TUGAS MANAJEMEN BISNIS LEVERAGED BUYOUT

TUGAS MANAJEMEN BISNIS
LEVERAGED BUYOUT (AKUISISI)
AKUISIS (PENGAMBILALIHAN) SAHAM PERUSAHAAN
PT AGRANET MULTICITRA SIBERKOM OLEH PT TRANS MEDIA CORPORA

Dosen Pengampu

: Ir. Musthofa Lutfi MP

NAMA

: Mutiara K

NIM

: 125100201111033

KELAS

: TEP B


JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013

AKUISIS (PENGAMBILALIHAN) SAHAM PERUSAHAAN
PT AGRANET MULTICITRA SIBERKOM OLEH PT TRANS MEDIA CORPORA
Tingginya tingkat persaingan yang ada di Indonesia mengakibatkan semakin banyak
perusahaan yang melakukan kerjasama dengan perusahaan lainnya. Hal ini tidak dapat dihindari
karena cara ini merupakan salah satu yang dilakukan untuk mengatasi kerugian antar perusahaan
atau bentuk pengembangan suatu perusahaan. Bentuk kerjasama yang dapat ditempuh adalah
melalui penggabungan usaha antara dua atau lebih perusahaan baik yang sejenis maupun yang
tidak sejenis. Penggabungan usaha (akuisisi) dapat dilakukan dengan berbagai cara yang
didasarkan pada pertimbangan hukum, perpajakan, atau alasan lainnya. Di Indonesia didorong
oleh semakin besarnya pasar modal, transaksi merger dan akuisisi semakin banyak dikakukan.
Salah satu contoh akuisisi yang pernah terjadi adalahpengambil alihan/akuisisi

saham


perusahaan PT Agranet Multicitra Siberkom oleh PT Trans Media Corpora.
PT. Agranet Multicitra Siberkom (AMS) adalah perusahaan penyedia jasa professional
internet yang memberikan solusi pengembangan situs web, situs e-commerce, internet serta
aplikasi web lainnya. Berdasarkan Akta No. 46 PT. Agranet Multicitra Siberkom resmi didirikan
pada tanggal 13 Oktober 1995. AMS didirikan oleh Budiono Darsono (eks wartawan DeTik),
Yayan Sopyan (eks wartawan DeTik), Abdul Rahman (mantan wartawan Tempo), dan Didi
Nugrahadi. AMS merupakan salah satu pelopor media online di Indonesia dengan situs resmi
www.detik.com.
Situs detik.com ini dirintis dengan investasi awal 100 juta rupiah sejak periode 1998.
Situs ini menjadi situs web terpopuler di Indonesia dengan adalannya “Breaking News” pada
tahun 1999, dan pada awal tahun 2000 AMS mendapat pendanaan dari sejumlah investor asing
yang dikoordinasikan oleh Techpacific.com (lembaga keuangan berbasis di Hongkong dengan
spesialisasi membantu perusahaan teknologi di kawasan asia) dimana 15% saham kepemilikan
dari Agrakom dibeli oleh Techpacific senilai US$2.5 Juta (Venture capital). Data yang dapat
memungkinkan Detik.com berekspansi dengan cepat dalam mengembangkan isi dari Detik.com
(www.detik.com). Pada tanggal 9 Februari 2000, PT. Agranet Multicitra Siberkom meluncurkan
Detik.com sebagai portal umum. Peluncuran Detik.com sebagai salah satu situs di Indonesia
adalah langkah awal dari pengembangan AMS,. Pada saat itu Detik.com adalah sebuah situs

yang menawarkan tampilan berita aktual yang di update setiap waktu. Situs Detik.com menjadi

media online terbesar dengan lebih dari 200 jurnalis yang tersebar di seluruh wilayah indonesia
Setelah peluncuran Detik.com yang diterima baik oleh masyarakat, AMS terus
meningkatan kualitas dari situs Detik.com dengan menambahkan aneka fasilitas baru seperti
email gratis berbasis web, forum, chatting, direktori, serta portal yang dilengkapi kanal (channel)
khusus seperti perempuan, wisata, karir, horoskop, buku, hiburan dan internet. Selain
menambahkan aneka fasilitas baru, AMS juga bekerjasama dengan beberapa perusahaan yang
bergerak dibidang E-commerce seperti Telkom, Sanur Online, dan Zyrex. Dengan penambahan
aneka fasilitas dan kerjasama dengan perusahaan e-commerce, www.detik.com mampu
meningkatkan jumlah penggunanya. Diketahui bahwa pada tahun 2008 pendapatan AMS
mencapai rp 120 miliar dengan keuntungan bersih perusahaan mencapai 20 miliar.
Dengan kemajuan perkembangan dari AMS menimbulkan banyak perusahaan yang
menanamkan sahamnya atau bahkan ingin mengakuisisinya seperti PT Trans Media Corpora
(Trans Corp). Sejak tahun 2009 ternyata Chairul Tanjung sebagai pemimpin dari CT Corp
diketahui telah mengincar saham portal berita online detik.com. Keinginan Chairul Tanjung
mengakuisisi AMS semakin berkembang setelah dua pemilik saham minoritas di detik.com
yakni Tiger Investment dan Mitsui & Co berniat ingin melepas sahamnya untuk ekspansi bisnis.
Pada saat itu Tiger Investment kepemilikan saham pada detik.com sebesar 39% dan Mitsui & Co
memiliki saham sebesar 2%. Namun negoisasi mengenai harga pembelian detik.com yang
disebut-sebut mencapai ratusan miliar belum mencapai titik temu. Meski demikian negosiasi
antara CT Corp masih berlanjut dan akhirnya pada tanggal 3 Agustus 2011 PT Trans Media

Corpora (Trans Corp) mengakuisisi PT. Agranet Multicitra Siberkom (AMS). Mulai pada tanggal
itulah secara resmi situs www.detik.com berada di bawah PT Trans Media Corpora. PT Trans
Media Corpora membeli saham AMS secara total yaitu 100 persen dengan nilai US$60 juta atau
Rp 521-540 miliar.

Dengan pembelian 100 persen saham AMS oleh Trans Corp berarti

menyatakan bahwa Trans Corp merupakan pemegang saham tunggal dari saham AMS.
PT Trans Corporation (Trans Corp) yang sebelumnya bernama PT Para Inti Investindo
adalah unit usaha CT Corp di bidang media, gaya hidup, dan hiburan. Pada awalnya, Trans Corp
didirikan sebagai penghubung antara stasiun televisi Trans TV dengan stasiun televisi yang baru

saja diambil alih 49% kepemilikan sahamnya oleh CT Corp dari Kelompok Kompas Gramedia,
Trans7 (dulunya TV7). Trans Corp merupakan salah satu dari tiga induk perusahaan CT Corp
selain Mega Corp (Induk perusahaan CT Corp yang menangani sektor perbankan, asuransi,
pembiayaan, dan pasar modalan) dan CT Global Resources (Induk perusahaan CT Corp yang
menangani bisnis perkebunan.
Alasan-alasan Trans Corp membei 100 persen saham yang tercantum dalam Pendapat
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor A12911 tentang Pengambilalihan (Akuisisi) Saham
Perusahaan PT Agranet Multicitra Siberkom Oleh PT Trans Media Corpora adalah sebagai

berikut:
1. TMC sebagai salah satu pemain industri penyiaran terbesar di Indonesia mempunyai
keinginan untuk mengembangkan usaha ke sektor industri media di luar penyiaran televise
2. Untuk melakukan perluasan usaha ke sektor industri media diluar penyiaran televisi, TMC
melihat prospek bagus yang dimiliki oleh Detik.com sebagai media online terbesar di
Indonesia
3. Detik.com memiliki 15 kanal berita yang cukup lengkap sehingga TMC melihat potensi
untuk dikembangkan karena TMC sebagai perusahaan pembuat konten seperti streming
TV, Interactive TV dan Online commerce
4. Menciptakan persaingan yang kompetitif di industri media online
5. AMS melihat TMC sebagai calon pembeli saham yang paling serius untuk mengambilalih
saham sekaligus memberikan investasi keuangan untuk meningkatkan modal usaha AMS
6. Meningkatkan kapabilitas sales dan marketing
7. Mengurangi biaya content
8. Ekspansi ke platform baru yaitu streaming TV, interactive TV, online commerce

Dengan adanya akuisisi ini, diharapkan PT Trans Media Corpora, sebagai salah satu
perusahaan besar yang bergerak di bidang media dapat meningkatkan potensi dari detik.com.
Budiono Darsono menyatakan bahwa Detik.com dapat tumbuh apabila dibeli oleh CT Corp.


ANALISIS
Berdasarkan bentuk dasar akuisisi, akuisisi yang dilakukan oleh PT Trans Media Corpora
tersebut termasuk ke dalam akuisisi saham karena PT Trans Media Corpora mengakuisisi dengan
cara membeli 100 persen saham PT. Agranet Multicitra Siberkom. Jika dilihat dari keterkaitan
operasinya, akuisisi ini termasuk kedalam akuisisi horizontal yaitu pengakuisisian sebuah
perusahaan yang bersaing dalam bidang/ industry yang sama dengan pesaing. Dimana kedua
perusahaan tersebut sama-sama bergerak dalam bidang media dan pendapatan keduanya berasal
dari pendapatan iklan.
Pengakuisisian AMS oleh Trans Corp ini dilakukan dengan alasan bahwa adanya
keinginan Trans Corp yang ingin mengembangkan usaha ke sektor industri media diluar
penyiaran televisi. Trans Corp melihat potensi Detik.com yang memiliki prospek bagus sebagai
media online terbesar di Indonesia. Meskipun Trans Corp dan AMS bergerak di bidang media,
namun berdasarkan kegiatan usaha, TMC dan AMS memiliki perbedaan yaitu:
a. TMC bergerak di industri penyiaran dan AMS bergerak di bidang media online;
b. Harga iklan yang ditawarkan antara industri penyiaran dan industri media online berbeda;
c. Karakteristik kegiatan usaha TMC dan AMS sangat berbeda, dilihat dari kualitas berita
yang diperoleh oleh konsumen, dimana di industri media online, kecepatan berita sangat
mempengaruhi mutu dari pelaku usaha media online.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa industri penyiaran dan industri media online tidak
substitusi, namun komplementer. Hal ini didukung oleh keterangan dari perusahaan pengiklan

yang menyatakan bahwa media online adalah salah satu media untuk beriklan namun bukan
substitusi dari industri penyiaran. Selain itu, industri media online sangat kompetitif, dimana
persaingan bukan hanya bersifat domestik namun international. Hal ini didukung fakta bahwa
media online dapat dibuka di seluruh dunia. Dengan adanya akuisisi ini, diharapkan dapat
menciptakan efisiensi dan meningkatkan persaingan di industri media online.
Dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa akuisisi yang dilakukan oleh PT Trans Media
Corpora terhadap PT. Agranet Multicitra Siberkom tidak diduga akan menimbulkan monopoli

atau persaingan usaha tidak sehat yang diakibatkan oleh pengambilalihan saham tersebut. Hal ini
dapat dilihat pada beberapa alasan berikut ini:
a. Bahwa TMC dan AMS tidak memiliki kegiatan usaha yang sama;
b. Bahwa industri penyiaran dan industri media online adalah industri yang komplementer
c. dilihat dari sudut perusahaan pengiklan;
d. Bahwa terciptanya efisiensi dan inovasi yang diakibatkan proses pengambilalihan saham
AMS oleh TMC.
e. Bahwa pendapat komisi hanya terbatas pada proses Pengambilalihan Saham AMS oleh
TMC. Jika di kemudian hari terdapat perilaku anti persaingan yang dilakukan baik para
pihak maupun anak perusahaannya, maka perilaku tersebut tidak dikecualikan dari
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan atau
Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Pernyataan diatas juga didukung oleh pendapat komisi yang tercantum dalam Pendapat Komisi
Pengawas Persaingan Usaha Nomor A12911 yang menyatakan bahwa tidak ada dugaan praktik
monopoli atau persaingan usaha tidak sehat yang diakibatkan pengambilalihan saham PT
Agranet Multicitra Siberkom oleh PT Trans Media Corpora