Pengaruh Lingkungan Internal Dan Eksternal Terhadap Kinerja Usaha Pada Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong Jati Bandung

(1)

The Effect of Internal and External Environment Of Business Performance In Industrial Knitted Center Binong Jati Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam menempuh jenjang S1

Program Studi Manajemen

Disusun:

EVA MUHAROMATIL AROFAH 21208055

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

v

Pembimbing : Dra. Rahma Wahdiniwaty. M.si

Penelitian ini dilakukan pada para pengrajin di sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong Jati Bandung. Fenomena yang terjadi adalah adanya zona perdagangan bebas (AFCTA), dimana produk-produk impor dari negara lain berkembang di indonesia sehingga berdampak pada industri kecil. Salah satu sentra yang terkena dampak langsung dengan adanya kebijakan AFCTA tersebut adalah sentra IKM Rajutan Binong Jati Bandung yang harus bersaing dengan produk impor yang lebih murah dan berkualitas. Faktor lain yang menyebabkan terhambatnya proses produksi rajutan di Binong Jati adalah naiknya harga bahan baku benang wol, naiknya tarif dasar listrik, sehingga menghambat aktifitas perusahaan. Ada beberapa strategi yang bisa dilakukan agar proses produksi meningkat, yaitu misalnya membuat produk rajutan baru yang di desain dengan menambahkan aksen kain biasa atau menambahkan acessories lain sehingga hasil produk rajutan berbeda dengan yang lainnya. Memperluas wilayah distribusi dan pemasaran. Namun para pengrajin di sentra IKM rajutan Binong Jati Bandung masih belum berani untuk melakukan hal tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap kinerja usaha.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif (deskriptif) dan kuantitatif (verifikatif). Unit analisis dalam penelitian ini adalah para pengrajin yang ada pada sentra IKM Rajutan Binong Jati Bandung yang berjumlah 200 usaha dengan sampel sebanyak 67 responden. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan korelasi pearson, analisis regresi, korelasi, koefisien determinasi, uji hipotesis, dan juga menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 19.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan internal di IKM Rajutan Binong Jati Bandung secara keseluruhan termasuk dalam kriteria cukup mendukung. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti jiwa kewirausahaan, inovasi, motivasi. Pengaruh lingkungan internal dan eksternal berdampak positif dan signifikan terhadap kinerja usaha pada sentra Industri Kecil Menengah (IKM) rajutan Binong Jati Bandung. Artinya semakin lingkungan internal dan eksternal mendukung, maka semakin tinggi kinerja usahanya


(4)

iv

Advisor: Dra. Rahma Wahdiniwaty. M.si

The research was conducted at the center of the craftsmen in small and medium industries (IKM) knitted center Binong Jati Bandung. Phenomenon that occurs is the presence of a free trade zone (AFCTA), where the imported products from other developing countries was grown in Indonesia so made the impact on small industries. One of the centers that directly affected by the policy of the AFCTA is IKM center Knitted Binong Jati Bandung wich have to compete with other cheaper imported products and quality. Other factors causing delays in the production of knitted center Binong Jati is the rising price of raw materials of wool, the increase in electricity tariffs, thus inhibiting the activity of the company. There are several strategies that can be done to increase the production process, for example, create a new knitted products in the design by adding fabric accents usual or add other acessories that the knitted product different from the others. Expand the area of distribution and marketing. But the craftsmen at the center of IKM knitted Binong Jati Bandung is not yet dared to internal and external environment on business performance.

The method used in this study is a method of qualitative (descriptive) and quantitative (verifikatif). The unit of analysis in this study are the craftsmen that existed at the center of IKM Knitted Binong Jati Bandung identity totaling 200 enterprises with a sample of 67 respondents. Statistical test used is the calculation of pearson correlation, regression analysis, correlation, coefficient of determination, hypothesis testing, and also use the aid program SPSS 19.0 For Windows Applications.

The results of the research showed that the internal environment in the center IKM knitted Binong Jati Bandung overall identity the criteria is enough to support While the influenced by other factors such as entrepreneurial spirit, innovation, motivation. Internal and external environmental influences have a positive and significant impact on business performance in small industrial centers and medium enterprises (SMEs) knitted Binong Jati Bandung. This means that the internal environment and external support, the higher the performance of its business

Keywords: Internal Environment, External Environment, the performance of the business


(5)

vi

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, karena hanya dengan restu dan anugerah-Nyalah maka Skripsi yang merupakan salah satu syarat mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Jenjang Studi Strata I Program Jurusan Manajemen Fakultas ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Lingkungan Internal dan Eksternal Terhadap Kinerja Usaha Pada Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong Jati Bandung”. Penulis menyadarai bahwa penyusunan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan koreksi, pendapat dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan Skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada orang tua saya yang selalu memberi doa serta dukungan dan juga kepada yang telah membantu penulis hingga Skripsi ini dapat terselesaikan, terutama kepada:


(6)

vii

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Linna Ismawati, SE., M.Si., Selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.

4. Dr. Rahma Wahdiniwaty, Dra., M.Si., Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis.

5. Dr. Raeny Dwisanty, SE., M.Si., Selaku Dosen Wali yang selalu memberi dukungan dan perhatian

6. Dr. Raeny Dwisanty, SE., M.Si., selaku penguji I yang telah memberikan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

7. Trustorini Handayani, SE., M.Si., selaku penguji II yang telah memberikan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

8. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Fakultas Ekonomi khususnya Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.

9. Bapak Dedi Ruhiat selaku Ketua Koperasi Industri Rajutan Binong Jati (KIRBI) Bandung, dan Bapak Suhaya Wondo juga sekaligus


(7)

viii

serta memberikan kasih sayangnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dan penulis persembahkan Skripsi ini untuk Alm. Ayahanda tercinta (A. Badruzaman).

11.Keluarga ku terkasih, (A imam, teh Azah, Bang Aming, Adik ku Siti Khozannatul Jannah, Thoriqul Makki, Alfiyatun Soimah Firodhon, dan Akrom Hasani). Terimakasih untuk kasih sayang, doa, perhatian, nasihat, saran dan motivasi yang tiada henti untuk penulis.

12.Semua keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, terimakasih atas semuanya.

13.Sahabat-sahabat ku, Pratiwi, Devi Listiani, Nova Liana, Yatimah, Erlina, Pipit Tria, Siti Nurlasmini, terima kasih atas doa, dukungan, informasi, bantuannya serta kebersamaannya.

14.Rekan-rekan MN-2 angkatan 2008 seperjuangan penulis, terima kasih atas kerjasamanya. Semoga hubungan baik ini dapat tetap terjalin sampai seterusnya.

15.Teman-teman Spesialisasi Manajemen Bisnis angkatan 2008 yang hebat.


(8)

ix

Pada akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi rekan-rekan pembaca.

Bandung, Agustus 2012

Eva Muharomatil Arofah 21208055


(9)

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………i

PERNYATAAN KEASLIAN………ii

MOTTO...………..iii

ABSTRACT ...………..iv

ABSTRAK ...………...v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi Dan Rumusan Masalah ... 11

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 11

1.2.2 Rumusan Masalah ... 12

1.3Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 12

1.3.1 Maksud Penelitian ... 12

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 13

1.4Kegunaan Penelitian... 13

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 14

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 14

1.5Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 16


(10)

xi

2.1.1 Lingkungan Bisnis ... 18

2.1.2 Lingkungan Internal ... 20

2.1.2.1 Pengertian Lingkungan Internal ... 20

2.1.2.2 Analisis Lingkungan Internal ... 21

2.1.2.3 Indikator Lingkungan Internal ... 22

2.1.3 Lingkungan Eksternal ... 24

2.1.3.1 Pengertian Lingkungan Eksternal ... 24

2.1.3.2 Golongan Lingkungan Eksternal ... 25

2.1.3.3 Komponen Analisis Lingkungan Eksternal ... 26

2.1.3.4 Indikator Lingkungan eksternal ... 26

2.1.4 Kinerja Usaha ... 28

2.1.4.1 Pengertian Kinerja Usaha ... 29

2.1.4.2 Faktor Penyebab Keberhasilan Dan Kegagalan Usaha ... 30

2.1.4.3 Indikator Kinerja Usaha ... 32

2.1.5 Hasil Penelitian Terdahulu ... 34

2.2 Kerangka Pemikiran ... 36

2.2.1 Keterkaitan Lingkungan Internal dan lingkungan eksternal ... 39

2.2.2 Keterkaitan Lingkungan Internal Terhadap Kinerja Usaha ... 40

2.2.3 Keterkaitan Lingkungan Eksternal Terhadap Kinerja Usaha... 40

2.3 Hipotesis ... 43

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 45

3.2 Metode Penelitian ... 45

3.2.1 Desain Penelitian ... 46

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 47

3.2.3 Sumber Dan Teknik Penentuan Data ... 50

3.2.3.1 Sumber Data (Primer Dan Sekunder) ... 50

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 51

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 53


(11)

xii

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 58

3.2.4.3 Uji MSI (Data Ordinal Ke Interval) ... 63

3.2.5 Rancangan Analisis Dan Pengujian Hipotesis ... 65

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 65

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 79

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 79

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 82

4.1.3 Job Description ... 83

4.1.4 Aktifitas Perusahaan ... 85

4.2 Pembahasan Penelitian ... 87

4.2.1 Karakteristik Responden ... 87

4.3 Analisis Deskriptif ... 91

4.3.1 Deskriptif Lingkungan Internal Pada IKM Rajutan Binong Jati Bandung ... 91

4.3.2 Deskriptif lingkungan eksternal pada IKM Rajutan Binong Jati Bandung. ... 106

4.3.3 Deskriptif kinerja usaha pada IKM Rajutan Binong Jati Bandung ... 117

4.4 Analisis Verifikatif (Kuantitatif) ... 129

4.4.1 Analisis Korelasi parsial lingkungan internal dengan Kinerja usaha ketika lingkungan eksternal tidak berubah ... ..137

4.4.2 Analisis Korelasi parsial lingkungan Eksternal dengan Kinerja usaha ketika lingkungan Internal tidak berubah ... ..138

4.4.3 Analisis Korelasi simultan antara lingkungan internal dan eksternal dengan Kinerja usaha ... ..140


(12)

xiii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 148 5.2 Saran ... 149

DAFTAR PUSTAKA ... 152 KUESIONER

LAMPIRAN


(13)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 42 Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 43 Gambar 3.1 Uji Daerah Penerimaan Dan Penolakan Hipotesis ... ...78 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pengurus Koperasi Industri

Rajutan Binong Jati Bandung ... 83 Gambar 4.2 Grafik Ppplot Dari Hasil Pengujian Normalitas ... 131 Gambar 4.3 Grafik Scatter Plot Dari Hasil Pengujian

Heteroskedastisitas ... 133 Gambar 4.4 Daerah Penerimaan Dan Penolakan Uji Parsial lingkungan

Internal Terhadap Kinerja Usaha ... ..145 Gambar 4.5 Daerah Penerimaan Dan Penolakan Uji Parsial Lingkungan


(14)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Pengrajin Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung

Tahun 2009-2011 ... 3

Tabel 1.2 Jumlah Tenaga Kerja Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung Tahun 2009-2011 ... 8

Tabel 1.3 Jadwal Penelitian Dan Pengumpulan Data... 15

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 34

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 47

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 49

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Lingkungan Internal ... 56

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Lingkungan Eksternal ... 57

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Kinerja Usaha ... 58

Tabel 3.6 Standar Penilaian Koefisien Validitas Dan Reliabilitas ... 60

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Internal ... 61

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Ekstenal ... 62

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Usaha ... 63

Tabel 3.10 Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden ... 68

Tabel 3.11 Tingkat Keeratan Korelasi ... 73

Tabel 3.12 Kategori Korelasi Metode Guildford ... 76

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 87

Tabel 4.2 karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 88

Tabel 4.3 karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Pengusaha... 89

Tabel 4.4 karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 90

Tabel 4.5 Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai Lingkungan Internal ... 92

Tabel 4.6 Kesesuaian Pendidikan Formal karyawan dengan Yang Diharapkan ... 93


(15)

xvi

Tabel 4.7 Mengatasi Masalah Karyawan Di Perusahaan Dengan

Jiwa Kepemimpinan Yang Dimiliki ... 94

Tabel 4.8 Kemampuan Meningkatkan Kualitas Kerja Para Karyawan Dengan Pengalaman Usaha Yang Dimiliki ... 94

Tabel 4.9 Peningkatan Motivasi Dan Keterampilan Karyawan Setelah Diberikan Pelatihan Dan Pengarahan ... 95

Tabel 4.10 Skor Tanggapan Pengrajin Terhadap Aspek SDM ... 96

Tabel 4.11 Persentase Skor Tanggapan Pengrajin Terhadap Aspek SDM ... 96

Tabel 4.12 Pengkategorian Skor Jawaban ... 96

Tabel 4.13 Kemampuan modal usaha yang dimiliki untuk menutupi Biaya produksi... 97

Tabel 4.14 Peningkatan Kualitas Kerja Perusahaan Jika Mendapatkan Modal Pinjaman ... 98

Tabel 4.15 Skor Tanggapan Para Pengrajin Mengenai Aspek Keuangan ... 98

Tabel 4.16 Persentase Skor Tanggapan Para Pengrajin Mengenai Aspek Keuangan ... 98

Tabel 4.17 Pengkategorian Skor Jawaban ... 99

Tabel 4.18 Tingkat Proses Produksi Rajutan Jika Harga Bahan Baku Mengalami Kenaikan... 100

Tabel 4.19 kemampuan mesin/peralatan yang dimiliki untuk meningkatkan Kinerja produksi perusahaan ... 100

Tabel 4.20 Peningkatan kualitas kerja karyawan dengan adanya ketersediaan Teknologi modern ... 101

Tabel 4.21 Skor Tanggapan Pengrajin mengenai aspek teknis produksi Dan operasi ... 101

Tabel 4.22 Persentase Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Aspek Teknis Produksi Dan Operasi... 102

Tabel 4.23 Pengkategorian Skor Jawaban ... 102

Tabel 4.24 Kemampuan Menawarkan Harga Produk Untuk Bersaing Dengan Produk Lain... 103


(16)

xvii

Tabel 4.25 Tingkat Prefensi Promosi Yang Dilakukan Untuk Memasarkan

Produk rajutan ... 103 Tabel 4.26 Kemudahan sistem saluran distribusi produk rajutan ke

daerah lain untuk saat ini ... 104 Tabel 4.27 Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Aspek Pasar Dan

Pemasaran... 105 Tabel 4.28 Persentase Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Aspek Pasar

Dan Pemasaran ... 105 Tabel 4.29 Pengkategorian Skor Jawaban ... 105 Tabel 4.30 Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai Lingkungan

Eksternal ... 106 Tabel 4.31 Pembinaan Dari Dinas Terkait Dalam Mendukung Usaha

Rajutan ... 108 Tabel 4.32 Dampak Regulasi Pemerintah Terhadap Usaha Bisnis

Rajutan ... 108 Tabel 4.33 Tingkat Penyiapan Lokasi Usaha Dari Dinas Terkait

Bagi Usaha Rajutan ... 109 Tabel 4.34 Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Aspek Kebijakan Pemerintah

Di Sektor Usaha Kecil ... 110 Tabel 4.35. Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Aspek Kebijakan Pemerintah

Di Sektor Usaha Kecil ... 110 Tabel 4.36 Pengkategorian Skor Jawaban ... 110 Tabel 4.37 Dampak Selera Konsumen Terhadap Produk Rajutan Untuk

Saat Ini... 111 Tabel 4.38 Peningkatan Pembelian Terhadap Produk Rajutan Yang Dihasilkan

Seiring Dengan Meningkatnya Trend Gaya Hidup Masyarakat

Saat Ini... 112 Tabel 4.39 Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Aspek Sosial, Budaya, Dan

Ekonomi ... 113 Tabel 4.40 Persentase Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Aspek Sosial,


(17)

xviii

Tabel 4.41 Pengkategorian Skor Jawaban ... 113

Tabel 4.42 Kemampuan Meningkatkan Kualitas Perusahaan Dengan Adanya Bimbingan Dan Pelatihan Oleh Lembaga Terkait ... 114

Tabel 4.43 Dukungan Terhadap Usaha Rajutan Dengan Adanya Monitoring Dan Evaluasi Dari Lembaga Terkait ... 115

Tabel 4.44 Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Aspek Peranan Lembaga Terkait ... 115

Tabel 4.45 Persentase Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Aspek Peranan Lembaga Terkait ... 116

Tabel 4.46 Pengkategorian Skor Jawaban ... 116

Tabel 4.47 Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai Kinerja Usaha ... 117

Tabel 4.48 Peningkatan Pertumbuhan Penjualan Produk Pada Saat Ini ... 118

Tabel 4.49 Perputaran Penjualan Produk Rajutan Untuk Saat Ini ... 119

Table 4.50 Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Tingkat Penjualan ... 119

Tabel 4.51 Persentase Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Tingkat Penjualan ... 120

Tabel 4.52 Pengkategorian Skor Jawaban ... 120

Tabel 4.53 Tingkat Pertumbuhan Keuntungan Usaha Rajutan Untuk Saat Ini... 121

Tabel 4.54 Tingkat Laba Usaha Yang Dihasilkan Saat Ini Dengan Yang Diharapkan ... 122

Tabel 4.55 Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Tingkat Keuntungan ... 122

Tabel 4.56 Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Tingkat Keuntungan ... 122

Tabel 4.57 Pengkategorian Skor Jawaban ... 123

Tabel 4.58 Tingkat Pertumbuhan Modal usaha Jika Ada Pinjaman Dari Perbankan/Lembaga Terkait Lainnya ... 124

Tabel 4.59 Tingkat Akumulasi Pengembalian Modal perusahaan dengan Yang Diharapkan... 124

Tabel 4.60 Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Tingkat Pertumbuhan Modal ... 125


(18)

xix

Tabel 4.61 Persentase Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Tingkat Pertumbuhan

Modal ... 125

Tabel 4.62 Pengkategorian Skor Jawaban ... 125

Tabel 4.63 Pertumbuhan Pasar terhadap produk rajutan Yang Dihasilkan Oleh perusahaan pada saat ini ... 127

Tabel 4.64 Kemampuan Produk Rajutan Untuk Memenangkan Persaingan Pasar Pada Saat Ini ... 127

Tabel 4.65 Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Tingkat Pangsa Pasar Yang Diraih ... 128

Tabel 4.66 Persentase Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Tingkat Pertumbuhan Modal ... 128

Tabel 4.67 Pengkategorian Skor Jawaban ... 128

Tabel 4.68 Hasil Uji Normalitas... 131

Tabel 4.69 Hasil Korelasi Rank Spearman Untuk Uji Heteroskedastisitas ... 132

Tabel 4.70 Hasil Perhitungan VIF ... 134

Tabel 4.71 Hasil Perhitungan Koefisien Regresi Linear Berganda ... 135

Tabel 4.72 Hasil Korelasi ... 136

Tabel 4.73 Korelasi Parsial Lingkungan Internal Dengan Kinerja Usaha Pada Saat Lingkungan Eksternal Tidak Mengalami Perubahan ... 137

Tabel 4.74 Korelasi Parsial Lingkungan Eksternal Dengan Kinerja Usaha Pada Saat Lingkungan Internal Tidak Mengalami Perubahan ... 139

Tabel 4.75 Pengaruh Lingkungan Internal Dan Eksternal Terhadap Kinerja Usaha ... 140

Tabel 4.76 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... 141

Tabel 4.77 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ... 143


(19)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Lampiran 2 Surat Balasan perusahaan

Lampiran 3 Kegiatan Bimbingan dan Konsultasi Lampiran 4 Lembar Revisi Seminar Usulan penelitian Lampiran 5 Lembar Revisi Sidang

Lampiran 6 Data Regresi dan Korelasi Lampiran 7 Data Uji Hasil MSI Lampiran 8 Data Ordinal Lampiran 9 Data Interval


(20)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Industri kecil dan menengah merupakan salah satu pendorong yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia, industri kecil telah mendapatkan perhatian lebih karena pertumbuhannya yang semakin pesat karena kinerja Industri Kecil Menengah yang sangat efisien, produktif, dan memiliki tingkat daya saing global yang tinggi (Tulus Tambunan, 2002:19).

Di indonesia, Industri kecil menengah baik yang bergerak di sektor perdagangan dan industri lainnya telah banyak membantu pemerintah baik ditingkat daerah maupun nasional dalam hal penyediaan lapangan kerja, kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Di sisi lain industri kecil mempunyai peranan yang strategis dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja serta berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan.

Persaingan bisnis yang semakin meningkat menjadi masalah yang serius bagi usaha kecil karena lingkungan bisnis telah mengalami perubahan yang ditandai dengan meningkatnya kondisi ketidakpastian lingkungan, sehingga menyulitkan dalam kegiatan perencanaan, kontrol dan pengambilan keputusan (I Gusti Putu Darya: 66).


(21)

Pada awal tahun 2010 pemerintah menerapkan kebijakan dengan memberlakukannya persetujuan perdagangan bebas ASEAN–China /ASEAN

China Free Trade Agreement (ACFTA), sehingga banyak produk-produk yang masuk ke Indonesia, dan menjadi ancaman bagi industri – industri di Indonesia. Pemberlakuan bea impor dalam zona ASEAN – China Free Trade Agreement (ACFTA) 0% - 5% oleh pemerintah memang menjadi hal yang menakutkan bagi para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di indonesia, terutama di daerah Jawa Barat yang dikenal sebagai daerah terbesar para pengrajin industri kecil menengah. Menurut Ketua Kadin Jawa Barat Bidang koperasi dan UMKM dalam Bandung-Jabar.com (Dedi Irawan, 2012:4), mengemukakan bahwa perdagangan bebas ASEAN-China (AFCTA) yang diberlakukan pada tahun 2010 telah terlihat dampaknya terhadap dunia usaha dalam negeri, terutama bagi para pelaku IKM di Jawa Barat.

Salah satu sentra yang terkena dampak langsung oleh pemberlakuan kebijakan tersebut adalah Kawasan Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung. Kota Bandung yang dikenal sebagai kota fashion, memang memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan industri pakaian. Salah satunya adalah pakaian rajutan yang diproduksi oleh para pengrajin industri kecil menengah (IKM) di sentra industri Rajutan Binong Jati Bandung. Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung merupakan salah satu industri kecil yang cukup potensial dan dapat memberikan kontribusi terhadap perekonomian di kota Bandung. Pakaian rajutan yang dihasilkan industri tersebut mampu bersaing dengan rajutan yang diproduksi pabrik-pabrik besar.


(22)

Selain harganya yang relatif murah, model pakaiannya mengikuti selera konsumen, corak pakaian rajutannya bervariatif sehingga konsumen menjadi tertarik dan hasil produksi Rajutan Binong Jati Bandung semakin dikenal dan disukai oleh masyarakat.

Dengan adanya pemberlakuan kebijakan AFCTA, merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh para pengrajin Industri Rajutan Binong Jati, karena secara langsung memberikan dampak yang kurang baik bagi pengrajin rajutan di Binong Jati karena harus bersaing dengan barang-barang impor dari luar seperti China dan Korea yang harganya jauh lebih murah sehingga sebagian para pengrajin mengalami kerugian dan margin keuntungan menurun, oleh karena itu sebagian para pengrajin rajutan tidak bisa mempertahankan usahanya. Berikut ini jumlah data pengrajin Industri Rajutan Binong Jati Bandung dari tahun 2009-2011.

Tabel 1.1

Jumlah pengrajin Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung Tahun 2009-2011

Tahun Jumlah pengrajin Pertumbuhan (%)

2009 400 -

2010 250 (37,5)

2011 200 (20)

Sumber: Koperasi Industri Rajutan Binong Jati (KIRBI)

Berkurangnya jumlah pengrajin dikarenakan mereka tidak mampu bertahan karena ongkos produksi yang tinggi sehingga tidak mampu bersaing dengan harga produk impor yang murah. Selain itu, mereka ingin


(23)

menghindari kerugian yang terlalu besar sehingga mereka beralih profesi, yang sebelumnya menjadi produsen kini menjadi pedagang.

Berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak. Suhaya Wondo, selaku pengurus Koperasi Rajutan Binong Jati (KIRBI) Bandung, mengemukakan bahwa beberapa penyebab yang muncul dan mengakibatkan kinerja usaha pada Sentra Industri Kecil Menengah Rajutan Binong Jati adalah tingkat penjualan produk Rajutan yang menurun di pasaran, karena banyaknya produk impor lain yang lebih murah sehingga konsumen lebih memilih produk impor dibandingkan produk lokal. Sehingga hal tersebut mengakibatkan tingkat keuntungan berkurang, bahkan beberapa pengrajin terpaksa menghentikan produksi mereka karena tingkat keuntungan yang rendah dan mengalami kerugian yang cukup besar dalam menutupi biaya produksi, hal ini berdampak pada tingkat pengembalian modal yang tidak sesuai dengan modal usaha yang dikeluarkan oleh para pengrajin. para pengrajin dan pemilik head-to-head langsung dengan produk baju rajut impor, yaitu dari China dan Korea Selatan. Sebelum ACFTA diberlakukan, sebenarnya produk baju rajut dari negara tersebut sudah banyak membanjiri pasar-pasar di dalam negeri. peredaran produk baju rajutan China dapat menembus pasar modern seperti mall hingga pasar tradisional. Bahkan produk pakaian rajutan impor dari China dan Korea Selatan sangat mudah ditemui di pasar-pasar “kaget” di penjuru kota Bandung, karena harga-harga produk pakaian rajut China dan Korea Selatan tersebut dijual dengan harga murah, bahkan jauh lebih murah dibandingkan dengan harga yang diberikan


(24)

pengrajin lokal. Bagi para pemilik Industri pakaian rajut di Binong Jati akan sangat sulit untuk bisa bertahan dan memenangkan persaingan pasar bebas tersebut, apabila dipaksakan bersaing dengan cara menurunkan harga, hal tersebut justru akan merugikan pengrajin usaha pakaian rajut sendiri (02/04/2012).

Berbagai masalah dan kendala yang dihadapi Industri kecil menyebabkan kinerja kurang berhasil atau gagalnya kegiatan usaha dari industri kecil tersebut. Kinerja adalah merujuk pada tingkat pencapaian atau prestasi dari perusahaan dalam periode waktu tertentu (Rahayu Puji Suci, 2009:337).

Masalah dan kendala tersebut dapat berasal dari faktor eksternal maupun internal Industri Kecil Menengah. Beberapa faktor eksternal yang dapat menyebabkan kegagalan industri antara lain pembeli, pemasok, teknologi dan pemerintah. Sedangkan beberapa faktor internal yang dapat menyebabkan kegagalan industri adalah pemasaran, keuangan dan produksi, serta faktor manajemen yang tidak mampu mengelola usaha dengan baik (Wispandono, 2010:152).

Industri Kecil Menengah (IKM) berada dalam suatu lingkungan yang terdiri dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Lingkungan usaha eksternal usaha kecil menengah dipandang sebagai suatu kondisi dinamis yang menciptakan kesempatan dan ancaman bagi usaha kecil, lingkungan eksternal seringkali mengalami perubahan yang sulit untuk diramalkan perubahannya. Perubahan pada lingkungan eksternal industri


(25)

Kecil Menengah merupakan ketidakpastian lingkungan yang dapat mempengaruhi kinerja Usaha Kecil Menengah (UKM) Darlis (2001:42).

Berdasarkan hasil survey dan wawancara, kepada Bapak. Dedi Ruhiat selaku Ketua Koperasi Industri Rajutan Binong Jati Bandung, mengemukakan bahwa masalah kondisi Eksternal yang tidak bisa dihindari oleh para pengrajin pakaian rajut adalah naiknya harga bahan baku benang wol sekitar 10%, naiknya tarif dasar listrik (TDL) dan tidak pastinya kebijakan Pemerintah dalam menaikkan atau menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dapat mengakibatkan para pengrajin pakaian rajut terbebani dengan hal tersebut. Dampak dari kenaikan harga bahan baku benang, tarif dasar listrik (TDL), dan Bahan Bakar Minyak (BBM) akan membuat biaya produksi dan ongkos produksi tinggi, margin keuntungan yang diperoleh berkurang karena digunakan untuk menutup biaya produksi yang tinggi. Para pemilik pakaian rajut Binong Jati tidak berani menaikkan harga jual produk karena dikhawatirkan tidak mampu terserap oleh pasar. (02/04/2012).

Naiknya harga bahan baku benang wol, Tarif Dasar Listrik dan BBM yang cenderung naik serta tidak konsisten-nya kebijakan Pemerintah merupakan faktor ketidakpastian lingkungan Eksternal yang dapat mengakibatkan volume penjualan menurun, kinerja usaha tidak optimal, dan margin keuntungan/ laba berkurang, sehingga sekitar 40% pengrajin Binong jati tidak mampu meneruskan bisnis rajutnya kembali.

Kondisi yang tengah dialami oleh Binong Jati ini, tidak hanya dikarenakan oleh faktor-faktor eksternal saja seperti kenaikan bahan baku,


(26)

kenaikan tarif dasar Listrik dan perdagangan bebas saja. Sebenarnya, faktor yang lebih penting adalah faktor internal dari pengrajin itu sendiri. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa masih ada pengrajin yang bertahan dan mengapa banyak pengrajin yang memutuskan untuk menghentikan produksi rajutnya dalam bisnis ini. Hal ini menunjukkan adanya indikasi yang menyebabkan bahwa Industri sentra rajut mengalami masalah dan kendala dalam kegiatan usahanya, hal ini diperkuat dengan hasil survey dan wawancara dengan Bapak Dedi Ruhiat, Ketua Koperasi Industri Rajut Binong Jati (KIRBI) yang menyatakan bahwa terdapat permasalahan dari paradigma pengrajin itu sendiri. Masalah utama yang dihadapi para pengrajin adalah minimnya modal usaha yang mereka miliki serta mayoritas para pengrajin Binong Jati masih tidak dapat melepaskan diri dari kejayaan masa lalu, sehingga mereka tidak berorientasi ke masa depan untuk prospek bisnisnya. Mereka menjalankan aturan bisnis yang sama ketika Binong Jati masih berjaya, padahal aturan-aturan tersebut dinilai sudah tidak aplikatif lagi jika melihat kondisi pasar saat ini. Dan masalah internal lain yang tidak kalah penting yaitu, tidak adanya generasi penerus dari para pengrajin Binong Jati, mereka melarang anak-anaknya untuk meneruskan usaha tersebut karena para pengrajin tidak mau generasi penerusnya bergelut di bidang rajutan yang sama, para pengrajin lebih menginginkan anak-anaknya bekerja di tempat lain yang dinilai oleh mereka lebih layak dan lebih baik dibandingkan meneruskan usaha rajut orang tuanya (09/04/2012).


(27)

Saat ini, Para pengrajin kesulitan dalam hal memasarkan hasil produksinya. Hal ini dikarenakan beberapa pengrajin masih menggunakan teknik pemasaran yang sama seperti dahulu, sehingga tidak ada perkembangan yang mereka raih dalam aspek ini. Serta sikap tertutup mereka pun menyebabkan kurangnya pengetahuan dan keterampilan mereka pada aspek pemasaran sehingga mereka belum mampu untuk mencapai target pasarnya dengan cara yang disukai oleh konsumennya.

Tenaga kerja yang bekerja pada Sentra Industri ini pun harus turut merasakan dampaknya. Persaingan yang ketat menyebabkan para pengrajin melakukan efisiensi, salah satunya dengan cara mengurangi jumlah tenaga kerja, dari 30 orang menjadi 15 orang. Kondisi tersebut dapat dilihat dalam tabel 1.2 berikut ini:

Tabel 1.2

Jumlah tenaga kerja sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung Tahun 2009-2011

Tahun Jumlah tenaga kerja Pertumbuhan (%)

2009 4000 -

2010 3000 (25)

2011 2000 (33,3)

Sumber : Koperasi industri Rajutan Binong Jati (KIRBI)

Pada tabel 1.2 di atas, terlihat sekitar 1000 tenaga kerja terpaksa dirumahkan pada tiap tahunnya. Para tenaga kerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) ini terpaksa beralih profesi atau kembali ke daerah asalnya seperti Sumedang, Tasikmalaya dan Garut.


(28)

Dalam menghadapi permasalahan tersebut, pihak KIRBI telah melakukan langkah-langkah untuk memperbaiki kondisi tersebut diantaranya dengan mengikuti pelatihan bersama Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag) Jawa Barat untuk meningkatkan keahlian dan kompetensi pengrajin serta pekerjanya. Namun, pelatihan masih dirasakan kurang aplikatif karena pelatihan tersebut masih bersifat general. Selain itu KIRBI juga mengadakan program magang bagi pengrajin muda yang ditempatkan di perusahaan besar dengan tujuan agar peserta mendapatkan pengetahuan tentang proses marketing, dan pengelolaan keuangan, sehingga mereka mampu melihat apa yang terjadi dalam dunia bisnis saat ini. Namun, program ini pun masih belum efektif karena peserta magang yang kurang antusias dan jumlah peserta yang terus menerus berkurang.

Masalah ini tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena berhasil atau tidaknya sebuah usaha akan ditentukan oleh kerja keras pengusaha itu sendiri. Salah satunya ditentukan oleh keahlian yang dimilikinya. Jika kondisi ini terus berlangsung, maka akan berdampak pada kinerja usaha yang terus memburuk dan kesulitan untuk bersaing dengan produk lain terutama produk impor dengan harga yang lebih murah sehingga mengancam daya tahan perusahaan itu sendiri.


(29)

Berdasarkan pada permasalahan-permasalahan tersebut diatas dan fenomena bisnis yang ada pada Industri Kecil Menengah (IKM) pakaian rajutan Binong Jati Bandung, maka dapat dirumuskan masalah utama dalam

penelitian ini adalah “PENGARUH LINGKUNGAN INTERNAL DAN

EKSTERNAL TERHADAP KINERJA USAHA PADA INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM) PAKAIAN RAJUTAN BINONG JATI BANDUNG.”


(30)

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Kondisi dalam Industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong Jati Bandung saat ini mengalami penurunan dalam produksi dan penjualan dikarenakan adanya faktor Lingkungan Internal dan Eksternal yang terjadi pada Industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong Jati Bandung. Beberapa Faktor Lingkungan Internal yang terjadi, diantaranya kemampuan manajemen yang lemah, aspek sumber daya manusia (SDM) yang kurang terampil dan berkembang serta minimnya modal merupakan masalah internal yang tidak dapat dihindari juga oleh para pengrajin IKM Binong Jati Bandung. Sedangkan faktor Lingkungan Eksternal yang menjadi masalah bagi para pengrajin IKM diantaranya: zona perdagangan bebas yang mengakibatkan para pengrajin IKM Binong jati Bandung mengalami kerugian yang cukup besar, sehingga sebagian pengrajin memilih untuk berhenti berproduksi. Masalah lain yang berdampak besar pada IKM rajut Binong Jati adalah naiknya harga bahan baku benang wol, naiknya Tarif Dasar Listrik (TDL) dan Harga Bahan baku minyak (BBM) sehingga para pengrajin sangat terbebani dengan hal tersebut. Sehingga tingkat penjualan dan keuntungan menurun serta mengakibatkan kinerja usaha tidak optimal dan cenderung menurun.

Berikut identifikasi masalah yang diangkat dalam penelitian ini: 1. Perlunya mengetahui tentang pengaruh lingkungan internal terhadap


(31)

2. perlunya mengetahui tentang pengaruh lingkungan eksternal terhadap kinerja usaha.

3. Perlunya mengetahui pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap kinerja usaha.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah:

1. Bagaimana Lingkungan internal pada Industri Kecil Menengah Rajutan Binong Jati Bandung.

2. Bagaimana Lingkungan eksternal pada Industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong Jati Bandung.

3. Bagaimana kinerja usaha pada Industri kecil menengah (IKM) Rajutan Binong Jati Bandung.

4. Seberapa besar pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap kinerja usaha pada Industri kecil menengah (IKM) Rajutan Binong Jati Bandung secara simultan dan parsial.

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah agar penulis memperoleh pemahaman, informasi dan menjelaskan gambaran mengenai bagaimana pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap kinerja usaha pada seluruh Industri Kecil Menengah (IKM) rajutan Binong Jati Bandung dengan


(32)

mengumpulkan data yang kemudian dianalisis untuk memperoleh hasil yang diharapakan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis bermaksud untuk memperoleh data dan informasi bagaimana pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap kinerja usaha pada industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong jati Bandung yang dapat dijadikan bahan analisis.

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Lingkungan internal pada IKM Rajutan Binong Jati Bandung.

2. Untuk mengetahui Lingkungan eksternal pada IKM Rajutan Binong Jati Bandung.

3. Untuk mengetahui Kinerja usaha pada IKM Rajutan Binong jati Bandung. 4. Untuk mengetahui pengaruh antara lingkungan internal dan eksternal

terhadap kinerja usaha pada IKM Rajutan Binong Jati Bandung secara simultan dan parsial.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:


(33)

1.4.1 Kegunaan Praktis a. Bagi perusahaan

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi Industri Kecil Menengah (IKM) tempat penulis melakukan penelitian dan dapat diterapkan guna melakukan pengembangan usaha yang lebih baik serta dapat memahami akan pentingnya pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap kinerja usaha.

b. Pihak Terkait

Diharapkan penelitian ini dapat membantu pihak-pihak yang sedang melakukan penelitian yang berkaitan dengan hasil penelitian sebagai bahan perbandingan.

1.4.2 Kegunaan Akademis a. Bagi penulis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti terutama dalam hal penambahan serta peningkatan pengetahuan penulis serta pengaplikasian dalam bidang yang akan ditekuni.

b. Bagi Pihak Lain

Diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi pihak-pihak yang sedang melakukan penelitian yang berkaitan dengan judul karya ilmiah ini.

c. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Manajemen

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi pengetahuan khususnya Manajemen Bisnis. Di dalam penelitian ini dapat diketahui


(34)

mengenai pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap kinerja Usaha.

1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi dan pelaksanaan penelitian bertempat di Jalan Gatot Subroto kelurahan Binong Jati kecamatan Batununggal Bandung. Sedangkan waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah selama kurang lebih 6 Bulan, yaitu dari Bulan februari 2012 sampai dengan bulan Juli 2012. Adapun jadwal dari penelitian dan pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini:

Tabel 1.3

Tabel Jadwal Penelitian dan Pengumpulan Data

No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pra Penelitian

2 Pengumpulan

Data

3 Pengolahan

Data

4 Penyusunan

Data

5 Penulisan Laporan


(35)

16 2.1 Kajian Pustaka

Dewasa ini bisnis berjalan sangat cepat, lebih kompleks, dan lebih dituntut tanggung jawabnya. Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2009:18) mengemukakan bahwa bisnis adalah aktivitas yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang atau perusahaan dalam bentuk jasa atau barang untuk memperoleh laba. Dalam dunia bisnis kiprah peran orang-orang yang menciptakan suatu hal baru, ide-ide baru atau barang dan jasa, yang disebut sebagai seorang Entrepreneur atau wirausaha menjadi pelaku utama dalam dunia bisnis.

Menurut Sopiah dan Syihabudin (2008:212) mengemukakan bahwa dalam dunia bisnis, peran entrepreneur atau pengusaha atau wirausaha sangat penting dan merupakan penggerak perekonomian suatu negara.

Menurut Say (1996) dalam Eddy Soeryanto Soegoto (2009:4) mengemukakan bahwa entrepreneur adalah orang-orang yang mampu melakukan koordinasi, organisasi dan pengawasan, memiliki pengetahuan yang luas tentang lingkungan dan membuat keputusan-keputusan tentang lingkungan usaha, mengelola sejumlah modal, dan menghadapi ketidakpastian lingkungan untuk meraih keuntungan.


(36)

Di dalam menjalankan suatu usaha atau bisnis berskala besar maupun kecil, perlu diterapkan manajemen strategi yang baik untuk mencapai tujuan usaha dan memenangkan persaingan. Hal ini diperkuat dengan adanya pendapat dari Zimmerer dalam buku Sopiah dan Syihabudin (2008:212) yang

mengemukakan bahwa, “Tanpa memiliki suatu strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar yang berkesinambungan

untuk menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing di pasar”.

Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:46) menyatakan bahwa Perusahaan perlu membuat dan menyusun strategi - strategi yang cocok, relevan dan memadai sesuai dengan usahanya atau dengan kata lain perusahaan dituntut untuk dapat menerapkan manajemen strategik dengan baik.

Menurut Glueck William F dan Jauch Lawrence R dalam Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010: 4), bahwa:

Strategic management is that set of managerial decisions and actions that determine the long-run performance of corporation, it includes strategy formulation, strategy implementation and evaluation. (Manajemen strategik merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategik atau strategik-strategik yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen strategik ialah suatu cara dengan jalan bagaimana para perencana strategik menentukan sasaran untuk membuat kesimpulan strategik).

Menurut Glueck William F dan Jauch Lawrence R dalam Herry Achmad Buchory dan Djaslim saladin (2010:7) mengemukakan bahwa mengenai proses manajemen strategik bsnis dimulai dengan analisis dan diagnosis untuk merumuskan / merencanakan strategi dengan menentukan tujuan perusahaan, Diantaranya:


(37)

1. Untuk merumuskan suatu strategik perusahaan, seorang manajer harus mengetahui kemampuan, keterbatasan dalam memilih strategik perusahaan. Suatu organisasi/ perusahaan mempunyai kekuatan dan kelemahan internal, hal ini perlu diantisipasi oleh seorang manajer. 2. Menentukan beberapa alternatif strategik guna memilih strategik yang

handal, yang disesuaikan dengan peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan perusahaan.

3. Bagaimana mengimplementasikan strategik yang telah dipilih. Agar strategik tersebut berjalan dengan baik, perlu membangun struktur untuk mendukung strategik itu dan mengembangkan rencana serta kebijakan yang tepat.

4. Melakukan umpan balik (feed back), apakah strategik berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, seberapa jauh pelaksanaan strategik itu mencapai tujuan.

2.1.1 Lingkungan Bisnis

Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:46) mengemukakan bahwa Lingkungan (environment) merupakan salah satu faktor yang sangat diperhitungkan dalam pengelolaan kegiatan bisnis. Lingkungan sangat berpengaruh dalam perencanaan strategi bisnis.

Menurut Glueck and Jauch dalam penelitian Wispandono (2010:154) bahwa:

Lingkungan bisnis meliputi faktor-faktor di luar perusahaan yang dapat menimbulkan peluang atau ancaman bagi perusahaan. Analisis diartikan


(38)

sebagai penelusuran peluang atau ancaman sampai ke pangkalnya. Analisis lingkungan diartikan sebagai proses yang digunakan perencana strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman terhadap perusahaan.

Menurut Suryana (2006: 106) mengemukakan bahwa lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannnya perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/ perusahaan adalah lingkungan internal dan eksternal.

R.A. Supriono dalam buku Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010: 46-47) mengemukakan beberapa alasan pentingnya analisis faktor lingkungan dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. lingkungan berubah sangat cepat atau dinamis sehingga para pimpinan perusahaan perlu mennganalisis dan mendiagnosis perubahan lingkungan tersebut.

2. Para pimpinan perlu menyelidiki lingkungan, khususnya untuk:

a. Menentukan apakah faktor-faktor dalam lingkungan saat sekarang mengancam strategi dan pencapaian tujuan perusahaan.

b. Menentukan apakah faktor-faktor dalam lingkungan saat sekarang mengancam strategi dan pencapaian tujuan perusahaan.

3. Perusahaan yang secara sistematis melakukan analisis dan diagnosis lingkungan umumnya lebih efektif dibandingkan dengan yang tidak melakukannya.


(39)

2.1.2 Lingkungan Internal

Menurut Hunger dalam Moeljadi (1998: 33) mengemukakan bahwa Setiap usaha yang dilakukan perusahaan selalu dihadapkan pada situasi yang selalu berubah. Kondisi tersebut tidak mungkin dilaksanakan tanpa adanya proses penyesuaian terhadap kondisi internal yang ada. Jadi lingkungan internal merupakan cerminan kekuatan atau kelemahan dari suatu organisasi perusahaan dan dapat mencerminkan kemampuan manajemen untuk mengelola perusahaan. Hal ini dapat menunjukkan kekuatan sumber daya, meliputi segala aspek material atau non material yang dimiliki perusahaan dalam menjalankan usaha dan fungsinya untuk berproduksi secara komersial. Konsep tersebut terdiri dari kemampuan pengusaha, kemampuan optimalisasi proses produksi yang ada, kapabilitas mengadakan ekspansi pasar, dan pengelolaan keuangannya.

2.1.2.1 Pengertian Lingkungan Internal

Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010: 49) mengemukakan bahwa Lingkungan internal adalah “para pelaku yang secara

langsung berkaitan dengan lingkungan, yang mempengaruhi perusahaan”.

Menurut Wispandono (2010:155) lingkungan internal adalah

„lingkungan organisasi yang ada di dalam suatu organisasi. Analisis ini ditujukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan organisasi relatif dibanding dengan para pesaingnya‟.


(40)

Menurut Rahayu Puji Suci (2008: 337) dalam penelitiannya berpendapat bahwa “secara internal, lingkungan perusahaan adalah organisasi perusahaan itu sendiri beserta elemen-elemen di dalamnya”.

Menurut Saydam dalam penelitian I Gusti Putu Darya (2011: 66) bahwa, “lingkungan internal mungkin dapat dikendalikan secara organisator oleh pelaku usaha sehingga dapat diarahkan sesuai dengan keinginan perusahaan”.

Berdasarkan pendapat beberapa para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam suatu perusahaan yang elemen-elemen di dalamnya berpengaruh terhadap perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.1.2.2 Analisis Lingkungan Internal

Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2006:48) Proses analisis lingkungan internal penting dilakukan oleh perencanaan strategi dengan urutan sebagai berikut:

1. Menganalisis hubungan antara strategi perusahaan dan tanggapan terhadap lingkungan, yang dapat dipakai sebagai landasan untuk membandingkan strategi yang sedang berjalan dengan strategi yang potensial yang akan datang.

2. Menganalisis kecenderungan faktor dan masalah utama yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap perumusan strategi.

3. Mencoba meramalkan kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang terhadap lingkungan.


(41)

2.1.2.3 Indikator Lingkungan Internal

Berdasarkan hasil penelitian dari Wispandono (2010: 155) bahwa, ada empat indikator dalam lingkungan internal pada industri batik di kabupaten Bangkalan, yaitu:

1) Pemasaran, yang meliputi: reputasi perusahaan, pangsa pasar, kepuasan konsumen, customer retention, kualitas pelayanan, efektifitas penetapan harga, efektifitas distribusi, efektifitas promosi, efektifitas tenaga penjualan, efektifitas inovasi, dan daya jangkau geografis.

2) Keuangan, yang meliputi; biaya atau tersedianya modal, cash flow (arus uang tunai), dan stabilitas keuangan.

3) Produksi, yang meliputi: fasilitas, skala ekonomis, kapasitas, karyawan yang mampu dan setia, ketepatan waktu dalam berproduksi, dan keterampilan teknik produksi.

4) Organisasi, yang meliputi: kepemimpinan yang mampu dan berpandang kedepan, para pegawai yang setia, orientasi kewirausahaan, dan fleksibilitas atau kemampuan beradaptasi.

Sedangkan hasil penelitian terdahulu dari Musran Munizu (2010: 35) meneliti bahwa lingkungan internal pada Usaha Mikro dan kecil (UMK) di Sulawesi selatan terdiri dari empat indikator, yaitu:

1) Aspek Sumber Daya Manusia (SDM), yang meliputi: Tingkat pendidikan formal, jiwa kepemimpinan, pengalaman/lama berusaha, motivasi dan keterampilan.


(42)

2) Aspek keuangan, yang meliputi modal sendiri, modal pinjaman, tingkat

keuntungan dan akumulasi modal, membedakan pengeluaran

pribadi/keluarga.

3) aspek teknis produksi dan operasi, yang meliputi tersedia bahan baku, kapasitas produksi, tersedia mesin/peralatan teknologi modern, pengendalian kualitas.

4) aspek pasar dan pemasaran. Yang meliputi: permintaan pasar, penetapan harga bersaing, kegiatan promosi saluran distribusi, dan wilayah pemasaran

Begitu pula dengan hasil penelitian dari Anik ratna ningsih (2010:1) bahwa faktor lingkungan internal pada industri kontraktor Indonesia terdiri dari empat indikator yaitu: 1) kemampuan keuangan; 2) sumber daya manusia; 3) kerjasama penelitian; 4) pemasaran.

Dari beberapa hasil penelitian diatas, maka penulis akan melakukan penelitian yang digunakan oleh Musran Munizu (2010:35) yaitu: 1) Aspek Sumber daya Manusia; 2) Aspek keuangan; 3) Aspek teknik produksi dan operasi; 4) Aspek pasar dan pemasaran. Hal ini dikarenakan yang menjadi masalah utama pada IKM rajut Binong Jati Bandung adalah aspek SDM yang kurang terampil, pengetahuan dan kemampuan karyawan masih terbatas, aspek kemampuan manajemen yang masih rendah dan belum terstruktur dengan baik, aspek pasar dan pemasaran produk yang kurang berkembang, hanya mengandalkan satu kota dan beberapa daerah saja.


(43)

2.1.3 Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal merupakan kondisi diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi kehidupan perusahaan. Menurut Viljoen dalam Moeljadi (1998: 28) mengemukakan bahwa lingkungan eksternal sering disebut sebagai external opportunities dan Threats, mencakup political, social, technological, economic, geographic, customers, suppliers, competitors, creditors, dan labour. Sedangkan menurut Glueck dalam Moeljadi (1998: 28) menyebut lingkungan ini sebagai “faktor-faktor luar perusahaan yang dapat

menimbulkan peluang atau ancaman”.

2.1.3.1 Pengertian Lingkungan Eksternal

Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:51-54) lingkungan eksternal adalah “kekuatan-kekuatan yang timbul dan berada diluar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasional perusahaan.”

Menurut Pearceand Robinson; Hunger and Whelen dalampenelitian I Gusti Putu Darya (2011:66) menyatakan bahwa Lingkungan eksternal suatu perusahaan memberikan banyak tantangan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan dalam upaya untuk menarik atau memperoleh sumber daya yang diperlukan dan untuk memasarkan barang dan jasanya secara menguntungkan. Sedangkan menurut William F. Glueck dalam buku Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:46) bahwa “Lingkungan eksternal perusahaan adalah faktor-faktor yang berada di luar jangkauan perusahaan yang dapat menimbulkan peluang-peluang (opportunities) atau ancaman-ancaman (threat) pada perusahaan”.


(44)

Sedangkan menurut Griffin dan Ebert dalam buku Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:46) mengemukakan bahwa:

Lingkungan eksternal adalah segala sesuatu diluar batas-batas organisasi yang mungkin mempengaruhi organisasi. Oleh karena itu manajer/pemimpin harus memahami lingkungan secara lingkup dan akurat dan selanjutnya berusaha untuk beroperasi dan bersaing di dalamnya.

Menurut Pierce and Robinson dalam penelitian Wispandono (2010:154)

bahwa “Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar organisasi yang dapat menciptakan peluang dan ancaman atas keberadaan suatu organisasi.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan Eksternal adalah lingkungan yang berada di luar perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat berdampak pada kegiatan perusahaan/usaha dan dapat menciptakan peluang atau ancaman bagi perusahaan.

2.1.3.2 Golongan Lingkungan Eksternal

Menurut Pierce and Robinson dalam penelitian Wispandono (2010: 154) menggolongkan Lingkungan Eksternal menjadi 3 golongan yaitu:

1. Lingkungan jauh (remote environment)

Faktor ekonomi, sosial, politik, teknologi dan ekologi. 2. Lingkungan industri

Hambatan masuk, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, ketersediaan substitusi, dan persaingan antar perusahaan.


(45)

3. Lingkungan operasional

Pesaing, kreditor, pelanggan, tenaga kerja, dan pemasok.

2.1.3.3 Komponen Analisis Lingkungan Eksternal

Menurut Herry achmad buchory dan Djaslim Saladin (2010: 48-49) mengemukakan bahwa komponen analisis lingkungan eksternal terdiri dari:

1. Scanning.

Mengidentifikasi petunjuk awal dari perubahan dan kecenderungan lingkungan. Jadi scanning adalah usaha untuk mempelajari segmen dalam lingkungan umum.

2. Monitoring

Mendeteksi arti melalui observasi terus menerus atas perubahan dan kecenderungan lingkungan.

3. Forcasting

Mengembangkan proyeksi atas hasil yang diantisipasi berdasarkan perubahan dan kecenderungan yang di monitoring.

4. Assessing

Menentukan waktu dan pentingnya perubahan dan kecenderungan lingkungan untuk strategi perusahaan dan manajemennya.

2.1.3.4 Indikator Lingkungan Eksternal

Berdasarkan hasil penelitian dari Wispandono (2010: 154) bahwa, ada lima indikator yang harus dipertimbangkan dalam menganalisis lingkungan eksternal pada industri batik yang dianggap memiliki pengaruh terhadap


(46)

perusahaan, yaitu: 1) Pelanggan; 2) Pemasok; 3) Pesaing; 4) teknologi; 5) pemerintah.

Sedangkan dalam penelitian Musran Munizu (2010:35) lingkungan eksternal pada Usaha mikro kecil di Sulawesi Selatan diukur dengan:

1) aspek kebijakan pemerintah di sektor Industri kecil menengah (IKM) yang meliputi: kegiatan pembinaan melalui dinas terkait, peraturan dan regulasi yang pro bisnis, penyiapan lokasi usaha dan penyediaan informasi.

2) Aspek sosial, budaya, dan ekonomi, yang meliputi: tingkat pendapatan masyarakat, tersedianya lapangan kerja, iklim usaha dan investasi, pertumbuhan ekonomi.

3) Peranan lembaga terkait, yang meliputi: bantuan permodalan dari lembaga terkait, bimbingan teknis/pelatihan, pendampingan, monitoring dan evaluasi.

Begitu pula dengan penelitian Dedi Kusmayadi (2008:433), meneliti tentang lingkungan bisnis yang mempengaruhi organisasi pada perusahaan manufaktur terdiri dari lingkungan jauh dan lingkungan industri, lingkungan jauh (remote environment) terdiri dari kekuatan hukum dan politik, kekuatan teknologi, kekuatan ekonomi, kekuatan sosial, dan kekuatan ekologi. Sedangkan model lima kekuatan bersaing Michael Porter (1986) terdiri dari:

1) Ancaman masuknya pendatang baru yang potensial (Threat of New Entrants)


(47)

3) Kekuatan tawar menawar pemasok (Bargaining power of supplies)

4) Ancaman masuknya produk pengganti atau subtitusi (Threat of substituties)

5) Persaingan diantara perusahaan yang ada dalam industri (intensity of tyvalry).

Dari beberapa hasil penelitian terdahulu diatas, maka dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian yang digunakan oleh Musran Munizu (2010: 35) yaitu: 1) Aspek kebijakan pemerintah; 2) Aspek sosial, budaya, dan ekonomi; 3) Aspek peranan lembaga terkait.

Hal ini dikarenakan yang menjadi masalah utama pada IKM rajut Binong Jati Bandung adalah aspek kebijakan pemerintah yang dinilai kurang konsisten dalam membuat peraturan dan keputusan yang memberatkan para pengrajin IKM, kebijakan pemerintah dinilai hanya merupakan birokrasi negara yang tidak efisien dan hanya membebani para pengrajin. aspek sosial, budaya dan ekonomi yang berubah-ubah, serta kurangnya perhatian dan peranan lembaga terkait dalam menghimbau para pengrajin Industri Kecil Menengah (IKM) pada proses produksinya.

2.1.4 Kinerja Usaha

Menurut Dedi Kusmayadi (2008: 435) mengemukakan bahwa: Perusahaan yang berhasil menyelaraskan atau yang menunjukkan tingkat adaptif dan fleksibilitas tinggi dengan lingkungan memperlihatkan bahwa kinerja perusahaan tersebut lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang kurang berhasil menyelaraskan strategi atau menunjukkan tingkat adaptif dan


(48)

fleksibilitas yang rendah. Menurut Erwin A. Koetin (1994) menyatakan bahwa kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kerja, dan prestasi kerja merupakan hasil kerja yang diperoleh dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada seseorang. Untuk menentukan kinerja perusahaan maka dilakukanlah penilaian kinerja. Dengan demikian suatu keberhasilan atau kegagalan perusahaan dalam pencapaian tujuan tidak terlepas dari pengaruh lingkungan bisnis.

2.1.4.1 Pengertian Kinerja Usaha

Menurut I Gusti Putu Darya (2011: 67) ada beberapa definisi tentang kinerja, yaitu:

1. Menurut Kane & kane (1993), Bernardin & Russell (1998), Cascio (1998) kinerja adalah “Catatan mengenai akibat-akibat yang dihasilkan pada sebuah fungsi pekerjaan atau aktifitas selama periode tertentu yang berhubungan dengan tujuan organisasi”.

2. Miner (2011: 68) “Kinerja merupakan suatu yang lazim digunakan untuk memantau produktifitas kerja sumber daya manusia baik yang berorientasi produksi barang, jasa maupun pelayanan”.

3. Mc Cloy et. Al, Schult, Cherington, Motowidlo & Van Scotter mengatakan bahwa kinerja juga bisa berarti perilaku-perilaku atau tindakan-tindakan yang relevan terhadap tercapainya tujuan organisasi (Goal relevant action).


(49)

4. Menurut Welbourne et. Al, Rotundo & Sackett, mengemukakan bahwa kinerja tugas merupakan peran pekerjaan yang digambarkan dalam bentuk kualitas dan kuantitas hasil dari pekerjaan tersebut. 5. Ratundo & Sackett mendefinisikan bahwa kinerja merupakan semua

tindakan atau perilaku yang dikontrol oleh individu dan memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi.

Sedangkan menurut Jauch dan Glueck dalam penelitian Rahayu Puji Suci (2009: 337) Kinerja usaha (business performance) adalah “merujuk pada tingkat pencapaian atau prestasi dari perusahaan dalam periode waktu tertentu”.

Menurut Bernice and Meredith dalam penelitian Wispandono (2010: 155) mengemukakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya sering disamakan dengan kinerjanya. Kinerja atau performance menunjukkan suatu tingkat hasil kerja karena telah melakukan suatu aktivitas atau usaha.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kinerja usaha adalah suatu hasil tingkat pencapaian atau prestasi dari suatu perusahaan/ usaha dalam periode waktu tertentu karena telah melakukan suatu aktivitas atau usaha.

2.1.4.2Faktor Penyebab Keberhasilan Dan Kegagalan Usaha

Menurut Zimmerer dalam buku Suryana (2006:67), mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan seseorang gagal dalam menjalankan usahanya yaitu:


(50)

1. Tidak kompeten dalam manajerial atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

2. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi usaha.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. 4. Gagal dalam perencanaan.

5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efektif dan efisien.

7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.

Begitu juga dengan pendapat Tulus tambunan dalam Suryana (2006:68) yang menyatakan bahwa:

Keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan pada umumnya ditentukan oleh dua faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan


(51)

adalah kekuatan dari dalam perusahaan itu untuk tumbuh dan berkembang mandiri secara berkesinambungan. Pada perusahaan kecil faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah diantaranya kualitas sumber daya manusia, penguasaan teknologi, struktur organisasi, sistem manajemen, partisipasi, kultur/budaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkat entrepreneurship. Sedangkan faktor eksternal yang turut menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu usaha diantaranya faktor pemerintah seperti kebijakan ekonomi, politik, tingkat demokratisasi, kemudian faktor luar pemerintah seperti sistem perekonomian, sosio kultur budaya masyarakat, sistem perburuhan dan kondisi pasar buruh, kondisi infra struktur dan tingkat pendidikan masyarakat. Selain itu lingkungan global juga mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha.

2.1.4.3Indikator Kinerja Usaha

Berdasarkan hasil penelitian dari Wispandono (2010: 155) bahwa ada delapan indikator kinerja usaha, yaitu:

1) Produktivitas yang tinggi 2) Kepemimpinan industri;

3) Menciptakan lapangan kerja baru; 4) Stabilitas usaha;

5) Tingkat keuntungan yang tinggi; 6) Biaya produksi yang rendah; 7) Mengembangkan masyarakat; 8) Pertumbuhan usaha.

Sedangkan penelitian Rahayu Puji Suci (2008: 337) ada lima indikator kinerja usaha, yaitu:

1) tingkat penjualan, yang meliputi peningkatan volume penjualan 2) tingkat keuntungan, yang meliputi: laba yang dihasilkan


(52)

4) dan pangsa pasar yang diraihnya, yang meliputi tingkat pasar yang dicapai.

Begitu pula dengan penelitian Musran Munizu (2010: 35) yang menggunakan lima indikator yaitu:

1) Pertumbuhan penjualan, yang meliputi: pertumbuhan penjualan meningkat

2) Pertumbuhan modal, yang meliputi: pertumbuhan modal meningkat 3) Pertumbuhan tenaga kerja, yang meliputi: penambahan tenaga kerja

setiap tahunnya

4) Pertumbuhan pasar, yang meliputi: pertumbuhan pasar dan pemasaran semakin baik.

5) Pertumbuhan laba yang meliputi: pertumbuhan keuntungan/laba usaha semakin baik

Sedangkan dalam penelitian I Gusti Putu Darya (2011:70) terdapat lima indikator pada kinerja usaha, yaitu:

1) aspek keuangan; 2) pelanggan; 3) usaha internal; 4) pembelajaran; 5) pertumbuhan.

Dari beberapa hasil penelitian diatas, maka dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian yang digunakan oleh Rahayu Puji Suci (2008: 337) dengan indikator: 1) tingkat penjualan; 2) tingkat keuntungan; 3) Pengembalian modal; 4) pangsa pasar yang diraih.

Hal ini dikarenakan yang menjadi masalah utama pada IKM rajut Binong jati adalah aspek tingkat penjualan yang kemungkinan besar menurun,


(53)

tingkat keuntungan usaha yang berkurang sehingga pengembalian modal tidak sesuai dengan modal awal yang dikeluarkan, dan pangsa pasar yang diraih kurang sukses.

2.1.5 Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya

No. Nama peneliti, Tahun, judul

Hasil penelitian Persamaan Perbedaan

Penelitian terdahulu Rencana penelitian 1. Musran Munizu; 2010;

Pengaruh faktor-faktor eksternal dan internal terhadap kinerja usaha mikro kecil (UMK) di Sulawesi selatan;

Faktor eksternal dan internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha 1. Menggunakan variabel yang sama dalam penelitian yaitu lingkungan internal, eksternal, dan kinerja usaha. 2. Meneliti objek penelitian yang sama. 1. menggunakan metode SEM (structural equation modelling) 2. penelitian di area

Sulawesi Selatan. 3. Penelitian pada

pemilik toko

1. menggunakan analisis korelasi berganda 2. area penelitian di

Binong Jati Bandung. 3. Produknya

berupa pakaian rajut.

2. Wispandono; 2010 Pengaruh lingkungan Bisnis terhadap kinerja pengrajin industri batik di kabupaten

Bangkalan;

Lingkunngan bisnis yang terdiri atas lingkunngan

eksternal dan internal berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pengrajin batik.

1.Menggunakan analisis statistik yang sama yaitu korelasi berganda 2. meneliti objek

penelitian yang sama / responde sama, yaitu para pengrajin (Industri kecil menengah) 1. menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan inferensial 2. area penelitian di

Kabupaten Bangkalan 3. produknya berupa

kain batik

1. menggunakan metode analisis deskriptif dan verifikatif. 2. Area penelitian di

kota bandung. 3. Produk berupa pakaian rajut.

3. Dedi Kusmayadi; 2008;

Pengaruh lingkungan bisnis terhadap kinerja perusahaan:

Sebuah tinjauan teoritis dan empiris;

Lingkungan bisnis (business

Environment) memiliki pengaruh yang kuat terhadap organisasi perusahaan

Menggunakan variabel yang sama, yaitu faktor eksternal dan internal dan kinerja usaha.

1. Menggunakan metode analisis SWOT 2. Penelitian dilakukan di perusahaan 1. Menggunakan korelasi berganda 2. Penelitian

dilakukan di Industri kecil menengah (IKM)

4. Eka Handriani; 2011 Pengaruh faktor

Faktor internal, eksternal,

1. menggunakan salah satu metode

1. menggunakan metode analisis

1. Menggunakan analisis regresi


(54)

internal, eksternal,

entrepreneurial skill,

strategi dan kinerja terhadap daya saing UKM di kabupaten semarang;

entrepreneur skill, strategi, kinerja berpengaruh cukup baik secara parsial maupun simultan terhadap daya saing

yang sama yaitu analisis regresi linier berganda.

2. Menggunakan uji hipotesis yang sama 3. Respondennya sama,

yaitu para pengrajin UKM di Semarang

regresi sederhana dan regresi linier berganda 2. menggunakan enam variabel yaitu, faktor internal (X1), faktor eksternal (X2), entrepreneurial skill (X3), strategi (X4), kinerja (X5), dan daya saing (Y) 3. penelitian di UKM

kabupaten Semarang.

linier berganda 2. menggunakan

tiga variabel yaitu faktor lingkungan internal (X1), faktor eksternal (X2), dan kinerja usaha (Y) 3. penelitian di IKM

binong Jati Bandung.

5. Obiwuru Timothy Chidi; 2011

External and Internal environments of businesses in Nigeria: an appraisal;

Hasil analisis menunjukkan bahwa baik lingkungan external dan internal memberikan pengaruh dan membentuk kehidupan, pertumbuhan dan pengembangan bisnis. Sama-sama meneliti variabel eksternal dan internal terhadap kinerja usaha.

1. Menggunakan metode analisis MATRIX SWOT 2. Tempat penelitian

pada lingkungan bisnis di nigeria

1. Menggunakan analisis regresi linier berganda 2. Tempat penelitian

dilakukan di industri kecil menengah (IKM) di daerah Bandung

6. Nakuru eldama Ravine; 2012

The effects of the external environment on internal

management strategies within Micro, small and medium enterprises; kenyan case;

Lingkungan external mempengaruhi kinerja dan strategi manajemen yang dilakukan oleh perusahaan

1. Menggunakan variabel yang sama 2. Menggunakan

metode analisis yang sama yaitu korelasi berganda

1. Desain penelitian menggunakan strategi survei 2. Tempat penelitian

dilakukan di UMKM beberapa kota di kenya

1. Desain penelitian menggunakan deskriptif dan verifikatif 2. Tempat penelitian

dilakukan pada Industri kecil menengah di Bandung.

7. Adnan Hakim; 2010 Karakteristik kewirausahaan, lingkungan bisnis dan kapabilitas organisasi penngaruhnya terhadap strategi bisnis dan kinerja usaha (kajian pada koperasi di Sulawesi Tenggara); Kinerja usaha dipengaruhi oleh kewirausahaan, strategi, struktur organisasi, dan linngkungan bisnis.

Meneliti objek penelitian yang sama yaitu Usaha kecil menengah (UKM)

1. menggunakan metode analisis structural equation modelling (SEM) 2. menggunakan lima

variabel dalam penelitian, yaitu (karakteristik kewirausahaan, lingkungan bisnis, kapabilitas organisasi, strategi bisnis, dan kinerja usaha)

3. area penelitian

1. menggunakan metode analisis regresi linier berganda 2. menggunakan tiga variabel, yaitu:lingkungan internal, eksternal dan kinerja usaha. 3. Area penelitian

pada IKM rajutan Binong Jati Bandung


(55)

pada koperasi di Sulawesi Tenggara 8. Rahayu puji Suci;

Orientasi kewirausahaan, dinamika lingkungan, dan kemampuan manajemen serta dampaknya terhadap kinerja (studi pada industri kecil menengah bordir di jawa timur; 2009

Dinamika lingkungan eksternal dan internal berpengaruh

signifikan terhadap kemampuan manajemen dan kinerja

Ada dua variabel yang sama dalam penelitian, yaitu variabel

lingkungnan external dan kinerja 1. menggunakan metode analisis structural equation modelling (SEM) 2. penelitian dilaksanakan di IKM bordir Jawa timur 1. menggunakan metode analisis regresi linier berganda 2. penelitian dilaksanakan di IKM rajut binong jati Bandung

2.2 Kerangka Pemikiran

Industri kecil dan menengah merupakan salah satu pendorong yang signifikan pada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di dunia, begitu pula di Indonesia, IKM telah mendapatkan perhatian lebih karena pertumbuhannya yang semakin pesat dan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai peran, kedudukan, potensi, yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan pembangunan. Industri kecil masih bertahan dalam struktur perekonomian di Indonesia, bahkan kebijakan pemerintah terhadap keberadaan industri kecil sudah semakin kondusif dan positif. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah dan eksistensinya.

Dalam konteks suatu usaha atau bisnis perlu menganalisis lingkungan Internal dan Eksternal dengan tujuan agar keberhasilan usaha dapat dicapai dengan baik. Perencanaan strategik dalam sistem manajemen strategik bisnis menempati posisi yang utama dan pertama. Dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan kompleks perusahaan perlu menyusun perencanaan strategik yang dijabarkan melalui strategi pilihan untuk mewujudkan visi dan misi organisasi kedalam sasaran-sasaran strategik. Konsep manajemen modern menunjukkan


(56)

perusahaan melakukan suatu kegiatan ekonomi tidaklah berdiri sendiri melainkan berada dalam lingkungan internal dan eksternal yang saling berpengaruh. Kemampuan perusahaan menempatkan posisinya dalam lingkungan dengan memperhitungkan dan mengevaluasi kondisi perusahaan dari faktor-faktor lingkungan yang saling mempengaruhi akan sangat menentukan keberhasilan perusahaan.

Hal tersebut diperkuat dengan adanya beberapa pendapat dari para ahli dan hasil penelitian mengenai lingkungan internal dan eksternal serta kinerja usaha, salah satunya adalah Menurut Wispandono (2010:155) yang menyatakan bahwa Lingkungan Internaladalah “Lingkungan organisasi yang

ada di dalam suatu organisasi”. Analisis ini ditujukan untuk mengetahui

kekuatan dan kelemahan organisasi relatif dibanding dengan pesaingnya. Sedangkan yang dimaksud dengan Lingkungan Eksternal Menurut William F. Glueck dalam buku Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:46) menyatakan bahwa: lingkungan Eksternal perusahaan adalah “faktor-faktor yang berada diluar jangkauan perusahaan yang dapat menimbulkan peluang-peluang (opportunities) atau ancaman-ancaman (threat) pada perusahaan”.

Menurut Bernice and Meredith dalam penelitian Wispandono (2010: 155) mengemukakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya sering disamakan dengan kinerjanya. Kinerja atau performance menunjukkan suatu tingkat hasil kerja karena telah melakukan suatu aktivitas atau usaha.


(1)

trend gaya hidup masyarakat yang cenderung berubah-ubah dan lebih memilih dan tertarik pada produk impor.

3. Kinerja usaha pada IKM rajutan dinilai cukup tinggi dalam usaha bisnis rajutan, dimana indikator yang tertinggi adalah tingkat pengembalian modal sedangkan indikator terendah adalah tingkat keuntungan. hal ini dikarenakan para pengrajin masih merasa laba/keuntungan yang dihasilkan belum sesuai dengan yang diharapkan dan diinginkan karena sebagian laba usaha/keuntungan yang dihasikan harus dipakai apabila terjadi masalah dalam usahanya, seperti harga bahan baku naik, sehingga ongkos produksi usahapun ikut naik.

4. Lingkungan internal dan eksternal memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap kinerja usaha, artinya semakin lingkungan internal dan eksternal mendukung, maka semakin tinggi kinerja usahanya. Sedangkan sisanya variabel kinerja usaha dipengaruhi oleh faktor lain seperti jiwa kewirausahaan, inovasi, motivasi, dan faktor lainnya yang tidak termasuk kedalam variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Dengan demikian bahwa semakin lingkungan internal dan eksternal mendukung, maka kinerja usaha semakin tinggi. lingkungan internal mempunyai pengaruh lebih tinggi dibandingkan lingkungan eksternal terhadap kinerja usaha.

5.2 Saran

Berdasarkan keseluruhan uraian pada bab sebelumnya maka penulis mencoba memberikan saran atau solusi guna memperbaiki dan memecahkan


(2)

masalah lingkungan internal dan eksternal dalam kinerja usaha. Adapun saran yang ingin penulis sampaikan yaitu:

1. Lingkungan Internal pada sentra Industri kecil menengah (IKM) dinilai cukup mendukung dan masih perlu ditingkatkan agar lebih baik lagi dimana aspek pasar dan pemasaran masuk dalam kategori kurang mendukung, tetapi aspek sumber daya manusia, aspek keuangan dan aspek teknis produksi dan operasi sudah cukup mendukung dan perlu ditingkatkan agar menjadi lebih baik lagi, maka untuk mencapai tingkat maksimal dalam pemasaran diperlukan adanya promosi penjualan secara langsung dari sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong Jati Bandung. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan secara langsung produk dari Rajutan Binong Jati kepada masyarakat yang belum mengenal dan mengetahui lebih dalam tentang produk yang dihasilkan oleh Sentra Rajutan Binong Jati Bandung.

2. Lingkungan Eksternal pada sentra IKM Rajutan Binong jati Bandung dinilai masih kurang mendukung dan perlu ditingkatkan agar menjadi lebih baik lagi dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Maka untuk menghadapi ketidakpastian lingkungan eksternal yang terjadi, diperlukan kemampuan dari para pengrajin untuk menghadapi hal tersebut seperti menekan biaya produksi dalam usahanya, mampu menciptakan produk baru dengan tujuan untuk memenangkan persaingan pasar, meminta bimbingan dan pelatihan dari lembaga terkait agar dapat menambah wawasan dan keterampilan para pengrajin


(3)

rajutan dalam mengembangkan usahanya, dan bisa dijadikan acuan dalam mennghadapi persaingan yang kian kompetitif.

3. Kinerja usaha pada sentra IKM Rajutan Binong Jati bandung dinilai sudah cukup tinggi, terlihat pada tingkat penjualan, pengembalian modal, dan pangsa pasar yang diraih sudah cukup baik, namun tingkat keuntungan masih rendah, maka untuk mencapai tingkat keuntungan yang tinggi atau sesuai dengan yang diharapkan, yaitu para pengrajin harus dapat menekan biaya produksi dan diperlukan keahlian serta keterampilan dari para pengrajin dalam membuat produk rajutan, seperti mengaplikasikan pembuatan produk rajutan dari benang wol dan kain lainnya agar terlihat lebih menarik dan bagus sehingga dapat bersaing dengan produk rajut dan pakaian lainnya.

4. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa lingkungan internal dan eksternal berpengaruh terhadap kinerja usaha pada sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong Jati Bandung, maka disarankan para pengrajin IKM Rajutan binong Jati bandung selalu melakukan inovasi baik dalam hal produk maupun dalam hal pemasaran-nya, selalu dapat mengantisipasi faktor-faktor atau masalah-masalah yang akan muncul dalam kegiatan usahanya baik internal maupun eksternal. Untuk kinerja usahanya harus ditunjang dengan para karyawan yang terampil, rajin dan ulet serta peralatan atau mesin-mesin baru yang modern untuk menghasilkan produk yang lebih banyak lagi, yang berkualitas tinggi, sehingga dapat mencapai target pasar dan keuntungan sesuai dengan yang diharapkan.


(4)

152

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2010. Kewirausahaan. Alfabeta. Bandung

Buchory, Herry Achmad.; Saladin, Djaslim. 2010. Manajemen Strategik. Linda Karya. Bandung.

Obiwuru Timothy, Chidi; Olusola Babatunde, Oluwalaiye.; Okwu, Andy Titus. 2011. External And Internal Environment Of Businesses In Nigeria: An Apraisal, Euro Journals, Inc. ISSN: 1451-243X. http://www.Eurojournals.com/IBBA_12_02.pdf, Senin 12 Maret 2012 Pkl. 15.00.

I Gusti Putu, Darya. 2011. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Dan Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Kompetensi Usaha Dan Kinerja Usaha Mikro Kecil Di Kota Balikpapan, Jurnal Inovasi Dan Kewirausahaan, STIE Madani, Balikpapan, Vol. 1 (1), 65-78, http://jurnal.dppm.uii.ac.id/files/2012/02/07, Senin, 12 Maret 2012 Pkl. 15.00

Eka, Handriani. 2011. Pengaruh Faktor Internal eksternal, Entrepreneurial Skill, Strategi dan Kinerja Terhadap Daya Saing UKM Di Kabupaten Semarang., Dinamika Sosial Ekonomi, Undaris-Ungaran, Vol. 7 (1), http://www.kopertis6.or.id/journal/index.php/sosek/article/view/24., Kamis 08 Maret 2012 Pkl. 09.00.

Dedi, Kusmayadi. 2008. Pengaruh Lingkungan Bisnis Terhadap Kinerja Perusahaan : Sebuah Tinjauan Teoritis Dan Empiris, Jurnal akuntansi, Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Vol.3 (2) ISSN 1907-9958, http://ebookbrowse.com/pdf-d260672125. Minggu 04 Maret 2012 Pkl. 19.00.

Musran, Munizu. 2010. Pengaruh Faktor-Faktor eksternal dan Internal Terhadap Kinerja Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Sulawesi Selatan, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Universitas Hasanudin, Vol.12 (1),33-41.

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewfile/1798 7/17898. Jumat 02 Maret Pkl. 14.00.

Njaja, W.L., Ogutu, Martin., Pellisier, Rene., 2012. The Effects Of The External Environment On Internal Management Strategies Within Micro, Small And Medium Enterprises; Kenyan Case, International Journal Of Business And Management, Vol. 7 (3) ISSN 1833-3850, http://ccsenet.org/journal/index.php/ijbm/article/view/14703/10094. 14 Maret 2012 Pkl 23.00.

Oghojafor, B.E.A., Dakare, Olamitunji., Sulaimon, A.A. 2011. Assessing The Small And Medium Entreprises Environment In Nigeria, International Journal Of African Studies, ISSN 1451-213X., pp. 22-27, http://www.Eurojournals.com/uas-4-03.pdf. Senin 12 Maret 2012 Pkl.16.00


(5)

Anik, Ratnaningsih.; Anwar, Nadjaji.; Suwignjo, Patdono. 2010. Analysis Of Internal And External Factors For Competitive Avantage Of Indonesian Contractors, Journal Of Economics And Engineering, ISSN 2078-0346, http://www.Lit.az/ijar/pdf/jee/4/jee2010(4-9).pdf. 14 Maret 2012 Pkl. 23.00.

Soegoto, Eddy Soeryanto. 2009. Entrepreneursip “Menjadi Pebisnis Ulung”. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Rahayu Puji, Suci. 2009. Peningkatan Kinerja Melalui Orientasi

Kewirausahaan, Kemampuan Manajemen, Dan Strategi Bisnis (Studi pada industri kecil Menengah Bordir Di Jawa Timur)., Jurnal

Manajemen Dan Kewirausahaan, Universitas Widyagama, Malang, Vol. 11 (1), 46-58,

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/view/17745. Jumat 09 Maret 2012 Pkl 19.00.

Rahayu Puji, Suci. 2009. Orientasi Kewirausahaan, Dinamika Lingkungan, Dan Kemampuan Manajemen Serta Dampaknya Terhadap Kinerja (Studi Pada Industri Kecil Menengah Bordir Di Jawa Timur), Jurnal Aplikasi Manajemen, Universitas Widyagama, Malang, Vol. 7 (2), 335-344 ISSN 1693-5241,

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/7209335344.pdf. Senin 12 Maret 2012 Pkl. 15.00

Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung. Suryana. 2006. Kewirausahaan. Salemba Empat. Jakarta.

Wispandono. 2010. PengaruhLingkungan Bisnis Terhadap Kinerja Pengrajin Industri Batik Di Kabupaten Bangkalan, jurnal mitra ekonomi dan manajemen bisnis, Universitas Trunojoyo, Vol. 1, (2), 152-162 ISSN 2087-1090,

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/idei/article/viewfile/18115 /18008. jumat 02 Maret 2012 Pkl. 14.00.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi

Nama : Eva Muharomatil Arofah

NIM : 21208055

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 18 September 1987

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Terusan pasirkoja No. 202/197 C

2. Data Pendidikan

1994-2000 SDN BABAKAN TAROGONG 6

2000-2003 SMP NEGERI 24 BANDUNG

2003-2006 SMK NEGERI 3 BANDUNG