Perancangan dan pengembangan produk QFD
PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN PRODUK
RANGKUMAN
BAB IV
Quality Function Deployment
Oleh :
Bramantiyo Wahyu Nugroho
152421539
Teknik Industri
UNIVERSITAS WIDYA MATARAM
YOGYAKARTA
2016
QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)
A. Pengertian
Quality Fuction Depoyment adalah sebuah sistem pengembangan
produk yang dimulai dari merancang produk proses manufaktur sampai
produk tersebut ke tangan konsumen, dimana pengembangan produk
berdasarkan kepada keinginan konsumen.
Beberapa aspek penting dari sistem QFD [Kaebernick H., Farmer L.
E., Mozar S,1997], adalah :
1. Fokus utama QFD adalah Customer needs (kebutuhan konsumen).
2. Biasanya QFD didasari proyek dan kegunaan fungsi silang tim.
3. QFD sangat cocok jika diimplementasikan dengan Concurrent
Engineering, yang merupakan sistem pengembangan produk yang
terpadu.
QFD meliputi semua elemen mulai dari desain, pemasok material
mentah, produksi (manufaktur), distribusi dan pelayanan produk.
B. Manfaat QFD
Beberapa manfaat QFD sebagai dasar pengembangan produk,
[Kaebernick H., Farmer L. E., Mozar S,1997], antara lain :
1. Mengurangi dan mempercepat terjadinya perubahan.
Keuntungan utama QFD adalah bahwa tindakan pencegahan
(preventive)
lebih
baik
daripada
reaksi
(reactive)
dalam
pengembangan produk, yang menyebabkan performansi organisasi
bergerak naik sehingga akan bekerja pada tingkat kualitas tinggi.
2. Pengurangan waktu pengembangan
Waktu siklus pengenalan produk dapat dipercepat dari sepertiga
menjadi setengah dengan penggunaan QFD melalui perencanaan
produk.
3. Pengurangan masalah saat produksi dimulai
QFD membantu mengeliminasi permasalahan yang timbul sebelum
produksi dimulai, sehingga QFD merupakan metode antisipasi
sebagai ganti aksi pemeriksaan.
4. Biaya produksi yang lebih rendah
Dengan penggunaan QFD biaya mulai produksi dapat dikurangi
secara signifikan.
5. Pengurangan permasalahan dasar
Pengurangan ini direfleksikan dari pengurangan permasalahan dari
konsumen dan sebagainya akibat terjadi pengurangan biaya
jaminan.
6. Peningkatan kepuasan konsumen
Metode QFD mempu meningkatkan orientasi konsumen karena
ebih memperhatikan voice of customers, dibandingkan voice of
engineer atau eksekutif.
7. Transfer ilmu pengetahuan
Proses QFD melibatkan partisipan melalui sejumlah proses yang
rumit, dengan pendekatan dokumentasi yang terarah. Selain itu
juga membantu transfer ilmu pengetahuan kepada pekerja baru,
memberi kerja awal kepada mereka lebih tinggi dari learning curve
( kurva belajar ).
C. Metodologi QFD
Metode QFD menurut Cohen (1995) memiliki beberapa tahap
perencanaan dan pengembangan melalui matriks, yaitu :
1. Matriks perencanaan produk (House of Quality) : HOQ lebih
dikenal dengan rumah pertama (R1) yang menjelaskan tentang
customer
relationship,
needs,
technical
customer
requirements,
competitive
co-reationship,
evaluation,
competitive
technical assement dan targets.
2. Matriks perencanaan part (part deployment)
: Lebih dikenal
dengan sebutan rumah kedua (R2) adalah matriks untuk
mengidentifikasi factor – factor teknis yang critical terhadap
pengembangan produk.
3. Matriks perencanaan proses (process planning) : lebih dikenal
dengan rumah ketiga (R3) yang merupakan matriks untuk
mengidentifikasi pengembangan proses pembuatan suatu produk.
4. Matriks
perencanaan
manufacturing/poroduksi
(Manufacturing/production planning) : lebih dikenal dengan rumah
keempat (R4) yang memaparkan tindakan yang peru diambil
didalam perbaikan produksi suatu produk.
D. Gambar QFD
QFD diilustrasikan sebagai sebuah rumah yang sangat komplek.
Dibagi kedalam ruangan yang lebih komplek yang berisi atribut – atribut
(keinginan konsumen, kebutuhan teknis, hubungan keduanya, dan linnya)
yang satu dan lainnya saling berhubungan untuk memberikan kontribusi
untuk analisis pengembangan produk.
Berikut merupakan contoh gambar House of Quality
1. Voice of Customers (VOC)
QFD dimulai dengan menggarisbawahi sejumah kebutuhan
penting
ata
apa
(WHATs)
yang
ingin
diselesaikan
atau
disempurnakan, ini sebagai kebutuhan konsumen (customer
requirements) dan biasanya disebut dengan Voice of Customers.
Kata WHATs akan dikembangkan secara detail dalam
HOWs (kebutuhan teknis). Selanjutnya customer requirements
diterjemahkan dalam tingkat spesifikasi teknik produk yang
disebut dengan kebutuhan desain.
2. Kebutuhan Teknis (technical requirements)
Kebutuhan teknis (HOWs) merupakan bahasa teknis yang
akan kemudian dikembangkan. Sebagai ciri dari bahasa teknis
adalah sifat terukur yang berarti bahwa setiap bahasa teknis pasti
akan memiliki satuan ukur.
3. Hubungan WHATs dan HOWs
Sebuah WHATs dapat dijelaskan lebih dari satu makna pada
HOWs. Hanya sebagian dari usaha peningkatan produk yang
efektif dapat dilakukan karena kegagalan daam menterjemahkan
keinginan konsumen atau beberapa permasalahan yang tidak
diharapkan sering timbul dalam pengembangan produk.
WHATs dan HOWs dihubungkan langsung sehingga menjadi
matriks sebagai berikut
Hubungan kuat jika keinginan teknis tertentu merupakan
interpretasi langsung suatu keinginan konsumen. Sedang hubungan
sedang dan lemah umumnya dari hubungan keinginan konsumen
dengan kebutuhan teknis yang bukan interpretasi langsungnya.
4. Menentukan HOW MUCH
Elemen keempat dari house of quality adalah bagian HOW
MUCH, bagian ini merupakan bagian terukur dari HOWs yang
berisi nilai target yang akan dicapai.
Beberapa alasan mengapa HOW MUCH’s didefinisikan antara lain
sebagai berikut :
a. Untuk menyediakan makna tujuan dari jaminan bahwa
kebutuhan bisa ditemukan.
b. Untuk menyediakan target bagi pengembangan produk
lebih lanjut.
HOW MUCH’s menyediakan tujuan yang spesifik yang
menjaga bahwa apa yang menjadi tujuan dalam pemuasan
konsumen dapat tercapai.
Jadi ada empat elemen yang menjadi kunci dasar QFD antara
lain : WHAT, HOW, RELATIONSHIP, HOW MUCH yang dapat
ditemukan daam Chart QFD rumah pertama House of Quality.
5. Matrik Korelasi
Matrik korelasi adalah sebuah tabel segitiga yang sering
dipadukan dengan HOW’s, dalam arti bahwa matrik korelasi
menjelaskan huungan antara item HOW. Maksud dari pembuatan
seperti atap untuk mengidentifikasi daerah dimana keputusan
trade-off, riset dan pengembangan mungkin dibutuhkan. Ada
beberapa tipe yang umum digunakan dalam menjelaskan hubungan
dalam matrik korelasi, antara lain Positive, Strong Positive,
Negative, Strong Negative. Kemudian dapat dilakukan identifikasi
yang mana HOW’s yang saling dukung dan yang mana yang
menimbulkan konfik antar HOW’s.
Hubungan positive berarti
sebuah
HOW’s
dapat
mendukung HOW’s lainnya, hubungan negative adalah antara
sebuah HOW dengan HOW lainnya menimbulkan akibat yang
saling merugikan atau salah satu yang dirugikan. Kondisi ini
merupakan trade-off yang harus dihilangkan.
Sumber negative sebenarnya merupakan sumber ide untuk
pengembangan produk, namun supaya kjebutuhan konsumen dapat
terpuaskan, maka hubungan negative haru direspon untuk mencari
cara menghilangkan trade-off.
6. Competitive Assessment
Competitive Assessment adalah sebuah grafik yang
menggambarkan
perbandingan
penilaian
terhadap
produk
perusahaan dan produk pesaingnya untuk setiap keinginan
konsumen (WHATs) dan kebutuhan teknis (HOWs)
Competitive Assessment dari WHATs sering disebut
Customer
Competitive Assessment
dan digunakan sebagai
informasi customer oriented (orientasi pelanggan).
Competitive Assessment untuk HOWs sering disebut
dengan Technical Competitive Assessment dan digunakan secara
teknis untuk menganalisa kompetisi produk dibanding produk
pesaing. Competitive Assessmentdapat digunakan untk membuat
niai tujuan (HOW MUCH’s) dicapai.
7. Importance Rating dan Bobot Kolom
Importance Rating digunakan untuk usaha prioritas dan
membuat keputusan trade-off. Importance rating untuk HOWs
disebut sebagai bobot kolom. Importance rating untuk WHATs
dibentuk
secara
mendasar
dari
customer
assessment
dan
diekspresikan sebagai sebuah skala relative atau dengan angka
yang lebih tinggi untuk mengidentifikasi tingkat kepentingan
konsumen dan biasanya diekspresikan dengan skala reatif (missal
1-9 atau 1-5). Importance rating ini sangat penting untuk
mempresentasikan nilai konsumen ketimbang kepercayaan internal
perusahaan.
Nilai
importance
rating
sangat
penting
didalam
memperkirakan kebutuhan HOWs dalam pengembangan produk.
Dengan melakukan penyimbolan terhadap hubungan antara
WHATs dan HOWs yang bersifat hubungan kuat, menengah, atau
lemah. Hasil dari penjumlahan dari perkalian importance rating
dan hubungan yang telah ditentukan sebelumnya, maka akan
didapat nilai bobt kolom yang penting bagi langkah rumah kedua
yaitu matrik part deployment.
E. Organisasi QFD
QFD merupakan proses fungsi silang sebuah tim dari juga
merupakan aktifitas awal dari :
Seleksi anggota tim
Pengembangan proyek
Identifikasi kepentingan
–
kepentingan
konsumen
dan
stakeholder
Perencanaan proyek
Membuat waktu pengerjaan proyek
Tim pengembangan proyek QFD adalah sebagai berikut :
1. Core Team
Merupakan pusat didalam pengembangan QFD dan
merupakan
langkah
awal
didalam
proyek
QFD
untuk
menyeleksi anggota tim. Kompsisi dari core team QFD akan
memiliki kebebasan dalam menentukan proyek sesuai tujuan
pengembangan produk. Team ini beranggotakan :
– Marketing
– Product design
– Manufacturing
– Lini produksi
Biasanya core team terdiri dari empat sampai delapan
orang anggota yang akan mengelola pengembangan produk
secara maksimal sampai tujuan.
2. Champion
Adalah sponsor yang meyakinkan tim akan menerima
sejumah
sumberdaya,
pengakuan,
dan
komitmen
dari
perusahaan didalam usaha pengembangan produk baru.
3. Facilitator
Fasilitator adalah pedoman, perencanaan dan pelaku
dalam proses pengembangan produk dari sebuah tim QFD
4. Leader
Adalah pemimpin dari peaksanaan proyek. Eader juga
penanggungjawab penuh atas keberhasilan atau kegagalan
pengembangan proyek QFD
5. Recorder
Adalah pencatat agenda – agenda penting selama proses
QFD berlangsung.
F. Empat Fase Pengembangan QFD
House of Quality adalah merupakan voice of Customers yang perlu
didengar oleh perusahaan, sebab voice of customers merupakan cara
sistematis untuk masuk daam desain, proses dan produksi bahkan sampai
pelayanan.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya ada empat fase dalam
pengembangan QFD yang terdiri atas empat bagian, yaitu : House of
Quality, Part Deployment, Perencanaan Proses, dan Perencanaan Produksi.
1. House of Quality (HOQ)
House of Quality merupakan rumah pertama dan merupakan
bagian terlengkap dari pengembangan QFD. Pada house of Quality
terdapat WHATs (merupakan customer requirements/voice of
customers), HOWs (merupakan technical requirements), matrik
hubungan, competitive assessment (konsumen dan teknis) dan
importance rating.
Urutan pembuatan HOQ adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi konsumen/user atau pemakai
Permulaan QFD adalah dengan menggariskan apa yang
akan diselesaikan pada produk berdasarkan kehendak
konsumen.
b. Menentukan customer needs-nya (WHATs)
Customer needs atau Voice of the Customer. Item ini
mengandung hal – hal yang dibutuhkan oleh konsumen dan
masih bersifat umum, sehingga sulit untuk langsung
diimplementasikan.
c. Menentukan Importance Rating
Merupakan tingkat kepentingan dari VoC dan diperoleh dari
hasil perhitungan kuesioner yang disebarkan kepada
pelanggan.
d. Analisis tentang customer competitive evaluation
Anaisis ini dibuat berdasarkan pengumpulan data yang
diperoleh dari konsumen tentang penyebaran produk di
pasar dibandingkan dengan pesaing produk sejenis dan
segmen pasar yang sama.
e. Menentukan technical requirements (HOWs)
Technical requirement merupakan pengembangan dari
customer needs atau merupakan penerjemahan kebutuhan
konsumen dalam bentuk teknis agar sebuah produk dapat
dibentuk secara langsung.
f. Menentukan relationship
Agar diperoleh nilai secara kauntitatif maka antara WHATs
dan
HOWs
merupakan
langkah
selanjutnya
untuk
menemuka nilai bobot. Relationship ditentukan oleh tiga
nilai kunci utama yaitu :
– Strong relationship dengan bobot 9
– Medium relationship dengan bobot 3
– Weak relationship dengan bobot 1
g. Menentukan target (HOW MUCH)
Nilai target direpresentasikan untuk memenuhi keinginan
konsumen. Ada beberapa alasan kenapa target perlu
dikemukakan :
– Untuk menyediakan nilai yang obyektif dari
keyakinan bahwa persyaratan sudah ditemukan.
– Untuk menyediakan tujuan dari pengembangan
produk
h. Membuat matriks korelasi
Matrik korelasi merupakan atap dari House of Quality,
sebagai penentu dari struktur hubungan setiap item HOW.
Matrik korelasi juga menjelaskan tipe dari beberapa
hubungan antara lain :
– Positive berarti
bagaimana
satu
mendukung HOW lainnya.
– Negative berarti bagaimana
HOW akan
sebuah
HOW
mempengaruhi HOW lainnya.
i. Membuat analisis tentang competitive technical assessment
Anaisis ini dibuat dengan membandingkan produk sejenis
dari perusahaan lain pada produk dan segmen pasar yang
sejenis.
j. Menentukan bobot
Bobot ditentukan dari hubungan korelasi antara customer
requirement dan technical requirement yang ditentukan dari
jenis hubungan yang berlangsung.
k. Menentukan aksi terhadap pengembangan produk baru.
Aksi terhadap pengembangan produk baru ditentukan
melalui strategi analisis dalam House of Quality.
2. Analisis HOQ
Pengembangan proyek QFD tidak terlepas dari usaha
analisis yang mendalam agar didapat hasil yang maksimal. Oleh
karena itu perlu dikembangkan strategi analisa yang detail dan
mendalam pada saat membuat QFD. Pengembangan strategi
analisis terdiri dari bebrapa fase, antara lain.
a. Fase 1 : Informasi konsumen
Pada fase ini prosedur yang dilakukan adalah mengurutkan
customer needs dari keinginan konsumen yang memiliki
importance rating tertinggi sampai yang terendah. Ada dua
kriteria untk menilai dan menentukan aksi perbaikan yaitu :
1) Evaluasi kompetitif konsumen, yang dibedakan
menjadi :
a) Posisi kuat jika produk memimpin pasar
b) Tidak ada produk yang baik dalam suatu
atribut, maka kondisi ini merupakan suatu
kesempatan (competitive opportunity) untuk
unggul.
c) Pesaing lebih unggul, maka aksi yang
dilakukan adalah dengan
Melihat
kompetisi
(examine
competition) jika pesaing unggul
mencolok, makakeunggulan pesaing
2) Customer
dapat dijadikan sumber perbaikan.
Menguji konsep (examine concept)
jika tertinggal tidak jauh.
compaints, yaitu keluhan
yang
disampaikan oleh konsumen tentang produk yang
akan dibuat atau yang telah ada selama ini.
b. Fase 2 : Prioritas Aksi Tertentu
Dari 3 jenis aksi yang muncu pada fase 1, maka kemudian
di kode dengan huruf A,B, dan C yang menunjukan tingkat
kesulitan dan kebutuhan sumberdaya
pengembangan
produk baru tersebut. Penjelasannya sebagai berikut :
A. Pengembangan produk baru tidak begitu suit diakukan,
dengan penggabungan ide saingan di depan.
B. Memerlukan lebih banyak sumberdaya, dimana pada
konsep ini harus dikembangkan dan dievaluasi dari
C.
konsep terbaik QFD.
Merupakan tingkat tersulit dari pengembangan produk
baru, karena peru pencarian konsep baru.
c. Fase 3 : Pengukuran kuantitatif
Fase ini merupakan tambahan dalam informasi yang
diperoleh dari konsumen, antara lain :
1) Tujuan (Goal)
Merupakan target dari penilaian
kompetitif
konsumen. Biasanya ditentukan langsung oleh
perusahaan.
2) Sales Point
Merupaan keinginan konsumen yang berpengaruh
pada kompetisi yang dapat dipergunakan untuk
pemasaran.
3) Improvement ratio
Diperoleh dari hasil pembagian goal dengan kondisi
dimana produk perusahaan sekarang berada.
4) Berat bobot baris.
Diperoleh dari perkalian importance rating, sales
point, dan improvement ratio.
d. Fase 4 : Prioritas Keputusan
Dari informasi yang didapat dalam fase sebelumnya, dapat
diambil keputusan dengan mempertimbangkan bobot baris
dan tingkat kesulitan aksi yang diambil.
e. Fase 5 : Tentukan Kebutuhan Teknis yang Akan Dibawa ke
Part
Planning
Matrix
dengan
Mempertimbangkan
Sumberdaya yang Tersedia.
Dengan prioritas keputusan yang diambil dari keinginan
konsumen maka kemudian ditentukan keinginan teknis
yang
akan
dikembangkan.
Kebutuhan
teknis
yang
berhubungan kuat dengan keinginan konsumen terpilih
dapat dibawa kerumah selanjutnya.
3. Matrik Part Deployment
Dalam rumah kedua ini dibutuhkan teknis yang terpiih untuk
dikembangkan ditransformasikan pada rancangan konsep yang
lebih teknis yang disebut sebagai part kritis. Dalam analisis konsep
terdapat kriteria – kriteria yang merupakan rumusan rincian
kebutuhan pokok dari produk, yaitu :
Kebutuhan konsumen dari QFD, berdasarkan HOQ maka
ditentukan factor teknik yang memungkinkan untuk
diperbaiki.
Kebutuhan dari sisi manufacturing
Kebutuhan akan karakteristik umum
dibutuhkan oleh konsumen.
produk
yang
Dalam rincian kebutuhan tersebut masih harus dipilih lagi
kebutuhan yang penting dan berhubungan dengan konsumen dan
pihak perusahaan mampu mengusahakannya.
a. Fault Tree Analysis
Salah satu cara untuk menentukan critical part digunakan
fault tree analysis yaitu menganalisis elemen – elemen yang
diperkirakan sebagai penyebab terjadinya ketidaksesuaian
target dengan technical requirements.
b. Matrik Perencanaan Proses (Process Planning)
Sebelum memnentukan matrik proses, harus diperhatikan
tahap-tahap proses yang dilalui oleh bahan baku sampai
menjadi produk jdi dan siap dipasarkan.
c. Matrik
Perencanaan
Manufakturing/Produksi
(Manufacturing / Production Planning)
Setelah melalui tahap perencanaan part dan proses, maka
untuk tahap terakhir dapat diketahui tindakan yang perlu
diambil untuk perbaikan kualitas.
CONTOH STUDI KASUS
Pendahuluan
Proses
pengembangan
produk
“Bolter”
yang
direncanakan
ini
dikembangkan berdasarkan tahapan – tahan yang sesuai dengan proses
pengembangan berdasarkan metode QFD (Quality Function Development)
dimana tahapan itu adalah sebagai berikut:
Namun dalam tahapan ini kami hanya membatasi produk “Bolter” sampai
pada tahap produksi saja tidak sampai tahap pemasaran.
Pernyataan Misi Produk
Pernyataan Misi : Bolter (Bolpoint Pointer)
Deskripsi produk
Bolpoint dilengkapi dengan pointer presentasi.
Sasaran bisnis kunci
Produk diperkenalkan pada kuartal ke-2 saat penerimaan ajaran
baru tahun 2014.
Harga murah standar menengah keatas.
Memperoleh pangsa pasar 50 % tahun 2015.
Simple, praktis, dan efisien.
Pasar Utama
Seluruh kalangan praktisi akademia dan eksekutif.
Pasar Sekunder
Mahasiswa dan Pelanggan biasa.
Asumsi-Asumsi
Menggunakan baterai.
Tinta dan baterai dapat diganti.
Jarak ketajaman pointer lasser dapat setel.
Pihak-Pihak
Terkait
yang Pengguna
Pengecer dan Tenaga Penjual
Bagian Produksi dan Operasional Manufaktur
Departemen Hukum/ Legal.
Identifikasi Kebutuhan Pelanggan
Indentifikasi kebutuhan pelanggan ini dilakukan dalam empat tahapan yaitu :
1.
Mengumpulkan data mentah dari pelanggan, hal ini dapat dilakukan dengan
perbagai cari antaranya : wawancara, kelompok focus, observasi produk pada
2.
3.
4.
saat digunakan.
Menginterprestasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan
Mengorganisasikan kebutuhan menjadi hierarki
Menetapkan kepentingan relative setiap kebutuhan
Berdasarkan tahapan – tahapan diatas maka akan didapatkan pernyataan data
mentah dari wawancara pelanggan yang dirangkum dalam table di bawah ini
masing – masing mengenai “Bolpoin & Pointer” :
1. Data mentah pointer
Pernyataan Pelanggan
Interprestasi Kebutuhan
Setiap presentasi saya kadang lupa Pointer harus selalu berada ditempat yang penting
menaruh pointer
atau berada di dekat benda yang penting
Pointer yang saya gunakan itu susah Batrai pointer harus dapat diganti atau paling tidak
mengganti baterainya kalau habis
ada pointer yang dicas
Pointer kalau jatuh sering ngadat Pointer harus tahan banting
atau cepat rusak
Pointer yang saya miliki sering Pointer harus tahan air atau hujan
ngadat kalau terkena air
Saya menyukai pointer yang bisa Bentuk pointer harus simple dan mudah dibawa
disematkan dimana saja
2. Data mentah bolpoint
Pernyataan Pelanggan
Interprestasi Kebutuhan
Kadang bolpoint yang saya gunakan Bolpoint harus selalu berada didekat benda yang
sering hilang karena lupa menaruhnya
penting atau selalu ditempat kerja
Bolpoint yang saya miliki cepat habis Tinta bolpoint dapat diganti
tintanya
Bolpoint yang saya miliki pasti pecah Bolpoint harus kuat dan tahan lama
kalau keinjak
Kadang saat – saat penting susah mencari Warna bolpoint harus mencolok
bolpoint dalam tas
Saya suka bolpoint yang tidak ribet
Bolpoint harus simple
Dari data mentah diatas hasil wawancara pelanggan maka berdasarkan
berbagai pertimbangan dan pernyataan kami mencoba mengambangkan “Bolter
(Bolpoint+Pointer)” sebagai jawaban atas pernyataan – pernyataan diatas.
3. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk “Bolter” akan diterangkan dalam lembar kerja yang mudah
dimengerti untuk kebutuhan pelanggan dan derajat kepentingan.
No
Atribut (Permintaan Konsumen)
Kepentingan
1
Bolter
Fungsi utama sebagai bolpoint dan pointer
3
2
Bolter
Mudah dibawa / Ringan
4
3
Bolter
Kontrol sederhana
4
4
Bolter
Mampu dibeli oleh mahasiswa
3
5
Bolter
Memungkinkan pergantian tinta dan battery
5
6
Bolter
Tidak rusak saat jatuh maupun terinjak
5
7
Bolter
Menanambah kebanggaan
2
8
Bolter
Menarik
4
9
Bolter
Tahan air
3
10
Bolter
Battery tahan lama
4
Berikut ini adalah jawaban pengembang (engineer) dari permintaan konsumen
di atas.
No
Kebutuhan
Matrik (Jawaban Engineer)
Kepentingan
1
10
Memiliki banyak fitur tambahan
4
2
3
Model kecil dari material non logam
4
3
7
Tombol hanya ON/OFF dan NEXT/BACK
4
4
9
Harga material dan komponen murah
3
5
8
Mudah bongkar pasang
5
6
9
Bahan/material kuat dan sesuai SNI
5
7
8
Desain unik
3
8
6
Tampilan berwarna-warni
4
9
8
Isolator rangkian elektronik
3
10
7
Menggunakan battery hybrid dan bisa di cas
3
Dari spesifikasi produk “Bolter” berdasarkan permintaan konsumen dan
jawaban pengembang (engineers) maka akan didapatkan House of Quality seperti
berikut ini.
Mendesain Konsep – Konsep Produk
Konsep produk “Bolter” yang tim kembangkan digambar dalam bentuk
sketsa – sketsa berupa gambar tangan. Tujuanya adalah sebagai jawaban singkat
bagaimana produk ini bisa memuaskan kebutuhan pelanggan. Untuk lebih
jelasnya berikut ini adalah hasil konsep yang kami (tim) ciptakan.
Seleksi Konsep
Seleksi konsep yang dilakukan oleh tim pengembang berdasarkan scoring
matriks seperti dibawah ini.
Konsep
Kriteria Seleksi
A
B
C
D
E
Kemudahan Penggunaan
+
+
+
+
+
Daya tahan
0
0
0
0
0
Kemudahan pembuatan
0
0
0
0
0
Mudah untuk dibawa
+
–
+
+
+
Mudah bongkar pasang
0
+
–
+
+
Kelengkapan Fitur
–
–
–
0
+
Kecanggihan
–
–
–
+
+
Jumlah +
2
2
2
4
5
Jumlah 0
3
2
2
3
2
Jumlah –
2
3
3
0
0
Nilai Akhir
0
-2
-1
0
0
Peringkat
5
7
2
3
3
Lanjutkan?
Gabungkan Tidak
Gabungkan Ya
Ya
Setelah itu merangking konsep seperti berikut ini
Konsep
Kriteria Seleksi
AC
D
Nilai
E
Nilai
Rating
Beban
Rating
Beban
Rating Nilai Beban
Kemudahan Penggunaan
10 %
4
0,4
3
0,3
3
0,3
Daya tahan
15 %
4
0,6
4
0,6
3
0,45
Kemudahan Pembuatan
10 %
4
0,4
3
0,3
2
0,2
Mudah untuk dibawa
5%
4
0,2
4
0,2
4
0,2
Mudah bongkar pasang
15 %
3
0,45
3
0,45
3
0,45
Kelengkapan fitur
25 %
2
0,5
3
0,75
5
1,25
Kecanggihan
20 %
2
0,4
4
0,8
5
1
Total Nilai
2,95
3,4
3,85
Peringkat
3
2
1
Lanjutkan?
Tidak
Tidak
Kembangkan
Setelah terpilih konsep yang tepat untuk memuaskan kebutuhan pelanggan
atau konsumen maka tahap selanjutnya adalah pengujian konsep.
Pengujian Konsep
Pengujian konsep dilakukan dengan pembuatan prototype berdasarkan
konsep yang terpilih. Prototype dibuat sebanyak lima buah “Bolter” dari konsep
yang terpilih. Tujuan dari prototype ini adalah untuk mengetahui kelebihan dan
kelemahan kensep yang telah terpilih. Pada tahap ini kelemahan akan diperbaiki
dan kemudian akan didapatkan spesifikasi akhir dari produk “Bolter” yang akan
menjawab semua kebutuhan pelanggan.
Proses Pengembangan Lebih Lanjut
Proses pengembangan lebih lanjut dilakukan berdasarkan sistem
manufaktur dan sistem produksi yang sesuai dengan diagram berikut ini. Didalam
system manufaktur tersebut terdapat proses produksi yang urutanya saperti berikut
ini.
PENGEMBANGAN PRODUK
RANGKUMAN
BAB IV
Quality Function Deployment
Oleh :
Bramantiyo Wahyu Nugroho
152421539
Teknik Industri
UNIVERSITAS WIDYA MATARAM
YOGYAKARTA
2016
QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)
A. Pengertian
Quality Fuction Depoyment adalah sebuah sistem pengembangan
produk yang dimulai dari merancang produk proses manufaktur sampai
produk tersebut ke tangan konsumen, dimana pengembangan produk
berdasarkan kepada keinginan konsumen.
Beberapa aspek penting dari sistem QFD [Kaebernick H., Farmer L.
E., Mozar S,1997], adalah :
1. Fokus utama QFD adalah Customer needs (kebutuhan konsumen).
2. Biasanya QFD didasari proyek dan kegunaan fungsi silang tim.
3. QFD sangat cocok jika diimplementasikan dengan Concurrent
Engineering, yang merupakan sistem pengembangan produk yang
terpadu.
QFD meliputi semua elemen mulai dari desain, pemasok material
mentah, produksi (manufaktur), distribusi dan pelayanan produk.
B. Manfaat QFD
Beberapa manfaat QFD sebagai dasar pengembangan produk,
[Kaebernick H., Farmer L. E., Mozar S,1997], antara lain :
1. Mengurangi dan mempercepat terjadinya perubahan.
Keuntungan utama QFD adalah bahwa tindakan pencegahan
(preventive)
lebih
baik
daripada
reaksi
(reactive)
dalam
pengembangan produk, yang menyebabkan performansi organisasi
bergerak naik sehingga akan bekerja pada tingkat kualitas tinggi.
2. Pengurangan waktu pengembangan
Waktu siklus pengenalan produk dapat dipercepat dari sepertiga
menjadi setengah dengan penggunaan QFD melalui perencanaan
produk.
3. Pengurangan masalah saat produksi dimulai
QFD membantu mengeliminasi permasalahan yang timbul sebelum
produksi dimulai, sehingga QFD merupakan metode antisipasi
sebagai ganti aksi pemeriksaan.
4. Biaya produksi yang lebih rendah
Dengan penggunaan QFD biaya mulai produksi dapat dikurangi
secara signifikan.
5. Pengurangan permasalahan dasar
Pengurangan ini direfleksikan dari pengurangan permasalahan dari
konsumen dan sebagainya akibat terjadi pengurangan biaya
jaminan.
6. Peningkatan kepuasan konsumen
Metode QFD mempu meningkatkan orientasi konsumen karena
ebih memperhatikan voice of customers, dibandingkan voice of
engineer atau eksekutif.
7. Transfer ilmu pengetahuan
Proses QFD melibatkan partisipan melalui sejumlah proses yang
rumit, dengan pendekatan dokumentasi yang terarah. Selain itu
juga membantu transfer ilmu pengetahuan kepada pekerja baru,
memberi kerja awal kepada mereka lebih tinggi dari learning curve
( kurva belajar ).
C. Metodologi QFD
Metode QFD menurut Cohen (1995) memiliki beberapa tahap
perencanaan dan pengembangan melalui matriks, yaitu :
1. Matriks perencanaan produk (House of Quality) : HOQ lebih
dikenal dengan rumah pertama (R1) yang menjelaskan tentang
customer
relationship,
needs,
technical
customer
requirements,
competitive
co-reationship,
evaluation,
competitive
technical assement dan targets.
2. Matriks perencanaan part (part deployment)
: Lebih dikenal
dengan sebutan rumah kedua (R2) adalah matriks untuk
mengidentifikasi factor – factor teknis yang critical terhadap
pengembangan produk.
3. Matriks perencanaan proses (process planning) : lebih dikenal
dengan rumah ketiga (R3) yang merupakan matriks untuk
mengidentifikasi pengembangan proses pembuatan suatu produk.
4. Matriks
perencanaan
manufacturing/poroduksi
(Manufacturing/production planning) : lebih dikenal dengan rumah
keempat (R4) yang memaparkan tindakan yang peru diambil
didalam perbaikan produksi suatu produk.
D. Gambar QFD
QFD diilustrasikan sebagai sebuah rumah yang sangat komplek.
Dibagi kedalam ruangan yang lebih komplek yang berisi atribut – atribut
(keinginan konsumen, kebutuhan teknis, hubungan keduanya, dan linnya)
yang satu dan lainnya saling berhubungan untuk memberikan kontribusi
untuk analisis pengembangan produk.
Berikut merupakan contoh gambar House of Quality
1. Voice of Customers (VOC)
QFD dimulai dengan menggarisbawahi sejumah kebutuhan
penting
ata
apa
(WHATs)
yang
ingin
diselesaikan
atau
disempurnakan, ini sebagai kebutuhan konsumen (customer
requirements) dan biasanya disebut dengan Voice of Customers.
Kata WHATs akan dikembangkan secara detail dalam
HOWs (kebutuhan teknis). Selanjutnya customer requirements
diterjemahkan dalam tingkat spesifikasi teknik produk yang
disebut dengan kebutuhan desain.
2. Kebutuhan Teknis (technical requirements)
Kebutuhan teknis (HOWs) merupakan bahasa teknis yang
akan kemudian dikembangkan. Sebagai ciri dari bahasa teknis
adalah sifat terukur yang berarti bahwa setiap bahasa teknis pasti
akan memiliki satuan ukur.
3. Hubungan WHATs dan HOWs
Sebuah WHATs dapat dijelaskan lebih dari satu makna pada
HOWs. Hanya sebagian dari usaha peningkatan produk yang
efektif dapat dilakukan karena kegagalan daam menterjemahkan
keinginan konsumen atau beberapa permasalahan yang tidak
diharapkan sering timbul dalam pengembangan produk.
WHATs dan HOWs dihubungkan langsung sehingga menjadi
matriks sebagai berikut
Hubungan kuat jika keinginan teknis tertentu merupakan
interpretasi langsung suatu keinginan konsumen. Sedang hubungan
sedang dan lemah umumnya dari hubungan keinginan konsumen
dengan kebutuhan teknis yang bukan interpretasi langsungnya.
4. Menentukan HOW MUCH
Elemen keempat dari house of quality adalah bagian HOW
MUCH, bagian ini merupakan bagian terukur dari HOWs yang
berisi nilai target yang akan dicapai.
Beberapa alasan mengapa HOW MUCH’s didefinisikan antara lain
sebagai berikut :
a. Untuk menyediakan makna tujuan dari jaminan bahwa
kebutuhan bisa ditemukan.
b. Untuk menyediakan target bagi pengembangan produk
lebih lanjut.
HOW MUCH’s menyediakan tujuan yang spesifik yang
menjaga bahwa apa yang menjadi tujuan dalam pemuasan
konsumen dapat tercapai.
Jadi ada empat elemen yang menjadi kunci dasar QFD antara
lain : WHAT, HOW, RELATIONSHIP, HOW MUCH yang dapat
ditemukan daam Chart QFD rumah pertama House of Quality.
5. Matrik Korelasi
Matrik korelasi adalah sebuah tabel segitiga yang sering
dipadukan dengan HOW’s, dalam arti bahwa matrik korelasi
menjelaskan huungan antara item HOW. Maksud dari pembuatan
seperti atap untuk mengidentifikasi daerah dimana keputusan
trade-off, riset dan pengembangan mungkin dibutuhkan. Ada
beberapa tipe yang umum digunakan dalam menjelaskan hubungan
dalam matrik korelasi, antara lain Positive, Strong Positive,
Negative, Strong Negative. Kemudian dapat dilakukan identifikasi
yang mana HOW’s yang saling dukung dan yang mana yang
menimbulkan konfik antar HOW’s.
Hubungan positive berarti
sebuah
HOW’s
dapat
mendukung HOW’s lainnya, hubungan negative adalah antara
sebuah HOW dengan HOW lainnya menimbulkan akibat yang
saling merugikan atau salah satu yang dirugikan. Kondisi ini
merupakan trade-off yang harus dihilangkan.
Sumber negative sebenarnya merupakan sumber ide untuk
pengembangan produk, namun supaya kjebutuhan konsumen dapat
terpuaskan, maka hubungan negative haru direspon untuk mencari
cara menghilangkan trade-off.
6. Competitive Assessment
Competitive Assessment adalah sebuah grafik yang
menggambarkan
perbandingan
penilaian
terhadap
produk
perusahaan dan produk pesaingnya untuk setiap keinginan
konsumen (WHATs) dan kebutuhan teknis (HOWs)
Competitive Assessment dari WHATs sering disebut
Customer
Competitive Assessment
dan digunakan sebagai
informasi customer oriented (orientasi pelanggan).
Competitive Assessment untuk HOWs sering disebut
dengan Technical Competitive Assessment dan digunakan secara
teknis untuk menganalisa kompetisi produk dibanding produk
pesaing. Competitive Assessmentdapat digunakan untk membuat
niai tujuan (HOW MUCH’s) dicapai.
7. Importance Rating dan Bobot Kolom
Importance Rating digunakan untuk usaha prioritas dan
membuat keputusan trade-off. Importance rating untuk HOWs
disebut sebagai bobot kolom. Importance rating untuk WHATs
dibentuk
secara
mendasar
dari
customer
assessment
dan
diekspresikan sebagai sebuah skala relative atau dengan angka
yang lebih tinggi untuk mengidentifikasi tingkat kepentingan
konsumen dan biasanya diekspresikan dengan skala reatif (missal
1-9 atau 1-5). Importance rating ini sangat penting untuk
mempresentasikan nilai konsumen ketimbang kepercayaan internal
perusahaan.
Nilai
importance
rating
sangat
penting
didalam
memperkirakan kebutuhan HOWs dalam pengembangan produk.
Dengan melakukan penyimbolan terhadap hubungan antara
WHATs dan HOWs yang bersifat hubungan kuat, menengah, atau
lemah. Hasil dari penjumlahan dari perkalian importance rating
dan hubungan yang telah ditentukan sebelumnya, maka akan
didapat nilai bobt kolom yang penting bagi langkah rumah kedua
yaitu matrik part deployment.
E. Organisasi QFD
QFD merupakan proses fungsi silang sebuah tim dari juga
merupakan aktifitas awal dari :
Seleksi anggota tim
Pengembangan proyek
Identifikasi kepentingan
–
kepentingan
konsumen
dan
stakeholder
Perencanaan proyek
Membuat waktu pengerjaan proyek
Tim pengembangan proyek QFD adalah sebagai berikut :
1. Core Team
Merupakan pusat didalam pengembangan QFD dan
merupakan
langkah
awal
didalam
proyek
QFD
untuk
menyeleksi anggota tim. Kompsisi dari core team QFD akan
memiliki kebebasan dalam menentukan proyek sesuai tujuan
pengembangan produk. Team ini beranggotakan :
– Marketing
– Product design
– Manufacturing
– Lini produksi
Biasanya core team terdiri dari empat sampai delapan
orang anggota yang akan mengelola pengembangan produk
secara maksimal sampai tujuan.
2. Champion
Adalah sponsor yang meyakinkan tim akan menerima
sejumah
sumberdaya,
pengakuan,
dan
komitmen
dari
perusahaan didalam usaha pengembangan produk baru.
3. Facilitator
Fasilitator adalah pedoman, perencanaan dan pelaku
dalam proses pengembangan produk dari sebuah tim QFD
4. Leader
Adalah pemimpin dari peaksanaan proyek. Eader juga
penanggungjawab penuh atas keberhasilan atau kegagalan
pengembangan proyek QFD
5. Recorder
Adalah pencatat agenda – agenda penting selama proses
QFD berlangsung.
F. Empat Fase Pengembangan QFD
House of Quality adalah merupakan voice of Customers yang perlu
didengar oleh perusahaan, sebab voice of customers merupakan cara
sistematis untuk masuk daam desain, proses dan produksi bahkan sampai
pelayanan.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya ada empat fase dalam
pengembangan QFD yang terdiri atas empat bagian, yaitu : House of
Quality, Part Deployment, Perencanaan Proses, dan Perencanaan Produksi.
1. House of Quality (HOQ)
House of Quality merupakan rumah pertama dan merupakan
bagian terlengkap dari pengembangan QFD. Pada house of Quality
terdapat WHATs (merupakan customer requirements/voice of
customers), HOWs (merupakan technical requirements), matrik
hubungan, competitive assessment (konsumen dan teknis) dan
importance rating.
Urutan pembuatan HOQ adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi konsumen/user atau pemakai
Permulaan QFD adalah dengan menggariskan apa yang
akan diselesaikan pada produk berdasarkan kehendak
konsumen.
b. Menentukan customer needs-nya (WHATs)
Customer needs atau Voice of the Customer. Item ini
mengandung hal – hal yang dibutuhkan oleh konsumen dan
masih bersifat umum, sehingga sulit untuk langsung
diimplementasikan.
c. Menentukan Importance Rating
Merupakan tingkat kepentingan dari VoC dan diperoleh dari
hasil perhitungan kuesioner yang disebarkan kepada
pelanggan.
d. Analisis tentang customer competitive evaluation
Anaisis ini dibuat berdasarkan pengumpulan data yang
diperoleh dari konsumen tentang penyebaran produk di
pasar dibandingkan dengan pesaing produk sejenis dan
segmen pasar yang sama.
e. Menentukan technical requirements (HOWs)
Technical requirement merupakan pengembangan dari
customer needs atau merupakan penerjemahan kebutuhan
konsumen dalam bentuk teknis agar sebuah produk dapat
dibentuk secara langsung.
f. Menentukan relationship
Agar diperoleh nilai secara kauntitatif maka antara WHATs
dan
HOWs
merupakan
langkah
selanjutnya
untuk
menemuka nilai bobot. Relationship ditentukan oleh tiga
nilai kunci utama yaitu :
– Strong relationship dengan bobot 9
– Medium relationship dengan bobot 3
– Weak relationship dengan bobot 1
g. Menentukan target (HOW MUCH)
Nilai target direpresentasikan untuk memenuhi keinginan
konsumen. Ada beberapa alasan kenapa target perlu
dikemukakan :
– Untuk menyediakan nilai yang obyektif dari
keyakinan bahwa persyaratan sudah ditemukan.
– Untuk menyediakan tujuan dari pengembangan
produk
h. Membuat matriks korelasi
Matrik korelasi merupakan atap dari House of Quality,
sebagai penentu dari struktur hubungan setiap item HOW.
Matrik korelasi juga menjelaskan tipe dari beberapa
hubungan antara lain :
– Positive berarti
bagaimana
satu
mendukung HOW lainnya.
– Negative berarti bagaimana
HOW akan
sebuah
HOW
mempengaruhi HOW lainnya.
i. Membuat analisis tentang competitive technical assessment
Anaisis ini dibuat dengan membandingkan produk sejenis
dari perusahaan lain pada produk dan segmen pasar yang
sejenis.
j. Menentukan bobot
Bobot ditentukan dari hubungan korelasi antara customer
requirement dan technical requirement yang ditentukan dari
jenis hubungan yang berlangsung.
k. Menentukan aksi terhadap pengembangan produk baru.
Aksi terhadap pengembangan produk baru ditentukan
melalui strategi analisis dalam House of Quality.
2. Analisis HOQ
Pengembangan proyek QFD tidak terlepas dari usaha
analisis yang mendalam agar didapat hasil yang maksimal. Oleh
karena itu perlu dikembangkan strategi analisa yang detail dan
mendalam pada saat membuat QFD. Pengembangan strategi
analisis terdiri dari bebrapa fase, antara lain.
a. Fase 1 : Informasi konsumen
Pada fase ini prosedur yang dilakukan adalah mengurutkan
customer needs dari keinginan konsumen yang memiliki
importance rating tertinggi sampai yang terendah. Ada dua
kriteria untk menilai dan menentukan aksi perbaikan yaitu :
1) Evaluasi kompetitif konsumen, yang dibedakan
menjadi :
a) Posisi kuat jika produk memimpin pasar
b) Tidak ada produk yang baik dalam suatu
atribut, maka kondisi ini merupakan suatu
kesempatan (competitive opportunity) untuk
unggul.
c) Pesaing lebih unggul, maka aksi yang
dilakukan adalah dengan
Melihat
kompetisi
(examine
competition) jika pesaing unggul
mencolok, makakeunggulan pesaing
2) Customer
dapat dijadikan sumber perbaikan.
Menguji konsep (examine concept)
jika tertinggal tidak jauh.
compaints, yaitu keluhan
yang
disampaikan oleh konsumen tentang produk yang
akan dibuat atau yang telah ada selama ini.
b. Fase 2 : Prioritas Aksi Tertentu
Dari 3 jenis aksi yang muncu pada fase 1, maka kemudian
di kode dengan huruf A,B, dan C yang menunjukan tingkat
kesulitan dan kebutuhan sumberdaya
pengembangan
produk baru tersebut. Penjelasannya sebagai berikut :
A. Pengembangan produk baru tidak begitu suit diakukan,
dengan penggabungan ide saingan di depan.
B. Memerlukan lebih banyak sumberdaya, dimana pada
konsep ini harus dikembangkan dan dievaluasi dari
C.
konsep terbaik QFD.
Merupakan tingkat tersulit dari pengembangan produk
baru, karena peru pencarian konsep baru.
c. Fase 3 : Pengukuran kuantitatif
Fase ini merupakan tambahan dalam informasi yang
diperoleh dari konsumen, antara lain :
1) Tujuan (Goal)
Merupakan target dari penilaian
kompetitif
konsumen. Biasanya ditentukan langsung oleh
perusahaan.
2) Sales Point
Merupaan keinginan konsumen yang berpengaruh
pada kompetisi yang dapat dipergunakan untuk
pemasaran.
3) Improvement ratio
Diperoleh dari hasil pembagian goal dengan kondisi
dimana produk perusahaan sekarang berada.
4) Berat bobot baris.
Diperoleh dari perkalian importance rating, sales
point, dan improvement ratio.
d. Fase 4 : Prioritas Keputusan
Dari informasi yang didapat dalam fase sebelumnya, dapat
diambil keputusan dengan mempertimbangkan bobot baris
dan tingkat kesulitan aksi yang diambil.
e. Fase 5 : Tentukan Kebutuhan Teknis yang Akan Dibawa ke
Part
Planning
Matrix
dengan
Mempertimbangkan
Sumberdaya yang Tersedia.
Dengan prioritas keputusan yang diambil dari keinginan
konsumen maka kemudian ditentukan keinginan teknis
yang
akan
dikembangkan.
Kebutuhan
teknis
yang
berhubungan kuat dengan keinginan konsumen terpilih
dapat dibawa kerumah selanjutnya.
3. Matrik Part Deployment
Dalam rumah kedua ini dibutuhkan teknis yang terpiih untuk
dikembangkan ditransformasikan pada rancangan konsep yang
lebih teknis yang disebut sebagai part kritis. Dalam analisis konsep
terdapat kriteria – kriteria yang merupakan rumusan rincian
kebutuhan pokok dari produk, yaitu :
Kebutuhan konsumen dari QFD, berdasarkan HOQ maka
ditentukan factor teknik yang memungkinkan untuk
diperbaiki.
Kebutuhan dari sisi manufacturing
Kebutuhan akan karakteristik umum
dibutuhkan oleh konsumen.
produk
yang
Dalam rincian kebutuhan tersebut masih harus dipilih lagi
kebutuhan yang penting dan berhubungan dengan konsumen dan
pihak perusahaan mampu mengusahakannya.
a. Fault Tree Analysis
Salah satu cara untuk menentukan critical part digunakan
fault tree analysis yaitu menganalisis elemen – elemen yang
diperkirakan sebagai penyebab terjadinya ketidaksesuaian
target dengan technical requirements.
b. Matrik Perencanaan Proses (Process Planning)
Sebelum memnentukan matrik proses, harus diperhatikan
tahap-tahap proses yang dilalui oleh bahan baku sampai
menjadi produk jdi dan siap dipasarkan.
c. Matrik
Perencanaan
Manufakturing/Produksi
(Manufacturing / Production Planning)
Setelah melalui tahap perencanaan part dan proses, maka
untuk tahap terakhir dapat diketahui tindakan yang perlu
diambil untuk perbaikan kualitas.
CONTOH STUDI KASUS
Pendahuluan
Proses
pengembangan
produk
“Bolter”
yang
direncanakan
ini
dikembangkan berdasarkan tahapan – tahan yang sesuai dengan proses
pengembangan berdasarkan metode QFD (Quality Function Development)
dimana tahapan itu adalah sebagai berikut:
Namun dalam tahapan ini kami hanya membatasi produk “Bolter” sampai
pada tahap produksi saja tidak sampai tahap pemasaran.
Pernyataan Misi Produk
Pernyataan Misi : Bolter (Bolpoint Pointer)
Deskripsi produk
Bolpoint dilengkapi dengan pointer presentasi.
Sasaran bisnis kunci
Produk diperkenalkan pada kuartal ke-2 saat penerimaan ajaran
baru tahun 2014.
Harga murah standar menengah keatas.
Memperoleh pangsa pasar 50 % tahun 2015.
Simple, praktis, dan efisien.
Pasar Utama
Seluruh kalangan praktisi akademia dan eksekutif.
Pasar Sekunder
Mahasiswa dan Pelanggan biasa.
Asumsi-Asumsi
Menggunakan baterai.
Tinta dan baterai dapat diganti.
Jarak ketajaman pointer lasser dapat setel.
Pihak-Pihak
Terkait
yang Pengguna
Pengecer dan Tenaga Penjual
Bagian Produksi dan Operasional Manufaktur
Departemen Hukum/ Legal.
Identifikasi Kebutuhan Pelanggan
Indentifikasi kebutuhan pelanggan ini dilakukan dalam empat tahapan yaitu :
1.
Mengumpulkan data mentah dari pelanggan, hal ini dapat dilakukan dengan
perbagai cari antaranya : wawancara, kelompok focus, observasi produk pada
2.
3.
4.
saat digunakan.
Menginterprestasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan
Mengorganisasikan kebutuhan menjadi hierarki
Menetapkan kepentingan relative setiap kebutuhan
Berdasarkan tahapan – tahapan diatas maka akan didapatkan pernyataan data
mentah dari wawancara pelanggan yang dirangkum dalam table di bawah ini
masing – masing mengenai “Bolpoin & Pointer” :
1. Data mentah pointer
Pernyataan Pelanggan
Interprestasi Kebutuhan
Setiap presentasi saya kadang lupa Pointer harus selalu berada ditempat yang penting
menaruh pointer
atau berada di dekat benda yang penting
Pointer yang saya gunakan itu susah Batrai pointer harus dapat diganti atau paling tidak
mengganti baterainya kalau habis
ada pointer yang dicas
Pointer kalau jatuh sering ngadat Pointer harus tahan banting
atau cepat rusak
Pointer yang saya miliki sering Pointer harus tahan air atau hujan
ngadat kalau terkena air
Saya menyukai pointer yang bisa Bentuk pointer harus simple dan mudah dibawa
disematkan dimana saja
2. Data mentah bolpoint
Pernyataan Pelanggan
Interprestasi Kebutuhan
Kadang bolpoint yang saya gunakan Bolpoint harus selalu berada didekat benda yang
sering hilang karena lupa menaruhnya
penting atau selalu ditempat kerja
Bolpoint yang saya miliki cepat habis Tinta bolpoint dapat diganti
tintanya
Bolpoint yang saya miliki pasti pecah Bolpoint harus kuat dan tahan lama
kalau keinjak
Kadang saat – saat penting susah mencari Warna bolpoint harus mencolok
bolpoint dalam tas
Saya suka bolpoint yang tidak ribet
Bolpoint harus simple
Dari data mentah diatas hasil wawancara pelanggan maka berdasarkan
berbagai pertimbangan dan pernyataan kami mencoba mengambangkan “Bolter
(Bolpoint+Pointer)” sebagai jawaban atas pernyataan – pernyataan diatas.
3. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk “Bolter” akan diterangkan dalam lembar kerja yang mudah
dimengerti untuk kebutuhan pelanggan dan derajat kepentingan.
No
Atribut (Permintaan Konsumen)
Kepentingan
1
Bolter
Fungsi utama sebagai bolpoint dan pointer
3
2
Bolter
Mudah dibawa / Ringan
4
3
Bolter
Kontrol sederhana
4
4
Bolter
Mampu dibeli oleh mahasiswa
3
5
Bolter
Memungkinkan pergantian tinta dan battery
5
6
Bolter
Tidak rusak saat jatuh maupun terinjak
5
7
Bolter
Menanambah kebanggaan
2
8
Bolter
Menarik
4
9
Bolter
Tahan air
3
10
Bolter
Battery tahan lama
4
Berikut ini adalah jawaban pengembang (engineer) dari permintaan konsumen
di atas.
No
Kebutuhan
Matrik (Jawaban Engineer)
Kepentingan
1
10
Memiliki banyak fitur tambahan
4
2
3
Model kecil dari material non logam
4
3
7
Tombol hanya ON/OFF dan NEXT/BACK
4
4
9
Harga material dan komponen murah
3
5
8
Mudah bongkar pasang
5
6
9
Bahan/material kuat dan sesuai SNI
5
7
8
Desain unik
3
8
6
Tampilan berwarna-warni
4
9
8
Isolator rangkian elektronik
3
10
7
Menggunakan battery hybrid dan bisa di cas
3
Dari spesifikasi produk “Bolter” berdasarkan permintaan konsumen dan
jawaban pengembang (engineers) maka akan didapatkan House of Quality seperti
berikut ini.
Mendesain Konsep – Konsep Produk
Konsep produk “Bolter” yang tim kembangkan digambar dalam bentuk
sketsa – sketsa berupa gambar tangan. Tujuanya adalah sebagai jawaban singkat
bagaimana produk ini bisa memuaskan kebutuhan pelanggan. Untuk lebih
jelasnya berikut ini adalah hasil konsep yang kami (tim) ciptakan.
Seleksi Konsep
Seleksi konsep yang dilakukan oleh tim pengembang berdasarkan scoring
matriks seperti dibawah ini.
Konsep
Kriteria Seleksi
A
B
C
D
E
Kemudahan Penggunaan
+
+
+
+
+
Daya tahan
0
0
0
0
0
Kemudahan pembuatan
0
0
0
0
0
Mudah untuk dibawa
+
–
+
+
+
Mudah bongkar pasang
0
+
–
+
+
Kelengkapan Fitur
–
–
–
0
+
Kecanggihan
–
–
–
+
+
Jumlah +
2
2
2
4
5
Jumlah 0
3
2
2
3
2
Jumlah –
2
3
3
0
0
Nilai Akhir
0
-2
-1
0
0
Peringkat
5
7
2
3
3
Lanjutkan?
Gabungkan Tidak
Gabungkan Ya
Ya
Setelah itu merangking konsep seperti berikut ini
Konsep
Kriteria Seleksi
AC
D
Nilai
E
Nilai
Rating
Beban
Rating
Beban
Rating Nilai Beban
Kemudahan Penggunaan
10 %
4
0,4
3
0,3
3
0,3
Daya tahan
15 %
4
0,6
4
0,6
3
0,45
Kemudahan Pembuatan
10 %
4
0,4
3
0,3
2
0,2
Mudah untuk dibawa
5%
4
0,2
4
0,2
4
0,2
Mudah bongkar pasang
15 %
3
0,45
3
0,45
3
0,45
Kelengkapan fitur
25 %
2
0,5
3
0,75
5
1,25
Kecanggihan
20 %
2
0,4
4
0,8
5
1
Total Nilai
2,95
3,4
3,85
Peringkat
3
2
1
Lanjutkan?
Tidak
Tidak
Kembangkan
Setelah terpilih konsep yang tepat untuk memuaskan kebutuhan pelanggan
atau konsumen maka tahap selanjutnya adalah pengujian konsep.
Pengujian Konsep
Pengujian konsep dilakukan dengan pembuatan prototype berdasarkan
konsep yang terpilih. Prototype dibuat sebanyak lima buah “Bolter” dari konsep
yang terpilih. Tujuan dari prototype ini adalah untuk mengetahui kelebihan dan
kelemahan kensep yang telah terpilih. Pada tahap ini kelemahan akan diperbaiki
dan kemudian akan didapatkan spesifikasi akhir dari produk “Bolter” yang akan
menjawab semua kebutuhan pelanggan.
Proses Pengembangan Lebih Lanjut
Proses pengembangan lebih lanjut dilakukan berdasarkan sistem
manufaktur dan sistem produksi yang sesuai dengan diagram berikut ini. Didalam
system manufaktur tersebut terdapat proses produksi yang urutanya saperti berikut
ini.