Penetapan No. 23 Pdt.G 2017
P U T U S A N Nomor 23/Pdt.G/2017/PA.Kras
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan atas perkara cerai talak yang diajukan oleh:
PEMOHON, umur 35 tahun ( lahir Amlapura, 29 Agustus 1983 ), agama
Islam, pekerjaan pedagang kelontong, bertempat tinggal di Jalan Diponegoro No. 25 Lingkungan Bangras, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, selanjutnya disebut sebagai “Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi ” ;
Melawan
TERMOHON , umur 28 tahun ( lahir Amlapura, 08 September 1988) , agama
Islam, pekerjaan Karyawati Bank BRI KCP Unit Abang, bertempat tinggal di dahulu di Jalan. Diponegoro No. 25 Lingkungan Bangras, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, sekarang tinggal di Lingkungan Karang Langko Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, selanjutnya disebut sebagai “Termohon Konpensi / Penggugat Rekonpensi
” ; Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca dan meneliti berkas perkara yang bersangkutan; Telah mendengar keterangan kedua belah pihak yang berperkara ; Telah memeriksa bukti tertulis dan saksi saksi Pemohon dan Termohon di persidangan;
TENTANG DUDUK PERKARA Bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tanggal 12 Desember 2017 yang telah mengajukan cerai talak dan permohonan tersebut telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Karangasem dengan register Nomor 23/Pdt.G/2017/PA.Kras yang isi pokoknya sebagai berikut :
1. Bahwa pada tanggal 08 Februari 2015, Pemohon dengan Termohon melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, sebagaimana tercatat dalam Kutipan Akta Nikah Nomor 12 / 05 / II / 2015 tanggal 09 Februari 2015;
2. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah Pemohon di Jalan Diponegoro No. 25 Lingkungan Bangras, Kelurahan Karangasem, Kabupaten Karangasem sebagai tempat tinggal bersama terakhir;
3. Bahwa selama pernikahan antara Pemohon dengan Termohon telah hidup rukun sebagaimana layaknya suami istri dan dikaruniai 1 orang anak bernama ANAK PEMOHON DAN TERMOHON, umur 1 tahun 8 bulan dan sekarang anak tersebut dibawah pemeliharaan dan pengawasan Pemohon dan Termohon;
4. Bahwa sejak pertengahan bulan Pebruari 2015 kehidupan rumah tangga Pemohon dengan Termohon mulai tidak harmonis dengan adanya perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dengan Termohon yang terus menerus dalam rumah tangga yang sulit untuk dirukunkan lagi yang disebabkan:
- Bahwa Termohon tidak mau melayani Pemohon dalam hal makan dan minum;
- Bahwa setiap bertengkar Termohon selalu minta kepada Pemohon untuk menceraikannya;
5. Bahwa Puncak keretakan hubungan rumah tangga antara Pemohon dengan Termohon tersebut terjadi pada akhir Desember 2016, yang akibatnya antara Pemohon dengan Termohon pisah rumah disebabkan hal tersebut diatas Termohon pulang ke rumah orang tua Termohon di Lingkungan Karang Langko Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem sedangkan Pemohon tetap tinggal Jalan Diponegoro No. 25 Lingkungan Bangras, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem sampai sekarang;
6. Bahwa dengan kejadian tersebut rumah tangga Pemohon dengan Termohon sudah tidak lagi dapat dibina dengan baik sehingga tujuan perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah sudah sulit diwujudkan lagi; dan karenanya agar masing-masing pihak tidak lebih jauh melanggar norma hukum dan norma agama maka perceraian merupakan jalan terakhir bagi Pemohon untuk menyelesaikan permasalahan antara Pemohon dengan Termohon;
7. Bahwa dari pihak keluarga Pemohon dan Termohon pernah menasehati, namun tidak berhasil;
8. Bahwa Pemohon bersedia membayar biaya perkara sesuai dengan ketentuan yang berlaku; Berdasarkan alasan/dalil-dalil diatas, Pemohon mohon kepada Bapak
Ketua Pengadilan Agama Karangasem untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi : Primer :
1. Mengabulkan permohonan Pemohon;
2. Memberi ijin kepada Pemohon untuk mengucapkan Ikrar Talak kepada Termohon dimuka sidang Pengadilan Agama Karangasem;
3. Membebankan biaya dalam perkara ini sesuai hukum; Subsider : Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya;
Bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan, Pemohon dan Termohon hadir in person di persidangan dan oleh Majelis telah diupayakan perdamaian serta diperintahkan kepada para pihak untuk menyelesaikan perkara dengan menempuh jalur mediasi, untuk itu para pihak telah sepakat memilih NURUL LAILY, S.Ag.;
Bahwa setelah dilaksanakan mediasi oleh hakim mediator yang dihadiri oleh Pemohon dan Termohon, selanjutnya mediator menyampaikan laporan kepada majelis hakim yang menangani perkara ini bertanggal 3 Januari 2018, mediator menyatakan hasil mediasi dinyatakan gagal mencapai kesepakatan, kemudian majelis hakim berusaha kembali mendamaikan para pihak yang berperkara di setiap kali persidangan namun tidak berhasil, maka sidang dilanjutkan untuk memeriksa permohonan Pemohon selanjutnya dibacakanlah permohonan cerai talak Pemohon yang dalil dan isinya tetap dipertahankan dengan tambahan penjelasan sebagaimana tertulis dalam berita acara sidang ;
Bahwa, atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon telah memberikan jawaban dalam konpensi dan gugatan balik dalam rekonpensi secara lisan yang pada inti pokoknya sebagai berikut :
Dalam Konpensi :
1. Bahwa Termohon pada prinsipnya mengakui dalil-dalil Pemohon, kecuali ada beberapa point yang dibantah oleh Termohon ;
2. Bahwa benar Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami isteri yang telah menikah sah dan tercatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem 08 Februari 2015 ;
3. Bahwa benar setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah Pemohon ( warisan dari neneknya ) di Jalan. Diponegoro No. 25 Lingkungan Bangras, Kelurahan Karangasem, Kabupaten Karangasem sebagai tempat tinggal bersama terakhir;
4. Bahwa benar pernikahan Pemohon dengan Termohon telah hidup rukun dan dikaruniai 1 orang anak bernama ANAK PEMOHON DAN TERMOHON, umur sekitar 1 tahun 8 bulan dan sekarang anak tersebut dibawah pemeliharaan dan pengawasan Pemohon dan Termohon, dengan perincian pada hari senin sampai dengan hari jumat dari pagi sampai sore tinggal bersama Pemohon sedangkan selainnya tinggal bersama Termohon disebabkan Termohon bekerja di BRI sejak pagi hari hingga sore, atas dasar tersebut Termohon dan Pemohon menyetujuinya ;
5. Bahwa benar telah terjadi perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon namun bukan tahun 2015 yang benar pertengahan tahun 2016 dan penyebabnya bukan seperti yang terdapat pada surat permohonan Pemohon melainkan disebabkan karena;
- Bahwa sebelum melangsungkan perkawinan antara Pemohon dan
Termohon, Pemohon menyetujui/tidak menuntut bila Termohon tidak bisa setiap hari menyiapkan segala keperluan untuk makan dan lainnya
6. Bahwa, tidak benar setiap bertengkar Termohon selalu minta kepada Pemohon untuk menceraikannya, bahwa Termohon sangat terpaksa mengatakan minta cerai karena Pemohon sudah berlebih lebihan dalam menyakiti hati Termohon dan tidak bertanggung jawab atas biaya hidup Termohon dan anaknya ;
disebabkan keterbatasan waktu, termohon bekerja di mulai dari pagi hingga sore ;
- Bahwa pertengkaran yang terjadi antara Pemohon dengan Termohon hanya sebatas pertengkaran secara mulut saja dimulai sejak 2 bulan Termohon melahirkan ;
- Setelah Termohon melahirkan, Pemohon mulai kurang dalam memberikan biaya hidup untuk Termohon dan anaknya, uang yang dipunyai Pemohon digunakan untuk beli merokok, sekitar Rp. 20.000,- perharinya ;
- Bahwa Pemohon berprilaku yang menyakitkan hati Termohon karena sering bercanda ria dengan perempuan lain dengan seorang perempuan bernama PACAR ternyata mantan pacarnya semula dan terbukti hubungannya saat ini menjadi hubungan saling mencintai ;
- Bahwa bila Pemohon bertengkar dengan termohon, Pemohon sering mengucapkan kata kata mengusir sehingga hati Termohon terusik dan akhirnya Termohon tidak bersedia lagi diajak tinggal bersama Pemohon meskipun Pemohon mengajaknya ;
7. Bahwa benar antara Pemohon dan Termohon telah terjadi pisah tempat tinggal namun bukan pada akhir Desember 2016 tapi pada Januari 2017, Termohon pulang ke rumah orang tua Termohon sedangkan Pemohon tetap tinggal Jalan Diponegoro No. 25 Lingkungan Bangras, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem sampai sekarang;
8. Bahwa rumah tangga antara Pemohon dan termohon telah benar benar tidak lagi saling memperdulikan sejak maret 2017, bahkan tidak ada lagi kewajiban yang dijalankan oleh Pemohon dan Termohon termasuk sudah tidak melakukan hubungan layaknya suami isteri ;
9. Bahwa benar Pemohon sudah berupaya untuk damai dengan Termohon dengan cara mengutus orang dekat Pemohon Paman Pemohon dan seorang ketua RT setempat telah datang menemui Termohon namun upaya tersebut tidak berhasil karena Pemohon tidak mengakui telah berbuat salah terhadap Termohon ;
10. Bahwa terhadap permohonan cerai talak ini Termohon pada prinsipnya tidak keberatan diceraikan oleh Pemohon karena prilakunya / tabiatnya tersebut sulit berubah, namun Termohon menuntut hak Termohon selaku isteri yang dicerai Pemohon selaku suami dalam bentuk gugatan balik secara lisan di depan persidangan ;
Dalam Rekonpensi 1.
Bahwa atas permohonan cerai talak maka Termohon melakukan gugat balik secara lisan dan dalam gugatan balik ini, Termohon selaku Penggugat dalam rekonpensi dan Pemohon selaku Tergugat dalam rekonpensi, serta apa-apa yang tertulis dalam jawaban Termohon dalam konpensi, dianggap tertulis kembali dan dipergunakan kembali dalam gugat balik ini; 2. Bahwa Penggugat sebagai orang yang dicerai talak sudah selayaknya menerima uang iddah dan uang mut
’ah dari Tergugat, untuk itu Penggugat menuntut Tergugat memberikan nafkah iddah besarnya Rp. 500.000,00 ( lima ratus ribu rupiah ) X 3 kali masa suci = Rp. 1.500.000,00 ( Satu juta lima ratus ribu rupiah), sedang uang mut
’ah sebesar Rp. 1.000. 000,- ( Satu juta rupiah ) ; 3. Bahwa saat sekarang Tergugat berkerja sebagai pedagang kelontong dan jajanan makanan anak-anak/snack serta pengecer gas elpiji di kota
Amlapura dengan penghasilan perbulannya sebesar Rp. 2.700.000,- ( Dua juta tujuh ratus ribu rupiah ) ; Berdasarkan segala apa yang terurai tersebut di atas, sudilah kiranya majelis Penga-dilan Agama Karangasem berkenan memeriksa dan memutus perkara ini dengan amar sebagai berikut :
Dalam Konpensi :
Termohon menyerahkan majelis hakim Pengadilan Agama Karangasem agar memutus perkara ini yang seadil-adilnya.
Dalam Rekonpensi :
1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menghukum Tergugat memberikan nafkah iddah besarnya Rp. 500.000,00 ( lima ratus ribu rupiah ) X 3 kali masa suci = Rp. 1.500.000,00 ( Satu juta lima ratus ribu rupiah
), sedang uang mut’ah sebesar Rp. 1.000. 000,- ( Satu juta rupiah ) ;
Atau : Bila Pengadilan Agama Karangasem berpendapat lain, demi peradilan . yang baik, mohon putusan seadil-adilnya berdasarkan hukum
Bahwa, Pemohon selanjutnya menyampaikan replik pada materi konpensi dan sekaligus jawaban rekonpensi secara lisan yang pada inti pokoknya sebagai berikut ;
Dalam Konpensi :
- Bahwa Pemohon dengan tegas mengakui semua dalil-dalil atau jawaban
Termohon kecuali yang secara tegas kami menolaknya ;
- Bahwa apa-apa yang telah tertulis dalam surat permohonan cerai talak
Pemohon mohon dianggap terulang lagi dalam Replik ini, dan dianggap sebagai satu kesatuan dengan surat permohonan cerai talak ini ;
- Bahwa Termohon dengan tegas telah mengakui terjadinya perselisihan antara Pemohon dan Termohon dan sudah pernah didamaikan namun tidak berhasil karena Pemohon tidak bersedia damai dengan Termohon, masing masing mempunyai syarat yang tidak dapat dilaksanakan ;
Bahwa benar Pemohon kurang dalam memberikan biaya hidup untuk - Termohon karena Termohon tidak melaksanakan kewajibannya sebagai seorang isteri sejak Pemohon dan Termohon pisah tempat tinggal; Bahwa Pemohon ngobrol dengan PACAR bukan berduaan tetapi di depan - orang banyak dan sambil menunggu barang dagangan;
- Bahwa Pemohon mengucapkan kata-kata mengusir karena Termohon sering berkata kasar kepada Pemohon sehingga Pemohon sakit hati;
Dalam Rekonpensi
Bahwa apa yang terurai dalam replik konpensi diatas dinggap terulang - dan menjadi dasar dalam jawaban rekonpensi ; Bahwa Tergugat membenarkan dalil Penggugat dalam gugatan baliknya ; -
- Bahwa Tergugat rekonpensi bersedia memenuhi semua tuntutan balik
Penggugat dan membenarkan saat ini Tergugat bekerja sebagai pedagang kelontong; Berdasarkan segala apa yang terurai tersebut di atas, sudilah kiranya majelis Pengadilan Agama Karangasem berkenan memeriksa dan memutus perkara ini dengan amar sebagai berikut :
Dalam Konpensi :
Memberi ijin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak terhadap Termohon di hadapan sidang Pengadilan Agama Karangasem, apabila majelis hakim berpendapat lain mohon agar memutus perkara ini yang seadil-adilnya.
Dalam Rekonpensi :
- - Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruh
- Menyerahkan kepada majelis hakim untuk memutus perkara ini yang seadil adilnya ;
Bahwa atas replik Pemohon, Termohon telah menyampaikan duplik pada pokoknya tetap pada jawaban semula; Bahwa dalam materi konpensi untuk meneguhkan kebenaran dalil-dalil permohonannya, Pemohon dipersidangan telah mengajukan alat-alat bukti tertulis berupa :
1. Bukti surat berupa:
a. Fotokopi Buku Kutipan Akta Nikah yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem tanggal 9 Februari 2015 yang telah dicocokkan dengan aslinya telah bernasegelen dan bermaterai cukup, yang selanjutnya diberi tanda P1;
b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang dikeluarkan oleh Dinas Provinsi Bali Kabupaten Karangasem tangga 1 Juni 2015 atas nama PEMOHON yang telah dicocokkan sesuai dengan aslinya, telah bernasegelen dan bermaterai cukup selanjutnya diberi tanda P2 ;
2. Bukti saksi : a. Saksi I, SAKSI I, usia 54 tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta, tempat tinggal di Jalan Diponegoro No. 25 Lingkungan Bangras, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, di hadapan persidangan saksi tersebut memberikan keterangan di bawah sumpahnya yang pada intinya sebagai berikut :
Bahwa saksi mengenal Pemohon dan Termohon karena saksi ada
- hubungan keluarga dekat yakni paman Pemohon; Bahwa Pemohon dan Termohon merupakan suami isteri yang menikah
- di Karangasem pada tahun 2015; Bahwa Pemohon dan Termohon setelah menikah tinggal bersama di
- rumah orangtua Pemohon di Lingkungan Bangras, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem; Bahwa Pemohon dan Termohon telah dikaruniai 1 orang anak yang
- sekarang diasuh dengan baik oleh Pemohon dan Termohon dengan bergiliran, Pagi diasuh oleh Pemohon sedangkan kalau malam tidur dengan Termohon karena Termohon sibuk dengan pekerjaannya sebagai pegawai Bank BRI; Bahwa kedaan rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonis
- sejak 1 tahun yang lalu,tepatnya setelah dikaruniai anak, Termohon pergi dari tempat kediaman bersama pulang ke rumah orangtuanya di Lingkungan Karanglangko, Kelurahan Karangasem sampai dengan sekarang; Bahwa saksi tidak pernah melihat pertengkaran antara Pemohon dan
- Termohon, namun mengetahui kondisinya saat ini hidup berpisah sehingga nampak tidak harmonis ; Bahwa saksi mengetahui penyebab ketidak harmonisan rumah tangga
- Pemohon dan Termohon dari cerita Termohon pada saat saksi diminta datang oleh Pemohon ke rumah orang tua Termohon untuk mendamaikan Pemohon dan Termohon;
- Bahwa menurut cerita Termohon penyebab ketidakharmonisan rumah tangga Pemohon dan Termohon karena Pemohon mempunyai
- kerumah orangtua Termohon untuk mendamaikan Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil;
tinggal Jalan Diponegoro No. 25 Lingkungan Bangras, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, dibawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:
Bahwa saksi mengenal Pemohon dan Termohon karena saksi ada
- hubungan keluarga dekat yakni sepupu Pemohon dan sekaligus kepala lingkungan tempat tinggal Pemohon ; Bahwa Pemohon dan Termohon merupakan suami isteri yang menikah
- di Karangasem pada tahun 2015; Bahwa Pemohon dan Termohon setelah menikah tinggal bersama di
- rumah orangtua Pemohon di Lingkungan Bangras, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem; Bahwa Pemohon dan Termohon telah dikaruniai 1 orang anak yang
- sekarang diasuh dengan baik oleh Pemohon dan Termohon dengan bergiliran, Pagi diasuh oleh Pemohon sedangkan kalau malam tidur dengan Termohon karena Termohon sibuk dengan pekerjaannya sebagai pegawai Bank BRI; Bahwa kedaan rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonis
- karena sering bertengkar mulut dan saksi mengetahui pertengkaran tersebut dari tetangga yang rumahnya berdekatan dengan tempat tinggal Pemohon dan Termohon; Bahwa menurut cerita Termohon penyebab pertengkaran antara
- Pemohon dan Termohon karena Pemohon kurang memberikan nafkah kepada Termohon, sedangkan menurut cerita Pemohon penyebabnya karena hal-hal sepele dijadikan masalah besar oleh Termohon, seperti Pemohon terlabat bangun pagi, Termohon marah dan akhirnya keduanya bertengkar;
Bahwa saksi mengetahui akibat dari pertengkaran tersebut akhirnya
- keduanya pisah tempat tinggal sejak 1 tahun yang lalu, Termohon pergi dari tempat kediaman bersama pulang ke rumah orangtuanya di Lingkungan Karanglangko, Kelurahan Karangasem sampai dengan sekarang; Bahwa saksi bersama dengan PAMAN PEMOHON pernah datang
- kerumah orangtua Termohon untuk mendamaikan Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil;
Bahwa atas keterangan saksi-saksi tersebut Pemohon dan Termohon menyatakan menerima ; Bahwa untuk membuktikan dalil dalilnya dalam persidangan Termohon juga mengajukan 2 orang saksi sebagai berikut: a. SAKSI I TERMOHON, usia 52 tahun , agama Islam, pekerjaan ibu ruah tangga, tempat tinggal di Lingkungan Karang Langko Kelurahan
Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, di hadapan persidangan saksi tersebut memberikan keterangan di bawah sumpahnya yang pada intinya sebagai berikut :
Bahwa saksi mengenal Pemohon dan Termohon karena saksi ada
- hubungan keluarga dekat yakni ibu kandung Termohon; Bahwa Pemohon dan Termohon merupakan suami isteri yang menikah
- di Karangasem pada tahun 2015; Bahwa Pemohon dan Termohon setelah menikah tinggal bersama di
- rumah orangtua Pemohon di Lingkungan Bangras, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem; Bahwa Pemohon dan Termohon telah dikaruniai 1 orang anak yang
- sekarang diasuh dengan baik oleh Pemohon dan Termohon dengan bergiliran, Pagi diasuh oleh Pemohon sedangkan kalau malam tidur dengan Termohon karena Termohon sibuk dengan pekerjaannya sebagai pegawai Bank BRI;
- Bahwa kedaan rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonis karena sering bertengkar sekitar sejak 1 tahun setelah anak Pemohon dan Termohon lahir;
Bahwa saksi 2 kali melihat dan mendengar pertengkaran secara lesan
- antara Pemohon dan Termohon ketika saksi berkunjung ke rumah Pemohon dan Termohon; Bahwa sepengetahun saksi penyebab pertengkaran antara Pemohon - dan Termohon karena orangtua Pemohon selalu ikut campur urusan rumah tangganya, Termohon mempunyai sifat pemboros, Termohon sering membelanjakan uangnya untuk kebutuhan pribadi Termohon dan anaknya, Termohon juga mempunyai sifat temparamental sehingga ketika Termohon kecapean bekerja Termohon akan mudah emosi; Bahwa pada tanggal 2 Januari 2017, Pemohon mengusir Termohon dari
- tempat kediaman bersama , Termohon pulang ke rumah saksi di Lingkungan Karanglangko, Kelurahan Karangasem sampai dengan sekarang; Bahwa keluarga Pemohon dan Termohon, masing masing bernama H.
- Hakim bin Haris dan Abdul Aziz bin Sahar sudah datang untuk merukunkan Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil;
- Bahwa saksi sebagai ibu kandung juga telah mendamaikan dan menasehati kedua belah pihak agar dapat mempertahankan rumah tangganya namun juga tidak berhasil ;
b. Saksi II : SAKSI II TERMOHON, usia 24 tahun , agama Islam, pekerjaan karyawati swasta, bertempat tinggal Jalan Untung Surapati, Gang Sakura Lingkungan Galiran Kaler Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, dibawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:
Bahwa saksi mengenal Pemohon dan Termohon karena saksi ada
- hubungan keluarga dekat yakni adik kandung Termohon;
- Bahwa Pemohon dan Termohon merupakan suami isteri yang menikah di
Karangasem pada tahun 2015; Bahwa Pemohon dan Termohon setelah menikah tinggal bersama di
- rumah orangtua Pemohon di Lingkungan Bangras, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem;
Bahwa Pemohon dan Termohon telah dikaruniai 1 orang anak yang
- sekarang diasuh dengan baik oleh Pemohon dan Termohon dengan bergiliran, Pagi diasuh oleh Pemohon sedangkan kalau malam tidur dengan Termohon karena Termohon sibuk dengan pekerjaannya sebagai pegawai Bank BRI;
Bahwa kedaan rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonis
- karena sering bertengkar sekira sejak 1 tahun setelah anak Pemohon dan Termohon lahir;
Bahwa saksi tidak pernah melihat dan mendengar secara langsung
- pertengkaran antara Pemohon dan Termohon saksi mengetahui dari curhatan ;
Bahwa sepengetahun saksi penyebab pertengkaran antara Pemohon dan
- Termohon karena adanya gangguan fihak ketiga yakni Pemohon menjalin hubungan cinta dengan perempuan lain bernama Noor di Karangasem ;
Bahwa, selain hal tersebut Termohon juga mempunyai sifat pemboros,
- Termohon sering membelanjakan uangnya untuk kebutuhan pribadi Termohon Bahwa sejak 1 tahun yang lalu Pemohon dan Termohon pisah tempat
- tinggal karena Pemohon mengusir Termohon dan tidak lagi memberikan nafkah ,Termohon pulang ke rumah ibunya di Lingkungan Karanglangko, Kelurahan Karangasem sampai dengan sekarang;
Bahwa dari keluarga Pemohon dan Termohon sudah datang untuk
- merukunkan Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil;
Bahwa atas keterangan saksi-saksi tersebut Termohon dan Pemohon menyatakan menerima ; Bahwa pada materi rekonpensi telah terjadi kesepakatan atas tuntutan Penggugat rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi sehingga karenanya tidak diperlukan lagi beban pembuktian ;
Bahwa pada materi konpensi Pemohon menyampaikan kesimpulan akhir yang pada inti pokoknya Pemohon tetap pada dalil dan pendiriannya untuk diijinkan menjatuhkan talak terhadap Termohon sedangkan Termohon menyerahkan sepenuhnya pada rasa keadilan majelis hakim . Sedangkan pada materi rekonpensi kedua belah pihak yang berperkara pada kesimpulannya memohon agar kesepakatan yang telah dibuat di depan persidangan secara lesan dimasukkan dalam dictum putusan , apabila majelis hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil adilnya : Bahwa semua peristiwa yang terjadi dalam persidangan telah dicatat dalam berita acara persidangan perkara ini dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari putusan ini;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Dalam Konpensi
Menimbang bahwa, maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana tersebut diatas ; Menimbang, bahwa perkara ini mengenai permohonan cerai talak yang diajukan oleh pihak yang beragama Islam, oleh karenanya berdasarkan Pasal 49 (a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka perkara a quo merupakan kewenangan absolut Peradilan Agama ;
Menimbang bahwa, pada hari sidang yang telah ditetapkan Pemohon dan Termohon hadir secara in person di persidangan , oleh majelis hakim telah diupayakan perdamaian dan kepada kepada pihak yang berperkara telah diperintahkan untuk menempuh jalur mediasi, namun para pihak tidak berhasil mencapai kesepakatan damai , oleh karenanya majelis hakim berpendapat prosedur persidangan tersebut telah sesuai dengan maksud Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 tahun 2016 ;
Menimbang bahwa, upaya damai yang dilakukan oleh Majelis Hakim pada tiap-tiap permulaan sidang, agar Pemohon kembali hidup rukun dengan Termohon tidak berhasil, upaya damai mana telah dilaksanakan secara maksimal oleh Majelis Hakim sesuai dengan ketentuan pasal 82 ayat (1) Undang-undang No. 7 tahun 1989 jo pasal 31 ayat (1) PP. No. 9 tahun 1975 jo.
Pasal 143 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, kemudian segala sesuatu yang berkaitan dalam duduk perkaranya akan dipertimbangkan lebih lanjut dalam pertimbangan hukum ;
Menimbang bahwa sebelum mempertimbangkan pokok perkara perlu dipertimbangkan apakah ada hubungan hukum antara Pemohon dengan Termohon sebagai suami istri yang sah,dan berdasarkan alat bukti tertulis (P.1) merupakan akte otentik terbukti Pemohon dan Termohon terikat adanya hubungan perkawinan yang , maka kedua belah pihak berkualitas sebagai subjek
hukum (legitima persona standi in judicio) dalam perkara a quo ;
Menimbang, bahwa dalam persidangan telah terjadi proses jawab menjawab antara Pemohon dan Termohon sebagaimana dalam duduk perkara tersebut diatas diperoleh kesimpulan pokok perkaranya sebagai berikut dibawah ini ;
Menimbang, bahwa pokok masalahnya adalah apakah benar dalam rumah tangga Pemohon dengan Termohon telah terjadi pertengkaran secara lesan dipicu oleh sikap Termohon yang tidak mau melayani Pemohon dalam hal menyiapkan makanan dan pula sikap Pemohon yang menjalin hubungan cinta dengan perempuan lain , selanjutnya apakah benar kejadian tersebut berujung pada terjadinya perselisihan yang terus menerus sifatnya berakibat keduanya hidup berpisah sejak Januari 2017 dan selama berpisah tersebut Pemohon tidak mempedulikan terhadap Termohon begitu pula sebaliknya serta apakah akibat perselisihan tersebut keduanya berpisah dan putus komunikasi hingga perkara ini dalam proses persidangan kedua belah pihak belum rukun lagi dan atau setidak tidaknya kedua belah pihak masih hidup berpisah ;
Menimbang, bahwa meskipun sebagian besar dalil dalil permohonan pemohon diakui oleh Termohon selanjutnya menjadi fakta yang tetap namun pengakuan dalam bidang perkara perdata perceraian bukanlah sebagai alat bukti yang sempurna dan menentukan sebagaimana pada perkara perdata murni, oleh karenanya Majelis Hakim dengan berpedoman pada azas hukum acara khusus dalam perkara perceraian yang berlaku telah memerintahkan wajib bukti kepada Pemohon sebagai pihak yang mendalilkan permohonan untuk membuktikan kebenaran dalil dalil permohonannya, untuk itu Pemohon telah mengajukan bukti tertulis dan saksi saksinya sebagaimana dalam duduk perkara tersebut diatas ;
Menimbang, bahwa sebagai pedoman pembagian beban pembuktian digariskan dalam Pasal 283 R.bg dan Pasal 1865 KUH Perdata yang menegaskan bahwa setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak, atau guna menegakkan haknya sendiri maupun membantah sesuatu hak orang lain, menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut, artinya siapa yang menyatakan sesuatu, mesti membuktikannya. Dalam Putusan MA No. 3164 K/Pdt/1983 ditegaskan bahwa beban pembuktian ada ditangan penggugat, karena ia yang mengemukakan sesuatu hak dan berarti pihak yang dibebani wajib membuktikan dalil gugatannya ;
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya itu Penggugat mengajukan bukti P-1 (Fotokopi Kutipan Akta Nikah) dikaitkan dengan ketentuan pasal 7 ayat ( 1) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia tahun 1991, maka secara hokum telah terbukti antara Penggugat dan tergugat adalah pasangan suami isteri yang sah , dan karena bukti tersebut merupakan akta otentik dan pula telah bermeterai cukup serta telah cocok dengan aslinya, maka oleh karena itu bukti tersebut telah memenuhi Pasal 2 ayat (3) Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1985 dan Pasal 1888 KUHPerdata, sehingga bukti tersebut mempunyai kekuatan bukti yang sempurna dan mengikat;
Menimbang, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan tersebut diatas bahwa Pemohon telah mengajukan bukti P-1 (Fotokopi Kutipan Akta Nikah) dikaitkan dengan ketentuan pasal 7 ayat ( 1) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia tahun 1991, maka secara hukum telah terbukti antara Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami isteri yang sah , dan karena bukti P.1 merupakan akta otentik dan pula telah bermeterai cukup serta telah cocok dengan aslinya, maka oleh karena itu bukti tersebut telah memenuhi Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 dan Pasal 1888 KUHPerdata, sehingga bukti tersebut mempunyai kekuatan bukti yang sempurna dan mengikat ;
Menimbang, bahwa dari bukti P2 diketahui bahwa Pemohon adalah warga negara Indonesia yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 25 Lingkungan Bangras, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, dikaitkan dengan ketentuan pasal 66 ayat 2 UU Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 3 tahun 2006 tentang Peradilan agama disebutkan “ Permohonan cerai talak diajukan di tempat kediaman Termohon kecuali apabila Termohon dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman yang ditentukan bersama tanpa ijin “ ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas dikaitkan dengan tempat kediaman Termohon yang bertempat tinggal di Lingkungan Karang Langko Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, maka terbukti tempat kediaman Pemohon maupun Termohon berada di wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Karangasem, maka karenanya secara kompetensi relative Pengadilan Agama Karangasem berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara ini ;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil permohonan Pemohon dalam pokok perkara ini adalah perkara perceraian dengan alasan perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus serta sulit didamaikan untuk hidup rukun kembali dalam rumah tangga,maka proses pemeriksaan
perkara cerai talak berdasarkan Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah
No.9 tahun 1975 dan Pasal 116 huruf f. Intruksi Presiden No.1 Tahun 1991
Kompilasi Hukum Islam Indonesia, haruslah sesuai dengan petunjuk
baru dapat diterima apabila telah cukup jelas bagi Pengadilan mengenai sebab perselisihan dan pertengkaran itu dan setelah mendengar keterangan pihak keluarga serta orang-orang yang dekat dengan suami isteri itu. Hal ini dilakukan setelah usaha damai yang sungguh-sungguh tidak berhasil sesuai dengan Pasal 31 Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1975 dan Pasal 82 ayat (4) Undang-undang No.3 Tahun 2006.dan Peraturan Mahkamah Agung RI. No.2 Tahun 2004 . Menimbang, bahwa Pemohon telah menghadirkan saksi dari pihak keluarga Pemohon yakni kakak kandung Pemohon , para saksi yang dihadirkan di persidangan telah memenuhi kriteria sebagai orang orang yang terdekat dalam lingkup keluarga Pemohon, hal mana telah sesuai dengan asas doktrin
“lex specialis derogate lex generalis”, merupakan pengecualian dari apa yang diatur dalam Pasal 174 R.Bg., khusus berlaku dalam perkara perceraian dengan alasan Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam, dan tidak diterapkan pada alasan perceraian selainnya ; Menimbang, bahwa para saksi adalah dari unsur orang orang dekat Penggugat telah memberikan keterangan sebagaimana telah diuraikan dalam bagian duduknya perkara, hal mana keterangan para saksi khususnya para saksi Pemohon keterangan yang diberikan tidak berdasarkan pengetahuannya secara langsung sebagaimana yang digariskan pasal 308 ayat (1) Rbg ) dan Pasal 1907 ayat (1) KUH Perdata sehingga keterangannya tidak diterima ( in admissable ) sebagai alat bukti, namun Majelis berpendapat bahwa keterangan tersebut dikategorikan sebagai testimonium de auditu, dimana menurut Yurisprudensi, testimonium de auditu tidak dapat digunakan sebagai bukti langsung tetapi penggunaan kesaksian yang bersangkutan sebagai persangkaan yang dari persangkaan itu dibuktikan sesuatu (Putusan MARI No. 308 K/Sip/1959 tanggal 11 Nopember 1959), jadi dalam hal ini penggunaannya tidak dilarang ; Menimbang, bahwa selain pertimbangan tersebut diatas majelis hakim berpendapat bahwa saksi dalam kategori Testimonium de audito dapat saja diterapkan secara eksepsional kususnya dalam kasus perceraian,dan pula perkara perceraian adalah perkara yang rumit, gaya hidup yang individulistis, acuh tak acuh dengan lingkungan sekitar, hidup jauh dari keluarga, dan tenggelam dengan kesibukan masing-masing, membuat sukarnya menemukan saksi yang tidak tergolong kesaksian testimonium de auditu, oleh karenanya perkara perceraian pada dasarnya adalah perkara personel recht (berhubungan dengan orang),sehingga persoalan yang jamak terjadi sekarang ini adalah sulitnya menemukan saksi-saksi yang benar-benar melihat dan mendengar langsung dalam hal pembuktian adanya unsur-unsur yang menunjukkan adanya keretakan dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat ; Menimbang, bahwa meskipun demikian kesaksian yang diberikan oleh para saksi Pemohon majelis hakim tetap menilai dan telah menelaahnya
secara rasional dan objektif dan dikaitkan dengan kondisi riil atas
keterangan Pemohon, hal ini menunjukkan hati suami istri sudah pecah
dan sudah sampai pada kualitas terjadinya pertengkaran terus-menerus
yang tidak dapat didamaikan lagi“ , hal mana para saksi tersebut telah berupaya untuk merukunkan kedua belah pihak tentang apa yang diperselisihkan namun tidak berhasil, dengan demikian keterangan saksi Pemohon tersebut dapat diterima sebagai saksi yang telah memenuhi syarat formil dan materiil sebagai seorang saksi karena telah terpenuhi syarat materiilnya sebagaimana diatur dalam pasal 308 dan 309 R.Bg ;
Menimbang, bahwa para saksi telah memberikan keterangan sebagaimana telah diuraikan dalam bagian duduknya perkara, hal mana keterangan diberikan berdasarkan pengetahuannya langsung dan keterangan satu sama lainnya tidak saling bertentangan, selain itu saksi saksi yang dihadirkan Pemohon juga telah memenuhi kriteria sebagai saksi keluarga dan atau orang dekat sebagaimana dikehendaki dalam ketentuan pasal 22 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor : 9 tahun 1975 dan dari sebab telah ternyata, terdapat unsur kesesuaian dan kecocokan antara keterangan saksi yang satu dengan saksi yang lain yang pada intinya bahwa dalam rumah tangga antara Pemohon dengan Termohon telah tidak harmonis karena adanya pertengkaran dan berakibat adanya perselisihan yang terus menerus yang tidak ada penyelesaian, maka Majelis yang memeriksa perkara ini berpendapat berdasarkan ketentuan pasal 308 ayat (1) Rbg ) kesaksiannya , dengan demikian secara formil dan materiil dapat diterima sebagai alat bukti ; Menimbang, bahwa di persidangan Termohon juga telah menghadirkan 2 orang saksi dari unsur keluarga dekat Termohon, dimana saksi bernama SAKSI I TERMOHON pernah melihat langsung pertengkaran secara lesan antara Pemohon dan Termohon dan mengetahui akibat perselisihannya Pemohon mengusir Termohon dan saat ini tinggal di rumah ibu kandung Termohon. Sedangkan saksi bernama Jumita Fitriani binti Maid majelis menilai keterangannya termasuk saksi de auditu dan di pertimbangkan sama dengan pertimbangan para saksi Pemohon, sehingga karenannya saksi yang dihadirkan oleh Termohon dalil Pemohon bahwa rumah tangganya saat ini telah tidak rukun dan sulit untuk didamaikan lagi, sehingga karenanya keterangan para saksi Termohon dapat dinilai sebagai alat bukti yang sah menurut hukum .
Menimbang, bahwa berdasarkan dalil dalil permohonan Pemohon dan pengakuan Termohon serta alat bukti tertulis dan keterangan saksi saksinya dipersidangan Majelis Hakim menemukan fakta sebagai berikut dibawah ini ;
- Bahwa Pemohon dengan Termohon telah melangsungkan pernikahan pada tanggal 08 Februari 2015, yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, sebagaimana tercatat dalam Kutipan Akta Nikah Nomor 12 / 05 / II / 2015 tanggal 09 Februari 2015, selama menikah bakda dukhul dan belum pernah bercerai ;
- Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah
Pemohon di Jalan Diponegoro No. 25 Lingkungan Bangras, Kelurahan Karangasem, Kabupaten Karangasem sebagai tempat tinggal bersama terakhir;
- Bahwa selama pernikahan antara Pemohon dengan Termohon telah hidup rukun sebagaimana layaknya suami istri dan dikaruniai 1 orang anak bernama ANAK PEMOHON DAN TERMOHON, umur 1 tahun 8 bulan dan sekarang anak tersebut dipelihara bersama Pemohon dari pagi hingga sore hari sedangkan Termohon malam hari dan hari hari libur ;
Bahwa kedaan rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonis
- karena sering bertengkar dan berkelanjutan menjadi perselisihan sejak sekitar sejak 1 tahun setelah anak Pemohon dan Termohon lahir;
Bahwa penyebab pertengkaran antara Pemohon dan Termohon karena
- orangtua Pemohon selalu ikut campur urusan rumah tangganya, Termohon mempunyai sifat pemboros, Termohon sering membelanjakan uangnya untuk kebutuhan pribadi Termohon dan anaknya berakibat Pemohon kurang memberikan uang belanjanya, Termohon juga mempunyai sifat temparamental sehingga ketika Termohon kecapean bekerja Termohon berakibat mudah emosi;
Bahwa, pemicu pertengkaran lainnya disebabkan Pemohon menjalin
- hubungan cinta dengan perempuan lain bernama TEMAN DEKAT ternyata mantan pacarnya semula dan terbukti hubungannya saat ini menjadi hubungan saling mencintai ;
Bahwa pada tanggal 2 Januari 2017, Pemohon mengusir Termohon dari
- tempat kediaman bersama , Termohon pulang ke rumah orangtuanya sampai dengan sekarang;
Bahwa keluarga Pemohon dan Termohon, masing masing bernama PAMAN
- PEMOHON dan SEPUPU TERMOHON sudah datang untuk merukunkan Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil;
Bahwa ibu kandung juga telah mendamaikan dan menasehati kedua belah
- pihak agar dapat mempertahankan rumah tangganya namun juga tidak berhasil ;
Menimbang bahwa, berdasarkan fakta tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa rumah tangga pemohon dengan termohon sudah tidak harmonis, fakta mana menunjukkan kejadian yang sebenarnya, bahwa rumah tangga antara pemohon dengan termohon sudah tidak sejalan lagi dengan tujuan perkawinan yang suci yakni untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah sebagaimana dikehendaki dalam rumusan pasal 3 Kompilasi hukum Islam di Indonesia Jo. Pasal 1 ayat (1) Undang- undang nomor : 1 tahun 1974, tidak lagi dapat terwujud , dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga antara Pemohon dengan Termohon sudah dalam suasana yang tidak tentram, tidak terbina dengan baik, oleh karena itu untuk menghindari madlarat yang lebih besar dalam hubungan keluarga, maka perceraian merupakan pilihan yang dianggap lebih ringan madlaratnya. Hal ini sejalan dengan qoidah fiqhiyah yaitu :
امهفخا لضف ناررض ضراعت اذا Artinya : “ Apabila ada dua hal yang sama-sama mengandung madlarat, maka harus dipilih satu diantaranya yang lebih kecil madlara tnya”.
Menimbang, bahwa memperhatikan keadaan rumah tangga antara Pemohon dan Termohon seperti tersebut diatas, majelis yang memeriksa perkara ini berpendapat bahwa, perceraian lebih maslahat dan memberi kepastian hukum daripada meneruskan perkawinan, bahkan meneruskan perkawinan dalam keadaan seperti tersebut di atas dikhawatirkan akan mendatangkan madlarat yang lebih besar bagi kedua belah pihak , sedangkan kemadlaratan harus dihapuskan, sesuai dengan qoidah fiqhiyah :
ﺢﻟاﺼﻤﻠا ﺐﻠﺟ ﻰﻠﻋ ﻡﺪﻘﻤ ﺪﺴافﻤﻠا ﺀﺮﺪ Artinya : Mencegah kerusakan/ kemadlorotan harus didahulukan dari pada
mengambil suatu manfaat ;
Menimbang, bahwa dengan pertimbangan diatas maka rumah tangga Pemohon dan Termohon tersebut benar-benar telah pecah, dan sulit untuk dirukunkan kembali karena keduanya telah berpisah tempat tinggal dan selama berpisah keduanya tidak lagi berkomunikasi sebagaimana layaknya suami isteri atau orang berumah tangga karena itu majelis berpendapat bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomer 379K/AG/1995 tanggal