Pokok Bahasan Fisika Dasar I (1)
Pokok Bahasan Fisika Dasar I
Bab 1 Gerak Dua Dimensi
Bab 2 Gerak Peluru
Bab 3 Gerak Melingkar
Bab 4 Hukum Newton dan Dinamika
Bab 5 Hukum Gravitasi
Bab 6 Usaha Energi
Bab 7 Elastisitas Bahan
Bab 8 Momentum Linier dan Impuls
Bab 9 Dinamika Benda Tegar
Bab 10 Statika Fluida
Bab 11 Fluida Dinamik
Bab 12 Getaran dan Gelombang
Bab 13 Temperatur dan Teori Kinetik Gas
Awalan Metrik (SI)
Besaran dan
Satuan Dasar SI
Awalan
Singkatan
Nilai
Tera
T
1012
Besaran
Satuan
Singkatan
Giga
G
109
Panjang
Meter
m
Mega
M
106
Waktu
Sekon
s
Kilo
k
103
Massa
Kilogram
kg
Hektar
h
102
Arus Listrik
Ampere
A
Deka
da
101
Temperatur
Kelvin
K
Desi
d
10-1
Jumlah zat
Mol
mol
Centi
c
10-2
Kandela
cd
Mili
m
10-3
Intensitas terang
cahaya
Mikro
μ
10-6
Nano
n
10-9
Piko
p
10-12
Femto
f
10-15
Ba b 1 Kin e m a t ik a
Ge r a k D u a D im e n si
Pendahuluan
Bagi banyak keperluan fisis, arah dari suatu kuantitas sama pentingnya
dengan besar dari kuantitas fisis tersebut. Bab ini akan mempelajari
kuantitas yang tidak hanya memiliki besar saja tetapi juga memiliki arah.
Kuantitas ini yang biasa disebut dengan Vektor. Kata vektor berasal dari kata
Yunani yang berarti pembawa, yang ada hubungannya dengan pergeseran.
Kuantitas Vektor dan Skalar
Banyak kuantitas fisis dapat direpresentasikan dengan anak panah. Panjang
anak panahsebanding dengan besar vektor, sedangkan arah anak panah
sebanding dengan arah vektor. Contoh besaran vektor : gaya, kecepatan,
percepatan dan medan magnetik. Sedangkan kuantitas fisis yang hanya
mempunyai besar saja disebut besaran skalar. Contoh besaran skalar adalah
energi, massa, panjang dan volume.
Hubungan sudut-sudut dengan Aturan Sinus
β
C
A
θ
α
A
B
C
=
=
Sin α Sin β Sin θ
B
Perkalian Vektor
a. Perkalian antara vektor dengan skalar
Perkalian ini memiliki arti yang sederhana yaitu hasil kali suatu skalar k dengan sebuah
vektor A. Arah vektor yang baru sama dengan arah vektor A jika k positif dan berlawanan
dengan arah A jika k negatif.
b. Perkalian titik (skalar)
Produk skalar antara dua vektor A
dan B, direpresentasikan oleh
lambang A.B didefinisikan sebagai
kuantitas skalar yang diperoleh
dengan mengalikan besar A dan B
dengan sudut cosinus sudut antara 2
vektor. Ditulis:
A . B = AB cos θ
c. Perkalian silang (vektor)
Produk vektor antara dua vektor A dan B
direpresentasikan oleh lambang A x B
didefinisikan sebagai vektor yang mana
besarnya diberikan oleh
A x B = AB sin θ
Analisis vektor untuk gerak 2D
Posisi
Untuk menjelaskan gerak dua dimensi secara lengkap, kita perlu menggunakan
koordinat dua sumbu. Kita gunakan sumbu x yang arahnya horizontal dan sumbu y
yang arahnya vertikal. Posisi benda diukur dari pusat koordinat ditulis dalam notasi
vektor sebagai berikut:
→
(1.1)
r
: vektor yg pangkalnya di sb koordinat dan ujungnya di posisi benda
x
: komponen vektor r dlm arah sb x
y
: komponen vektor r dlm arah sb y
i
: vektor satuan yg searah sb x
j
: vektor satuan yg searah sb y
∧
∧
→
→
(1.2)
→
Panjang vektor r memenuhi
(1.3)
Perpindahan
(1.4)
(1.5)
Kecepatan Rata-Rata
(1.8)
(1.7)
(1.6)
Kecepatan Sesaat
(1.10)
(1.9)
Percepatan Rata-Rata
(1.11)
Percepatan Sesaat
(1.13)
(1.12)
Menentukan Kecepatan dari Percepatan Sesaat
(1.14)
(1.15)
(1.16)
(1.17)
Menentukan Posisi dari Kecepatan
(1.18)
(1.19)
(1.20)
(1.21)
(1.22)
Bab 1 Gerak Dua Dimensi
Bab 2 Gerak Peluru
Bab 3 Gerak Melingkar
Bab 4 Hukum Newton dan Dinamika
Bab 5 Hukum Gravitasi
Bab 6 Usaha Energi
Bab 7 Elastisitas Bahan
Bab 8 Momentum Linier dan Impuls
Bab 9 Dinamika Benda Tegar
Bab 10 Statika Fluida
Bab 11 Fluida Dinamik
Bab 12 Getaran dan Gelombang
Bab 13 Temperatur dan Teori Kinetik Gas
Awalan Metrik (SI)
Besaran dan
Satuan Dasar SI
Awalan
Singkatan
Nilai
Tera
T
1012
Besaran
Satuan
Singkatan
Giga
G
109
Panjang
Meter
m
Mega
M
106
Waktu
Sekon
s
Kilo
k
103
Massa
Kilogram
kg
Hektar
h
102
Arus Listrik
Ampere
A
Deka
da
101
Temperatur
Kelvin
K
Desi
d
10-1
Jumlah zat
Mol
mol
Centi
c
10-2
Kandela
cd
Mili
m
10-3
Intensitas terang
cahaya
Mikro
μ
10-6
Nano
n
10-9
Piko
p
10-12
Femto
f
10-15
Ba b 1 Kin e m a t ik a
Ge r a k D u a D im e n si
Pendahuluan
Bagi banyak keperluan fisis, arah dari suatu kuantitas sama pentingnya
dengan besar dari kuantitas fisis tersebut. Bab ini akan mempelajari
kuantitas yang tidak hanya memiliki besar saja tetapi juga memiliki arah.
Kuantitas ini yang biasa disebut dengan Vektor. Kata vektor berasal dari kata
Yunani yang berarti pembawa, yang ada hubungannya dengan pergeseran.
Kuantitas Vektor dan Skalar
Banyak kuantitas fisis dapat direpresentasikan dengan anak panah. Panjang
anak panahsebanding dengan besar vektor, sedangkan arah anak panah
sebanding dengan arah vektor. Contoh besaran vektor : gaya, kecepatan,
percepatan dan medan magnetik. Sedangkan kuantitas fisis yang hanya
mempunyai besar saja disebut besaran skalar. Contoh besaran skalar adalah
energi, massa, panjang dan volume.
Hubungan sudut-sudut dengan Aturan Sinus
β
C
A
θ
α
A
B
C
=
=
Sin α Sin β Sin θ
B
Perkalian Vektor
a. Perkalian antara vektor dengan skalar
Perkalian ini memiliki arti yang sederhana yaitu hasil kali suatu skalar k dengan sebuah
vektor A. Arah vektor yang baru sama dengan arah vektor A jika k positif dan berlawanan
dengan arah A jika k negatif.
b. Perkalian titik (skalar)
Produk skalar antara dua vektor A
dan B, direpresentasikan oleh
lambang A.B didefinisikan sebagai
kuantitas skalar yang diperoleh
dengan mengalikan besar A dan B
dengan sudut cosinus sudut antara 2
vektor. Ditulis:
A . B = AB cos θ
c. Perkalian silang (vektor)
Produk vektor antara dua vektor A dan B
direpresentasikan oleh lambang A x B
didefinisikan sebagai vektor yang mana
besarnya diberikan oleh
A x B = AB sin θ
Analisis vektor untuk gerak 2D
Posisi
Untuk menjelaskan gerak dua dimensi secara lengkap, kita perlu menggunakan
koordinat dua sumbu. Kita gunakan sumbu x yang arahnya horizontal dan sumbu y
yang arahnya vertikal. Posisi benda diukur dari pusat koordinat ditulis dalam notasi
vektor sebagai berikut:
→
(1.1)
r
: vektor yg pangkalnya di sb koordinat dan ujungnya di posisi benda
x
: komponen vektor r dlm arah sb x
y
: komponen vektor r dlm arah sb y
i
: vektor satuan yg searah sb x
j
: vektor satuan yg searah sb y
∧
∧
→
→
(1.2)
→
Panjang vektor r memenuhi
(1.3)
Perpindahan
(1.4)
(1.5)
Kecepatan Rata-Rata
(1.8)
(1.7)
(1.6)
Kecepatan Sesaat
(1.10)
(1.9)
Percepatan Rata-Rata
(1.11)
Percepatan Sesaat
(1.13)
(1.12)
Menentukan Kecepatan dari Percepatan Sesaat
(1.14)
(1.15)
(1.16)
(1.17)
Menentukan Posisi dari Kecepatan
(1.18)
(1.19)
(1.20)
(1.21)
(1.22)