Size, Growth Opportunity, Ownership, Dan Return On Asset Terhadap

Dividend Payout Ratio. DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 212-211

Bathala, et al. Managerial Ownership, Debt Policy,and The Impact of Institutional Holding; An Agency Perspective, Financial Management 23, 1994, pp. 38-50.

Bambang Riyanto.2001 ,Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan; Cet.7, BEP, Yogyakarta.

Bambang Riyanto. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. BPFE: Yogyakarta

Christina Heti Tri Rahmawati 2011. Pengaruh Insider Ownership, Institutional Ownership, Dispersion Of Ownership, Tingkat Pertumbuhan Perusahaan,Dan Risiko Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada


(10)

Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006. Widya Warta No. 01 Tahun XXXV / ISSN 0854-1981

Farah Margaretha, 2005. Teori Dan Aplikasi Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber Dana Jangka Pendek. Jakarta : Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia

Gitman, Lawrence J. (2003). Principles of Managerial Finance, Tenth Edition, Addison Wesley.

Hanafi, Mamduh M. 2004, Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE

Handoko T. Hani (2002), Manajemen ; Edisi Kedua, Cetakan Ketiga Belas. Yogyakarta : BPFE

H. Greuning, 2005, Standar Pelaporan Keuangan Internasional : Pedoman Praktis, Jakarta : Salemba Empat.(Penerjemah: Edward Tanujaya)

IsmiyantiFitri dan Hanafi, M.M, 2003, Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Utang. Prosiding Simposium Nasional AkuntansiVI. Surabaya.

Jensen, M. and Meckling, W., 1976, ìTheory ofthe Firm: Managerial Behavior Agency Cost, and Ownership Structureî, Journal of Finance Economics 3, pp. 305-360.

Karen, F.R. 2003. A Blue Print for Corporate Governance. New York: American Management Assosiation

Keown, J. Arthur et. Al, 2000, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, (Buku 1 & 2 Edisi 7), Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Listyani, Theresia Tyas. 2003. Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya Terhadap Kepemilikan Saham Institusional (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek di Jakarta). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.15, No.4, 2000.

Martono dan D Agus Harjito. 2008. Manajemen Keuangan. cetakan ketujuh. Yogyakarta: EKONISIA.

Muhamad Natzir, 2003, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002. “Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”. Yogyakarta: PT. BPFE

Okpara, Godwin Chigozie. 2010. ”A Diagnosis of the Determinant of Dividend Payout Policy in Nigeria: A Factor Analyctical Approach”. American Journal of Scientific Research, ISSN 1450-223X Issue 8(2010),pp.57-67


(11)

Prihantoro.2003.“Estimasi Pengaruh Dividend PayoutRatio pada Perusahaan Publik

di Indonesia”.Jurnal Ekonomi & Bisnis.Vol.8.No.1.hal.7-14

Sugiyarso, G.Winarni, F. (2005). Manajemen keuangan. Media Pressindo, Yogyakarta

Sutrisno, 2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama Cetakan Kedua, Ekonisia, Yogyakarta.

Sugiyono, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Bandung : CV Alfabeta

Susan Irawati. 2006. “Manajemen Keuangan”. Bandung: PT Pustaka

Suharli, M. (2006). Akuntansi untuk bisnis jasa dan dagang. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.

Suherli dan Sofyan S Harahap, 2004. Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan Dividen. Jakarta:Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Volume 4 Nomor 1.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta

Sofyan Syafri Harahap, 2001. ”Analitis Kritiss Atas Laporan Keuangan”. Cetakan

Ketiga.PT Rajagrafindo Persada. Jakarta

Sonny Sumarsono. 2003. Manajemen Koperasi Teori & Praktek. Jakarta: Graha Ilmu. Simamora, Henry 2000. Keputusan Akuntansi Bisnis Pengambilan Bisnis Jilid II.

Jakarta : Salemba Empat.

Tandelilin, Enduardus 2001. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.

Umi Narimawati (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif dan kuantitatif: teori dan aplikasi. Bandung, UNIKOM

Van Horne, James C. and John M. Wachowicz. 2005. Fundamentals of Financial: Management Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Penerjemah: Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.


(12)

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Profitabilitas

2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas

Sebuah perusahaan harus memiliki kemampuan untuk tetap bersaing dalam kompetisi dengan perusahaan-perusahan lainnya, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan profitabilitas. Pengertian profitabilitas menurut Gitman (2009) adalah :

“profitabilitas merupakan hubungan antara pendapatan dan biaya yang dihasilkan dengan menggunakan aset perusahaan, baik lancar maupun tetap, dalam aktivitas produksi”.

Pengertian profitabilitas menurut R. Agus Sartono (2002:120) yang mengemukakan bahwa :

“profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannnya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. “


(13)

“profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini. “

. Kemudian ada (Rizal A, 2010) menyatakan definisi profitabilitas bahwa Profitabilitas adalah :

“ Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh

perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Profitabilitas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas pengelolaan asset perusahaan yang merupakan perbandingan antara earning after tax dengan

Total assets.”

Berdasarkan pengertian – pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa profitabilitas adalah suatu kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri yang merupakan hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan.

2.1.1.2 Rasio Profitabilitas

Menurut Harmono (2009:109) rasio profitabilitas adalah :

“Analisis profitabilitas ini menggambarkan kinerja fundamel perusahaan

ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan dalam

memperoleh laba”.

Menurut Sutrisno (2007:215) menyatakan bahwa rasio profitabilitas adalah :

“Rasio keuntungan atau profitability ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan”. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2009: 304), ada beberapa jenis rasio profitabilitas, diantaranya sebagai berikut :


(14)

1. Margin Laba (Profit Margin)

Angka ini menunjukan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam emndapatkan laba cukup tinggi.

Profit Margin = Pendapatan Bersih / Penjualan 2. Asset Turnover (Retrun on Asset)

Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.

Asset Turnover = Penjualan Bersih / Total Aktiva

3. Retrun on Investment

Rasio ini menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus.

Retrun on Investment = Laba / Total Aktiva 4. Retrun on Total asset

Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.

Retrun on Total asset = Laba bersih / Rata-rata Total Aset 5. Basic Earning Power

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio semakin baik.

Basic Earning Power = Laba sebelum bunga & pajak / Total Aktiva 6. Earning per Share

Rasio ini menunjukan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.

Earning per Share = Laba saham bersangkutan / Jumlah Saham 7. Contributin Margin

Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan melahirkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Dengan pengetahuan atas rasio ini kita dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat menikmati laba.

Contributin Margin = Laba Kotor / Penjualan

Berdasarkan pengertian – pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa rasio profitabilitas terdiri dari Profit Margin, Retrun on Asset, Retrun on Investment,


(15)

Retrun on Investment, Basic Earning Power, Earning per Share, dan Contributin Margin.

2.1.2 Kepemilikan

Menurut Ash Shiddieqy (1989:08) pengertian kepemilikan yaitu :

“ kepemilikan adalah suatu iktisas yang menghalangi yang lain. Menurut

syariat, yang membenarkan pemilik iktisas itu bertindak terhadap barang

miliknya sekehendaknya , kecuali ada penghalang”

Sedangkan menurut Faisal (2005) menyatakan bahwa struktur kepemilikan adalah :

“merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik antara manajemen dan pemegang saham.”

Pendapat lain menurut Jensen dan Meckling (1976) struktur kepemilikan adalah :

“kepemilikan perusahaan dan kepemilikan institusional adalah dua

mekanisme yang dapat mengendalikan masalah keagenan yang ada disuatu

perusahaan.”

Berdasarkan pengertian – pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa kepemilikan adalah suatu mekanisme untuk mengurangi konflik antara manajemen dan pemegang saham dan mengendalikan masalah keagenan.

2.1.2.1 Kepemilikan Institusonal (Institutional Ownership)


(16)

“merupakan suatu agen pengawasan yang penting serta mampu melakukan

peran aktif yang konsisten dalam melindungi kepentingan investasinya

dalamperusahaan”.

Menurut Ismiyanti dan Hanafi (2003) pengertian kepemilikan institusional adalah :

“proposi saham yang dimiliki oleh pihak institusi pada akhir tahun yang

diukur dalam prosentase”

Pendapat lain dikatakan Brigham (2005:528) tentang kepemiikan institusional adalah :

“kepemilikan investasi saham yang dimilki oleh institusi lain seperti : perusahaan dan pension, reksadana, dan lain-lain dalam jumlah yang sangat

besar”.

Menurut Chen & Steiner (1999) menyatakan bahwa :

“kepemilikan institusional akan mengurangi masalah keagenan karena pemegang saham institusional akan membantu mengawasi perusahaan sehingga manajemen tidak akan bertindak merugikan pemegang saham” Rumus yang di gunakan untuk mengetahui jumlah kepemilikan institusional adalah :

Sumber : Ismiyanti dan Hanafi (2003) Kepemilikan institusional: Saham yang dimiliki institusi


(17)

Berdasarkan pengertian – pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa kepemilikan institusional adalah kepemilikan investasi saham yang dimilki oleh institusi lain seperti : perusahaan dan pension, reksadana, dan lain-lain yang akan membantu mengawasi perusahaan sehingga manajemen tidak akan bertindak merugikan pemegang saham.

2.1.3 Deviden

2.1.3.1 Pengertian Deviden

Menurut Deitiana (2011:61)menyatakan bahwa :

“ Dividen adalah pembagian laba perusahaan yang besarnya telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) kepada para pemegang saham secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pemegang saham tersebut.

Sedangkan menurut Rizal Ahmad (2009:191) menyatakan bahwa Deviden adalah :

“Dividen sebagai pembayaran kepada pemilik perusahaan yang diambil dari keuntungan perusahaan, baik dalam bentuk saham maupun tunai.”.

Sedangkan menurut Skousen et al (2001:757) Deviden adalah :

“pendistribusian laba secara proporsional kepada para pemegang saham sesuai

dengan jumlah saham yang dimilikinya”.

(Hanafi, 2004) juga menyatakan bahwa definisi dividen adalah sebagai berikut :


(18)

“dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang

saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan.”

Berdasarkan pengertian – pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa deviden adalah Dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham

(equity investors) secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik”.

2.1.3.2 Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen menurut Martono dan D. Agus Harjito (2000:253) :

“ kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakn dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.”

Pengertian kebijakan dividen menurut Agus Sartono (2001:281) menyatakan bahwa :

“Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan

akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan

dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang”. 2.1.3.3 Berbagai Macam kebijakan Dividen

Menurut Bambang Riyanto (2001:269) ada macam-macam kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan yaitu antara lain sebagai berikut:


(19)

1. Kebijakan Dividen Stabil

Kebijakan dividen yang stabil berarti jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Dividen yang stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun dan kemudian apabila ternyata pendapatan perusahaan meningkat dan kenaikan pendapat tersebut nampak mantap dan relatif permanen, barulah besarnya dividen per lembar saham dinaikkan.

Beberapa alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan dividen stabil antara lain sebagai berikut :

a. Kebijakan dividen yang stabil dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang.

b. Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari dividen. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai adanya dividen yang tidak stabil, dimana golongan ini menginginkan kepastian dividen yang dibayarkan.

2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu

Kebijakan dividen ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya, dimana cara penetapan dividend payout ini adalah penetapan junlah dividen minimal plus jumlah ekstra.


(20)

3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan

Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.

4. Kebijakan dividen yang fleksibel

Kebijakan dividen yang fleksibelmenunjukkan bahwa besarnya dividen per lembar saham setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi finansial dan kebijakan finansial dari perusahaan yang bersangkutan.

2.1.3.4 Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Suatu Perusahaan

Menurut Bambang Riyanto (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen dalam suatu perusahaan ,antara lain:

a. Posisi likuiditas perusahaan

Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya Dividend Payout Ratio (DPR) yanga akan dibayarkan kepada para pemegang saham, oleh karena itu dividen merupakan cash outflow, maka makin kuatnya posisi likuiditas suatu perusahaan, berarti makin besar kemampuannya untuk membayart dividen. Hal ini berarti bahwa makin kuat posisi likuiditas suatu perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana diwaktu-waktu mendatang, maka makin tinggi rasio pembayaran dividennya.


(21)

b. Kebutuhan dana untuk membayar hutang

Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan hutangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, hal ini berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atau earnings yang dapat dibayarkan sebagai dividen, dengan kata lain perusahaan harus menetapkan dividend payout ratio yang rendah.

c. Tingkat pertumbuhan perusahaan

Semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Semakin besar kebutuhan dana waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk menahan pendapatannya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Hal ini berarti bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, yang ini berarti semakin rendah

dividend payout ratio-nya.

d. Pengawasan terhadap perusahaan

Variabel penting lainnya adalah pengawasan terhadap perusahaan. Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa kalau ekspansinya dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan control dari kelompok dominan di dalam


(22)

perusahaan. Demikian pula kalau membiayai ekspansi dengan hutang akan memperbesar resiko finansialnya. Mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan controlterhadap perusahaan, berarti mengurangi

dividend payout ratio-nya.

2.1.3.4 Rasio pembayaran dividen Dividend Payout Ratio (DPR)

Van Horne dan Machowicz (2007:270) menyatakan bahwa Dividend Payout Ratio adalah :

“ Dividen tahunan yang dibagi dengan laba tahunan; atau dividen per lembar

saham dibagi dengan laba per lembar saham. Rasio tersebut menunjukkan persentase laba yang dibayarkan kepada pemegang saham secara tunai dan juga menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai

sumber pendanaan.”

Sedangkan menurut Sutrisno (2005) Dividend Payout Ratio adalah

“prosentase laba yang dibagikan sebagai dividen, dimana semakin besar Dividend Payout Ratio semakin kecil porsi dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan.”

Pengertian rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menurut Agus Sartono (2001:491) menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen adalah :

“Rasio pembayaran dividen adalah persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham”.

Sedangkann Gitman (2003:570) mengungkapkan pendapatnya tentang


(23)

“Dividen Payout Ratio menunjukkan persentase masing-masing dolar yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemilik dalam bentuk uang tunai. Hal ini dihitung dengan membagi dividen kas perusahaan per saham dengan laba per saham. "

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa dividend payout ratio adalah persentase laba yang di bayarkan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham secara tunai.

Rasio ini dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Zaki Baridwan (2004:444)

1. Dividen Per Lembar Saham (Dividend Per Share)

Pengertian dividen per lembar saham (DPS) menurut Susan Irawati (2006:64) menyatakan bahwa :

“Dividen per lembar saham (DPS) adalah besarnya pembagian dividen yang

akan dibagikan kepada pemegang saham setelah dibandingkan dengan

rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar”.

Untuk mengetahui besarnya dividen per lembar saham dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Susan Irawati (2006:64)

Dividen Per Lembar Saham

DPR : X 100% Laba Per Lembar saham

Total dividen yang dibagikan DPS :


(24)

2. Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share)

Pengertian laba per lembar saham menurut Zaki Baridwan (2004:443)

adalah :

“Yang dimaksud dengan laba per lembar saham adalah jumlah pendapatan

yang diperoleh dalam suatu periode tertentu untuk setiap jumlah saham yang

beredar”.

Perhitungan laba per lembar saham diatur dalam SAK No.56 yang menyatakan dua macam laba per lembar saham :

1. Laba Per lembar saham dasar, adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar dalam periode pelaporan. 2. Laba per lembar saham dilusian, adalah jumlah laba pada suatu periode

yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode pelaporan dan efek lain yang asumsinya diterbitkan bagi semua efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif yang beredar sepanjang periode pelaporan.

Untuk menghitung laba per lembar saham (EPS ) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Zaki Baridwan (2004:450) 2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu

Untuk menjaga originalitas penelitian ini maka penulis menyajikan jurnal – jurnal pendukung didalam tabel dibawah ini :

Laba Bersih Setelah Pajak EPS =


(25)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nomor Nama Judul Hasil

1

Anggit Satria Pribadi dan R. Djoko Sampurno (2012)

Analisis Pengaruh

Cash Position, Firm Size, Growth Opportunity, Ownership, Dan

Return On Asset

Terhadap Dividend Payout Ratio

Variabel ownership

mempunyai pengaruh yang positif serta signifikan terhadap variabel DPR. 2 Rizal Ahmad (2009) Pengaruh Profitabilitas Dan Investmen Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Tunai Hasil analisis menunjukan bahwa profotabilitas dan investmen opportuniity mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap kebiakan dividen 3 Rini Dwiyani Hadiwidjaja dan Lely Fera Triani (2009)

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan

Manufaktur Di Indonesia

rasio profitabilitas,

Cash Ratio dan ROI meningkat maka rasio pembayaran dividen akan meningkat pula. 4

Christina Heti Tri Rahmawati (2011)

Pengaruh Insider Ownership, Institutional Ownership, Dispersion Of Ownership, Tingkat Pertumbuhan

kesimpulan insider ownership,

institutional ownership,

dispersion of ownership, tingkat pertumbuhan perusahaan dan


(26)

Perusahaan, Dan Risiko Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006di Bursa Efek Indonesia risiko perusahaan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen 5 Anjar Wibisono (2008) Pengaruh Ratio Likuiditas,

Leverage, Dan Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Pada Perusahaan Go-Public Dibursa Efek Jakarta) Profitabilitas menunjukan adanya pengaruh positif terhadap dividend payout ratio 6 Cecilia Triana Dewi Lestari Embara, Ni Luh Putu Wiagustini, dan Ida Bagus Badjra (2012) Variabel-Variabel Yang Berpengaruh Terhadap Kebijakan Dividen Serta Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Kepemilikan Institusional berpengaruh positif signifikan terhadap Kebijakan Dividen, dimana semakin tinggi kepemilikan oleh institusi yang dimiliki perusahaan manufaktur

di BEI maka semakin tinggi dividen yang dibayarkan


(27)

2.2 Kerangka Pemikiran

Dividen merupakan informasi yang memberikan sinyal kepada investor di pasar modal. Dividen yang dibayarkan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dan prospek yang baik di masa yang akan datang seperti yang dikutip oleh Widya Warta (2011 : 02). SedangkanPerusahaan-perusahaan berusaha mempertahankan tingkat dividen yang dibayarkan karena penurunan dividen akan memberikan sinyal yang buruk (perusahaan membutuhkan dana) menurut Lintner (1956).

Seperti yang dikatakan oleh Martono dan D. Agus Harjito (2000:253)

Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit). Laba Inilah yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan, apakah dividen tunai ataupun dividen saham. Indikator yang digunakan untuk mengukur profitabilitas yaitu Return On Assets (ROA) yang merupakan suatu ukuran menyeluruh dari prestasi perusahaan, sebab rasio ini menunjukkan laba atas seluruh dana yang diinvestasikan. Dalam dunia bisnis sekarang hampir tidak ada lagi perusahaan yang semata-mata dibiayai dari modal sendiri, tetapi merupakan sesuatu yang otomatis didukung dari modal utang menurut Sitanggang(2012:25).


(28)

Faktor ini juga memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. Deviden adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu deviden akan dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Oleh karena itu deviden yang diambilkan dari keuntungan bersih akan mempengaruhi Deviden Payout Ratio. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai deviden.

Dan hasil dari hasil penelitian terdahulu oleh Rizal Ahmad(2009:200) kita bisa menyimpulkan bahwa dengan adanya profitabilitas yang diukur oleh Return On Assets (ROA) yang berpengaruh terhadap Devidend Payout Ratio (DPR), semakin besar profitabilitas atau keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka akan semakin besar pula Devidend Payout Ratio (DPR) yang dibagikan oleh perusahaan para pemegang saham.

Kebijakan dividen terkait juga dengan hubungan antara manajer dengan

pemegang saham. Kepentingan pemegang saham dan manajer dapat berbeda dan mungkin bisa menimbulkan konflik, misalnya manajer menghendaki pembagian dividen yang kecil karena perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk mendanai investasinya, sedangkan pemegang saham menghendaki pembagian dividen yang besar. Konflik yang terjadi akan menimbulkan biaya keagenan. Pada sudut pandang pemilik, upaya untuk mengurangi biaya yang timbul dengan kebijakan dividen.


(29)

pembayaran dividen secara tidak langsung menghasilkan proses monitoring yang lebih dekat terhadap investasi yang dilakukan pihak manajemen.

Untuk mengatasi masalah keagenan, Fama & Jensen (1983) seperti dikutip Aryani (2001), menganjurkan pentingnya mekanisme pengawasan dalam perusahaan. Salah satu mekanisme pengawasan tersebut dengan mengakti_an monitoring melalui investor-investor institusional. Institutional ownership akan mendorong munculnya pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajer. Hal ini sesuai dengan

Bathala, et.al (1994) seperti dikutip Fauzan (2002) yang menemukan bahwa kepemilikan institusional merupakan suatu agen pengawasan yang penting serta mampu melakukan peran aktif yang konsisten dalam melindungi kepentingan investasinya dalam perusahaan.

Menurut penelitian Anggit Satria Pribadi, R. Djoko Sampurno (2012:02)

Sistem Kepemilikan Institusional pada sebuah perusahan berpengaruh terhadap keputusan – keputusan yang diambil dalam tiap periode, karena bisa saja keputusan yang diambil pihak perusahaan akan berdasarkan kemauan dari pihak institusional yang mempunyai kepemilikan yang lebih besar. Jika kepemilikan institusional dalam sebuah perusahaan jumlahnya besar, maka akan lebih memilih untuk mengalokasikan keuntungan yang didapatkan perusahaan dalam bentuk dividen serta dengan persentase yang lebih stabil.

Dari hasil penelitian Tandelilin dan Wilberforce (2002:41) kepemilikan institusional (institutional ownership) akan berpengaruh terhadap Devidend Payout Ratio (DPR), semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional (institutional


(30)

ownership) dalam sebuah perusahaan, maka akan semakin tinggi Devidend Payout Ratio (DPR).

2.2.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Devidend Payout Ratio (DPR)

Menurut Hanafi (2004:375) menyatakan bahwa :

“perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar deviden atau meningkatkan deviden”

Pengaruh profitabilitas terhadap dividend payout ratio yang dikemukakan oleh Sutrisno (2007:117) adalah :

“Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Oleh karena dividend Payout Ratio (DPR)ditentukan dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividend payout ratio (DPR), perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungan yang lebih besar sebagai dividen, sehingga meningkatnya profitabilitas akan menaikan rasio pembayaran dividen pada suatu perusahaan(DPR)”.

Pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen dikemukakan oleh Suharli (2007:11) yang menyatakan bahwa :

“pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberikan sinyal

mengenai keberhasilan perusahaan dalam membukukan profit. Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungannya lebih besar sebagai dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayar


(31)

Sedangkan menurut (Partington : 1989) menyatakan bahwa :

“Profitabilitas merupakan faktor pertama yang biasanya menjadi

pertimbangan manajemen dalam pembayaran deviden. Meningkatnya profitabilitas dapat tercermin pada meningkatnya return on assets.”

Lalu menurut Sartono (2001:122) mengemukakan bahwa :

“semakin tinggi return on asset maka kemungkinan pembagian dividen semakin besar”

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugiarto (2008), Marpaung dan Hadianto (2009), dan Suharli (2007) yang terbukti bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

2.2.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional (institutional ownership) Terhadap Kebijakan Deviden

Hasil penelitian Anggit Satria Pribadi dan R. Djoko Sampurno (2012:03)

menyatakan :

“Sistem Kepemilikan Institusional pada sebuah perusahan berpengaruh terhadap keputusan– keputusan yang diambil dalam tiap periode, karena bisa saja keputusan yang diambil pihak perusahaan akan berdasarkan kemauan dari pihak institusional yang mempunyai kepemilikan yang lebih besar. Jika kepemilikan institusional dalam sebuah perusahaan jumlahnya besar, maka akan lebih memilih untuk mengalokasikan keuntungan yang didapatkan perusahaan dalam bentuk dividen serta dengan persentase yang lebih stabil.”


(32)

Sedangkan hasil penelitian Tandelilin dan Wilberforce (2002) menyebutkan bahwa :

“kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kebijakan deviden

karena kepemilikan institusional lebih mementingkan stabilitas pendapatan

(return)melalui pembagian deviden.”

SedangkanMenurut Moh’d et al, (1998) :

“Hal tersebut mengindikasikan bahwa proporsi kepemilikan institusi sangat mempengaruhi kebijakan dividen.Adanya kepemilikan oleh investor-investor institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain dalam bentuk perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja insider.”

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka bisa dibuat paradigma pemikiran seperti dibawah ini :

Hanafi (2004:375)

A. Satria Pribadi dan R. Djoko Sampurno (2012:03)

Gambar 2.1 .Kerangka Pemikiran

Profitabilitas

Sartono (2001:119)

Kepemilikan Institusional

Ismiyanti dan Hanafi (2003)

Kebijakan Deviden


(33)

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2008:96) definisi hipotesis adalah sebagai berikut :

“ Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan penelitian, dimana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. “

Sedangkan menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih (2007:137)

hipotesis adalah :

“pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebeneran nya masih lemah.”

Pengertian hipotesis menurut Umi Narimawati (2008:20) adalah :

1. Merupakan ungkapan berupa jawaban sementara atas masalah penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran.

2. Jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus di uji secara empiris melalui suatu analisis ( berdasarkan data dilapangan). 3. Kesimpulan yang sifatnya masih sementara perlu di uji secara empiris

melalui suatu analisis (berdasarkan data di lapangan).

Berdasarkan pengertian hipotesis dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka peneliti memberikan hipotesis bahwa :

1. Profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif terhadap Dividend Payout Ratio.

2. Kepemilikan Institusional mempunyai pengaruh yang positif terhadap


(34)

3.1 Objek Penelitian

pengertian objek penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009 : 38)

adalah :

“Objek penelitian (variabel penelitian) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.”

Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh profitabilitas dan kepemilikan institusional terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Data yang digunakan oleh penulis adalah data laporan keuangan perusahaan, secara lebih khusus objek yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data profitabilitas dan kepemilikan institusional sebagai variabel independen dan data rasio pembayaran dividen sebagai variabel dependen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

Sugiyono (2009 : 2) mengemukakan bahwa :

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”


(35)

Dengan menggunakan metode penelitian maka akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga bisa menghasilkan sebuah kesimpulan dan gambaran yang lebih jelas mengenai objek yang akan diteliti.

Sonny Sumarsono (2004 :223) mengemukakan pengertian metode deskriptif:

“Metode deskriptif adalah suatu analisis yang menguraikan data hasil penelitian tanpa melakukan pengujian“.

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan kondisi profitabilitas, kepemilikan institusional, dan dividend payout ratio.

Tujuan dari metode deskriptif kuantitatif yaitu membuat suatu uraian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan keadaan dari objek yang diteliti kemudian menggabungkan hubungan antara variabel yang terikat didalamnya.

Sedangkan metode verifikatif menurut Sonny Sumarsono (2004:223)

mengemukakan:

“Metode verifikatif adalah analisis yang digunakan untuk menguji hipotesa

dari penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel-variabel”.

Metode penelitian verifikatif digunakan untuk menguji pengaruh profitabilitas dan kepemilikan institusional terhadap dividend payout ratio.

Metode penelitian verifikatif bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data-data dilapangan sehingga diketahui


(36)

pengaruh variabel independent (X) yaitu profitabilitas dan kepemilikan institusional terhadap variabel depedent (Y) yaitu kebijakan dividen.

Menurut Sugiyono (2009 : 8) metode penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebgai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdafar di BEI dimana data yang diteliti adalah profitabilitas yang diperoleh, tingkat kepemilikan institusional dan jumlah rasio pembayaran dividen. Sehingga dengan adanya penelitian ini penulis berharap dapat menetahui pengaruh profitabilitas dan kepemilikan institusional terhadap teradap dividend payout ratio.

Dalam melakukan suatu Penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, tujuannya agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat. Desain penelitian ini berkaitan dengan yang akan digunakan dalam penelitian ini. Pengertian desain penelitian menurut Muhammad Nazir (2003:84) adalah :


(37)

“Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Agar tergambarkan secara keseluruhan alur penelitian ini, maka peneliti membuat suatu desain penelitian. Dan tahap-tahap yang akan dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah suatu tahapan proses merumuskan masalah untuk mengenali masalah yang ingin diselesaikan. Salah salah satu cara untuk memudahkan seseorang mengungkapkan atau menyatakan identifikasi masalah dengan baik adalah dengan mengetahui secara jelas masalah yang dihadapi. Masalah yang terjadi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI khususnya mengenai perkembangan profitabilitas, kepemilikan institusional dan dividend payout ratio.

2. Mengumpulkan data merupakan suatu pernyataan (statement) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan mengenai perkembangan profitabilitas, kepemilikan institusional, dan dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

3. Melakukan studi literature merupakan penelusuran yang bersumber dari buku, media, pakar ataupun dari hasil penelitian orang lain yang bertujuan untuk menyusun dasar teori yang kita gunakan dalam melakukan penelitian. Peneliti melakukan referensi teori-teori mengenai perofitabilitas, kepemilikan institusional, dan dividend payout ratio.

4. Membuat hipotesis yaitu jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya yang berdasarkan teori yang dikembangkan.


(38)

5. Mengidentifikasi, memberi nama variabel dan membuat definisi operasional dan masing-masing variabel.

6. Menyusun desain penelitian dan melakukan analisis statistik untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh serta menguji kebenaran hipotesis, baik secara manual maupun menggunakan media komputer.

7. Membuat kesimpulan terhadap hasil uji hipotesis. 8. Menyusun laporan hasil penelitian.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa desain penelitian adalah semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu yang telah ditetapkan.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2009 : 38) adalah sebagai berikut :

“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh penelitia untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”

Operasional variabel menurut Jonathan Sarwono (2006:67) adalah

“Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya.”

Sedangkan definisi operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69) sebagai berikut:

“Definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi


(39)

dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.”

Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel yang digunakan yaitu : 1. Variabel Independen (X)

Berikut ini merupakan pengertian variabel independent menurut Sugiyono (2009 : 39) yaitu :

Variabel independent merupakan variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulasi, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent

Karena itu, yang menjadi variabel independent atau variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah profitabilitas dan kepemilikan manajerial. Indikator yang digunakan adalah profitabilitas dan kepemilikan institusional.

a. Rumus Profitabilitas (X1)

Sumber : Agus Sartono (2001:122)

b. Rumus kepemilikan institusional (X2).

Sumber : Ismiyanti dan Hanafi (2003)

ROA :

Laba bersih setelah pajak Total Aset

Kepemilikan institusional : Saham yang dimiliki institusi


(40)

2. Variabel Dependen (Y)

Pengertian varibel dependent menurut Sugiyono (2009 : 39) yaitu :

Variabel dependent sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuaen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Karena itu yang menjadi variabel dependen (Y) pada penelitian ini adalah kebijakan dividen. Indikator yang digunakan adalah kebijakan dividen. Dengan rumus :

Sumber : Gitman (2009:611)

Operasionalisasi variabel dapat digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

No Variabel Variabel Konsep Indikator Skala

1. Profitabilitas (X1)

Profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. Agus Sartono (2001:122)

Laba setelah pajak

Total aset

Rasio Dividend Payout Ratio :

Dividen Perlembar Saham Laba Perlembar Saham


(41)

2. Kepemilikan Institusional (X2)

kepemilikan institusional adalah proposi saham yang dimiliki oleh pihak institusi pada akhir tahun yang diukur dalam prosentase

Ismiyanti dan Hanafi (2003)

Saham yang dimiliki institusi Total saham yang beredar Ismiyanti dan Hanafi (2003) Rasio 1. Dividend Payout Ratio (Y)

prosentase laba yang dibagikan sebagai dividen, dimana semakin besar

Dividend Payout Ratio semakin kecil porsi dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan. Gitman(2009:611) Dividen perlembar saham Laba perlembar saham Gitman (2009:611) Rasio

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1. Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini tentang bagaimana pengaruh profitabilitas dan kepemilikan institusional terhadap dividend payout ratio

adalah data primer dan sekunder.

Data primer adalah data yang didapat langsung dari seperti hasil wawancara, observasi atau dengan datang langsung ke perusahaan.

Pengertian data primer menurut Umi Narimawati(2008;98) adalah :

“Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak

tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana

mendapatkan informasi ataupun data”.


(42)

Selain data primer, penulis juga menggunakan data sekunder, yaitu data yang telah diolah oleh pihak perusahaan. Data yang digunakan yaitu laporan keuangan neraca dan laba rugi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Menurut Sugiyono (2009:137) data sekunder adalah:

“Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data.”

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Teknik penentuan data dibagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel. Dan pengertiannya adalah sebagai berikut :

1. Populasi

Sugiyono (2006:72) berpendapat bahwa :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”

Populasi adalah obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. dan yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah Laporan financial statement yang merupakan ringkasan dari seluruh laporan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(43)

2. Sampel

Sugiyono (2010:81) berpendapat bahwa :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Jadi sampel bisa dikatakan sebagai bagian dari populasi yang dapat mewakli seluruh populasi. Sampel yang diambil sebanyak 15 perusahaan yang terdaftar diBEI karena sudah dianggap mewakili untuk dilakukan penelitian.

3. Teknik Sampling

Ada banyak teknik sampling yang dapat digunakan diantaranya adalah dengan menggunakan teknik non probability sampling. Sugiyono (2010:84) mengemukakan bahwa :

Nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel”.

Adapun jenis nonprobability samplling yang digunakan oleh penulis adalah

sampling purposive. Menurut Sugiyono (2009 : 85)sampling purposive adalah :

“Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”

Untuk itu penulis mempunyai kriteria terhadap sampel yang akan diteliti yaitu berdasarkan :

1. Data yang diambil merupakan laporan financial statement 15 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI)


(44)

2. Data yang diambil adalah tujuh tahun dari 2003-2012 dikarenakan terjadi suatu fenomena dalam kurun waktu tersebut baik itu antara ROA terhadap DPR maupun kepemilikan institusioanl terhadap DPR.

3. Sampel yang diambil sebanyak 10 periode karena sudah dianggap mewakili untuk dilakukan penelitian.

4. Perusahaan tersebut pernah membayar dividen sekurang-kurangnya empat kali dalam kurun waktu 10 periode.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan, diperoleh melalui beberapa cara, yaitu :

1. Penelitian langsung

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan primer yang diperoleh dari hasil wawancara penulis dengan pihak terkait dan juga data sekunder yang diperoleh dengan cara dokumentasi. Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mencatat data dengan mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang dimiliki instansi terkait, umumnya tentang laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia pada tahun 2003-2012.

2. Studi Kepustakaan

Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha memperoleh data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data


(45)

tersebut diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis, dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

Dalam penelitian ini, rancangan analisis meliputi analisis kualitatif dan analsis kwantitatif yang meliputi analisis regresi, analisis korelasi, koefisien determinasi, dan rancangan pengujian hipotesis.

1. Analisis Kualitatif

Menurut Sugiyono (2010:14) berpendapat bahwa :

“ Analisis kualitatif adalah metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”

Dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah sebuah penelitian dimana penelitian turut berpartispasi di lapangan dengan mencatat segala kejadian yang terjadi, melakukan analisis terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan untuk dibuatkan laporan hasil penelitiannya.

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dari variabel X1 (Profitabilitas) dan X2 (Kepemilikan Institusional), peneliti menggunakan metode kualitatif dengan mewawancarai narasumber dari divisi yang terkait.

Dalam mengolah dan menganalisis data yang didapatkan di lapangan, peneliti menggunakan rumus profitabilitas, kepemilikan Institusional dan dividend payout


(46)

ratio dengan menghitung pembayaran dividen pada pemegang saham serta menghitung perkembangan laporan keuangan dari tahun ke tahun.

2. Analisis Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2010:31)

“ Analisis kuantitatif adalah dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. “

Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.

Dalam hal ini penulis melakukan analisis pada laporan keuangan neraca dan laba rugi yang terdapat pada perusahaan manufaktur yang terdaptar di BEI Dari hasil analisis tersebut akan didapat analisis pengaruh profitabilitas dan kepemilikan Institusional terhadap dividend payout ratio.

Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif, diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas,


(47)

gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Pengujian-pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan peneliti dengan maksud untuk mengetahui besarnya pengaruh profitabilitas dan kepemilikan institusional terhadap dividend payout ratio. Persamaan yang menyatakan bentuk hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) disebut dengan persamaan regresi. Menurut Andi Supangat (2007:325) pengertian regresi linier berganda adalah :

“ Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya)”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dampak dari penggunaan analisis regresi, adalah untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel independen (profitabilitas dan institusional) dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan variabel dependen (dividend payout ratio).

2. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan


(48)

juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).

3.2.5.2 Perancangan Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.

Untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya hubungan yang erat atau berpengaruh antara variabel X (independent) dan variabel Y (dependent). Untuk selanjutnya langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Nyatakan Ho dan Ha

Ho: β = 0, artinya profitabilitas dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

Ha: β ≠ 0, artinya profitabilitas dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

Dimana β adalah nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan. Untuk menguji hipotesis tersebut maka data yang diperoleh dan dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Sumber :sugiyono (2007:292)

Keterangan :

t = Probabilitas

t

hitung : r

n-2


(49)

r = Koefisien korelasi n = Jumlah periode

Untuk menarik kesimpulan dari hipotesis diatas dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel dengan tingkat signifikan sebesar 0.05 (α = 5%) dan dk = n-2

Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis H0 adalah sebagai berikut :

1. Jika thitung< ttabel, maka H0 ada pada daerah penolakan, berarti Ha diterima atau

ada pengaruh.

2. Jika ttabel > thitung, maka H0 ada pada daerah penerimaan, berarti Ha ditolak atau

tidak ada pengaruh.

3. Untuk memperkuat penelitian uji statistik digunakan program SPSS 17. 00 for Windows. Dibawah ini gambar daerah penerimaan dan penolakan hipotesis Ho


(50)

ABSTRACT

The research was conducted at the Indonesian Capital Market. The variables studied were profitability as measured by ROA and institutional ownership which could affect the dividend payout ratio.

In this study, the research method used is the method of multiple linear regression analysis. Sampling using is purposive sampling. Companies that were sampled are a manufacturing company with certain criteria.

These results indicate that the positive infulence on the profitability variable dividend payout ratio and institutional ownership variables positive influence on the dividend payout ratio.

Keywords: Profitability, institutional Ownership and Dividend Payout Ratio

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasil investasi (seperti pedapatan bunga, royalty, deviden, pendapatan sewa dan lain – lain), untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan dagang (Henry Simamora,2000:438). Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kemakmuran dengan memperoleh pendapatan atau tingkat pengembalian investasi, baik berupa dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (Handoko, 2002).

Dividen adalah pembagian aktiva perusahaan kepada para pemegang saham perusahaan. Dividen dapat dibayar dalam bentuk uang tunai (kas), saham perusahaan, ataupun aktiva lainnya. Semua dividen haruslah diumumkan oleh dewan direksi sebelum dividen tersebut menjadi kewajiban perusahaan. (Simamora, 2000 : 423). Oleh karena itu, perusahaan yang go public mempunyai kewajiban untuk menginformasikan segala macam bentuk kebijakan perusahaan yang menyangkut kepentingan para pemegang saham termasuk mengumumkan pembagian dividen yang akan dibayarkan kepada investor (Tandelilin, 2001).

Deviden sebagai pembayaran kepada pemilik perusahaan yang diambil dari keuntungan perusahaan, baik dalam bentuk saham maupun tunai. Pembayaran deviden dalam bentuk tunai (kas) lebih banyak diinginkan investor daripada dalam bentuk lain, karena pembayaran deviden tunai membantu mengurangi ketidakpastian investor dalam aktivitas investasinya di dalam perusahaan (Ross,1997). Dalam hubungannya dengan pendapatan deviden, para investor umumnya menginginkan pembagian deviden yang relatif stabil, karena dengan stabilitas deviden dapat meningkatkan kepercayaan investor dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan, sehingga mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi (Ang, 1997).

Di sisi lain perusahaan yang akan membagikan deviden diharapkan pada berbagai macam pertimbangan anatara lain perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran deviden yang berhubungan dengan kebijakan deviden. Kebijakan deviden kas sebuah perusahaan memiliki dampak penting bagi banyak pihak yang terlibat di masyarakat (Suherli,2004).

Kebijakan dividen terkait juga dengan hubungan antara manajer dengan pemegang saham. Kepentingan pemegang saham dan manajer dapat berbeda dan mungkin bisa menimbulkan konflik, misalnya manajer menghendaki pembagian dividen yang kecil karena perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk mendanai investasinya, sedangkan pemegang saham menghendaki pembagian dividen yang besar. Konflik yang terjadi akan menimbulkan biaya keagenan. Pada sudut pandang pemilik, upaya untuk mengurangi biaya yang timbul dengan

kebijakan dividen. (Keown,et.al 2000).


(1)

Karena keempat asumsi regresi sudah terpenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa hasil estimasi model regresi sudah memenuhi syarat BLUE (best linear unbias estimation) sehingga dapat dilanjutkan pada pengujian hipotesis pengaruh profitabilitas dan kepemilikan institusional tarhadap dividend payout ratio.

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio

Adapun variabel yang diukur adalah ROA, Kepemilikan Institusional dan Deviden Payout Ratio. Hasil pengukuran besarnya hubungan didapat koefisien korelasi Profitabilitas dan Kepemilikan Institusional dengan Deviden Payout Ratio sebagai berikut :

a. Korelasi antara Profitabilitas dengan Deviden Payout Ratio Tabel 4.11

Tabel Uji Korelasi antara Profitabilitas terhadap Deviden Payout Ratio Correlations

Control Variables Profitabilita

s

Dividend_Pa yout_Ratio

Kepemilikan_I nstitusional

Profitabilitas

Correlation 1.000 .140

Significance

(2-tailed) . .089

Df 0 147

Dividend_Payout_Rati o

Correlation .140 1.000

Significance

(2-tailed) .089 .

Df 147 0

Hubungan antara profitabilitas dengan dividend payout ratio adalah sebesar 0,140 dengan arah positif.Artinya, profitabilitas memiliki hubungan yang sangat lemah dengan dividend payout ratio. Jika diinterpretasikan menurut kriteria dalam Sugiono (2004 : 216) maka eratnya korelasi ROA dengan Deviden Payout Ratio adalah sangat lemah karena berkisar antara 0-0,199, dan arahnya positif ini berarti apabila ROA meningkat maka Deviden Payout Ratio akan meningkat.

Koefisien determinasi (KD) diperoleh menggunakan rumus berikut: KD = (r)2 X 100%

KD = (0,140)2 X 100%

KD = 0,0196 X 100% = 1,96%

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas, maka diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,0196 atau sebesar 1.96% dan sisanya 98.04% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi dividend payout ratio Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Dividend Payout Ratio

Adapun variabel yang diukur adalah Kepemilikan Institusional dan Deviden Payout Ratio. Hasil pengukuran besarnya hubungan didapat koefisien korelasi Kepemilikan Manajerial dengan Deviden Payout Ratio sebagai berikut. a. Korelasi antara Kepemilikan Manajerial dengan Deviden Payout Ratio

Tabel 4.13

Tabel Uji Korelasi antara Kepemilikan institusional terhadap Deviden Payout Ratio Correlations


(2)

Control Variables Kepemilikan_ institusional

Dividend_Pa yout_Ratio

Profitabilita s

Kepemilikan_Institusio nal

Correlation 1.000 .296

Significance

(2-tailed) . .031

Df 0 147

Dividend_Payout_Rati o

Correlation .296 1.000

Significance

(2-tailed) .031 .

Df 147 0

Koefisien korelasi antara Kepemilikan Institusional dengan Deviden Payout Ratio adalah r = 0.296, , hal ini berarti terdapat hubungan yang sangat lemah antara Kepemilikan institusional dengan Deviden Payout Ratio. Jika diinterpretasikan menurut kriteria dalam Sugiono (2004 : 216) maka eratnya korelasi Kepemilikan Manajerial dengan Deviden Payout Ratio adalah lemah karena berkisar antara 0.20-0,399, dan arahnya positive, berarti apabila Kepemilikan Institusional meningkat maka Deviden Payout Ratio akan meningkat. Koefisien determinasi (KD) diperoleh menggunakan rumus berikut:

KD = (r)2 X 100% KD = (0.296)2 X 100%

KD = 0,087616 X 100% = 8.7616%

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas, maka diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,087616 atau sebesar 8.7616% dan sisanya 91.2384% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi dividend payout ratio.

Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilian Institusional Terhadap Dividend Payout Ratio a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang menyatakan besar pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Pada permasalahan yang sedang diteliti yaitu pengaruh profitabilitas dan kepemilikan institusional terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdafatr di BEI diperoleh koefisien determinasi sebagai berikut:

Tabel 4.15

Koefisien Korelasi Simultan dan Korelasi Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .347a .120 .108 24.54149583 1.713

a. Predictors: (Constant), Kepemilikan_Institusional, Profitabilitas b. Dependent Variable: Dividend_Payout_Ratio

Hasil perhitungan korelasi profitabilitas dan kepemilikan institusional dengan dividend payout ratio atau (R) adalah sebesar 0,347.

Nilai korelasi R hanya untuk menyatakan erat atau tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y, untuk menghitung besarnya pengaruh X1 dan X2 terhadap Y dapat digunakan koefisien determinasi atau (KD). Koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang menyatakan besar pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen dengan rumus sebagai berikut:


(3)

Koefisien determinasi (KD) diperoleh menggunakan rumus berikut: KD = (r)2 X 100%

KD = (0,347)2 X 100%

KD = 0,120409 X 100% = 12.0409%

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas, maka diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,120409 atau sebesar 12.0409% dan sisanya 87.9591% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi dividend payout ratio.

Pembahasan Penelitian

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Dividend Payout

Berdasarkan Tabel 4.11 diatas yang menunjukkan hubungan antara profitabilitas dengan dividend payout ratio adalah sebesar 0.054 dengan arah positif. Artinya, profitabilitas memiliki hubungan yang sangat lemah dengan dividend payout ratio. Hal ini terlihat dari nilai korelasi berada diantara 0,00 – 0,199 yang tergolong dalam sangat lemah. Arah positif menggambarkan bahwa ketika profitabilitas meningkat maka akan meningkatkan dividend payout ratio perusahaan. Kemudian besar pengaruh profitabilitas terhadap dividend payout ratio perusahaan adalah 1.96% dan sisanya sebesar 98.04% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi dividend payout ratio. Seperti halnya teori yang dikemukakan oleh Agus Sartono (2008) yang menyatakan bahwa apabila profitabilitas mengalami peningkatan maka dividend payout ratio pun akan mengalami peningkatan, begitu juga sebaliknya. Tetapi hal ini tidak terjadi di beberapa perusahaan manufaktur pertambangan periode 2006 2010 dimana pada saat profitabilitas mengalami peningkatan dividend payout ratio mengalami penurunan. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan lebih memilih untuk menahan laba yang dihasilkan oleh perusahaan untuk kepentingan pengembangan perusahaan daripada membagikan laba tersebut kepada pemegang saham.

Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Dividend Payout Ratio

Berdasarkan Tabel 4.13 diatas hubungan antara kepemilikan institusional dengan dividend payout ratio adalah sebesar 0.296 dengan arah positif. Artinya kepemilikan institusional memiliki hubungan yang lemah dengan dividend payout ratio. Hal ini terlihat dari nilai korelasi berada diantara 0,20-0.399 yang tergolong dalam criteria lemah. Arah positif menggambarkan bahwa ketika kepemilikan institusional meningkat maka dividend payout ratio perusahaan akan meningkat, begitu pun sebaliknya. Kemudian besar pengaruh kepemilikan institusinal terhadap dividend payout ratio perusahaan adalah 8.7616% dan sisanya 91.2384/% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi dividend payout ratio. Seperti halnya teori yang dikemukakan oleh Anggit Satria Pribadi dan R. Djoko Sampurno (2012:03) Sistem Kepemilikan Institusional pada sebuah perusahan berpengaruh terhadap keputusan– keputusan yang diambil dalam tiap periode, karena bisa saja keputusan yang diambil pihak perusahaan akan berdasarkan kemauan dari pihak institusional yang mempunyai kepemilikan yang lebih besar.. Tetapi hal ini tidak terjadi perusahaan PT. Berlina Tbk periode 2010-2011 dimana pada saat kepemilikan institusional mengalami penigkatan dividend payout ratio mengalami penurunan.

Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Institusional Terhadap Dividend Payout Ratio

Berdasarkan Tabel 4.15 diatas hasil perhitungan profitabilitas dan kepemilikan institusional terhadap dividend payout ratio atau (R) adalah sebesar 0,347. Nilai R pada tabel diatas menunjukkan kekuatan hubungan kedua variabel independen (profitabilitas dan kepemilikan institusional) secara simultan dengan dividend payout ratio.Jadi pada permasalahan yang sedang diteliti diketahui bahwa secara simultan kedua variabel independen memililki hubungan yang lemah dengan dividend payout ratio. Hal ini terlihat dari nilai korelasi berada diantara 0,20 – 0,399 yang tergolong dalam kriteria lemah. Berdasarkan hasil perhitungan koefissien determinasi diatas, maka diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,120409 atau sebesar 12.0409% Bahwa pengaruh signifikan profitabilitas dan kepemilikan institusional terhadap dividend payout ratio adalah sebesar sebesar 12.0409% sedangkan sisanya 87.9591% merupakan faktor lain yang mempengaruhi dividend payout ratio.

V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan


(4)

Dari hasil penelitian dan pembahasan terhadap permasalahan, yaitu mengenai pengaruh profitabilitas dan kepemilikan institusional terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003- 2012, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara parsial, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio, artinya profitabilitas berpengaruh terhadap dividend payout ratio namun sangat lemah pengaruhnya. Dalam arti lain, tinggi rendahnya profitabilitas menjadi alasan utama bagi perusahaan dalam menetukan dividend payout ratio. 2. Secara parsial, kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio, artinya

kepemilikan institusional berpengaruh terhadap dividend payout ratio namun lemah pengaruhnya. Dalam arti lain, tinggi rendahnya kepemilikan institusional menjadi alasan utama bagi perusahaan dalam menetukan dividend payout ratio.

3. Secara simultan, profitabilitas dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, artinya profitabilitas berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio dan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio namun lemah pengaruhnya. Dalam arti lain, tinggi rendahnya profitabilitas dan kepemilikan institusional menjadi alasan utama bagi perusahaan dalam menetukan dividend payout ratio.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan, maka penulis ingin memberikan saran bagi sektor keuangan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2012, yaitu sebagai berikut :

1. Profitabilitas mempengaruhi dividend payout ratio, sehingga bagi manajemen perusahaan, variabel-variabel ini dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan dividend payout ratio agar dihasilkan kebijakan dividen yang optimal bagi perusahaan

2. Lakukan perubahan secara perlahan dengan banyak penyesuaian agar mampu menemukan kesempatan dalam persaiangan dan menigkatkan keuntungan.

3. Menginformasikan secara lebih luas perkembangan perusahaan termasuk strategi bisnis yang kreatif dan rencana dimasa datang sehingga karyawan maupun investor lebih paham terhadap kondisi perusahaan. VI. DAFTAR PUSTAKA

Ang, Ross, 1997, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Mediasoft, Jakarta.

Andriyani, Maria. 2008. Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt To Equity Ratio, Insider Ownership, Investment OpportunitySet dan Profitability Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada perusahaan Automotive di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2006). Semarang: Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro

Agus Sartono, 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF-YOGYAKARTA

Abdullah, M. Faisal, 2005.Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kedua, Cetakan Kelima, Penerbitan Universitas Muhammadiyah, Malang.

Ahmad, Rizal, 2009. Pengaruh Profitability dan Oppurtunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai.Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 2 No.2

Adhiputra, Rizal. 2010. “Analisis Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Akuntansi & Manajemen. Semarang.

Anjar Wibisono 2008. Pengaruh rasio likuiditas, leverage, dan profitabilitas terhadap dividend payout ratio. Terakreditasi SK Dirjen DIKTI no 43/DIKTI/KGP/2008 ISSN : 1693-5241

Anggit Satria Pribadi, R. Djoko Sampurno 2012. Analisis Pengaruh Cash Position, Firm Size, Growth Opportunity, Ownership, Dan Return On Asset Terhadap Dividend Payout Ratio. DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 212-211

Bathala, et al. Managerial Ownership, Debt Policy,and The Impact of Institutional Holding; An Agency Perspective, Financial Management 23, 1994, pp. 38-50.

Bambang Riyanto.2001 ,Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan; Cet.7, BEP, Yogyakarta. Bambang Riyanto. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. BPFE: Yogyakarta

Christina Heti Tri Rahmawati 2011. Pengaruh Insider Ownership, Institutional Ownership, Dispersion Of Ownership, Tingkat Pertumbuhan Perusahaan,Dan Risiko Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan


(5)

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006. Widya Warta No. 01 Tahun XXXV / ISSN 0854-1981

Farah Margaretha, 2005. Teori Dan Aplikasi Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber Dana Jangka Pendek. Jakarta : Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia

Gitman, Lawrence J. (2003). Principles of Managerial Finance, Tenth Edition, Addison Wesley. Hanafi, Mamduh M. 2004, Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE

Handoko T. Hani (2002), Manajemen ; Edisi Kedua, Cetakan Ketiga Belas. Yogyakarta : BPFE

H. Greuning, 2005, Standar Pelaporan Keuangan Internasional : Pedoman Praktis, Jakarta : Salemba Empat.(Penerjemah: Edward Tanujaya)

IsmiyantiFitri dan Hanafi, M.M, 2003, Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Utang. Prosiding Simposium Nasional AkuntansiVI. Surabaya.

Jensen, M. and Meckling, W., 1976, ìTheory ofthe Firm: Managerial Behavior Agency Cost, and Ownership Structureî, Journal of Finance Economics 3, pp. 305-360.

Karen, F.R. 2003. A Blue Print for Corporate Governance. New York: American Management Assosiation

Keown, J. Arthur et. Al, 2000, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, (Buku 1 & 2 Edisi 7), Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Listyani, Theresia Tyas. 2003. Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya Terhadap Kepemilikan Saham Institusional (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek di Jakarta). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.15, No.4, 2000.

Martono dan D Agus Harjito. 2008. Manajemen Keuangan. cetakan ketujuh. Yogyakarta: EKONISIA.

Muhamad Natzir, 2003, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002. “Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”. Yogyakarta: PT. BPFE

Okpara, Godwin Chigozie. 2010. ”A Diagnosis of the Determinant of Dividend Payout Policy in Nigeria: A Factor

Analyctical Approach”. American Journal of Scientific Research, ISSN 1450-223X Issue 8(2010),pp.57-67 Prihantoro.2003.“Estimasi Pengaruh Dividend PayoutRatio pada Perusahaan Publik di Indonesia”.Jurnal Ekonomi &

Bisnis.Vol.8.No.1.hal.7-14

Sugiyarso, G.Winarni, F. (2005). Manajemen keuangan. Media Pressindo, Yogyakarta

Sutrisno, 2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama Cetakan Kedua, Ekonisia, Yogyakarta.

Sugiyono, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Bandung : CV Alfabeta Susan Irawati. 2006. “Manajemen Keuangan”. Bandung: PT Pustaka

Suharli, M. (2006). Akuntansi untuk bisnis jasa dan dagang. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.

Suherli dan Sofyan S Harahap, 2004. Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan Dividen. Jakarta:Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Volume 4 Nomor 1.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta

Sofyan Syafri Harahap, 2001. ”Analitis Kritiss Atas Laporan Keuangan”. Cetakan Ketiga.PT Rajagrafindo Persada. Jakarta

Sonny Sumarsono. 2003. Manajemen Koperasi Teori & Praktek. Jakarta: Graha Ilmu.

Simamora, Henry 2000. Keputusan Akuntansi Bisnis Pengambilan Bisnis Jilid II. Jakarta : Salemba Empat. Tandelilin, Enduardus 2001. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE. Umi Narimawati (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif dan kuantitatif: teori dan aplikasi. Bandung, UNIKOM


(6)

Van Horne, James C. and John M. Wachowicz. 2005. Fundamentals of Financial: Management Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Penerjemah: Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.