Pengaruh Lingkungan Eksternal, Internal dan Etika Bisnis terhadap Kemitraan Usaha serta Implikasinya pada Kinerja Usaha Kecil

Pengaruh Lingkungan Eksternal, Internal dan Etika Bisnis terhadap Kemitraan Usaha serta Implikasinya pada Kinerja Usaha Kecil

Tatang Suryana

Universitas Majalengka E-mail : tsuryana@gmail.com

ABSTRACT

This research is expected to contribute to development economics in particular, external and internal environment, business ethics, business partnership, performance small enterprises, strategic management, marketing management, human resource management, and economic in general. The study was conducted by using descriptive and inductive methods, namely collecting, presenting and analyzing and testing hypotheses, and making inferences and suggestions. Research conducted on batik cap small businesses in West Java with a sample size of 116 companies through simple random sampling technique proportionally. The method of analysis using structural equation model (SEM).

This research, obtained some conclusions as follows: 1) The external environment has shown a fairly good level categories and need to be considered regarding the certainty of government in setting the wage system. Internal environment has shown a good level categories, but keep in mind the human resource owned by the company. Business ethics is a good show category, but still need to acquisition capitalization

companies generally obtained directly. 2) Partnership shows a fairly good level category, but it should be noted again the level of profits that have not been in accordance with the company's goals. 3) Performance of small businesses showed a fairly good level category, but should be considered companies are always trying to acquire new customers. 4) Based on SEM analysis showed that the external environment, internal environment, and business ethics simultaneously positive and significant impact on the partnership variable of 64.6%. External environment partially positive and significant impact to business partnerships of 15.51%. Internal environment positive and significant impact to business partnerships of 28.73%. Business ethics positive and significant effect to business partnerships of 20.30%. 5) Business Partnership positive and significant impact to Small enterprises Performance of 84.3%.

Keywords: external environment, internal environment, business ethics, business partnerships, small enterprises performance.

ABSTRAK

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu ekonomi khususnya; pengembangan lingkungan eksternal, lingkungan internal, etika bisnis kemitraan usaha dan kinerja usaha kecil, manajemen strategik, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia, dan ilmu ekonomi pada umumnya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan induktif yaitu mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis dan melakukan pengujian hipotesis, serta membuat kesimpulan dan saran. Penelitian dilakukan terhadap usaha kecil batik cap di Jawa Barat dengan besarnya Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu ekonomi khususnya; pengembangan lingkungan eksternal, lingkungan internal, etika bisnis kemitraan usaha dan kinerja usaha kecil, manajemen strategik, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia, dan ilmu ekonomi pada umumnya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan induktif yaitu mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis dan melakukan pengujian hipotesis, serta membuat kesimpulan dan saran. Penelitian dilakukan terhadap usaha kecil batik cap di Jawa Barat dengan besarnya

Dari hasil analisis dan penelitian, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) Lingkungan eksternal sudah menunjukan kategori tingkat yang cukup/cukup baik ke tinggi/baik, serta perlu diperhatikan mengenai kepastian pemerintah dalam menetapkan sistem pengupahan. Lingkungan internal sudah menunjukan kategori tingkat yang baik/tinggi ke sangat baik/sangat tinggi, namun perlu diperhatikan mengenai sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan. Etika bisnis menunjukkan kategori sudah baik/tinggi ke sangat baik/sangat tinggi, namun masih perlu diperhatikan mengenai manfaat dan tanggung jawab perusahaan bagi masyarakat. 2) Kemitraan menunjukkan kategori tingkatan yang baik/tinggi ke sangat baik/sangat tinggi, namun harus lebih diperhatikan kembali mengenai tingkat keuntungan yang diperoleh yang belum sesuai dengan tujuan perusahaan. 3) Kinerja usaha kecil menunjukkan kategori tingkatan yang baik/tinggi ke sangat baik/sangat tinggi, namun harus lebih diperhatikan kembali mengenai perusahaan selalu berusaha untuk memperoleh pelanggan yang baru 4) Berdasarkan analisis SEM menunjukkan bahwa lingkungan eksternal, lingkungan internal, dan etika bisnis secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kemitraan sebesar 64,6%. Secara parsial lingkungan eksternal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemitraan usaha sebesar 15,41%. Lingkungan internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemitraan usaha sebesar 28,73%. Etika bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemitraan usaha sebesar 20,30%. 5) Kemitraan Usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Usaha Kecil sebesar 84,3%.

Kata kunci : lingkungan eksternal, lingkungan internal, etika bisnis, kemitraan usaha, kinerja usaha kecil.

PENDAHULUAN

Indonesia dalam suatu kekuatan pasar (seberapa jauh suatu negara dapat bertahan

Perkembangan ekonomi global, menjadi dalam arus mekanisme pasar). tantangan bagi Indonesia yang harus siap

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan menghadapi persaingan ketat dengan negara- bahwa kegiatan bisnis dalam era globalisasi negara

bidang mengarah pada meningkatnya ketergantungan produk/perdagangan (product/trading) maupun ekonomi antar negara melalui peningkatan jasa-jasa (services). Indonesia sebagai salah volume dan keragaman transaksi antar negara satu negara anggota organisasi perdagangan (cross border transaction) dalam bentuk barang dunia atau World Trade Organization (WTO), dan jasa, aliran dana internasional (international harus tunduk terhadap kesepakatan yang telah capital flows), pergerakan tenaga kerja (human dibuat dalam bentuk General Agreement on movement), dan penyebaran teknologi informasi Tariffs and Trade (GATT). AFTA, ACFTA, dan yang cepat. Globalisasi merupakan suatu APEC sebagai implementasi perdagangan kekuatan yang memberikan pengaruh terhadap bebas telah ditetapkan dan harus diberlakukan. bangsa, masyarakat, kehidupan manusia, AFTA diberlakukan tahun 2003, ACFTA lingkungan kerja dan kegiatan bisnis di diberlakukan pada tahun 2010, dan APEC Indonesia.

lain baik

dalam

Kekuatan ekonomi global diberlakukan pada tahun 2020. Indonesia telah menyebabkan bisnis perlu melakukan tinjauan memberikan komitmen bahwa kebijakan ulang terhadap struktur dan strategi usaha serta nasional akan sejalan dan senafas dengan melandaskan strategi manajemennya dengan

(entrepreneurship), era perdagangan bebas yang menjadi perhatian efisiensi biaya (cost efficiency) dan peningkatan yaitu kompetisi dan seleksi alam. Kompetensi daya saing (competitive advantages). akan menempatkan Indonesia dalam suatu

prinsip-prinsip WTO. Dua masalah utama dalam basis

kewirausahaan

Masalah daya saing dalam pasar dunia yang persaingan dan seleksi alam akan menempatkan semakin terbuka merupakan isu dan tantangan Masalah daya saing dalam pasar dunia yang persaingan dan seleksi alam akan menempatkan semakin terbuka merupakan isu dan tantangan

kesejahteraan umum dan pasar internasional tanpa dibekali kemampuan mencerdaskan kehidupan bangsa serta dan keunggulan daya saing yang tinggi. Produk kemakmuran masyarakat menjadi terhambat. impor yang masuk dapat mengancam posisi

Pasal 33 UUD 1945 secara prinsip pasar domestik. Keunggulan kompetitif menerangkan

bahwa membangun merupakan faktor yang dapat meningkatkan perekonomian nasional disusun oleh kekuatan kinerja perusahaan. Upaya meningkatkan daya ekonomi rakyat. Salah satu bentuk usaha saing dan membangun keunggulan kompetitif ekonomi yang berbasis kerakyatan adalah usaha bagi produk Indonesia tidak dapat ditunda lagi kecil. Bentuk usaha tersebut sangat besar dan harus menjadi perhatian berbagai kalangan, kontribusinya dalam perekonomian Indonesia, bukan saja bagi para pelaku bisnis, tetapi juga jika dilihat dari

aspek-aspek seperti bagi aparat birokrasi dan anggota masyarakat pembangunan ekonomi pedesaan, memerangi yang merupakan lingkungan kerja dari bisnis. kemiskinan, peningkatan kesempatan kerja, Bagi pelaku bisnis peningkatan keunggulan sumber pendapatan dan peningkatan ekspor bersaing dapat dibangun melalui tingkat non migas (Sasono, 2001:11). kesadaran yang tinggi terhadap faktor

Usaha kecil sebagai salah satu pelaku produktivitas, profesionalisme,

kreativitas, ekonomi yang utama dalam perekonomian perilaku efisiensi, kualitas produk dan layanan nasional telah memberikan kontribusi positif prima, yang merupakan ujung tombak dalam sebagai katup pengaman dan stabilisator menghadapi persaingan global. Faktor perekonomian nasional pada saat krisis produktivitas dan efisiensi menjadi komponen ekonomi. Usaha kecil berperan sebagai dasar dalam membangun harga produk yang dinamisator perekonomian nasional dalam bersaing.

pemulihan ekonomi, serta sebagai motor dan Ekonomi global sangat berpengaruh inovator pertumbuhan ekonomi nasional pada terhadap kondisi perkonomian Indonesia, saat ekspansi (BPS, 2009:334). Peran penting misalnya krisis keuangan di Amerika Serikat tersebut telah mendorong banyak negara tahun 1997 yang berawal dari krisis Subprime termasuk Indonesia untuk terus melakukan Mortage yang selanjutnya diperparah dengan pengembangan usaha kecil (Syahroza, bangkrutnya perusahaan investasi raksasa 2007:64). Alasan-alasan mendasar pentingnya Lehman Brothers. Krisis yang terjadi di AS ini keberadaan usaha kecil menurut Berry et. al membuat beberapa negara mengeluarkan (2001:8) dalam Ibrahim dan Hapsari (2009: 28) bebagai kebijakan untuk mengantisipasi krisis antara lain: (1) Kinerja usaha kecil cenderung keuangan yang lebih luas. Beberapa negara lebih baik dalam menghasilkan tenaga kerja seperti Korea Selatan dan Thailand menyiapkan yang produktif, (2) Sebagai bagian dari rencana darurat guna mengantisipasi keadaan dinamikanya, usaha kecil sering mencapai terburuk. Pemerintah Indonesia mengeluarkan peningkatan produktivitasnya melalui investasi kebijakan di sektor moneter dan sektor riil untuk dan perubahan teknologi, (3) Sering diyakini mengantisipasi keadaaan terburuk. Pengaruh bahwa usaha kecil memiliki keunggulan dalam negatif dari krisis ekonomi di Indonesia terhadap hal fleksibilitas daripada usaha besar. perekonomian nasional dapat dirasakan

Peran usaha kecil di Jawa Barat sangat terutama dalam bentuk tingkat inflasi yang tinggi, besar. Distribusi usaha kecil terhadap laju pertumbuhan ekonomi yang lambat, perekonomian Jawa Barat setiap tahun pendapatan riil masyarakat perkapita yang mengalami peningkatan. Penyerapan tenaga menurun, jumlah pengangguran, tingkat kerja pada usaha kecil setiap tahun juga kemiskinan yang meningkat dan merosotnya cederung mengalami peningkatan. Kondisi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika fakta tersebut sejalan dengan hasil penelitian Serikat. Amanat konstitusi Republik Indonesia empiris yang dilakukan Demirbag et al., (2006) Peran usaha kecil di Jawa Barat sangat terutama dalam bentuk tingkat inflasi yang tinggi, besar. Distribusi usaha kecil terhadap laju pertumbuhan ekonomi yang lambat, perekonomian Jawa Barat setiap tahun pendapatan riil masyarakat perkapita yang mengalami peningkatan. Penyerapan tenaga menurun, jumlah pengangguran, tingkat kerja pada usaha kecil setiap tahun juga kemiskinan yang meningkat dan merosotnya cederung mengalami peningkatan. Kondisi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika fakta tersebut sejalan dengan hasil penelitian Serikat. Amanat konstitusi Republik Indonesia empiris yang dilakukan Demirbag et al., (2006)

parsial dan berjangka pendek tetapi sistemik dan berjangka panjang.

Secara makro usaha kecil di Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menaruh

dihadapkan pada persaingan yang semakin perhatian penuh terhadap pemberdayaan dan

ketat khususnya dengan meningkatnya jumlah pengembangan usaha kecil dengan menerbitkan

industri besar yang memproduksi barang dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10

jasa yang sejenis, apalagi didukung oleh Tahun 2010 tentang Pemberdayaan dan penanaman modal asing (PMA). Jumlah Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil perusahaan PMA tahun 2010 diperkirakan dan Menengah. Peraturan Daerah tersebut sebesar 19,54 persen atau separuh dari menyatakan bahwa usaha kecil mempunyai penanaman modal dalam negeri (PMDN). kedudukan dan peran strategis untuk Berdasarkan lokasinya terkonsentrasi di Pulau

perekonomian daerah. Jawa (76,16%), khususnya Jawa Barat yang

meningkatkan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat harus mencapai 38,5 % (BPS 2012). Sutopo (2011:

memberikan peran dalam mendorong dan 102) menyatakan secara mikro permasalahan memberikan perlindungan serta peluang usaha kecil dan menegah (UKM) dihadapkan

berusaha yang kondusif agar mampu pada permasalahan internal berupa rendahnya

mewujudkan peran secara optimal dalam sumberdaya manusia (kurang terampil,

pembangunan ekonomi di daerah. kewirausahaan yang rendah, penguasan

Usaha kecil secara umum sangat lemah teknologi yang kurang, serta kurangnya dalam visi, sikap wirausaha dan manajemen manajemen dan penguasaan pasar).

bisnis yang paling mendasar. Eksistensi usaha Undang-undang Republik Indonesia Nomor kecil masih belum terlepas dari beberapa

20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan permasalahan klasik yang menyertainya. Menengah menyatakan bahwa usaha kecil Berbagai studi dalam pengembangan usaha adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri kecil di Indonesia menunjukkan bahwa usaha sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan kecil mengalami kelemahan hampir di semua atau badan usaha yang bukan merupakan anak aspek terutama masalah akses modal dan perusahaan atau bukan cabang perusahaan kesempatan mendapatkan peluang usaha, yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik masalah produksi, pemasaran, jaringan kerja langsung maupun tidak langsung dari usaha dan teknologi (Primiana, 2009:10). menengah atau usaha besar yang memenuhi

Masalah daya saing dalam pasar dunia yang kriteria usaha kecil.

semakin terbuka merupakan isu kunci dan Usaha kecil sebagai embrio industri belum tantangan bagi usaha kecil. Produk-produk menunjukkan hasil maksimal. Usaha-usaha usaha kecil tidak akan mampu menembus pasar

untuk mempertahankan industri yang ada tanpa dibekali kemampuan dan keunggulan diperlukan dengan melakukan penciptaan daya saing yang tinggi. Produk impor dapat produk dan pembenahan terhadap hambatan- mengancam posisi pasar domestik. Upaya hambatan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat meningkatkan daya saing dan membangun usaha kecil agar struktur industri nasional lebih keunggulan kompetitif bagi produk-produk usaha untuk mempertahankan industri yang ada tanpa dibekali kemampuan dan keunggulan diperlukan dengan melakukan penciptaan daya saing yang tinggi. Produk impor dapat produk dan pembenahan terhadap hambatan- mengancam posisi pasar domestik. Upaya hambatan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat meningkatkan daya saing dan membangun usaha kecil agar struktur industri nasional lebih keunggulan kompetitif bagi produk-produk usaha

yang sehat dan terkoordinasi, disamping Salah satu produk usaha kecil yang telah memotivasi daya juang usaha kecil dengan mendapat pengakuan dunia adalah batik. Batik harapan bisa mencapai kinerja secara efektif Indonesia ditinjau dari sudut teknik, teknologi, dan efisien dengan hasil yang maksimal, realistis serta pengembangan motif dan budaya telah dan rasional (Suryana: 2003:50). ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk

Usaha kecil diharapkan menerapkan strategi Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of bisnisnya dengan cermat dan seksama. Strategi the Oral and Intangible Heritage of Humanity) yang dilakukan dengan melakukan analisis oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, lingkungan. Wheelen dan Hunger (2002: 50) dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan ” Environmental analysis is a (UNESCO) pada tanggal 2 Oktober 2009.

process of planning a strategy to monitor the environmental sector in determining the

penting karena mampu membuka lapangan ”.

Batik menjadi salah satu sendi ekonomi yang opportunities or threats against the company

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa analisis pekerjaan dalam jumlah yang besar di Jawa

lingkungan merupakan suatu proses dalam Barat. Saat ini nilai penjualan batik tulis dan cap membuat perencanaan strategi untuk memantau di Jawa Barat mencapai Rp 92 miliar per tahun

sektor lingkungan dalam menentukan peluang dengan total perajin sekitar 3.000 orang

atau ancaman terhadap perusahaan. (Disperindag

Wheelen dan Hunger dalam Agung Pengembangan sistem distribusi bagi usaha

mengklasifikasikan lingkungan kecil masih belum dapat berjalan sebagaimana

eksternal menjadi dua kategori, yaitu lingkungan diharapkan. Usaha kecil batik cap dalam usaha

environment) dan perdagangan masih berjalan sendiri. Koordinasi

masyarakat (societal

(task environment) antar usaha kecil belum ada sehingga

lingkungan

tugas

Lingkungan masyarakat mengakibatkan persaingan yang tidak sehat. merupakan kekuatan yang secara tidak

perusahaan.

Usaha kecil memiliki kekuatan dalam hal langsung menyentuh kegiatan organisasi dalam kebebasan untuk bertindak, fleksibel dan tidak jangka pendek, tetapi dapat mempengaruhi mudah goncang. Sisi kelemahannya adalah keputusan-keputusan organisasi dalam jangka bidang manajemen, organisasi, teknologi, panjang. Lingkungan masyarakat menyangkut sumberdaya dan pasar (Suryana, 2003:88). kekuatan ekonomi, kekuatan teknologi, kekuatan Kelemahan tersebut dapat diatasi melalui kebijakan pemerintah daerah, dan kekuatan pembinaan dan pengembangan berbasis pada sosial budaya. Lingkungan tugas merupakan dua pilar utama yaitu: (1) tegaknya sistem dan elemen-elemen atau kelompok-kelompok yang mekanisme pasar yang kuat (2) berfungsinya secara langsung mempengaruhi perusahaan, aransemen kelembagaan atau regulasi meliputi pemerintah, masyarakat lokal, pesaing, pemetaan ekonomi yang efektif. Kedua pilar pelanggan, kreditur, serikat buruh/pekerja, tersebut harus didukung oleh keberpihakan kelompok-kelompok kepentingan dan asosiasi pemerintah dalam menetapkan kebijakan yang perdagangan. Lingkungan tugas perusahaan mampu memotivasi pertumbuhan usaha kecil pada dasarnya merupakan industri dimana (Primiana, 2009:9).

perusahaan beroperasi. Analisis industri Usaha kecil batik cap perlu mendapat berkenaan dengan pemeriksaaan secara

perhatian serta sentuhan pembinaan. Upaya seksama dan mendalam faktor-faktor penting yang diharapkan dapat dilakukan dengan dalam lingkungan tugas perusahaan. mengambil langkah-langkah dan koordinasi

Berdasarkan survey pendahuluan yang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor dilakukan terhadap 100 usaha kecil batik cap,

8 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Dana rata-rata 36% responden menyatakan kondisi Bergulir Bagi Usaha Mikro dan Kecil. lingkungan eksternal dalam kondisi cukup baik.

Keseriusan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Survey meliputi beberapa indikator penting dengan mengeluarkan dana bergulir merupakan dalam lingkungan eksternal menurut Wheelen upaya meningkatkan kemitraan di Jawa Barat. dan Hunger (2003:45) antara lain ekonomi, Gummesson (2001: 88) menyatakan ” Needs of teknologi, kebijakan pemerintah daerah, small business through a partnership or not, can

sosiokultural. Hitt, Duane dan Hoskisson dalam be assessed from the three stages of a small Armand Adiyanto (2004:18) menyatakan bahwa business situation analysis : internet, intranet lingkungan umum merupakan sekelompok and extranet”. Pernyataan tersebut menegaskan elemen-elemen dalam masyarakat yang lebih bahwa kebutuhan usaha kecil melakukan luas yang mempengaruhi suatu industri dan kemitraan atau tidak, dapat dikaji dari tiga tahap perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya. usaha kecil tersebut melakukan analisis situasi Lingkungan internal yang secara strategis yang diistilahkan dengan tahap internet, intranet bertanggung jawab terhadap kemungkinan dan extranet. keberhasilan perusahaan. Manajemen berusaha

Keberhasilan kemitraan usaha sangat mengetahui alasan-alasan faktor penentu ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang perusahaan yang mengukur kekuatan dan bermitra dalam menjalankan etika bisnisnya kelemahan dengan melalui : (1) kinerja masa (Hafsah, 2000:43). Pelaku-pelaku yang terlibat lalu (2) pesaing perusahaan (3) industri sebagai langsung dalam kemitraan harus memiliki dasar- satu kesatuan.

dasar etika bisnis yang dipahami dan dianut Berdasarkan survey pendahuluan yang bersama sebagai titik tolak dalam menjalankan dilakukan terhadap 100 usaha kecil batik cap kemitraan. Keraf dalam Bertens (2000: 35) diperoleh informasi bahwa kondisi lingkungan menyatakan bahwa etika merupakan sebuah interrnal perusahaan berada dalam kondisi refleksi kritis dan rasional mengenai nilai, norma cukup baik (rata-rata 35,55). Survey meliputi moral yang menentukan dan terwujud dalam beberapa indikator penting dalam lingkungan sikap dan pola perilaku hidup manusia baik internal menurut Wheelen dan Hunger (2003:45) sebagai pribadi maupun sebagai kelompok. antara lain sumber daya, budaya organisasi dan Keberhasilan kemitraan usaha tergantung pada

struktur. Pengetahuan tentang lingkungan adanya kesamaan nilai, norma, sikap dan merupakan prasyarat sebelum perusahaan perilaku dari para pelaku yang menjalankan dapat mengambil keputusan strategis. Pola kemitraan tersebut. interaksi antara individual dan kelompok yang

Secara normatif, etika bisnis di Indonesia muncul sebagai keputusan strategis dapat baru mulai diberi tempat khusus semenjak mempengaruhi kualitas keputusan, juga tingkat diberlakukannya UUD 1945, khususnya pasal 33 efektifitas dan kecepatan diimplementasikannya (Yosephus, 2010:141). Pesan moral dan keputusan tersebut (Hitt, Duane dan Robert, amanat etis pasal 33 UUD 1945 adalah 2004:26).

pembangunan ekonomi negara RI semata-mata Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia rangka

dan yang merupakan subjek atau pemilik negeri ini. pemberdayaan usaha kecil menerbitkan Pembangunan ekonomi Indonesia menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 pasal 33 UUD 1945 tidak diperuntukkan bagi Tahun 2011 tentang Pengelolaan Dana Bergulir segelintir orang yang memperkaya diri atau Bagi Usaha Mikro dan Kecil sebagai salah satu untuk kelompok orang tertentu saja yang upaya pemberdayaan usaha kecil, yang dalam kebetulan tengah berposisi strategis, melainkan pelaksanaannya diatur Peraturan Gubernur demi seluruh rakyat Indonesia. Jawa Barat Nomor 57 Tahun 2011 tentang

meningkatkan

kemitraan

Seiring dengan munculnya masalah that the relations between their business pelanggaran etika dalam bisnis menyebabkan partners is a strategic asset that must be dunia perdagangan menuntut etika dalam nurtured

Confidence and berbisnis segera dibenahi agar tatanan ekonomi professionalism must be maintained properly to dunia semakin membaik. Sebuah bisnis yang produce the performance of mutual benefit baik harus memiliki etika dan tanggung jawab between the various parties ”. Pernyataan sosial sesuai dengan fungsinya baik secara tersebut menegaskan bahwa perusahaan harus mikro maupun makro. Kegiatan dalam bisnis memiliki kepercayaan dan keyakinan bahwa tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan relasi antar mitra bisnis mereka merupakan aset segala cara, bahkan tindakan yang identik strategis perusahaan yang harus dibina dengan dengan kriminal pun ditempuh demi pencapaian serius. Kepercayaan dan sikap profesionalisme suatu tujuan. Pemetaan pola hubungan dalam harus dijaga dengan baik untuk menghasilkan bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip- kinerja yang saling menguntungkan antar prinsip etika bisnis terwujud dalam suatu pola berbagai pihak. hubungan

seriously.

Kegagalan kemitraan pada umumnya Contoh pelanggaran etika bisnis antara lain disebabkan oleh fondasi dari kemitraan yang pelanggaran etika bisnis terhadap transparansi, kurang kuat dan hanya didasari oleh belas pelanggaran etika bisnis terhadap akuntabilitas, kasihan semata atau atas dasar paksaan pihak pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip lain, bukan atas dasar kebutuhan untuk maju pertanggungjawaban, pelanggaran etika bisnis dan berkembang bersama dari pihak-pihak yang terhadap prinsip kewajaran, pelanggaran etika bermitra. Kemitraan yang tidak didasari oleh bisnis terhadap prinsip kejujuran, pelanggaran etika bisnis (nilai, moral, sikap dan perilaku) etika bisnis terhadap prinsip empati

yang baik, maka dapat menyebabkan kemitraan Berdasarkan survey pendahuluan yang tersebut tidak berjalan dengan baik. Kesimpulan dilakukan terhadap 100 usaha kecil batik cap uraian di atas bahwa berjalan tidaknya kemitraan diperoleh informasi bahwa pelaksanaan etika usaha yang dilakukan usaha kecil tergantung bisnis usaha kecil batik cap sudah baik dengan pada kesetaraan nilai-nilai, moral, sikap dan nilai rata-rata sebesar 32,2%. Pelaksanaan perilaku dari para pelaku kemitraan. etika bisnis berdasarkan pada prinsip otonomi, Keberhasilan kemitraan usaha tergantung pada prinsip kejujuran, prinsip keadilan, prinsip saling adanya kesetaraan budaya organisasi (Hafsah, menguntungkan dan prinsip integritas moral.

Beberapa prasyarat dalam melakukan Usaha kecil pada umumnya memiliki kemitraan usaha antara usaha kecil dan usaha kelemahan di dalam menganalisis situasi yaitu besar, diantaranya harus ada komitmen yang memantau dan mengantisipasi secara terus kuat diantara pihak-pihak yang bermitra. menerus untuk menyesuaikan usaha mereka Kemitraan usaha memerlukan adanya kesiapan dengan perubahan lingkungan. Kelemahan ini yang akan bermitra, terutama pada pihak usaha menimbulkan terjadinya kesenjangan kapabilitas kecil yang pada umumnya tingkat manajemen yang hanya akan menciptakan nilai pelanggan usaha dan penguasaan ilmu pengetahuan dan inferior dan berakibat pada kelemahan dalam teknologi yang rendah, agar mampu berperan bersaing. Pemberdayaan usaha kecil sangat sebagai mitra yang handal. Pembenahan dibutuhkan melalui kerangka kerja pemasaran manajemen, peningkatan kualitas sumber daya strategik dengan pendekatan kemitraan yang manusia, pemantapan organisasi usaha mutlak terintegrasi. Kemitraan harus disesuaikan harus diserasikan dan diselaraskan, sehingga dengan kebutuhan dan kondisi dari masing- kemitraan usaha dapat dijalankan memenuhi masing usaha kecil. Usaha membangun kaidah-kaidah yang semestinya. Kothandarama kemitraan terintegrasi perlu dimulai dengan dan Wilson (2001:379) menyatakan ” The persamaan persepsi terlebih dahulu diantara company must have the trust and confidence Beberapa prasyarat dalam melakukan Usaha kecil pada umumnya memiliki kemitraan usaha antara usaha kecil dan usaha kelemahan di dalam menganalisis situasi yaitu besar, diantaranya harus ada komitmen yang memantau dan mengantisipasi secara terus kuat diantara pihak-pihak yang bermitra. menerus untuk menyesuaikan usaha mereka Kemitraan usaha memerlukan adanya kesiapan dengan perubahan lingkungan. Kelemahan ini yang akan bermitra, terutama pada pihak usaha menimbulkan terjadinya kesenjangan kapabilitas kecil yang pada umumnya tingkat manajemen yang hanya akan menciptakan nilai pelanggan usaha dan penguasaan ilmu pengetahuan dan inferior dan berakibat pada kelemahan dalam teknologi yang rendah, agar mampu berperan bersaing. Pemberdayaan usaha kecil sangat sebagai mitra yang handal. Pembenahan dibutuhkan melalui kerangka kerja pemasaran manajemen, peningkatan kualitas sumber daya strategik dengan pendekatan kemitraan yang manusia, pemantapan organisasi usaha mutlak terintegrasi. Kemitraan harus disesuaikan harus diserasikan dan diselaraskan, sehingga dengan kebutuhan dan kondisi dari masing- kemitraan usaha dapat dijalankan memenuhi masing usaha kecil. Usaha membangun kaidah-kaidah yang semestinya. Kothandarama kemitraan terintegrasi perlu dimulai dengan dan Wilson (2001:379) menyatakan ” The persamaan persepsi terlebih dahulu diantara company must have the trust and confidence

bahwa tumbuh kembangnya usaha kecil di Perkembangan teknologi yang cepat Indonesia tidak terlepas dari fungsinya sebagai memungkinkan perusahaan bersaing secara mitra dari usaha besar yang terikat dalam suatu global walaupun dengan dalam bentuk usaha pola kemitraan usaha. Tujuan strategis dari kecil. Kebijakan kemitraan usaha menjadi kemitraan ini adalah untuk melayani kepentingan sangat penting dan cukup strategis untuk bersama dengan meningkatkan kinerja jaringan. membantu pengembangan ekonomi masyarakat, Strategi kemitraan dapat digunakan untuk sektor perkonomian daerah tertinggal. Hit, membentuk aliansi yang stabil dan dinamis, dan Duane dan Hoskisson dalam Armand Adiyanto jaringan aliansi di dalam perusahaan individual. (2004:58)

Kemitraan yang dilakukan oleh usaha kecil perusahaan berpartisipasi dalam sebuah batik cap di Jawa Barat merupakan kemitraan, yang merupakan sejumlah pertalian implementasi Peraturan Presiden Republik yang relevan secara kompetitif dan dapat Indonesia Nomor 111 Tahun 2007 tentang diidentifikasi antara lebih dari dua perusahaan Perubahan Peraturan Presiden Republik yang relatif dapat diperbandingkan.

menyatakan

kadang-kadang

Indonesia Nomor 77 Tahun 2007 tentang Daftar Proses hubungan keterkaitan yang Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha berkembang selanjutnya membentuk empat yang terbuka dengan Persyaratan di Bidang macam pola kemitraan yaitu pola dagang, pola Penanaman Modal pada Lampiran II point b vendor, pola sub kontrak dan pola pembinaan. Nomor 25 tentang Bidang Usaha Kemitraan Kemitraan akan berhasil apabila usaha besar usaha kecil Batik Cap dengan Klasifikasi Baku dan usaha kecil saling membutuhkan, saling Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 17124 Sektor memperkuat dan saling menguntungkan. Salah Perindustrian. satu tidak terpenuhi maka program kemitraan

Kemitraan dilakukan dengan perusahaan tidak dapat berjalan lancar.

besar, lembaga keuangan pemeritah dan Primiana (2009:22) menyatakan bahwa lembaga usaha untuk mengatasi kendala hubungan kemitraan yang sederajat, saling permodalan pengusaha batik. Yayasan Batik membutuhkan dan menguntungkan hendaknya Jawa Barat membidik program CSR (Community dilaksanakan dalam beberapa tahap; (1) Social Responsibility) di tiap BUMN, BUMD atau Mengidentifikasi usaha kecil yang mempunyai perusahaan swasta agar mau menyalurkan potensi untuk tumbuh pesat, (2) Membina usaha kredit lunak ke pengusaha batik. Salah satu kecil sampai menjadi mandiri, (3) Menjalin contoh kemitraan usaha adalah pendampingan kemitraan usaha dengan mengembangkan yang dilakukan oleh Rumah Batik Komar dengan usaha kecil yang mandiri sebagai subkontraktor Batik Bintang Pustaka. dari industri besar. Kemitraan dapat terhambat

Kemanfaatan kemitraan dapat ditinjau dari 3 jika perusahaan besar melakukan intergrasi dari (tiga) sudut pandang. Pertama, dari sudut hulu sampai ke hilir. Kondisi ini perlu pandang ekonomi, kemitraan usaha menuntut keterlibatan pemerintah sebagai regulator.

efisiensi, produktivitas, peningkatan kualitas Kunci keberhasilan usaha kecil dalam produk, menekan biaya produksi, mencegah persaingan baik pasar domestik maupun pasar fluktuasi suplay, menekan biaya penelitian dan global adalah membangun kemitraan dengan pengembangan, dan meningkatkan daya saing. usaha besar. Pengembangan usaha kecil Kedua, dari sudut moral, kemitraan usaha memang dianggap sulit dilakukan tanpa menunjukkan upaya kebersamaan dalam melibatkan partisipasi usaha-usaha besar. kesetaraan. Ketiga, dari sudut pandang sosial Usaha kecil dapat melakukan ekspor melalui politik, kemitraan usaha dapat mencegah perusahaan besar yang sudah menjadi eksportir. kesenjangan sosial, kecemburuan sosial dan Kemitraan merupakan salah satu solusi untuk gejala sosial politik. Kemanfaatan ini dapat mengatasi kesenjangan antara usaha kecil dan dicapai sepanjang kemitraan yang dilakukan efisiensi, produktivitas, peningkatan kualitas Kunci keberhasilan usaha kecil dalam produk, menekan biaya produksi, mencegah persaingan baik pasar domestik maupun pasar fluktuasi suplay, menekan biaya penelitian dan global adalah membangun kemitraan dengan pengembangan, dan meningkatkan daya saing. usaha besar. Pengembangan usaha kecil Kedua, dari sudut moral, kemitraan usaha memang dianggap sulit dilakukan tanpa menunjukkan upaya kebersamaan dalam melibatkan partisipasi usaha-usaha besar. kesetaraan. Ketiga, dari sudut pandang sosial Usaha kecil dapat melakukan ekspor melalui politik, kemitraan usaha dapat mencegah perusahaan besar yang sudah menjadi eksportir. kesenjangan sosial, kecemburuan sosial dan Kemitraan merupakan salah satu solusi untuk gejala sosial politik. Kemanfaatan ini dapat mengatasi kesenjangan antara usaha kecil dan dicapai sepanjang kemitraan yang dilakukan

adalah dapat membuka diri dan mau serta siap Berkaitan dengan kemitraan usaha kecil menyikapi kondisi luar organisasi.Kinerja batik cap, kemitraan dengan lembaga keuangan keuangan usaha kecil batik di Jawa Barat tahun berkaitan dengan penyedia modal kerja berupa 2009 sampai 2011 berpedoman pada Peraturan kredit. Kemitraan dengan pemerintah berkaitan Menteri Negara Koperasi dan UMKM Republik dengan aspek pembinaan dan perijinan. Indonesia Nomor 06/Per/M.KUMKM/V/2006. Kemitraan yang dilakukan usaha kecil berkaitan menggambarkan rata-rata kinerja keuangan dengan informasi untuk eksistensi perusahaan. usaha batik cap di Jawa Barat belum optimal. Kerjasama dalam bentuk kemitraan usaha Hal ini dapat dilihat pada rasio solvabilitas yang dilakukan

dapat menunjukkan kriteria kurang sehat, Asset Turn menguntungkan usaha kecil saja, tetapi Over (ATO) sangat tidak sehat dan rasio bersimbiosis mutualistik (menguntungkan pihak perputaran piutang masih dalam kategori sangat lain yang bermitra).

tidak sehat.

Analisis balance scorecard dilakukan untuk koordinasi untuk para pemasok dan perusahaan melihat kinerja usaha kecil dilakukan Dinas dalam suatu penciptaan nilai jejaring bisnis. KUMKM Provinsi Jawa Barat pada tahun 2011 Kemitraan merupakan suatu tipe hubungan melalui

Kemitraan merupakan

mekanisme

finansial, perspektif dimana tanggung jawab dan keuntungan pelanggan, perpektif proses bisnis internal serta potensial dibedakan dari satu bentuk koordinasi perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. terkait dengan hubungan penjual dan pembeli Ukuran finansial sangat penting dalam secara umum dan tingkat investasi spesifik memberikan ringkasan konsekuensi tindakan secara khusus. Kemitraan akan menciptakan ekonomis yang sudah diambil. Ukuran kinerja struktur usaha yang mantap, dinamis dan finansial memberikan petunjuk apakah strategi prospek berkelanjutan. Usaha kecil dapat usaha kecil, implementasi dan pelaksanaannya memperluas kesempatan berusaha, membenahi memberikan kontribusi atau tidak kepada manajemen, meningkatkan kualitas sumber daya peningkatan laba usaha kecil. manusia yang dimiliki, memperbesar volume

perspektif

Perspektif finansial dalam konteks usaha produksi dan memperoleh akses untuk dapat kecil yang bermitra dengan BUMN kinerja memasarkan produknya (Sasono, 2001:16). finansial secara umum ditunjukkan dengan Rudberg dan Olhager, 2003:29 menyatakan ” kondisi keuangan yang dimiliki saat ini, besarnya The main aim of the partnership is to improve the rata-rata laba usaha per tahun, omzet penjualan competitiveness of the business for all partners. yang dimiliki, rata-rata pangsa pasar yang Pernyataan tersebut menegaskan bahwa tujuan dikuasai serta pertumbuhan pasar per tahun. utama dibentuknya kemitraan bisnis adalah Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan memperbaiki daya saing dan kinerja untuk bahwa rata-rata laba per tahun meningkat semua partner.

berkisar 10 – 20%, sedangkan rata-rata pangsa Kinerja perusahaan adalah obsesi yang pasar dan pertumbuhan pasar masih relatif kecil, selalu diupayakan dalam pencapaian suatu mengingat hampir seluruh usaha kecil organisasi. Kinerja merupakan salah satu dihadapkan kepada akses pasar yang masih prestasi penting sebagai tolak ukur tingkat terbatas. Kondisi keuangan yang dimiliki saat ini keberhasilan organisasi. Pencapaian kinerja rata-rata cukup baik. Secara finansial kinerja dalam perusahaan diharapkan dicapai secara usaha kecil di Jawa Barat sudah cukup baik, proporsional. Perusahaan yang mengerjakan namun belum optimal. suatu produk tertentu mempertimbangkan

Berkaitan dengan perspektif pelanggan, kemampuan

pekerjanya berdasarkan kinerja usaha kecil di Jawa Barat dapat diukur spesialisasi masing-masing yang diselaraskan melalui tingkat kualitas pelayanan, kepuasan dengan tujuan organisasi perusahaan. Salah pelanggan serta pangsa pasar yang dimiliki.

Berdasarkan hasil survei menunjukkan bahwa rata-rata kualitas pelayanan usaha kecil di Jawa Barat cukup baik (2,88), kepuasan pelanggan terhadap produk mereka juga cukup baik (3,08), pangsa pasar cukup baik (3,05) dengan rata-rata pangsa pasar 30 – 40%, pertumbuhan pasar 2- 5% per tahun. Berkaitan dengan perspektif proses bisnis internal, kinerja usaha kecil di Jawa Barat dalam perspektif proses bisnis internal mencakup sistem administrasi, tingkat produktivitas pelanggan serta kualitas produk. Berdasarkan hasil survei rata-rata sistem administrasi sudah cukup baik (3,12), tingkat produktivitas pelanggan juga cukup baik (3,08), serta kualitas produk rata-rata sudah cukup baik (2,97). Kondisi ini merupakan dampak hasil kemitraan BUMN dengan Usaha kecil yang difasilitasi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa

Barat dan

perangkat

daerah

kabupaten/kota bidang Koperasi dan UMKM. Berkaitan dengan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan kinerja usaha kecil di Provinsi Jawa Barat dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mencakup aspek ketrampilan operasional karyawan, komitmen karyawan untuk mengembangkan usaha, penggunaan teknologi, kemampuan berwirausaha dan kemampuan inovasi produk. Berdasarkan hasil survei menunjukkan bahwa ketrampilan operasional karyawan (2,97), komitmen karyawan untuk mengembangkan usaha (2,85), penggunaan teknologi (3,24), kemampuan berwirausaha (2,90) dan kemampuan inovasi produk (2,93) semuanya sudah cukup baik. Hanya saja kemampuan ini bisa dioptimalkan lagi dalam meningkatkan kinerja usaha kecil di Jawa Barat diarahkan juga pada penggunaan teknologi serta kemampuan inovasi produk dengan melibatkan praktisi, pengusaha dan perguruan tinggi. Usaha kecil di Jawa Barat menunjukkan banyak melakukan hubungan interaksi dengan pihak luar, seperti pameran produk oleh pemerintah, komunikasi dengan supplier, konsumen, KADIN, dan berbagai asosiasi. Mereka menganggap keikutsertaan dalam kegiatan-kegiatan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mereka, memperluas jaringan pemasaran,

menambah kemampuan dalam meningkatkan mutu produk, termotivasi untuk maju. Sebagian besar

responden mengungkapkan ketidakpahaman mereka dalam mengurus hak paten.

Permasalahan utama usaha kecil saat ini terutama terkait dengan kesulitan dalam hal permodalan dan pemasaran. Lembaga penyalur dana bagi usaha kecil selain perbankan, antara lain BUMN dengan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), PT. PNM, Perum Pegadaian dan Koperasi simpan pinjam. Jumlah dana yang disalurkan kepada usaha kecil dari waktu ke waktu cukup besar. Primiana (2009:29) menyatakan bahwa berbagai keinginan usaha kecil pasca memperoleh kredit dari perbankan antara lain keinginan untuk dibina dan dimonitor, agar kredit yang diperoleh tidak habis sia-sia tanpa ada perkembangan berarti terhadap usahanya. Sasono (2001:8) menyatakan bahwa permasalahan yang mendasar pada usaha kecil adalah kurangya kemampuan manajemen dan profesionalisme, serta terbatasnya akses terhadap permodalan, penguasaan teknologi informasi dan jaringan pemasaran.

Pengamatan yang dilakukan terhadap usaha kecil batik cap di Jawa Barat menunjukkan adanya beberapa faktor yang diduga menentukan kinerja usaha. Identifikasi awal terhadap faktor-faktor tersebut diantaranya kemampuan

penyediaan modal usaha khususnya menyangkut sumber-sumber modal usaha, kemampuan akan sumber daya manusia terutama menyangkut tentang keterampilan dan keahlian tenaga kerja, serta kemampuan manajemen dalam mengelola usahanya. Faktor- faktor strategis tersebut dapat ditempuh melalui kerjasama dengan lembaga usaha lainnya yaitu bermitra usaha, sedangkan dalam melakukan kemitraan maka perlu mencermati dan menganalisis faktor-faktor lingkungan yang selalu berubah. Kemitraan dengan perusahaan lain maupun dengan pemerintah diharapkan mampu meningkatkan kinerjanya.

Kajian utama penelitian ini adalah usaha kecil, khususnya usaha kecil batik cap di Jawa Barat dalam menjalin kemitraan dan meningkatkan kinerjanya. Alasan utama Kajian utama penelitian ini adalah usaha kecil, khususnya usaha kecil batik cap di Jawa Barat dalam menjalin kemitraan dan meningkatkan kinerjanya. Alasan utama

beberapa kekeliruan pengukuran sehingga pengukuran permasalahan yang dihadapi antara lain lebih akurat. permasalahan manajerial, sumber daya

karena

terdapat

Ukuran sampel yang diambil minimal 116 manusia, pemasaran dan permodalan serta usaha kecil batik cap dari seluruh populasi kebijakan Pemerintah Propinsi Jawa Barat yang usaha kecil batik cap di Jawa Barat yaitu selalu menekankan pengembangan sektor sebanyak 207 dengan rincian masing-masing usaha kecilHasil survei pendahuluan mengenai sampel kabupaten/kota ditentukan berdasarkan harga yang ditawarkan belum sepenuhnya cluster proporsionale random sampling. sesuai dengan harapan konsumen. Dari hasil pra survey mengenai harga masih belum optimal

Variabel penelitian

terlihat masih terdapat 52% menyatakan Seperti yang terungkap dalam identifikasi perusahaan tidak baik dalam menetapkan masalah, batasan masalah, dan rumusan harganya, sehingga perusahaan masih belum masalah, bahwa pokok yang diteliti meliputi sepenuhnya dapat memenuhi dari kebutuhan variabel-variabel : pelanggan, Harga yang ditetapkan juga belum sesuai dengan fasilitas yang diterima.

Variabel pertama adalah lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan

masyarakat dan lingkungan tugas. Indikator-

METODE

indikator lingkungan masyarakat adalah

ekonomi, kebijakan pemerintah daerah, Metode penelitian yang digunakan dalam

teknologi dan sosiokultural. Indikator-indikator penelitian ini adalah metode Survey yaitu

lingkungan tugas adalah kekuatan memasuki penelitian yang mengambil sampel dari populasi persaingan, produk substitusi, kekuatan pembeli, yang menggunakan kuesioner dan wawancara

intensitas persaingan dan kekuatan supplier sebagai alat pengumpul utamanya (Sekaran,

dimana perusahaan tersebut beroperasi 2000:25). Metode survey yang ditetapkan yaitu

(Wheelen dan Hunger, 2002; Hitt, Duanne & explanatory survey artinya penelitian yang

Hoskisson: 2004).

menggambarkan populasi dan sampel untuk Variabel kedua adalah lingkungan internal.

menjelaskan hubungan antar variabel yang Indikator-indikator lingkungan internal adalah

diteliti (Cooper, 2002:29). Data yang digunakan sumber daya, budaya organisasi dan struktur.

dalam penelitian ini adalah cross section, yaitu

tersebut merupakan penelitian dilakukan pada periode waktu tertentu,

Indikator-indikator

lingkungan dalam perusahaan yang menunjang tetapi dilakukan pada berbagai usaha kecil batik

pencapaian tujuannya (Wheelen dan Hunger cap di Jawa Barat sebagai subyek. Jenis

2002; Hitt, Duanne & Hoskisson: 2004). penelitian yang digunakan adalah deskriptif – Variabel ketiga adalah etika bisnis dengan

verifikatif, artinya penelitian berusaha menguji indikator-indikatornya adalah prinsip otonomi, jawaban masalah yang kebenarannya bersifat prinsip kejujuran, prinsip keadilan, prinsip saling sementara (hipotesis) berdasarkan data empiris. menguntungkan, prinsip integritas moral (Sonny Analisis deskriptif menggambarkan variabel- Keraf dalam Agoes dan Ardana, 2009: 127). variabel bebas dan variabel-variabel terikat yang Variabel ini terdiri dari karakteristik kompleksitas akan menjadi landasan teori atau kajian teori lingkungan dan intra organisasi. dalam penelitian. Analisis verifikatif dilakukan Variabel keempat adalah kemitraan usaha untuk menguji hipotesis dengan menggunakan dengan indikator akses terhadap permodalan, alat uji statistika (Sekaran, 2000:85). Analisis pembinaan, keterkaitan manajemen dan bisnis verifikatif yang digunakan dalam penelitian ini yang saling menguntungkan. Kemitraan adalah analisis structural equation model (SEM). merupakan kerjasama usaha antara perusahaan SEM mampu mengukur konstruk melalui kecil dan perusahaan besar yang didasarkan indikator-indikator serta menganalisis variabel verifikatif, artinya penelitian berusaha menguji indikator-indikatornya adalah prinsip otonomi, jawaban masalah yang kebenarannya bersifat prinsip kejujuran, prinsip keadilan, prinsip saling sementara (hipotesis) berdasarkan data empiris. menguntungkan, prinsip integritas moral (Sonny Analisis deskriptif menggambarkan variabel- Keraf dalam Agoes dan Ardana, 2009: 127). variabel bebas dan variabel-variabel terikat yang Variabel ini terdiri dari karakteristik kompleksitas akan menjadi landasan teori atau kajian teori lingkungan dan intra organisasi. dalam penelitian. Analisis verifikatif dilakukan Variabel keempat adalah kemitraan usaha untuk menguji hipotesis dengan menggunakan dengan indikator akses terhadap permodalan, alat uji statistika (Sekaran, 2000:85). Analisis pembinaan, keterkaitan manajemen dan bisnis verifikatif yang digunakan dalam penelitian ini yang saling menguntungkan. Kemitraan adalah analisis structural equation model (SEM). merupakan kerjasama usaha antara perusahaan SEM mampu mengukur konstruk melalui kecil dan perusahaan besar yang didasarkan indikator-indikator serta menganalisis variabel

Dokumen yang terkait

Pengaruh Entrepreneurial Networking Dan Lingkungan Bisnis Eksternal Terhadap Kinerja Usaha Umkm

3 100 103

Pengaruh Lingkungan Internal Dan Eksternal Terhadap Kinerja Usaha Pada Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong Jati Bandung

11 73 173

PENGARUH PELATIHAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA PROGRAM KEMITRAAN BINA LINGKUNGAN

0 5 19

Pengaruh Lingkungan Eksternal Dan Lingkungan Internal Terhadap Strategi Bersaing Dan Strategi Kemitraan Serta Dampaknya Pada Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Pada Kinerja Industri Kecil Dan Menengah Di Sumatra Barat.

0 0 2

Peran Lingkungan Bisnis Eksternal, Internal, dan Karakteristik Persaingan Terhadap Perencanaan Strategik Serta Implikasinya pada Kinerja Industri Semen

0 0 5

ANALISIS KONDISI INTERNAL DAN EKSTERNAL USAHA KECIL DI KOTA PALEMBANG IMPLIKASINYA TERHADAP PENCAPAIAN HASIL USAHA

0 0 9

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP ETIKA BISNIS SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA KARYAWAN

0 1 11

ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DAN KINERJA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DI MADIUN Slamet Riyanto

0 0 10

DAFTAR ISI - PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL, INTERNAL DAN ETIKA BISNIS TERHADAP KEMITRAAN USAHA DAN IMPLIKASINYA PADA KINERJA USAHA KECIL DI JAWA BARAT (STUDI PADA USAHA KECIL BATIK CAP) - repo unpas

0 0 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN - PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL, INTERNAL DAN ETIKA BISNIS TERHADAP KEMITRAAN USAHA DAN IMPLIKASINYA PADA KINERJA USAHA KECIL DI JAWA BARAT (STUDI PADA USAHA KECIL BATIK CAP) - repo unpas

0 1 142