PI PE 2014 3A STRUKTUR EKONOMI INDONESIA

MAKALAH
STRUKTUR EKONOMI INDONESIA
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia
Diampu oleh Bapak Dr. A. Jajang W. Mahri, M.Si

Oleh :
Mutia Farida

1100952

Catur Sagung Cahyani

1103624

Nur Asiah Jamil

1106450

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

ABSTRAK
“Sturuktur Ekonomi di Indonesia”
Penulis

: Mutia Farida
Catur Sagung C
Nur Asiah Jamil

Pembimbing : Dr. A. Jajang W. Mahri, M.Si
Pertumbuhan ekonomi telah mengakibatkan perubahan struktur perekonomian.
Transformasi struktural merupakan proses perubahan struktur perekonomian dari
sektor primer ke sektor sekunder, seperti halnya yang terjadi di Indonesia.
Perubahan struktur dari tradisional menjadi modern secara umum dapat dilihat
sebagai suatu perubahan yang berkaitan dengan komposisi pergeseran penyerapan
tenaga kerja dan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)Indonesia.
Makalah ini disusun untuk mengetahui bagaimana tarnsformasi struktur ekonomi
Indonesia pada tiga periode yaitu periode orde lama periode orde baru dan periode
reformasi hingga pemerintahan SBY. Data yang digunakan dalam makalah ini

data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Penyajian materi
struktur ekonomi Indonesia dalam makalah ini ditinjau dari aspek makro sektoral,
aspek keruangan, aspek penyelenggaraan kenegaraan dan aspek birokrasi.
Hasil pembahasan makalah ini mendapatkan hasil 1) Struktur ekonomi pada era
orde lama dari aspek makro sektoral masih bercorak pertanian, kemudian dari
aspek keruangan bercorak tradisional, sedangkan aspek penyelenggaraan bercorak
etatis dan aspek birokrasi struktur ekonomi Indonesia bercorak sentralis. 2)
Struktur ekonomi pada era orde baru dari aspek makro sektoral struktur ekonomi
Indonesia mengalami transformasi dari yang bercorak pertanian perlahan menuju
industri, kemudian dari aspek keruangan mengalami transformasi dari bercorak
tradisional menuju modern, sedangkan aspek penyelenggaraan juga mengalami
transformasi dari semula bercorak etatis menuju borjuis dan aspek birokrasi
struktur ekonomi Indonesia masih bercorak sentralis. 3) Struktur ekonomi pada
era reformasi sampai SBY dari aspek makro sektoral struktur ekonomi Indonesia
bercorak industri namun terkadang sektor pertanian unggul kembali, kemudian
dari aspek keruangan bercorak modern, sedangkan aspek penyelenggaraan
bercorak egaliter dan aspek birokrasi struktur ekonomi Indonesia mengalami
perubahan dari semula bercorak sentralis berubah menuju desentralis.
Kata Kunci : Struktur Ekonomi, Transformasi Struktur Ekonomi, Makro
Sektoral, Etatis, Borjuis, Egaliter.


1

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah yang berjudul “Struktur Ekonomi Indonesia”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Perekonomian Indonesia. Dalam upaya penulisan makalah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktunya.
Alhamdulillah makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik ditinjau dari segi isi
maupun penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata, tidak ada yang sempurna kecuali Allah SWT, semoga buah
karya ini dengan segala kekurangannya dapat mengisi khazanah kepustakaan kita,
Allahuma Amiiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Bandung, Oktober 2014

Penulis

2

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................iv
DAFTAR GRAFIK..................................................................................................v
1.

Pendahuluan..................................................................................................1

2.


Konsep Struktur Ekonomi.............................................................................1

3.

Perubahan Struktur Ekonomi........................................................................3

4.

Struktur Ekonomi Indonesia Masa Orde Lama (1945-1966)......................13

5.

Struktur Ekonomi Indonesia Masa Orde Baru (1966-1998).......................15

6.

Struktur Ekonomi Indonesia Masa Reformasi sampai SBY (1998-2013)..23
6.1 Struktur Ekonomi Dari Tinjauan Makro-Sektoral...................................23
6.2 Struktur Ekonomi Dari Tinjauan Keruangan...........................................26

6.3 Struktur Ekonomi dari Tinjauan Penyelenggaraan Kenegaraan..............27
Struktur Ekonomi dari Tinjauan Birokrasi Pengambilan Keputusan......28

7.

Kesimpulan.................................................................................................30

8.

Saran............................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................vi
GLOSARIUM.......................................................................................................viii
LAMPIRAN..........................................................................................................xiii

3

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perkembangan Masing-Masing Sektor Terhadap PDB..........................27

Tabel 2.2 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Masing-Masing Sektor........28
Tabel 2.3 Rasio Antara Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Pangsa dengan PDB
pada Masing-Masing Sektor..................................................................................29

4

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1. Peran Per Sektor Terhadap PDB Th. 1969-1988 (%)..........................23
Grafik 2.2. Peran Per Sektor Terhadap PDB Th. 1988-2013 (%)..........................32
Grafik 2.3. Data Penyerapan Tenaga Kerja............................................................33

5

1. Pendahuluan
Indonesia kini masih menjadi negara berkembang, dimana Struktur
Perekonomian Indonesia masih belum adaptif dalam menghadapi perekonomian
dunia yang tak stabil dan tak bisa diprediksi. Padahal, kelenturan

struktur


ekonomi nasional mutlak dibutuhkan agar Indonesia bisa bertahan hidup di tengah
ketatnya persaingan global.
Selanjutnya menurut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
Indonesia Suryo B Sulisto di era pasar bebas, pengertian perekonomian kuat di
suatu negara bukan perekonomian dengan benteng-benteng kokoh untuk
melindungi dirinya dari serangan eksternal.
Namun, perekonomian dengan struktur yang mudah bergerak dan mudah
diubah setiap waktu dengan cepat. "Kemampuan Indonesia untuk cepat berubah
setiap kali terjadi perubahan selama ini masih sangat lemah. Kemampuan dinamis
menjadi prasyarat mutlak untuk bertahan hidup dalam kondisi perekonomian
dunia yang tidak stabil dan tak bisa diprediksi," katanya.1
Dengan kemampuan melakukan perubahan struktur perekonomian secara
cepat, Masyarakat Ekonomi ASEAN ataupun globalisasi bukan merupakan
ancaman, melainkan peluang besar bagi Indonesia.Tentu dengan strategi untuk
meraihnya. Strategi yang diperlukan adalah strategi yang mampu mendinamisasi
potensi unggulan yang dimiliki Indonesia. Hal itu misalnya potensi sumber daya
alam menjadi sumber bahan baku industri. Faktor demografi menjadi pasar
dengan skala besar yang kompetitif serta menjadi sumber tenaga kerja yang
produktif.

2. Konsep Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi secara sederhana dapat diartikan sebagi peran atau
sumbangan sektor-sektor dalam perekonomian Indonesia terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Kemudian menurut Eka Nurdiano Struktur
ekonomi dapat diartikan sebagai komposisi peranan masing-masing sektor dalam

1 http://www.kemenperin.go.id

1

perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam
sektor primer, sekunder dan tersier.2
Hal tersebut dijelaskan oleh Sadono Sukirno (2006) bahwa, berdasarkan
lapangan usaha maka sektor-sektor ekonomi dalam perekonomian Indonesia
dibedakan dalam tiga kelompok utama yaitu:
a. Sektor primer, yang terdiri dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan,
perikanan, pertambangan dan penggalian.
b. Sektor sekunder, terdiri dari industri pengolahan, listrik, gas dan air,
bangunan.
c. Sektor tertier, terdiri dari perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan dan

komunikasi, keuangan, sewa dan jasa perusahaan, jasa-jasa lain (termasuk
pemerintahan).3
Menurut Dumairy (1996) Struktur ekonomi dapat dilihat setidak tidaknya
berdasarkan empat sudut tinjauan yaitu4:
Pertama, tinjauan makro-sektoral, sebuah perekonomian dapat berstruktur
misalnya agraris, industrial atau niaga tergantung pada sektor produksi yang
menjadi tulang punggung perekonomian yang bersangkutan.
Kedua, tinjauan keruangan, perekonomian dapat dinyatakan berstruktur
tradisional dan berstruktur modern. Hal ini bergantung pada apakah wilayah
pedesaan

dengan

teknologinya

yang

tradisional

mewarnai


kehidupan

perekonomian itu, ataukah wilayah perkotaan dengan teknologinya yang sudah
relative modern yang mewarnainya.
Ketiga, tinjauan penyelenggaraan kenegaraan, perekonomian yang
berstruktur etatis, egaliter, atau borjuis. Etatis ialah struktur ekonomi dimana
pemerintah yang berperan sebagai pelaku utama dalam perekonomian. Egaliter
ialah struktur perekonomian dimana rakyatlah yang berperan lebih banyak dalam
suatu perekonomian. Borjuis ialah dimana kalangan pemodal dan usahawan yang
berperan lebih banyak dalam suatu perekonomian.Struktur ini bergantung pada

2http://ekanurdiyanto.com
3Sadono Sukirno.2006.”Makro Ekonomi:Pengantar Teori”.Jakarta:Raja Grafindo Persada
4 Dumairy.1996.”Perekonomian Indonesia”.Jakarta : Erlangga

2

siapa atau kalangan mana yang menjadi pemeran utama dalam perekonomian
yang bersangkutan.
Keempat, tinjauan birokrasi pengambilan keputusan, pengambilan
keputusan dapat dibedakan antara struktur ekonomi yang sentralistis dan yang
desentralistis. Ekonomi sentralistis ialah suatu pengambilan keputusan ataupun
kebijakan yang ditentukan dan dikeluarkan oleh pusat dalam hal ini yaitu
pemerintah. Sedangkan desentralistis dalam pengambilan keputusan ataupun
kebijakan ditentukan oleh pemerintah daerah ataupun regional.
Dua tinjauan pertama merupakan tinjauan ekonomi murni yaitu tinjauan
makro sektoral dan tinjauan keruangan, sedangkan dua tinjauan yang terakhir
merupakan tinjauan politik, yaitu tinjauan penyelenggaraan dan tinjauan birokrasi.
3. Perubahan Struktur Ekonomi
Menurut Weiss Pembangunan ekonomi jangka panjang dengan pertumbuhan
PDB akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari
ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sector utama ke ekonomi modern
yang didomonasi oleh sektor-sektor non-primer, khususnya industri manufaktur
dengan increasing returns to scale (relasi positif antara pertumbuhan output dan
pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai motor utama penggerang
pertumbuhan ekonomi.5 Ada kecendeungan (dapat dilihat sebagai suatu hipotesis),
bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi yang membuat semakin tinggi
pendapatan masyarakat per kapita, maka semakin cepat perubahan struktur
ekonomi, dengan asumsi faktor-faktor penentu lain yang mendukung proses
tersebut, seperti manusia (tenaga kerja), bahan baku dan teknologi tersedia.
Meminjam istilah Kuznets, perubahan struktur ekonomi, pada umumnya
disebut transformasi struktural dan dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian
perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam komposisi permintaan
agregat, perdagangan luar negeri (ekspor dan impor), penawaran agregat

5 Weiss. 1988.

3

(produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi yang diperlukan guna
mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.6
Teori perubahan struktur ekonomi:7
a. Teori Arthur Lewis ( Teori Migrasi )
Teori ini membahas pembangunan di pedesaan (perekonomian tradisional
dengan pertanian sebagai sector utama) dan perkotaaan (perekonomian
modern dengan industry sebagai sector utama).
Di pedesaan tingkat pertumbuhan penduduk sangat tinggi, sehingga
kelebihan supply tenaga kerja dan tingkat hidup yang subsistence,
sehingga produk marjinalnya sama dengan nol dengan upah yang rendah.
Produk marjinal = 0 berarti fungsi produksi sectok pertanian telah optimal.
Jika jumlah TK > dari titik optimal, maka produktivitas menurun dan upah
menurun. Dengan mengurangi jumlah tenaga kerja yang terlalu banyak
dibandingkan tanah dan capital tidak merubah jumlah outputnya.
Diperkotaan,

sektor

industri

kekurangan

tenaga

kerja,

sehingga

produktivitas tenaga kerja menjadi tinggi dan nilai produk marjinalnya
positif yang menunjukkan fungsi produksinya belum mencapai titik
optimal, sehingga upahnya juga tinggi. Perbedaan upah ini menyebabkan
migrasi atau urbanisasi tenaga kerja dari desa ke kota, sehingga upah
tenaga

kerja

meningkat

meningkat.Pendapatan

yang

dan

akhirnya

meningkat

pendapatan

meningkatkan

negara

permintaan

makanan (output meningkat) dan dalam jangka panjang pereonomian
pedesaan tumbuh dan permintaan produk industry dan jasa meningkat
yang menjadi motor utama pertumbuhan output dan diversifikasi produk
non pertanian.
Relasi antara upah riil dan jumlah tenaga kerja di dalam
perekonomian perdesaan (sektor pertanian) dapat dijelaskan dengan
menggunakan sebuah model ekonometris sederhana mengenai dinamika
pasar tenaga kerja yang terdiri atas tiga persamaan.
6 Tulus T.H Tambunan. 2012. Perekonomian Indonesia”. Bogor: Ghalia Indonesia
7 Tulus T.H Tambunan. 2012. ”Perekonomian Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia

4

LPD = Fd(wp,YP)
(3.22)
+
LPS = FS(wP)
(3.23)
+
LPD = LPS = LP
(3.24)
Persamaan (3.22) adalah permintaan tenaga kerja (L PD) yang
merupakan suatu fungsi negatif dan tingkat upah (wP ) (Fd’wP > 0),
positif dari volume produksi pertanian (YP) (Fd’YP > 0).

50

49

dan

persamaan

(3.23) adalah penawaran tenaga kerja (LPS) yang merupakan suatu fungsi
positif dari tingkat upah (Fw’wP). Sedangkan persamaan (3.24)
mencerminkan keseimbangan di pasar tenaga kerja, dan menghasilkan
tingkat w (W setelah dikoreksi dengan inflasi dan jumlah tenaga kerja
tertentu. Model ini juga bisa diterapkan untuk sektor industri di perkotaan.
Nilai MP nol artinya fungsi produksi sektor pertanian (disebut juga
sektor perdesaan), seperti yang digambarkan di persamaan (3.25) telah
sampai pada tingkat optimal, dan jika jumlah tenaga kerja lebih besar
daripada di titik optimal tersebut maka berlaku hukum penghasilan
menurun: semakin banyak orang bekerja di sektor pertanian, semakin
rendah tingkat produktivitas tenaja kerja (YP/LP), atau total produksi yang
dihasilkan di sektor tersebut (FY”