PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKUNTANSI ATAS SISTEM APLIKASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

Lutfi Harris Endang Mardiyati

Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono 165 Malang, 65145

Email: lutfiharris@yahoo.com

Abstract: Accounting Students’ Learning Achievement on the Enterprise

Resource Planning Application System. This study aims to examine the effect of motivational intelligent, case-based learning, and student’s learning achieve- ment toward Enterprise Resource Planning (ERP) application system. The research- ers used multiple linear regression application using SPSS software 16.0 to ex- amine research data. The results show that learning motivation affects learning achievement. Emotional intelligence and case-based learning do not affect learning achievemnet of ERP. This research gives contribution about the factors that influ- ence learning achievement of students related to learning of information system technology.

Abstrak:Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi atas Sistem Aplikasi Enter-

prise Resource Planning. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh kecerdasan emosional, pembelajaran berbasis kasus dan motivasi belajar mahasiswa terha-

dap prestasi belajar mahasiswa atas aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP). Peneliti menggunakan teknik regresi linier berganda dengan software SPSS 16.0 untuk menguji data penelitian. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa variabel motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Kecerdasan emosional dan pembelajaran berbasis kasus tidak berpengaruh terhadap hasil pembelajaran aplikasi (ERP). Hasil penelitian ini memberikan kontribusiuntuk memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa terkait dengan pembelajaran teknologi sistem informasi.

KataKunci: Kecerdasan Emosional, Pembelajaran Berbasis Kasus, Motivasi Belajar Prestasi Belajar, Sistem Enterprise Resource Planning (ERP)

Dewasa ini sistem informasi dunia bisnis berkembang mulai memegang peranan penting dalam

dari model proses manual, model perusahaan. Investasi yang te-

sistem file datar, model sistem ba- pat dalam sistem informasi dapat

sis data, model sistem Resource, menciptakan keunggulan bersa-

Event, and Agent (REA), sampai

ing bagi perusahaan. Penggunaan model Enterprise Resource Plan- sistem informasi yang sesuai

ning (ERP). ERPadalah sebuah

dengan kebutuhan perusahaan model sistem informasi yang dapat dapat meningkatkan efektivitas

mengintegrasikan seluruh proses dan efisiensi kinerja karena in-

bisnis dan informasi di dalam pe- formasi yang dibutuhkan akan

rusahaan. ERP dapat menginteg- dikelola dengan optimal untuk

rasikan fungsi marketing, fungsi

mendukung berbagai aktivitas

produksi, fungsi keuangan, fungsi

perusahaan. logistik, dan fungsi lainnya (Febri- Selama beberapa tahun tera-

ano 2006).

khir, sistem informasi dalam du- Jurnal Akuntansi Multiparadigma Penerapan ERP pada suatu

JAMAL

nia bisnis telah disajikan dalam Volume 4 perusahaan harus didukung oleh

Nomor 1

sejumlah model atau pendekat- Halaman 1-164 ketersediaan teknologi terintegra-

Malang, April 2013

an yang berbeda. Menurut Hall ISSN 2086-7603 si yang dapat mendukung proses (2008), sistem informasi dalam

bisnis perusahaan. Selain itu, per-

56 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 1, April 2013, Hlm. 55-74 an pengguna yang terlatih dan ahli dalam

man. Sedangkan aspek afektif terkait dengan bidangnya sangat berpengaruh terhadap

bentuk sikap dan nilai peserta didik. Aspek kesuksesan penerapan ERP. Mc Leod dan

ini mencakup watak perilaku siswa seperti Schell (2001) mengemukakan bahwa keru-

perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai. Ciri mitan sistem ERP menjadikan pembelaja-

khas aspek ini biasanya muncul pada cara ran merupakan suatu hal yang penting bagi

peserta didik bertingkah laku. Misalnya saja para pengguna. Pembelajaran ERP berbeda

dalam caranya termotivasi dalam pelajaran, dengan pembelajaran sistem informasi yang

minatnya pada pelajaran, perhatiannya, dan lain karena mengharuskan para pengguna

lain sebagainya. Ketiga aspek ini tidak bisa untuk memahami proses bisnis di luar tu-

dilepaskan dari proses belajar mengajar. gasnya. Pembelajaran aplikasi ERP bagi para

Dalam konteks prestasi belajar peserta didik pengguna harus diterapkan sejak dini, ter-

yang ingin dicapai, tiga aspek inilah yang masuk dalam jenjang perguruan tinggi agar

harus dijadikan sasaran penilaian. para pengguna memiliki pemahaman dan

Kenyataan yang sering dihadapi dalam skill yang memadai mengenai sistem ERP,

dunia pendidikan tidak dapat menyeimbang- serta dapat menerapkan sistem ERP secara

kan ketiga aspek pengetahuan. Penekanan optimal dalam dunia bisnis.

pada aspek kognitif lebih banyak mendo- Perguruan tinggi sebagai jenjang ter-

minasi sistem pendidikan dan mengabai- tinggi dalam pendidikan formal diharapkan

kan aspek kreatifitas. Sebagai upaya untuk dapat menghasilkan lulusan yang profe-

menyelaraskan pencapaian tujuan dalam sional dan berintelektual tinggi. Pendidikan

pendidikan tinggi akuntansi adalah adanya tinggi akuntansi sebagai salah satu institusi

perubahan tingkah laku mahasiswa, baik yang menghasilkan lulusan dalam bidang

dalam aspek kognitif, afektif, maupun psiko- akuntansi dituntut tidak hanya menghasil-

motorik. Bentuk perubahan aspek kogni- kan lulusan yang menguasai kemampuan

tif mahasiswa dapat dilihat dari nilai akhir dalam bidang akademik, tetapi juga mem-

yang diperoleh mahasiswa. Nilai akhir ma- punyai kemampuan yang bersifat teknis

hasiswa dijadikan sebagai tolok ukur hasil analisis dalam bidang humanistic skill dan

pembelajaran mahasiswa dalam perkuliah- professional skill , sehingga mempunyai nilai

an. Semakin tinggi nilai yang diperoleh oleh tambah dalam bersaing di dunia kerja (Bu-

mahasiswa, maka semakin tinggi pula hasil dhiyanto dan Nugroho 2004).

pembelajaran yang dicapai. Tolok ukur ini Pembelajaran sistem informasi akun-

tidak salah tetapi tidak seratus persen bisa tansi di perguruan tinggi selain menekankan

dibenarkan. Terdapat faktor lain yang me- pada siklus akuntansi secara manual, juga

nyebabkan seseorang menjadi sukses yaitu menekankan pada sistem akuntansi berba-

adanya kecerdasan emosional. sis komputer. Mahasiswa mempelajari pen-

Kecerdasan emosional adalah kemam- getahuan dasar akuntansi melalui sistem

puan merasakan, memahami, dan secara akuntansi secara manual. Namun, kebu-

efektif menerapkan daya dan kepekaan emo- tuhan dunia kerja yang semakin kompleks

si sebagai sumber energi, informasi, koneksi, mengharuskan mahasiswa untuk mempela-

dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan jari dan memahami sistem akuntansi berba-

emosional merupakan faktor sukses yang sis komputer menggunakan software akun-

menentukan prestasi dalam organisasi, ter- tansi, misalnya aplikasi ERP.

masuk pembuatan keputusan, kepemimpi- Melalui proses pendidikan, peserta di-

nan, terobosan teknis dan strategies, ko- dik diharapkan memiliki tiga kompetensi

munikasi yang terbuka dan jujur, teamwork penting yaitu, aspek kognitif (pengetahuan

atau team kerja dan hubungan saling mem- umum), psikomotor (praktek), dan afektif

percayai, loyalitas konsumen, serta kreativi- (sikap diri). Aspek kognitif berkaitan dengan

tas dan inovasi.

kegiatan mental siswa dalam memperoleh, Kecerdasan intelektual yang dimiliki mengolah mengorganisasi dan mengguna-

oleh seseorang bukan merupakan satu-sat- kan pengetahuan. Aspek kognitif biasanya

unya penentu kesuksesasan individu. Hasil yang paling diutamakan oleh pendidik. As-

riset Goleman (2000) dan beberapa riset lain pek psikomotor sendiri berkaitan erat dengan

di Amerika memperlihatkan bahwa kecer- pengalaman nyata peserta didik dalam pela-

dasan intelektual hanya memberi kontribusi jaran terkait. Aspek psikomotorik berkaitan

20 persen terhadap kesuksesan hidup se- dengan ketrampilan (skill) atau kemampuan

seorang, sedangkan proporsi 80 persen ber- bertindak setelah menerima suatu pengala-

gantung pada kecerdasan emosi, kecerdasan

Harris, Mardiyati, Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi Atas Sistem...57 sosial dan kecerdasan spiritualnya. Bahkan

dalam hal keberhasilan kerja, kecerdasan in- telektual hanya berkontribusi empat persen.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univer- sitas Brawijaya (FEB UB) adalah institusi pendidikan tinggi yang telah mengintegrasi- kan sistem informasi dalam sistem pembe- lajaran. Hal ini bertujuan untuk mengenal- kan aplikasi sistem informasi dalam dunia bisnis kepada mahasiswa dan mengurangi kesenjangan antara dunia bisnis dengan dunia pendidikan perguruan tinggi. Sejak tahun 2010 Universitas Brawijaya menjalin kerjasama dengan SAP melalui pembelaja- ran aplikasi ERP yang diperuntukkan bagi mahasiswa. Melalui pembelajaran aplikasi ERP, mahasiswa dapat melakukan praktek mengintegrasikan proses bisnis perusahaan melalui sistem informasi dengan cepat dan akurat.

Bar-On (2000) dalam Stein dan Book (2006) mendefinisikan kecerdasan emosio- nal sebagai mata rantai keahlian, kompe- tensi dan kemampuan non-cognitive yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam menghadapi tuntutan dan tekanan lingkungannya. Sebuah survei di Amerika Serikat mengenai kecerdasan emosional menunjukkan bahwa apa yang diinginkan oleh pemberi kerja tidak hanya keterampilan teknik saja, melainkan dibutuhkan kemam- puan dasar untuk belajar dalam pekerjaan yang bersangkutan, misalnya kemampuan berkomunikasi lisan, adaptasi, kreativitas, ketahanan mental terhadap kegagalan, ke- percayaan diri, motivasi, kerjasama tim, dan keinginan memberi kontribusi terhadap pe- rusahaan. Seseorang yang memiliki kecer- dasan emosional yang tinggi akan mampu mengendalikan emosinya sehingga dapat bekerja secara optimal (Melandy dan Aziza 2006).

Selain kecerdasan emosional, motivasi belajar juga merupakan komponen penting dalam menentukan prestasi belajar. Pada dasarnya motivasi adalah dorongan untuk berperilaku. Motivasi merupakan suatu pro- ses psikologis yang mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Seseorang ber- hasil dalam belajar karena dorongan hati- nya yang memacunya untuk belajar. Hasil belajar akan optimal jika ada motivasi yang tepat. Oleh karena itu, proses pembelajaran juga harus menjadi suatu hal yang menye- nangkan bagi peserta didik. Pendidik sebisa mungkin menciptakan suasana belajar yang menarik bagi peserta didik.

Pada dasarnya motivasi adalah dorong- an untuk berperilaku. Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Seseorang berhasil dalam belajar karena dorongan ha- tinya yang memacunya untuk belajar. Sar- diman (2001: 73) menyatakan bahwa hasil belajar akan optimal jika ada motivasi yang tepat. Motivasi banyak menentukan hasil belajar seseorang. Menurut Winkle (1987:

39) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang me- nimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu; maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai. Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk di- rinya sendiri karena ingin mendapatkan ke- senangan dari pelajaran, atau merasa kebu- tuhannya terpenuh. Motivasi sebagai proses psikologis ini timbul diakibatkan oleh faktor didalam diri seseorang itu sendiri yang dise- but instrinsik. Sedangkan faktor diluar diri disebut faktor ekstrinsik, misal ada siswa yang termotivasi melaksanakan belajar da- lam rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari luar dirinya sen- diri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian guru. Makin tepat motivasi yang di- peroleh siswa, maka hasil belajar yang akan dicapai akan semakin baik.

Dengan mengetahui adanya keterkait- an antara kecerdasan emosional, motivasi belajar dan prestasi, diharapkan para peng- ambil keputusan di institusi pendidikan da- pat mengikutsertakan pertimbangan yang berkaitan dengan emosi dalam kehidupan organisasional, dan belajar menghargai dengan lebih baik serta mengelola emosi pada diri kita sendiri dan orang lain. Melihat peran pentingnya kecerdasan emosional dan motivasi belajar siswa bagi prestasi belajar, maka dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti pengaruh kecerdasan emosi- onal dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa atas sistem aplikasi ERP.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang muncul adalah apakah kecerdasan emosional, pembelajaran berbasis kasus, danmotivasi belajar berpengaruh pada prestasi belajar aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP)?. Penelitian ini bertujuan un- tuk menguji pengaruh kecerdasan emosion- al, pembelajaran berbasis kasus, dan mo-

58 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 1, April 2013, Hlm. 55-74 tivasi belajar terhadap hasil pembelajaran

Falahah (2007) aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP).

Dhewanto

dan

mendefinisikan Enterprise Resource Planning Hasil penelitian ini dapat memberikan nilai

(ERP) sebagai paket sistem informasi yang tambah bagi kalangan akademik sebagai

dapat dikonfigurasi, yang mengintegrasikan upaya untuk meningkatkan kualitas dan

informasi dan proses yang berbasis informa- hasil pembelajaran mahasiswa akuntansi

si, di dalam dan lintas area fungsional dalam dalam rangka mempersiapkan lulusan-lu-

sebuah organisasi atau perusahaan. Menu- lusan yang berkualitas dan sesuai dengan

rut Winarno (2004), Enterprise Resource Plan- kebutuhan dunia kerja.

ning (ERP) adalah aplikasi komputer yang Sistem aplikasi Enterprise Resource menyatukan sistem informasi yang menca- Planning (ERP) adalah salah satu sistem in-

kup berbagai fungsi utama perusahaan. formasi mutakhir yang diterapkan dalam

Laudon dan Laudon (2005) mengemu- dunia bisnis. Untuk dapat mengadopsi

kakan bahwa ERP mendorong organisasi teknologi ERP, suatu perusahaan tidak ja-

agar dapat mengintegrasikan dan meng- rang harus menyediakan dana ratusan juta

koordinasikan proses bisnis internal utama hingga milyaran rupiah. Meskipun biaya in-

organisasi. Sistem ERP dapat menunjukkan vestasi yang harus dikeluarkan sangat be-

masalah terkait ketidakefisienan organisasi sar, namun banyak perusahaan mengadopsi

yang tercipta dari proses bisnis, informasi, sistem ini karena mampu menghasilkan “re-

dan teknologi. Sistem ERP memecahkan ma- turn ” investasi yang memadai dengan cepat.

salah tersebut dengan menyediakan infor- Menurut Magal dan Word (2010), ERP

masi tunggal untuk satu kesatuan koordi- merupakan bentuk enterprise system (ES)

nasi dalam proses bisnis perusahaan. Infor- terbesar di dunia. Fokus utama ERP adalah

masi yang sebelumnya terpisah-pisah pada pada operasi internal dari suatu perusa-

sistem tradisional, kini dapat mengalir de- haan. Ruang lingkup sistem ERP mencakup

ngan lancar di keseluruhan perusahaan, se- produksi, sumber daya manusia, keuangan

hingga semua proses bisnis di semua bagian dan akuntansi, penjualan dan pemasaran,

bisa berbagi informasi yang sama. Gambar serta pengadaan. Dengan demikian, sistem

1 memberikan gambaran mengenai sistem) ERP akan dapat menunjang proses bisnis

Berdasarkan uraian di atas, dapat dalam suatu perusahaan.

disimpulkan bahwa ERP adalah aplikasi

Harris, Mardiyati, Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi Atas Sistem...59

Gambar 2

sistem informasi yang dapat mengintegrasi- Fakta yang terjadi dalam menangani kan seluruh proses bisnis dan informasi di

dan mengelola persediaan saja tidaklah cu- dalam perusahaan, baik antar departemen

kup karena persediaan juga menyangkut maupun lintas departemen. ERP bukanlah

masalah kas, masalah utang, dan piutang, software semata, namun merupakan suatu

masalah produksi, serta masalah penjual- solusi terhadap permasalahan informasi

an. Perusahaan memerlukan suatu sistem dalam perusahaan.

yang lebih komprehensif bila dibandingkan Seiring dengan perkembangan teknolo-

dengan Material Requisition Plan (MRP I). gi komunikasi, teknologi informasi juga

Oleh karena itu, muncullah aplikasi baru mengalami perkembangan. Adanya kebu-

yang disebut dengan Material Resource Plan- tuhan bagi perusahaan untuk memadukan

ning. Karena singkatannya sama-sama MRP, ber-bagai sistem informasi yang ada dalam

maka MRP yang kedua diberi tambahan II, perusahaan mendorong perkembangan

sehingga menjadi MRP II. Jika Material Requ- teknologi sistem informasi, hingga tercipta

isition Plan (MRP I) hanya menangani penge- sistem Enterprise Resource Planning (ERP).

lolaan persediaan, maka Material Resource ERP telah berkembang sebagai alat yang

Planning (MRP II) melibatkan fungsi-fungsi bertujuan untuk mengintegrasikan semua

penjualan dan produksi, sehingga ruang aplikasi perusahaan ke pusat penyimpanan

lingkupnya lebih luas.

data yang dapat dengan mudah diakses oleh Setelah MRP II digunakan banyak peru- semua bagian yang membutuhkan.

sahaan, ternyata masih terdapat kekurang- Menurut Winarno (2004), Enterprise an dalam MRP II, yaitu tidak dapat diinte- Resource Planning (ERP) bukanlah meru-

grasikannya sistem informasi persediaan pakan suatu aplikasi yang muncul dengan

dengan sistem informasi yang lain. Oleh tiba-tiba, tetapi merupakan keberlanjutan

karena itu, kehadiran aplikasi baru yang dari aplikasi lain yang sudah muncul ter-

disebut dengan Enterprise Resource Planning lebih dahulu. Perkembangan ERP dapat dili-

(ERP). ERP merupakan suatu sistem yang hat pada Gambar 2 :

mengintegrasikan berbagai fungsi di dalam Pada awal perkembangan komputer,

perusahaan. Pengintegrasian ini bukan pada sistem informasi digunakan untuk mengelola

kegiatan atau pekerjaan dalam masing-ma- atau mengendalikan persediaan barang (ba-

sing fungsi, tetapi pada datanya. Data yang han baku, barang jadi, dan barang dagang).

sudah ada dalam perusahaan tidak akan di- Aplikasi ini dikenal dengan nama inventory

ganti dengan sistem yang baru, tetapi diusa- control . Aplikasi inventory control digunakan

hakan untuk saling dihubungkan satu de- untuk mencatat pengadaan, penyimpanan,

ngan yang lainnya, sesuai yang tertera pada dan penjualan persediaan. Sistem ini mem-

Gambar 3.

perbaiki sistem yang sebelumnya dilakukan Penerapan ERP memerlukan informasi secara manual. Tujuan lain dari inventory

yang detail mengenai basis data. Data ini control adalah untuk mempercepat proses

harus tersedia secara lengkap dengan do- penyajian informasi persediaan.

kumentasinya. Apabila diperlukan, perusa- Setelah itu, muncul Material Requisi-

haan dapat meminta konsultan untuk me- tion Plan (MRP I), yaitu suatu aplikasi yang

ngevaluasi basis data sebelum menerapkan digunakan untuk mengatur agar penggu-

ERP. Oleh karena itu, peran perancangan naan dan pengelolaan material menjadi lebih

basis data dan pendokumentasian sangat efisien. Manajemen berharap dengan dite-

penting dalam ERP.

rapkannya MRP I, perusahaan tidak akan Implementasi ERP merupakan proses mengalami kekurangan persediaan pada

menetapkan Enterprise Resource Planning masa-masa tertentu dan sekaligus tidak

(ERP) yang telah dibangun agar dapat mem- menyimpan terlalu banyak persediaan pada

berikan solusi atas kebutuhan sistem suatu masa-masa yang lain.

organisasi. Implementasi ERP yang tepat

60 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 1, April 2013, Hlm. 55-74

akan mengintegrasikan sistem di seluruh ngan penerapan ERP yang tepat, maka akan lini dalam perusahaan, data informasi men-

semakin memperlancar proses kerja dalam jadi lebih lengkap, dan memudahkan direksi

perusahaan. Kelancaran proses kerja se- membuat analisis, serta mengambil kepu-

bagai hasil dari penerapan ERP, dapat mem- tusan bisnis.

bantu perusahaan dalam memenuhi ke- Hartono (2004) mengklasifikasikan tiga

inginan pelanggan.

kategori implementasi Enterprise Resource Dewasa ini, terdapat ratusan jenis ap- Planning (ERP) yaitu: mengganti sistem ma-

likasi ERP dengan berbagai feature, versi, nual dengan sistem ERP, mengganti sistem

dan skala kemampuan. Dari berbagai jenis informasi non-ERP dengan sistem ERP, dan

aplikasi yang saat ini terdapat di pasaran, meningkatkan sistem yang telah ada, misal-

terdapat beberapa vendor yang mendomi- nya mengimplementasikan modul baru un-

nasi pasar penyedia aplikasi ERP di dunia tuk melengkapi modul yang sudah ada.

internasional.

Adapun manfaat mengimplementa- Dhewanto dan Falahah (2007) menge- sikan ERP menurut Laudon dan Laudon

mukakan bahwa setiap software menawar- (2005), antara lain (1) ERP menyediakan

kan kelebihan-kelebihan tertentu dan bi- informasi yang terstruktur dalam semua

asanya ada beberapa perbedaan spesifik proses bisnis fungsional dan dapat mening-

pada fitur-fituryang ada pada masing-ma- katkan pelaporan, serta pengambilan kepu-

sing aplikasi, misalnya:SAP (Systems, Ap- tusan manajemen. (2) Sistem ERP menye-

plications, Product in Data Processing), SAP diakan teknologi sistem informasi tunggal

adalah perusahaan penyedia dan konsultan yang terpadu dan menampung data pada

software yang didirikan di Jerman pada ta- semua proses bisnis perusahaan. (3) De-

hun 1972. Produk utamanya meliputi; SAP ngan mengintegrasikan beragam proses bis-

ERPEnterprise Core , yang merupakan solusi nis yang berbeda, keseluruhan bagian dalam

aplikasi ERP dan SAP Business Suite, yang perusahaan dapat merespons permintaan

merupakan paket solusi aplikasi e-bisnis pelanggan atas produk dan informasi secara

dan berbagai aplikasi-aplikasi lainnya, se- lebih efisien.

perti CRM (Customer Relationship Manage- Implementasi proses kerja dengan

ment ), SCM (Supply Chain Management), dan menggunakan ERP, mengharuskan para

PLM (Product Lifecycle Management). pengguna untuk mengirimkan informasi

Sebagai penyedia aplikasi ERP yang cu- pada satu sumber. Dengan memusatkan

kup terkemuka, J.D. Edwards memiliki dua tempat penyimpanan data pada satu sum-

jenis produk utama yang disesuaikan de- ber, maka akan tercipta kemudahan untuk

ngan kebutuhan dan ruang lingkup perusa- mendapatkan berbagai data. Selain itu, de-

haan konsumennya, yang meliputi; J.D. Ed-

Harris, Mardiyati, Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi Atas Sistem...61 wards Enterprise One. J.D. Edwards Enter-

kecerdasan intelektual saja, namun juga ke- prise One adalah aplikasi terintegrasi yang

cerdasan lain yang telah membuka cakrawa- merupakan paket software ERP kompre-

la baru tentang potensi manusia yang belum hensif, yang dibangun atas dasar teknologi

dikembangkan untuk mendorong keberhasi- standar dan pengalaman yang mendalam

lan hidup. Salovey dan Mayer (1997) meru- di dunia industri. Paket aplikasi ini bersifat

pakan orang yang pertama kali mencetus- sangat fleksibel karena pengguna dapat me-

kan istilah emotional intelligence. Salovey milih sendiri database, sistem operasi, dan

dan Mayer (1997) menjelaskan mengenai hardware yang akan digunakan, sehingga

kualitas-kualitas emosional yang sangat solusi dapat dibangun berdasarkan kebutu-

penting untuk keberhasilan seseorang. han dan kemampuan perusahaan. J.D Ed-

Salovey dan Mayer (1997) mendefinisi- wards World adalah salah satu paket solusi

kan kecerdasan emosional sebagai himpu- yang cukup fleksibel untuk mendukung in-

nan bagian dari kecerdasan sosial yang me- tegrasi dan pengembangan sistem.

libatkan kemampuan memantau perasaan Microsoft Business Solution, Microsoft

sosial dan melibatkan kemampuan pada melalui unit bisnis Business Solution menye-

orang lain, memilah-milah semuanya, serta diakan 3 jenis software untuk implementasi

menggunakan informasi ini untuk mem- ERP yaitu Microsoft Dynamic Axapta, Micro-

bimbing pikiran dan tindakan. Menurut soft Dynamic Great Plains, dan Microsoft Dy-

Bar-On (2000) dalam Stein dan Book (2006), namic Navision . QAD adalah sebuah peru-

kecerdasan emosional adalah serangkaian sahaan software di Santa Barbara, Amerika

keahlian, kompetensi, dan kemampuan non- Serikat yang didirikan pada tahun 1979.

cognitive yang mempengaruhi keberhasil- Salah satu produk QAD adalah MFG/PRO,

an seseorang dalam menghadapi tuntutan yaitu produk yang dirancang untuk mendu-

dan tekanan lingkungannya. Lebih lanjut, kung sistem ERP di perusahaan. MFG/PRO

Bar-On (2000) dalam Stein dan Book (2006) adalah salah satu produk ERP yang cukup

mengklasifikasikan kecerdasan emosional sukses di dunia. Software MFG/PRO bersifat

menjadi lima kemampuan utama, yaitu intra- komprehensif, terbuka, fleksibel, interaktif,

personal realm , interpersonal realm, adapt- dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan

ability realm , stress management realm, dan pengelolaan manufaktur modern.

general mood realm .

Aplikasi Open Source ERP dapat lang- Penelitian yang dilakukan Tjun et al. sung digunakan tanpa perlu mengeluarkan

(2009) menunjukkan bahwa kecerdasan biaya lisensi atau pembelian lainnya. Si-

emosional berpengaruh signifikan terhadap fat aplikasi ini sama seperti aplikasi Open

pemahaman akuntansi. Lebih lanjut, pene- Source lainnya, yaitu disediakan dalam

litian yang dilakukan Amilin dan Kuarto bentuk aplikasi yang belum dikonfigurasi

(2011) menunjukkan bahwa kecerdasan dan disediakan langsung beserta kodenya.

emosional berpengaruh signifikan terha- Contoh software yang bersifat Open Source

dap hasil pembelajaran software akuntansi. ERP adalah; Compiere, Openbravo, dan GNU

Selain itu, Fallahzadeh (2011) melakukan Enterprise.

penelitian mengenai korelasi antara kecer- Melihat begitu beragamnya aplika-

dasan emosional dengan prestasi akademis si ERP yang ditawarkan, pengguna harus

mahasiswa. Penelitian tersebut menunjuk- selektif dalam memilih aplikasi yang akan

kan bahwa kecerdasan emosional memiliki digunakan oleh perusahaan. Hal ini harus

korelasi positif dengan prestasi akademis disesuaikan dengan proses bisnis perusa-

mahasiswa.

haan, sehingga penggunaan aplikasi ERP Kecerdasan emosional memotivasi indi- dapat memberikan hasil yang maksimal bagi

vidu untuk menggali potensi dalam dirinya. perusahaan.

Kecerdasan emosional dapat meningkatkan Kecerdasan emosional merupakan wa-

kinerja dan professionalitas seseorang. Ke- cana baru di wilayah psikologi setelah berta-

cerdasan emosional memiliki peran yang hun-tahun masyarakat meyakini bahwa fak-

sangat penting untuk mencapai keberhasil- tor penentu keberhasilan hidup seseorang

an di dunia pendidikan dan dunia kerja, ser- adalah IQ (Intelectual Quotient). Temuan

ta di lingkungan masyarakat. penelitian di bidang psikologi dilakukan oleh

Reksohadiprodjo dan Handoko, (1997- Gardner (1993) tentang multiple intelligence.

252) motivasi adalah keadaan dalam pribadi Gardner (1993) mengemukakan bahwa ma-

seorang yang mendorong keinginan individu nusia memiliki banyak kecerdasan, bukan

melakukan kegiatan-kegiatan tertentu un-

62 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 1, April 2013, Hlm. 55-74 tuk mencapai tujuan. Motivasi erat kaitan-

nya dengan dengan timbulnya suatu ke- cenderungan untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan. Ada hubungan yang kuat antara kebutuhan motivasi, perbuatan atau tingkah laku, tujuan dan kepuasan, karena setiap perubahan senantiasa berkat adanya dorongan motivasi.

Motivasi timbul karena adanya suatu kebutuhan dan karenanya perbuatan terse- but terarah pencapaian tujuan tertentu. Apabila tujuan telah tercapai maka akan tercapai kepuasan dan cenderung untuk di- ulang kembali, sehingga lebih kuat dan man- tap. Hirarki kebutuhan menurut Maslow (Robbins1996:127) bahwa motivasi didasar- kan atas tingkat kebutuhan yang disusun menurut prioritas kekuatannya. Apabila ke- butuhan pada tingkat bawah telah dipenuhi maka kondisi ini menimbulkan kebutuhan untuk memenuhi perilaku yang menuntut kebutuhan yang lebih tinggi. Tingkat kebu- tuhan terbawah adalah kebutuhan fisiologis atau kebutuhan untuk hidup terus misal- nya kebutuhan untuk makan, tidur udara dan sebagainya. Setelah kebutuhan terse- but terpenuhi, maka kebutuhan selanjutnya adalah kebutuhan akan keselamatan atau keamanan.

Motivasi belajar dapat timbul dari karakteristik–karakteristik intrinsik mau- pun dari sumber–sumber motivasi di luar diri mahasiswa. Motivasi dapat dianalogikan sebagai sebuah kendaraan dimana mesin bekerja menggerakkan sebuah kendaraan sesuai arah yang ditentukan oleh pengemu- di. Tugas penting bagi dosen adalah meren- canakan bagaimana dosen akan mendukung motivasi mahasiswa. Tugas utama dosen sebagai pendidik professional dan ilmuan adalah mentransformasikan, mengembang- kan, dan menyebarluaskan ilmu pengeta- huan dan teknologi dan seni melalui pen- didikan, penelitian dan pengabdian ma- syarakat. Dalam pelaksanaan tugas sebagai pendidik, dosen harus mampu memotivasi mahasiswa, berperan sebagai fasilitator dan pembimbing yang menyediakan hal-hal yang harus diamati, diperhatikan, dibaca, dan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh mahasiswa.

Metode pengajaran dosen akan mem- pengaruhi cara berpikir mahasiswa. Dosen dapat mengendalikan arah berpikir ma- hasiswa. Bertanya pada diri sendiri dan memperkirakan jawabannya menyebabkan berpikir kreatif, merupakan sarana untuk

memecahkan masalah yang pelik dan dapat membantu seorang anak untuk belajar “menemukan situasi yang menyenangkan, meskipun orang lain merasa jemu”. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk belajar.

Menurut Sutadipura dalam Nugraheni (2009) yang memberikan pendapat menge- nai motivasi dalam praktik belajar, motivasi belajar adalah suatu proses di mana proses tersebut:

a. Membimbing peserta didik ke arah pe- ngalaman-pengalaman dimana kegiatan belajar dapat berlangsung.

b. Memberikan kekuatan, aktivitas dan ke- waspadaan yang memadai.

c. Pada suatu saat mengarahkan perhatian peserta didik terhadap suatu tujuan.

d. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu ke arah yang lebih baik melalui pengalaman dan latihan. Sedangkan mengajar merupakan usaha seorang pendidik untuk menyampaikan pengetahuan atau informasi kepada ma- hasiswa. Belajar dan mengajar dianggap sebagai proses karena di dalamnya ter- dapat interaksi (hubungan timbal balik) antara pendidik dan mahasiswa. Proses itulah yang disebut pembelajaran.

Sudjana (2001) mendefinisikan pembe- lajaran sebagai upaya mengatur dan meng- organisasikan lingkungan di sekitar maha- siswa yang dapat mendorong dan memudah- kan mahasiswa dalam melakukan kegiatan belajar secara optimal. Pembelajaran dalam akuntansi saat ini telah mengintegrasikan sistem Enterprise Resource Planning (ERP) untuk mengurangi kesenjangan antara du- nia bisnis dengan dunia pendidikan pergu- ruan tinggi. Kerumitan sistem informasi ERP menjadikan pembelajaran merupakan suatu hal yang penting bagi para pengguna. Pem- belajaran bukanlah aktivitas tambahan, me- lainkan bagian dari rancangan awal sistem Enterprise Resource Planning (ERP).

Winkle (1987) mengemukakan bahwa penilaian dilakukan melalui peninjauan terhadap hasil yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Menurut Budhiyanto dan Nugroho (2004), hasil pembelajaran akuntansi dinyatakan dengan tingkat pemahaman mahasiswa ter- hadap apa yang sudah dipelajari.

Nilai akhir mahasiswa dapat diketahui setelah diadakan ujian dan quiz, serta pe-

Harris, Mardiyati, Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi Atas Sistem...63 nilaian terhadap partisipasi aktif dan tugas

litian yang diperoleh secara langsung dari terstruktur mahasiswa. Nilai akhir dapat

sumber asli atau tidak melalui perantara memperlihatkan tinggi atau rendahnya hasil

(Indriantoro dan Supomo 2002). pembelajaran yang berhasil dicapai maha-

Penelitian ini menggunakan dua jenis siswa. Dalam penelitian ini, hasil pembela-

variabel yaitu variabel dependen dan varia- jaran yang diperoleh oleh mahasiswa peng-

bel independen. Variabel dependen yang guna aplikasi Enterprise Resource Planning

digunakan pada penelitian ini adalah hasil (ERP) ditentukan dengan nilai akhir pada

pembelajaran aplikasi Enterprise Resource praktikum SAP ERP dalam mata kuliah

Planning (ERP). Hasil pembelajaran aplikasi Sistem Informasi Manajemen.

ERP(Y) yang dimaksud adalah nilai akhir yang diperoleh mahasiswa pada praktikum

METODE

SAP ERP dalam mata kuliah Sistem Infor- Populasi yang diambil dalam penelitian

masi Manajemen.

ini adalah mahasiswa Strata 1 (S1) Fakultas Ukuran nilai digolongkan sebagai beri- Ekonomi dan Bisnis yang dikenalkan ap-

kut : A = sangat baik, B = baik, C = cukup, D likasi ERP dalam proses pembelajarannya.

= kurang, E = jelek. Jika diberi bobot maka Populasi diambil dari keseluruhan maha-

nilai tersebut akan berupa: siswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang

Variabel independen adalah variabel memanfaatkan aplikasi sistem informasi

yang mempengaruhi variabel dependen, manajemen yaitu SAP ERP dalam perkulia-

entah secara positif atau negatif (Sekaran han. Metode pengambilan sampel yang di-

2006). Variabel dependen diukur dengan gunakan dalam penelitian ini adalah metode

menggunakan skala Likert 5 point, yaitu non-probability sampling dan metode purpo-

skor terendah 1 yang menyatakan sangat sive sampling . Untuk mendapatkan sampel

tidak setuju hingga skor tertinggi 5 yang yang dapat menggambarkan populasi, maka

menyatakan sangat setuju. Adapun variabel dalam penentuan jumlah sampel penelitian

independennya adalah :

ini digunakan rumus Bungin (2006). Jumlah Kecerdasan Emosional (X 1 ) sampel minimal dalam penelitian ini beru-

Bar-On (2000) dalam Stein dan Book kuran 92 mahasiswa S1 yang telah menem-

(2006) mengklasifikasikan definisi dasar puh mata kuliah Sistem Informasi Manaje-

tentang kecerdasan emosional menjadi lima men dan pernah mempelajari aplikasi ERP.

kemampuan utama, yaitu Intrapersonal Re- Metode survey yang dilakukan pada

alm (Ranah Intrapribadi) yang terdiri dari: penelitian ini yaitu dengan melakukan pe-

(1) Emotional self-awareness (kesadaran diri ngumpulan data menggunakan kuesion-

emosional) merupakan kemampuan untuk er. Peneliti membagikan kuesioner secara

mengenali perasaan sendiri. (2) Assertive- langsung kepada responden untuk diisi

ness (ketegasan) merupakan kemampuan dan dikembalikan pada saat itu juga. Dari

untuk mengekspresikan perasaan, keya- metode survey yang menggunakan kuesio-

kinan, dan pemikiran serta mempertahan- ner, akan dihasilkan data yang disebut data

kan hak pribadi secara konstruktif. (3) Self primer. Data primer merupakan data pene-

regard merupakan kemampuan untuk dapat

Tabel 1 Daftar Ukuran Nilai

Nilai Angka

Nilai Huruf

Sumber : Data Sekunder (Buku Pedoman Akademik 2011/2012)

64 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 1, April 2013, Hlm. 55-74 menghargai dan menerima sifat dasar priba-

atas indikator lingkungan pembelajaran, di yang pada dasarnya baik. (4) Independen-

penggunaan kasus sebagai pemicu (trigger

ce (kemandirian) merupakan kemampuan problem) , proses pembelajaran di bawah untuk dapat mengarahkan dan mengendali-

bimbingan fasilitator, dan proses pembela- kan diri dalam berpikir dan bertindak, serta

jaran peserta didik dalam peningkatan skill terbebas dari ketergantungan emosional. (5)

(Neo 2004). Variabel ini diperoleh dengan Self actualization (aktualisasi diri) merupa-

kuesioner problem based learning (PBL) yang kan kemampuan menyadari kapasitas po-

terdiri dari 14 pernyataan. tensi diri.

Lingkungan Pembelajaran. Penelitian Interpersonal Realm (Ranah Antar pri-

ini menggunakan elemen variabel lingkung- badi) yang terdiri dari: (1) Empathy (empati)

an pembelajaran berdasarkan konsep Amilin merupakan kemampuan untuk memahami,

dan Kuarto (2011) yang diadaptasi dari Neo mengerti, serta menghargai perasaaan orang

(2004), yaitu sebagai berikut: (1) Aplikasi lain. (2) Social responsibility (tanggung jawab

pengalaman belajar (2) Kesempatan belajar sosial) merupakan kemampuan untuk me-

secara mandiri (3) Pemahaman materi se- nampilkan diri secara kooperatif, kontribu-

cara mendalam (4) Kebutuhan belajar tif, dan konstruktif sebagai anggota kelom-

Trigger problem . Penelitian ini menggu- pok masyarakat. (3) Interpersonal relation-

nakan elemen variabel trigger problem ber- ship (hubungan interpersonal) merupakan

dasarkan konsep Amilin dan Kuarto (2011) kemampuan untuk membina hubungan

yang diadaptasi dari Neo (2004), yaitu seb- yang saling menguntungkan, yang tercermin

agai berikut: (1) Tantangan dari kasus yang dari kedekatan afektif serta keinginan untuk

diberikan (2) Memperoleh pengetahuan baru saling memberi dan menerima.

(3) Kualitas kasus (4) Pencapaian sasaran Adaptability Realm (Ranah Penyesu-

belajar.

aian Diri) yaitu: (1) Reality testing (menguji Facilitator. Penelitian ini menggunakan kenyataan) merupakan kemampuan untuk

elemen variabel facilitator berdasarkan kon- menghubungkan antara pengalaman dan

sep Amilin dan Kuarto (2011) yang diadapta- kondisi saat ini secara obyektif. (2) Flexibility

si dari Neo (2004), yaitu sebagai berikut: (1) (fleksibilitas) merupakan kemampuan un-

Peran dosen dalam memotivasi mahasiswa tuk mengatur pikiran, emosi, dan perilaku

(2) Peran dosen dalam memancing daya kri- sesuai dengan situasi dan kondisi yang

tis mahasiswa

berubah-ubah. (3) Problem solving merupa- Peningkatan skill. Penelitian ini meng- kan kemampuan untuk mengidentifikasi

gunakan elemen variabel peningkatan skill dan mendefinisikan masalah, dan menerap-

berdasarkan konsep Amilin dan Kuarto kan solusi secara efektif.

(2011) yang diadaptasi dari Neo (2004), yaitu Stress Management Realm (Ranah

sebagai berikut: (1) Peningkatan self-direct- Pengendalian Stres) (1) Stress tolerance

ed learning skills dan reasoning skills (2) (menghadapi stres) merupakan kemampu-

Peningkatan kemampuan memecahkan ma- an untuk menghadapi kejadian dan situasi

salah (problem solving skills) (3) Peningkatan yang penuh tekanan, serta menanganinya

tingkat pengetahuan (knowledge level) (4) secara aktif dan positif tanpa harus terjatuh.

Peningkatan kemampuan memahami dan (2) Impulse Control (mengendalikan impuls)

mengingat (retain and recall) merupakan kemampuan untuk menunda

Peneliti mengambil instrumen pene- atau menahan keinginan, godaan, atau do-

litian yang telah dikembangkan dan diuji rongan untuk bertindak.

validitasnya oleh peneliti sebelumnya. Pene- General Mood Realm (Ranah Suasana

litian ini merupakan kombinasi dari kedua Hati) (1) Optimisme merupakan kemampuan

teori penelitian tersebut. Penelitian yang untuk melihat sisi positif dari kehidupan dan

dilakukan oleh Fallahzadeh (2011) menguji bisa menjaga sifat yang positif, walaupun

mengenai korelasi antara kecerdasan emo- menghadapi situasi yang buruk. (2) Happi-

sional dengan prestasi akademis mahasiswa. ness (kebahagiaan) merupakan kemampuan

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh untuk merasa puas akan kehidupan, menik-

Amilin dan Kuarto (2011), menguji menge- mati kehidupan pribadi dengan orang lain,

nai pengaruh tiga kecerdasan dan problem serta bersenang-senang dan mengekpresi-

based learning terhadap hasil pembelajaran kan emosi yang positif.

software akuntansi. Di dalam penelitian ini, Pembelajaran berbasis kasus terdiri

peneliti mengukur variabel-variabel yang mempengaruhihasil pembelajaran aplikasi

Harris, Mardiyati, Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi Atas Sistem...65 ERP yaitu variabel kecerdasan emosional

an menunjukkan sejauh mana pengukuran dan pembelajaran berbasis kasus.

tersebut tanpa bias dan menjamin pengu- Motivasi Belajar (X3). Motivasi belajar

kuran yang konsisten lintas waktu dan lin- adalah kondisi internal yang mampu me-

tas beragam item dalam instrumen (Sekaran nimbulkan dorongan untuk (belajar) guna

2006). Untuk menguji reliabilitas instrumen mencapai tujuan dalam rangka memenuhi

digunakan uji Cronbach Alpha. Adapun ni- kebutuhan. Motivasi intrinsik timbul dari

lai Cronbach Alpha yang bisa diterima harus dalam diri seseorang atau motivasi yang erat

lebih besar dari 0,6 (Ghozali 2006). hubungannya dengan tujuan belajar, misal-

Analisis statistik deskriptif yang digu- nya : ingin memahami suatu konsep, ingin

nakan dalam penelitian ini ialah analisis memperoleh pengetahuan dan sebagainya.

descriptive . Statistik deskriptif adalah statis- Faktor-faktor yang dapat menimbulkan

tik yang digunakan untuk menganalisis data motivasi intrinsik adalah: (a) Adanya kebu-

dengan cara mendeskripsikan data yang tuhan (b) Adanya pengetahuan tentang ke-

telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa majuan dirinya sendiri (c) Adanya cita-cita

bermaksud membuat kesimpulan yang ber- atau aspirasi.

laku untuk umum (Sugiyono 1998). Motivasi belajar mahasiswa difokuskan

Pengujian asumsi klasik yang dilaku- kepada motivasi berprestasi yang diartikan

kan pada penelitian ini meliputi uji norma- sebagai dorongan untuk mengerjakan suatu

litas, uji multikolinearitas, dan uji heteroke- tugas dengan sebaik-baiknya berdasarkan

dastisitas. Uji normalitas dilakukan meng- standar keunggulan. Motivasi bukan seke-

gunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov dar dorongan untuk berbuat, tetapi me-

Test . Uji multikolinearitas dilakukan dengan ngacu kepada suatu ukuran keberhasilan

menggunakan perhitungan nilai VIF (Vari- berdasarkan penilaian terhadap tugas yang

ance Inflation Factor). Uji heterokedastisitas dikerjakan seseorang. Adapun indikator

dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. motivasi berprestasi dibedakan berdasarkan

Pada penelitian ini, alat yang digu- aspek ciri-ciri motivasi berprestasi sebagai

nakan adalah metode regresi linier berganda berikut : Pertama, berorientasi pada keber-

(Ghozali 2006) dengan bantuan SPSS versi hasilan, dengan indikator :(1) sensitif terha-

16.0. Adapun model yang dipakai adalah: dap hal-hal yang berkaitan dengan pening-

Y=α+β 1 X 1 +β 2 X 2 +β 3 X 3 +e katan prestasi unggul (2) kegiatan-kegiatan

untuk mencapai prestasi unggul. Kedua, an-

Di mana:

tipasi kegagalan, dengan indikator : (1) cer-

= Variabel dependen hasil pembelajaran mat menentukan target prestasi, (2) dapat

aplikasi ERP

menanggulangi berbagai penghambat pen-

= Konstanta/intercept capaian keberhasilan. ketiga, inovatif, de-

X 1 = Variabel independen kecerdasan emo- ngan indikator : (1) menemukan suatu cara

sional

yang lebih singkat dan lebih mudah, (2) me-

X 2 = Variabel independen pembelajaran nyukai tantangan, baik dari dalam maupun

berbasis kasus

X 3 = Variabel independen motivasi belajar indikator : (1) kesempurnaan penyelesaian

dari luar. Keempat tanggung jawab, dengan

= Koefisien regresi variabel independen tugas dan percaya diri, (2) tangguh dalam

e = Variabel gangguan (error) menyelesaikan tugas. Pada penelitian ini, semua variabel HASIL DAN PEMBAHASAN Obyek dalam penelitian ini adalah

independen diukur dengan menggunakan mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas skala Likert 5 point, yaitu skor terendah 1

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang menyatakan sangat tidak setuju dan

Malang angkatan 2009 yang telah menem- tertinggi 5 yang menyatakan sangat setuju.

puh mata kuliah sistem informasi akuntansi. Menurut Sekaran (2006), validitas

Kuesioner yang disebarkan berjumlah 100 menguji seberapa baik suatu instrumen

buah. Setelah terkumpul, kuesioner yang yang dibuat mengukur konsep tertentu

kembali 88 kuesioner. Adapun kriteria pur- yang ingin diukur. Uji validitas yang dilaku-

posive sampling dalam penelitian ini adalah kan dengan membandingkan antara angka

mahasiswa angkatan 2009 yang telah me- korelasi Product Moment Pearson (r hitung)

nempuh sistem informasi akuntansi. pada level signifikansi 0,05 nilai kritisnya

Pada tahap pengumpulan data, peneliti (Ghozali 2006). Reliabilitas suatu pengukur-

menyebarkan 100 kuesioner secara langsung

66 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 1, April 2013, Hlm. 55-74 kepada responden. Kuesioner yang disebar

but karena nilai korelasi semua butir per- telah diterima sebanyak 88 dan tidak leng-

nyataan lebih besar dari r tabel, r bt> r tabel kap sebanyak 12 kuesioner. Seluruh kue-

dengan tingkat kepercayaan 95%, yaitu t bt sioner yang kembali diketahui 6 kuesioner

diantaranya tidak memenuhi syarat dan 82 Uji reliabilitas ini digunakan untuk kuesioner telah memenuhi syarat untuk di-

mengetahui apakah instrumen yang digu- jadikan sampel dalam penelitian ini.

nakan dapat diandalkan atau bersifat kons- Hasil analisis statistik deskriptif yang

tan dari waktu ke waktu, artinya apabila dilakukan dengan menggunakan SPSS 15

alat ukur yang ada dapat diterapkan pada menunjukkan bahwa persentase mahasiswi

obyek yang sama secara berulang-ulang dan yang menjadi responden dalam penelitian

menghasikan ukuran yang mendekati uku- ini adalah 54,88% dan 42,12% adalah ma-

ran sebelumnya. Dalam penelitian ini relibi- hasiswa. Berikut merupakan tabel distribusi

litas diukur dengan rumus Alpha atau Alpha frekuensi jenis kelamin:

Cronbach . Nilai alpha yang diperoleh menun- Hasil analisis statistik deskriptif

jukkan tingkat reliabilitas yang dimiliki oleh menunjukkan bahwa persentase usia yang

butir pertanyaan yang digunakan dalam menjadi responden dalam penelitian ini

penelitian. Semakin tinggi nilai alpha maka adalah kurang dari 17 tahun 0%, 17-19 ta-

semakin tinggi tingkat reliabilitasnya. Menu- hun 2,43%, 20-22 tahun 78,04%, 23-25 ta-

rut Ghozali (2009:46) suatu kontruk atau hun 7,31%, dan >25 tahun 12,20% adalah

variabel dikatakan reliabel jika memberikan mahasiswa. Berikut merupakan tabel distri-

nilai cronbanch’s Alpha > 0,60. Berikut ini busi frekuensi jenis kelamin:

adalah hasil uji reliabilitas yang menunjuk- Ada dua macam pengujian data dalam

kan reliabilitas setiap variabel. penelitian ini yaitu uji validitas dan uji reali-

Berdasarkan Tabel 6, uji reliabilitas bilitas. Kedua pengujian tersebut menggu-

dari setiap variabel memiliki nilai cronbanch nakan bantuan program SPSS 15 (Statistical

alpha diatas 0,60 yang berarti dapat di- Programfor Social Scince) for Windows.

katakan seluruh variabel pada instrument Suatu instrumen dikatakan valid jika

penelitian telah memenuhi reliabilitas. dapat mengukur construct sesuai yang di-

Model regresi linier berganda dapat harapkan peneliti (Indriantoro dan Supomo

disebut sebagai model yang baik jika model 2002). Metode yang digunakan untuk meng-

tersebut memenuhi beberapa asumsi yang uji validitas adalah dengan menghitung ko-

kemudian disebut dengan asumsi klasik. Uji relasi antar item pertanyaan dengan skor

ini dilakukan agar data-data yang diguna- total semua item, hasil koefisien korelasi

kan dalam penelitian merupakan data yang dibandingkan dengan korelasi tabel product

dapat diandalkan. Proses pengujian asumsi moment pearson. A rah positif berarti r bt

klasik dilakukan bersamaan dengan pro- (nilai korelasi yang akan digunakan untuk

ses uji regresi. Ada empat uji asumsi klasik mengukur validitas harus lebih besar dari r

yang dilakukan terhadap model regresi pada tabel)

penelitian ini, antara lain sebagai berikut; Sebelum melakukan penghitungan vali-

model regresi dapat dikatakan memenuhi ditas, dicari r Tabel dengan n=82 dan tingkat

asumsi normalitas jika residual yang dise- kepercayaan 95%, yaitu 0,215 dan berikut

babkan oleh model regresi berdistribusi ini adalah hasil uji validitas. Berdasarkan

normal. Untuk menguji asumsi ini, peneliti Tabel 5 dapat diketahui hasil pengujian va-

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Bila liditas untuk setiap butir pernyataan. Setiap

probabilitas hasil uji Kolmogoro-Smirnov pernyataan diatas terbukti valid, hal terse-

lebih besar dari 0,05 maka asumsi normali-

Tabel 2 Sampel dan Tingkat Pengembalian

Total Kuesioner yang disebar 100 Total Kuesioner yang kembali

88 Tingkat Pengembalian

88% Kuesioner yang tidak memenuhi syarat

6 -Responden tidak mengisi kuesioner dengan lengkap

Total Kuesioner yang dapat diolah

Harris, Mardiyati, Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi Atas Sistem...67