Ekonomi Industri Individu ekonomi SCP

Struktur pasar dapat diketahui dari jumlah dan ukuran distribusi perusahaan, diferensiasi
produk dan entry condition. Angka dan ukuran distribusi dapat dihitung menggunakan beberapa
ukuran yang berdasar pada market share yaitu concentration ratio, HHI, dan Inverse ratio.
Conduct termasuk pengiklanan, reaksi atas apa yang rival lakukan, kolusi dan hal lain yang
menegakkan hambatan untuk masuk. Kolusi bertujuan untuk membatasi output sehingga
meningkatkan harga. Performance Mengacu terhadap tingkat keuntungan, efisiensi, dan inovasi
(Martin, 1994; Shepherd, 1997).
ISIC 1039 : INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN LAINNYA BUAHBUAHAN DAN SAYURAN
Subgolongan ini mencakup :
- Industri pengolahan makanan dari buah dan sayuran, seperti salad, pengupasan atau
pemotongan sayuran dan tahu dan tempe kedelai
- Industri pengupasan kentang
- Produksi konsentrat dari buah dan sayuran segar
Subgolongan ini tidak mencakup :
- Industri tepung atau tepung yang berasal dari sayuran jenis polong, lihat 1061
- Pengawetan buah dan kacang menjadi manisan, lihat 1073
- Industri pengolahan makanan sayur, lihat 1075
- Industri konsentrat buatan, lihat 1079
10392 termasuk Industri Tahu Kedelai
Dimana kelompok ini mencakup usaha pembuatan tahu dari kedelai. Berikut evaluasi
SCP (Structure, Conduct, and Performance)

 Structure Industri Tahu Kedelai



Number and Size Distribution Sellers

Dalam industri tahu kedelai terdapat 141 perusahaan (Data 2013) yaitu 1 perusahaan di
Kota Payakumbuh Sumatera Barat; 4 perusahaan di Kota Adm Jakarta Utara, 2 perusahan di

Jakarta Selatan dan 1 perusahaan di Jakarta Timur Prov. DKI Jakarta; 1 perusahaan di Kab.
Tasikmalaya, 1 perusahaan di Kab. Majalengka, 1 perusahaan di Kab. Sumedang, 1
perusahaan di Kab. Karawang, 1 perusahaan di Kab. Bekasi, 2 perusahaan di Kab. Garut, 4
perusahaan di Kab. Bogor, 5 perusahaan di Kab. Bandung, 2 perusahaan di Kota Bekasi, total
ada 18 perusahaan di Prov. Jawa Barat; 18 perusahaan ada di Provinsi Jawa Tengah; 1
perusahaan di Kab. Bantul Prov. DIY Yogyakarta; 88 perusahaan yang tersebar di seluruh
Prov. Jawa Timur; 5 perusahaan berada di Prov. Banten dimana 4 perusahaan berada di Kota
Tangerang; 1 perusahaan di Kab. Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah; dan 1 perusahaan
di Kota Palu Sulawesi Tengah.



Entry And Exit Condition include barriers to entry

Industri Tahu Kedelai memiliki struktur pasar persaingan sempurna dengan empat
perusahaan menguasai sekitar 40 % pangsa pasar. Dengan struktur pasar yang cenderung
persaingan sempurna atau monopolistic maka tidak ada kesulitan bagi perusahaan lain untuk
masuk ke dalam pasar karena tidak adanya hambatan dan gangguan. Oleh sebab itu, jumlah
perusahaan pada industri ini sangat banyak sejumlah 141 perusahaan, maka semakin
memperkuat pernyataan bahwa industri tahu kedelai termasuk pasar yang monopolistik.
Hambatan masuk pasar dapat dilihat dengan banyaknya pesaing dalam merebut pangsa
pasar untuk mencapai target keuntungan yang diinginkan. Hambatan ini dapat dianalisis
dengan mengukur skala ekonomis yang didekati melalui keluaran (output) perusahaaan. Nilai
keluaran tersebut kemudian dibagi dengan keluaran total industri. Perhitungan ini disebut
sebagai Minimum Efficiency Scale (MES). Namun dalam analisis ini penulis menggunakan
output dari 4 perusahaan yang terbesar untuk melihat berapa produksi perusahaan terbesar itu
dan berapa produksi yang masih bisa dihasilkan oleh industry kecil.

Output 4 Perusahaan Terbesar
MES = Output Total
Dari penghitungan yang dilakukan diketahui bahwa perusahaan skala besar memproduksi
sekitar 41,89 persen dari total produksi. Sehingga masih ada 58,10 persen bagi perusahaan

kecil untuk masuk dan berproduksi di industri tahu kedelai.


Product Differentiation



Market Concentration

Pada firm dengan ISIC 10392 dengan perolehan penghitungan yang dilakukan diketahui
hasil Cr3 sebesar 0.343 dan Cr4 0.419. Sedangkan pada perhitungan HHI nya diperoleh
0.0552 yang menunjukkan industri ini tergolong pada struktur pasar persaingan sempurna.

 Conduct Industri Tahu Kedelai



Business Objective






Pricing Policies
Product Design and Branding
Collusion

 Performance Industri Tahu Kedelai



Profitability
Productive dan efficiency

Produktivitas pada industri tahu kedelai bisa dilihat dari produktivitas tenaga kerja dan
produksinya. Untuk produktivitas tenaga kerja dari industri ini adalah sebesar 127. 685
rupiah. Sedangkan untuk tingkat produktivitas produksi menurut Samuelson menyatakan
bahwa Q (output) dibagi Input (bahan baku, tenaga kerja peralatan, dan teknik produksi) dari
industri ini adalah sebesar 1,51 unit per input.
Indikator dalam menentukan tingkat efisiensi industri ini adalah dengan cara melihat

rasio nilai tambah dengan nilai input pada industry ini. Dari penghitungan yang dilakukan
diketahui bahwa efisiensi industri ini sebesar 51,30 persen.