BAB VIII - DOCRPIJM 5a301e7bb0 BAB VIIIMicrosoft Word BAB 8 Aspek Sosial dan Linkungan

BAB V VIII ASPEK SOSIAL AL dan LINGKUNGAN

  8.1. Aspek Lingkungan Konsep dasar pembangunan nan yang mendasari dan dijadikan acuan dalam lam penyusunan rencana dan pelaksanaan pem pembangunan bidang keciptakaryaan, yang tert tertuang dalam Rencana Terpadu dan Program gram Investasi Inrastruktur Jangka Menengah (RPI (RPI2-JM) bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Ser Serdang Bedagai adalah konsep pembangunan b an berkelanjutan (sustainable development).

  Safeguard pada Bidang Cipta K ipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki p iliki program dan kegiatan yang bertujuan untuk ntuk mencapai kondisi, masyarakat hidup sehat d at dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas, ebas, dari pencemaran air limbah permukiman. Air l . Air limbah yang dimaksud adalah air limbah p ah permukiman (municipal wastewater) yang ter terdiri atas air limbah domestik (rumah tangg tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dap , dapur dan tinja manusia dari lingkungan perm permukiman serta air li mengandung Bahan Beracun cun dan Berbahaya (B karena sangat beresiko menimb nimbulkan penyakit seperti diare, thypus, kolera. Berdasarkan konsep dan peng pengertian pembangunan berkelanjutan, maka pe a pembangunan bidang Keciptakaryaan di K di Kabupaten Serdang Bedagai (RPI2-JM) haru harus memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Harus dapat menggambar mbarkan adanya kemampuan jangka panjang dar dari Kabupaten Serdang Bedagai sebagai s gai suatu sistem untuk berproduksi.

  2. Berdasarkan karakteristik i stik ini, maka lingkungan harus dibangun menjadi njadi lebih layak huni; ekosistem menjadi l adi lebih sehat; pembangunan ekonomi dan saran sarana-prasarana menjadi lebih responsif t sif terhadap kebutuhan daerah lebih daripada k da kepentingan, kebutuhan dan keuntunga ngan sekelompok elit masyarakat.

  3. Adanya keseimbangan ant antara nilai-nilai yang bersifat lingkungan, ekonom nomi dan sosial.

  4. Harus mengaitkan kepentin entingan lokal dengan kepentingan regional dan gl an global.

  5. Merupakan suatu proses oses yang dinamis, sehingga perencanaannya (RP (RPI2-JM) juga harus fleksibel dan merang rangsang masyarakat untuk berpartisipasi Berkaitan dengan karakteristik ristik-karakteristik pembangunan berkelanjutan di n di atas, maka safeguard lingkungan dan sos sosial pada hakekatnya bertujuan untuk memast mastikan bahwa infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya yang diusulkan telah sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip sebag (environment assessment) dan rencana mitigasi d alam bentuk: lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkunga ku (SOP); Tergantung pada kategori dampak sub p

  • Upaya pengelolaan ling

  Dampak Iingkungan (AM an Lingkungan (RPL) ategori dampak sub proyek yang dimaksud sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan. Form akan bagian tidak terpisahkan dan analisis tekni an keuangan sub proyek; minimalkan dampak negatif terhadap Iingkungan da kan dampak positif semaksimal mungkin. yek yang diperkirakan dapat berdampak negatif

  • Analisis mengenai Damp (ANDAL) dikombinasika Rencana Pemantauan Li
  • Tergantung pada katego

  AMDAL; ya tidak dapat negatif terhadap dungi, alur laut

  . Format AMDAL teknis, ekonomi, n dan dirancang gatif yang besar gulangi melalui

  Bedagai dapat naan/konstruksi, ha perlindungan ng Bedagai, baik , pengembangan lkan Pemerintah ebagai berikut : asi dampak sub ungan (UPL); sub proyek yang

  • Standar Operasi Baku ( dimaksud.

  , produksi atau penggunaan: merusak ozon, seperti tembakau, dll. g termasuk dalam kategori B3 (Bahan Beracun dan egiatan yang menggunakan, menghasilkan, meny ap perencanaan an di Kabupaten t, maka berbagai adanya rencana

  , dan dampak tersebut tidak dapat ditanggula uksi sedemikian rupa, harus dilengkapi dengan AMD vestasi infrastruktur bidang PU Cipta Karya t kung kegiatan yang mengakibatkan dampak nega ga terasing dan rentan, wilayah yang dilindung wasan sengketa. Disamping itu usulan RPI2-JM

  4. Menghindari Sub proyek terhadap Iingkungan, da rancangan dan konstruksi s

  5. Usulan program investa dipergunakan mendukung habitat alamiah, warga t intemasional atau kawasa membiayai pembelian, pro

  3. Menghindari atau meminim untuk dapat memberikan d

  2. AMDAL harus dilihat seba atau UKL/UPL merupakan sosial, kelembagaan dan ke

  1. Penilaian lingkungan (env proyek, dirumuskan dalam

  karakteristik-karakteristik terse maupun dalam tahap pelaksan Serdang Bedagai. Dengan terpe dampak negatif lingkungan, s program investasi bidang K diminimalisir atau bahkan d pelaksanaan/konstruksi maupu Secara umum, safeguard sosi masyarakat dari dampak invest dari investasi sub bidang air m permukiman dan penataan ban Seluruh program investasi infra Kabupaten Serdang Bedagai te

  JM juga tidak dan Berbahaya) menyimpan atau

  • Bahan-bahan yang meru
  • Bahan/material yang te tidak membiayai kegia tersebut dapat terpenuhi, baik dalam tahap p ksanaan pembangunan di bidang keciptakaryaan d terpenuhinya karakteristik-karakteristik tersebut, ma an, sosial dan ekonomi yang muncul akibat adan g Keciptakaryaan di kabupaten Serdang Bed an dieliminir, baik pada saat pra pelaksanaan aupun pada saat pasca pelaksanaan/konstruksi. sosial dan lingkungan diartikan sebagai usaha p vestasi Bidang Cipta Karya di Kabupaten Serdang B air minum, persampahan, drainase, air limbah, pen bangunan lingkungan.
mengangkut bahan/ma n/material beracun, korosif atau ekplosif atau bah bahan/material yang termasuk kategori gori B3

  • Pestisida, herbisida, dan , dan insektisida
  • Kekayaan budaya RPI2 2-JM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak tidak membiayai kegiatan yang dapat m at merusak atau menghancurkan kekayaan budaya aya baik berupa benda dan budaya atau atau lokasi yang dianggap sakral/memiliki nilai spiri spiritual
  • Penebangan kayu, RPI RPI2-JM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak tidak membiayai kegiatan yang terkait rkait dengan kegiatan penebangan kayu atau tau pengadaan peralatan penebangan k gan kayu.

  8.1.1. Pemrakarsa Kegiatan. Kegiatan Safeguard Lingkung kungan di Kabupaten Serdang Bedagai dirum irumuskan dan diprakarsai oleh Badan Pemb embangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Serda erdang Bedagai yang bertanggung jawab untuk ntuk melaksanakan:

  • Perumusan KA ANDA NDAL, draft ANDAL dan RKL/RPL atau draf draft UKL/UPL, melaksanakan serta m ta melakukan pemantauan pelaksanaannya diba dibantu Kantor Lingkungan Hidup Kabu Kabupaten Sedang Bedagai.
  • Konsultasi dengan war warga yang potensial dipengaruhi dampak Iingk Iingkungan atau PAP dalam forum stak stakeholder yang mencakup: ringkasan tujuan, an, rincian, dan gambaran menyeluruh p ruh potensi dampaknya
  • Melaporkan pelaksanaa sanaan dan pemantaua Hidup ;
  • Keterbukaan informasi asi mengenai draft ANDAL dan RKL/RPL atau UK u UKL/UPL pada masyarakat dalam waktu waktu yang tidak terbatas;
  • Penanganan keluhan pu an publik secara transparan sebelum kegiatan dimu dimulai dan jika keluhan disampaikan an sebelum/selama/masa operasi kegiatan kont kontruksi maka keluhan perlu ditangan ngani secara musyawarah antara pemrakarsa kegia kegiatan dengan pihak-pihak yang meng engajukan keluhan.

  8.1.2. Bappedalda Menurut SK Menteri Negara gara Lingkungan Hidup No. 8612003, Dinas/In as/Instansi yang berkecimpung dalam masalah alah Iingkungan hidup bertanggung jawab untuk m uk mengkaji dan memberikan persetujuan terhad erhadap UPL/UKL yang dirumuskan oleh pemrakarsa karsa kegiatan Dalam pelaksanaan RPI2-JM, K JM, Kantor Lingkungan Hidup juga bertanggung j ng jawab untuk melakukan supervisi pelaksan aksanaan RKL/RPL serta melakukan pemantaua tauan terhadap Iingkungan secara umum.

  Di Kabupaten Sedang Beda Bedagai, Badan Pengendalian Dampak Lingkung kungan Daerah (Bapedalda) merupakan anggo ggota tetap Komisi AMDAL yang berwenang dan b an bertanggung jawab untuk melakukan:

  • Kajian dan persetujua tujuan terhadap KA-AMDAL, AMDAL dan RKL RKL/RPL yang dirumuskan oleh pemr emrakarsa kegiatan;
  • Penyampaian laporan h ran hasil kajian yang dilakukan kepada Walikota/ ota/Bupati yang bersangkutan (sesuai d ai dengan PP No. 271 tahun 1999 mengenai AMD AMDAL, pasal 8, dalam RPIJM yang dim dimaksudkan sebagai Komisi AMDAL adalah Kom Komisi AMDAL tingkat Kabupaten/Kota Kota).

  8.2. Aspek Sosial

  8.2.1. Sosial Ekonomi

  1. Advokasi masyaraka arakat untuk menimbulkan keyakinan bahwa pe a pembangunan Bidang Cipta Karya Karya adalah sangat dibutuhkan oleh masyara syarakat umum.

  Sosialisasi program ram pengamanan kegiatan ekonomi atas dam dampak yang ditimbulkan oleh pem h pembangunan Bidang Cipta Karya yang membut butuhkan lahan milik masyarakat.

  2. Pengamanan kegia kegiatan produktif masyarakat yang lahanny annya terkena pembangunan Bidan idang Cipta Karya.

  3. Pengamanan sistem istem ekonomi lokal, pembangunan terseb ersebut.

  4. Kesepakatan kompe ompensasi atas kerugian ekonomi yang ditimb itimbulkan oleh kegiatan pembangun ngunan Bidang Cipta Karya.

  5. Pemberdayaan eko ekonomi kelompok masyarakat yang terken erkena dampak pembangunan Bidan idang Cipta Karya.

  8.2.2. Sosial Budaya

  1. Advokasi masyaraka arakat untuk menimbulkan keyakinan bahwa pe a pembangunan Bidang Cipta Karya a rya adalah sangat dibutuhkan oleh masyarakat umum umum.

  2. Sosialisasi program ram pengamanan sosial atas dampak yang ditim itimbulkan oleh pembangunan Bidan idang Cipta Karya yang membutuhkan lahan milik milik masyarakat, yaitu program re-set settlement (pemukiman kembali) atau konsolidasi dasi lahan.

  3. Kesepakatan biaya iaya penggantian lahan atas lahan yang digun igunakan untuk pembangunan Bidan idang Cipta Karya.

  4. Kesepakatan pemuki mukiman kembali atau konsolidasi lahan atas masy masyarakat yang lahannya digunakan kan oleh pembangunan bidang Cipta Karya.

  5. Pemberdayaan masy asyarakat.

  8.3. Aspek Sosial Pada Perenca encanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Bidang Ci ng Cipta Karya.

  8.3.1. Sub Bidang Air Minum um Dari hasil analisa teknis, pemba mbangunan sumber air baku, pemipaan baik transm ransmisi maupun distribusi tidak akan mengamb ambil lahan masyarakat.

  Selain itu lahan yang digunaka nakan untuk pembuatan sumur bor sebagian meru erupakan hibah dari masyarakat, sehingga tid a tidak perlu ada penggantian lahan maupun un re-settlment penduduk. Disimpulkan bahwa investasi S tasi Sub Bidang Air Minum tidak akan menimbulk bulkan dampak negatif, baik dari segi lingkun gkungan, sosial. Sehingga pengelolaan safeguard uard sosial dan lingkungan investasi Sub Bidan idang Air Minum hanya dalam bentuk Program Pe Pemberdayaan Masyarakat dan kementerian/le ian/lembaga.

  8.3.2. Sub Bidang Air Limbah bah Investasi sistem terpusat (off s (off site) memerlukan studi AMDAL. Pembangunan unan fisik untuk sistem setempat dalam bentuk ntuk IPAL Komunal me pada kawasan permukiman man sehingga studi dalam bentuk Program am Pemberdayaan Masyarakat dan anggaran angg dari kementerian/lembaga.

  8.3.3. Sub Bidang Persampaha pahan Pembelian lahan diupayakan kan membeli lahan kebun milik PT. Perkebunan unan Nusantara (BUMN), sehingga tidak m k memerlukan re-settlement maupun konsoli nsolidasi lahan.

  Pengelolaan dan pemantaua tauan dampak di seputar lokasi TPA akan d an dilaksanakan berdasarkan hasil Studi AMDAL DAL dan RKL dan RPL.

  8.3.4. Sub Bidang Drainase Pembangunan saluran induk ba uk baru memerlukan lahan, untuk itu dilakukan pem pembelian lahan sepanjang rencana saluran indu induk baru.

  Berdasarkan hasil identifikasi d asi didapat bahwa tidak ada aktivitas ekonomi sepa sepanjang calon saluran tersebut, sehingga tid a tidak diperlukan program pemberdayaan ekono konomi sebagai kompensasi atas hilangnya ma a mata pencaharian masyarakat. Selain itu, pembe mbebasan lahan tidak akan mengakibatkan an hilangnya rumah tinggal masyarakat, sehi sehingga tidak memerlukan program re-settlm ettlment maupun konsolidasi lahan.

  8.3.5. Sub Bidang Penataan Ba an Bangunan dan Lingkungan Khusus untuk investasi pada ada Sub Bidang Penataan Bangunan Lingkungan ngan, tidak ada program yang bersifat fisik fisik yang dapat menimbulkan dampak negat egatif terhadap lingkungan, sosial dan ekonom nomi masyarakat.

  8.3.6. Sub Bidang Permukiman kiman Program Penataan dan Perema remajaan Kawasan di Kawasan permukiman kumuh umuh dan padat penduduk, justru menghasilka silkan dampak positif. Jadi program ini sekaligus ligus merupakan safeguard lingkungan sosial osial dan ekonomi bagi masyarakat. Guna m a meningkatkan efektivitas program tersebut, k ut, kegiatan penataan dan peremajaan kawasan did n didukung oleh program pemberdayaan masy masyarakat untuk pemeliharaan prasarana dasar asar yang akan dibangun.

  Program Pematangan Tanah nah untuk KASIBA – LISIBA di kawasan pesisir at ir atau kawasan nelayan, tanjung tiram, kuala uala tanjung dan lain sebagainya, sebagian tidak m dak memerlukan pembelian lahan lagi, karena la na lahan sudah tersedia settlement maupun konsolidasi lidasi lahan.

  Akan tetapi juga memungkink kinkan dilakukan konso diperlukan:

  1. Sosialisasi program kon konsolidasi lahan

  2. Kesepakatan konsolidas lidasi lahan 3. Program pemberdayaan yaan ekonomi selama proses konsolidasi itu berlang rlangsung.

  8.4. Safeguard Pengadaan Tana Tanah dan Permukiman Kembali Kegiatan Safeguard Pengadaa adaan Pengadaan Tanah dan Permukiman Kemb embali biasanya terjadi jika kegiatan investasi b tasi berlokasi di atas tanah yang bukan milik pem pemerintah atau ditempati oleh swasta/masyara syarakat selama lebih dari . satu tahun. Prinsip utama pengadaan tan anah adalah bahwa semua langkah yang dia g diambil harus dilakukan untuk meningkatkan atkan, memperbaiki pendapatan dan standar kehid ehidupan warga yang terkena dampak kegiatan iatan pengadaan tanah. Pengadaan tanah dan pemukim ukiman kembali atau land acquisition and resettle settlement untuk kegiatan RPIJM mengacu pada. ada.prinsip-prinsip berikut:

  1. Transparan, kegiatan ha terkena dampak, menc yang terkena dampak;

  2. Partisipatif, Warga yan terlibat dalam seluruhta jumlah dan bentuk kom

  3. Adil, Pengadaan tanah memiliki hak untuk me harga pasar tanah dan dan pajak, dan diberi ke

  4. Warga yang terkena dam

  5. Kontribusi/hibah tanah

  • DP mendapatkan ma
  • Tanah hibahkan nila produktif dan nilainy

  Kesepakatan kontribusi setelah DP melakukan SMT harus dapat menja kontribusi tanah secara secara formal;

  1. Kegiatan investasi jumlah warga yang harga pasaran tana oleh NJOP sebelum

  2. Kegiatan yang men atau melibatkan pem dengan Rencana T RTPTPK.

  3. Jika kegiatan invest atau 40 KK atau kur penduduk secara te sederhana.

  4. RTPTPK menyeluruh tanggung jawab p Safeguard. Ada beb yakni:

  Perhitungan gan memiliki karakt dilakukan; an harus diinformasikan secara transparan kepada encakup: daftar warga, aset (tanah, bangunan, ta ang berpotensi terkena dampak/dipindahkan ruhtahap perencanaan proyek, seperti: penentuan lo kompensasi/ganti rugi, serta lokasi tempat pemukim nah tidak memperburuk kondisi kehidupan DP. Wa k mendapatkan ganti rugi yang memadai yang set dan asetnya termasuk biaya pindah, pengurusan ri kesempatan untuk mengkaji rencana pengadaan a dampak harus sepakat atas ganti rugi yang ditetap nah secara sukarela hanya dapat dilakukan bila : n manfaat yang lebih besar dibanding harga tanah m nilainya ≤ 10% dari nilai tanah bangunan atau as lainya < 1 (satu) juta Rupiah. ibusi sukarela tersebut harus ditandatangani kedua kan diskusi secara terpisah. Safeguard Monitoring enjamin bahwa tidak ada tekan an pada DP untuk ecara sukarela. Persetujuan tersebut harus didoku tasi harus sudah men yang terkena dampak, tanah yang diusulkan oleh pemrakarsa kegiatan da lum pembebasan tanah; mengakibatkan dampak pada lebih dari 200 orang n pemindahan Iebih dari 100 orang atau 20 KK, har na Tindak Pengadaan Tanah dan Pemukiman K nvestasi mengakibatkan dampak pada kurang dar u kurang dari 10% asset produktif atau melakukan ra temporer selama konstruksi, harus didukung den luruh atau RTPTPK sederhana dan pelaksanaann ab pemrakarsa kegiatan, dimonitor oleh Tim P beberapa alternatif cara untuk menghitung ganti r ganti rugi tanah berdasarkan nilai pasar tanah di arakteristik ekonomi serupa saat pembayaran pada pihak yang n, tanaman, dll) kan (DP) harus an lokasi proyek, ukiman kembali;

  . Warga tersebut g setara dengan san surat tanah, aan tanah. tetapkan. ah miliknya u aset lain yang dua belah pihak oring Team atau ntuk melakukan idokumentasikan n dan didukung rang atau 40 KK,

  , harus didukung n Kembali atau dari 200 orang kan pemindahan dengan RTPTPK aannya menjadi im Pemantauan nti rugi bagi DP, h di lokasi yang ran ganti rugi Perhitungan ko kompensasi ganti rugi bangunan berdasarkan rkan nilai pasar bangunan denga engan kondisi yang serupa di lokasi yang sama; Perhitungan gan ganti rugi tanaman berdasarkan nilai pasar tanama naman ditambah biaya kerugian n ian non material lain, Perhitungan gan ganti rugi aset diganti dengan aset yang sama, ata

  a, atau ganti rugi uang tunai setar setara dengan harga untuk memperoleh aset. Pihak yang da dapat terkena dampak pembebasan tanah d ah dan / atau pemukiman dip dipindahkan dalam kegiatan sub proyek da dapat berupa warga/individu, idu, entitas, atau badan hukum. Adapun bentuk da uk dampak yang diakibatkan dap dapat berupa: Dampak fisik, se ik, seperti dampak pada tanah, bangunan, tanama naman dan aset produktif, Dampak non-fis fisik, seperti dampak lokasi, akses pada tempa mpat kerja atau prasarana.

  5. Berkenaan dengan h gan hak hukum atas tanah, DP dapat dikelompokkan kkan menjadi:

  • Warga yang mem memiliki hak atas tanah pada saat pendataan dilaku dilakukan,
  • Warga yang tid g tidak memiliki hak atas tanah tetapi menguasai/ asai/ menggarap lahan
  • Warga yang men menguasai tanah berdasarkan perjanjian dengan p an pemilik tanah,
  • Warga yang me g menguasai/menempa

  8.5. Metode Pendugaan Damp ampak Ada beberapa metode pendu endugaan dampak yang terjadi terhadap lingku ngkungan, yakni melihat dampak fisik dan damp ampak non fisik.

  Dampak Fisik, yakni dampak pa ak pada individu, tanah, bangunan, tanaman dan ass n asset produksi:

  • Pendugaan dampak me k melihat kerusakan langsung yang terjadi pada alam alam sekitar,
  • Pendugaan dampak me k melihat tingkat kesehatan masyarakat di sekitar lok lokasi,
  • Pendugaan dampak m k melihat tingkat kehidupan dan kesejahteraan raan masyarakat sekitar lokasi,
  • Pendugaan dampak me k melihat tingkat partisipasi nyata dari masyarakat.

  Dampak Non Fisik, yakni dam i dampak terhadap lokasi, akses terhadap tempat mpat kerja atau terhadap prasarana dan sarana rana, dsb.

  8.6. Pemilihan Alternatif Proses Pemilihan Safeguard uard Lingkungan dan Safeguard Pengadaan an Tanah dan Permukiman Kembali direncan ncanakan dilakukan melalui study dan Penelitian l tian langsung ke lokasi yang direncanakan den dengan tetap melihat tingkat efektifitas, nilai eko i ekonomi, serta potensi dampak yang ditimbulk bulkan. Proses Penyajian Pemilihan Sa n Safeguard alternative untuk safe guard lingkung kungan dan safe guard pengadaan tanah dan dan permukiman kembali yaitu dengan mema emaparkan dan membandingkan antara 2 (dua (dua) atau lebih safeguard yang lebih bernilai eko i ekonomis, lebih efektif, potensial menimbulkan lkan dampak positif dan mengurangi dampak negat egatif.

  8.7. Rencana Pengelolaan Safeg Safeguard Sosial

  8.7.1. Sistem Pengelolaan Sistem Pengelolaan Safe gua guard Lingkungan dan Safe guard Pengadaan n Tanah dan Permukiman kembali di Kabupa bupaten Serdang Bedagai direncanakan dikelola de la dengan sistem terpadu di bawah koordinasi inasi Badan Perencanaan Pembangunan Wilayah ayah Kabupaten Serdang Bedagai dengan mel melibatkan Iangsung Satuan Perangkat Kerja Da a Daerah (SKPD) terkait sesuai tugas masing-ma masing SKPD.

  8.7.2. Pelaksanaan Pengelolaa lolaa Pengelolaan Safeguard sos sosial direncanakan dikelola oleh Dinas-Din Dinas terkait pembangunan infrastruktur khu r khususnya bidang Cipta Karya.

  Pengelolaan Safeguard Pengad ngadaan lahan dan permukiman kembali direncana canakan dikelola oleh Bagian Tata Pemerintahan tahan Sekretariat Pemerintah Kabupaten Serdang B ang Bedagai dan Dinas Pekerjaan Umum (PU).

  8.8. Rencana Pengelolaan Safeg Safeguard Lingkungan

  8.8.1. Prosedur Pemantauan Untuk memastikan bahwa safegua feguard Iingkungan dan safeguard pengadaan tanah dipa h dipantau dengan baik, maka diperlukan tahapan pro n prosedur sebagai berikut:

  • Identifikasi, Penyaringan da an dan Pengelompokan dampak,
  • Study dan Penilaian meng engenai tindakan yang perlu dan dapat dilakukan, berup erupa diskusi, dan konsultasi,
  • Perumusan dan perencana ncanaan rencana pemantauan,
  • Pemantauan ulang terhad rhadap proses diatas,

  • Perumusan mekanisme pe e pemantauan dan penanganan safe guard.

  8.8.2. Pelaksanaan Pemantauan auan Pelaksanaan Pemantauan Safegu afeguard Sosial dan Safeguard Pengadaan Tanah dan dan Permukiman kembali dikoordinir oleh Badan P an Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Serd Serdang Bedagai dengan melibatkan Satuan Perang erangkat Kerja Daerah terkait sesuai tugas masingmasing sing-masing SKPD dengan melibatkan peran serta ma ta masyarakat.