MAKALAH BAHASA INDONESIA arab .doc(1)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan gejolak. Pada saat
ini perubahan sosial yang begitu cepat (terutama di kota-kota besar), serta
sarana serta prasarana komunikasi dan perhubungan sudah sedemikian
maju, ditambah lagi adanya kesimpangsiuran norma (keadaan anmie).
Kondisi intern dan ekstern remaja yang demikian merupakan kondisi yang
sangat rawan dalam perkembangan kejiwaan individu, sehingga sangat
rawan juga terhadap timbulnya perilaku menyimpang pada remaja,
khususnya dalam bentuk kenakalan remaja.
Dalam perspektif perilaku menyimpang, masalah sosial terjadi karena
terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun
dari nilai dan norma social yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat
dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya
sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat
mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku
yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang.
Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang perlu
membedakan adanya perilaku menyimpang yang tidak disengaja dan yang
disengaja, diantaranya karena si pelaku kurang memahami aturan-aturan
yang ada. Sedangkan perilaku yang menyimpang yang disengaja, bukan
karena si pelaku tidak mengetahui aturan. Hal yang relevan untuk
memahami bentuk perilaku tersebut, adalah mengapa seseorang melakukan
penyimpangan, sedangkan ia tahu apa yang dilakukan melanggar aturan.
Becker (dalam Soerjono Soekanto,1988,26), mengatakan bahwa tidak
ada alasan untuk mengasumsikan hanya mereka yang menyimpang
mempunyai dorongan untuk berbuat demikian. Hal ini disebabkan karena
1 | Page
Kenakalan Remaja
pada dasarnya setiap manusia pasti mengalami dorongan untuk melanggar
pada situasi tertentu, tetapi mengapa pada kebanyakan orang tidak menjadi
kenyataan yang berwujud penyimpangan, sebab orang dianggap normal
biasanya dapat menahan diri dari dorongan-dorongan untuk menyimpang.
Masalah sosial perilaku menyimpang tentang Kenakalan Remaja bisa
melalui pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan
individual melalui pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan sosialisasi,
perilaku akan diidentifikasi sebagai masalah sosial apabila ia tidak berhasil
dalam melewati belajar sosial (sosialisasi). Tentang perilaku disorder di
kalangan anak dan remaja (Kauffman , 1989 : 6) mengemukakan bahwa
perilaku menyimpang juga dapat dilihat sebagai perwujudan dari konteks
sosial. Perilaku disorder tidak dapat dilihat secara sederhana sebagai
tindakan yang tidak layak, melainkan lebih dari itu harus dilihat sebagai hasil
interaksi
dari
transaksi
yang
tidak
benar
antara
seseorang
dengan
lingkungan sosialnya.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1.
Apa pengertian dari Kenakalan Remaja?
2.
Apa sajakah ciri-ciri pokok kenakalan remaja?
3.
Apa sajakah karakteristik atau bentuk-bentuk kenakalan remaja?
4.
Apa sajakah faktor – faktor penyebab kenakalan remaja?
5.
Siapa sajakah pihak yang terkait dengan penanganan kenakalan remaja?
6.
Bagaimana upaya penanggulangan masalah kenakalan remaja?
2 | Page
Kenakalan Remaja
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan
oleh seseorang remaja baik secara sendirian maupun secara kelompok yang
bersifat melanggar ketentuan- ketentuan hukum, moral, dan sosial yang
berlaku di lingkungan masyarakatnya (Singgih, 1978). Intinya kenakalan
remaja adalah perilaku menyimpang dari atau melanggar hukum (Sarwono,
2002:207), dan perilaku melanggar hukum yang dilakukan oleh orang muda
yang biasanya dibawah umur 16-18 tahun ( Musen,dkk, 1994:557).
Menurut jansen( dalam Sarwono, 2002:207) kenakalan remaja dibagi
menjadi 4 jenis, yaitu:
a.
Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, misalnya:
perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-lain.
b.
Kenakalan yang menimbulkan korban materi, misal : perusakan,
pencurian, pencopetan, pemerasan, perampokan dan lain-lain.
c.
Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak lain, misal :
pelacuran, penyalahgunaan obat.
d.
Kenakalan yang melawan status, misal : membolos, minggat dari rumah.
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja
kedalam tiga tingkatan :
1.
kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos
sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit
2.
kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti
mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin
3 | Page
Kenakalan Remaja
3.
kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks
diluar nikah, pemerkosaan dll.
2.2
a)
Ciri-Ciri Pokok Kenakalan Remaja :
Dalam pengertian kenakalan, harus terlibat adanya perbuatan atau
tingkah laku moral.
b)
Kenakalan tersebut mempunyai tujuan yang a-sosial yakni dengan
perbuatan atau tingakah laku tersebut ia bertentangan dengan nilai atau
norma sosial yang ada dilingkungan hidupnya.
c)
Kenakalan remaja merupakan kenakalan yang dilakukan oleh mereka yang
berumur diantara 13-17 tahun. Mengingat di Indonesia pengertian dewasa
selain ditentukan oleh status pernikahan, maka dapat ditambahkan bahwa
kenakalan remaja adalah perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh
mereka yang berumur anatara 13-17 tahun dan belum menikah.
d)
Kenakalan remaja dapat dilakukan oleh seoarang remaja saja, atau dapat
juga dilakukan bersama-sama suatu kelompok remaja.
Selain
diperhatikan
itu,
untuk
faktor
menilai
kesengajaan
kenakalan
atau
remaja
kesadaran
hendaknya
dari
individu
perlu
yang
bersangkutan. Selama anak atau remaja itu tidak tahu, tidak sadar, dan tidak
sengaja melanggar hukum dan tidak tahu pula akan konskuensinya maka ia
tidak dapat digolongkan sebagai nakal.
Kenakalan remaja dapat kita golongkan dalam dua kelompok besar,
sesuai dengan kaitannya dengan norma hukum, yakni:
a)
Kenakalan remaja bersifat a-moral dan a-sosial dan tidak diatur dalam
undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan kedalam
perbuatan melanggar hukum.
b)
Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai
dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan
melanggar hukum. Acapkali sulit untuk menentukan apakah tingkah laku
seoarang remaja semata-mata merupakan kenakalan remaja atau hanya
merupakan kelalaian tingkah laku sesuai dengan taraf perkembangan yang
4 | Page
Kenakalan Remaja
sedang dialami. Maka akan diperinci lebih lanjut bentuk tingkah laku apakah
yang dapat digolongkan dalam kedua kelompok ini.
2.3
Karakteristik atau Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja.
Dari pengumpulan kasus mengenai kenakalan yang dilakuakan oleh
remaja dan pengamatan murid disekolah lanjutan maupun mereka yang
sudah putus sekolah dapat dilihat adanya gejala :
1.
Membohong : memutar – balikkan kenyataan denagn tujuan menipu orang
atau menutupi kesalahan.
2.
Membolos : pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak
sekolah.
3.
Kabur : meninggalkan rumah tanpa izin orang tua atau menentang
keinginan orang tua.
4.
Keluyuran : pergi sendiri maupun berkelompok tanpa tujuan, dan mudah
menimbulkan perbuatan iseng yang negatif.
5.
Bersenjata tajam : memiliki dan membawa benda yang membahayakan
orang
lain,
sehingga
mudah
terangsang
untuk
mempergunakannya.
Misalnya: pisau, pistol, pisau silet, krakeling, dan sebagainya.
6.
Pergaulan buruk : bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk,
sehingga mudah terjerat dalam perkara yang benar-benar kriminal.
7.
Berpesta pora hura-hura : berpesta pora semalam suntuk tanpa
pengawasn, sehingga timbul tindakan – tindakan yang kurang bertanggung
jawab ( a-moral dan a-sosial).
8.
Membaca pornograf : membaca buku-buku cabul, pornografi dan
kebiasaan menggunakan bahasa yang tidak sopan, tidak senonoh, seolaholah menggambarkan kurangnya perhatian dan pendidikan dari orang
dewasa.
9.
Mengkompas : secara berkelompok meminta uang pada orang lain
dengan paksa, makan di rumah makan tanpa membayar, atau naik bis tanpa
karcis.
5 | Page
Kenakalan Remaja
10. Melacurkan diri : turut dalam pelacuran atau melacurkan diri baik dengan
tujuan kesulitan ekonomi maupun tujuan lainnya.
11.
Merusak diri : merusak diri dengan cara mentato tubuhnya, minum-
minuman keras, menghisap ganja, pecandu narkoba, sehingga merusak
dirinya maupun orang lain. Tampilan urakan, berpakaian tidak pantas juga
termasuk tingkah laku merusak diri.
2.4
Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali
mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang
mengganggu ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam
dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura seperti minumminuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan
lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang
ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja.
Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor
internal dan faktor eksternal. Berikut ini penjelasannya secara ringkas:
1. Faktor Internal
a. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan
konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.
Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi
kedua.
b. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku
'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua
tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk
bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
6 | Page
Kenakalan Remaja
2. Faktor Eksternal
a. Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih
sayang
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer
bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut
memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya
struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau
buruknya pertumbuhan kepribadian anak.
Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan
remaja seperti keluarga yang broken-home, rumah tangga yang berantakan
disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik
keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan sumber yang
subur untuk memunculkan delinkuensi remaja.
Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab
terjadinya kenakalan remaja antara lain:
1. Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan
pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya
masing–masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri
2. Kebutuhan fisik maupun psikis anak–anak remaja yang tidak terpenuhi,
keinginan dan harapan anak–anak tidak bisa tersalur dengan memuaskan,
atau tidak mendapatkan kompensasinya
3. Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat
diperlukan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan disiplin dan
kontrol-diri yang baik
7 | Page
Kenakalan Remaja
Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua
merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang
remaja dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari. Jadi
perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan faktor penyebab
terjadinya kenakalan remaja.
b. Minimnya pemahaman tentang keagamaan
Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga
menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan
moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai
moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah karena perubahan
waktu dan tempat.
Pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu
dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang
dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga
belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya.
Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di rumah tangga
dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik.
Maka pembinaan moral harus dimulai dari orang tua melalui teladan yang
baik berupa hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif, karena apa
yang diperoleh dalam rumah tangga remaja akan dibawa ke lingkungan
masyarakat. Oleh karena itu pembinaan moral dan agama dalam keluarga
penting sekali bagi remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan
merupakan cara untuk mempersiapkan hari depan generasi yang akan
datang, sebab kesalahan dalam pembinaan moral akan berakibat negatif
terhadap remaja itu sendiri.
Pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu
melalui kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan
bimbingan tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa
memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap
harinya.
8 | Page
Kenakalan Remaja
Kondisi masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu
pengetahuan mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan tata susila yang
dipegang teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal di belakang.
Dalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral
orang dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan
perbuatan – perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau
tauladan bagi anak-anak dan remaja sehingga berdampak timbulnya
kenakalan remaja.
c. Pengaruh dari lingkungan sekitar,
Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang
sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke
dalamnya
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak
remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya
pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang
baik maka ia akan menjadi baik pula.
Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering melakukan keonaran
dan mengganggu ketentraman masyarakat karena terpengaruh dengan
budaya barat atau pergaulan dengan teman sebayanya yang sering
mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja
umumnya sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor
negatifnya, karena anggapan ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.
d. Tempat pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa
lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika
anak berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini
9 | Page
Kenakalan Remaja
bahkan kita telah melihat di media adanya kekerasan antar pelajar yang
terjadi di sekolahnya sendiri. Ini adalah bukti bahwa sekolah juga
bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi moral yang terjadi di
negeri ini.
2.5 Akibat-Akibat yang Ditimbulkan Oleh Kenakalan
Remaja
1. Bagi diri remaja itu sendiri
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi
dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun
perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua
hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang
berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dampak
bagi mental yaitu kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada
mental-mental yang lembek, berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan
terus menyimpang dari segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi
aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja
10 | P a g e
Kenakalan Remaja
tersebut tidak memiliki orang yang membimbing dan mengarahkan.
2. Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang
punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila
remaja selaku anak dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari ajaran
agama, akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan
putusnya komunikasi antara orang tua dan anak. Tentunya hal ini sangat
tidak baik karena dapat mengakibatkan remaja sering keluar malam dan
jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya
untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau
mengkonsumsi narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa malu dan
kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu
dilakukan remaja hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya terhadap
apa yang terjadi dalam keluarganya.
3. Bagi lingkungan masyarakat
Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat,
dampaknya akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan
menganggap bahwa remaja itu adalah tipe orang yang sering membuat
keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat.
Mereka dianggap anggota masyarakat yang memiliki moral rusak, dan
pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk
merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang
lama dan hati yang penuh keikhlasan.
2.6
Pihak – Pihak yang Terkait Dengan Penanganan Kenakalan
Remaja
Ada beberapa pihak yang terkait dengan penanganan masalah kenakalan
remaja.
Kenakalan
biasanya
ditangani
langsung
oleh
orang
yang
berkepentingan atau pihak yang bersangkutan.
a)
Pihak sekolah, misalnya membolos ditangani oleh pihak sekolah.
11 | P a g e
Kenakalan Remaja
b)
Orang tua / keluarga, misalnya kabur dari rumah dan bergaul dengan
orang yang btidak disetujuioleh orang tua.
c)
Aparat penegak hukum.
Sekarang terlihat adanya perubahan dalam penanganan kenakalan
remaja dengan melibatkan aparatur negara penegak hukum. Kenakalan
remaja yang tadinya hanya ditangani oleh orang tua remaja yang
bersangkuatan, telah mulai diatur melalui hukum yang telah diberlakukan
oleh negara.
Kenakalan yang dianggap melanggar hukum diselesaikan melalui hukum
dan acap kali bisa disebut dengan istilah kejahatan. Kejahatan ini dapat
diklasifikasikan sesuai dengan berat ringannya pelanggaran kejahatan
tersebut, misalnya :
o Perjudian dan segala macam bentuk perjudian yang mempergunakan
uang.
o Pencurian dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan : pencopetan,
perampasan, penjambretan.
o Penggelapan barang.
o Penipuan dan pemalsuan.
o Pelanggaran tata susila, menjual gambar – gambar porno, film porno,
maupun pemerkosaan
o Pemalsuan uang dan pemalsuan surat – surat keterangan resmi.
o Tindakan – tindakan anti sosial ; perbuatan yang merugikan milik orang
lain.
o Percobaan pembunuhan.
o Menyebabkan kematian orang, turut tersangkut dalam pembunuhan.
o Pengguguran kandungan.
o
Penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian seseorang.
o Pengedaran narkoba, ganja, dan obat psikotropika yang menyebabkan
kerusakan mental orang lain yang mengkonsumsinya.
12 | P a g e
Kenakalan Remaja
2.7
Upaya Penanggulangan Masalah Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja macam apapun mempunyai akibat negatif baik bagi
masyarakat
umum
maupun
bagi
diri
remaja
sendiri.
Tindakan
penangguulangan masalah kenakalan dapat dibagi dalam : (1) Tindakan
Preventif, (2) Tindakan Represif, dan (3) Tindakan Kuratif
a.
Upaya Preventif
Tindakan preventif yakni segala tindakan yang mencegah timbulnya
kenakalan-kenakalan. Tindakan preventif untuk mencegah kenakalan remaja
dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1)
Usaha Pencegahan Timbulnya Kenakalan Remaja secara Umum
a)
Berusaha mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
b)
Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para
remaja.
Kesulitan-kesulitan
manakah
yang
biasanya
menjadi
sebab
timbulnya penyaluran dalam bentuk kenakalan
c)
Usaha pembinaan remaja, yang meliputi :
Menguatkan
sikap
mental
remaja
supaya
mampu
menyelesaikan
persoalan yang dihadapinya. Misalnya dengan meserasikan antara aspek
rasio dan aspek emosi.
Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengeluaran
dan ketrampilan, namun juga pendidikan mental dan pribadi melalui
pengajaran agama, budi pekerti dan etika.
Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi
perkembangan pribadi yang wajar.
Usaha memperbaiki keadaan lingkungan lingkungan sekitar, keadaan
sosial keluarga, maupun masyarakat di mana terjadi banyak kenakalan
remaja.
2)
Usaha Pencegahan Timbulnya Kenakalan Remaja Secara Khusus
Di sekolah, pendidikan mental ini khususnya dilakukan oleh guru, guru
pembimbing, atau psikolog sekolah bersama para pendidik lainnya. Usaha
13 | P a g e
Kenakalan Remaja
para pendidik harus diarahkan terhadap si remaja dengan mengamati,
memberikan perhatian khusus, dan mengawasi setiap penyimpangan
tingkahlaku remaja di rumah dan di sekolah.
Pemberian bimbingan terhadap para remaja dapat berupa :
a)
Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan dalam hubungan dengan
orang lain.
b)
Penyesuaian diri: mengenal dan menerima tuntutan dan penyesuaian diri
dengan tuntutan tersebut.
c)
Orientasi diri: mrngarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri
pribadi dan sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilai-nilai
sosial, moral dan etik.
Bimbingan dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu :
Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi
pada si remaja itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan
si remaja dan membantu mengatasinya
Pendekatan melelui kelompok dimana ia sudah merupakan anggota
kumpulan atau kelompok kecil tersebut :
Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat
Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkahlaku baik dan
merangsang hubungan sosial dengan baik
Mengadakan
kelompok
diskusi
dengan
memberikan
kesempatan
mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan
pengarahan yang positif
Dengan melakukan permainan bersama dan bekerja dalam kelompok
dipupuk solidaritas dan persekutuan dengan Pembimbing.
b.
Upaya Represif
Usaha menindakpelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan
dengan mengadakan hukuman terhadap setiap pelanggaran.
1)
Di rumah dan dalam lingkungan keluarga, remaja harus menaati
peraturan dan tata cara yang berlaku. Disamping peraturan tentu perlu
14 | P a g e
Kenakalan Remaja
adanya semacam hukuman yang dibuat orang tua terhadap pelanggaran
tata tertib dan tata cara keluarga. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa
pelaksanaan tata tertib dan tata cara keluarga harus dilakukan dengan
konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang
sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan dan umur. Seorang anak yang berumur 7 tahun
sudah harus berada di dalam rumah sebelum maghrib. Seorang remaja
mungkin saja pada waktu senja masih berada dalam perjalanan pulang ke
rumah setelah mengikuti aktivitas ekstrakurikuler. Sedangkan seorang
remaja lanjut pada waktu senja masih dalam perjalanan menuju kursus
bahasa misalnya.
2)
Di sekolah dan lingkungan sekolah, maka kepala sekolah dan guru yang
berwenang dalam melaksanakan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib
sekolah. Misalnya : Dalam pelanggaran tata tertib kelas dan peraturan yang
berlaku untuk pengendalian suasana pada waktu ulangan atau ujian. Akan
tetapi hukuman yang berat seperti “skorsing” maupun pengeluaran dari
sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing
bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran maupun akibatnya.
Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan
peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar maupun orang tua,
melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau
pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara atau seterusnya
tergantung dari macam pelanggran tata tertib sekolah yang telah digariskan.
c.
Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan kuratif dan rehabilitasi, dilakukan setelah tindakan pencegahan
lainnya dilaksanakan dan dianggap mengubah tingkah laku si pelanggar
remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui
pembinaan secara khusus, hal mana sering ditanggulangi oleh lembaga
khusus meupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini
perlu ditekankan bahwa segala usaha harus ditujukan ke arah tercapainya
15 | P a g e
Kenakalan Remaja
kepribadian yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan
menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat badani dan rohani, teguh
dalam kepercayaan dan iman sebagai anggota masyarakat, bangsa dan
tanah air.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari materi yang telah kami buat, dapat kami simpulkan sebagai berikut:
Kenakalan remaja adalah perbuatan atau tingkahlaku yang dilakukan oleh
seorang remaja baik secara sendirian maupun secara kelompok yang
bersifat melanggar ketentuan – ketentuan hukum, moral, dan sosial yang
berlaku
di
kenakalan
lingkungan
remaja
keluarganya,
masyarakatnya.
dapat
maupun
berpengaruh
masyarakatnya.
Tingkah
negatif
laku
yang
terhadap
Kenakalan
termasuk
diri
remaja,
remaja
dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu, pertama, kenakalan remaja yang bersifat
a-sosial dan a-moral yang belum diatur dalam hukum negara, dan kedua,
kenakalan remaja yang bersifat pelanggaran hukum dan sudah diatur dalam
hukum negara.
Bentuk – bentuk kenakalan remaja dapat dilihat dengan adanya gejala:
berbohong, membolos, kabur, keluyuran, bersenjata tajam, pergaulan buruk,
suka hura – hura, pesta pora yang sia – sia, membaca pornografi,
mengkompas, melacurkan diri, dan bentuk – bentuk kenakalan remaja yang
menjurus pada tindak kejahatan. Bentuk kenakalan remaja yang termasuk
dalam tindak kejahatan diselesaikan sesuai dengan prosedur hukum yang
berlaku.
Faktor – faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja dikelompokkan
menjadi dua yaitu, pertama: faktor internal, yakni faktor penyebab dari
dalam diri remaja. Kedua: faktor eksternal, yakni faktor penyebab yang
16 | P a g e
Kenakalan Remaja
berasal dari luar remaja, seperti: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan masyarakat.
Penanggulangan masalah kenakalan remaja dapat dilakukan dengan
cara: (1) Tindakan preventif, (2) Tindakan represif, dan (3) tindakan kuratif
dan rehabilitatif. Tindakan preventif dilakukan dengan cara memberikan
pembinaan dan pendidikan mental secara cukup pada remaja agar ia dapat
berlaku, bijak, bajik, dan bermoral.
3.2 Saran
Bagi Orang Tua
Sebaiknya
orang
tua
lebih
memperhatikan
anaknya.
Serta
memberi
pengarahan tentang cara bergaul. Orang tua harus bisa menjadi teman, agar
anak dapat terbuka dan anak dapat menjadikan orang tua sebagai seorang
sahabat terpercaya.
Para Pendidik (Guru)
Memberi gambaran bahwa, cukup banyak permasalahan tentang salah
pergaulan yang timbul diantara remaja. Oleh sebab itu konsultasi dan
penyuluhan tentang pergaulan yang baik dan benar sangat diperlukan, dan
kegiatan ini dapat berjalan dengan bantuan seorang guru.
Para Remaja
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan
dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma yang
berlaku di dalam masyarakat. Agar kita dapat menjadi remaja yang baik dan
agar kita bisa menciptakan Negara dan bangsa yang sukses.
Bagi Masyarakat Umum
17 | P a g e
Kenakalan Remaja
Bagi masyarakat umum hendaknya ikut berpartisipasi guna pencegahannya.
Apabila melihat hal-hal yang tidak wajar yang dilakukan oleh para remaja
segera laporkan ke penegak hukum setempat agar diberi penyuluhan dan
pengarahan.
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan
atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah dikesempatan berikutnya .
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.
18 | P a g e
Kenakalan Remaja
DAFTAR PUSTAKA
Soeparwoto, dkk. 2004. Psikologi Perkembangan. Semarang: UNNES PRESS.
Sarwono, S.W. 2002. Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
19 | P a g e
Kenakalan Remaja
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan gejolak. Pada saat
ini perubahan sosial yang begitu cepat (terutama di kota-kota besar), serta
sarana serta prasarana komunikasi dan perhubungan sudah sedemikian
maju, ditambah lagi adanya kesimpangsiuran norma (keadaan anmie).
Kondisi intern dan ekstern remaja yang demikian merupakan kondisi yang
sangat rawan dalam perkembangan kejiwaan individu, sehingga sangat
rawan juga terhadap timbulnya perilaku menyimpang pada remaja,
khususnya dalam bentuk kenakalan remaja.
Dalam perspektif perilaku menyimpang, masalah sosial terjadi karena
terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun
dari nilai dan norma social yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat
dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya
sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat
mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku
yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang.
Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang perlu
membedakan adanya perilaku menyimpang yang tidak disengaja dan yang
disengaja, diantaranya karena si pelaku kurang memahami aturan-aturan
yang ada. Sedangkan perilaku yang menyimpang yang disengaja, bukan
karena si pelaku tidak mengetahui aturan. Hal yang relevan untuk
memahami bentuk perilaku tersebut, adalah mengapa seseorang melakukan
penyimpangan, sedangkan ia tahu apa yang dilakukan melanggar aturan.
Becker (dalam Soerjono Soekanto,1988,26), mengatakan bahwa tidak
ada alasan untuk mengasumsikan hanya mereka yang menyimpang
mempunyai dorongan untuk berbuat demikian. Hal ini disebabkan karena
1 | Page
Kenakalan Remaja
pada dasarnya setiap manusia pasti mengalami dorongan untuk melanggar
pada situasi tertentu, tetapi mengapa pada kebanyakan orang tidak menjadi
kenyataan yang berwujud penyimpangan, sebab orang dianggap normal
biasanya dapat menahan diri dari dorongan-dorongan untuk menyimpang.
Masalah sosial perilaku menyimpang tentang Kenakalan Remaja bisa
melalui pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan
individual melalui pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan sosialisasi,
perilaku akan diidentifikasi sebagai masalah sosial apabila ia tidak berhasil
dalam melewati belajar sosial (sosialisasi). Tentang perilaku disorder di
kalangan anak dan remaja (Kauffman , 1989 : 6) mengemukakan bahwa
perilaku menyimpang juga dapat dilihat sebagai perwujudan dari konteks
sosial. Perilaku disorder tidak dapat dilihat secara sederhana sebagai
tindakan yang tidak layak, melainkan lebih dari itu harus dilihat sebagai hasil
interaksi
dari
transaksi
yang
tidak
benar
antara
seseorang
dengan
lingkungan sosialnya.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1.
Apa pengertian dari Kenakalan Remaja?
2.
Apa sajakah ciri-ciri pokok kenakalan remaja?
3.
Apa sajakah karakteristik atau bentuk-bentuk kenakalan remaja?
4.
Apa sajakah faktor – faktor penyebab kenakalan remaja?
5.
Siapa sajakah pihak yang terkait dengan penanganan kenakalan remaja?
6.
Bagaimana upaya penanggulangan masalah kenakalan remaja?
2 | Page
Kenakalan Remaja
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan
oleh seseorang remaja baik secara sendirian maupun secara kelompok yang
bersifat melanggar ketentuan- ketentuan hukum, moral, dan sosial yang
berlaku di lingkungan masyarakatnya (Singgih, 1978). Intinya kenakalan
remaja adalah perilaku menyimpang dari atau melanggar hukum (Sarwono,
2002:207), dan perilaku melanggar hukum yang dilakukan oleh orang muda
yang biasanya dibawah umur 16-18 tahun ( Musen,dkk, 1994:557).
Menurut jansen( dalam Sarwono, 2002:207) kenakalan remaja dibagi
menjadi 4 jenis, yaitu:
a.
Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, misalnya:
perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-lain.
b.
Kenakalan yang menimbulkan korban materi, misal : perusakan,
pencurian, pencopetan, pemerasan, perampokan dan lain-lain.
c.
Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak lain, misal :
pelacuran, penyalahgunaan obat.
d.
Kenakalan yang melawan status, misal : membolos, minggat dari rumah.
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja
kedalam tiga tingkatan :
1.
kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos
sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit
2.
kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti
mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin
3 | Page
Kenakalan Remaja
3.
kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks
diluar nikah, pemerkosaan dll.
2.2
a)
Ciri-Ciri Pokok Kenakalan Remaja :
Dalam pengertian kenakalan, harus terlibat adanya perbuatan atau
tingkah laku moral.
b)
Kenakalan tersebut mempunyai tujuan yang a-sosial yakni dengan
perbuatan atau tingakah laku tersebut ia bertentangan dengan nilai atau
norma sosial yang ada dilingkungan hidupnya.
c)
Kenakalan remaja merupakan kenakalan yang dilakukan oleh mereka yang
berumur diantara 13-17 tahun. Mengingat di Indonesia pengertian dewasa
selain ditentukan oleh status pernikahan, maka dapat ditambahkan bahwa
kenakalan remaja adalah perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh
mereka yang berumur anatara 13-17 tahun dan belum menikah.
d)
Kenakalan remaja dapat dilakukan oleh seoarang remaja saja, atau dapat
juga dilakukan bersama-sama suatu kelompok remaja.
Selain
diperhatikan
itu,
untuk
faktor
menilai
kesengajaan
kenakalan
atau
remaja
kesadaran
hendaknya
dari
individu
perlu
yang
bersangkutan. Selama anak atau remaja itu tidak tahu, tidak sadar, dan tidak
sengaja melanggar hukum dan tidak tahu pula akan konskuensinya maka ia
tidak dapat digolongkan sebagai nakal.
Kenakalan remaja dapat kita golongkan dalam dua kelompok besar,
sesuai dengan kaitannya dengan norma hukum, yakni:
a)
Kenakalan remaja bersifat a-moral dan a-sosial dan tidak diatur dalam
undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan kedalam
perbuatan melanggar hukum.
b)
Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai
dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan
melanggar hukum. Acapkali sulit untuk menentukan apakah tingkah laku
seoarang remaja semata-mata merupakan kenakalan remaja atau hanya
merupakan kelalaian tingkah laku sesuai dengan taraf perkembangan yang
4 | Page
Kenakalan Remaja
sedang dialami. Maka akan diperinci lebih lanjut bentuk tingkah laku apakah
yang dapat digolongkan dalam kedua kelompok ini.
2.3
Karakteristik atau Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja.
Dari pengumpulan kasus mengenai kenakalan yang dilakuakan oleh
remaja dan pengamatan murid disekolah lanjutan maupun mereka yang
sudah putus sekolah dapat dilihat adanya gejala :
1.
Membohong : memutar – balikkan kenyataan denagn tujuan menipu orang
atau menutupi kesalahan.
2.
Membolos : pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak
sekolah.
3.
Kabur : meninggalkan rumah tanpa izin orang tua atau menentang
keinginan orang tua.
4.
Keluyuran : pergi sendiri maupun berkelompok tanpa tujuan, dan mudah
menimbulkan perbuatan iseng yang negatif.
5.
Bersenjata tajam : memiliki dan membawa benda yang membahayakan
orang
lain,
sehingga
mudah
terangsang
untuk
mempergunakannya.
Misalnya: pisau, pistol, pisau silet, krakeling, dan sebagainya.
6.
Pergaulan buruk : bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk,
sehingga mudah terjerat dalam perkara yang benar-benar kriminal.
7.
Berpesta pora hura-hura : berpesta pora semalam suntuk tanpa
pengawasn, sehingga timbul tindakan – tindakan yang kurang bertanggung
jawab ( a-moral dan a-sosial).
8.
Membaca pornograf : membaca buku-buku cabul, pornografi dan
kebiasaan menggunakan bahasa yang tidak sopan, tidak senonoh, seolaholah menggambarkan kurangnya perhatian dan pendidikan dari orang
dewasa.
9.
Mengkompas : secara berkelompok meminta uang pada orang lain
dengan paksa, makan di rumah makan tanpa membayar, atau naik bis tanpa
karcis.
5 | Page
Kenakalan Remaja
10. Melacurkan diri : turut dalam pelacuran atau melacurkan diri baik dengan
tujuan kesulitan ekonomi maupun tujuan lainnya.
11.
Merusak diri : merusak diri dengan cara mentato tubuhnya, minum-
minuman keras, menghisap ganja, pecandu narkoba, sehingga merusak
dirinya maupun orang lain. Tampilan urakan, berpakaian tidak pantas juga
termasuk tingkah laku merusak diri.
2.4
Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali
mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang
mengganggu ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam
dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura seperti minumminuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan
lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang
ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja.
Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor
internal dan faktor eksternal. Berikut ini penjelasannya secara ringkas:
1. Faktor Internal
a. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan
konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.
Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi
kedua.
b. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku
'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua
tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk
bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
6 | Page
Kenakalan Remaja
2. Faktor Eksternal
a. Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih
sayang
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer
bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut
memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya
struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau
buruknya pertumbuhan kepribadian anak.
Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan
remaja seperti keluarga yang broken-home, rumah tangga yang berantakan
disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik
keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan sumber yang
subur untuk memunculkan delinkuensi remaja.
Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab
terjadinya kenakalan remaja antara lain:
1. Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan
pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya
masing–masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri
2. Kebutuhan fisik maupun psikis anak–anak remaja yang tidak terpenuhi,
keinginan dan harapan anak–anak tidak bisa tersalur dengan memuaskan,
atau tidak mendapatkan kompensasinya
3. Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat
diperlukan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan disiplin dan
kontrol-diri yang baik
7 | Page
Kenakalan Remaja
Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua
merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang
remaja dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari. Jadi
perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan faktor penyebab
terjadinya kenakalan remaja.
b. Minimnya pemahaman tentang keagamaan
Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga
menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan
moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai
moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah karena perubahan
waktu dan tempat.
Pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu
dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang
dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga
belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya.
Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di rumah tangga
dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik.
Maka pembinaan moral harus dimulai dari orang tua melalui teladan yang
baik berupa hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif, karena apa
yang diperoleh dalam rumah tangga remaja akan dibawa ke lingkungan
masyarakat. Oleh karena itu pembinaan moral dan agama dalam keluarga
penting sekali bagi remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan
merupakan cara untuk mempersiapkan hari depan generasi yang akan
datang, sebab kesalahan dalam pembinaan moral akan berakibat negatif
terhadap remaja itu sendiri.
Pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu
melalui kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan
bimbingan tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa
memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap
harinya.
8 | Page
Kenakalan Remaja
Kondisi masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu
pengetahuan mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan tata susila yang
dipegang teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal di belakang.
Dalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral
orang dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan
perbuatan – perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau
tauladan bagi anak-anak dan remaja sehingga berdampak timbulnya
kenakalan remaja.
c. Pengaruh dari lingkungan sekitar,
Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang
sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke
dalamnya
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak
remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya
pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang
baik maka ia akan menjadi baik pula.
Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering melakukan keonaran
dan mengganggu ketentraman masyarakat karena terpengaruh dengan
budaya barat atau pergaulan dengan teman sebayanya yang sering
mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja
umumnya sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor
negatifnya, karena anggapan ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.
d. Tempat pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa
lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika
anak berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini
9 | Page
Kenakalan Remaja
bahkan kita telah melihat di media adanya kekerasan antar pelajar yang
terjadi di sekolahnya sendiri. Ini adalah bukti bahwa sekolah juga
bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi moral yang terjadi di
negeri ini.
2.5 Akibat-Akibat yang Ditimbulkan Oleh Kenakalan
Remaja
1. Bagi diri remaja itu sendiri
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi
dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun
perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua
hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang
berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dampak
bagi mental yaitu kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada
mental-mental yang lembek, berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan
terus menyimpang dari segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi
aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja
10 | P a g e
Kenakalan Remaja
tersebut tidak memiliki orang yang membimbing dan mengarahkan.
2. Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang
punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila
remaja selaku anak dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari ajaran
agama, akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan
putusnya komunikasi antara orang tua dan anak. Tentunya hal ini sangat
tidak baik karena dapat mengakibatkan remaja sering keluar malam dan
jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya
untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau
mengkonsumsi narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa malu dan
kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu
dilakukan remaja hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya terhadap
apa yang terjadi dalam keluarganya.
3. Bagi lingkungan masyarakat
Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat,
dampaknya akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan
menganggap bahwa remaja itu adalah tipe orang yang sering membuat
keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat.
Mereka dianggap anggota masyarakat yang memiliki moral rusak, dan
pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk
merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang
lama dan hati yang penuh keikhlasan.
2.6
Pihak – Pihak yang Terkait Dengan Penanganan Kenakalan
Remaja
Ada beberapa pihak yang terkait dengan penanganan masalah kenakalan
remaja.
Kenakalan
biasanya
ditangani
langsung
oleh
orang
yang
berkepentingan atau pihak yang bersangkutan.
a)
Pihak sekolah, misalnya membolos ditangani oleh pihak sekolah.
11 | P a g e
Kenakalan Remaja
b)
Orang tua / keluarga, misalnya kabur dari rumah dan bergaul dengan
orang yang btidak disetujuioleh orang tua.
c)
Aparat penegak hukum.
Sekarang terlihat adanya perubahan dalam penanganan kenakalan
remaja dengan melibatkan aparatur negara penegak hukum. Kenakalan
remaja yang tadinya hanya ditangani oleh orang tua remaja yang
bersangkuatan, telah mulai diatur melalui hukum yang telah diberlakukan
oleh negara.
Kenakalan yang dianggap melanggar hukum diselesaikan melalui hukum
dan acap kali bisa disebut dengan istilah kejahatan. Kejahatan ini dapat
diklasifikasikan sesuai dengan berat ringannya pelanggaran kejahatan
tersebut, misalnya :
o Perjudian dan segala macam bentuk perjudian yang mempergunakan
uang.
o Pencurian dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan : pencopetan,
perampasan, penjambretan.
o Penggelapan barang.
o Penipuan dan pemalsuan.
o Pelanggaran tata susila, menjual gambar – gambar porno, film porno,
maupun pemerkosaan
o Pemalsuan uang dan pemalsuan surat – surat keterangan resmi.
o Tindakan – tindakan anti sosial ; perbuatan yang merugikan milik orang
lain.
o Percobaan pembunuhan.
o Menyebabkan kematian orang, turut tersangkut dalam pembunuhan.
o Pengguguran kandungan.
o
Penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian seseorang.
o Pengedaran narkoba, ganja, dan obat psikotropika yang menyebabkan
kerusakan mental orang lain yang mengkonsumsinya.
12 | P a g e
Kenakalan Remaja
2.7
Upaya Penanggulangan Masalah Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja macam apapun mempunyai akibat negatif baik bagi
masyarakat
umum
maupun
bagi
diri
remaja
sendiri.
Tindakan
penangguulangan masalah kenakalan dapat dibagi dalam : (1) Tindakan
Preventif, (2) Tindakan Represif, dan (3) Tindakan Kuratif
a.
Upaya Preventif
Tindakan preventif yakni segala tindakan yang mencegah timbulnya
kenakalan-kenakalan. Tindakan preventif untuk mencegah kenakalan remaja
dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1)
Usaha Pencegahan Timbulnya Kenakalan Remaja secara Umum
a)
Berusaha mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
b)
Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para
remaja.
Kesulitan-kesulitan
manakah
yang
biasanya
menjadi
sebab
timbulnya penyaluran dalam bentuk kenakalan
c)
Usaha pembinaan remaja, yang meliputi :
Menguatkan
sikap
mental
remaja
supaya
mampu
menyelesaikan
persoalan yang dihadapinya. Misalnya dengan meserasikan antara aspek
rasio dan aspek emosi.
Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengeluaran
dan ketrampilan, namun juga pendidikan mental dan pribadi melalui
pengajaran agama, budi pekerti dan etika.
Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi
perkembangan pribadi yang wajar.
Usaha memperbaiki keadaan lingkungan lingkungan sekitar, keadaan
sosial keluarga, maupun masyarakat di mana terjadi banyak kenakalan
remaja.
2)
Usaha Pencegahan Timbulnya Kenakalan Remaja Secara Khusus
Di sekolah, pendidikan mental ini khususnya dilakukan oleh guru, guru
pembimbing, atau psikolog sekolah bersama para pendidik lainnya. Usaha
13 | P a g e
Kenakalan Remaja
para pendidik harus diarahkan terhadap si remaja dengan mengamati,
memberikan perhatian khusus, dan mengawasi setiap penyimpangan
tingkahlaku remaja di rumah dan di sekolah.
Pemberian bimbingan terhadap para remaja dapat berupa :
a)
Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan dalam hubungan dengan
orang lain.
b)
Penyesuaian diri: mengenal dan menerima tuntutan dan penyesuaian diri
dengan tuntutan tersebut.
c)
Orientasi diri: mrngarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri
pribadi dan sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilai-nilai
sosial, moral dan etik.
Bimbingan dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu :
Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi
pada si remaja itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan
si remaja dan membantu mengatasinya
Pendekatan melelui kelompok dimana ia sudah merupakan anggota
kumpulan atau kelompok kecil tersebut :
Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat
Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkahlaku baik dan
merangsang hubungan sosial dengan baik
Mengadakan
kelompok
diskusi
dengan
memberikan
kesempatan
mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan
pengarahan yang positif
Dengan melakukan permainan bersama dan bekerja dalam kelompok
dipupuk solidaritas dan persekutuan dengan Pembimbing.
b.
Upaya Represif
Usaha menindakpelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan
dengan mengadakan hukuman terhadap setiap pelanggaran.
1)
Di rumah dan dalam lingkungan keluarga, remaja harus menaati
peraturan dan tata cara yang berlaku. Disamping peraturan tentu perlu
14 | P a g e
Kenakalan Remaja
adanya semacam hukuman yang dibuat orang tua terhadap pelanggaran
tata tertib dan tata cara keluarga. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa
pelaksanaan tata tertib dan tata cara keluarga harus dilakukan dengan
konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang
sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan dan umur. Seorang anak yang berumur 7 tahun
sudah harus berada di dalam rumah sebelum maghrib. Seorang remaja
mungkin saja pada waktu senja masih berada dalam perjalanan pulang ke
rumah setelah mengikuti aktivitas ekstrakurikuler. Sedangkan seorang
remaja lanjut pada waktu senja masih dalam perjalanan menuju kursus
bahasa misalnya.
2)
Di sekolah dan lingkungan sekolah, maka kepala sekolah dan guru yang
berwenang dalam melaksanakan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib
sekolah. Misalnya : Dalam pelanggaran tata tertib kelas dan peraturan yang
berlaku untuk pengendalian suasana pada waktu ulangan atau ujian. Akan
tetapi hukuman yang berat seperti “skorsing” maupun pengeluaran dari
sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing
bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran maupun akibatnya.
Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan
peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar maupun orang tua,
melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau
pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara atau seterusnya
tergantung dari macam pelanggran tata tertib sekolah yang telah digariskan.
c.
Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan kuratif dan rehabilitasi, dilakukan setelah tindakan pencegahan
lainnya dilaksanakan dan dianggap mengubah tingkah laku si pelanggar
remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui
pembinaan secara khusus, hal mana sering ditanggulangi oleh lembaga
khusus meupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini
perlu ditekankan bahwa segala usaha harus ditujukan ke arah tercapainya
15 | P a g e
Kenakalan Remaja
kepribadian yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan
menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat badani dan rohani, teguh
dalam kepercayaan dan iman sebagai anggota masyarakat, bangsa dan
tanah air.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari materi yang telah kami buat, dapat kami simpulkan sebagai berikut:
Kenakalan remaja adalah perbuatan atau tingkahlaku yang dilakukan oleh
seorang remaja baik secara sendirian maupun secara kelompok yang
bersifat melanggar ketentuan – ketentuan hukum, moral, dan sosial yang
berlaku
di
kenakalan
lingkungan
remaja
keluarganya,
masyarakatnya.
dapat
maupun
berpengaruh
masyarakatnya.
Tingkah
negatif
laku
yang
terhadap
Kenakalan
termasuk
diri
remaja,
remaja
dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu, pertama, kenakalan remaja yang bersifat
a-sosial dan a-moral yang belum diatur dalam hukum negara, dan kedua,
kenakalan remaja yang bersifat pelanggaran hukum dan sudah diatur dalam
hukum negara.
Bentuk – bentuk kenakalan remaja dapat dilihat dengan adanya gejala:
berbohong, membolos, kabur, keluyuran, bersenjata tajam, pergaulan buruk,
suka hura – hura, pesta pora yang sia – sia, membaca pornografi,
mengkompas, melacurkan diri, dan bentuk – bentuk kenakalan remaja yang
menjurus pada tindak kejahatan. Bentuk kenakalan remaja yang termasuk
dalam tindak kejahatan diselesaikan sesuai dengan prosedur hukum yang
berlaku.
Faktor – faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja dikelompokkan
menjadi dua yaitu, pertama: faktor internal, yakni faktor penyebab dari
dalam diri remaja. Kedua: faktor eksternal, yakni faktor penyebab yang
16 | P a g e
Kenakalan Remaja
berasal dari luar remaja, seperti: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan masyarakat.
Penanggulangan masalah kenakalan remaja dapat dilakukan dengan
cara: (1) Tindakan preventif, (2) Tindakan represif, dan (3) tindakan kuratif
dan rehabilitatif. Tindakan preventif dilakukan dengan cara memberikan
pembinaan dan pendidikan mental secara cukup pada remaja agar ia dapat
berlaku, bijak, bajik, dan bermoral.
3.2 Saran
Bagi Orang Tua
Sebaiknya
orang
tua
lebih
memperhatikan
anaknya.
Serta
memberi
pengarahan tentang cara bergaul. Orang tua harus bisa menjadi teman, agar
anak dapat terbuka dan anak dapat menjadikan orang tua sebagai seorang
sahabat terpercaya.
Para Pendidik (Guru)
Memberi gambaran bahwa, cukup banyak permasalahan tentang salah
pergaulan yang timbul diantara remaja. Oleh sebab itu konsultasi dan
penyuluhan tentang pergaulan yang baik dan benar sangat diperlukan, dan
kegiatan ini dapat berjalan dengan bantuan seorang guru.
Para Remaja
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan
dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma yang
berlaku di dalam masyarakat. Agar kita dapat menjadi remaja yang baik dan
agar kita bisa menciptakan Negara dan bangsa yang sukses.
Bagi Masyarakat Umum
17 | P a g e
Kenakalan Remaja
Bagi masyarakat umum hendaknya ikut berpartisipasi guna pencegahannya.
Apabila melihat hal-hal yang tidak wajar yang dilakukan oleh para remaja
segera laporkan ke penegak hukum setempat agar diberi penyuluhan dan
pengarahan.
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan
atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah dikesempatan berikutnya .
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.
18 | P a g e
Kenakalan Remaja
DAFTAR PUSTAKA
Soeparwoto, dkk. 2004. Psikologi Perkembangan. Semarang: UNNES PRESS.
Sarwono, S.W. 2002. Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
19 | P a g e
Kenakalan Remaja