Chapter I Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri (BPM) Dalam Menerapkan 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir biasa
atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses
ini di mulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati,yang ditandai dengan
perubahan serviks secara progresif dan di akhiri dengan kelahiran plasenta
(Sulistyawati, 2010, hal.4).
Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang
telah di tentukan dalam tujuan pembangunan millennium yaitu tujuan ke 5 yaitu
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015
adalah mengurangi ¾ resiko jumlah kematian ibu (Bappenas, 2009, hal 1).
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010, sebanyak
536.000 perempuan meninggal akibat persalinan. Sebanyak 99% kematian ibu akibat
masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio
kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan nilai tertinggi dengan 450
kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio
kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara persemakmuran. Jumlah angka

kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi diantara negara-negara ASEAN
lainnya. Menurut Depkes tahun 2008 jika dibandingkan Angka Kematian Ibu
Singapura adalah 6 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Ibu Malaysia
mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup. Bahkan angka Kematian Ibu Vietnam
sama seperti Negara Malaysia, sudah mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup,
1
Universitas Sumatera Utara

2
Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000 kelahiran hidup,
sedangkan di Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut Depkes pada
tahun 2010, penyebab langsung kematian kehamilan dan persalinan terutama yaitu
perdarahan 28%. Sebab lain, yaitu eklampsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, dan
abortus 5% ( Depkes,2008).
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian
ibu pada tahun 2007 berkisar 228 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2012
angka kematian bayi berkisar 32 per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012, hal 5).
Pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu di Sumatera Utara mencapai 230
per 100.000 kelahiran hidup (waspada online.com).
Pada tahun 2000, badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO),

mulai memperkenalkan Asuhan Persalinan Normal (APN) melalui Ikatan Bidan
Indonesia (IBI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Pada tahun 2000, telah ada tim
pelatih Asuhan Persalinan Normal (APN) yang dikoordinasikan oleh Materna
Neonatal Health (MNH) yang sampai saat ini telah memberi pelatihan Asuhan
Persalinan Normal di beberapa provinsi/ kabupaten. Pelatihan Life Save Skill (LSS)
dan Asuhan Persalinan Normal tidak hanya ditujukan untuk bidan di pelayanan
tetapi juga bidan yang menjadi guru atau dosen di sekolah/akademi kebidanan.
Asuhan Persalinan Normal di perkenalkan pada tahun 2002-2003 di Sumatera Utara,
di mana fokus utama Asuhan Persalinan Normal adalah mencegah terjadinya
komplikasi yang merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi, sehingga akan mengurangi luka pada
jalan lahir yang sangat signifikan yaitu 80% dari 1000 persalinan. Pertolongan
persalinan secara Asuhan Persalinan Normal adalah dengan menerapkan asuhan

Universitas Sumatera Utara

3
persalinan yang bersih, aman, tepat waktu dan alamiah serta melakukan bounding
attachment (Depkes,2010).
Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan menjelaskan bahwa

pemerintah mempunyai target untuk menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 150
per 100 ribu kelahiran hidup. Oleh karenanya, pemerintah sangat mendukung upaya
penekanan kedua hal ini lewat program membuat persalinan sehat (MPS). Program
tersebut tengah mengupayakan program pelatihan di tangani tenaga terlatih. Untuk
itu di upayakan program pelatihan para bidan dan ibu- ibu hamil. jika bidan
kompeten di bidangnya, sedikitnya 50 persen perdarahan akibat persalinan bisa di
cegah. Pelatihan ini dengan adanya Asuhan Persalinan Normal (APN) bagi para
bidan.
Standar pelayanan/asuhan kebidanan di atas merupakan pedoman bagi bidan
di Indonesia dalam melaksanakan tugas, peran dan fungsinya sesuai

dengan

kompetensi dan kewenangan yang diberikan. Standar ini dilaksanakan oleh bidan di
setiap tingkat pelayanan kesehatan baik di rumah sakit, puskesmas maupun tatanan
pelayanan kesehatan lain di masyarakat. Standar

Asuhan Persalinan Normal

merupakan bagian dari standar pelayanan/asuhan kebidanan (Yanti, & Nurul, 2010,

hal. 118). Namun pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal ini belum diterapkan oleh
bidan secara menyeluruh.
Berdasarkan data Ikatan Bidan Indonesia (IBI) jumlah tenaga bidan di
Indonesia pada tahun 2012 sebanyak 217.049 orang. Sedangkan di Sumatera Utara,
jumlah bidan yang menjadi anggota IBI pada tahun 2008 sebanyak 7.025 orang, dan
yang telah mengikuti pelatihan Asuhan Persalinan Normal sebanyak 1269 orang
dengan rincian pada tahun 2006 sebanyak 670 orang, tahun 2007 sebanyak 369
orang, sedangkan sampai Mei 2008 tercatat sebanyak 230 orang ,dan pada tahun

Universitas Sumatera Utara

4
2012 jumlah tenaga bidan di Sumatera Utara meningkat menjadi 11.769 orang ( IBI
Sumut, 2012).
Pada tahun 2006 dilakukan penelitian mengenai analisa faktor-faktor yang
berhubungan dengan pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal oleh bidan puskesmas
di Kecamatan Banyumas. Data yang di dapat jumlah bidan di kecamatan tersebut 296
pendidikan D-I kebidanan dan 30 orang dengan lulusan pendidikan D-III Kebidanan
dimana pada tahun 2006 hanya 169 orang bidan yang menerapkan Asuhan Persalinan
Normal pada pertolongan persalinan.

Pada tahun 2009 dilakukan penelitian di Kabupaten Grobong, di dapatkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiliarti bahwa dari 402 tenanga kesehatan
bidan, 185 orang bidan telah mendapatkan pelatihan Asuhan Persalinan Normal dari
tahun 2007-2009, dan sudah mulai di terapkan di puskesmas rawat inap Grobong
walaupun belum dilaksanakan secara maksimal.
Berdasarkan penelitian Yeni Anggraini (2010, hal 42) di Kabupaten
Karanganyar memperoleh hasil penelitian bahwa dari 30 Bidan Praktek distribusi
frekuensi tingkat kemampuan pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal dalam
pertolongan persalinan di dapatkan sebanyak 16 bidan dalam kategori kompeten, dan
14 Bidan praktek tidak kompeten.
Dalam penelitian Fatimah Sari (2011,hal 3) memperoleh hasil prasurvey data
pada februari 2011 melalui pengamatan dengan menggunakan checklist terhadap 30
orang bidan sebagai pelaksana pelayanan kebidanan di Kecamatan Percut Sei Tuan
menunjukkan 6 bidan yang melaksanakan pertolongan persalinan sesuai dengan
standar Asuhan Persalinan Normal

yaitu dengan melakukan asuhan yang tepat

sesuai 58 langkah Asuhan Persalinan Normal walaupun belum maksimal,sedangkan


Universitas Sumatera Utara

5
sedangkan 24 bidan sama sekali belum menerapkan pertolongan persalinan dengan
58 langkah Asuhan Persalinan Normal.
Dari penelitian Dosen AKBID Mitra Husada (2012, hal.189), di Kabupaten
Karanganyer, terdapat 312 bidan, dimana pada tahun 2009 terdapat 14 orang bidan
yang sudah mengikuti pelatihan Asuhan Persalinan Normal, 17 orang pada tahun
2010, dan 50 orang pada tahun 2011. Dari hasil penelitian yang dilakukannya, bahwa
terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pengetahuan bidan dengan
penerapan Asuhan Persalinan Normal.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Siantar Marihat terdapat 42 bidan praktek mandiri (BPM).
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “faktor- faktor yang mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri (BPM)
dalam menerapkan 58 langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakangan diatas maka rumusan masalah penelitian ini

adalah:”Faktor-Faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri (BPM)
dalam menerapkan 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014”.

C. Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri
(BPM) dalam menerapkan 58 langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014.

Universitas Sumatera Utara

6
2.Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi bidan praktek mandiri (BPM) dalam
menerapan

58 langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) berdasarkan

pengetahuan bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat

Tahun 2014.
b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi bidan praktek mandiri (BPM) dalam
menerapan 58 langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) berdasarkan sikap
bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014.
c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi bidan praktek mandiri (BPM) dalam
menerapan 58 langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) berdasarkan motivasi
bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014.
d. Untuk mengetahui distribusi frekuensi bidan praktek mandiri (BPM) dalam
menerapan

58 langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) berdasarkan

penerapan 58 langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014.
e. Untuk mengetahui gambaran apakah pengetahuan bidan mempengaruhi bidan
praktek mandiri (BPM) dalam menerapan

58 langkah Asuhan Persalinan

Normal (APN) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun

2014.
f. Untuk mengetahui gambaran apakah sikap bidan mempengaruhi bidan praktek
mandiri (BPM) dalam menerapkan

58 langkah Asuhan Persalinan Normal

(APN) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014.
g. Untuk mengetahui gambaran apakah

motivasi bidan mempengaruhi bidan

praktek mandiri (BPM) dalam menerapkan 58 langkah Asuhan Persalinan

Universitas Sumatera Utara

7
Normal (APN) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun
2014.

D. Manfaat Penelitian

1.

Bagi Bidan Praktek Mandiri
Diharapkan kepada para bidan dengan adanya penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan masukan dalam

menerapkan standar

APN kepada ibu-ibu

bersalin sehingga tingkat morbiditas dan mortalitas maternal menurun.
2.

Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengelola Puskesamas
wilayah kerja berhubungan dengan penerapan 58 langkah Asuhan Persalinan
Normal.

3.


Bagi Peneliti
Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang nyata dalam melakukan
penelitian di bidang kesehatan khususnya pada Bidan Praktek Mandiri yang
berhubungan dengan penerapan 58 langkah Asuhan Persalinan Normal.

4.

Perkembangan Ilmu Kebidanan
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar melengkapi penelitian ini karena
ilmu tentang kesehatan terus menerus berkembang. Sehingga tercapai ilmu
pengetahuan khususnya tentang asuhan kebidanan yang up to date.

Universitas Sumatera Utara