BLN 2012 MEMAKNAI TATA PERAYAAN EKARISTI
MEMAKNAI TATA PERAYAAN EKARISTI
Dalam kerangka mendalami Ekaristi sebagai sakramen paling
utama dalam peribadatan Gereja, kita telah membahas beberapa
terbitan yang berusaha menjelaskan kekayaan teologis, spiritual
serta manfaatnya untuk pengembangan iman dan hidup rohani
Umat beriman.
Melalui edisi kali ini kami secara khusus mengajak anda sekalian
untuk memahami lebih dekat tetapi sekaligus lebih mendalam
mengenai ritus demi ritus perayaan Ekaristi. Kami menyadari
bahwa masih banyak orang kurang memahami dengan baik
bagian demi bagian perayaan Ekaristi sehingga kurang mampu
memanfaatkan kesempatan perjumpaan dengan Allah secara
lebih kaya dalam komunikasi dialogal yang lebih mendalam dan
lebih mesrah.
Pembahasan mengenai TPE ini kami bagi dalam 4 pekan dan
kebetulan sangat cocok dengan TPE yang terdiri dari 4 bagian
yaitu, Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi (Kurban Syukur), yang
diawali dengan Ritus-ritus Pembuka dan diakhiri dengan Ritusritus Penutup.
Untuk memudahkan pertemuan-pertemuan dalam kelompok
selama empat kali dalam satu bulan maka pokok bahasan kami
mengalir dari awal sampai akhir. Dengan cara demikian kami
berharap bahwa secara bertahap menurut kenyataan struktur
perayaan, Umat perlahan dibawa ke dalam rana pemahaman
yang berkesinambungan.
Besar harapan kami bahwa edisi kali ini mendapatkan perhatian
yang luas karena metode yang dipakai bukan sekedar
penyampaian informasi tetapi duduk berbincang dan bertanyajawab dalam suasana persaudaraan. Bahan ini bukanlah sekedar
untuk diketahui saja tetapi terutama untuk dihayati secara lebih
baik. Segala kritik dan saran akan kami tampung dengan penuh
penghargaan demi penyempurnaan di lain kesempatan.
Komisi Liturgi KWI.
PERTEMUAN PERTAMA
Ritus-Ritus Pembuka.
Lagu Pembuka:
PS n.664, MB n.299, Yubilate n.187.
Tanda Salib dan Salam:
Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Amin.
Semoga Allah, Bapa yang berbelaskasih mencurahkan Roh-Nya ke
atas kita semua agar kita pantas sehati dan sesuara bersama
Yesus bersyukur atas segala kebaikan yang kita alami dalam
hidup sehari-hari.
Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar:
Dalam percakapan dengan perempuan Samaria di sumur Yakub,
Yesus menegaskan bahwa Allah Bapa menghendaki kita
mengabdi kepada-Nya dalam Roh dan Kebenaran, artinya, dalam
Roh Kudus dan dalam Yesus Kristus, Sang Sabda Kebenaran
sejati. Dalam pertemuan ini kita diajak melihat perayaan Ekaristi
sebagai perayaan yang dipimpin oleh Kristus dalam kekuatan Roh
Kudus yang mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah
Kristus serta yang menyempurnakan segala doa-doa dan
persembahan diri kita.
Marilah kita mempersiapkan diri untuk mendengarkan Sabda
Tuhan.
Hening sejenak.
Doa Pembuka:
Allah Bapa yang berbelaskasih, dalam Kristus, Sang Sabda
Kebenaran, Engkau menunjukkan jalan bagi kami untuk mengenal
kehendak-Mu, dan dengan demikian hidup kami sehari-hari
diusahakan selaras dengan kehendak-Mu. Kami mohon utuslah
Roh-Mu yang kudus ke tengah kami yang berhimpun disini agar
kami lebih mudah memahami Sabda Yesus, Putra-Mu dan tahu
menghayatinya dalam tingkah laku kami dengan penuh
cintakasih. Sebab Dialah Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami,
yang hidup dan bertahkta bersama Dikau dalam persekutuan Roh
Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Injil : (Yoh. 4:19-26)
Marilah kita berdiri untuk mendengarkan Injil suci menurut
Yohanes.
19. Kata perempuan itu kepada-Nya:”Tuhan, nyata sekarang
padaku, bahwa Engkau seorang nabi. 20.Nenek moyang kami
menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa
Yerusalemlah tempat orang menyembah.” 21. Kata Yesus
kepadanya:”Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan
tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini
dan bukan juga di Yerusalem. 22. Kamu menyembah apa yang
tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab
keselamatan datang dari bangsa Yahudi. 23. Tetapi saatnya akan
datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah
benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab
Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. 24. Allah
itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya
dalam roh dan kebenaran.”
25. Jawab perempuan itu kepada-Nya:”Aku tahu, bahwa Mesias
akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan
memberitakan segala sesuatu kepada kami.” 26. Kata Yesus
kepadanya:” Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan
engkau.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus.
Pujian Sabda:
PS n. 369, MB n. 633, Yubilate n. 228.
Atau:
Mazmur 148
Ulangan: Kemegahan Tuhan mengatasi langit dan bumi
Pujilah Tuhan di surga,*
Pujilah Dia di angkasa raya!
Pujilah Tuhan, semua malaikat-Nya,*
Pujilah Dia, seluruh bala tentara-Nya.
Pujilah Tuhan, matahari dan bulan,*
Pujilah Dia segala bintang yang gemerlapan!
Pujilah Tuhan, langit yang tertinggi*
Dan segala air di atas langit!
Hendaknya semua memuji nama Tuhan;*
Tuhan memberi perintah, maka terciptalah semuanya.
Tuhan menempatkan mereka untuk selama-lamanya,*
Ketetapan Tuhan senantiasa berlaku.
Pujilah Tuhan di bumi,*
Naga lautan dan segenap samudra raya,
Api dan hujan es, salju dan kabut,*
Angin badai, yang melaksanakan firman-Nya.
Pujilah Tuhan, gunung-gemunung dan segala bukit,*
Pohon buah dan segala pohon kayu,
Binatang liar dan segala ternak,*
Binatang melata dan burung bersayap.
Pujilah Tuhan, para raja di bumi dan segala bangsa,*
Para penguasa dan segala suku di dunia;
Para pemuda dan pemudi,*
Kaum tua beserta anak-anak.
Hendaknya mereka memuji nama Tuhan;*
Sebab hanya nama Tuhanlah tinggi luhur.
Walaupun kemegahan-Nya mengatasi langit dan bumi,”
Namun Tuhan sudi meningkatkan kekuatan bangsa-Nya.
Pujilah Tuhan, semua sahabat-Nya,*
Hai Israel, umat yang dekat pada-Nya.
Kemuliaan……
Pendalaman Materi:
Ritus-ritus Pembuka berfungsi mempersiapkan Umat beriman
yang sedang berhimpun bersama untuk mengarahkan hati dan
pikiran kepada Allah yang hadir dan memimpin perayaan Ekaristi.
Kita menyambut imam sebagai “alter Christus” sebab ia berperan
membawakan pribadi Kristus sebagai pemimpin perayaan.
Dengan nyanyian Pembuka yang bersifat memuji kebesaran Allah
kita sekaligus juga mau membina kekompakkan bersama sebagai
anggota Tubuh mistik untuk menyatu dengan Kristus yang adalah
Kepala Tubuh mistik itu. Jadi, kita bersama dengan Kristus hendak
merayakan Ekaristi untuk memuliakan Allah Bapa di surga.
Altar adalah simbol Kristus yang berkurban demi ketaatan kepada
Bapa-Nya, oleh karena itu imam datang dan mencium altar.
Ekaristi dibuka dengan tanda Salib, tanda kemenangan Kristus;
diucapkan dengan suara lantang, bahkan sebaiknya dinyanyikan
untuk menegaskan arti keseluruhan misteri kurban syukur yang
akan dirayakan. Salam dan kata Pembuka oleh imam maksudnya
membantu kita mengenai apa tema perayaan berdasarkan isi Injil
dan bacaan lainnya yang akan kita dengarkan bersama, sekaligus
merupakan ajakan bagi seluruh Umat untuk mengikuti perayaan
ini dengan iman dan hati terbuka, siap sedia membarui diri
selaras kehendak Tuhan berkat puncak pertemuan dengan Allah
Tritunggal dan berkat menikmati sumber dari dari dua meja
santapan yaitu santapan Sabda dan santapan kurban.
Persiapan pribadi paling pantas dan layak kalau dilaksanakan
dengan ritus Tobat yang mengungkapkan sikap mengakui segala
kesalahan dan dosa. Kalau selama Masa Paskah lebih dianjurkan
ritus pemercikan air suci sebagai tanda pembaruan janji baptis,
sebab kita berada dalam sukacita kemenangan Salib atas dosa
dan kejahatan yaitu kegembiraan Paskah selama 50 hari.
Absolusi merupakan ungkapan permohonan agar Allah yang
Mahakuasa mengampuni kita. Tidak sama dengan absolusi dalam
sakramen Pengakuan dosa yang bersifat tindakan sakramental
penegasan bahwa Allah menghapus semua dosa di pentobat.
Kyrie, Tuhan kasihanilah masih dalam lingkaran ritus-ritus
pertobatan tetap sekaligus mengandung unsur mengagungkan
Tuhan, yang meningkat pada Gloria, kita memuliakan Allah atas
karya penyelamatan dalam Kristus Yesus. Sesudah itu dilanjutkan
dengan Doa Pembuka agar memasuki Liturgi Sabda dan Kurban
Ekaristi dengan hati dan pikiran yang sepantasnya. Diawali
dengan ajakan: Marilah berdoa, lalu hening sejenak. Janganlah
diisi keheningan itu dengan pengumuman mengenai intensiintensi Misa sebab itu berarti memecahkan konsentrasi Umat
untuk berdoa sendiri di dalam hati sebelum diwakilkan oleh Imam
dalam Doa Pembuka. Setelah Umat menjawab dengan aklamasi
‘Amin’ selesailah sudah Ritus-ritus Pembuka, dan ketika lektor
mulai memaklumkan Sabda dari Bacaan Pertama maka kita
memasuki Liturgi Sabda.
Diberi kesempatan untuk sharing dan tanya-jawab
seperlunya:
Pada bagian ini lebih baik para peserta mengungkapan
pengalaman pribadi dalam menghayati ritus-ritus Pembuka ini
dalam kerangka saling memperkaya penghayatan iman akan
kehadiran Allah yang begitu istimewa dan bagaimana kita harus
memahami dan menyelaraskan diri sepantasnya melalui sikap,
tata gerak, bernyanyi, berdoa mohon pengampunan dan
memuliakan keagungan Tuhan.
Doa-doa Permohonan: dilaksanakan secara spontan.
Bapa Kami: untuk melengkapi doa-doa permohonan.
Doa Penutup: dapat didoakan bersama-sama.
Allah, Bapa kami yang mahaagung. Engkau sendiri telah
mengutus Yesus Putra-Mu dan Roh Kudus supaya kami sungguh
dapat beribadah kepada-Mu dalam Roh dan Kebenaran.
Terimakasih ya Bapa, Allah yang bijaksana dan berbelaskasih.
Kami mohon semoga setiap kali merayakan Ekaristi kudus, kami
senantiasa mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam keheningan
doa pribadi supaya ketika menyongsong kedatangan Putra-Mu
dalam perarakan masuk untuk memimpin seluruh perayaan
Ekaristi, hati kami sudah terarah kepada-Mu; pikiran dan
perasaan kami sudah tertuju kepada-Mu, sumber hidup dan karya
kami. Kami mohon semoga berkat pendampingan Roh Kudus-Mu
kami sungguh pantas berperan-serta bersama Kristus, Pemimpin
kami dalam kesatuan sebagai anggota Tubuh Mistik-Nya. Dengan
demikian nama-Mu sungguh kami muliakan karena kesatuan
mistik yang suci ini. Engkaulah Tuhan yang kami sembah. Demi
Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin.
Nyanyian Penutup: PS n. 435, MB n. 299, Yubilate n. 332
PERTEMUAN KEDUA
LITURGI
SABDA
Lagu Pembuka: PS n.322, MB n.170, Yubilate n.488
Tanda Salib dan Salam:
Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Amin.
Semoga Allah, sumber kebijaksanaan hidup hadir bersama kita di
dalam pertemuan ini agar kita mendengarkan dan memahami
kehendak-Nya dalam sinar terang ilahi.
Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar:
Dalam perjalanan ke Emaus, dua murid mengalami bahwa hati
mereka berkobar-kobar ketika bercakap-cakap dengan Yesus
yang tidak mereka kenal. Yesus menjelaskan segala yang tertulis
dalam Kitab Suci tentang Dia. Mata mereka terbuka dan
mengenal Yesus ketika Dia mengambil roti, mengucap berkat,
lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada
mereka.
Dalam Bacaan yang akan kita dengar, saya mengajak anda untuk
melihat salah satu dasar dari Kitab Suci tentang Liturgi Sabda
yang dilanjutkan dengan Liturgi Ekaristi. Tuhan Allah sungguh
hadir dan berbicara dengan kita di dalam Liturgi Sabda. Ia
berbicara melalui suara lektor dan imam, dan kita mendengarkanNya dan menanggapi pembicaraan-Nya.
Marilah kita hening sejenak untuk mempersiapkan diri sebab
Tuhan pun hendak berbicara kepada kita dalam pertemuan
bersama ini.
Hening sejenak.
Doa Pembuka:
Ya Allah, Bapa yang mahabijaksana dan penuh cintakasih. Engkau
senantiasa berbicara kepada kami teristimewa di dalam perayaan
Liturgi. Kami sangat merasa terangkat karena berkat
pembaptisan kami semua menjadi anak-anak kesayangan-Mu.
Kami menyadari bahwa seringkali kami lengah dan kurang
menyadari kehadiran-Mu dan pembicaraan-Mu dengan kami
melalui lektor ketika bertugas. Semoga Roh Kudus-Mu senantiasa
membantu kami agar lebih berkonsentrasi selama Liturgi Sabda;
dan selanjutnya dengan penuh semangat menanggapi
pembicaraan-Mu baik dalam Mazmur Tanggapan, Alleluya, bait
pengantar Injil, dalam mendengarkan homili, maupun ketika
mengucapkan Kredo dan Doa Umat. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam
persekutuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
I n j i l : (Luk. 24:13-15.27-31).
Marilah kita berdiri, mendengarkan Injil Tuhan menurut santo
Lukas.
13.Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke
sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh
mil jauhnya dari Yerusalem, 14. Dan mereka bercakap-cakap
tentang segala sesuatu yang telah terjadi. 15. Ketika mereka
sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus
sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan
mereka. 27. Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis
tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa
dan segala kitab nabi-nabi. 28. Mereka mendekati kampung yang
mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan
perjalanan-Nya. 29. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya,
katanya:”Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari
telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Lalu
masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. 30.
Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti,
mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan
memberikannya kepada mereka. 31. Ketika itu terbukalah mata
mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari
tengah-tengah mereka.
Demikianlah Sabda Tuhan
Terpujilah Kristus.
Pujian Sabda:
PS n.366, MB n.635, Yubilate n. 551
Atau:
Mazmur 30
Ulangan: Ya Tuhan, aku berseru, dan Engkau menyembuhkan daku.
Aku akan memuliakan Dikau, ya Tuhan, sebab Engkau membebaskan daku,*
Dan tidak membiarkan musuh bersukacita atas kemalanganku.
Ya Tuhan, Allahku, aku berseru,*
Dan Engkau telah menyembuhkan daku.
Hidupku telah Kauselamatkan dari alam maut, ya Tuhan,*
Nyawaku Kaubebaskan dari liang kubur.
Bernyanyilah bagi Tuhan, hai orang yang dikasihi-Nya,*
Persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus.
Sesaat saja Tuhan murka, tetapi baik hati seumur hidup,*
Semalam saja aku menangis, fajar membawa sukacita.
Semasih aku sejahtera, aku berkata,*
Aku takkan goyah untuk selama-lamanya.
Tuhan, tatkala Engkau berkenan, aku kuat dan aman,*
Kini Kaupalingkan wajah-Mu dari padaku, maka tak berdayalah aku.
Kepada-Mu ya Tuhan, aku berseru,*
Tuhanku kasihanilah aku.
Apa gunanya bagiku, jika nyawaku dicabut?*
Apa gunanya, jika aku turun ke liang kubur?
Dapatlah debu memuliakan Dikau,*
Atau mewartakan kesetiaan-Mu?
Dengarlah ya Tuhan, kasihanilah aku,*
Tuhan jadilah penolong bagiku.
Ratapku Kaujadikan tarian gembira,+
Pakaian kabungku Kautanggalkan,*
Pakaian pesta Kaukenakan padaku.
Maka aku bernyanyi bagi-Mu dan takkan diam lagi,*
Tuhan Allahku, Engkau kupuji selama-lamanya.
Kemuliaan…..
Pendalaman Materi:
Iman Gereja Katolik akan kehadiran Allah dalam setiap perayaan
Liturgi sangat jelas diungkapkan melalui konstitusi Liturgi,
Sacrosanctum Concilium (SC) n. 7 a.l. ‘Ia hadir dalam Sabda-Nya,
sebab Ia sendiri bersabda bila Kitab Suci dibacakan dalam
Gereja.’ (bdk. Luk.4:21).
Oleh karena itu lektor pun disebut sebagai ‘jurubicara Allah’
(Vigesimus quintus annus n.7): ‘Kristus hadir dalam Sabda-Nya
sebagaimana dimaklumkan di tengah Umat beriman, yang –diulas
dalam homili- harus didengarkan dalam iman dan dipadukan
dalam doa. Semua ini harus ditopang oleh keanggunan buku dan
tempat yang ditentukan untuk pewartaan Sabda Allah, dan oleh
sikap pembaca yang didasari oleh kesadaran bahwa seorang
pembaca adalah jurubicara Allah di hadapan saudara-saudarinya.’
Tugas lektor sangat luhur. Kita pun diminta bersikap hormat dan
penuh perhatian ke mimbar dan mendengarkan Sabda Allah
dengan penuh iman bahwa Allah kini sedang berbicara dengan
Umat sekalian yang hadir. Lalu kita pun diajak menanggapi Sabda
Tuhan dalam cara yang lebih dianjurkan, berasal dari tradisi
Gereja awali yaitu setiap kali ayat-ayat dibawakan oleh
pemazmur dan kita semua menyanyikan atau mengucapkan
refrein. Isi mazmur lebih merupakan sikap iman kita yang
meng’amin’i Sabda Allah itu. Lalu Tuhan berbicara lagi melalui
bacaan kedua. Sesudah itu kita berdiri dan dengan penuh
semangat menyanyikan Alleluya, Bait Pengantar Injil, untuk
menyambut Sabda Yesus sendiri melalui Injil-Nya. Alleluya harus
dinyanyikan, tidak boleh diucapkan saja (PUMR n.62 dan 63 c)
Homili adalah bagian dari Sabda Allah yang harus didengarkan
dengan penuh iman dan tobat, dengan hati yang terbuka untuk
memperbarui diri. Hanya boleh dibawakan oleh Uskup dan Imam
(Redemptionis Sacramentum nn. 65-66). Diakon pun hanya boleh
kalau ditugaskan oleh imam.
Tiga unsur pokok dalam homili ialah menjelaskan ayat-ayat Kitab
Suci yang barusan dibacakan; dihubungkan dengan situasi
kongkrit Umat yang hadir; lalu diselaraskan dengan Liturgi
Ekaristi saat itu. Dengan demikian homili menyemangati peranserta selanjutnya dalam Liturgi Korban-Syukur karena isi Liturgi
Ekaristi adalah aktualisasi dari isi pewartaan Sabda Allah. Yesus
mewartakan Injil dan sekaligus juga mengorbankan diri.
Sesudah mendengarkan Sabda Allah, Gereja menyadari bahwa
imannnya perlu diperbarui; seperti yang pernah diucapkan dalam
janji baptis, yakni dengan mengucapkan syahadat. Kemudian
dilanjutkan dengan Doa Umat karena Gereja menyadari bahwa
Sabda Tuhan yang dijelaskan dalam homili semakin membuka
mata akan banyak kekurangan dan kelemahan sehingga perlu
memanjatkan doa-doa kepada Allah Bapa untuk berbagai
kepentingan. Kita dapat menambahkan dengan doa-doa spontan,
terutama kalau Misa dalam kelompok kecil. Dengan demikian
selesailah bagian Liturgi Sabda.
Diberi kesempatan untuk mengadakan sharing dan tanyajawab seperlunya.
Doa-Doa Permohonan: dilaksanakan secara spontan.
Bapa Kami: Untuk melengkapi segala doa permohonan yang
telah diungkapkan.
Doa Penutup:
Allah Bapa terkasih, dalam Yesus, Putra-Mu, Sang Sabda abadi,
kami sungguh merasakan kehadiran-Mu yang menyapa dan
berbicara dengan kami. Dengan demikian dalam kegelapan hati
ini, kami dibantu untuk memahami kehendak-Mu. Engkau ingin
membahagiakan kami semua; Engkau merindukan kedatangan
kami untuk menyatu dalam Dikau. Untuk maksud itu Engkau telah
mengutus Roh Kudus, supaya menerangi pikiran dan hati kami
serta merasakan kehangatan cinta-Mu. Terimakasih ya Bapa yang
berbelaskasih atas karya-Mu yang sungguh bijaksana dan penuh
pengertian. Kami mohon berkat-Mu semoga dalam segala situasi
kehidupan, kami senantiasa datang kepada-Mu, untuk
mendengarkan Dikau dan menimba kekuatan dari Sabda-Mu
untuk mengatur hidup kami secara lebih baik dan lebih berkenan
pada-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin.
Lagu Penutup:
PS n. 542, MB n. 707, Yubilate n. 485
PERTEMUAN KETIGA
LITURGI EKARISTI / LITURGI KURBAN SYUKUR
Lagu Pembuka:
PS n. 540, MB n. 228, Yubilate n. 319
Tanda Salib dan Salam:
Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Amin.
Semoga Yesus Kristus yang telah mempersembahkan hidupnya,
menguduskan kita dan menjadi sumber kekuatan kita untuk
mengabdi Bapa dalam Roh dan Kebenaran.
Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar:
Di dalam Liturgi Ekaristi kita bersyukur karena kebesaran karya
Allah dalam pengorbanan diri Putra-Nya. Misteri Kebangkitan-Nya
meyakinkan kita akan kekuatan Salib yang jauh melampaui
kekuatan manusia. Di mata manusia Salib adalah kebodohan dan
kegagalan, namun bagi Allah yang berkuasa atas mati dan hidup,
Salib merupakan bukti kekuatan cintakasih-Nya yang
menyelamatkan umat manusia. Justru karena itu dalam
persembahan diri Yesus, kita diajak untuk mempersatukan korban
persembahan hidup kita dengan segala tantangannya dengan
persembahan Tubuh dan Darah Kristus di altar supaya hidup kita
pun dibangkitkan ke dalam Kemuliaan abadi. Yesus yang aktif
mewartakan keselamatan, Yesus pula yang mengurbankan diri
demi keselamatan kita. Karya pewartaan memuncak pada
pengorbanan diri. Karena itu sepantasnya kita bersyukur kepada
Allah atas karya-Nya yang mengagumkan.
Marilah kita hening sejenak untuk merenungkan kebesaran Allah
karena cintakasih-Nya yang sedemikian mengagumkan.
Hening sejenak.
Doa Pembuka:
Allah, Bapa yang mahakuasa dan berbelaskasih. Misteri ketaatan
Putra-Mu menjadi ilham yang sangat bernilai bagi kami. Ia telah
mengajarkan kami bagaimana harus merayakan misteri
pengorbanan diri-Nya, yang taat sampai mati, sampai mati di
kayu Salib. Oleh karena itu Engkau telah meninggikan Dia
melampaui segala sesuatu. Dalam Perjamuan Malam Terakhir Ia
telah memberi perintah supaya kami mengenangkan Dia dengan
rupa roti dan anggur. Dan di dalam perayaan Ekaristi setiap hari
kami melaksanakan perintah-Nya itu. Syukur kepada-Mu ya Bapa
karena Putra-Mu telah membimbing kami secara istimewa dengan
menunjukkan tindakan sakramental yang berkenan pada-Mu.
Semoga berkat penerangan Roh Kudus, pertemuan kami ini dapat
menyemangati kami untuk semakin menghormati Ekaristi kudus,
yang menjadi puncak dan sumber kehidupan kami.
Demi Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami, yang
hidup dan bertahkta bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah,
sepanjang segala masa.
Amin.
I n j i I : (Mat.26:26-29)
Marilah kita berdiri untuk mendengarkan Injil suci.
26. Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti,
mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya
kepada murid-murid-Nya dan berkata :”Ambillah, makanlah, inilah
tubuh-Ku.” 27. Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap
syukur lalu memberikannya kepada mereka dan
berkata:”Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. 28. Sebab inilah
darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang
untuk pengampunan dosa. 29. Akan tetapi Aku berkata
kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil
pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang
baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
Terpujilah Kristus.
Pujian Sabda:
PS n. 543, MB n. 215, Yubilate n. 223
Atau:
Mazmur 113:
Ulangan: Dari timur sampai ke barat, terpujilah nama Tuhan.
Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan,*
Pujilah nama Tuhan.
Terberkatilah nama Tuhan*
Sekarang dan selama-lamanya.
Dari timur sampai ke barat*
Terpujilah nama Tuhan.
Tuhan menguasai segala bangsa*
Kemuliaan-Nya mengatasi langit.
Siapakah seperti Tuhan, Allah kita,*
Yang bersemayam di takhta yang luhur.
Yang membungkuk untuk melihat ke bawah,*
Untuk memandang langit dan bumi.
Tuhan menegakkan orang lemah dari debu*
Dan mengangkat orang miskin dari sampah.
Untuk mendudukannya di tengah para penguasa,*
Di tengah para penguasa bangsanya.
Tuhan memberi keturunan kepada wanita mandul*
Dan menjadikannya ibu yang penuh sukacita.
Kemuliaan…..
Pendalaman Materi:
Liturgi Ekaristi terdiri dari tiga bagian, yaitu: Persiapan Bahan
Persembahan, Doa Syukur Agung (DSA) dan Upacara Komuni,
yang ditutup dengan Doa Sesudah Komuni. Maksud sebenarnya ‘
Offertorium’ ialah persiapan bahan-bahan untuk dipersembahkan
dalam DSA, dalam ungkapan rumusan doa sesudah konsekrasi.
Menurut tradisi, Umat menghantar roti dan anggur dan berbagai
hasil jerih payah manusia untuk hidup. Namun sejak abad XI
diganti dengan uang kolekte supaya pelataran imam tidak terlalu
bertumpuk barang-barang. Kebijakan Gereja dewasa ini ialah,
tetap kolekte dengan uang tetapi kadang-kadang boleh bahan
hasil bumi atau hasil karya lainnya dalam perarakan meriah.
Kolekte bukan berarti pastor cari duit tetapi ungkapan doa dan
persembahan diri dalam wujud barang. Kolekte mengungkapkan
seluruh isi Kitab Suci yakni mencintai Tuhan Allah dengan
segenap hati dan budi…,mencintai sesama seperti diri sendiri.
Dan keduanya tak terpisahkan. Fungsi uang yang diarahkan
kepada Tuhan sekaligus didaya-gunakan untuk orang miskin dan
keperluan paroki. Perlulah bahwa anak-anak sejak kecil dididik
untuk membawa uang kolekte dengan dasar pemikiran tersebut.
DSA adalah doa Kristus sendiri sebagai Imam Agung
(bdk.Yoh.17:1-26). Wilayah ‘konsekrasi’ ialah dari Doa mohon
kepada Roh Kudus (epiklesis) untuk merubah roti dan anggur
menjadi Tubuh dan Darah Kristus, lalu Kisah Perjamuan Malam
Terakhir (Narratio institutionis), lalu ditutup dengan Ana’mnesis
(Mysterium fidei): Wafat Kristus kita maklumkan, kebangkitan-Nya
kita muliakan, kedatangan-Nya kita rindukan. Bapa kami adalah
doa permohonan, untuk menyempurnakan DSA, tetapi sekaligus
mengawali Upacara Komuni. Kalau dinyanyikan sebaiknya nada
lebih monoton agar lebih mengungkapkan permohonan/
permintaan. Bukan lagu yang bergaya mars TNI atau yang
mengajak orang berjoged. (Nanti Allah Bapa jadi bingung, ini mau
meminta atau memaksa atau meremehkan Saya). Setelah Bapa
Kami, doa-doa damai dan salam damai agar pantas menyambut
Komuni. Kalau Komuni dilaksanakan dengan tangan, tolong
perhatikan remah-remah agar dimasukkan juga ke mulut.
Pembicaraan dan doa pribadi dengan Yesus sesudah menerima
Komuni lebih cocok ialah berkaitan dengan Sabda Allah yang
didengar selama Liturgi Sabda. Anda terkesan pada masalah apa
karena pasti sesuai dengan pengalaman pribadi. Itulah yang
dibicarakan dengan Tuhan Yesus. Lalu memohon semoga dengan
kehadiran Yesus dalam diriku, membantu aku untuk memperbaiki
diri dalam bidang-bidang tersebut juga. Sebelum Doa Sesudah
Komuni dapat dibawakan suatu Madah Sukur atau Doa Bersama
seluruh Umat atau hening. Namun hening lebih cocok dalam
kelompok kecil.
Diberi kesempatan untuk sharing atau tanya-jawab
seperlunya.
Doa-Doa Permohonan: Dilaksanakan secara spontan.
Bapa Kami: Untuk menyempurnakan doa-doa permohonan kita.
Doa Penutup:
Ya Tuhan, Bapa yang kekal abadi, kami mengucapkan banyak
terimakasih atas semua yang telah Engkau perbuat di tengah
kami, untuk menguduskan kami. Misteri pengurbanan diri Yesus
ini sungguh patut disyukuri. Banyak hal yang dapat kami timba
dari sumber perayaan Ekaristi, dari perjumpaan antara pribadi
kami dengan Dikau melalui Yesus, dalam Roh Kudus. Kami mohon
semoga semangat Yesus pun menjiwai kami untuk
mengembangkan hidup dalam cintakasih dan kerukunan serta
saling menolong dalam berbagai kesukaran. Semoga kami
sekalian sebagai anggota Gereja-Mu yang kudus selalu
bersemangat dan mampu memberi kesaksian tentang Dikau di
tengah masyarakat dunia ini, dalam hubungan antar-tetangga.
Semoga pemahaman kami tentang Ekaristi semakin merupakan
dukungan nyata untuk membangun Kerajaan-Mu di tengah dunia.
Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.
Amin.
Lagu Penutup:
PS n.580, MB n.290, Yubilate n.551
PERTEMUAN KE-EMPAT
RITUS – RITUS PENUTUP
Lagu Pembuka:
PS n.657, MB n.489, Yubilate n.668
Tanda Salib dan Salam:
Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Amin.
Semoga dalam nama Yesus Kristus, Allah melimpahkan kasih
karunia-Nya bagi kita di dalam pertemuan ini.
Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar:
Saudara-saudari sekalian terkasih. Kita telah membicarakan
bersama dua bagian utama perayaan Ekaristi yakni Liturgi Sabda
dan Liturgi Kurban Syukur Ekaristi. Kini dalam pertemuan terakhir
kita mau berbicara bersama mengenai Ritus-Ritus Penutup yang
cukup singkat tetapi perlu mendapatkan perhatian pula bila ingin
memperoleh pengertian lengkap tentang Ekaristi. Dalam
perjamuan Malam Terakhir sesudah santap bersama, Yesus
membasuh kaki murid-murid-Nya. Sesudah itu Ia berpesan
kepada mereka dan pesan ini dapat kita pakai pula untuk
mendalami ritus-ritus Penutup. Marilah kita hening sejenak untuk
membiarkan Roh Kudus menerangi hati kita pada awal pertemuan
ini.
Hening sejenak.
Doa Pembuka:
Allah Bapa Mahapengasih. Dalam Perjamuan Malam Terakhir,
Yesus menunjukkan cinta kepada murid-murid sehabis-habisnya.
Dalam kerendahan hati, Cinta-Nya nampak sangat nyata ketika
membasuh kaki para murid-Nya dan sekaligus pula menasihati
mereka agar berbuat hal yang sama seperti Dia. Suatu pesan
yang sangat mendalam nyata disini. Karena itu ya Bapa, kami
mohon semoga dalam kekuatan Roh Kudus, Engkau
mengarahkan hati kami kepada pengajaran Yesus dan
disemangati dengan membangun niat-niat yang baik untuk
menjadi lebih rendah hati supaya mampu mencintai sesama
dengan hati yang tulus ikhlas. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan
bertakhta bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala
masa.
Amin.
I n j I l : (Yoh. 13:3-5.12-17.20)
Marilah kita berdiri untuk mendengarkan Injil Yohanes.
3. Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala
sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali
kepada Allah. 4. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubahNya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada
pinggangnya. 5. Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah
basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu
menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.
12. Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaianNya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka:
”Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? 13.
Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat,
sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. 14. Jadi, jikalau Aku
membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka
kamu pun wajib saling membasuh kakimu; 15. Sebab Aku telah
memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga
berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
16. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba
tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, atau pun seorang utusan
dari pada dia yang mengutusnya. 17. Jikalau kamu tahu semua
ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. 20. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang
yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku,
ia menerima Dia yang mengutus Aku.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
Terpujilah Kristus.
Pujian Sabda:
PS n. 672, MB n.700, Yubilate n.242
Atau:
Mazmur 146:
Pujilah Tuhan, hai hatiku!+
Aku hendak memuliakan Tuhan seumur hidup*
Memuji-Nya selama hayat dikandung badan.
Jangan menaruh harapan pada orang-orang besar,*
Pada manusia yang tak dapat menyelamatkan.
Bila melayang nyawanya, ia menjadi debu,*
Hari itu juga buyarlah rencananya.
Berbahagialah orang yang mengharapkan pertolongan dari Allah
Yakub,*
Yang menaruh harapan pada Tuhan, Allahnya.
Sebab Tuhan menjadikan langit dan bumi,*
Menciptakan laut dan segala isinya.
Tuhan tetap setia terhadap orang yang dihina,*
Menjamin keadilan bagi orang yang tertindas.
Tuhan memberi makan orang yang lapar,*
Membebaskan orang yang terbelenggu.
Tuhan membuka mata orang buta,*
Menegakkan orang yang bungkuk.
Tuhan melindungi orang asing,*
Memelihara para yatim piatu dan janda.
Tuhan mengasihi orang jujur,*
Tetapi orang berdosa digulingkan-Nya.
Tuhanlah raja selama-lamanya,*
Dialah Allahmu, hai Sion, turun-temurun.
Kemuliaan……
Pendalaman Materi:
Sesuai kenyataan pada Perjamuan Malam Terakhir, sesudah
santap bersama Yesus masih memberikan pesan-pesan penting
menjelang perutusan para murid. Dalam struktur perayaan
Ekaristi nyata jelas pula: setelah Konsekrasi dan Komuni, maka
Ritus-ritus Penutup berciri pengutusan.
Yang termasuk dalam bagian Penutup ialah: Pengumuman
(sejauh perlu); Amanat singkat (kalau diperlukan); Salam dan
Berkat Imam, yang pada hari raya atau kesempatan tertentu
disemarakkan dengan berkat meriah atau dengan doa untuk
Umat; Pengutusan Umat dan Penghormatan altar.
Nyanyian Penutup tidak harus ada tetapi kalau diadakan maka
hendaknya singkat sebab pada bagian akhir Umat diharapkan
berdoa secara pribadi; merangkum seluruh perjumpaan dengan
Tuhan sejak awal perayaan. Mengingat lagi Sabda Tuhan,
khususnya yang berkaitan langsung dengan persoalan pribadi.
Lalu membangun niat baru agar setelah meninggalkan gereja,
berusaha mengamalkan apa yang sudah didengarkan. Karena itu
ungkapan imam: Pergilah kamu diutus mengandung arti
membawakan khabar Keselamatan yang sudah diterima dari
Tuhan untuk dilaksanakan. Ungkapan lain yang lebih ekaristis
ialah: Lanjutkanlah persembahan hidupmu sepanjang hari ini atau
sepanjang minggu ini sebagai kurban puji-pujian yang berkenan
pada Allah. Dengan demikian Ekaristi bukan sekedar kegiatan
seputar altar saja seperti yang didengung-dengungkan oleh
orang-orang yang belum memahami hakikat Ekaristi, tetapi
sesungguhnya merupakan kegiatan yang menjiwai dinamika
hidup dan karya di tengah masyarakat.
Diberi kesempatan untuk sharing dan tanya jawab
seperlunya.
Doa Permohonan: Dilaksanakan secara spontan.
Bapa Kami: untuk melengkapi doa-doa permohonan yang telah
diungkapkan.
Doa Penutup:
Ya Allah Bapa Mahakuasa dan Mahabaik. Pada pertemuan terakhir
ini kami telah menerima penjelasan yang akan membantu kami
untuk melanjutkan apa yang menjadi tugas dan kewajiban kami
setelah berjumpa dan berdialog dengan Dikau, bahkan sambil
membawa Tubuh Putra-Mu Yesus Kristus di dalam diri kami.
Dengan persatuan mistik dan sakramental ini kami sadar bahwa
kami pun harus berbuat sesuatu supaya seturut rasul Paulus,
bukan kami yang hidup tetapi Kristuslah yang hidup di dalam diri
kami masing-masing. Karena itu bantulah kami di dalam segala
niat dan usaha untuk melihat kehadiran-Mu dalam diri setiap
orang yang kami jumpai. Bentuklah tingkahlaku kami agar selalu
jujur, setia, rendah hati dan penuh cintakasih kepada semua
orang. Semoga dalam cara-cara ini kami pun layak
mempersembahkan hidup kami dari hari ke hari bagi KemuliaanMu kini dan selamanya.
Amin.
Nyanyian Penutup:
PS n.691, MB n.798, Yubilate n.223
Disusun oleh:
Komisi Liturgi KWI
Dalam kerangka mendalami Ekaristi sebagai sakramen paling
utama dalam peribadatan Gereja, kita telah membahas beberapa
terbitan yang berusaha menjelaskan kekayaan teologis, spiritual
serta manfaatnya untuk pengembangan iman dan hidup rohani
Umat beriman.
Melalui edisi kali ini kami secara khusus mengajak anda sekalian
untuk memahami lebih dekat tetapi sekaligus lebih mendalam
mengenai ritus demi ritus perayaan Ekaristi. Kami menyadari
bahwa masih banyak orang kurang memahami dengan baik
bagian demi bagian perayaan Ekaristi sehingga kurang mampu
memanfaatkan kesempatan perjumpaan dengan Allah secara
lebih kaya dalam komunikasi dialogal yang lebih mendalam dan
lebih mesrah.
Pembahasan mengenai TPE ini kami bagi dalam 4 pekan dan
kebetulan sangat cocok dengan TPE yang terdiri dari 4 bagian
yaitu, Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi (Kurban Syukur), yang
diawali dengan Ritus-ritus Pembuka dan diakhiri dengan Ritusritus Penutup.
Untuk memudahkan pertemuan-pertemuan dalam kelompok
selama empat kali dalam satu bulan maka pokok bahasan kami
mengalir dari awal sampai akhir. Dengan cara demikian kami
berharap bahwa secara bertahap menurut kenyataan struktur
perayaan, Umat perlahan dibawa ke dalam rana pemahaman
yang berkesinambungan.
Besar harapan kami bahwa edisi kali ini mendapatkan perhatian
yang luas karena metode yang dipakai bukan sekedar
penyampaian informasi tetapi duduk berbincang dan bertanyajawab dalam suasana persaudaraan. Bahan ini bukanlah sekedar
untuk diketahui saja tetapi terutama untuk dihayati secara lebih
baik. Segala kritik dan saran akan kami tampung dengan penuh
penghargaan demi penyempurnaan di lain kesempatan.
Komisi Liturgi KWI.
PERTEMUAN PERTAMA
Ritus-Ritus Pembuka.
Lagu Pembuka:
PS n.664, MB n.299, Yubilate n.187.
Tanda Salib dan Salam:
Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Amin.
Semoga Allah, Bapa yang berbelaskasih mencurahkan Roh-Nya ke
atas kita semua agar kita pantas sehati dan sesuara bersama
Yesus bersyukur atas segala kebaikan yang kita alami dalam
hidup sehari-hari.
Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar:
Dalam percakapan dengan perempuan Samaria di sumur Yakub,
Yesus menegaskan bahwa Allah Bapa menghendaki kita
mengabdi kepada-Nya dalam Roh dan Kebenaran, artinya, dalam
Roh Kudus dan dalam Yesus Kristus, Sang Sabda Kebenaran
sejati. Dalam pertemuan ini kita diajak melihat perayaan Ekaristi
sebagai perayaan yang dipimpin oleh Kristus dalam kekuatan Roh
Kudus yang mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah
Kristus serta yang menyempurnakan segala doa-doa dan
persembahan diri kita.
Marilah kita mempersiapkan diri untuk mendengarkan Sabda
Tuhan.
Hening sejenak.
Doa Pembuka:
Allah Bapa yang berbelaskasih, dalam Kristus, Sang Sabda
Kebenaran, Engkau menunjukkan jalan bagi kami untuk mengenal
kehendak-Mu, dan dengan demikian hidup kami sehari-hari
diusahakan selaras dengan kehendak-Mu. Kami mohon utuslah
Roh-Mu yang kudus ke tengah kami yang berhimpun disini agar
kami lebih mudah memahami Sabda Yesus, Putra-Mu dan tahu
menghayatinya dalam tingkah laku kami dengan penuh
cintakasih. Sebab Dialah Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami,
yang hidup dan bertahkta bersama Dikau dalam persekutuan Roh
Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Injil : (Yoh. 4:19-26)
Marilah kita berdiri untuk mendengarkan Injil suci menurut
Yohanes.
19. Kata perempuan itu kepada-Nya:”Tuhan, nyata sekarang
padaku, bahwa Engkau seorang nabi. 20.Nenek moyang kami
menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa
Yerusalemlah tempat orang menyembah.” 21. Kata Yesus
kepadanya:”Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan
tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini
dan bukan juga di Yerusalem. 22. Kamu menyembah apa yang
tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab
keselamatan datang dari bangsa Yahudi. 23. Tetapi saatnya akan
datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah
benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab
Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. 24. Allah
itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya
dalam roh dan kebenaran.”
25. Jawab perempuan itu kepada-Nya:”Aku tahu, bahwa Mesias
akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan
memberitakan segala sesuatu kepada kami.” 26. Kata Yesus
kepadanya:” Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan
engkau.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus.
Pujian Sabda:
PS n. 369, MB n. 633, Yubilate n. 228.
Atau:
Mazmur 148
Ulangan: Kemegahan Tuhan mengatasi langit dan bumi
Pujilah Tuhan di surga,*
Pujilah Dia di angkasa raya!
Pujilah Tuhan, semua malaikat-Nya,*
Pujilah Dia, seluruh bala tentara-Nya.
Pujilah Tuhan, matahari dan bulan,*
Pujilah Dia segala bintang yang gemerlapan!
Pujilah Tuhan, langit yang tertinggi*
Dan segala air di atas langit!
Hendaknya semua memuji nama Tuhan;*
Tuhan memberi perintah, maka terciptalah semuanya.
Tuhan menempatkan mereka untuk selama-lamanya,*
Ketetapan Tuhan senantiasa berlaku.
Pujilah Tuhan di bumi,*
Naga lautan dan segenap samudra raya,
Api dan hujan es, salju dan kabut,*
Angin badai, yang melaksanakan firman-Nya.
Pujilah Tuhan, gunung-gemunung dan segala bukit,*
Pohon buah dan segala pohon kayu,
Binatang liar dan segala ternak,*
Binatang melata dan burung bersayap.
Pujilah Tuhan, para raja di bumi dan segala bangsa,*
Para penguasa dan segala suku di dunia;
Para pemuda dan pemudi,*
Kaum tua beserta anak-anak.
Hendaknya mereka memuji nama Tuhan;*
Sebab hanya nama Tuhanlah tinggi luhur.
Walaupun kemegahan-Nya mengatasi langit dan bumi,”
Namun Tuhan sudi meningkatkan kekuatan bangsa-Nya.
Pujilah Tuhan, semua sahabat-Nya,*
Hai Israel, umat yang dekat pada-Nya.
Kemuliaan……
Pendalaman Materi:
Ritus-ritus Pembuka berfungsi mempersiapkan Umat beriman
yang sedang berhimpun bersama untuk mengarahkan hati dan
pikiran kepada Allah yang hadir dan memimpin perayaan Ekaristi.
Kita menyambut imam sebagai “alter Christus” sebab ia berperan
membawakan pribadi Kristus sebagai pemimpin perayaan.
Dengan nyanyian Pembuka yang bersifat memuji kebesaran Allah
kita sekaligus juga mau membina kekompakkan bersama sebagai
anggota Tubuh mistik untuk menyatu dengan Kristus yang adalah
Kepala Tubuh mistik itu. Jadi, kita bersama dengan Kristus hendak
merayakan Ekaristi untuk memuliakan Allah Bapa di surga.
Altar adalah simbol Kristus yang berkurban demi ketaatan kepada
Bapa-Nya, oleh karena itu imam datang dan mencium altar.
Ekaristi dibuka dengan tanda Salib, tanda kemenangan Kristus;
diucapkan dengan suara lantang, bahkan sebaiknya dinyanyikan
untuk menegaskan arti keseluruhan misteri kurban syukur yang
akan dirayakan. Salam dan kata Pembuka oleh imam maksudnya
membantu kita mengenai apa tema perayaan berdasarkan isi Injil
dan bacaan lainnya yang akan kita dengarkan bersama, sekaligus
merupakan ajakan bagi seluruh Umat untuk mengikuti perayaan
ini dengan iman dan hati terbuka, siap sedia membarui diri
selaras kehendak Tuhan berkat puncak pertemuan dengan Allah
Tritunggal dan berkat menikmati sumber dari dari dua meja
santapan yaitu santapan Sabda dan santapan kurban.
Persiapan pribadi paling pantas dan layak kalau dilaksanakan
dengan ritus Tobat yang mengungkapkan sikap mengakui segala
kesalahan dan dosa. Kalau selama Masa Paskah lebih dianjurkan
ritus pemercikan air suci sebagai tanda pembaruan janji baptis,
sebab kita berada dalam sukacita kemenangan Salib atas dosa
dan kejahatan yaitu kegembiraan Paskah selama 50 hari.
Absolusi merupakan ungkapan permohonan agar Allah yang
Mahakuasa mengampuni kita. Tidak sama dengan absolusi dalam
sakramen Pengakuan dosa yang bersifat tindakan sakramental
penegasan bahwa Allah menghapus semua dosa di pentobat.
Kyrie, Tuhan kasihanilah masih dalam lingkaran ritus-ritus
pertobatan tetap sekaligus mengandung unsur mengagungkan
Tuhan, yang meningkat pada Gloria, kita memuliakan Allah atas
karya penyelamatan dalam Kristus Yesus. Sesudah itu dilanjutkan
dengan Doa Pembuka agar memasuki Liturgi Sabda dan Kurban
Ekaristi dengan hati dan pikiran yang sepantasnya. Diawali
dengan ajakan: Marilah berdoa, lalu hening sejenak. Janganlah
diisi keheningan itu dengan pengumuman mengenai intensiintensi Misa sebab itu berarti memecahkan konsentrasi Umat
untuk berdoa sendiri di dalam hati sebelum diwakilkan oleh Imam
dalam Doa Pembuka. Setelah Umat menjawab dengan aklamasi
‘Amin’ selesailah sudah Ritus-ritus Pembuka, dan ketika lektor
mulai memaklumkan Sabda dari Bacaan Pertama maka kita
memasuki Liturgi Sabda.
Diberi kesempatan untuk sharing dan tanya-jawab
seperlunya:
Pada bagian ini lebih baik para peserta mengungkapan
pengalaman pribadi dalam menghayati ritus-ritus Pembuka ini
dalam kerangka saling memperkaya penghayatan iman akan
kehadiran Allah yang begitu istimewa dan bagaimana kita harus
memahami dan menyelaraskan diri sepantasnya melalui sikap,
tata gerak, bernyanyi, berdoa mohon pengampunan dan
memuliakan keagungan Tuhan.
Doa-doa Permohonan: dilaksanakan secara spontan.
Bapa Kami: untuk melengkapi doa-doa permohonan.
Doa Penutup: dapat didoakan bersama-sama.
Allah, Bapa kami yang mahaagung. Engkau sendiri telah
mengutus Yesus Putra-Mu dan Roh Kudus supaya kami sungguh
dapat beribadah kepada-Mu dalam Roh dan Kebenaran.
Terimakasih ya Bapa, Allah yang bijaksana dan berbelaskasih.
Kami mohon semoga setiap kali merayakan Ekaristi kudus, kami
senantiasa mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam keheningan
doa pribadi supaya ketika menyongsong kedatangan Putra-Mu
dalam perarakan masuk untuk memimpin seluruh perayaan
Ekaristi, hati kami sudah terarah kepada-Mu; pikiran dan
perasaan kami sudah tertuju kepada-Mu, sumber hidup dan karya
kami. Kami mohon semoga berkat pendampingan Roh Kudus-Mu
kami sungguh pantas berperan-serta bersama Kristus, Pemimpin
kami dalam kesatuan sebagai anggota Tubuh Mistik-Nya. Dengan
demikian nama-Mu sungguh kami muliakan karena kesatuan
mistik yang suci ini. Engkaulah Tuhan yang kami sembah. Demi
Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin.
Nyanyian Penutup: PS n. 435, MB n. 299, Yubilate n. 332
PERTEMUAN KEDUA
LITURGI
SABDA
Lagu Pembuka: PS n.322, MB n.170, Yubilate n.488
Tanda Salib dan Salam:
Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Amin.
Semoga Allah, sumber kebijaksanaan hidup hadir bersama kita di
dalam pertemuan ini agar kita mendengarkan dan memahami
kehendak-Nya dalam sinar terang ilahi.
Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar:
Dalam perjalanan ke Emaus, dua murid mengalami bahwa hati
mereka berkobar-kobar ketika bercakap-cakap dengan Yesus
yang tidak mereka kenal. Yesus menjelaskan segala yang tertulis
dalam Kitab Suci tentang Dia. Mata mereka terbuka dan
mengenal Yesus ketika Dia mengambil roti, mengucap berkat,
lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada
mereka.
Dalam Bacaan yang akan kita dengar, saya mengajak anda untuk
melihat salah satu dasar dari Kitab Suci tentang Liturgi Sabda
yang dilanjutkan dengan Liturgi Ekaristi. Tuhan Allah sungguh
hadir dan berbicara dengan kita di dalam Liturgi Sabda. Ia
berbicara melalui suara lektor dan imam, dan kita mendengarkanNya dan menanggapi pembicaraan-Nya.
Marilah kita hening sejenak untuk mempersiapkan diri sebab
Tuhan pun hendak berbicara kepada kita dalam pertemuan
bersama ini.
Hening sejenak.
Doa Pembuka:
Ya Allah, Bapa yang mahabijaksana dan penuh cintakasih. Engkau
senantiasa berbicara kepada kami teristimewa di dalam perayaan
Liturgi. Kami sangat merasa terangkat karena berkat
pembaptisan kami semua menjadi anak-anak kesayangan-Mu.
Kami menyadari bahwa seringkali kami lengah dan kurang
menyadari kehadiran-Mu dan pembicaraan-Mu dengan kami
melalui lektor ketika bertugas. Semoga Roh Kudus-Mu senantiasa
membantu kami agar lebih berkonsentrasi selama Liturgi Sabda;
dan selanjutnya dengan penuh semangat menanggapi
pembicaraan-Mu baik dalam Mazmur Tanggapan, Alleluya, bait
pengantar Injil, dalam mendengarkan homili, maupun ketika
mengucapkan Kredo dan Doa Umat. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam
persekutuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
I n j i l : (Luk. 24:13-15.27-31).
Marilah kita berdiri, mendengarkan Injil Tuhan menurut santo
Lukas.
13.Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke
sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh
mil jauhnya dari Yerusalem, 14. Dan mereka bercakap-cakap
tentang segala sesuatu yang telah terjadi. 15. Ketika mereka
sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus
sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan
mereka. 27. Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis
tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa
dan segala kitab nabi-nabi. 28. Mereka mendekati kampung yang
mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan
perjalanan-Nya. 29. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya,
katanya:”Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari
telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Lalu
masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. 30.
Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti,
mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan
memberikannya kepada mereka. 31. Ketika itu terbukalah mata
mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari
tengah-tengah mereka.
Demikianlah Sabda Tuhan
Terpujilah Kristus.
Pujian Sabda:
PS n.366, MB n.635, Yubilate n. 551
Atau:
Mazmur 30
Ulangan: Ya Tuhan, aku berseru, dan Engkau menyembuhkan daku.
Aku akan memuliakan Dikau, ya Tuhan, sebab Engkau membebaskan daku,*
Dan tidak membiarkan musuh bersukacita atas kemalanganku.
Ya Tuhan, Allahku, aku berseru,*
Dan Engkau telah menyembuhkan daku.
Hidupku telah Kauselamatkan dari alam maut, ya Tuhan,*
Nyawaku Kaubebaskan dari liang kubur.
Bernyanyilah bagi Tuhan, hai orang yang dikasihi-Nya,*
Persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus.
Sesaat saja Tuhan murka, tetapi baik hati seumur hidup,*
Semalam saja aku menangis, fajar membawa sukacita.
Semasih aku sejahtera, aku berkata,*
Aku takkan goyah untuk selama-lamanya.
Tuhan, tatkala Engkau berkenan, aku kuat dan aman,*
Kini Kaupalingkan wajah-Mu dari padaku, maka tak berdayalah aku.
Kepada-Mu ya Tuhan, aku berseru,*
Tuhanku kasihanilah aku.
Apa gunanya bagiku, jika nyawaku dicabut?*
Apa gunanya, jika aku turun ke liang kubur?
Dapatlah debu memuliakan Dikau,*
Atau mewartakan kesetiaan-Mu?
Dengarlah ya Tuhan, kasihanilah aku,*
Tuhan jadilah penolong bagiku.
Ratapku Kaujadikan tarian gembira,+
Pakaian kabungku Kautanggalkan,*
Pakaian pesta Kaukenakan padaku.
Maka aku bernyanyi bagi-Mu dan takkan diam lagi,*
Tuhan Allahku, Engkau kupuji selama-lamanya.
Kemuliaan…..
Pendalaman Materi:
Iman Gereja Katolik akan kehadiran Allah dalam setiap perayaan
Liturgi sangat jelas diungkapkan melalui konstitusi Liturgi,
Sacrosanctum Concilium (SC) n. 7 a.l. ‘Ia hadir dalam Sabda-Nya,
sebab Ia sendiri bersabda bila Kitab Suci dibacakan dalam
Gereja.’ (bdk. Luk.4:21).
Oleh karena itu lektor pun disebut sebagai ‘jurubicara Allah’
(Vigesimus quintus annus n.7): ‘Kristus hadir dalam Sabda-Nya
sebagaimana dimaklumkan di tengah Umat beriman, yang –diulas
dalam homili- harus didengarkan dalam iman dan dipadukan
dalam doa. Semua ini harus ditopang oleh keanggunan buku dan
tempat yang ditentukan untuk pewartaan Sabda Allah, dan oleh
sikap pembaca yang didasari oleh kesadaran bahwa seorang
pembaca adalah jurubicara Allah di hadapan saudara-saudarinya.’
Tugas lektor sangat luhur. Kita pun diminta bersikap hormat dan
penuh perhatian ke mimbar dan mendengarkan Sabda Allah
dengan penuh iman bahwa Allah kini sedang berbicara dengan
Umat sekalian yang hadir. Lalu kita pun diajak menanggapi Sabda
Tuhan dalam cara yang lebih dianjurkan, berasal dari tradisi
Gereja awali yaitu setiap kali ayat-ayat dibawakan oleh
pemazmur dan kita semua menyanyikan atau mengucapkan
refrein. Isi mazmur lebih merupakan sikap iman kita yang
meng’amin’i Sabda Allah itu. Lalu Tuhan berbicara lagi melalui
bacaan kedua. Sesudah itu kita berdiri dan dengan penuh
semangat menyanyikan Alleluya, Bait Pengantar Injil, untuk
menyambut Sabda Yesus sendiri melalui Injil-Nya. Alleluya harus
dinyanyikan, tidak boleh diucapkan saja (PUMR n.62 dan 63 c)
Homili adalah bagian dari Sabda Allah yang harus didengarkan
dengan penuh iman dan tobat, dengan hati yang terbuka untuk
memperbarui diri. Hanya boleh dibawakan oleh Uskup dan Imam
(Redemptionis Sacramentum nn. 65-66). Diakon pun hanya boleh
kalau ditugaskan oleh imam.
Tiga unsur pokok dalam homili ialah menjelaskan ayat-ayat Kitab
Suci yang barusan dibacakan; dihubungkan dengan situasi
kongkrit Umat yang hadir; lalu diselaraskan dengan Liturgi
Ekaristi saat itu. Dengan demikian homili menyemangati peranserta selanjutnya dalam Liturgi Korban-Syukur karena isi Liturgi
Ekaristi adalah aktualisasi dari isi pewartaan Sabda Allah. Yesus
mewartakan Injil dan sekaligus juga mengorbankan diri.
Sesudah mendengarkan Sabda Allah, Gereja menyadari bahwa
imannnya perlu diperbarui; seperti yang pernah diucapkan dalam
janji baptis, yakni dengan mengucapkan syahadat. Kemudian
dilanjutkan dengan Doa Umat karena Gereja menyadari bahwa
Sabda Tuhan yang dijelaskan dalam homili semakin membuka
mata akan banyak kekurangan dan kelemahan sehingga perlu
memanjatkan doa-doa kepada Allah Bapa untuk berbagai
kepentingan. Kita dapat menambahkan dengan doa-doa spontan,
terutama kalau Misa dalam kelompok kecil. Dengan demikian
selesailah bagian Liturgi Sabda.
Diberi kesempatan untuk mengadakan sharing dan tanyajawab seperlunya.
Doa-Doa Permohonan: dilaksanakan secara spontan.
Bapa Kami: Untuk melengkapi segala doa permohonan yang
telah diungkapkan.
Doa Penutup:
Allah Bapa terkasih, dalam Yesus, Putra-Mu, Sang Sabda abadi,
kami sungguh merasakan kehadiran-Mu yang menyapa dan
berbicara dengan kami. Dengan demikian dalam kegelapan hati
ini, kami dibantu untuk memahami kehendak-Mu. Engkau ingin
membahagiakan kami semua; Engkau merindukan kedatangan
kami untuk menyatu dalam Dikau. Untuk maksud itu Engkau telah
mengutus Roh Kudus, supaya menerangi pikiran dan hati kami
serta merasakan kehangatan cinta-Mu. Terimakasih ya Bapa yang
berbelaskasih atas karya-Mu yang sungguh bijaksana dan penuh
pengertian. Kami mohon berkat-Mu semoga dalam segala situasi
kehidupan, kami senantiasa datang kepada-Mu, untuk
mendengarkan Dikau dan menimba kekuatan dari Sabda-Mu
untuk mengatur hidup kami secara lebih baik dan lebih berkenan
pada-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin.
Lagu Penutup:
PS n. 542, MB n. 707, Yubilate n. 485
PERTEMUAN KETIGA
LITURGI EKARISTI / LITURGI KURBAN SYUKUR
Lagu Pembuka:
PS n. 540, MB n. 228, Yubilate n. 319
Tanda Salib dan Salam:
Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Amin.
Semoga Yesus Kristus yang telah mempersembahkan hidupnya,
menguduskan kita dan menjadi sumber kekuatan kita untuk
mengabdi Bapa dalam Roh dan Kebenaran.
Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar:
Di dalam Liturgi Ekaristi kita bersyukur karena kebesaran karya
Allah dalam pengorbanan diri Putra-Nya. Misteri Kebangkitan-Nya
meyakinkan kita akan kekuatan Salib yang jauh melampaui
kekuatan manusia. Di mata manusia Salib adalah kebodohan dan
kegagalan, namun bagi Allah yang berkuasa atas mati dan hidup,
Salib merupakan bukti kekuatan cintakasih-Nya yang
menyelamatkan umat manusia. Justru karena itu dalam
persembahan diri Yesus, kita diajak untuk mempersatukan korban
persembahan hidup kita dengan segala tantangannya dengan
persembahan Tubuh dan Darah Kristus di altar supaya hidup kita
pun dibangkitkan ke dalam Kemuliaan abadi. Yesus yang aktif
mewartakan keselamatan, Yesus pula yang mengurbankan diri
demi keselamatan kita. Karya pewartaan memuncak pada
pengorbanan diri. Karena itu sepantasnya kita bersyukur kepada
Allah atas karya-Nya yang mengagumkan.
Marilah kita hening sejenak untuk merenungkan kebesaran Allah
karena cintakasih-Nya yang sedemikian mengagumkan.
Hening sejenak.
Doa Pembuka:
Allah, Bapa yang mahakuasa dan berbelaskasih. Misteri ketaatan
Putra-Mu menjadi ilham yang sangat bernilai bagi kami. Ia telah
mengajarkan kami bagaimana harus merayakan misteri
pengorbanan diri-Nya, yang taat sampai mati, sampai mati di
kayu Salib. Oleh karena itu Engkau telah meninggikan Dia
melampaui segala sesuatu. Dalam Perjamuan Malam Terakhir Ia
telah memberi perintah supaya kami mengenangkan Dia dengan
rupa roti dan anggur. Dan di dalam perayaan Ekaristi setiap hari
kami melaksanakan perintah-Nya itu. Syukur kepada-Mu ya Bapa
karena Putra-Mu telah membimbing kami secara istimewa dengan
menunjukkan tindakan sakramental yang berkenan pada-Mu.
Semoga berkat penerangan Roh Kudus, pertemuan kami ini dapat
menyemangati kami untuk semakin menghormati Ekaristi kudus,
yang menjadi puncak dan sumber kehidupan kami.
Demi Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami, yang
hidup dan bertahkta bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah,
sepanjang segala masa.
Amin.
I n j i I : (Mat.26:26-29)
Marilah kita berdiri untuk mendengarkan Injil suci.
26. Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti,
mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya
kepada murid-murid-Nya dan berkata :”Ambillah, makanlah, inilah
tubuh-Ku.” 27. Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap
syukur lalu memberikannya kepada mereka dan
berkata:”Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. 28. Sebab inilah
darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang
untuk pengampunan dosa. 29. Akan tetapi Aku berkata
kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil
pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang
baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
Terpujilah Kristus.
Pujian Sabda:
PS n. 543, MB n. 215, Yubilate n. 223
Atau:
Mazmur 113:
Ulangan: Dari timur sampai ke barat, terpujilah nama Tuhan.
Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan,*
Pujilah nama Tuhan.
Terberkatilah nama Tuhan*
Sekarang dan selama-lamanya.
Dari timur sampai ke barat*
Terpujilah nama Tuhan.
Tuhan menguasai segala bangsa*
Kemuliaan-Nya mengatasi langit.
Siapakah seperti Tuhan, Allah kita,*
Yang bersemayam di takhta yang luhur.
Yang membungkuk untuk melihat ke bawah,*
Untuk memandang langit dan bumi.
Tuhan menegakkan orang lemah dari debu*
Dan mengangkat orang miskin dari sampah.
Untuk mendudukannya di tengah para penguasa,*
Di tengah para penguasa bangsanya.
Tuhan memberi keturunan kepada wanita mandul*
Dan menjadikannya ibu yang penuh sukacita.
Kemuliaan…..
Pendalaman Materi:
Liturgi Ekaristi terdiri dari tiga bagian, yaitu: Persiapan Bahan
Persembahan, Doa Syukur Agung (DSA) dan Upacara Komuni,
yang ditutup dengan Doa Sesudah Komuni. Maksud sebenarnya ‘
Offertorium’ ialah persiapan bahan-bahan untuk dipersembahkan
dalam DSA, dalam ungkapan rumusan doa sesudah konsekrasi.
Menurut tradisi, Umat menghantar roti dan anggur dan berbagai
hasil jerih payah manusia untuk hidup. Namun sejak abad XI
diganti dengan uang kolekte supaya pelataran imam tidak terlalu
bertumpuk barang-barang. Kebijakan Gereja dewasa ini ialah,
tetap kolekte dengan uang tetapi kadang-kadang boleh bahan
hasil bumi atau hasil karya lainnya dalam perarakan meriah.
Kolekte bukan berarti pastor cari duit tetapi ungkapan doa dan
persembahan diri dalam wujud barang. Kolekte mengungkapkan
seluruh isi Kitab Suci yakni mencintai Tuhan Allah dengan
segenap hati dan budi…,mencintai sesama seperti diri sendiri.
Dan keduanya tak terpisahkan. Fungsi uang yang diarahkan
kepada Tuhan sekaligus didaya-gunakan untuk orang miskin dan
keperluan paroki. Perlulah bahwa anak-anak sejak kecil dididik
untuk membawa uang kolekte dengan dasar pemikiran tersebut.
DSA adalah doa Kristus sendiri sebagai Imam Agung
(bdk.Yoh.17:1-26). Wilayah ‘konsekrasi’ ialah dari Doa mohon
kepada Roh Kudus (epiklesis) untuk merubah roti dan anggur
menjadi Tubuh dan Darah Kristus, lalu Kisah Perjamuan Malam
Terakhir (Narratio institutionis), lalu ditutup dengan Ana’mnesis
(Mysterium fidei): Wafat Kristus kita maklumkan, kebangkitan-Nya
kita muliakan, kedatangan-Nya kita rindukan. Bapa kami adalah
doa permohonan, untuk menyempurnakan DSA, tetapi sekaligus
mengawali Upacara Komuni. Kalau dinyanyikan sebaiknya nada
lebih monoton agar lebih mengungkapkan permohonan/
permintaan. Bukan lagu yang bergaya mars TNI atau yang
mengajak orang berjoged. (Nanti Allah Bapa jadi bingung, ini mau
meminta atau memaksa atau meremehkan Saya). Setelah Bapa
Kami, doa-doa damai dan salam damai agar pantas menyambut
Komuni. Kalau Komuni dilaksanakan dengan tangan, tolong
perhatikan remah-remah agar dimasukkan juga ke mulut.
Pembicaraan dan doa pribadi dengan Yesus sesudah menerima
Komuni lebih cocok ialah berkaitan dengan Sabda Allah yang
didengar selama Liturgi Sabda. Anda terkesan pada masalah apa
karena pasti sesuai dengan pengalaman pribadi. Itulah yang
dibicarakan dengan Tuhan Yesus. Lalu memohon semoga dengan
kehadiran Yesus dalam diriku, membantu aku untuk memperbaiki
diri dalam bidang-bidang tersebut juga. Sebelum Doa Sesudah
Komuni dapat dibawakan suatu Madah Sukur atau Doa Bersama
seluruh Umat atau hening. Namun hening lebih cocok dalam
kelompok kecil.
Diberi kesempatan untuk sharing atau tanya-jawab
seperlunya.
Doa-Doa Permohonan: Dilaksanakan secara spontan.
Bapa Kami: Untuk menyempurnakan doa-doa permohonan kita.
Doa Penutup:
Ya Tuhan, Bapa yang kekal abadi, kami mengucapkan banyak
terimakasih atas semua yang telah Engkau perbuat di tengah
kami, untuk menguduskan kami. Misteri pengurbanan diri Yesus
ini sungguh patut disyukuri. Banyak hal yang dapat kami timba
dari sumber perayaan Ekaristi, dari perjumpaan antara pribadi
kami dengan Dikau melalui Yesus, dalam Roh Kudus. Kami mohon
semoga semangat Yesus pun menjiwai kami untuk
mengembangkan hidup dalam cintakasih dan kerukunan serta
saling menolong dalam berbagai kesukaran. Semoga kami
sekalian sebagai anggota Gereja-Mu yang kudus selalu
bersemangat dan mampu memberi kesaksian tentang Dikau di
tengah masyarakat dunia ini, dalam hubungan antar-tetangga.
Semoga pemahaman kami tentang Ekaristi semakin merupakan
dukungan nyata untuk membangun Kerajaan-Mu di tengah dunia.
Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.
Amin.
Lagu Penutup:
PS n.580, MB n.290, Yubilate n.551
PERTEMUAN KE-EMPAT
RITUS – RITUS PENUTUP
Lagu Pembuka:
PS n.657, MB n.489, Yubilate n.668
Tanda Salib dan Salam:
Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Amin.
Semoga dalam nama Yesus Kristus, Allah melimpahkan kasih
karunia-Nya bagi kita di dalam pertemuan ini.
Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar:
Saudara-saudari sekalian terkasih. Kita telah membicarakan
bersama dua bagian utama perayaan Ekaristi yakni Liturgi Sabda
dan Liturgi Kurban Syukur Ekaristi. Kini dalam pertemuan terakhir
kita mau berbicara bersama mengenai Ritus-Ritus Penutup yang
cukup singkat tetapi perlu mendapatkan perhatian pula bila ingin
memperoleh pengertian lengkap tentang Ekaristi. Dalam
perjamuan Malam Terakhir sesudah santap bersama, Yesus
membasuh kaki murid-murid-Nya. Sesudah itu Ia berpesan
kepada mereka dan pesan ini dapat kita pakai pula untuk
mendalami ritus-ritus Penutup. Marilah kita hening sejenak untuk
membiarkan Roh Kudus menerangi hati kita pada awal pertemuan
ini.
Hening sejenak.
Doa Pembuka:
Allah Bapa Mahapengasih. Dalam Perjamuan Malam Terakhir,
Yesus menunjukkan cinta kepada murid-murid sehabis-habisnya.
Dalam kerendahan hati, Cinta-Nya nampak sangat nyata ketika
membasuh kaki para murid-Nya dan sekaligus pula menasihati
mereka agar berbuat hal yang sama seperti Dia. Suatu pesan
yang sangat mendalam nyata disini. Karena itu ya Bapa, kami
mohon semoga dalam kekuatan Roh Kudus, Engkau
mengarahkan hati kami kepada pengajaran Yesus dan
disemangati dengan membangun niat-niat yang baik untuk
menjadi lebih rendah hati supaya mampu mencintai sesama
dengan hati yang tulus ikhlas. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan
bertakhta bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala
masa.
Amin.
I n j I l : (Yoh. 13:3-5.12-17.20)
Marilah kita berdiri untuk mendengarkan Injil Yohanes.
3. Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala
sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali
kepada Allah. 4. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubahNya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada
pinggangnya. 5. Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah
basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu
menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.
12. Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaianNya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka:
”Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? 13.
Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat,
sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. 14. Jadi, jikalau Aku
membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka
kamu pun wajib saling membasuh kakimu; 15. Sebab Aku telah
memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga
berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
16. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba
tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, atau pun seorang utusan
dari pada dia yang mengutusnya. 17. Jikalau kamu tahu semua
ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. 20. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang
yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku,
ia menerima Dia yang mengutus Aku.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
Terpujilah Kristus.
Pujian Sabda:
PS n. 672, MB n.700, Yubilate n.242
Atau:
Mazmur 146:
Pujilah Tuhan, hai hatiku!+
Aku hendak memuliakan Tuhan seumur hidup*
Memuji-Nya selama hayat dikandung badan.
Jangan menaruh harapan pada orang-orang besar,*
Pada manusia yang tak dapat menyelamatkan.
Bila melayang nyawanya, ia menjadi debu,*
Hari itu juga buyarlah rencananya.
Berbahagialah orang yang mengharapkan pertolongan dari Allah
Yakub,*
Yang menaruh harapan pada Tuhan, Allahnya.
Sebab Tuhan menjadikan langit dan bumi,*
Menciptakan laut dan segala isinya.
Tuhan tetap setia terhadap orang yang dihina,*
Menjamin keadilan bagi orang yang tertindas.
Tuhan memberi makan orang yang lapar,*
Membebaskan orang yang terbelenggu.
Tuhan membuka mata orang buta,*
Menegakkan orang yang bungkuk.
Tuhan melindungi orang asing,*
Memelihara para yatim piatu dan janda.
Tuhan mengasihi orang jujur,*
Tetapi orang berdosa digulingkan-Nya.
Tuhanlah raja selama-lamanya,*
Dialah Allahmu, hai Sion, turun-temurun.
Kemuliaan……
Pendalaman Materi:
Sesuai kenyataan pada Perjamuan Malam Terakhir, sesudah
santap bersama Yesus masih memberikan pesan-pesan penting
menjelang perutusan para murid. Dalam struktur perayaan
Ekaristi nyata jelas pula: setelah Konsekrasi dan Komuni, maka
Ritus-ritus Penutup berciri pengutusan.
Yang termasuk dalam bagian Penutup ialah: Pengumuman
(sejauh perlu); Amanat singkat (kalau diperlukan); Salam dan
Berkat Imam, yang pada hari raya atau kesempatan tertentu
disemarakkan dengan berkat meriah atau dengan doa untuk
Umat; Pengutusan Umat dan Penghormatan altar.
Nyanyian Penutup tidak harus ada tetapi kalau diadakan maka
hendaknya singkat sebab pada bagian akhir Umat diharapkan
berdoa secara pribadi; merangkum seluruh perjumpaan dengan
Tuhan sejak awal perayaan. Mengingat lagi Sabda Tuhan,
khususnya yang berkaitan langsung dengan persoalan pribadi.
Lalu membangun niat baru agar setelah meninggalkan gereja,
berusaha mengamalkan apa yang sudah didengarkan. Karena itu
ungkapan imam: Pergilah kamu diutus mengandung arti
membawakan khabar Keselamatan yang sudah diterima dari
Tuhan untuk dilaksanakan. Ungkapan lain yang lebih ekaristis
ialah: Lanjutkanlah persembahan hidupmu sepanjang hari ini atau
sepanjang minggu ini sebagai kurban puji-pujian yang berkenan
pada Allah. Dengan demikian Ekaristi bukan sekedar kegiatan
seputar altar saja seperti yang didengung-dengungkan oleh
orang-orang yang belum memahami hakikat Ekaristi, tetapi
sesungguhnya merupakan kegiatan yang menjiwai dinamika
hidup dan karya di tengah masyarakat.
Diberi kesempatan untuk sharing dan tanya jawab
seperlunya.
Doa Permohonan: Dilaksanakan secara spontan.
Bapa Kami: untuk melengkapi doa-doa permohonan yang telah
diungkapkan.
Doa Penutup:
Ya Allah Bapa Mahakuasa dan Mahabaik. Pada pertemuan terakhir
ini kami telah menerima penjelasan yang akan membantu kami
untuk melanjutkan apa yang menjadi tugas dan kewajiban kami
setelah berjumpa dan berdialog dengan Dikau, bahkan sambil
membawa Tubuh Putra-Mu Yesus Kristus di dalam diri kami.
Dengan persatuan mistik dan sakramental ini kami sadar bahwa
kami pun harus berbuat sesuatu supaya seturut rasul Paulus,
bukan kami yang hidup tetapi Kristuslah yang hidup di dalam diri
kami masing-masing. Karena itu bantulah kami di dalam segala
niat dan usaha untuk melihat kehadiran-Mu dalam diri setiap
orang yang kami jumpai. Bentuklah tingkahlaku kami agar selalu
jujur, setia, rendah hati dan penuh cintakasih kepada semua
orang. Semoga dalam cara-cara ini kami pun layak
mempersembahkan hidup kami dari hari ke hari bagi KemuliaanMu kini dan selamanya.
Amin.
Nyanyian Penutup:
PS n.691, MB n.798, Yubilate n.223
Disusun oleh:
Komisi Liturgi KWI