30006_MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
MATERIAL REQUIREMENT
PLANNING (MRP)Definisi MRP
MRP digunakan untuk perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tergantung (dependent) ada item-item yang ada di tingkat (level) lebih tinggi. Jumlah item yang hendak diproduksi pada tingkat yang lebih tinggi menentukan jumlah item yang akan dibuat atau diperlukan pada tingkat di bawahnya. Fungsi MRP Sistem MRP mempunyai tiga fungsi utama, yaitu:
sebagai kontrol tingkat persediaan,
penugasan komponen berdasar urutan prioritas,
Dan penentu kebutuhan kapasitas (capacity requirement) pada tingkat Input dan Output MRP
Master Production
Master Production
Schedule
Schedule
Material
Material
Inventory Product
Inventory Product
Requirements
Requirements
Structure Master
Structure Master
Planning
Planning
File File
File File
Planned Order Releases
Planned Order Releases
Kemampuan Sistem MRP
Ada empat (4) kemampuan yang menjadi ciri
utama dari sistem MRP :a. Mampu menentukan kebutuhan pada saat
yang tepat.b. Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item.
c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan.
d. Menentukan penjadwalan ulang atau Proses MRP membutuhkan lima sumber informasi utama yaitu :
1. Master Production Schedule(MPS)
Yang merupakan suatu perencanaan definitif tentang produk
akhir yang direncanakan perusahaan untuk diproduksi, berapa jumlah kuantitas yang dibutuhkan, waktu dibutuhkan, dan waktu produk itu akan diproduksi. MPS biasanya dinyatakan dalam konfigurasi spesifik.2. Bill Of Material (BOM) Merupakan daftar dari semua material, parts, dan subassemblies , serta kuantitas dari masing–masing yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk atau parent assembly. MRP menggunakan BOM sebagai basis untuk perhitungan
3. Item
Master Merupakan suatu file yang berisi informasi status
persediaan tentang material, parts, subassemblies, dan
produk–produk yang menunjukkan kuantitas on-hand , kuantitas yang dialokasikan (allocated quantity).4. Pesanan – pesanan (orders) Akan memberitahu tentang berapa banyak dari setiap
item yang akan diperoleh sehingga akan meningkatkan
stock on hand di masa mendatang.Input untuk MRP
Master production schedule (MPS)
Product structure file (bill of materials)
Master Production Schedule
MPS menentukan proses MRP dengan jadwal pemenuhan produk jadi
MPS menunjukkan jumlah produksi bukan demand
MPS bisa merupakan kombinasi antara pesanan
langsung konsumen dan peramalan demand MPS menunjukkan jumlah yang harus diproduksi, bukan jumlah yang bisa diproduksi
Struktur Produk
Clipboard Rivet
(2) Iron
Spring (1)
Spring Level 0
Level
1 Level
2 Bottom Clip (1)
Top Clip (1)
Pivot (1)
Sheet Clip
Assembly (10)
Sheet
Board (1)
Pressboar d (1) Finish
(2oz.)
Inventory Master File
Description Inventory Policy Item Board Lead time 2 Item no. 7341 Annual demand5,000 Item type Manuf. Holding cost
1 Product/sales class Ass’y Ordering/setup cost50 Value class B Safety stock
25 Buyer/planner RSR Reorder point
39 Vendor/drawing 07142 EOQ 316 Phantom codeN Minimum order qty 100
Output sistem MRP adalah
:1. Memberikan catatan tentang
jadwal pemesanan yang harus
dilakukan2. Memberikan indikasi bila diperlukan penjadwalan ulang 3.
Memberikan indikasi untuk
Untuk mencapai akurasi Catatan 1
Penyimpanan yang baik
2. Bangun dan jalankan prosedur pengambilan inventory
4. Hitung secara reguler jumlah fisik inventory
5. Cocokkan segera bila terjadi perbedaan antara catatan dan hasil perhitungan fisik
Mekanisme MRP
Mekanisme MRP 1
NETTING (Perhitungan Kebutuhan Bersih)
Kebutuhan Bersih (NR) dihitung sebagai nilai dari Kebutuhan Kotor (GR) minus
Jumlah yang diterima Penerimaan (SR) minus Persediaan Ditangan (OH)
Kebutuhan Bersih dianggap nol bila NR lebih kecil dari atau sama dengan
nol.NR=GR-SR-OH POH : Planned On Hand , yaitu persediaan yang siap digunakan POH =On Hand–Safety Stock– Allocated–Scrap OH : On Hand , total persediaan ditangan
SS : safety stock , persediaan pengaman Ditentukan berdasarkan fluktuasi demand ( ), distribusidemand (Z) dan σ Langkah ini bertujuan menentukan besarnya pesanan individu yang optimal berdasarkan hasil dari perhitungan kebutuhan bersih.
Langkah ini ditentukan berdasarkan teknik lotting/lotsizing yang tepat.
Parameter yang digunakan biasanya adalah biaya simpan dan biaya pesan. Langkah ini bertujuan agar kebutuhan komponen dapat tersedia tepat pada saat dibutuhkan dengan memperhitungkan lead time pengadaan komponen tersebut.
4. EXPLOSION
Langkah ini merupakan proses perhitungan
kebutuhan kotor untuk tingkat itemNetting
Lot size: LT: PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gross requirements Scheduled receipts Projected on hand Net requirements Planned order receipts Planned order releasesMatriks
LLC
◦ low-level-code; level paling rendah suatu item
ditemukan dalam struktur produk Item
◦ nama atau nomor yang mengidentifikasakan item terjadwal
Lot size
◦ Ukuran lot
LT ( lead time)
Matriks
PD (past-due) ◦ orders behind schedule
Gross requirements
◦
Permintaan akan item pada
perioda tertentu Scheduled receipts
◦ Parts Of MRP Matrix
Projected on hand ◦ inventory pada akhir perioda
Net requirements
◦ jumlah bersih yang diperlukan
Planned order receipts
◦ net requirements yang diubah menjadi ukuran lot MRP Example Widgets Week 1 Week 2 Week 3 Week 4 Gross requiremen
100
50 ts Scheduled
60 receipts On hand
20 80 -20 -50 Net requiremen
20
50 ts Teknik Lot-Sizing
Pada contoh di depan penetuan ukuran lot pesanan pada tahapan Lotting menggunakan teknik yang disebut Lot for Lot .
Teknik ini menetapkan besarnya lot pesanan sama dengan besarnya net requirement
Tidak selalu ukuran lot ditentukan dengan menggunakan cara demikian karena:
◦ Memecah lot kemungkinan bisa menghasilkan biaya persediaan yang lebih murah
◦ Pesanan kemungkinan dibatasi oleh lot pembelian
Teknik Lot Sizing
Dikembangkan beberapa teknik lot sizing, antara lain: ◦
Pendekatan EOQ ◦
Pendekatan Period Order Quantity ◦
Pendekatan Least Unit Cost ◦
Pendekatan Minimum Cost per Period (Silver Meal) Teknik Lot Sizing: contoh ……..
Untuk menjelaskan teknik-teknik lot sizing, lihat MRP Chart di bawah, yang menunjukkan Gross Requirement (GR) selama 10 minggu
Diketahui:
◦ Biaya simpan: $2/unit/minggu
◦ Biaya set-up (pesan) : $200 ◦ Lead Time: 1 minggu
Pendekatan Metode EOQ
Menggunakan model EOQ
Rata-rata demand per minggu= 27 unit, maka EOQ:
74
2 200
27
2
2 h dS
Q Perbandingan Teknik
Tidak ada teknik yang superior
Penggunaan sangat bergantung dari sifat-sifat: ◦ Fluktuasi demand ◦ Lead time ◦
Waktu antar pesan, dll
Teknik yang umum dipakai adalah Lot for Lot, Fixed Order Quantity, dan Fixed Period Quantity
Penggunaan yang diinginkan industri adalah teknik lot sizing sederhana di samping software MRP tidak Ketidakpastian
Ketidakpastian juga muncul dalam sistem MRP
Sumber ketidak- pastian dapat dilihat di samping
Untuk mengatasi dikenal safety
Up-dating Sistem MRP
Adanya ketidakpastian mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan
Diperlukan up-dating pada sistem sehingga diperoleh informasi terkini dan membuat pengendalian efektif
Dikenal dua cara up-dating: ◦
Regenerative System: up-dating dilakukan secara batch, misalkan mingguan atau bulanan, dll
◦ Net Change System: up-dating dilakukan setiap ada transaksi
Manufacturing Resource Planning
Perluasan MRP
Perencanaan seluruh resources yang diperlukan
untuk menjalankan perusahaan Variasi meliputi ◦
Service Requirements Planning (SRP) ◦
Business Requirements Planning (BRP)
MRP II Flowchart
Business
Plan
Marketing Financial
PlanPlan Production Plan
Master production schedule Feedback Material requirements planning Capacity requirements planning No Feasible? Yes Purchase Work orders orders Shop floor
Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Lanjut Enterprise Resource Planning (ERP) ◦ Pengembangan MRP II dalam kaitan client/server architecture
Manufacturing Execution Systems (MES)
◦ Menghubungkan antara business planning & mgmt control systems
Customer-Oriented Manufacturing Management Systems (COMMS)
◦ Menyatukan kegiatan produksi dan pemasok untuk kepentingan konsumen Kelemahan MRP(1)
Material requirements plan is first; capacity is an afterthought
MRP assumes lead times are fixed and known
◦ Dalam kenyataan, beban kerja dan jadwal adalah saling bergantungan
MRP cenderung menentukan lead times lebih panjang
◦ Estimasi konservatif (safe) sehingga inventory tinggi Kelemahan MRP(2)
Transfer lots yang lebih kecil dari pada production lots perlu dihindarkan padahal cara ini akan menurunkan WIP dan lead time
Butuh sistem pelaporan yang Prospek MRP/MRP II
Melakukan koordinasi strategi perusahaan di antara departemen/area fungsional
Memberikan respon yang cepat terhadap what-if questions pada berbagai level rinci
BOM, modul-modul pembelian, dan customer order entry
adalah persyaratan standar dalam Manufacturing Information Systems Membangun kepercayaan (trust), teamwork dan keputusan yang lebih baik
Perencanaan cash-flow dan proyesi profit/cost