Handout MANAJEMEN KOPERASI jilid 1

MODUL MANAJEMEN KOPERASI

I. BEBERAPA PENGERTIAN DASAR PENDAHULUAN KOPERASI SEBAGAI EKONOMI RAKYAT

  Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian  Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis ekonomi, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi.

  Ekonomi rakyat umumnya berbasis pada sumberdaya ekonomi lokal dan tidak  bergantung pada impor, serta hasilnya mampu diekspor karena keunikannya, maka pembangunan ekonomi rakyat diyakini akan memperkuat fondasi perekonomian nasional. Perekonomian Indonesia akan memiliki fundamental yang kuat jika ekonomi rakyat telah menjadi pelaku utama yang produktif dan berdaya saing dalam perekonomian nasional. Untuk itu, pembangunan ekonomi rakyat melalui pemberdayaan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah menjadi prioritas utama pembangunan ekonomi nasional dalam jangka panjang. Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM) dalam perekonomian

   Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam perekonomian nasional, sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional pada masa mendatang. Kebijakan pembangunan koperasi yang dimulai sejak kemerdekaan, jaman orde lama,

   orde baru sampai dengan orde reformasi dewasa ini banyak mengalami pasang surut dan cenderung diserahkan kepada mekanisme ekonomi pasar. Ternyata sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) termasuk Koperasi sebagai kelembagaan

   ekonomi kelompok ini mampu bertahan sebagai tulang punggung penyelamat ekonomi nasional, sementara kelompok Usaha besar banyak yang ambruk dengan menimbulkan masalah serius berupa hutang yang cukup besar telah berdampak pada krisis multi dimensi yang pemulihannya membutuhkan biaya sosial yang amat tinggi.

  Koperasi dan UKM mempunyai peranan amat strategis dalam perekonomian nasional, Menurut data BPS, 2004, keberadaan KUKM telah mampu menyerap lebih kurang 41,36 juta atau sekitar 99,85% lapangan kerja nasional. Selain itu, mampu memberikan kontribusi sekitar 54,74% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), 19% terhadap total ekspor dan 2-4% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Jadi disini cukup jelas betapa pentingnya peranan KUKM terhadap perekonomian nasional

  Sampai dengan tahun 2004, kelembagaan koperasi secara nasional berjumlah 130.730 unit yang terdiri dari 93.402 koperasi aktif dan 37.328 koperasi tidak aktif. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya 2003, kelembagaan koperasi mengalami perkembangan yang cukup signifikan dengan laju perkembangan rata-rata sebanyak 7.549 unit atau 6,13 persen.

  Tabel 1. Jumlah Koperasi Aktif dan Tidak Aktif tahun 2003-2004 (dalam unit)

  Status Koperasi Tahun 2003 Tahun 2004

  1. Koperasi aktif 93.800 93.402

  2. Koperasi tidak aktif 29.381 37.328

  3. Total koperasi 123.181 130.730

  • 4. KSP/USP 36.376

  Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM, 2005

  ”… Saat ini masih ada 37 juta rakyat kita yang miskin, koperasi diharapkan untuk berperan mengatasinya,” papar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato hari koperasi nasional di Bandung, 12 Juli 2005 silam.

  Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden RI dalam Pidato pada Hari Koperasi pertama tanggal 12 Juli 1951 menyatakan bahwa Koperasi mempunyai beberapa tugas dalam meningkatkan kemakmuran masyarakat dilihat dari tempat, waktu, dan keadaan, yaitu : “(1) memperbanyak produksi, terutama produksi barang makanan dan barang kerajinan dan pertukangan yang diperlukan sehari-hari oleh rakyat kita dalam rumah tangga; (2) memperbaiki kualitas barang yang dihasilkan rakyat; (3) memperbaiki distribusi, pembagian barang kepada rakyat; (4) memperbaiki harga, yang menguntungkan bagi masyarakat; (5) menyingkirkan penghisapan dari lintah darat; (6) mempekuat pemaduan kapital; (7) memelihara lumbung simapanan padi atau mendorong supaya tiap-tiap desa menghidupkan kembali lumbung desa” (Mohammad Hatta, 1951: 11-12). “Makmur koperasinya, makmurlah hidup mereka bersama, rusak koperasinya, rusaklah

  hidup mereka bersama “ (Bung Hatta, 12 Juli 1951) PENGERTIAN KOPERASI DAN PERKOPERASIAN APA ITU MANAJEMEN KOPERASI ?

  Sebelum menguraikan apa itu manajemen koperasi, adalah penting bagi para pembaca untuk memahami terlebih dahulu pengertian koperasi dan manajemen serta sejarah perkembangan ilmu manajemen secara umum. Dengan memahami pengertian koperasi , manajemen dan sejarah manajemen para pembaca diharapkan memiliki pemahaman yang baik terhadap palsafah koperasi dan manajemen baik sebagai ilmu maupun manajemen sebagai seni sehingga pada gilirannya akan lebih mudah untuk memahami konsepsi manajemen koperasi.

  Apa Itu Koperasi?

  Mencari definisi koperasi yang sesuai dengan konsep manajmemen koperasi dan definisi tersebut dapat diterima secara logis adalah penting karena terdapat puluhan definisi koperasi. Di berbagai negara, konsep pemahaman koperasi akan berubah tergantung dari sudut mana kita memandang. Dengan definisi yang sesuai, kita akan mampu menentukan karakteristik koperasi yang berlaku secara universal (umum). Berikut ini adalah beberapa definisi dan pengertian koperasi yang dapat memperkuat landasan bagi manajemen koperasi.

  Istilah Koperasi, di mana kata tersebut berasal dari Bahasa Inggris, Cooperation ( atau

  copetative) berarti Kerjasama, yakni kata co yang berarti bersama-sama dan operation yang berarti bekerja.

  • Koperasi bukan hanya berarti kerjasama, tetapi sudah merupakan Lembaga Ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan perekonomian suatu Negara.

  Dari bahasa Belanda adalah Cooperatik.

  • Dasar tahun 1945 pasal 33 ayat 1 berbunyi ; “Perekonomian disusun berdasarkan usaha

  Koperasi adalah salah satu bangun usaha yang secara legal ada dalam Undang-Undang

  bersama berdasar asas kekeluargaan”. (sebelum diamandemen, dalam penjelasannya bangun usaha yang sesuai adalah Koperasi). Koperasi sering disebut sebagai organisasi yang ‘demokrasi’ dan ‘partisipatif’.

  • Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden RI dalam pidato Hari Koperasi pertama

  tanggal 12 Juli 1951 bahwa koperasi mempunyai tugas dalam meningkatkan kemakmuran dilihat dari tempat, waktu, dan keadaan, yaitu :“(1) Memperbanyak produksi, terutama produksi barang makanan dan barang kerajinan dan pertukaran yang diperlukan sehari-hari oleh rakyat kita dalam rumah tangganya; (2) Memperbaiki kualitas barang yang dihasilkan rakyat; (3) Memperbaiki distribusi, pembagian barang kepada rakyat; (4) Memperbaiki harga, yang menguntungkan bagi masyarakat; (5) Menyingkirkan penghisapan dari lintah darat; (6) Memperkuat pemanduan kapital; (7) Memelihara lumbung simpanan padi atau mendorong supaya tiap-tiap desa menghidupkan kembali lumbung desa” (Mohammad Hatta, 1951: 11-12).

  • Konvensi PBB dan Sidang ILO tahun 2002, Pembangunan koperasi harus secara jelas

  memberikan kontribusi dalam pembangunan ekonomi, yaitu berupa : Membantu meningkatkan produksi, antara lain pangan dan menjaga stabilitas

  • harganya.

  Mendorong pengembangan inovasi dan persaingan pasar. Mendorong peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat.

  • memperkuat kesempatan kerja. Merubah taraf hidup masyara

  1. Menurut UU No. 25 tahun 1992, koperasi Indonesia didefiniskan sebagai ” badan

  

usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus

sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.

  Pengertian ini disusun tidak hanya berdasar pada konsep koperasi sebagai organisasi ekonomi dan sosial tetapi secara lengkap telah mencerminkan norma- norma dan kaidah-kaidah yang berlaku bagi bangsa Indonesia. Norma dan kaidah tersebut dalam UU tersebut lebih tegas dijabarkan dalam fungsi dan peran koperasi Indonesi sebagai:  Alat untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

   Alat untuk mempertinggi kehidupan manusia dan masyarakat.  Alat untuk memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional, dan  Alat untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

2. Menurut International Cooperative Alliance (ICA) koperasi didefinisikan ”

  coperative is an autonomous association of persons united voluntarily to meet their common aconomic, social, and cultural needs and aspiration through a jointly-owned and democratically-controlled enterprise yang artinya bahwa

  koperasi adalah assosiasi yang bersifat otonom debgan keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela untuk meningkatkan kebutuhan ekonomi, social dan budaya melalui usaha bersama saling membantu dan mengontrol usahanya secara demokratis. Menurut devinisi ini ada beberapa prinsip koperasi yang dominant seperti assosiasi otonom, keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, prinsip control secara demokratik dan partisipasi anggota secara ekonomi.

  3. Menurut International Labour Organiation ( ILO ), melalui rekomendasi No. 127, koperasi didefinisikan sebagai perkumpulan orang, yang bergabung secara sukarela untuk mewujudkan tujuan bersama, melalui pembentukan suatu organisasi yang diawasi secrara demokratis, dengan memberi kontribusi yang sama sebanyak jumlah yang diperlukan, turut serta menanggung risiko yang layak, untuk memperoleh kemanfaatan dari kegiatan usaha, dimana para anggota berperan serta secara aktif.

  4. Definisi koperasi menurut Roy, Paul dalam Ramudi Arifin 2003, “a cooperative is

  defined as a business voluntary organized, operating at cost, which is owned capitalized by members patrons as user, sharing risk and benefits, proportional to their participation”.

5. Muenkner, Hanel dan Muller pada tahun 19976 koperasi sebagai sistem sosio-

  ekonomi memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. adanya sekelompok orang yang menjalin hubungan antar sesamanyaatas dasar sekurang-kurangnya satu kebutuhan atau kepentingan yang sama (

  cooperative group).

  2. adanya dorongan dan motivasi untuk mengorganisasikan diri dalam kelompok guna memenuhi kebutuhan ekonomi melalui usaha bersama atas dasar swadaya dan saling tolong menolong (self help). 3. adanya perusahaan yang didirikan dan dikelola secara bersama-sama

  (cooperative entreprises) 4. tugas perusahaan tersebut adalah memberikan pelayanan kepada anggotanya dengan jalan menawarkan barang atau jasa yang dibutuhkan anggota dalam kegiatan ekonominya ( member promotion ).

  Organisasi Koperasi Sebagai Sistem Sosio Organisasi Koperasi Sebagai Sistem Sosio Ekonomi PERUSAHAAN/ RT ANGGOTA Ekonomi KELOMPOK KOPERASI ANGGOTA Perusahaan Koperasi PASAR

NON ANGGOTA

  Pesaing Koperasi

  Jadi, untuk keperluan mamajemen koperasi, pengerian organisasi koperasi yang telah diuraikan diatas dapat disarikan bahwa koperasi adalah organisasi bisnis yang para pemilik atau anggotanya juga adalah pelanggan utama perusahaan tersebut (kriteria identitas). Kriteria identitas ganda anggota suatu koperasi merupakan dalil atau prinsip yang membedakan baik usaha koperasi dengan usaha perusahaan kapitalistik maupun usaha koperasi dengan perusahaan nir laba yang memberikan pelayanan umum serti yayasan dan sejenisnya. Identitas ganda anggota juga secara cepat dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan sekaligus megelompokkan jenis kopersi seperti dijelaskan sebagai berikut: a. Jika para pemilik dan para pelanngan adalah para pembeli pelayanan dari organisasinya adalah individu yang sama, maka organisasi tersebut dapat dikgolongkan kedalam koperasi pembelian (purchasing cooperative).

  b. Koperasi pemasaran (marketing cooperative) adalah koperasi yang para anggotanya menjual produk dari hasil usaha mereka masing- masing kepada koperasi.

  c. Jika produk yang dibeli dari perusahaan adalah barang konsumsi akhir dan para pelanggannya adalah orang-orang yang sama sebagai pemilik perusahaan, maka organisasi tersebut dapat digolongkan sebagai koperasi konsumen (consumer cooperative).

  d. Koperai produksi (productive cooperative) didefinisikan sebagai suatu perusahaan yang dimiliki oleh para pekerjanya. Anggota dari koperasi ini adalah para pekerja yang secara bersama-sama memproduksi produk tertentu di koperasinya, kemudian produk tersebut dijual ke pasaran umum atau untuk memenuhi pesanan para pelanggan.

TUJUAN, FUNGSI DAN PERAN KOPERASI DI INDONESIA

  • Tujuannya : dituangkan dalam pasal 3 (UU Perkoperasian No. 25 tahun 1992),

  yaitu : “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”.

  • Fungsi dan peran koperasi Indonesia, (pasal 4 ,UU Perkoperasian Nomor 25 Tahun 1992)

  1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial;

  2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat;

  3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya;

  4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi;

  5. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial;

  6. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat;

  7. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya;

  8. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi;

1.2. Bentuk dan Struktur Koperasi

  Kajian ilmiah mengenai bentuk dan struktur koperasi secara komprehensip salah satunya telah dilakukan oleh Dulfer dalam Prasetyo Budisaksono, 19988. Untuk mempelajari bentuk dan tipe koperasi dapat dilakukan dari berbagai dimensi diantaranya, yaitu: A. Dimensi struktur dasar ekonomi anggota yang membentuk koperasi maka terdapat 3 tipe koperasi, yaitu:

  1 Koperasi kombinasi operasional, yaitu koperasasi yang struktur dasar ekonomi anggotanya sebagai rumah tangga produsen. Di Indonesia koperasi yang termasuk kedalam jenis ini meliputi KUD, Kopti, Kopinkra, Koperasi peternakan, koperasi pertanian, koperasi taksi dsb.

  2 Koperasi kombinasi ekonomi pasar, yaitu koperasi yang struktur dasar ekonomi anggotanya merupakan rumah tangga konsumen. Koperasi karyawan, koperasi pegawai, KSP, koperasi konsumen adalah tergmasuk dalam koperasi jenis ini.

  3 Koperasi kombinasi karya, adalah koperasi yang struktur dasar ekonomi anggotanya adalah rumah tangga yang menawarkan faktor produksi keahlian dan tenaga kerja kepada perusahaan koperasinya untuk menghasilkan barang dan jasa dan perusahaan koperasi akan memberikan gaji atau upah. Koperasi Jasa Konsultan seperti KJA, koperasi pondok pesantren ( Kopontren) adalah contoh dari koperasi jenis ini. Dari struktur dasar ekonomi anggota pada ketiga jenis koperasi tersebut, akan menentukan derajat kompleksitas penerapan manajmen koperasi yang dicerminkan dari kebutuhan ekonomi anggota, fungsi pelayanan unit usaha yang harus diselenggarakan oleh koperasi, pelaksanaan promosi anggota dan sistem komunikasi antara anggota dengan perusahaan koperasinya. Dalam beberapa hal, koperasi kombinasi karya cenderung memilik derajat konflik antara anggota dengan manajemen koperasi yang tinggi, karenanya fakta empirik menunjukkan bahwa jenis koperasi ini cenderung sulit untuk berkembang.

  B. Intensitas dan Interaksi antara konomi anggota dengan perusahaan koperasi Jika dilihat dari intensitas dan derajat keeratan hubungan antara ekonomi anggota dengan perusahaan koperasinya, Dulfer lebih lanjut membedakan juga kedalam 3 jenis koperasi, yaitu:

  1. Koperasi tradisional atau koperasi tipe pelaksana (executively operating

  cooperative), adalah koperasi yang ekonomi anggotanya menyatakan secara

  eksplisit tentang berbagai kebutuhan layanan dari perusahaan koperasinya dan perusahaan koperasi meresponnya dengan memberikan layanan secara tepat. Perusahaan koperasi hanya melayani anggota, karenanya loyalitas dan intensitas hubungan antara anggota dengan perusahaan koperasi sangat baik. Contoh praktik yang baik koperasi tradisional adalah koperasi Rohdale ( Ingris ), Kredit Union ( USA ), Koperasi Kredit dan Koperasi Setia Bakti Wanita( Indonesia ).

  2. Koperasi Tipe Pedagang atau koperasi merkhantil ( market linkage

  cooperative ), adalah koperasi yang membrikan pelayanan kepada

  anggotanya bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang memberikan pelayanan sejenis di pasar. Dengan pertimbangan sekala usaha dan efisiensi usaha, koperasi juga melayani bukan anggota. Loyalitas dan interaksi hubungan antara ekonomi anggota dengan perusahaan koperasi seringkali lemah karena anggota dapat memperoleh pelayanan serupa dari perusahaan lain pesaing koperasi. Banyak pakar menyebutkan, tingkat kegagalan koperasi ini cukup tinggi dan cenderung dikuasai oleh kelompok vested interest ( Gupta dan Gaikuad, 1984 ).

  3. Koperasi Tipe terpadu ( integrated cooperative ), adalah koperasi yang dalam melakukan perencanaan kegiatannya tidak hanya pada tingkat perusahaan koperasi melainkan juga diintegrasikan dengan kegiatan ekonomi anggotanya. Koperasi jenis ini berorientasi pada peningkatan pendapatan bersih anggota melalui peningkatan produktivitas anggota, peningkatan nilai tambah dan pemanfaatan produk sampingan yang dicirikan dengan cakupan wilayah kerja yang luas. Praktik-praktik terbaik koperasi jenis ini dicontohkan oleh Amul Dairy Cooperative dan Maharastra Suger cane Cooperative ( India ), koperasi-koperasi pertanian di Jepang, termasuk Kopersi peternakan dan KUD di Indonesia juga termasuk kedalam model koperasi terpadu.

1.3. Apa itu Manajemen ?

  Pemahaman konsep manajemen tidak dapat dipisahkan dari pemahaman konsep organisasi. Dalam konsep yang sederhana organisasi adalah tempat orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi sasaran atau tjuan merupakan elemen yang mendasar dalam organisasi apapun. Organisasi juga harus memiliki dan mengalokasikan sumber daya (manusia, modal, fisik, uang) untuk mencapai sasaran. Bagaimana organisasi mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuannya adalah masalah pokok manajemen.

  Berikut ini adalah beberapa pengertian atau definisi manajemen dari beberapa sumber:

  1. Stoner dan kawan-kawan (1996) mendefinisikan manajemen adalah kebiasaan yang dilakukan secara sadar dan terus menerus dalam membentuk dan menjalankan organisasi. Semua organisasi mempunyai orang yang bertanggung jawab terhadap oreganisasi untuk mencapai sasarannya, orang tersebut adalah manajer.

  2. Memperkuat pendapat Stoner, Gibson dan kawan-kawan (1996) mendefinisikan manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu atau lebih individu untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas untuk mencapai hasil-hasil yang lebih baik yang tidak dapat dicapai apabila individu bertindak sendiri-sendiri. Lebih jauh Peter Drucker percaya bahwa pekerjaan manajemen adalah untuk membuat manusia lebih produktif.

  3. Petter Drucker mengkaitkannya pentingnya manajemen dalam kaitannya dengan persaingan global. Drucker menyatakan ” Manajemen, kecakapan, integritas, dan kinerja akan menentukan negara-negara di dunia mencapai keunggulannya dalam dekade yang akan datang.

  4. Definisi manajemen yang mengarah kepada fungsi dan proses manajemen dikemukakan oleh Andrew F. Sikula dalam Malayu Hasibuan (2005) ”

  Management in general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating and decision making activities performed by any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring and efficient creation of some product or services.”

  5. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Harold dan Cyril O. Donnel mengungkapkan bahwa manajemen adalah usaha mencapai tujuan tertentu suatu organisasi melalui kegiatan orang lain yang dilakukan oleh manajer melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan pengendalian. Dari berbagai definisi manajemen diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen selalu berhubungan dengan institusi dan fungsi sebuah organisasi. Manajemen sebagai suatu fungsi dan proses menyangkut sejumlah tugas-tugas yang kompleks di dalam kerangka menjamin tercapainya suatu tujuan. Sedangkan manajemen sebagai suatu institusi menggambarkan sejumlah orang-orang untuk mengisi tugas-tugas yang diatur oleh organisasi tersebut.

1.4. Jadi Apa Itu Manajemen Koperasi ?

  Setelah memahami pengertian koperasi sebagai organisasi usaha yang berwatak sosial dan konsepsi manajemen secara umum maka kita sudah dapat menjawab pertanyaan apa itu manajemen koperasi? Manajemen koperasi pada hakekatnya adalah penerapan ilmu manajemen di koperasi dimana orang-orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian sumber daya yang dimiliki oleh koperasi untuk mencapai tujuan koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan berdasarkan nilai dan prinsip-prinsip koperasi.

  Pengertian yang sejalan dengan definisi diatas pernah disampaikan oleh Peter Davis (1999) yaitu suatu proses manajemen yang diselenggarakan oleh orang-orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola koperasi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi serta kekayaannya untuk mencapai tujuannya. Manajemen koperasi adalah kegiatan profesional yang dilakukan oleh orang-orang yang bertanggung jawab. dengan mengerahkan segala kemampuan kepemimpinannya dan memilih kebijakan untuk mengembangkan koperasi mencapai tujuan-tujuannya berdasarkan nilai dan prinsip-prinsip koperasi.

  Apa Itu Nilai-Nilai Koperasi?

  Nilai-nilai koperasi adalah standar moralitas dan etika yang disepakati berdasarkan tradisi para pendirinya yang dijadikan landasan ideologi koperasi dalam mencapai cita-citanya. Nilai-nilai koperasi yang dimaksud meliputi: menolong diri sendiri, tanggung jawab pribadi, demokrasi, persamaan, keadilan, kesetia kawanan, kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial, serta kepedulian kepada orang lain. Inti dari norma-norma atau aturan-aturan adalah nilai Koperasi, yaitu konsep-konsep atau pengertian-pengertian yang dipahami, dihayati, dan dianggap bermanfaat serta disepakati oleh sebagian besar anggota masyarakat Koperasi untuk dijadikan pengikat di dalam berperilaku kelompok koperasi.

  Nilai-nilai koperasi itu ada dua macam :

  a. Ide-ide dasar dan etika dasar; falsafah dasar koperasi b. Prinsip dasar, yaitu pedoman instrumental bagi praktek koperasi.

  Adapun ide atau gagasan dasar Koperasi yang relatif permanen;

  1) Menolong diri sendiri dan solidaritas; menolong diri sendiri bukan dalam bentuk tindakan individual secara terpisah dari tindakan bersama, tetapi melalui kebersamaan atau joint action

  2) Demokrasi; satu orang satu suara 3) Peranan modal yang terbatas; harus selalu dihindarkan adanya dominasi modal yang mengancam hilangnya sarana keadilan dan kemanusiaan.

  4) Ekonomi; koperasi itu bukan badan sosial, atau organisasi masa/politik, tetapi organisasi ekonomi di mana dinamika perkembangannya terkait erat dengan solidaritas sosial para anggotanya. Jadi intinya efisiensi, maka manfaat ekonomi koperasi akan dirasakan oleh anggotanya.

  5) Kebebasan; prakondisi bagi inidividu untuk mengembangkan aspirasinya tanpa tekanan. 6) Keadilan; unsur sosial psikolgis yang harus selalu diperhatikan dalam koperasi.

  Etika dasaryang paling utama dan tak boleh diabaikan adalah :

  1) Kejujuran; sesuai dengan apa yang dipelajari/dimengerti, tidak ada manipulasi- manipulasi yang bisa memberi kesan lain 2) Kepedulian; nilai yang mengantarkan kepada sikap kemanusiaan, artinya selalu sadar bahwa hidup itu tidak sendirian. 3) Kemajemukan (pendekatan demokratis); kenyataan yang harus selalu disadari oleh para koperasiawan (insan Koperasi), kenyataan menunjukkan bahwa orang- orang yang menjalani nasib yang sama dalam tingkat kehidupan sosial-ekonomi memiliki latar belakang sosial yang berbeda-beda, tetapi mempunyai kesamaan kepentingan. 4) Konstruktif (percaya kepada cara-cara koperasi); merasa yakin atas keampuhan koperasi berdasarkan karakteristiknya yang sudah dipahami dengan baik. Artinya harus memiliki kepercayaan bahwa permasalahan yang mereka hadapi (skala individual, kelompok lokal, regional, dan nasional) dapat diatasi dengan cara-cara koperasi, artinya koperasi bukan hanya berbeda dengan yang lain akan tetapi juga memiliki keunggulan komparatif.

  Apa Itu Prinsip-Prinsip Koperasi?

  Prinsip-prinsip koperasi adalah penjabaran lebih operasional dari nilai-nilai koperasi yang dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksaanaan kegiatan koperasi baik kegiatan organisasi maupun kegiatan usaha koperasi. Prinsip koperasi yang dianut oleh gerakan koperasi internasional saat ini adalah prinsip yang disepakati pada kongres ICA di Mancester, Inggris pada tanggal 23 September 1995. ICA adalah gabungan gerakan koperasi internasional yang beranggotakan 700 juta orang lebih, berasal dari 70 negara, berpusat di Genewa, Swiss. Untuk wilayah Asia-Fasifik berkantor di New Delhi, India. Prinsip-prinsip koperasi yang dimaksud meliputi:

  1. Keanggotaan sukarela dan terbuka. Koperasi adalah organisasi yang keanggotaannya bersifat sukarela dan terbuka bagi setiap orang yang bersedia menggunakan jasa-jasa pelayanannya, dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan, tanpa membedakan gender (jenis kelamin), latar belakang sosial, ras, politik atau agama. Di dalam praktek, keanggotaan sukarela dan terbuka ini tentunya dapat dijabarkan dengan persyaratan-peryaratan yang mengatur hak dan kewajiban sebagai anggota koperasi yang lebih lanjut diatur dalam Anggaran Dasar Koperasi.

  2. Pengawasan oleh anggota secara demokratis. Koperasi adalah organisasi terbuka yang demokratis diawasi oleh para anggotanya, yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan. Anggota baik laki-laki maupun perempuan yang dipilih sebagai pengurus atau pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota. Dalam koperasi primer anggota memiliki hak suara yang sama (satu anggota satu suara). Pada tingkat lainnya, koperasi juga dikelola secara demokratis.

  3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Anggota menyetorkan modal mereka secara adil dan melakukan pengawasan secara demokratis. Sebagian dari modal tersebut adalah milik bersama untuk dijadikan modal perusahaan koperasi yang menjalankan fungsi ekonomi dalam memberikan pelayanan kepada anggota. Pelayanan yang disediakan oleh perusahaan koperasi ini harus dimanfaatkan sebaik- baiknya oleh anggota (partisipasi pemanfaatan pelayanan). Partisipasi pemanfaatan pelayanan ini bila koperasi efisien akan menghasilkan surplus yang di Indonesia dikenal dengan Sisa Hasil Usaha (SHU). Bila ada balas jasa terhadap modal, diberikan secara terbatas. An ggota mengalokasikan SHU untuk beberapa atau semua dari tujuan seperti di bawah ini:

  a. Mengembangkan koperasi, caranya dengan membentuk cadangan untuk menambah permodalan koperasi.

  b. Dibagikan kepada anggotanya secara proporsional dan adil berdasarkan jasa transaksi masing-masing anggota kepada koperasinya.

  c. Mendukung kegiatan lainnya yang disepakati dalam Rapat Anggota.

  4. Otonomi dan kemandirian. Koperasi adalah organisasi otonom dan mandiri yang dimodali, dikelola, diawasi dan dipergunakan oleh para anggotanya. Apabila koperasi membuat perjanjian dengan pihak lain, termasuk pemerintah, atau memperoleh modal dari luar, maka hal itu harus berdasarkan peryaratan yang tetap menjamin adanya upaya: pengambilan keputusan dan pengawasan yang demokratis oleh anggotanya dengan tetap mempertahankan otonomi koperasi.

  5. Pendidikan, pelatihan, dan informasi. Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengurus, pengawas, manajer, dan karyawannya..

  Tujuannya agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan lebih efektif bagi perkembangan koperasi. Koperasi juga wajib memberikan informasi kepada anggota dan masyarakat umum, khususnya kepada orang-orang muda dan tokoh- tokoh masyarakat mengenai hakekat dan manfaat berkoperasi.

  6. Kerjasama antar kioperasi. Dengan bekerjasama pada tingkat lokal, nasional , regional, dan internasional, maka gerakan koperasi diharapkan mampu melaayani anggotanya dengan efektif dan dapat memperkuat jaringan gerakan koperasi.

  7. Kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi melakukan kegiatan dituntut untuk mengembangkan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan ekosistem melalui kebijakan yang diputuskan oleh Rapat Anggota.

  Disamping prinsip-prinsip koperasi internasional yang telah diuraikan di atas, koperasi Indonesia secara khusus memiliki prinsip-prinsip koperasi Indonesia yang dituangkan dalam UU No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian yaitu:

  1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

  2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

  3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota

  4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

  5. Kemandirian

  6. Pendidikan perkoperasian 7. Kerjasama antar koperasi.

  Koperasi yang merupakan suatu sistem organisasi terdiri dari tiga dimensi menurut Rusidi, yaitu :

  • • Dimensi Keanggotaan dengan konsep dasar partisipasi anggota dalam Kopeasi
  • • Dimensi Kepengurusan dengan konsep dasar kepemimpinan Koperasi (cooperative

  • Dimensi Keusahaan dengan konsep dasar keterampilan manajerial (managerial
  • Peran anggota yaitu menyumbangkan ide, menyumbangkan modal, ikut mengawasi, dan memanfaatkan pelayanan anggota, dengan kemampuan anggota dalam berpartisipasi.
  • Peran pengurus yaitu mengelola organisasi Koperasi dan membina anggota serta mengawasi jalannya usaha Koperasi, dengan kemampuan pengurus dalam memimpin dan membuat kebijakan-kebijakan demi kemajuan Koperasi.
  • Peranan keusahaan yaitu melaksanakan tugas dari pengurus untuk mengelola Koperasi dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya pada anggota, dengan kemampuan untuk mengelola usaha dengan baik.
dengan pelanggannya. Status khusus anggota koperasi tersebut merupakan identitas koperasi di mana anggota memiliki identitas ganda atau prinsip identitas ganda

  (members participation)

  leadership)

  skill) Dimensi-dimensi tersebut memiliki kemampuan untuk memainkan peranannya, seperti kemampuan anggota untuk berpartisipasi, kemampuan pengurus dalam memimpin dan kemampuan pengelolaan dalam melakukan usahanya agar dapat mencapai tujuan. Masing- masing dimensi tersebut memainkan perannya dan kemampuan yang dimiliki, yaitu :

  Prinsip Identitas Ganda Anggota

  Ciri-ciri organisasi koperasi secara sosio-ekonomi membentuk struktur organisasi koperasi yang unik dan menggambarkan suatu sistem sosio-ekonomi yang melibatkan anggota, perusahaan koperasi dan pasar sedemikian rupa dan membentuk sistem koperasi. Keunikan itu terletak pada posisi anggotanya di mana anggota koperasi adalah pemilik perusahaan koperasi dan sekaligus sebagai pengguna/pelanggan bagi koperasinya (lihat Gambar 1. Sebagai perbandingan, maka pemilik perusahaan kapitalistik tidak identik

  

anggota (dual identity). Pemilik perusahaan identik dengan pelanggan perusahaan.

  Apabila identitas ganda dari anggota koperasi tersebut hilang, maka hilang pula ciri perusahaannya sebagai koperasi. Karena itu dalam koperasi berlaku prinsip-prinsip : 1) Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dari koperasi; 2) Satu anggota satu hak suara tanpa melihat besar kecilnya kontribusi modal masing- masing; 3) Manajemen koperasi bersifat terbuka (tentunya terhadap anggotanya) serta dilengkapi dengan prinsip-prinsip koperasi lainnya untuk mempertegas identitas koperasi tersebut. Kedudukan anggota sebagai pengguna barang dan jasa koperasinya bergantung kepada jenis koperasi, sebagai ilustrasi dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

  

Tabel 1. Kedudukan Anggota sebagai Pengguna dalam Berbagai Jenis Koperasi.

  Jenis Koperasi Kedudukan Anggota

  Koperasi konsumen Pelanggan/Pembeli barang & jasa konsumsi Koperasi Produsen Pembeli bahan (input) & penjual produk (output) Koperasi Produksi Pekerja Koperasi Koperasi Simpan Pinjam Penyimpan dan Peminjam

BAB 2. PENTINGNYA MANAJEMEN BAGI ORGANISASI KOPERASI Dalam sejarah perkembngan pemikiran manajemen, manajemen mulai sangat

  nyata dibutuhkan manakala adanya suatu institusi atau organisasi, dimana orang-orang yang bergabung dalam suatu organisasi dituntut harus mampu bekerjasama untuk mengelola dan mengorganisasikan sumberdaya yang dimiliki organisasi dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi yang telah disepakati. Koperasi sebgagai organisasi ekonomi modern yang berwatak sosial juga dituntut harus mampu mewujudkan tujuanny. Seperti halnya organisasi usaha lainnya seperti CV, Firma, dan Perseroan terbatas, organisasi koperasi memiliki sumber daya seperti sumber daya manusia, modal (uang dan barang-barang modal), sarana fisik, dan sumber daya informasi yang harus dikelola untuk mencapai tujuannya. Hanya saja tujuan perusahaan kapitalistik (CV, Firma dan PT) adalah berbeda dengan tujuan koperasi. Tujuan perusahaan kapitalistik lebih mengutamakan kepada mencari keuntungan yang berkelanjutan guna meningkatkan kemakmuran pemiliknya berdasarkan prinsip ekonomi semata, sedangkan koperasi meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat pada umumnya berdasarkan nilai dan prinsip-prinsip koperasi. Tercapai tidaknya tujuan koperasi dapat diukur dari indikator kesejahteraan anggota yang dapat dilihat dari manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diterima oleh anggota koperasi.

  Apa Manfaat/Keuntungan ekonomi bagi anggota?

  a. Peningkatan sekala usaha. Koperasi memberikan kesempatan pada anggota untuk menjual atau membeli barang atau jasa secara bersama-sama, sehingga biaya yang timbul menjadi lebih rendah. Biaya pembelian yang murah akan memberikan manfaat harga yang lebih murah bagi anggota. Hal ini dapat diterapkan pada koperasi sekolah dalam pengadaan buku-buku pelajaran, Alat Tulis, Sepatu, pakaian seragam dan keperluan siswa lainnya.

  b. Pemasaran. Koperasi dapat menampung hasil produksi anggota dan menjualnya ke pasar. Dengan menjual secara bersama-sama melalui koperasi, maka biaya pemasaran yang harus dikeluarkan oleh masing-masing anggota menjadi lebih rendah, dibandingkan dengan menjual secara sendiri-sendiri. Biaya pemasaran yang rendah berarti penghematan bagi anggota yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan bersih anggota. Kegiatan pemasaran ini sangat cocok dan dibutuhkan bagi para petani anggota Koperasi Unit Desa (KUD), peternak anggota koperasi peternakan, perajin tahu dan tempe anggota Koperasi Tahu Tempe (Kopti), dan koperasi produsen lainnya.

  c. Pengadaan barang dan jasa. Koperasi dapat menyediakan barang dan jasa kebutuhan anggota. Dengan membeli secara bersama-sama melalui koperasi, maka memungkinkan anggota untuk mendapatkan barang dan jasa dalam jumlah dan kualitas yang baik dan harga yang lebih murah.

  d. Fasilitas kredit. Koperasi dapat memberikan kemudahan bagi anggota yang membutuhkan fasilitas kredit dalam bentuk: proses yang cepat, jaminan yang ringan, dan bunga yang rendah. Hal ini dapat dilakukan karena anggota adalah pemodal (pemilik) yang sekaligus pengguna/nasabah bagi koperasinya.

  e. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU). Sebagai anggota, pada akhir tahun akan memperoleh bagian SHU yang besarnya dihitung berdasarkan transaksi (pembelian, pemasaran, dan pengambilan kredit), dan partisipasi modal yang telah diberikan anggota kepada jkoperasi.

  Apa Manfaat/keuntungan Sosial Bagi Anggota?

  a. Keuntungan kelompok. Dengan berkoperasi, gerakan koperasi memiliki potensi untuk menekan atau mempengaruhi kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Karena gerakan koperasi mewakili kepentingan banyak orang dengan menghimpun massa yang cukup besar dalam rangka memperjuangkan pembangunan yang pro terhadap hajat hidup rakyat banyak.

  b. Pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan ketarampilan dalam berkoperasi, berorganisasi, dan bisnis sebagai kunci untuk memerangi kebodohan dan kemiskinan. c. Program sosial lainnya. Agar terpupuk Rasa kesetiakawanan antar anggota, maka koperasi dapat menyelenggarakan kegiatan asuransi, perumahan, jasa kesehatan, tunjangan hari tua, dan lain sebagainya. Tujuan koperasi yang diukur dari manfaat ekonomi dan manfaat sosial bagi anggotanya tersebut tentu saja tidak secara otomatis akan dapat diwujudkan oleh koperasi begitu saja. Koperasi membutuhkan manajemen yang profesional yang mampu menerapkan fungsi dan proses manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian terhadap sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien. Efektif berarti manajemen koperasi mampu mencapai tujuannya yaitu meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Sedangkan efisien berarti manajemen koperasi mampu melakukan penghematan-penghematan (tidak boros) dalam menjalankan fungsi pelayanannya. Disinilah peranan manajemen koperasi menjadi sangat penting.

  Jika dibandingkan antara koperasi dengan perusahaan kapitalistik, sebenarnya koperasi memiliki output atau tujuan ganda yaitu tujuan perusahaan koperasi dilihat dari segi ekonomi dan tujuan koperasi dari segi sosial. Sementara perusahaan kapitalistik lebih menekankan tujuan perusahaan dari segi ekonomi saja. Terhadap kondisi ini para pakar manajemen koperasi menyatakan bahwa manajemen koperasi adalah manajemen yang unik atau plus karena manajemen koperasi dituntut untuk mewu8judkan dua output sekaligus secara bersamaan. Oleh karenanya untuk mengelola koperasi dibutuhkan kemampuan dan profesionalitas manajemen yang lebih yang memahami karakteristik organisasi koperasi sebagai organisasi sosial ekonomi yang memiliki nilai dan prinsip yang berbeda dengan perusahaan kapitalistik.

  Perbedaan manajemen koperasi dengan perusahaan kapitalistik dapat dilihat dari dimensi: pengguna jasa, kepemilikan, hak suara, pelaksanaan pengambilan keputusan, penentuan kebijakan, balas jasa terhadap modal, penerima keuntungan, dan penanggungan risiko yang secara rinci dapat dipelajari pada tabel berikut.

  

Dimensi Perorangan Firma, CV PT Koperasi

  Pengguna Jasa Bukan pemilik Umumnya Umumnya bukan Anggota bukan pemilik pemilik

  Pemilik usaha individu Sekutu usaha Pemegang saham Anggota Hak suara individu Para sekutu Pemegang saham Anggota biasa Pelaksanaan Tidak perlu Biasanya Menurut besarnya Satu orang satu voting menurut saham yang dimiliki suara melaluui besarnya melalui Rapat Umum Rapat Anggota (RA) modal Pemengang Saham penyertaan (RUPS)

  Penentuan Orang yang Para sekutu Direksi Pengurus kebijakan bersangkutan Balas jasa Tidak terbatas Tidak Tidak terbatas Terbatas terhadap modal terbatas Penerima Orang yang Para sekutu Pemegang saham Anggota sesuai jasa keuntungan bersangkutan secara secara proporsional partisipasi proporsional

  Penanggungan risiko pemilik Para sekutu Pemegang saham proporsional dengan jumlah saham yang dimiliki

  Anggota sejumlah modal sen diri koperasi (equity)

BAB 3. FUNGSI DAN PROSES MANAJEMEN DI KOPERASI Para pakar manajemen menyimpulkan bahwa sejak akhir abad kesembilan

  belas, biasanya manajemen didefinisikan dalam empat fungsi spesifik dari manajer, yaitu merencanakan (Planning), mengorganisasikan (Organizing), melaksanakan (actuating), dan mengendalikan (Controlling), walaupun kerangka kerja ini masih terus di teliti dan sering diperdebatkan (Stoner at al,1996 : 10). Beberapa pakar lainnya menyebutkan bahwa fungsi manajemen terdiri dari 5 P yaitu Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, Pengkoordinasian dan Pengendalian. Tetapi kondisi terkini, para pakar manajemen Amerika cenderung menganut tiga fungsi utama yaitu

  Planning, Organizing, dan Controlling dengan alasan yang dapat

  dipertanggungjawabkan bahwa Actuating atau pelaksanaan sebenarnya masuk dalam dimensi perencanaan (Gibson, at al. 1996 : 174). Dalam buku ini ini, akan dijelaskan fungsi klasik dari manajem.

  TUJUH PRINSIP MANAJEMEN KOPERASI PETER DAVIS No Prinsip manajemen pada umumnya Prinsip manajemen dalam koperasi

  1 Pluralisme Mengelola atas nama kepentingan semua “stakeholder” Pluralisme ditemukan di dalam kepentingan mereka den dengan itu mengakui dan menyadari ada kepentingan orang lain. Di dalam manajemen koperasi anggota dimasukkan sebagai pelanggan.

  2 Mutualitas Pengakuan terhadap kebutuhan untuk memperoleh keuntungan Oleh karena keuntungan atas modal bukan criteria utama bagi keanggotaan koperasi, mutualitas diantara stakeholder mudah diterima, karena balas jasa bagi seseorang tidak diperoleh atas pengorbanan orang lain

  3 Kemandirian perorangan Menghormati pribadi dan tanggung jawab Sama seperti organisasi lain pada umumnya, tetapi dalam koperasi menekankan dua hal yaitu kebutuhan organisasi itu sendiri yang harus dipertahankan dari pengendalian pihak luar dan otonomi anggota perorangan.

  4 Keadilan Sama untuk koperasi, tetapi lebih mudah dilaksanakan

Pembagian sumber yang non mengingat struktur kepemilikan mereka terhadap

eksploitatif koperasi.

  5 Keadilan alamiah Sama untuk koperasi, tetapi struktur kepemilikan

Hak untuk menjalankan prosedur koperasi dan budaya pertanggungjawaban akan lebih

yang mandiri dan peraturan yang mudah dilaksanakan. jujur(adil)