Pengaruh Entrepreneurial Networking Dan Lingkungan Bisnis Eksternal Terhadap Kinerja Usaha Umkm
SKRIPSI
PENGARUH ENTREPRENEURIAL NETWORKING DAN LINGKUNGAN BISNIS EKSTERNAL
TERHADAP KINERJA USAHA UMKM
OLEH: M.REZA AZMI
110502181
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
ABSTRAK
PENGARUH ENTREPRENEURIAL NETWORKIG DAN LINGKUNGAN BISNIS EKSTERNAL
TERHADAP KINERJA USAHA UMKM
Penelitianini bertujuan untuk mengetahui pengaruh entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal terhadap kinerja usaha UMKM di bidang kuliner di sekitar kawasan Kampus USU dan Jalan Halat Medan. Jenis peneliti an ini adalah asosiatif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi UMKM yang bergerak di bidang kuliner yang telah berdiri 2 tahun atau lebih dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha UMKM di bidang kuliner yang ada di kawasan sekitar Kampus USU dan Jalan Halat Medan. Secara parsial entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha UMKM.
Kata Kunci : kinerjausaha UMKM, entrepreneurial networking,
(3)
ABSTRACT
THE AFFECT OF ENTREPRENEURIAL NETWORKING AND EXTERNAL ENVIRONMENT TO BUSINESS PERFORMANCE OF
SME’S
The aims of this study is to know the affect of entrepreneurial networking and external environtment to business performance of SME’s in culinary sector in around USU collage and JalanHalat Medan.This research is associative research. This research sample is the entire SME’s population was found two years or more by using saturated sampling technique. The hypotheses in this research is analysed using multiple regression analysis with significance value of 10%. The results showedthat simultaneous, entrepreneurial networking and external environtmentsignificantly influenceSME’s in culinary sector performance. Partially, entrepreneurial and external environment had positive and significant effect to SME’s business performance,
Keywords : SME’s business performance, external environmetn,
entrepreneurial networking
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang mendalam penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT telah memberikan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Entrepreneurial Networking dan Lingkungan bisnis Eksternal Terhadap Kinerja Usaha UMKM ini guna serta memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Terutama terimakasih untuk
AyahandaNazzaruddin, SEdan Mama Salfina Ismayanti yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan moral dan materil, bimbingan, nasehat, serta
doanya kepada peneliti serta adik- adik sayaM. Raka Dwi Ramadhan, M Fahri,
(4)
Pada kesempatan ini juga penulis sertakan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang selalu memudahkan segala urusan saya dalam mengerjakan
ini dan Rasulullah SAW yang berkat sunnahnya kita dapat menjalankan ke-Islaman kita saat ini.
2. Bapak Dr. AzharMaksum, ME.c, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen dan Ibu Dra. Marhayanie, MSi, selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Friska Sipayung, Msi selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, S.P, M.B.A selaku Dosen Pembimbing
yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan, saran, dan masukan selama penulisan skripsi ini.
6. Ibu Frida Ramadini, SE, MSi, selaku Dosen Pembanding 1 yang turut
meluangkan waktu dalam memberi kritik, arahan, saran, dan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Kepada Radja, Wahyu, Ari,Gian, Umai, Rizal, Iqbal, gaum dan seluruh
teman di S1 Manajemen 11 dan khususnya Manajemen Grup C yang tidak bias disebutkan semuanya yang selalu membantu dan mendukung penulis. 8. Kepada MF.Habib, Faldi Fajar, Putri Sausan, Mahira Ferin, Nur Jama’iyah,
(5)
9. Kepada Handy Rio, TM Alamsyah, Ade Ramadhana, SwingliTarigan, dan M. Luthfi S yang selalumenyemangati.
Penuli smengucapkan terimakasih dan semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT.
Medan, Juni 2015 Penulis, M. Reza Azmi
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
i DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... ..1
1.1.LatarBelakang ... ..1
1.2.PerumusanMasalah ... ..6
1.3.TujuanPenelitian ... ..7
1.4.ManfaatPenelitian ... ..7
BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... ..9
2.1.UraianTeoritis ... ..9
2.1.1. Entreprenuerial Networking ... ..9
2.1.1.1 DimensiEntreprenuerial Networking……….11
2.1.2.LingkunganBisnisEksternal ... 12
2.1.2.1 DimensiLingkunganEksternal………..14
2.1.3. Kinerja Usaha ... 15
2.1.3.1 DimensiKinerja Usaha ... 17
2.1.4. Pengertian Usaha Mikro Kecil danMenengah UMKM ... 18
2.2.PenelitianTerdahulu ... 20
2.3.KerangkaKonseptual ... 24
2.4.Hipotesis ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
3.1JenisPenelitian ... 27
3.2TempatdanWaktuPenelitian ... 27
3.2.1 LokasiPenelitian………...27
3.2.2 WaktuPenelitian………...27
3.3BatasanOperasional ... 27
3.4DefinisiOperasionalVariabel ... 28
3.5SkalaPengukuranVariabel ... 30
3.6PopulasidanSampelPenelitian ... 31
3.6.1. Populasi ... 31
(7)
3.8MetodePengumpulan Data ... 33
3.9UjiValiditasdanReliabilitas ... 33
3.9.1. UjiValiditas ... 34
3.9.2. UjiReliabilitas ... 35
3.10TeknikAnalisis Data ... 35
3.10.1. MetodeAnalisisDeskriptif ... 35
3.10.1.1. UjiNormalitas ... 36
3.10.1.2. UjiMultikolinearitas ... 36
3.10.1.3. UjiHeteroskedostisitas ... 37
3.10.2. MetodeAnalisisRegresiLinear Berganda ... 37
3.10.2.1 UjiAsumsiKlasik ... 38
3.10.2.2. KoefisienDeterminasi (R²) ... 38
3.11. UjiSignifikanSimultan (Uji-F) ... 39
3.12 UjiSignifikanParsial (Uji-t) ... 39
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN ... 41
4.1GambaranUmumKecamatan Medan Area dan Medan Baru ... 41
4.2HasilUjiValiditasdanReliabilitas ... 43
4.2.1. HasilUjiValiditas ... 43
4.2.2. HasilUjiReliabilitas ... 45
4.3AnalisisDeskriptif ... 45
4.3.1. KarakteristikResponden ... 46
4.3.1.1. KarakteristikRespondenBerdasarkanUsia ... 46
4.3.1.2. KarakteristikRespondenBerdasarkan Lama Usaha ... 47
4.3.1.3. KarakteristikRespondenBerdasarkan Tingkat Pendidikan ... 47
4.3.1.4. KarakteristikRespondenBerdasarkanJenis Usaha Kuliner…….48
4.3.2. DeskriptifVariabel ... 48
4.3.2.1. Entrepreneurial Networking(X1) ... 49
4.3.2.2. LingkunganBisnisEksternal (X2) ... 54
4.3.2.3. Kinerja Usaha UMKM (Y) ... 57
4.4HasilUjiAsumsiKlasik ... 60
4.4.1. UjiNormalitas ... 60
4.4.1.1. HasilUjiNormalitasdengan Histogram ... 61
4.4.1.2. HasilUjiNormalitasdengan Normal P-P Plot Of Regression Standarizied Residual ... 62
4.4.1.3. HasilUjiNormalitasdengan Kolmogorov-Smirnov Test ... 63
4.4.2.UjiHeteroskedostisitas... 63
4.4.3UjiMultikolinearitas. ... 64
4.5AnalisisRegresi Linier Berganda ... 65
4.5.1. KoefisienDeterminasi(R²) ... 67
4.5.2. UjiSignifikanSimultan (Uji-F) ... 68
4.5.3. UjiSignifikanParsial (Uji-t) ... 70
4.6 Pembahasan ... 71
(8)
5.1Kesimpulan ... 74 5.2 Saran ... 75
(9)
DAFTAR TABEL
No. Tabel JudulHalaman
2.1 PenelitianTerdahulu ... 20
3.1 OperasionalisasiVariabel... 28
4.1HasilPengujianValiditasTiapButirPernyataan... 44
4.2HasilPengujianReliabilitas ... 45
4.3KarakteristikRespondenBerdasarkanUsia ... 46
4.4KarakteristikRespondenBerdasarkan Lama Usaha ... 47
4.5KarakteristikRespondenBerdasarkan Tingkat Pendidikan ... 47
4.6 KarakteristikRespondenBerdasarkanJenis Usaha Kuliner ... 48
4.7FrekuensiJawabanRespondenTerhadapVariabelEntrepreneurial Networking …. ... 49
4.8FrekuensiJawabanRespondenTerhadap VariabelLingkunganEksternal... 54
4.9 FrekuensiJawabanRespondenTerhadap Kinerja Usaha UMKM ... 57
4.10HasilUji Kolmogorov-Smirnov Test ... 63
4.11HasilUjiMultikoliniearitas ... 65
4.12AnalisisRegresi Linier Berganda ... 66
4.13UjiKoefisienDeterminasi... 67
4.14UjiSignifikanSimultan (Uji-F) ... 69
(10)
DAFTAR GAMBAR
No. GambarJudulHalaman
2.1 KerangkaKonseptual……….. .. 24 3.1InstrumenSkalaSemantic-differensial ... …. 39 4.1 UjiNormalitasdengan Histogram ... 61
4.2 UjiNormalitasdengan Normal P-P Plot of
Regression Standarizied Residual ... 62 4.3 UjiHeteroskedostisitasdenganScatterplot ... 64
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
No.LampiranJudul
1 KuesionerPenelitian
2 UjiValiditas Dan Reliabilitas 3 DistribusiJawabanResponden 4 UjiAsumsiKlasik
(12)
ABSTRAK
PENGARUH ENTREPRENEURIAL NETWORKIG DAN LINGKUNGAN BISNIS EKSTERNAL
TERHADAP KINERJA USAHA UMKM
Penelitianini bertujuan untuk mengetahui pengaruh entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal terhadap kinerja usaha UMKM di bidang kuliner di sekitar kawasan Kampus USU dan Jalan Halat Medan. Jenis peneliti an ini adalah asosiatif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi UMKM yang bergerak di bidang kuliner yang telah berdiri 2 tahun atau lebih dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha UMKM di bidang kuliner yang ada di kawasan sekitar Kampus USU dan Jalan Halat Medan. Secara parsial entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha UMKM.
Kata Kunci : kinerjausaha UMKM, entrepreneurial networking,
(13)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mulai 1 januari 2010 Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas kepada negara-negaara ASEAN dan Cina. Pembukaan pasar ini merupakan perwujudan dari perjanjian perdagangan bebas antara enam negara anggota ASEAN (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Brunei
Darussalam) dengan Cina yang disebut dengan ASEAN China Free Trade
Agreement (ACFTA).Produk-produk impor dari ASEAN dan Cina akan lebih mudah masuk ke Indonesia dan lebih murah karena adanya pengurangan tarif dan penghapusan tarif akan menjadi nol persen dalam jangka waktu tiga tahun. FTA
ini bisa menjadi ancaman ataupun menjadi peluang bagi UMKM di Indonesia (Dewitari,dkk 2009).
Kementerian Perdagangan dan Industri mengatakan penghapusan tarif menyebabkan produk luar negeri terutama dari Cina membanjiri Indonesia sehingga UMKM Indonesia dapat kalah bersaing dan tingkat penjualan menurun drastis sehingga berpengaruh terhadap kinerja UMKM.Kemenperin telah mengestimasi beberapa industri yang paling rentan antara lain industri tekstil dan produk tekstil, besi-baja, makanan-minuman, alas kaki dan elektronika. Bangkrutnya UMKM dalam negeri merupakan dampak dari membanjirnya produk Cina yang ditakutkan dan memang sudah terbukti memiliki harga lebih murah. Secara perlahan ketika kinerja UMKM terganggu secara berkala maka
(14)
akanmengakibatkan kebangkrutan dan pekerja lokal pun akan terancam pemutusan hubungan kerja (PHK). (http//;kontan.co.id)
UMKM merupakan salah satu bentuk kegiatan wirausaha yang saat ini banyak dilakukan masyarakat Indonesia. Banyak pengusaha baru memulai bisnis dimulai dari jenis usaha UMKM. Selain tidak memerlukan izin pendirian yang rumit keterbatasan sumber daya yang dimiliki, seperti modal, tenaga kerja, teknologi, dan lainya menjadikan UMKM adalah salah satu jalan bagi para individu yang ingin menjadi pengusaha. Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terus meningkat dari tahun ke tahun yang turut mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. Kementrian Koperasi dan UMKM juga mengatakan jumlah UMKM saat ini mencapai 56,5 juta unit, dan 98,9 persen adalah mikro.
Data Biro Pusat Statistik dan Kementerian Koperasi dan UMKM tahun 2010
Sementara kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan yakni sebesar 56% dari total PDB di tahun 2010 dan nilai ekspor sebesar 19,94%. SedangkanUsaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berkontribusi sebesar 97 persen terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia (http;//depkop.go.id/UKM-serap-97-persen-tenaga-kerja-indonesia).Jika ditinjau dari proporsi unit usaha pada sektor UMKM yang memiliki proporsi unit usaha terbesar adalah sektor (1) pertanian, perternakan, perikanan, dan kehutanan sebesar 48,5% (2) perdaganan, hotel dan restoran sebesar 28,83% (3) pengangkutan dan komunikasi sebesar 6,88% (4) industri pengolahan sebesar 6,41% (5) jasa-jasa sebesar 4,52%.
(15)
UMKM di Indonesia telah terbukti telah menyerap 79,6 juta tenaga kerja. Medan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia tentu memiliki jumlah UMKM yang cukup besar. Dinas Perindustrian dan Perdangan Kota Medan menunjukkan jumlah UMKM di Kota Medan sampai 2011 berjumlah 222.133 pelaku usaha artinya, jumlah UMKM mencapai hampir 500 kali lipat dari jumlah usaha besar. Sedangkan kontribusi UMKM terhadap PDRB (Produk Domestri Regional Bruto) Kota Medan masih terbatas, hanya mencapai 39,8 persen sedangkan usaha besar mencapai 60,2 % hal ini menunjukkan kuatnya sektor usaha besar dan masih terbatasnya sektor UMKM.(BPS Sumatera Utara,2014; http:waspada.co.id).
Menurut UKM Center lebih kurang 40% UKM di Kota Medan bergerak di sektor
kuliner atau makanan dan minuman (http;//medanbisnisdaily.com). Maka tidak mengherankan hampir di seluruh jalan di Kota Medan terdapat penjual makanan. Walaupun belum terdapat angka pasti berapa kontribusi dan penyerapan tenaga kerja oleh UKM di sektor tersebut namun, bisa diprediksi kontribusinya akan cukup besar. Pertumbuhan dari segi jumlah pelaku usaha maupun kontribusi dari UMKM terhadap perekenomian tentu dilihat dari kinerja UMKM.
Wilayah sekitar kampus di Kota Medan seperti di sekitaran USU dan Jalan Halat menjadi tempat yang ramai sebagai pusat kuliner. Pangan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia menjadikan semua orang pasti membutuhkan makan untuk bertahan hidup.Mahasiswa yang menjadi sasaran konsumen dari usaha-usaha yang berbasis kulinerdimana mayoritas usaha-usaha adalah berjenis UMKM. Pasar yang besar menjadikan banyak wirausaha membuka usaha kuliner disekitaran wilayah tersebut.
(16)
Dengan kata lain walaupun cukup prospektif, berbagai macam pengaruh lingkungan dan modal sosial wirausaha seperti entrepreneurial networking dapat
mempengaruhi usaha ini, terlebih lagi usaha ini merupakan jenis usaha yang terbuka dan mudah dimasuki oleh kompetitor, serta dinamis akan perubahan lingkungan.
Kinerja perusahaan mengacu pada kesuksesan yang dirasakan oleh pengusaha (Kader,dkk 2009) kinerja adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan oleh pemilik dan atau manajer dalam menjalankan bisnis. Pelham dan Wilson (1996) dalam Prakoso (2005) mendefinisikan kinerja perusahaan sebagai sukses produk baru dan pengembangan pasar, dimana kinerja perusahaan dapat diukur melalui pertumbuhan penjualan dan porsi pasar. Kinerja akan menghasilkan nilai tambah baik bagi usaha maupun pengusaha sebagai pemilik.,Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu entrepreneurial networking
dan lingkungan bisnis adalah hal penting yang mempengaruhi kinerja UMKM. Kinerja sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor-faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal meliputi aspek SDM (pemilik, manajer, dan karyawan); aspek kuangan, aspek teknis produksi; dan aspek pemasaran. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya dan ekonomi, serta peranan lembaga terkait seperti pemerinta, Perguruan Tinggi, Swasta, dan LSM. (Mc Commick et.al,1997; zang,2001;Leceiva,2004; dan DinasKop dan UKM Sulses, 2006). Toften (2005) mengemukakan bahwa lingkungan perusahaan (missal politik) berkorelasi dengan kinerja bisnis perusahaan.
(17)
Sedangkanentrepreneurial networking berkontribusi untuk tujuan entrepreneurial
pengusaha maka entrepreneurial networking menjadi modal sosial mereka.
Hubungan ini mungkin berhasil memperluan jaringan professional melingkupi teman, kolega, dan lain-lain. (Burt, 1992). Menurut Grave dan Salaff (2003), jaringan memilki beberapa kegunaan untuk para pengusaha. Kegunaan pertama ialah seberapa besar jaringan. Pengusaha dapat memperluas jaringan utnuk mendapatkan informasi penting sebaik-baiknya. Hal tersebut membantu untuk pengembangan bisnis di masa yang akan datang. (Burt,1992 ; Hansen,2001) mencatat bahwa jaringan sosial dapat menghubungkan dan mengatur diri mereka sendiri, berkembangnya peluang yang tersedia yang dapat dimanfaatkan bagi pengusaha.
Jaringan sosial menunjukkan sebuah faktor yang berpengaruh dalam proses
entrepreneurial. Jaringan sosial dapat dilekatkan sebagai cara yang menghubungkan antara individu, kelompok atau organisasi (Dubini dan Aldrich, 1991), dan memiliki kemampuan untuk memfasilitasi atau aktivitas penghalang bagi individu atau kelompok (Aldrich dan Zimmer, 1986). Kewirausahaan sendiri
memandang jaringan atau networking harus digunakan pengusaha sebagai
penghubung dari berbagai sumber daya yang berbeda untuk kesuksesan bisnis (Dubini dan Aldrich, 1991).
Selain faktor entrepreneurial networking yang mempengaruhi kinerja UMKM.
Lingkungan bisnis turut mempengaruhi kinerja dari UMKM. Pearce dan Robinson (1991) mengidentifikasi tiga jenis lingkungan bisnis yaitu lingkungan jauh seperti ekonomi, sosial, politik, teknologi dan ekologi; lingkungan industri seperti
(18)
hambatan masuk, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, barang subtitusi, dan kompetisi; dan lingkungan operasi seperti kopetitor, kreditor, konsumen, tenaga kerja, dan pemasok. Faktor-faktor lingkungan tersebut juga dapat mempengaruhi kinerja dari suatu UMKM. Penelitian Wisardja (2000) menunjukkan bahwa faktor lingkungan usaha yang unsur-unsurnya ada pelanggan, pemasok, pesaing dan teknologi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan usaha UKM. Keberhasilan usaha industriFaktor-faktor ini bisa menjadi penghambat ataupun sebagai pendukung keberhasilan UMKM, tergantung dalam mengelola dan pembentukan strategi bisnis menghadapinya.
Berkaitan dengan aspek lingkungan, Wilkinson (2002) menyatakan bahwa usaha kecil dan mikro akan tumbuh bilamana lingkungan aturan/kebijakan mendukung lingkungan makro ekonomi dikelola dengan baik, stabil, dan dapat diprediksi; informasi yang dapat dipercaya dan mudah diakses, dan lingkungan sosial yang mendukung keberhasilan kinerja usaha tersebut.
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
mengetahui lebih mendalam pengaruh yang terjadi darientrepreneurial
networking dan lingkungan bisnisterhadap kinerja usaha UMKM yang bergerak di bidang kuliner sehingga penulis membuat penelitian yang berjudul ” Pengaruh Entrepreneurial Networking dan Lingkungan Bisnis Eksternal Terhadap Kinerja UMKM (Studi Kasus Pada UMKM di Bidang Kuliner di Sekitaran Kampus USU dan Jalan Halat Medan ) .“
(19)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitan ini, maka permasalahan yang ingin dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah entrepreneurial networkingdan lingkungan bisnis berpengaruh
terhadap kinerja UMKM yang bergerak di bidang kuliner di sekitar kampus USU dan Jalan Halat Kota Medan.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui pengaruh entrepreneurial networking dan lingkungan
bisnis terhadap kinerja UMKM di bidang kuliner di Kota Medan
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti,
Dapat menjadi tambahan dan memperluas wawasan peneliti khususnya
dalam bidang kewirausahaan dan pengaruh entrepreneurial networking
dan lingkungan bisnisterhadap kinerja UMKM
2. Bagi Mahasiswa
Memberi manfaat untuk memperluas gambaran atau menjadi studi pembanding maupun penunjang dalam penelitian selanjutnya.
3. Bagi Pelaku Bisnis khususnya UMKM
Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan dalam berwirausaha dan sebagai bahan masukan kepada para pelaku usaha UMKM yang ingin memperbaiki kinerja usaha dan mengembangkan bisnisnnya.
(20)
4. Bagi Masyarakat Luas
Sebagai sumber informasi tentang pengaruh entrepreneurial networking
dan lingkungan bisnisterhadap kinerja UMKM bidang kuliner di Kota Medan.
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Uraian Teoritis
2.1.1 Entreprenuerial Networking
Pandangan Brehm dan Rahm yang dimuat Rajbianto (2010) menekankan pada
social network berpdendapat bahwa modal sosial adalah jaringan kerjasama diantara warga masyarakat yang memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang dihadapi mereka. Cohen dan Prusak dalam Rajbianto(2010) berpendapat bahwa modal sosial adalah kumpulan dari hubungan yang aktif di antara manusia, rasa percaya, saling mengerti dan kesamaan nilai dan prilaku yang mengikat anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas yang memungkinkan adanya kerjasama.
Networking menjadi perhatian dalam komunitas peneliti dan merek meneliti tentang pengaruh networkingdalam ekonomi dan kewirausahaan. Untuk bertahan dalam dunia yang penuh persaingan, penting sekali untuk mengembangkan sebuah entrepreneurial dan jaringan sosial dari informasi dan lainya. Networking
berperan sebagai bagian yang penting dalam menyatukan dan membawa perusahaan bersama kepada sistem yang inovatif dari hubungan perjanjian,
pengembangan produk, dan aliansi antar organisasi (Staber,2001).Networking
muncul sebagai simbol organisasi di zaman informasi saat ini (Lipnack dan Stamps,1994). Informasi adalah sumber daya utama untuk pengusaha dan dapat menghubungkan pengusaha dengan pasar, pemasok; harga, teknologi dan
(22)
membantu pengusaha (Frazier dan Niehm, 2004).Networking meningkatkan pengusaha melalui berbagai jenis dari sumber-sumber yang tidak berasal dari kepemilikan sebelumnya dan membantu untuk mencapai tujuan perusahaan (Ripolles dan Blesa,2005).
Networking terdiri atas keluarga dan teman yang menuju pada perpindahan dalam lingkaran yang sama sebagai pengusaha, sumber daya ini tdak mungkin ditawarkan di luar jangkauan pengusaha (Anderson et al., 2005).Penelitian
sebelumnya mengenalkan bahwa networking adalah sebuah sumber daya yang
sangat diperlukan dari informasi untuk pengusaha dan UMKM (Barnir dan Smith, 2002; Brush et al., 2001; Grave dan Salaff, 2003). Penelitian tentang
kewirausahaan menjelaskan bahwa networking(social network) berpengaruh
terhadap peluang, pengenalan, entrepreneurial direction, pembuatan keputusan kepada seorang pengusaha dan pertumbuhan bisnis sebagai kriteria kesuksesan bisnis (Arenius, 2006).
Definisi entrepreneurial networking adalah segala hubungan yang membantu dalam pembentukan sebuah usaha baru sebagai bagian dari jaringan (Dodd dan Patra, 2002:117). Dougherty dan Bowman (1995) menekankan pentingnya
networkingyang berasal dari hubungan individu. Mereka menyelidiki bagaimana rekstrukturisasi di tahun 1990-an mempengaruhi inovasi produk. Mereka juga menyimpulkan bahwa hal itu menghalangi inovasi produk melalui berkurangnya efektifitas dan strategi yang melingkupi seluruh kegiatan usaha. Peluang dari jaringan pada hubungan informal digunakan inovator untuk menjalankan
(23)
yang rumit dari hubungan antar individu dan antar kelompok disebut
entrepreneurial networking. Sedangkan Hoang dan Antoncic (2003) dan Slotted (2010) menginditifikasikan bahwa sebuah unit usaha baru berhubungan antara individu dan organisasi, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa entrepreneurial networking adalah hubungan yang mengikat yang terbentuk di level antar perseorangan dan antar organisasi.
2.1.1.1 Dimensi Entrepreneurial Networking a. Building Personal Relationship
Digunakan untuk mengatasi kesulitan dan mencapai tujuan personal maupun perusahaan (Taormina dan Kin lao, 2007). Di dalam bisnis, membangun hubungan yang baik antar individu maupun dengan organisasi sering dilihat sebagai cara yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan (Neergard et al, 2005). Hoang and Antoncic (2003) mengatakan bahwa kunci utama dari building personal relationship untuk proses kewirausahaan adalah meningkatkan informasi dan saran yang diterima. Pengusaha sering mengandalkan building personal relationship
untuk informasi bisnis, saran yang berhubungan dengan bisnis dan pemecahan masalah. Selanjutnya, pengusaha mencoba untuk memperluas atau mengembangkan bisnis dan mengurangi resiko yang tidak terduga.
a. Having a Favorable Attitude
Having a favorable attitude terhadap entrepreneurial networking
diperlukan sebelum menggunakanya untuk tujuan dan kepentingan bisnis. Ekspektasi pada hubungan prilaku-sikap didasarkan oleh Fishbein dan
(24)
Ajzen (1975)” Theory of reasoned action” dan Ajzen (1991) “ Theory of planned behavior” keduanya teori adalah teori motivasi. Ringkasan dari teori tersebut adalah satu keyakinan mempengaruhi satu perilaku, satu perilaku mempengaruhi satu tujuan perilaku dan satu tujuan perilaku mempengaruhi perilaku.
2.1.2 Lingkungan Bisnis Eksternal
Lingkungan eksternal merujuk pada faktor-faktor dan kekuatan yang berada di luar organisasi namun mempengaruhi kinerja organisasi. Dalam konsep ini bisnis sebagai suatu sistem organisasi yang menjadi satu kesatuan dengan sistem lain yaitu lingkungan yang melingkupinya. Lingkungan eksternal adalah segala sesuatu yang berasal dari luar organisasi itu sendiri yang mempunyai pengaruh terhadap organisasi (Supriyono,2000).
Lingkungan eksternal didefenisikan oleh Duncan dalam Ronie Ferdianto dan Zulaikha (2000) sebagai keterkaitan faktor fisik dan sosial di luar organisasi yang menjadi pertimbangan sebuah organisasi dalam mengambil keputusan.Lingkungan eksternal meliputi variable-variabel di luar organisasi yang dapat berupa tekanan umum dan tren di dalam lingkungan sosial ataupun faktor-faktor spesifik yang beroperasi di dalam lingkungan kerja (industri) organisasi. Lingkungan eksternal mempunyai dua komponen: lingkungan spesifik dan lingkungan generik.
A Lingkungan Spesifik.
(25)
pencapaian sasaran organisasi. Lingkungan spesifik sebuah organisasi bersifat khas bagi organisasi itu sendiri. Kekuatan utama yang membentuk lingkungan spesifik adalah pelanggan, pemasok, pesaing, dan kelompok kepentingan dalam masyarakat.\
a. Pelanggan (costumer)
Pelanggan adalah masyarakat yang secara langsung memanfaatkan, menggunakan, dan mengajukan permintaan atas barang atau jasa yang ditawarkan oleh organisasi. Sebuah organisasi ada untuk melayani kebutuhan para pelanggan yang menggunakan output organisasi tersebut. Para pelanggan merupakan salah satu sumber ketidakpastiaan bagi organisasi, karena selera mereka dapat berubah atau dapat merasa tidak puas dengan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi.
a. Pemasok (supplier)
Pemasok adalah pihak yang terkait langsung dalam kegiatan bisnis dari sebuah organisasi, khususnya organisasi bisnis yang melakukan kegiatan produksi barang jadi dari berbagai jenis bahan baku. Pemasok dalam hal ini akan menyiapkan bahan mentah maupun bahan baku yang akan diolah oleh perusahaan menjadi barang-barang ekonomi. Karenanya perlu diperhatikan kualitas dan ketersediaan bahan mentah maupun bahan baku agar produk yang dihasilkan juga berkualitas dan berdaya saing tinggi. b. Pesaing (competitor)
Pesaing adalah organisasi bisnis lain yang menjalankan bisnis yang sama dengan organisasi yang kita jalankan. Karena bisnis yang dijalankan sama,
(26)
maka pesaing merupakan tantangan sekaligus ancaman yang dihadapi organisasi dalam meraih pelanggan.
B Lingkungan Umum atau Lingkungan Generik
Lingkungan generik adalah kondisi eksternal yang lebih luas yang dapat mempengaruhi kinerja sebuah organisasi. Lingkungan generik meliputi kondisi-kondisi ekonomi, politik/hukum, sosial-budaya, demografis, teknologi, dan global secara luas. Lingkungan umum tidak hanya mempengaruhi kinerja perusahaan saja, tetapi juga akan mempengaruhi berbagai unsur yang termasuk dalam lingkungan khusus.
2.1.2.1 Dimensi Lingkungan Eksternal
Dalam lingkungan eksternal banyak dipengaruhi oleh beberapa dimensi-dimensi yang mempengaruhinya. Menurut Ferdianto dan Zulaikha (2000) memberikan dimensi lingkungan eksternal ke dalam tiga bagian :
a. Kompleksitas lingkungan eksternal
Dimensi ini mengacu pada banyaknya jumlah dan heterogenitas dari elemen-elemen lingkungan yang harus dihadapi dan dipertimbangkan dalam proses pembuatan keputusan.
b. Dinamika lingkungan eksternal
Dimensi ini mengacu pada instabilitas dan volatilitas lingkungan dan menunjukkan perubahan lingkungan yang sulit diprediksi atau tidak terduga. Menurut Clark, et al (2002) dinamika lingkungan eksternal dapat diartikan sebagai tingkatan perubahan sektor-sektor lingkungan eksternal
(27)
yang dapat mempengaruhi kinerja usaha sehingga harus dikenali oleh para pembuat keputusan.
c. Daya dukung lingkungan eksternal
Dimensi ini mengacu pada jumlah sumber daya yang disediakan oleh lingkungan eksternal dalam mendukung pertumbuhan eksternal dalam
mendukung pertumbuhan organisai dan memberikan “organizational
slack”. Setiap organisasi, baik itu besar maupun kecil, senantiasa mencari lingkungan yang mencari dukungan dan pertumbuhan dan stabilitas, karena pertumbuhan dan stabilitas memungkinkan organisasi menciptakan sumber daya yang berlebih menurut Dess dan Origer dalam Dicky (2002).
2.1.3Kinerja Usaha
Suatu organisasi atau usaha dibentuk untuk mencapai tujuan organisasi atau usaha tersebut. Dalam mencapai tujuan tersebut maka usaha harus melalui proses yang meliputi aktivitas-aktivitas positif demi tercapainya tujuan usaha yang diinginkan dimana kinerja dalam tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Pengertian kinerja (Moeheriono, 2012:32) adalah sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Menurut Gibson et al dalam Julita(2013:95) mengatakan bahwa kinerja merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran sejauh mana hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam bentuk akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi. Pencapaian hasil serangkaian
(28)
kegiatan yang dimaksud meliputi standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan sejak awal dimulainya usaha.
Rue & Byars dalam Riyanti (2003:25) juga mengatakan bahwa kinerja dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tingkat pencapaian tujuan organisasi . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja usaha adalah serangkaian capaian hasil kerja seorang pengusaha melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktivitas maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.Kinerja merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran sejauh mana hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi. Ivancevich (Ranto, 2007:19).
Gaskill dan Van Auken (1993) mengatakan bahwa kinerja usaha kecil dan menengah adalah berpengaruh dari kemudahan dalam berbisnis, pembuat kebijakan dan keterkaitan lain stakeholders untuk melayani sektor usaha kecil dan menengah. Kinerja adalah indikatoryang paling utama untuk melihat kesuksesan dan ini terbukti secara nyata dan teoritis (Man et al.2002). Westhead dan Wright (1998) menjelaskan bahwa kinerja usaha kecil dan menengah dapat diukur melalui pertumbuhan pasar, pertumbuhan pekerja, pertumbuhan keuntungan dan perubahan dalam hubungan dengan kompetitor. Peningkatan pendapatan, penerimaan penjualan dan pekerja juga adalah indikator dari kinerja (Le Brasseur 2003).
(29)
Menurut Lumpkin dan Dess (1996) kinerja usaha merupakan sebuah bentuk yang umum digunakan untuk mengukur dampak dari sebuah orientasi strategi perusahaan. Penurunan kinerja usaha tentu menjadi masalah dan merupakan tantangan bagi orientasi strategi usaha untuk dapat terus mempertahankan kinerja usaha dengan baik melalui satu orientasi strategi agar dapat bertahan dalam industri.
2.1.3.1 Dimensi Kinerja Usaha
a. Kuantitatif
Adalah ukuran yang didasarkan pada data empiris dan hasil angka yang mengkarakteristikkan kinerja dalam bentuk fisik atau bentuk lain. Dimensi kuantitatif menjelaskan berupa capaian-capaian keuangan, produksi (jumlah barang terjual), pemasaran (jumlah pelanggan), jumlah tenaga kerja. Pertumbuhan dari jumlah pelanggan ataupun dari sektor lain di dalam bisnis termasuk kedalam dimensi kuantitatif. Menurut Wiklund (1999) melihat pertumbuhan terutama dipicu oleh naiknya permintaan akan produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan, yang berarti naiknya penjualan. Indikator untuk melihat kinerja perusahaan dapat dilihat dari meningkatnya capaian-capaian pangsa pasar, keuangan, produksi, jumlah tenaga kerja (Ratno dan Sri, 2010).
b. Kualitatif
Adalah ukuran yang didasarkan pada penilaian pandangan persepsi seseorang berdasarkan pengamatan dan penilaianya terhadap sesuatu. Ukuran kinerja kualitatif berupa kedisiplinan, kualitas pencapaian tujuan,
(30)
perilaku individual dalam organisasi, dan efektifitas. Dimensi Kualitatif menjadi penting karena focus pada manusia itu sendiri sebagai pelaku kegiatan akan menjadi sangat kuat (Ratno dan Sri, 2010).
2.1.4 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM
Badan Pusat Statistik (BPS) mengelompokkan UMKM berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha yang memiliki 1-4 orang tenaga kerja dikelompokkan sebagai usaha mikro, 5-19 orang tenaga kerja sebagai usaha kecil 20-99 orang tenaga kerja sebagai usaha menengah dan bila mencapai 100 orang tenaga kerja atau lebihh digolongkan sebagai usaha besar (Wismiarsi, 2008:6).
Sementara menurut Kementrian Koperasi dan UKM menyebutkan, bahwa usaha kecil adalah milik Warga Negara Indonesia baik perorangan maupun berbadan hukum yang memiliki kekayaan bersih sebanyak-banyaknya Rp. 200.000.000 dan mempunyai omzet atau nilai output penjualan paling banyak Rp. 1.000.000.000 dan usaha tersebut berdiri sendiri.
1. Karakteristik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Karakteristik yang melekat pada UMKM merupakan kelebihan dan kekurangan UMKM itu sendiri. beberapa kelebihan dan kekurangan UMKM itu sendiri. Beberapa kelebihan yang dimiliki UMKM adalah sebagai berikut:
A. Daya Tahan
Motivasi pengusaha kecil sangat kuat dalam mepertahunkan kelangsungan usahanya karena usaha tersebut merupakan satu-satunya sumper
(31)
penghasilan keluarga. Oleh karena itu pengusaha kecil sangat adaptif dalam menghadapi perubahan situasi dalam lingkungan usaha.
B. Padat Karya
Pada umumnya UMKM yang ada di Indonesia merupakan usaha yang bersifat padat karya. Dalam proses produksinya, usaha kecil lebih memanfaatkan kemampuan tenaga kerja yang dimiliki dari pada penggunaan mesin-mesin sebagai alat produksi.
C. Keahlian Khusus
UMKM di Indonesia banyak membuat produk sederhana yang membutuhkan keahlian khusus namun tidak terlalu membutuhkan pendidikan formal. Keahlian khusus tersebut biasanya dimiliki secara turun-menurun. Selain itu, produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia mumpanyai kandungan teknologi yang sederhana dan murah.
D. Jenis Produk
Produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia pada umumnya bernuansa kultur ,yang pada dasarnya merupakan keahlian tersendiri dari masyarakat di masing-masing daerah. Contohnya seperti kerajinan tangan dari bambu atau rotan, dan ukir-ukiran kayu.
E. Keterkaitan Dengan Sektor Pertanian
UMKM di Indonesia pada umumnya masih bersifat agricultural based
karena banyak komoditas pertanian yang dapat diolah dalam skali kecil tanpa harus mengakibatkan biaya produksi yang tinggi.
(32)
Pada umumnya, pengusaha kecil menggatungkan diri pada uang (tabungan) sendiri atau dana pinjaman dari sumber-sumber informal untuk kebutuhan modal kerja (Tambungan, 2002:166). Kelemahan-kelemahan UMKM tercermin pada kendala-kendala yang dihadapi oleh usaha tersebut. Kendala yang umumnya dialami oleh UMKM adalah adanya keterbatasan modal, kesulitan dalam pemasaran dan penyediaan bahan baku, pengetahuan yang minim tentang dunia bisnis, keterbatasan penguasaan teknologi, kualitas SDM (pendidikan formal) yang rendah, manajemen keuangan yang belum baik, tidak adanya pembagian tugas yang jelas serta sering mengandalkan anggoa keluarha sebagai pekerja tidak dibayar (Tambunan,2002:169).
2. Krieteria UMKM
Adapun kriteria UMKM menurut Kementrian Koperasi dan UKM berdasarkan aset dan omset adalah sebagai berikut:
- Usaha Mikro memiliki aset maksimal Rp. 50 juta dan omset maksimal
Rp. 300 juta per tahun.
- Usaha Kecil memiliki aset maksimal > Rp. 50 juta-Rp. 500 juta dan omset maksimal > Rp. 300 juta-Rp. 2,5 Milyar per tahun.
- Usaha Menengah memiliki aset maksimal > Rp. 500 juta- Rp. 10
Milyar dan omset maksimal > Rp 2,5 Milyar- Rp. 50 Milyar per tahun.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama
Peneliti dan
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Teknik Analisis
(33)
Penelitian Bojic Milovanovic dan Zoran Wittnie (2014) Analysis of External Environment’s Moderating Role on Entrepreneurial Orientation and Business Performance Relationship among Italian’s SME 1. Stretegic Networking
2. External Environmental 3. Business Performance Multiple linear regression analysis Hierarchic al linear regression analysis Lingkungan bisnis eksternal berpengaruh secara terbatas pada hubungan antara strategic networking dan kinerja usaha Tri Handayani (2013) Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap Kinerja Usaha 1. Lingkungan Makro
2. Kinerja usaha
Analisis deskriptif Bahwa linkgungan makro mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja usaha H, Mussthaq ahma dan Shaziaa Naimat (2011) Networking and Women Entrepreneur Beyond Pattriachal Tradition 1. Networking 2. Capability 3. Opportunity 4.Participation Analisis Statistik Entrepreneurial networking dengan positif dihubungkan dengan wirausaha wanita dalam kesertaan di UMKM Kim Klyver dan Sharon Grant (2010) Gender Differences in Entrepreneurial Networking and Participation 1. Entrepreneur ial Networking 2. Entrepreneur ial Participation Analisis regresi Entrepreneurial networking adalah ramalan dari
Entrepreneurial Participationdala m tiga tahap Musran Munizu (2010) Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Terhadap Kinerja UMKM di Sulawesi Selatan 1. Faktor Internal 2. Faktor Eksternal 3. Kinerja Usaha UMKM Analisis regresi berganda Faktor-faktor eksternal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinera bisnis dengan dan faktor internal
berpenaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bisnis UMKM
(34)
Ratno Purnomo (2010) Pengaruh Kepribadian, Self Efficacy,
dan Locus of Control Terhadap Persepsi Kinerja Usaha Skala Kecil dan Menengah 1. Kepribadian 2. Self Efficacy
3. Locus of Control
4. Kinerja
Multiple regression
Bahwa
agreeableness dan
self-efficacy memiliki pengaruh positif dan signifikann pada kinerja UMKM Dwi Rajibianto (2010) Pengaruh Modal Sosial Untuk Penguatan Industri Kecil Genteng Soka di Desa Kebulusan Kecamatan Pejagoan Kabupatan Kebumen
Modal sosial Kualitatif Modal sosial yang
diterapkan oleh para pengrajin genteng soka di Desa Kebulusan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha Ana Wulandari (2009) Pengaruh Lingkungan Eksternal dan Lingkungan Internal Terhadap Orientasi Wirausaha Dalam Meningkatkan Kinerja Usaha 1. Lingkungan Eksternal 2. Lingkungan Internal 3. Orientasi Kewirausahaa n
4. Kinerja Usaha
Analisis regresi dan analisis korelasi Penelitian membuktikan bahwa lingkungan eksternal dan lingkungan internal memiliki pengaruh positif terhadap orientasi wirausaha Rj Taormina
dan Kin Mei Lao s (2007)
Measuring Chinese Entrepreneurial Motivation: Personality and Environmental Influence 1. Social Networking 2. Optimism 3. Achievment Striving 4. Perceived importance of a favorable business Analisis regresi Karakteristik psikologi berpengaruh kuat pada kemampuan pengusaha dan lingkungan bisnis mempengaruhi kesuksesan usaha
(35)
environment 5. Demographic
6. Motivation to start business Kevin Hindle dan Kim Klyver (2006) Exploring The RelationShip Between Media Coverage and Participation in Entrepreneurshi p: Initial Global Evidence and Research Implication 1. Networking 2. Alertness 3. Competence 4. Risk-willingness 5. Uniform living standards 6. Status perception 7. Opportunity search activity 8. Young business activity Multiple linear regresi Sejumlah orang yang mempunyai keahlian dan pengetahuan untuk memulai segala bisnis berhubungan secara signifikan dengan seluruh variable dependen Nanik Wahyuni (2005) Pengaruh Lingkungan Eksternal Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Orientasi Strategik Sebagai Variabel Intervening 1. Lingkungan 2. Eksternal 3. Orientasi 4. Strategik 5. Kinerja Perusahaan Statistik Deskriptif Pengaruh yang sebenarnya dimiliki antara lingkungan eksternal dan kinerja perusahaan adalah pengaruh yang langsung tanpa melalui orientasi strategic MM Crossan, Lande Hw, dan White RE
(1999) An Organizational Learning Framework: From Intuition to Institution 1. Intuiting 2. Interpreting 3. Integrating 4. instutionalizin g
Kualitatif Mengidentifikasi perusahaan secara keseluruhan yang mendasari hubungan fenomena dan pembelajaran organisasi yang penting dari pertengahan proses hingga akhir Kimio Kase dan James Entrepreneurial Networking in Entrepreneurial Networking Analisis Deskriptif Disamping manajemen dan
(36)
Yan Shu Liu (1996)
Japan Management
keahlian tekhnikal,
entrepreneurial networking adalah akar dari kekuatan bersaing di
perusahaan
multinational
Jepang
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah kerangka berpikir mengenai bagaimana suatu teori berhubungan diantara berbagai faktor yang telah diidentifikasikan penting terhadap masalah penelitian (Noor, 2011 : 76). Faktor yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas tiga variabel yaitu entrepreneurial networking,
lingkungan bisnis eksternal dan kinerja usaha UMKM.
Entrepreneurial networkingyang merupakan modal sosial yang di perlukan bagi para pelaku usaha ataupun pemilik usaha. Modalsosial yang diterapkan oleh para pelaku usaha UMKM sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha(Rajibianto ,2010). Entrepreneurial networking berkontribusi untuk tujuan entrepreneurial pengusaha. Menurut Grave dan Salaff (2003), jaringan memilki beberapa kegunaan untuk para pengusaha.Kegunaan pertama ialah seberapa besar jaringan. Pengusaha dapat memperluas jaringan utnuk mendapatkan informasi penting sebaik-baiknya.Hal tersebut mempengaruhi kinerja usaha untuk pengembangan bisnis di masa yang akan dating dengan memanfaatkan informasi yang didapat dari networking yang dimiliki pemilik..
Penelitian Wisardja (2000) menunjukkan bahwa faktor lingkungan usaha yang unsur-unsurnya ada pelanggan, pemasok, pesaing dan teknologi memiliki
(37)
pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan usaha UKM.Pengaruh yangsebenarnya dimiliki antara lingkungan eksternal dan kinerja perusahaan adalah pengaruh yang langsung tanpa melalui orientasi strategik (Wahyuni, 2005). Kinerja usaha adalah ukuran keberhasilan dalam pembuatan strategi pendayagunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan ataupun UMKM secara efektif dan efisien demi keberlanjutan usaha (Wulandari, 2009). Lingkungan bisnis eksternal adalah segala sesuatu yang berasal dari luar organisasi itu sendiri yang mempunyai pengaruh terhadap organisasi misalnya para pelanggan, pemasok, pesaing, masyarakat, pemerintah dan pihak luar lainya (Supriyono, 2000).
Pada uraian diatas dapat disimpulkan bahwa entrepreneurial networking yang dijalankan pengusaha dan pemahaman dalam menghadapi lingkungan bisnis eksternal mempengaruhi kinerja usaha UMKM. Dengan demikian masing-masing variabel tersebut (entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal) memiliki pengaruh pada kinerja usaha. Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber: Wulandari (2009:7), Kimio & James (1996:3), Wahyuni (2005:21), Supriyono (2000), Wisardja (2000) diolah oleh penulis
Entrepreneurial Networking
Lingkungan Bisnis Eksternal
(38)
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pernyataan.Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka konseptual yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. (Sugiyono, 2009:96).
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang di kemukakan oleh peneliti adalah :
• Entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja usaha UMKM
(39)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012:11). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah entrepreneurial networking (X1), lingkungan bisnis eksternal (X2), dan kinerja usaha UMKM (Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di daerah sekitar Kampus USU yaitu Jalan Dr. Mansyur dan Jalan Setiabudi Medan dan di daerah sekitar Jalan Halat Medan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini direncakanan akan dilaksanakan sejak bulan Mei 2015 sampai dengan bulan Juni 2015.
3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis
permasalahan, maka penelitian ini dibatasi pada pengaruh entrepreneurial
networking lingkungan bisnis eksternal terhadap kinerja usaha UMKM dan dalam hal ini UMKM yang bergerak di bidang kuliner di sekitar kampus USU dan sekitar Jalan Halat.
(40)
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Independent (X). yaituEntrepreneurial Networking dan (X1)Lingkungan Bisnis Eksternal (X2).
b. Variabel Dependent (Y), yaitu Kinerja Usaha UMKM (Y)
3.4 Definisi Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu defenisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Defenisi Dimensi Indikator Skala
Ukur Entrepreneurial Networking ( X1) Hubungan yang mengikat yang terbentuk di level antar perseorangan dan antar organisasi. 1. Membangun hubungan pribadi kepada pelanggan (Building Personal Relationship to customer) 1. Membangun hubungan untuk memperluas pasar 2. Membangun hubungan dengan pelanggandalam memperoleh informasi 3. Membangun hubungan untuk mencegah resiko dan permasalahan yang akan terjadi Semantic Defferens ial
(41)
2. Membangun hubungan pribadi kepada mitra bisnis usaha UMKM (Building Personal Relationship to business partner) 1. Membangun hubugan pemasok 2. Membangun hubungan baik dengan mitra bisnis 3. Memiliki sikap yang baik kepada pelanggan (Having a Favorable Attitude to Costumer) 1. Menunjukkan
sikap yang baik pada para pelanggan 4. Memiliki sikap yang baik kepada rekan bisnis (Having a Favorable Attitude to Business Partner)
1. Memiliki sikap yang baik dengan mitra bisnis Lingkungan Bisnis Eksternal (X2) keterkaitan faktor fisik dan sosial di luar organisasi yang menjadi pertimbanga n sebuah organisasi dalam mengambil keputusan. 1. Kompleksitas lingkungan eksternal 1. Persaingan usaha
2. Gangguan dari
lingkungan di sekitar usaha berdiri Semantic Defferens ial 2. Dinamika lingkungan eksternal 1. Kemampuan para pembeli 2. Perubahan preferensi konsumen 3. Teknologi inovasi produk
(42)
3. Daya dukung lingkungan eksternal 1. Peran pemerintah dalam mendukung UMKM 2. Kemudahan akses kredit perbankan yang diperoleh UMKM Kinerja Usaha (Y) kinerja didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tingkat pencapaian tujuan organisasi
1. Kuantitatif 1. Pertumbuhan
penjualan 2. Pertumbuhan pendapatan 3. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja 4. Pertumbuhan laba Semantic Deferensi al
2. Kualitatif 1. Kedisiplinan
yang ada pada tenaga kerja 2. Kualitas dari
pencapaian tujuan 3. Perilaku individual dalam kegiatan usaha
Sumber:Taormina dan Lao s (2007), Wahyuni (2005), Purnomo dan Lestari (2010).
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah enterpreneurial networking (X1), lingkungan
bisnis eksternal(X2), dan kinerja usaha UMKM (Y) yang diukur dengan Semantic Defferensial.
Semantic-differensialadalah skala yang menggunakan dua buah nilai ekstrim dan subjek diminta untuk menentukan responsnya diantara dua nilai tersebut di ruang
(43)
pengukuran yang berbentuk semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dipunyai seseorang, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi terseusun secara satu garis kontinum (Sugiyono, 2009:140). Dalam penelitian ini, responden dapat memberi jawaban, pada rentang jawab yang positif sampai dengan negative.
Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut:
Setuju __ __ __ ____ __Tidak setuju 1 2 3 4 5 6
Pintar __ __ __ __ __ __ Naif 1 2 3 4 5 6
Besar __ __ __ __ __ __ Kecil 1 2 3 4 5 6
Sumber : Jogiyanto, 2004 :67
Gambar 3.1
Instrument Skala Semantic-differensial 3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi
Menurut Kuncoro (2003:103), Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM yang bergerak di bidang kuliner di kawasan sekitar Kampus USU, Jalan Setia Budi dan Jalan Dr. Mansyur dan disekitar kawasan Jalan Halat yang berjumlah58.Ada pun kriteria populasi adalah UMKM yang bergerak di bidang
(44)
kuliner dalam skala ukuran PKL (Pedagang Kaki Lima) yang telah berdiri dua tahun atau lebih.
3.6.2 Sampel
Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan peneliti adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, atau peneliti yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono,2005). Berdasarkan penjelasan tersebut, yang menjadi sampel penelitian ini adalah 58 UMKM yang bergerak di bidang kuliner di kawasan sekitar Kampus USU, Jalan Setia Budi dan Jalan Dr. Mansyur dan disekitar kawasan Jalan Halat.
3.7 Jenis Data
Data adalah hasil pencatatan penulis, baik yang berupa fakta ataupun angka. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Marzuki, 2005:55).
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni : a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan / kuesioner kepada UMKM yang bergerak di bidang kuliner di kawasan Kampus USU dan sekitaran Jalan Halat Medan.
(45)
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian. Melalui tinjauan pustaka dapat dibangun landasan teori yang sesuai dengan permasalahan atau kerangka konseptual penelitian misalnya buku referensi (baik buku wajib perkuliahan maupun buku-buku umum), jurnal-jurnal penelitian, yang berkaitan dengan pembahasan penelitian untuk mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penelitian ini.
3.8 Metode Pengumpulan Data
A. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
B. Studi Dokumentasi
Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperoleh dari berbagai macam buku, jurnal dan informasi dari internet yang berhubungan dengan faktor-faktor yang menghambat produktivitas berwirausaha pada wanita wirausaha.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrument penelitian. Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Skala
(46)
pengukuran dikatakan valid jika skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi dan konsistensi dari pengukuranya yaitu instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama menghasilkan data yang sama. Realibitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukuranya (Situmorang dan Lutfi, 2011:76). Uji validitas dan Realibilitas akan dilakukan pada 30 responden yang terdiri dari UMKM yang bergerak di bidang kuliner yang ada di kawasan Kecamatan Medan Johor dan Medan Tuntungan Kota Medan yang karakteristiknya sama dengan responden, namun merupakan diluar responden.
3.9.1 Uji Validitas
Menurut Situmorang dan Lufti (2011:76), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.
Suatu pengukuran instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Uji
validitas dilakukan dengan membandingkan nilai correlated item – total
correlation atau disebut dengan rhitung pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai
rtabel. Sunyoto (2009: 72) menyatakan sebagai berikut:
1. Jika rhitung positif dan rhitung≥ rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap
variabel penelitian dinyatakan valid, dan
jika rhitung negatif atau rhitung≤ rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap
variabel penelitian dinyatakan tidak valid.
(47)
2. Nilai rtabel dengan responden awal berjumlah 30 orang dan alpha 10%
adalah 0,361.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Situmorang dan Lufti (2011:79), Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan disebut reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan bersifat konsisten dari waktu ke waktu.
Penelitian ini menggunakan one shot dimana kuesioner diberikan hanya sekali saja kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Pengukuran reliabilitasnya menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Menurut Sunyoto (2009: 68) suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha >0,60.
3.10 Teknik Analisis Data.
3.10.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan melakukan pengumpulan data dan penganalisaan data yang diperoleh sehingga dapat
(48)
memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.
3.10.2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan Analisis Regresi Linear Berganda, agar dapat perkiraan yang tidak biasa maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yakni :
3.10.2.1Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah data dalam sebuah model berdistribusi mengikuti/mendekati distribusi normal atau tidak. Jika data tidak berdistribusi normal, maka hasil analisis akan menjadi bias. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual, dan pendekatan Kolmogrov - Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 10% maka nilai Asymp. Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 10% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2011:107). Dengan kata lain data berdistribusi normal, jika nilai sig (signifikansi) > 0,01 dan data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig (signifikansi) < 0,01.
3.10.2.2Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam regresi. Untuk mengetahui ada tidaknyagejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerence
(49)
dan VIF (Varians Inflation Factors) melalui program SPSS. Kriteria yang dipakai adalah :
Melihat nilai Tolerance
- Tidak terjadi Multikolinearitas , jika nilai Tolerance lebih besar 0,1.
- Terjadi Multikolinearitas, jika nilai Tolerance lebih kecil atau sama dengan 0,1.
Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)
- Tidak terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih kecil 5,00.
- Terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 5,00.
3.10.2.3 Uji Heteroskedostisitas
Uji Heteroskedostisitas dipakai untuk menguji sama atau tidaknya varians dari resual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varian yang sama maka disebut terjadi heteroskedostisitas dan sebaliknya jika variansnya tidak sama atau berbeda maka dikatakan tidak terjadi heteroskedostisitas. Persamaan yang baik adalah tidak terjadi heteroskedostisitas. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser dimana dapat dilihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar pengambilan keputusan (Situmoran dan Lufti, 2011:119) :
- Tidak terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi > 0,05. - Terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi lebih < 0,05
(50)
3.10.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis regresi linear berganda yang digunakan oleh peneliti adalah untuk
mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (entrepreneurial networking
dan lingkungan bisnis eksternal) terhadap variabel terikat (kinerja usaha UMKM). Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, peneliti menggunakan bantuan SPSS 17.0for windows. Menurut Sugiyono (2003:204) model Regresi Linear Berganda yang digunakan adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2+ e Keterangan:
Y = Kinerja Usaha UMKM
a = Konstanta
X1 = Entrepreneurial Networking
X2 = Lingkungan Bisnis Eksternal
b1 = Koefisien Entrepreneurial Networking
b2 = Koefisien Lingkungan Bisnis Eksternal
e = Standard error
3.10.3.1 Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas. Uji koefisien determinasi (R2) adalah dengan presentasi pengkuadratan nilai koefisien yang ditemukan. Koefisien determinan (R2) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0<R2 < 1). Hal ini berati R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan penfaruh variabel bebas entrepreneurial networking (X1)dan lingkungan bisnis eksternal (X2) adalah besar terhadap kinerja usaha UMKM (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan variabel bebas yang
(51)
diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan pengaruh variabel bebas (X1, X2) adalah besar terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
3.10.3.2Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Untuk menguji pengaruh variabel independen Entrepreneurial Networking (X1), Lingkungan Bisnis Eksternal (X2) secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen Kinerja Usaha UMKM (Y) digunakan uji statistik F (Uji-F) dimana sebagai indikator adalah nilai Fhitung dibandingkan dengan nilai Ftabel.
Hipotesis awal didefinisikan sbb:
Ho = Tidak terdapat pengaruh antara Entreprenuerial Networking dan Lingkungan Bisnis Eksternal secara simultan atau serempak dalam Kinerja Usaha UMKM ;
Ha = Terdapat pengaruh antara Entrepreneurial Networking dan
Lingkungan Bisnis secara simultan atau serempak dalam Kinerja Usaha UMKM.
Setelah dilakukan Uji F jika :
Nilai Fhitung> nilai Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan jika
(52)
dimana Ftabel yang digunakan pada uji F ini adalah Ftabel pada tingkat
interval kepercayaan (confidence interval) 90% atau alpha = 0,01, yakni sebesar = 2,96. (Sujarweni, 2014: 245)
3.10.3.3 Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Untuk menguji pengaruh variabel Entrepreneurial Networking dan Lingkungan Bisnis Eksternal secara parsial dalam Kinerja Usaha UMKM, digunakan uji statistik t (t test) dimana nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Jika thitung >
ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya jika thitung < ttabel maka
Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai ttabelyang digunakan adalah nilai dengan tingkat
kepercayaan 90% atau alpha = 0.01 dan df = 30 maka diperoleh nilai ttabel =
1,697.
1. Tidak terdapat pengaruh antara Entreprenuerial Networking dan Lingkungan Bisnis Eksternal secara simultan atau serempak dalam Kinerja Usaha UMKM ;
2. Terdapat pengaruh antara Entrepreneurial Networking dan
Lingkungan Bisnis secara simultan atau serempak dalam Kinerja Usaha UMKM.
Ha = Variabel bebas yang terdiri dari entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal secara serentak terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinera usaha UMKM.
(53)
Ho = Variabel bebas yang terdiri dari entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal secara serentak tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat kedua yaitu minat beli.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran umum Kecamatan Medan Area dan Medan Baru
Kota Medanadalah merupakan kota metropolitan terbesar di luar Pula
di Indonesia setelah
gerbang wilayah Indonesia bagian barat. Perkembangan Kota Medan tidak terlpesa dari dimensi historis , ekonomi, dan karakteristik Kota Medan itu sendiri, sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas dan besar. Realitasnya Kota Medan kini berfungsi :
1. Sebagai pusat pemerintahan daerah, baik pemerintahan Propinsi
Sumatera Utara, maupun Kota Medan, sebagai tempat kedudukan perwakilan/konsulat negara-negara sahabat, serta wilayah kedudukan berbagai perwakilan perusahaan bisnis, keuangan di Sumatera Utara.
2. Sebagai pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat
Sumatera Utara seperti : rumah sakit, perguruan tinggi, stasiun TVRI, RRI, dan lain-lain, termasuk berbagai fasilitas yang dikembangkan swasta, khususnya pusat perdagangan.
(54)
3. Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan jasa secara regional dan internasional.
4. Sebagai pintu gerbang regional dan internasional serta kepariwisataan untuk kawasan Indonesia bagian barat.
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.
Kecamatan Medan Area dan Kecamatan Medan Baru adalah salah satu dari 21 berbatasan deng 9,05 km² dan kepadatan penduduknya adalah 20.005,80 jiwa/km².
Kecamatan Medan Baru berbatasan deng di sebelah barat 43.415 jiwa. Luasnya adalah 5,84 km² dan kepadatan penduduknya adalah
(55)
Di Kecamatan Medan Area dan Medan Baru banyak terdapat berbagai jenis usaha, salah satunya merupakan usaha yang berskala UMKM di bidang kuliner yang terdapat di pinggi jalan maupung di dalam gang- gang yang terdapat di sepanjang jalan Kecamatan Medan Area dan Medan Baru. Apalagi di dua kecamatan tersebut terdapat beberapa universitas ternama di Kota Medan.
Di Kecamatan Medan Baru terdapat dua universitas yang ternama yaitu Universitas Dharma Agung dan Universitas Sumatera Utara, ini belum termasuk kampus-kampus kecil yang ada di Kecamatan Medan Baru. Sedangkan di Kecamatan Medan Area terdapat beberapa universitas di sekitarnya, yaitu STMIK Harapan, ITM, kampus dua UMSU, dan ini belum termasuk sekolah-sekolah yang banyak terdapat di kecamatan tersebut. Hal tersebut yang menyebabkan banyaknya usaha yang berskala UMKM di bidan kuliner terdapat di dua kecamatan tersebut. Hampir di sepanjang jalan di dua kecamatan tersebut terdapat usaha-usaha UMKM di bidang kuliner baik yang PKL maupun yang sudah memiliki bangunan sendiri.
4.2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Uji validitas dan realibilitas instrument dalam penelitian ini dilakukan kepada 30 pemilik UMKM di bidang kuliner yang berada di Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Johor. Jumlah 30 orang diambil agar dapat memenuhi asumsi kurva normal pada uji statistic.
(56)
4.2.1 Hasil Uji Validitas
Pada pra survey , kuesioner yang berisi 25 pertanyaan yang menyangkut
entrepreneurial networking, lingkungan bisnis eksternal dan kinerja usaha pada usaha mikro kecil dan menengah yang bergerak di bidang kuliner di Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Johor. Hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 96.8667 791.499 .635 .940
VAR00002 96.0000 829.172 .463 .942
VAR00003 97.0667 786.754 .690 .940
VAR00004 96.0000 829.172 .463 .942
VAR00005 96.6333 810.171 .520 .942
VAR00006 96.8667 791.499 .635 .940
VAR00007 97.0667 786.754 .690 .940
VAR00008 97.4333 772.944 .798 .938
VAR00009 95.8333 837.799 .490 .942
VAR00010 96.5667 845.220 .402 .943
VAR00011 97.4333 772.944 .798 .938
VAR00012 97.4333 772.944 .798 .938
VAR00013 97.5333 828.189 .304 .945
VAR00014 96.7333 832.064 .326 .944
VAR00015 97.5333 773.844 .804 .938
(57)
VAR00017 98.2000 768.303 .817 .938
VAR00018 97.7333 783.582 .683 .940
VAR00019 96.1333 833.499 .392 .943
VAR00020 98.2000 768.303 .817 .938
VAR00021 97.0333 797.068 .664 .940
VAR00022 96.0333 829.413 .400 .943
VAR00023 95.9000 830.024 .409 .943
VAR00024 96.1667 816.971 .468 .942
VAR00025 98.2000 768.303 .817 .938
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)
Terlihat pada variabel 13, 14 data tidak valid karena tabel R untuk sampel 30 sebesar 0,361, sedangkan nilai corrected item total correlation variabel 13,14 dibawah 0,361. Berarti data variabel 13,14 harus dibuang. Setelah itu dilakukan pengujian kembali.
4.2.2 Hasil Uji Realibilitas
Suatu konstruk dikatakan reliable jika memberikan nilai Croancbach Alpha > 0,60 (Sujarweni,2014 :199).
Tabel 4.2 Hasil Uji Realibilitas
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)
Suatu konstruktur atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan Croncbach Alpha > 0,8 realibilitas sangat baik atau sangat meyakinkan 0,7< Croanchbach
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
(58)
Alpha <0,8 realibilitas baik, dan Croanbach Alpha 0,7 realibilitas kurang meyakinkan (Situmorang dan Lutfi, 2014: 92).
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat Croancbach Alpha > 0,8 maka dinyatakan realibilitas sangat baik.
4.3 Analisis Deskriptif
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan. Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 16 butir untuk variabel X dan 8 butir untuk variabel Y, jadi total seluruh pernyataan adalah sebanyak 23 butir. Sebagaimana tujuan penulisan ini, daftar pernyataan disebarkan kepada responden berisikan
pernyataan mengenai Entrepreneurial Networking (X1), Lingkungan Bisnis
Eksternal (X2) terhadap Kinerja Usaha UMKM (Y2). Responden dalam penelitian ini adalah pemilik UMKM di bidan kuliner yang berlokasi di sekitar Universitas Sumatera Utara dan Jalan Halat Medan.
4.3.1 Karakteristik Responden
Analisis data dilakukan dalam dua kelompok, yaitu analisis responden dan analisis pengaruh entrepreneurial networking dan lingkungan bisnis eksternal terhadap kinerja usaha UMKM. Data yang dijadikan dasar perhitungan adalah data pada saat penelitian dilakukan yaitu pada bulan Mei 2015- Juni 2015.
Responden dalam penelitian ini adalah pemilik UMKM di bidang kuliner yang terletak di sekitar Universitas Sumatera Utara dan Jalan Halat Medan. Hal-hal yang dianalisis dari responden adalah data pribadi responden yang terdiri dari
(59)
usia, lama usaha, tingkat pendidikan terakhir, dan jenis usaha kuliner yang dijalankan.
4.3.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.3
Karakteristrik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah
Nominal Persentase
20-35 tahun 18 orang 31%
36-50 tahun 29 orang 50%
>51 tahun 11 orang 19%
Sumber: Hasil penelitian, 2015 (Data diolah )
Usia mayoritas responden berada di katagori usia 36-50 tahun yang mencapai 50% atau sebanyak 29 orang, sisanya berusia 20-35 sebesar 31% atau sebanyak 18 orang, dan yang terakhir di atas 51 tahun sebesar 19% atau sebanyak 11 orang. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.4.
4.3.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha
Lama Usaha
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 tahun 18 31.0 31.0 31.0
3-5 tahun 16 27.6 27.6 58.6
>5 tahun 24 41.4 41.4 100.0
Total 58 100.0 100.0
Sumber: Hasil penelitian, 2015 (data diolah)
Mayoritas responden merupakan UMKM yang telah memiliki usaha lebih dari lima tahun atau sebesar 41,4% yaitu sebanyak 24 unit usaha, selanjutnya adalah
(60)
usaha yang telah berdiri 2 tahun sebesar 31% atau sebanyak 18 unit usaha, dan yang terakhir adalah usaha yang telah berdiri antara 3-5 tahun sebesar 27,6% atau sebanyak 16 usaha. Karakteristik responden berdasarkan lamanya usaha berdiri dapat dilihat pada tabel 4.5.
4.3.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SD,SMP 13 22.4 22.4 22.4
SMA/SMK 30 51.7 51.7 74.1
S1 sederajat 15 25.9 25.9 100.0
Total 58 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Tingkat pendidikan responden tertinggi merupakan tamatan SMU/ SMK dengan persentase 51,7% atau sebanyak 30 orang. Sisanya tamatan S1 atau sederajatnya sebesar 25,9%, lalu yang terakhir SD, SMP sebesar 22,4%. Hal ini berarti mayoritas responden adalah tamatan SMU/SMK. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel4.6.
4.3.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Kuliner Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Kuliner
Jenis Usaha Kuliner
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid MK 16 27.6 27.6 27.6
(61)
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Mayoritas responden adalah UMKM usaha kuliner yang menjual makanan berat (MB) sebesar 72,4% atau sebanyak 42 unit usaha, dan sisanya yang menjual makanan ringan sebesar 27,6% atau sebanyak 16 unit usaha. Karakteristik responden berdasarkan jenis usaha kuliner dapat dilihat pada tabel4.7.
4.3.2 Deskriptif Variabel
Responden dari penelitian ini adalah pemilik usaha UMKM yang bergerak di bidang kuliner yang berada di kawasan sekitar Kampus USU dan Jalan Halat Medan. Terdapat 23 butir pernyataan: 11 butir pernyataan untuk variabel
Entrepreneurial Networking (X1), 5 butir pernyataan untuk variabel Lingkungan
Bisnis Eksternal (X2) dan 7 butir pernyataan untuk variabel Kinerja Usaha
UMKM(Y). Dan kuisioner disebarkan kepada 58UMKM sampel. Berikut distribusi jawaban responden terhadap variabel X dan Y:
4.3.2.1 Entrepreneurial Networking (X1)
Tanggapan responden mengenai Entrepreneurial Networking :
Tabel 4.7
Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Entrepreneurial Networking
Item Pernyataan
1 2 3 4 5 6
F % F % F % F % F % F %
1 0 0 0 0 1 1,7 3 5,2 16 27,6 38 65,5
2 0 0 0 0 1 1,7 2 3,4 15 25,9 40 69
3 1 1,7 1 1,7 1 1,7 10 17,2 18 31 27 46,6
4 2 3,4 1 1,7 0 0 6 10,3 19 32,8 30 51,7
5 4 6,9 1 1,7 3 5,2 7 12,1 14 24,1 29 50
6 5 8,6 0 0 3 5,2 10 17,2 18 31 22 37,9
7 7 12,1 1 1,7 2 3,4 7 12,1 19 32,8 22 37,9
8 1 1,7 3 5,2 1 1,7 1 1,7 8 13,8 44 75,9
9 2 3,4 0 0 1 1,7 1 1,7 10 17,2 44 75,9
(62)
11 11 19 1 1,7 4 6,9 9 15,5 19 32,8 14 24,1 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.7dapat dilihat bahwa :
a. Pada butir pernyataan “Membangun komunikasi dengan pelanggan yang baik
dapat memperluas dan mepertahankan eksistensi pasar usaha Anda “satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 38 (65,5%) responden setuju pada tingkat angka 6 bahwa membangun komunikasi dengan pelanggan yang baik dapat memperluas dan mepertahankan pasar usaha. Terdapat 16 (27,6%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 3 (5,2%)responden menyatakan setuju pada tingkat angka 4, dan 1 (1,7%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 3 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa membangun kominakasi pelanggan yang baik dapat memperluas dan mempertahankan pasar usaha.
b. Pada butir pernyataan ” Membangun komunikasi dengan pelanggan dapat
membuat Anda mengetahui kepuasan pelanggan“ dari kuisioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 40 (69%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 bahwa membangun komunikasi dengan pelanggan untuk dapat mengetahui kepuasan pelanggan. sebanyak15 (25,9%)responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, selanjutnya 2 (3,4%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, dan 1 (1,7%)responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa membangun kominaksi dengan pelanggan untuk dapat mengetahui kepuasan pelanggan.
(1)
UjiValiditas
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 96.8667 791.499 .635 .940
VAR00002 96.0000 829.172 .463 .942
VAR00003 97.0667 786.754 .690 .940
VAR00004 96.0000 829.172 .463 .942
VAR00005 96.6333 810.171 .520 .942
VAR00006 96.8667 791.499 .635 .940
VAR00007 97.0667 786.754 .690 .940
VAR00008 97.4333 772.944 .798 .938
VAR00009 95.8333 837.799 .490 .942
VAR00010 96.5667 845.220 .402 .943
VAR00011 97.4333 772.944 .798 .938
VAR00012 97.4333 772.944 .798 .938
VAR00013 97.5333 828.189 .304 .945
VAR00014 96.7333 832.064 .326 .944
VAR00015 97.5333 773.844 .804 .938
VAR00016 98.2000 768.303 .817 .938
VAR00017 98.2000 768.303 .817 .938
VAR00018 97.7333 783.582 .683 .940
VAR00019 96.1333 833.499 .392 .943
VAR00020 98.2000 768.303 .817 .938
VAR00021 97.0333 797.068 .664 .940
VAR00022 96.0333 829.413 .400 .943
VAR00023 95.9000 830.024 .409 .943
VAR00024 96.1667 816.971 .468 .942
(2)
Lampiran 3
FrekuensiJawabanRespondenTerhadapVariabel
Entrepreneurial Networking
Item
Pernyataan
1
2
3
4
5
6
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
0
0
0
0
1
1,7 3
5,2
16
27,6 38
65,5
2
0
0
0
0
1
1,7 2
3,4
15
25,9 40
69
3
1
1,7
1
1,7 1
1,7 10
17,2 18
31
27
46,6
4
2
3,4
1
1,7 0
0
6
10,3 19
32,8 30
51,7
5
4
6,9
1
1,7 3
5,2 7
12,1 14
24,1 29
50
6
5
8,6
0
0
3
5,2 10
17,2 18
31
22
37,9
7
7
12,1 1
1,7 2
3,4 7
12,1 19
32,8 22
37,9
8
1
1,7
3
5,2 1
1,7 1
1,7
8
13,8 44
75,9
9
2
3,4
0
0
1
1,7 1
1,7
10
17,2 44
75,9
10
7
12,1 0
0
1
1,7 16
27,6 16
27,6 18
31
11
11 19
1
1,7 4
6,9 9
15,5 19
32,8 14
24,1
Sumber: HasilPenelitian, 2015 (data diolah)
FrekuensiJawabanRespondenTerhadapVariabelLingkunganBisnisEksternal
Item
Pernyataan
1
2
3
4
5
6
F
%
F %
F
%
F
%
F
%
F
%
1
4
6,9
3
5,2 6
10,3 9
15,5 19 32,8 17 29,3
2
8
13,8 1
1,7 6
10,3 11 19
21 36,2 11 19
3
3
5,2
2
3,4 4
6,9
11 19
14 24,1 24 41,4
4
19 32,8 5
8,6 10 17,2 10 17,2 7
12,1 7
12,1
5
11 19
4
6,9 8
13,8 11 19
11 19
13 22,4
Sumber: HasilPenelitian, 2015 (data diolah)
FrekuensiJawabanRespondenTerhadapVariabelLingkunganBisnisEksternal
Item
Pernyataan
1
2
3
4
5
6
F
%
F %
F
%
F
%
F
%
F
%
1
4
6,9
3
5,2 6
10,3 9
15,5 19 32,8 17 29,3
2
8
13,8 1
1,7 6
10,3 11 19
21 36,2 11 19
3
3
5,2
2
3,4 4
6,9
11 19
14 24,1 24 41,4
4
19 32,8 5
8,6 10 17,2 10 17,2 7
12,1 7
12,1
5
11 19
4
6,9 8
13,8 11 19
11 19
13 22,4
Sumber: HasilPenelitian, 2015 (data diolah)
(3)
Lampiran 4 UjiAsumsiKlasik
Ujiheteroskedastisitas
(4)
UjiNormalitasdengan Histogram
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 58
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 4.36357846
Most Extreme Differences Absolute .060
Positive .047
Negative -.060
Kolmogorov-Smirnov Z .457
Asymp. Sig. (2-tailed) .985
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(5)
UjiMultikolinearitas
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 21.6221 42.9700 35.4655 3.72546 58
Std. Predicted Value -3.716 2.014 .000 1.000 58
Standard Error of Predicted Value
.594 2.268 .953 .340 58
Adjusted Predicted Value 25.3655 43.0692 35.4750 3.57941 58
Residual -11.44081 9.22481 .00000 4.36358 58
Std. Residual -2.575 2.077 .000 .982 58
Stud. Residual -2.781 2.177 -.001 1.025 58
Deleted Residual -14.36549 10.13896 -.00947 4.76828 58
Stud. Deleted Residual -2.972 2.257 -.005 1.050 58
Mahal. Distance .037 13.871 1.966 2.470 58
Cook's Distance .000 .908 .033 .122 58
Centered Leverage Value .001 .243 .034 .043 58
a. Dependent Variable: Kinerja_usaha_UMKM
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) 9.344 4.444 2.102 .040
entrepreneurial_netw orking
.312 .081 .415 3.843 .000 .902 1.108
Lingkungan_bisnis_e ksternal
.435 .121 .386 3.580 .001 .902 1.108
(6)
Lampiran 5 HasilAnalisisRegresiBerganda
CoefficientsaModel Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.344 4.444 2.102 .040
entrepreneurial_networki ng
.312 .081 .415 3.843 .000
Lingkungan_bisnis_ekste rnal
.435 .121 .386 3.580 .001