Komunikasi antarpribadi antara guru dan murid dalam memotivasi belajar di Sekolah Dasar Annajah Jakarta

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA
GURU DAN MURID DALAM MEMOTIVASI BELAJAR
DI SEKOLAH DASAR ANNAJAH JAKARTA

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:
IDA NURHAYATI
NIM. 1110051000083

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA
GURU DAN MURID DALAM MEMOTIVASI BELAJAR


DI SEKOLAH DASAR AI{NAJAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.l)

Oleh:

IDA NURHAYATI
NIM. 111005r000083

Pembimbing:

NIP.

1971

997032002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA
143s H.t20t4

M

PENGESAIIAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA GURU
DAN MURID DALAM MEMOTIVASI BELAJAR DI SEKOLAH DASAR
ANNAJAH JAKARTA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 30
September 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.l.) pada Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
Jakarta, 30 September 2014


Sidang Munaqasyah
Ketua merangkap

anggota,

or/u.

dunandar. Ma
NIP: 1 96206261994031 002

Sekretaris merangkap anggota,

Fitd FXthurokhmah. M.Si
NIP: I 98306 I 020091 22001
Anggota,
Penguj

Penguji I

Nasichah. MA


Nununs Khairi
NrM. 197307252
.

NIP:

Pembimbing

NIP: 19710816/9e7032

I 967 1 1261996032001

LEMBAR PERNYATAAN

Bismillahirahmaanirrahim

Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memeroleh gelar Strata 1 (S.1) di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari penulisan ini terbukti bukan karya asli saya atau
merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, September 2014

Ida Nurhayati

i

ABSTRAKSI
Ida Nurhayati, 1110051000083
Komunikasi Antarpribadi Antara Guru Dan Murid Dalam Memotivasi
Belajar di Sekolah Dasar Annajah Jakarta
Komunikasi antarpribadi dalam sebuah lembaga pendidikan yang berbasis
pesantren yang merupakan akar budaya pendidikan tradisional Islam di Indonesia
merupakan bagian dari rangkaian pembinaan yang diberikan pada peserta

didiknya. Siswa yang notabene adalah anak-anak yang masih belum punya
pendirian memerlukan bimbingan yang lebih dan mendalam terutama dalam hal
agama, agar mereka mempunyai arah tujuan hidup yang baik.
Dalam proses belajar mengajar, tentu dinamika prilaku siswa perlu
diperhatikan. Siswa akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan baik secara
fisik dan nonfisik atau psikisnya. Hal ini memerlukan bimbingan yang mendalam
serta motivasi yang efektif dalam proses belajar mengajar. Bagaimana upaya yang
dilakukan oleh guru dalam memotivasi belajar siswa? Bagaimana pesan
komunikasi antarpribadi yang diberikan guru dan siswa? Menjadi menarik untuk
diamati dan diteliti.
Teori yang digunakan adalah sosiometri, sosiometri merupakan suatu
metode pengumpulan serta analisis data mengenai pilihan, komunikasi, dan pola
interaksi antar-individu dalam kelompok. Dapat dikatakan bahwa sosiometri
adalah kajian dan pengukuran pilihan sosial. Sosiometri disebut pula sebagai
sarana untuk mengkaji “tarikan” (attraction) dan tolakan (repulsion) anggotaanggota suatu kelompok.
Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu dengan
melakukan observasi langsung, melakukan wawancara dan mencari data-data
pendukung, seperti data-data sekolah mengenai program pendidikan, kelebihan
sekolah, kurikulum sekolah serta kegiatan-kegiatan yang berlangsung di sekeloh.
Dalam penelirtian ini peneliti ini peneliti mendapatkan bentuk komunikasi

antarpribadi sebagai upaya memotivasi belajar dengan beberapa cara, yakni
dengan cara bercerita,memutarkan video, memberikan hadiah, memberikan
games, memberikan quiz atau ulanga, memberikan bimbingan secara pribadi,
mengadakan lomba. Dalam membangun motivasi anak untu belajar tidak hanya
dari guru semata tetapi peran orang tua pun sangat penting, karena sebagian besar
waktu dihabiskan adalah di rumah. Serta pesan komunikasi yang diberikan pun
ikut berperan dalam memotivasi siswa dalam belajar.

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji atas kebesaran dan keagungan allah SWT, tuhan
yang telah menciptakan dan memberikan kesempurnaan. Segala puji dan syukur
atas limpahan kasih saying yang diberikan Allah Rabbul alamin yang telah
member kenikmatan dunia sebagai lading infestasi semua amal untuk
menghantarkan kepada kehidupan akhirat. Semoga Allah senantiasa mengampuni
atas segala kesalahan dan kealfaan terhadap syahadat yang belum mampu
termanifestasi dalam kehidupan.
Solawat serta salam senantiasa tercurah atas junjungan dan panutan alam

yang menjadi penuntun dan pencerah ummat Islam menuju agama yang ikhlas
sebagai agama yang benar-benar rahmatan lil alamin yang kelak di yaumujaza’
akan mendapatkan syafaat ‘ujma dari baginda nabi Muhammad SAW.
Ucapan terimakasih tak terhingga kepada semua pihak yang berjasa dalam
penulisan skripsi ini, diantaranya:
1.

Dr. Arief Subhan, M.A Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

2.

Bapak Rahmat Baihaky M.A selaku ketua juruasan Komunikasi Penyiaran
Islam yang menginspirasi, serta sekertaris jurusan Ibu Fita Fathurokhmah,
M.Si. yang sangat perhatian dan pengertian terhadap mahasiswanya.

3.

Ibu ummi Musyarafah, MA pembimbing yang senantiasa mengarahkan dan
memberikan saran serta masukan terhadap penulis disela-sela kesibukan
beliau bersedia membimbing dengan penuh kesabaran dan ikhlasan.


iii

4.

Segenap Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah,
atas ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan semoga bermanfaat di dunia
sampai akhirat.

5.

Kedua orang tua terbaik di dunia, Bapak M. Sidik (alm) semoga abi bisa
melihat ini semua dari surga dan Ibu Asidah yang menjadi alasan
penyemangat utama penulis dalam menghadapi kendala selama penulisan ini.
Terimakasih atas segala dukungan moril dan materil yang tak pernah putus
dicurahkan pada penulis.

6.

Ustadz Sofyan selaku Kepala SekolahSDI Annajah Jakarta, Ustadz Awal

selaku Guru umum merangkap bagian administrasi di SDI Annajah Jakarta
yang bersedia untuk diwawancara dan semua Guru yang membantu penulis
mencari informasi ditempat penelitian.

7.

Seluruh siswa SDI Annajah yang sudah membantu dalam memberikan data
dan informasi kepada penulis.

8.

Untuk teman terdekat Muhammad Imaduddin yang selalu memberikan
semangat dan motivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

9.

Dan untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses
pembuatan skripsi.
Akhirnya penulis hanya dapat berharap semoga skripsi ini dapat


bermanfaat bagi diri penulis dan juga pembaca pada umumnya. Dapat menjadi
sumber pengembangan keilmuan khususnya di bidang bimbingan dan penyuluhan
Islam. Sekali lagi terima kasih yang tiada terhingga kepada berbagai pihak yang

iv

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga apa yang telah kita berikan
menjadi amal kebaikan di sisi Allah SWT. Aamiin

Ciputat, 30 September 2014

Ida Nurhayat

v

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ...................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................6
D. Metodologi Penelitian ..................................................................7
E. Tinjauan Pustaka ..........................................................................8
F. Sistematika Penulisan ..................................................................9

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Komunikasi ................................................................................11
1.

Definisi Komunikasi ...........................................................11

2.

Definisi Komunikasi Antarpribadi .....................................13

3.

Komponen Komunikasi Antarpribad ..................................15

4.

Tujuan Komunikasi Antarpribadi .......................................19

5.

Tahap-tahap Hubungan Antarpribadi .................................21

6.

Teori Hubungan Antarpribadi............................................23

B. Motivasi .....................................................................................26
1.

Pengertian Motivasi ............................................................26

2.

Fungsi Motivasi .................................................................27

3.

Jenis Motivasi .....................................................................29

4.

Sifat Motivasi......................................................................29

vi

BAB III

5.

Teori Motivasi ....................................................................30

6.

Ciri-ciri Motivasi ................................................................31

7.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi......................31

8.

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ...................34

GAMBARAN UMUM SDI ANNAJAH JAKARTA
A. Sejarah Singkat .................................................................................. 37
B.

Struktur Kepengurusan SDI Annajah Jakarta .................................... 38

C.

Visi Misi SDI Annajah Jakarta .......................................................... 39

D. Program Pendidikan ........................................................................... 40
E.

Kurikulum .......................................................................................... 44

F.

Kegiatan di SDI Annajah Jakarta ....................................................... 44

G. Alamat SDI Annajah Jakarta .............................................................. 45
H. Kelebihan SDI Annajah Jakarta ......................................................... 45

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS
A. Upaya yang Dilakukan Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa
SDI Annajah Jakarta............................................................................ 47
B.

Pesan Komunikasi Antarpribadi yang Diberikan Guru Pada
Siswa SDI Annajah Jakarta ................................................................. 51

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................58
B. Saran ..........................................................................................59

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................55
LAMPIRAN ..........................................................................................................57

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 :

Struktur Kepengurusan SDI Annajah Jakarta

Table 2 :

Jadwal Pelajaran SDI Annajah Jakarta

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Bimbingan Skripsi dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dan Wawancara dari Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian dari SDI Annajah Jakarta
Lampiran 4. Pedoman Wawancara
Lampiran 5. Foto-foto dan Dokumentasi

ix

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah inti semua hubungan sosial apabila orang telah
mengadakan hubungan tetap, maka sistem komunikasi yang mereka lakukan
akan menentukan apakah sistem tersebut mempererat atau mempersatukan
mereka mengurangi ketegangan atau melenyapkan persengketaan apabila
muncul.
Relasi

antar

manusia

dibangun

melalui

komunikasi,

dengan

komunikasi dengan kata lain komunikasi menjadi sarana yang ampuh untuk
membangun sebuah relasi antara kita dengan orang lain1.Komunikasi
interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah proses pertukaran
informasi serta pemindahan pengertian antara 2 orang atau lebih di dalam
suatu kelompok manusia kecil dengan berbagai efek dan umpan balik (feed
back ).
Berkomunikasi

merupakan

keharusan

bagi

manusia.

Manusia

membutuhkan dan senantiasa berusaha membuka serta menjalin komunikasi
atau hubungan dengan sesamanya. Selain itu ada sejumlah kebutuhan manusia
di dalam diri manusia yang hanya dapat dipuaskan dengan lewat komunikasi
dengan sesamanya. Dalam komunikasi antarpribadi, seseorang dapat dengan
mudah menduga informasi masuk pada ranah isi tertentu dan ranah lainnya,
yang tidak berhubungan dengan aspek lain dari pengalaman seseorang.2
1

Agus M. Hardjana, Komunikasi Interpersonal & Interpersonal, (Yogyakarta:
Kansius, 2003)
2
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004)

1

2

Salah satu indikator bahwa manusia adalah makhluk sosial adalah
perilaku komunikasi antarmanusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri, pasti
membutuhkan orang lain. Kecendrungan ini dapat dilihat dalam kehidupan
sehari-hari yang menunjukan fakta bahwa semua kegiatan yang dilakukan
manusia selalu berhubungan dengan orang lain.
Komunikasi antarpribadi juga sangat penting bagi kebahagiaan hidup
kita. Komunikasi antarpribadi membentuk perkembangan intelektual dan
sosial kita. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berkeinginan untuk
berbicara, tukar menukar pikiran, mengirim dan menerima informasi, berbagi
pengalaman, dan bekerja sama dengan orang lsin untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
Interaksi manusia dengan manusia menunjukan bahwa setiap orang
memerlukan bantuan dari orang lain di sekitarnya. Untuk itu ia melakukan
komunikasi. Dapat dikatakan bahwa secara kodrati manusia merasa perlu
berkomunikasi sejak masih bayi sampai akhir hayatnya, atau ungkapan lain
untuk menggambarkan hal ini adalah tiada kehidupan tanpa berkomunikasi.
Salah satu komunikasi yang frefekuensi terjadinya cukup tinggi adalah
komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi. Oleh karena
frefekuensi terjadinya cukup tinggi, tidak mengherankan apabila banyak orang
menganggap bahwa komunikasi interpersonal itu mudah dilakukan seperti
orang makan dan minum.3
Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam
situasi yang bertujuan memberdayakan diri.4 Ilmu pendidikan Islam
3
4

Suranto AW, Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011)
Nurani Soyomukti, Teori-teori Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2013) h.27

3

merupakan prinsip, struktur, metodologi, dan objek yang memiliki
karakteristik epistimologi islam. Oleh karena itu pendidikan Islam sangat
bertolak belakang dengan ilmu pendidikan non-Islam.5
Pendidkan memang sangat penting dalam perkembangan anak, tidak
hanya pendidikan yang bersifat umum saja tetapi pendidikan yang berbasis
agama pun sangat penting diterapkan kepada anak, karena dengan pondasi
agama yang kuat akan membimbing anak ke jalan yang benar. Dan dengan
agama pula akan menciptakan akhlak yang mulia dimana kebanyakan orang
tua lebih mengacu atau mengarahkan anak-anak mereka hanya kepada
pendidikan yang bersifat umum dan mengenyampingkan pendidikan agama.
SDI Annajah merupakan sekolah formal dimana di dalamnya terdapat
pendidikan yang berbasis umum dan agama. Berbeda dari kebanyakan sekolah
lainnya, SDI Annajah merupakan sekolah yang berbasis salafi yang mengacu
pada pesantren, dimana murid di bimbing untuk menguasai pelajaran agama.
Dan kelebihan dari sekolah ini adalah anak-anak dituntut untuk mampu dan
menghafal al-Qur’an dan Hadits.
Yang dimaksudkan salafi adalah mengacu kepada pemahan Ahlu
Sunnah Waljama’ah,yaitu pemahan yang sesuai yang diajarkan oleh Nabi dan
mengamalkan amalan yang diajarkan oleh Rasulullah.
Dan di dalam kehidupannya, setiap manusia baik personal maupun
lembaga tidak dapat melepaskan diri dari aktifitas komunikasi, termasuk
didalam lembaga SDI Annajah. Disini, terdapat beberapa anak dari berbagai
daerah dan suku berumpul menjadi satu, mulai dari dalam kota, luar kota
5

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002) h. 3

4

maupun luar pulau, dan mereka memiliki tujuan yang sama yakni untuk
menimba ilmu. Karena pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat besar
dalam meningkatkan eksistensi manusia untuk menghadapi hidup, maka
sepatutnyalah anak-anak dapat perhatian dan mendapatkan kedudukan yang
selayaknya.
Seperti yang di jelaskan dalam Al-Qur’an Q.S. Al-Mujadalah :11, yang
berbunyi:

Artinya: “Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu.” maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadilah: 11).
Nabi Muhammad SAW juga bersabda :

Dari Abu Hurairoh, ia berkata, Rasulallah saw bersabda, “Tidaklah seorang
anak dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah. Lalu kedua orang tuanyalah
yang menjadikan ia Yahudi, Nashrani, dan Majusi, sebagaimana dilahirkannya
binatang ternak dengan sempurna, apakah padanya terdapat telinga yang
terpotong atau kecacatan lainnya?. Kemudian Abu Hurairoh membaca, Jika
engkau mau hendaklah baca, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus.6

Makna dari hadits diatas adalah orang tua yang di maksud di dalam lembaga
sekolah adalah guru, dimana guru sangat berperan penting terhadap muridnya
6

Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Ibn Al-Mughirah bin
Bardizbah Al-Bukhari, Shahih Bukhari juz 7 (Darul Fikri 1994), hlm. 268.

5

karena apa yang diajarkan oleh guru akan menjadi acuan atau patokan oleh
murid-muridnya.
Dan di sinilah peran komunikasi interpersonal sangat berpengaruh
pada kehidupan sehari-hari, baik antara guru dengan murid.
Dari latar belakang di atas, penulis mengangkat sebuah judul yaitu
”Komunikasi Antarpribadi Antara Guru dan Murid dalam Memotivasi
Belajar di Sekolah Dasar Annajah Jakarta”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya menganalisis Bentuk
Komunikasi Antarpribadi Antara Guru Dengan Murid Sebagai Upaya
Memotivasi Belajar di SDI Annajah Jakarta. Dan penelitian ini difokuskan
pada Sekolah Dasar Islam kelas 6 pada tahun ajaran 2013-2014. Terdapat
15 siswa yang terdiri dari 11 murid laki-laki dan 4 murid perempuan, dan
jumlah untuk guru yang mengajar terdapat 27 guru dan untuk dikelas 6
terdapat 4 guru yang mengajar dikelas tersebut.
2. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimana

yang dilakukan oleh guru dalam memotivasi belajar

murid?
b. Bagaimana bentuk

komunikasi antarpribadi yang diberikan guru

kepada murid untuk memotivasi belajar?

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Di dalam penelitian ini juga terdapat tujuan penelitian, yang mana
tujuan penelitian ini adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya
sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Berdasarkan pokok
permasalahan yang dikemukakan di atas maka, tujuan penelitian kali ini
adalah :
a. Mengetahui upaya yang dilakukan oleh guru dalam memotivasi belajar
murid?
b. Mengetahui pesan komunikasi antarpribadi yang diberikan guru
kepada murid untuk memotivasi belajar?
2. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini memiliki kegunaan baik dari segi teoritis maupun
dari segi praktis, sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
terlibat dalam penelitian :
a. Manfaat Teoritis
1) Untuk tambahan referensi

atau bahan perbandingan bagi

pengembangan keilmuan yang sesuai dengan bidangnya
2) Menambah Studi mengenai pola Komunikasi pada lembaga
pendidikan Islam, khususnya jurusan KPI dan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi
b. Manfaat Praktis
1) Bahan panduan dan pertimbangan bagi para pengasuh dan semua
elemen Pesantren

7

2) Memberikan sumbangsih bagi pengembangan wacana dakwah.
D. Metodelogi Penelitian
1. Metode Penelitian
Menurut Arikunto pendekatan kualitatif menitik beratkan pada
data-data penelitian yang akan dihasilkan berupa kata-kata melalui
pengamatan dan wawancara.7 Dalam penelitian ini digunakan metode
deskriptif kualitatif, pada penelitian ini digambarkan sebuah fenomena
lapangan melalui pengamatan langsung dan dilakukan wawancara pada
subyek yang telah ditentukan. Kemudian dianalisis untuk mendapatkan
hasil tujuan penelitian.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SDI Annajah Jakarta Srengseng Jakarta Barat pada
bulan Maret-Juni 2014
3. Subjek dan objek penelitan
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitiannya adalah guru,
murid dan wali murid SDI Annajah Jakarta sedangkan objek
penelitiannya adalah penerapan komunikasi antarpribadi dalam upaya
memotivasi belajar di SDI Annajah Jakarta.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dilapangan dilakukan beberapa tehnik,
diantaranya:

7

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian ; Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta :
Rhieka cipta. 1998)h.10

8

a. Observasi, yaitu pengamatan secara langsung di SDI Annajah.
Observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat secara cermat
perilaku informan pada saat wawancara maupun melakukan kegiatan
pengembangan bahasa baik di dalam ruangan terapi maupun di
lingkungan. Selain itu observasi ini dilakukan untuk check and recheck terhadap hasil wawancara.
b. Wawancara, yaitu percakapan yang dilakukan oleh kedua belah pihak
dengan mengajukan beberapa pertanyaan dengan maksud tertentu.
Wawancara merupakan metode utama dalam penelitian ini.Wawancara
secara tatap muka dengan menggali informasi secara mendetail dengan
informan dan informan yang terkait dalam penelitian ini.
Pewawancara mengajukan pertanyaan dan diwawancarai yang
memberikan jawaban. Pewawancara yang dimaksud adalah penulis
dan pihak diwawancarai adalah Kepala Sekolah yaitu Ustadz Sofyan,
Guru yaitu Ustadz Awal, orang tua atau wali murid yaitu Ibu Reni
serta murid SDI Annajah Jakarta yaitu Alula dan Rusyan.
c. Dokumentasi, menggunakan buku-buku atau literature dan arsip-arsip
milik SDI Annajah Jakarta sebagai data penunjang bagi penelitian.

E. Tinjauan Pustaka
Skripsi yang menjadi acuan penulis sebagai contoh dan pembanding
adalah skripsi berjudul :
1. Pola Komunikasi Interpersonal Orang Tua dengan Anak Terhadap
Motivasi Berprestasi Pada Anak. Dalam skripsi Herdiansyah Pratama

9

NIM. 105051001930, menjelaskan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara komunikasi interpersonal orang tua dan terhadap motivasi
berprestasi pada anak dan mengupas komunikasi interpersonal di lihat dari
segi kuantitatif.
2. Komunikasi Interpersonal Antar Pengurus di Yayasan Bahrul Hasanah
Pabuaran Bojonggede. Dalam skripsi ini Siti Sabili Jahro NIM.
108051000154, membahas komunikasi interpersonal yang disampaikan
secara formal dan informal. Dengan menggunakan metode ceramah, tanya
jawab dan Musyawarah.
Adapun perbedaan skripsi ini adalah penelitian ini lebih menerapkan pada
komunikasi antarpribadi dengan beberapa cara yang dilakukan seperti
bercerita, memutarkan video, memberikan hadiah, memberikan games,
ulangan, memberikan bimbingan secara pribadi dan mengadakan perlombaan,
sebagai upaya memotivasi belajar.
F. Sistematika Penelitian
Suatu karya ilmiah tidak lepas dari pembahasan yang sistematis guna
memberikan uraian garis besar tentang pokok bahasan dalam setiap bab
penelitian, yang disusun mulai awal hingga akhir, mulai pendahuluan hingga
kesimpulan. Adapun pembahasan dalam skripsi ini meliputi :
BAB I

:

PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi gambaran umum mengenai isi penulisan yang berisi :latar
belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian,
pembahasan.

metodelogi

penelitian,

tinjauan

pustaka

dan

sistematika

10

BAB II:

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan mengenai kajian teoritis dari judul yang ada, uraianuraian tersebut dipaparkan secara komperehensif, berisi terdiri dari definisi
komunikasi, definisi

komunikasi

antarpribadi,

komponen komunikasi

antarpribadi,

komunikasi

antarpribadi,

tahap-tahap

tujuan

hubungan

antarpribadi, teori hubungan antarpribadi, pengertian motivasi, fungsi
motivasi, jenis motivasi, sifat motivasi, teori motivasi, ciri-ciri motivasi,
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi, upaya meningkatkan motivasi
belajar siswa.
BAB III: GAMBARAN UMUM SDI ANNAJAH
Dalam bab ini membahas tentang sejarah singkat, struktur kepengurusan SDI
Annajah Jakarta, visi misi SDI Annajah Jakarta, program pendidikan,
kurikulum, kegiatan di SDI Annajah Jakarta, alamat SDI Annajah Jakarta,
kelebihan SDI Annajah Jakarta.
BAB IV: TEMUAN DAN ANALISIS
Dalam bab ini berisikan terdiri dari upaya yang dilakukan guru dalam
memotivasi belajar siswa SDI Annajah Jakarta, pesan komunikasi antarpribadi
yang diberikan guru pada siswa SDI Annajah Jakarta
BAB V:

PENUTUP

Dalam bab ini berisikan terdiri dari : kesimpulan dan saran.

BAB II
KERANGKA TEORI

A. Komunikasi Antarpribadi
1. Definisi Komunikasi
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan
manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin
mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya, rasa ingin tahu ini memaksa
manusia perlu berkomunikasi.
Kata atau istilah “komunikasi” merupakan terjemah dari bahasa
Inggris Communication yang dikembangkan di Amerika Serikat dan
komunikasi pun berasal dari unsur persurat kabaran, yakni journalism.1
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin communis yang
artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua
orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa
latin Communico yang artinya membagi.
Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara
yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab
pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui
saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.2
Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika yang
telah banyak member perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya
1

Roudhonah, Ilmu Komunikasi. Lembaga Penelitian (Jakarta: UIN Jakarta dan UIN
Press, 2007), cet-1 h. 9
2
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005), h. 18

11

12

dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi bahwa: “Komunikasi
adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu
penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka”.
Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu hubungan dengan
adanya suatu pertukaran informasi (pesan), di mana ia menginginkan
adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam
menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam
proses komunikasi.
Komunikasi

adalah

bentuk

interaksi

manusia

yang

saling

mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak
terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga
menggunakan bahasa nonverbal dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni,
dan teknologi.
Dari pengertian komunikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa
komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan dari satu individu
kepada individu lain dan bisa menghasilkan umpan balik atau respon.
Komunikasi merupakan alat untuk mewujudkan interaksi antara
sesama manusia dalam rangka saling member informasi demi terciptanya
saling memahami dan sebagai bentuk penyatuan persepsi dari berbagai hal
atau masalah yang dihadapi dalam setiap kehidupan manusia.
Karena itu jika kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi, maka
kita memiliki beberapa kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan

13

bahasa atau kesamaan arti dari simbol-simbol yang digunakan dalam
berkomunikasi.
Komunikasi bahkan tidak selalu melibatkan manusia dengan manusia.
Namun juga terjadi proses komunikasi antara manusia dengan alam,
manusia dengan binatang, manusia dengan mesin, dan manusia dengan
Sang Pencipta.
2. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi adalah “komunikasi yang berlangsung antara dua
orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan”.
Komunikasi jenis ini bisa berlangsung secara berhadapan muka (face to
face), bisa juga melalui media telepon.3
Komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antardua
atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara
langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara
langsung pula.4
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik
secara verbal maupun nonverbal.5
Komunikasi antar pribadi disini diartikan sebagai salah satu
bentuk dari komunikasi antar manusia yang saling berinteraksi satu
3

Onang Uchyana Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi (Bandung: Alumni, 1981), h. 48
Agus M. Harjana, Komunikasi Interpersonal & Interpersonal (Yogyakarta:
Kansius, 2003), h. 85
5
Suranto AW, Komunikasi Interpersonal (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), cet-1 h. 4
4

14

dengan yang lainnya secara bersama dan terjadi proses saling
mempengaruhi diantara kedua belah pihak untuk mencapai kesamaan
makna.
Menurut Devito, komunikasi antarpribadi adalah pengiriman
pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok
kecil orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.6
Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai
suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling
berkomunikasi. Pengertian proses mengacu perubahan dan tindakan
(action) yang berlangsung terus menerus.
Komunikasi antar pribadi juga merupakan suatu pertukaran, yaitu
tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.
Sedangkan makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses
tersebut, adalah kesamaan pemahaman diantara orang-orang yang
berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses
komunikasi.7
Dari pemahaman atas prinsip-prinsip pokok pikiran yang
terkandung dalam berbagai pengertian tersebut, dapatlah dikemukakan
pengertian yang sederhana, bahwa komuniaksi interpersonal atau
komunikasi anatarpribadi adalah proses penyampaian dan penerimaan
pesan antar pengirim pesan (sender) dengan penerima (receiver) baik
6

Roudhonah, Ilmu Komunikasi. Lembaga Penelitian (Jakarta: UIN Jakarta dan UIN
Press, 2007), cet-1 h. 107
7
Roudhonah, Ilmu Komunikasi. Lembaga Penelitian (Jakarta: UIN Jakarta dan UIN
Press, 2007), cet-1 h. 106

15

secara langsung (primer) apabila pihak-pihak yang terlibat komunikasi
dapat saling berbagi informasi tanpa melalui media. Sedangkan
komunikasi tidak langsung (sekunder) dicirikan oleh adanya penggunaan
media tertentu.
Dengan kata lain, bahwa dalam memahami proses komunikasi
antarpribadi menuntut pemahaman hubungan yang simbiotis antara
komunikasi dengan perkembangan relasional, yaitu komunikasi akan
mempengaruhi

perkembangan

rasional,

dan

pada

gilirannya

perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihakpihak yang terlibat dalam hubungan tersebut. Artinya dalam melakukan
komunikasi antarpribadi, bukan hanya sekedar menyampaikan pesan
tetapi bagaimana pihak-pihak yang terlibat di dalamnya dapat
menentukan kadar hubungan antarapribadi tersebut, sehingga diantara
komunikator dan komunikan akan terjadi pengembangan hubungan yang
berdampak pada peningkatan hubungan antarapribadi.
3. Komponen-komponen Komunikasi Interpersonal
Perspektif kompenensial, yaitu melihat komunikasi antar pribadi
dari komponen-komponennya. Yakni “merupakan proses pengiriman dan
penerimaan pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang,
dengan berbagai efek dan umpan balik” (feed back).
Komponen-komponen tersebut harus dijelaskan sebagai bagianbagian yang terintegrasi dalam tindakan komunikasi antarpribadi. Diantara
komponen-komponen tersebut adalah:

16

a. Komunikator
Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada
khalayak. Komunikator biasa disebut sumber (source) atau pengirim
pesan (encoder),8 yaitu dimana gagasan, ide atau pikiran berasal, yang
kemudian akan disampaikan kepada pihak lainnya, yaitu penerima
pesan. Sumber atau pengirim pesan sering pula disebut ‘komunikator’.
Sumber atau komunikator bisa jadi adalah individu, kelompok atau
bahkan organisasi.
b. Encoding
Dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sumber untuk
menerjemahkan pikiran dan ide-idenya ke dalam suatu bentuk yang
dapat diterima oleh indera pihak penerima baik berupa kata-kata,
simbol dan sebaginya. Encoding dalam proses komunikasi dapat
berlangsung satu kali, namun dapat terjadi berkali-kali.
c. Pesan-pesan
Pesan-pesan dalam komunikasi antarpribadi bisa berbentuk
verbal dalam penggunaannya menggunakan bahasa atau nonverbal
biasa disebut bahasa isyarat atau bahasa diam (silent language)9 atau
gabugan antara keduanya.
d. Decoding
Tindakan untuk menginterprestasikan dan memahami pesanpesan yang diterima, disebut sebagai encoding. Dalam komunikasi
8

Hafied Cangara,. Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2007), h. 85
9
Hafied Cangara,. Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2007), h. 103

17

antarpribadi, karena pengirim sekaligus juga bertindak sebagai
penerima, maka fungsi encoding dilakukan oleh setiap orang yang
terlibat dalam komunikasi antarpribadi.
e. Saluran atau channel
Yakni alat yang menghubungkan pengirim dan penerima pesan
gelombang radio membawa kata-kata yang diucapkan penyiar di studio
atau membuat pesan visual yang ditampilkan dilayar kaca televisi.
Aliran udara juga dapat berfungsi sebagai saluran. Ketika seseorang
mencium aroma makanan maka udara bertindak sebagai saluran yang
menyampaikan pesan ke hidung seseorang tersebut.10
f. Gangguan atau noise
Yakni seringkali terjadi pesan-pesan yang dikirim berbeda
dengan pesan-pesan yang diterima. Hal ini disebabkan adanya
gangguan pada saat terjadinya komunikasi.
Gangguan tersebut bisa berupa gangguan teknis, gangguan
sematik dan psikologis, gangguan fisik, gangguan status, gangguan
kerangka berfikir, gangguan budaya.
1) Gangguan teknis
Gangguan teknis terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam
komunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang di
transmisi melalu saluran mengalami kerusakan (channel noise).
10

h.19

Andy Corry Wardhany, Teori Komunikasi (Jakarta: PT Ghalia Indonesia 2009),

18

2) Gangguan semantik dan psikologis
Gangguan semantik ialah gangguan komunikasi yang disebabkan
karena kesalahan pada bahasa yang digunakan.
3) Gangguan fisik
Gangguan fisik ialah rintangan yang disebabkan karena kondisi
geografis misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak
adanya sarana kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi dan
semacamnya.
4) Gangguan status
Gangguan status ialah rintangan yang disebabkan karena jarak
sosial diantar peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara
senior dan yunior atau atasan dan bawahan.
5) Gangguan kerangka berfikir
Gangguan kerangka berfikir ialah gangguan yang disebabkan
adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak
terhadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi.
6) Gangguan budaya
Gangguan budaya ialah gangguan yang terjadi disebabkan karena
adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut
oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi.11
g. Umpan balik atau feedback
Yakni unsur yang sangat penting dalam proses komunikasi
antarpribadi, karena pengirim dan penerima secara terus menerus dan

11

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada,
2007), h. 153

19

bergantian memberikan unpan balik dalam berbagai cara, baik secara
verbal maupun secara nonverbal.
h. Akibat
Proses komunikasi selalu mempunyai berbagai akibat, baik pada
salah satu pelaku atau keduanya. Akibat yang terjadi bisa merupakan
akibat negatif ataupun akibat positif.
4. Tujuan Komunikasi Interpersonal
Dalam pelaksanaan komunikasi antarpribadi mempunyai beberapa
tujuan, yang antara lain adalah:12
a. Mengenal diri sendiri dan orang lain.
Maksudnya dengan membicarakan diri kita sendiri pada orang
lain, maka kita akan mendapat perspektif baru tentang diri kita sendiri
dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita. Dan
dengan komunikasi antarpribadi pula kita dapat belajar tentang
bagaimana dan sejauh mana kita harus membuka diri kepada orang
lain. Dengan komunikasi antarpribadi kita juga akan mengetahui nilai,
sikap dan prilaku orang lain.
b. Mengetahui dunia luar
Maksudnya

dengan

berkomunikasi

antarpribadi,

memungkinkan kita memahami lingkungan kita secara baik. Banyak
informasi yang kita ketahui datang dari komuniaksi antarpribadi.
Meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari
12

Suranto, Komunikasi Interpersonal (Jakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 15

20

media massa hal itu sering kali didiskusikan dan akhirnya dipelajari
atau didalami melalui interaksi antarpribadi.13
c. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu ingin menciptakan dan
memelihara hubungan baik dengan orang lain.
d. Mengubah sikap dan perilaku
Maksudnya adalah dalam komunikasi anatrpribadi sering kita
berupaya mengubah sikap dan perilaku orang lain. Kita ingin
seseorang memilih suatu cara tertentu, mencoba makanan baru,
mendengarkan musik tertentu, menonton televisi, memasuki bidang
tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah.
e. Bermain dan mencari hiburan
Kadang hal bermain dan mendapat hiburan ini dianggap tidak
penting, tetapi sebenarnya komunikasi yang demikian perlu dilakukan
karena dapat memberi suasana baru yang terlepas dari keseriusan dan
ketegangan.
f. Memberikan bantuan (konseling)
Ahli-ahli

kejiwaan,

ahli

psikologis

klinis

dan

terapi

menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan professional
mereka untuk mengarahkan kliennya. Dalam kehidupan sehari-hari di
kalangan masyarakat pun juga dapat dengan mudah diperoleh contoh
yang menunjukan fakta bahwa komunikasi interpersonal dapat dipakai

13

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 166

21

sebagai pemberian bantuan (konseling) bagi orang yang memerlukan.
Tanpa disadari setiap orang ternyata sering bertindak sebagai konselor
maupun konseling dalam interaksi interpersonal sehari-hari. Misalnya
seseorang remaja bercerita tentang masaalaha yang hadapinya kepada
sahabatnya mengenai putus cinta. Tujuan melakukan bercerita tersebut
adalah untuk mendapatkan bantuan pemikiran sehingga didapat solusi
yang baik.
5. Tahap-tahap Hubungan Antarpribadi
Ada beberapa tahapan dalam menciptakan hubungan antarpribadi, anatar
lain:
a. Pembentuk hubungan antarpribadi
Tahap ini disebut tahap perkenalan (Steve Duch menulis,
perkenalan adalah proses komuniaksi dimana individu mengirimkan
(secara sadar) atau menyampaikan (kadang tidak sengaja) informasi
tentang struktur dan isi kepribadiannya kepada bakal sahabatnya,
dengan menggunakan cara-cara yang agak berbeda pada bermacammacam tahap perkembangan persahabatan). Namun focus bahasan ini
pada proses penyampaian dan penerimaan informasi dalam bentuk
hubungan.
Hal-hal yang menarik dalam proses perkenalan adalah:
1) Fase kontak yang permulaan (initial contect phase), yang ditandai
oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari
reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha untuk menggali
secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain.

22

2) Proses saling menilik “Newcomb” menyebut sebagai “reciprocal
scanning”. Pada fase ini informasi yang dicari dan disampaikan
umumnya berkisar mengenai data demografis, usia, pekerjaan,
tempat tinggal, keadaan keluarga dan lain-lain.
b. Peneguhan hubungan antarpribadi
Hubungan antarpribadi tindakan statis, tetapi selalu berubah.
Perubahan

memerlukan

tindakan-tindakan

tertentu

untuk

mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor dalam memelihara
keseimbangan:
1) Keakraban, merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang.
Hubungan interpersonal akan terpelihara apabila kedua belah pihak
sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan.
2) Kontrol, yaitu kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol
siapa dan bilamana. Konflik terjadi umumnya bila masing-masing
ingin berkuasa, atau tidak ada pihak yang mau mengalah.
3) Respons yang tepat, yaitu respon A harus diikuti oleh B yang
sesuai. Respons ada dua:
a) konfirmasi, yaitu akan memperteguh hubungan interpersonal.
Macam-macam konfirmasi adalah: (a) pengakuan langsung.
Contoh, saya setuju, anda benar. (b) perasaan positif. (c)
respons minta keterangan. (d) respons setuju. (e) respons
suportif. Contoh, saya mengerti apa yang anda rasakan.
b) diskonfirmasi, yaitu yang akan merusakannya. Macammacamnya: (a) respons sekilas, memberi respons, tetapi

23

mengalihkan pembicaraannya. (b) respons impersonal, seperti
member respons dengan menggunakan kata ganti orang ketiga,
contoh: orang memang sering marah diperlukan seperti itu. (c)
respons kosong, contoh: saya tidak menghiraukan anda sama
sekali. (d) respons yang tidak relevan. (e) respons interupsi. (f)
respons rancu. (g) respons kontadiktif.
4) Nada emosional yang tepat. Yakni bila terjadi emosional, maka
berusaha untuk menahannya. Contohnya: saya menyamakan
susasana saya dengan suasana anda.
6. Teori Hubungan Interpersonal
Sosiometris dapat diartikan sebagai pendekatan teoritis dan
metodologis terhadap kelompok-kelompok yang diciptakan mula-mula
oleh Moreno dan kemudian dikembangkan oleh Jennings dan yang lain.
Pada dasarnya teori ini berhubungan dengan “daya tarik” (attraction) dan
penolakan (repulsions) yang dirasakan oleh individu-individu terhadap
satu sama lain serta implikasi perasaan-perasaan ini bagi pembentukan dan
struktur kelompok. Suatu uji-coba sosiometris sering kali diterapkan pada
anggota-anggota kelompok untuk menentukan struktur sosiometris suatu
kelompok. Uji coba pada umumnya mencakup pertanyaan-pertanyaan
yang meminta anggota-anggota kelompok untuk saling menentukan
peringkat mereka berdasarkan efektifitas dalam melaksanakan tugas dan
daya tarik antar pribadi. Suatu analisis terhadap uji-coba memberikan

24

gambaran tentang berbagai konfigurasi sosial atau struktur yang telah
dikembangkan oleh anggota kelompok.
Meskipun sosiometris tidak langsung berkepentingan dengan komunikasi,
struktur sosiometris dari suatu kelompok tidak dapat disangkal
berhubungan dengan beberapa hal yang terkadi dalam komunikasi
kelompok. Nampaknya cukup masuk akal untuk menganggap bahwa
individu-individu yang merasa tertarik satu sama lain dan yang saling
menempatkan diri pada peringkat yang tinggi, akan lebih suka
berkomunikasi sedemikian rupa sehingga membedakan mereka dari
berkomunikasi anggota-anggota kelompok yang saling membenci.
Bagaimanapun juga, hubungan yang khusus yang terdapat antara
komunikasi kelompok dan struktur sosiometris kelompok masih perlu
ditentukan.14
Jadi, sosiometri merupakan sebuah konsepsi psikologis yang mengacu
pada suatu pendekatan metodologis dan teoritis terhadap kelompok.
Asumsi yang dimunculkan adalah bahwa individu-individu dalam
kelompok yang merasa tertarik satu sama lain, akan lebih banyak
melakukan tindak komunikasi, sebaliknya individu-individu yang saling
menolak, hanya sedikit atau kurang melaksanakan tindak komunikasi.
Tataran atraksi atau ketertarikan dan penolakan (repulsion) dapat diukur
melalui alat tes sosiometri, di mana setiap anggota ditanyakan untuk
memberi jenjang atau ranking terhadap anggota-anggota lainnya dalam
14

Alvin A.Golberg, Carl E. Larson; penerjemah, Koesdarini S, Gary R. Jusuf,
Komunikasi Kelompok: Proses-proses Diskusi dan Penerapanya, Jakarta: UI-Press, 1985, Hal.
57-59.

25

kerangka ketertarikan antarpribadi (interpersonal attractiveness) dan
keefektifan tugas (task effectiveness). Dengan menganalisis struktur
kelompok yang padu dan produktif yang mungkin terjadi.15
Suatu

kelompok

memiliki

kekuatan

tidak

hanya

untuk

membangkitkan para anggotanya, namun juga untuk membuat mereka
menjadi tidak dapat diidentifikasikan.16

Dalam contoh semisal ada

segerombolan orang melakukan pembunuhan, pada segerombolan yang
lebih besar banyak anggotanya dan kehilangan jatidirinya menjadi
berkeinginan untuk melakukan kekejaman. Dalam kasus ini, seseorang
tidak didasarkan pada diri mereka sendiri, semua dapat mengacu perilaku
individu karena adanyan pengaruh kelompok.
Dengan adanya kondisi yang tidak diinginkan pada individu, ada dalam
diri yang namanya pertahanan ego. Pertahanan ego yaitu mengacaukan
realitas diluar maupun dalam diri. Dengan adanya pertahanan ego akan
memunculkan represi; yaitu memasukan hal-hal yang tidak menyenangkan
dari dalam kesadaran, ke dalam ketidaksadaran. Misal seperti kasus di atas
mengenai segerombolan yang melakukan pembunuhan. Oleh karena itu,
represi dapat menimbulkan pertahanan ego yang lain seperti pengalihan.17

15

Alvin A.Golberg, Carl E. Larson; penerjemah, Koesdarini S, Gary R. Jusuf,
Komunikasi Kelompok: Proses-proses Diskusi dan Penerapanya, Jakarta: UI-Press, 1985, Hal.
55.
16
David G. Myers, Psikologi Sosial, eds 10, Jakarta: Salemba Humanika, 2010, Hal.
369.
17
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial, Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 1995, Hal. 124.

26

B. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif
merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan kegaiatan untuk
mencapai tujuan.18
Definisi motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi)
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan.19 Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. 20
Menurut Mulyasa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik
yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu.
Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang
tinggi. Seorang siswa akan belajar bila ada faktor pendorongnya yang
disebut motivasi.21
Siswa belajar karena didorong kekuatan mental, kekuatan mental
itu berupa keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita di dalam diri
seorang terkadang adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan,

18

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar(Jakarta: Raja Grafindo, 2006),

h. 73
19

Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 173
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo,
2006), h. 73
21
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003)h.
112
20

27

menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam
belajar.22
Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar
menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar
sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam motivasi belajar
dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam
rangka pemenuhan harapan dan dorongan dalam hal ini adalah pencapaian
tujuan.
2. Fungsi motivasi
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang
yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin
melaksanakan aktivitas belajar. Motivasi diperlukan dalam menentukan
intensitas usaha belajar bagi para siswa. Menurut Djamarah ada tiga fungsi
motivasi:
a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai
pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik
ambil dalam rangka belajar.
b. Motivasi

sebagai

penggerak

perbuatan.

Dorongan

psikologis

melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan
yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan
psikofisik.

22

Dimyati, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Depdikbud, 2005), h. 80

28

c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai
motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan
mana perbuatan yang diabaikan.23
Menurut Hamalik fungsi motivasi adalah :
a. Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya
motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan
ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai
mesin dalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat
lambatnya suatu pekerjaan.24
Menurut Sardiman ada 3 fungsi motivasi :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan
menyisihkan tujuan-tujuan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.25
Dengan adanya usaha yang tekun dan didasari motivasi maka
siswa akan belajar dengan baik dan prestasi belajar akan optimal.

23

Djamarah,Syaiful Bahri.Strategi Belajar Mengajar (Jakarta:Rineka Cipta, 2002), h.

123
24

Hamalik,Oemar, Proses

Dokumen yang terkait

Pola Komunikasi Antara Guru Dan Orang Tua Murid Di Sekolah Dasar Fajar Islami Tangerang

4 18 74

Komunikasi Instruksional Guru Dan Murid Autis Di Sekolah Dasar Insania Jatiasih Bekasi

0 8 118

Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Memotivasi Kesembuhan Pasien : Kasus Penderita Kanker

0 7 93

Komunikasi Antarpribadi Guru Tari Kepada Murid Di Semarak Candrakirana Art Center (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Guru Tari Kepada Murid Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Di Semarak Candrakirana Art Center).

1 4 38

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioterapis untuk Memotivasi Komunikasi Antarpribadi Antara Fisioterapis Dan Pasien (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioter

5 10 13

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioterapis Untuk Memotivasi Pasien Penyakit Stroke di Rumah Sakit Ortopedi Surakarta) Komunikasi Antarpribadi Antara Fisioterapis Dan Pasien (St

0 3 13

BAB I Komunikasi Antarpribadi Antara Fisioterapis Dan Pasien (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioterapis untuk Memotivasi Pasien Penyakit Stroke di Rumah Sakit Ortopedi Surakarta).

0 2 20

HUBUNGAN EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DENGAN PRESTASIAKADEMIK MURID HUBUNGAN ANTARA EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DENGAN PRESTASI AKADEMIK (Studi Korelasi Efektifitas Komunikasi Antarpribadi antara Guru dan Murid dengan Prestasi Akademik Muri

0 2 15

PENDAHULUAN HUBUNGAN ANTARA EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DENGAN PRESTASI AKADEMIK (Studi Korelasi Efektifitas Komunikasi Antarpribadi antara Guru dan Murid dengan Prestasi Akademik Murid Program Akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2

0 2 25

HUBUNGAN ANTARA EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADIDENGAN PRESTASI AKADEMIK HUBUNGAN ANTARA EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DENGAN PRESTASI AKADEMIK (Studi Korelasi Efektifitas Komunikasi Antarpribadi antara Guru dan Murid dengan Prestasi Akademik Mur

0 2 15