Masterplan Percepatan dan Perluasan Pemb

2014
Pebriani Hardiyanti
DIV – Prodip Akuntansi
Khusus
Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara

[Masterplan Percepatan dan

Paper Ini Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Seminar Keuangan
Publik

Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI)
Sebagai Program Makroekonomi
Pemerintah]
Pemerintah Indonesia menyusun program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) sebagai salah satu program percepatan realisasi perluasan pembangunan
ekonomi dan pemerataan kemakmuran masyarakat untuk mewujudkan Indonesia sebagai 10 negara maju
tahun 2025.


A. Pendahuluan
Ilmu ekonomi dibedakan ke dalam dua bentuk yaitu mikroekonomi dan makr ekonomi. Analisis
dalam mikroekonomi mencakup tindakan kegiatan ekonomi dalam lingkup kecil misalnya kegiatan
seorang konsumen, suatu perusahaan atau suatu pasar. Sedangkan analisis dalam makroekonomi
mencakup tindakan kegiatan ekonomi dengan sifat menyeluruh, yaitu oleh konsumen, oleh
perusahaan, dan oleh pasar. Variablel dalam makroekonomi tersebut antara lain: pertumbuhan
ekonomi, pendapatan nasional, masalah pengangguran, inflasi, neraca pembayaran dan kebijakankebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah terkait dengan permasalahan yang ada.
Pada tahun 1923-1932 terjadi kemunduran ekonomi diseluruh dunia yang bermula dari
kemerosotan ekonomi di Amerika Serikat. Saat itu, seperempat dari tenaga kerja di Amerika Serikat
menganggur dan pendapatan nasionalnya mengalami kemerosotan yang sangat tajam. Kemunduran
ekonomi yang serius tersebut meluas keseluruh dunia, baik ke negara industri maupun ke negaranegara miskin. Kemunduran ekonomi tersebut menimbulkan kesadaran kepada ahli-ahli ekonomi pada
saat itu bahwa mekanisme pasar tidak dapat menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang teguh dan
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Dan teori-teori ekonomi sebelumnya juga tidak dapat
menerangkan mengapa kemunduran ekonomi yang serius bisa terjadi. Hal inilah yang mendorong
seorang ahli ekonomi inggris John Maynard Keynes mengemukakan pendapat dan menulis buku The
General Theory of Employment, Interest and Money yang pada akhirnya menjadi landasan teori
makroekonomi modern.
Pertumbuhan ekonomi adalah masalah ekonomi negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan
ekonomi menimbulkan 2 (dua) dampak penting, yaitu kemakmuran atau taraf hidup masyarakat akan

meningkat serta dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang semakin
bertambah.
Dalam pertumbuhan ekonomi, hal penting yang perlu mendapat perhatian yaitu: faktor-faktor
yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara serta teori-teori yang menerangkan faktor
penting yang menentukan pertumbuhan. Pada negara berkembang dimana taraf pembangunan dan
kemakmuran masih cukup rendah, hal yang juga perlu mendapat perhatian adalah masalah-masalah
yang dihadapi dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi serta bentuk kebijakan untuk mempercepat
pertumbuhan ekonomi. Untuk itu Pemerintah Indonesia menyusun program Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) sebagai salah satu program untuk dapat

mempercepat realisasi perluasan pembangunan ekonomi dan pemerataan kemakmuran sehingga dapat
dinikmati secara merata di masyarakat.
B. Pembahasan
Kegiatan ekonomi yang tidak efisien menimbulkan berbagai masalah makroekonomi. Masalah
makroekonomi utama yang selalu dihadapi oleh suatu negara yaitu masalah pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi ini dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian
yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah secara fisik.
Kemampuan yang semakin meningkat tersebut disebabkan oleh faktor-faktor produksi akan selalu
mengalami pertambahan jumlah dan kualitasnya seperti investasi akan menambah jumlah barang
modal, teknologi yang digunakan, tenaga kerja bertambah akibat perkembangan penduduk dan

perkembangan tingkat pendidikan. Adapun tujuan suatu negara dalam pertumbuhan ekonomi adalah
untuk dapat menaikan pendapatan per kapita sebagai alat ukur kemakmuran masyarakat.
1. Masalah Pembangunan di Negara Berkembang
Ahli-ahli ekonomi membuat analisis mengenai faktor-faktor yang menjadi penghambat percepatan
pembangunan di negara-negara berkembang, yaitu:
1. Pertanian Tradisional
Aplikasi teknologi modern dalam kegiatan pertanian yang minim di negara berkembang tidak
dapat mewujudkan produktivitas yang tinggi dan pendapatan yang tinggi kepada petani.
2. Kekurangan Dana Modal dan Barang Modal
Perkembangan dan modernisasi perekenomian memerlukan banyak pembangunan
infrastruktur, pengembangan sistem pendidikan, dan perluasan kegiatan pemerintah serta
pengembangan industri modern.
3. Peranan Tenaga Terampil dan Berpendidikan
Perkembangan sistem pendidikan dan pengalaman harus dapat dilaksanakan pada saat
pembangunan dan operasi dijalankan seperti ahli teknik, akuntan, manajer, pengawas,
pelaksana, serta golongan pengusaha.
4. Perkembangan Penduduk Pesat
Banyaknya jumlah penduduk menuntut pemerintah untuk dapat mewujudkan kesempatan
kerja dan menaikkan kemakmuran penduduk yang jumlahnya sangat besar.
5. Masalah Institusi, Sosial, Kebudayaan dan Politik

Situasi politik yang tidak stabil, perubahan-perubahan institusional, dan cara hidup dan
berpikir yang tradisional tidak dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan
efisiensi dalam pembangunan ekonomi.

2. Program

Masterplan

Percepatan

dan

Perluasan

Pembangunan

Ekonomi

Indonesia ( MP3EI)
Negara perlu membuat program untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang sesuai

dengan sumber-sumber yang tersedia untuk meningkatkan kemakmuran masyarakatnya.
Pemerintah Indonesia dalam melihat kondisi makroekonomi Indonesia yang cukup menjanjikan
yaitu dengan pertumbuhan ekonomi di atas 6% dan GDP per kapita melebihi $3000/tahun,
Indonesia telah menjadi negara yang diperhitungkan di mata dunia. Dibuktikan pula oleh
keberhasilan bertahan dari The Second Great Depression pada tahun 2008, Indonesia adalah salah
satu dari sedikit negara yang tidak terkena dampak signifikan. Indonesia diproyeksikan akan jadi
negara dengan pertumbuhan paling cepat di antara ekonomi ASEAN 6 dengan rata-rata
pertumbuhan 6% di 2014-2018. Saat ini indonesia merupakan negara G20 dengan pertumbuhan
terpesat kedua, semua itu tak lepas dari kehadiran MP3EI yang diluncurkan pemerintah Indonesia
pada 20 Mei 2011 (Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011).
MP3EI adalah sebuah pola induk proyek ambisius Pemerintah Indonesia untuk dapat
mempercepat realisasi perluasan pembangunan ekonomi dan pemerataan kemakmuran agar dapat
dinikmati secara merata di kalangan masyarakat. Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
ini akan didukung berdasarkan potensi demografi dan kekayaan sumber daya alam, dan dengan
keuntungan geografis masing-masing daerah.
Keberadaan MP3EI diharapkan akan mendorong visi Indonesia menjadi 10 negara terbesar
dunia di tahun 2025 dengan tujuan agar terbentuknya integrasi pembangunan, sehingga masterplan
tidak tumpang tindih dengan masterplan lain yang telah ada dengan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, inklusif, dan berkelanjutan. Secara umum, strategi utama dalam MP3EI ini antara lain:
1.


Penguatan Koridor Ekonomi Indonesia, yaitu pemetaan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di
6 koridor (Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku-Papua, Bali-NT). Pengembangan
enam koridor ekonomi ini diharapkan akan mampu mendorong investasi yang berasal dari
BUMN, swasta nasional dan investasi langsung.

2.

Penguatan konektivitas nasional, visi yang diusung adalah Locally Integrated Globally
Connected. Yaitu bagaimana agar dapat menghubungkan pusat-pusat ekonomi maupun
daerah terpencil agar terjadi value chain yang efektif di Indonesia.

3.

Penguatan SDM dan IPEK nasional.

Untuk mempercepat implementasi MP3EI, akan dikembangkan metode pembangunan
infrastruktur sepenuhnya oleh dunia usaha yang dikaitkan dengan kegiatan produksi. Peran
Pemerintah dalam hal tersebut adalah menyediakan aturan dan regulasi yang dapat memberi
insentif bagi dunia usaha untuk membangun kegiatan produksi dan infrastruktur tersebut secara

paripurna. Insentif yang dimaksud dapat berupa kebijakan (sistem maupun tarif) pajak, bea masuk,
aturan ketenagakerjaan, perizinan, pertanahan, dan lainnya, sesuai kesepakatan dengan dunia
usaha. Perlakuan khusus perlu diberikan agar dunia usaha memiliki perspektif jangka panjang
dalam pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya, Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah harus membangun linkage semaksimal mungkin untuk mendorong pembangunan daerah
sekitar pusat pertumbuhan ekonomi.
Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia menetapkan sejumlah program
utama dan kegiatan ekonomi utama yang menjadi fokus pengembangan strategi dan kebijakan.
Prioritas ini merupakan hasil dari sejumlah kesepakatan yang dibangun bersama-sama dengan
seluruh pemangku kepentingan di dalam serial diskusi dan dialog yang sifatnya interaktif dan
partisipatif. Berdasarkan kesepakatan tersebut, fokus dari pengembangan MP3EI ini diletakkan
pada 8 program utama, yaitu pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan, pariwisata, dan
telematika, serta pengembangan kawasan strategis. Kedelapan program utama tersebut terdiri dari
22 kegiatan ekonomi utama yaitu telematika, perkapalan, tekstil, makanan minumam, besi baja,
alutsista, kelapa sawit, karet, kakao, peternakan, perkayuan, minyak dan gas, batubara, nikel,
tembaga, bauksit, perikanan, pariwisata, pertanian pangan, jabodetabek area, KSN Selat Sunda,
dan peralatan transportasi.
Untuk mensukseskan program MP3EI, Pemerintah indonesia telah mengalokasikan dana
sebesar 4.335 T yang terdiri atas yang terbagi dalam 4 sektor investasi, yaitu: Sektor riil Rp
2.447,3 T; Sektor infrastruktur Rp 1.888,6 T dan SDM-Iptek Rp 18,6 T. Selain percepatan

penyebaran pembangunan manfaat yang diambil dari program MP3EI ini adalah terserapnya
jumlah tenaga kerja dengan komposisi tenaga kerja dalam pengerjaan proyek-proyek MP3EI
adalah 32% dari sektor formal, dan 68% dari informal. Sebagian besar kesempatan kerja tersebut
terbuka untuk tenaga kerja non pertanian. Sedangkan tenaga kerja untuk sektor pertanian hanya
ada 2 koridor yakni Sulawesi dan Maluku-Papua. Sementara untuk kegiatan utama lainnya pada
sektor industri, tambang, teknologi, dan lain sebagainya.
Pemerintah perlu mengantisipasi tidak terserapnya angkatan kerja dalam program MP3EI
karena tidak sesuai dengan kompetensinya. Selain itu pemerintah juga diharapkan dapat

menyelenggarakan pendidikan yang berbasis kawasan untuk mendekatkan kesesuaian kebutuhan
tenaga kerja dengan angkatan kerja yang dilahirkan. Untuk meningkatkan daya saing dan
kemajuan ekonomi di Indonesia, juga dibutuhkan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas. Oleh
karena itu, setiap pekerja harus memiliki sertifikasi profesi. Hal itu merupakan salah satu cara
untuk pembuktian keprofesionalan para tenaga kerja di Indonesia. Sertifikasi profesi tersebut juga
harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing koridor.

C. Simpulan
Pertumbuhan ekonomi adalah masalah ekonomi negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan
ekonomi ini menimbulkan 2 (dua) hasil penting, yaitu kemakmuran atau taraf hidup masyarakat
akan meningkat serta dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang

semakin bertambah.
Dengan melihat masalah yang dihadapi Indonesia serta ketersediaan potensi demografi dan
kekayaan sumber daya alam, dan dengan keuntungan geografis masing-masing daerah, Pemerintah
Indonesia melalui MP3EI akan mempercepat realisasi perluasan pembangunan ekonomi dan
pemerataan kemakmuran.
Strategi utama dalam MP3EI ini antara lain: Penguatan Koridor Ekonomi Indonesia, yaitu
pemetaan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di 6 koridor (Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku-Papua, Bali-NT); Penguatan konektivitas nasional, visi yang diusung adalah Locally
Integrated Globally Connected; dan Penguatan SDM dan IPEK nasional. MP3EI juga
merumuskan ada 8 program utama dan 22 kegiatan ekonomi yang terus difokuskan hingga 2025.
Dengan MP3EI, juga akan tercipta banyaknya kesempatan kerja yang perlu didukung oleh
Pemerintah dengan penyediaan pendidikan dan keterampilan yang sesuai sehingga kemakmuran
masyarakat dapat lebih menyeluruh.

Daftar Referensi

Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Makroekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2015.

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2015.
http://www.bappenas.go.id/berita-dan-siaran-pers/kegiatan-utama/3797-ibu-menteri-armida-bahas-mp3eidalam-euro-chamber-of-commerce-indonesia-quarterly-briefing/ (diakses pada 9 April 2014).
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2014/01/23/mp3ei-adalah-blue-print-menuju-indonesiamenjadi-negara-maju-dengan-pdb-us-45-trilyun-626734.html (diakses pada 9 April 2014).
http://setkab.go.id/mp3ei-9110-mp3ei-tahun-2014-tercipta-94-juta-lapangan-kerja.html (diakses pada 9
April 2014).
http://km.itb.ac.id/site/kajian-pro-kontra-mp3ei-bagi-pembangunan-industri-nasional/ (diakses pada 9
April 2014).