DESKRIPSI dan MANFAAT KELAPA SAWIT

DESKRIPSI :
1. TANAMAN KELAPA SAWIT
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian ada
yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan
spesies kelapa sawit di hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup
subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini (Fauzi,2004).Kelapa sawit,
saat ini berkembang pesat di Indonesia. Masuknya bibit kelapa sawit ke Indonesia pada tahun 1948 hanya
sebanyak 4 batang yang berasal dari Bourbon (Mauritius) dan Amsterdam. Keempat batang bibit kelapa sawit
ditanam di Kebun Raya Bogor dan selanjutnya disebarkan ke Deli Sumatera Utara (Risza, 1994).
Berikut Adalah Klasifikasi Kelapa Sawit :
Kerajaan
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Plantae
: Magnoliophyta
: Liliopsida

: Arecales
: Arecaceae
: Elaeis
: Elaeis guineensis, Elaeis oleifera

Morfologi tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
a.

Bagian Generatif

Bagian generatif kelapa sawit meliputi akar, batang, dan daun. Akar kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap
unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat
kuat karena tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder, tersier, dan kuarter. Kelapa
sawit merupakan tanaman monokotil, yaitu batangnya tidak mempunyai kambium dan umumnya tidak
bercabang. Batang berfungsi sebagai penyangga serta tempat menyimpan dan mengangkut makanan.Daun
kelapa sawit membentuk susunan majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi. Semakin lama proses fotosintesis berlangsung, semakin banyak bahan
makanan yang dibentuk sehingga produksi meningkat. Luas permukaan daun juga mempengaruhi proses
fotosintesis, semakin luas permukaan daun maka proses fotosintesis akan semakin baik ( Fauzi, 2004).
b.


Bagian Vegetatif

Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi bunga dan daun. Kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu
(monoecious) artinya bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman dan masing – masing
terangkai dalam satu tandan. Proses penyerbukan tanaman kelapa sawit dapat terjadi dengan bantuan serangga
atau angin.Buah disebut juga fructus, tanaman kelapa sawit dapat menghasilkan buah siap panen pada umur
3,5 tahun. Buah terbentuk setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan. Waktu yang dibutuhkan mulai dari
penyerbukan sampai buah matang dan siap panen kurang lebih 5 – 6 bulan. Secara anatomi buah kelapa sawit
terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian pertama adalah perikarpium yang terdiri dari epikarpium ( kulit buah
yang licin dan keras) dan mesokarpium (daging buah yang berserabut dan mengandung minyak), bagian kedua
adalah biji, yang terdiri dari endokaprium (tempurung berwarna hitam dan keras), endosperm (penghasil
minyak inti sawit), dan embrio (Fauzi,2004).

Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis. Curah hujan optimal yang dikehendaki antara 2.000 –
2.500 mm per tahun dengan pembagian merata sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang optimum antara
5 – 7 jam per hari, dan suhu optimum berkisar 22º - 32ºC. Ketinggian di atas permukaan laut yang optimum
berkisar 0 – 500 meter. Kelapa sawit menghendaki tanah yang subur, gembur, memiliki solum yang tebal, tanpa
lapisan padas, datar dan drainasenya baik. Keasaman tanah (pH) sangat menentukan ketersediaan dan
keseimbangan unsur – unsur hara dalam tanah. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4 – 6,5 sedangkan pH

optimum berkisar 5 – 5,5. Permukaan air tanah dan pH sangat erat kaitannya dengan ketersediaan hara yang
dapat diserap oleh air (Risza, 1994).
Sifat fisika – kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau, rasa, kelarutan, titik cair, titik didih
(boiling point), titik pelunakan, bobot jenis, indeks bias.Warna minyak ditentukan adanya pigmen yang masih
tersisa setelah proses pemucatan, karena asam – asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna orange atau
kuning disebabkan adanya pigmen karotene yang larut dalam minyak.Bau dan rasa dalam minyak terdapat secara
alami, juga terjadi akibat adanya asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas
minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan betaionone.Titik cair minyak sawit berada dalam kisaran
suhu, karena minyak kelapa sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang
berbeda – beda(Ketaren,1986).
Minyak kelapa sawit mengandung kadar sterol yang rendah berkisar 360 – 620 ppm dengan kadar
kolesterol hanya sekitar 10 ppm saja atau sebesar 0,001% dalam CPO. Bahkan dari hasil penelitian dinyatakan
bahwa kandungan kolesterol dalam satu butir telur setara dengan kandungan kolesterol dalam 29 liter minyak
sawit. Sehingga minyak sawit yang diolah menjadi minyak goreng dapat dikatakan minyak goreng nonkolesterol.
Minyak kelapa sawit mengandung asam linoleat dan linolenat yang rendah sehingga minyak goreng hasil olahan
minyak kelapa sawit memiliki kemantapan kalor (heat stability) yang tinggi dan tidak mudah teroksidasi. Oleh
karena itu, minyak sawit sebagai minyak goreng bersifat lebih awet dan makanan yang digoreng dengan
menggunakan minyak sawit tidak cepat tengik (Fauzi,2004).
Komposisi Asam Lemak pada Minyak Kelapa Sawit (Ketaren, 1986) :
Asam lemak Minyak kelapa sawit (persen)

Asam miristat 1,1 – 2,5
Asam palmitat 40 – 46
Asam stearat 3,6 – 4,7
Asam oleat 39 – 45
Asam linoleat 7 – 11
Kandungan minor minyak sawit berjumlah kurang lebih 1% antara lain karoten, tokoferol, sterol, alkohol,
triterpen, fosfolipida. Kandungan minor tersebut menjadikan minyak sawit dapat digunakan sebagai bahan baku
industri farmasi. Diantara kandungan minor yang sangat berguna tersebut antara lain karoten dan tokoferol.
Karoten dikenal juga sebagai pigmen warna jingga. Kandungannya mencapai 0,005 – 0,18%. Karoten bermanfaat
sebagai obat kanker paru – paru dan payudara, karoten juga sebagai sumber provitamin A. Tokoferol dikenal
sebagai antioksidan alam dan juga sebagai sumber vitamin E. kandungan tokoferol dalam CPO berkisar 600 –
1.000 ppm (Fauzi, 2004).

Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu tanaman primadona perdagangan ekspor Indonesia
pada sub-sektor perkebunan dan merupakan salah satu industri pertanian yang strategis. Prospeknya
ditunjukkan oleh peningkatan produksi yang sejalan dengan tingkat permintaannya.Kelapa sawit juga
merupakan salah satu dari sedikit komoditas agribisnis Indonesia yang memiliki daya saing di pasar
internasional.Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu tanaman yang berperan besar dalam
pendapatan devisa negara Indonesia. Selain berperan besar dalam pendapatan devisa negara, kelapa
sawit juga memiliki beberapa manfaat lainnya yaitu :


DAFTAR PUSTAKA :





http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26031/4/Chapter%20II.pdf
http://222.124.28.164/ojs336/index.php/mapeta/article/download/216/175
http://fateta.ipb.ac.id/~tin/images/stories/jurnal/TESIS,%20POSTER%20PENELITIAN/DINI
%20BAYU%20ARTI%20F351050021/ISI%20TESIS%20DINI.pdf