PENGEMBANGAN DAYA CIPTA MELALUI KEGIATAN

Pengembangan Daya Cipta Melalui Kegiatan Berkarya Seni Rupa

2002

PENGEMBANGAN DAYA CIPTA
MELALUI KEGIATAN BERKARYA SENI RUPA
Oho Garha
Dipublikasikan pada Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.2 No.5 September 2002

Abstrak
Hampir setiap anak memiliki kesenangan berkarya seni rupa. Banyak penelitian
yang telah dilakukan oleh para ahli pendidikan seni terhadap karya seni rupa anakanak. Pada dasarnya penelitian tersebut menyimpulkan bahwa betapa pentingnya
pengembangan serta pembinaan kegiatan kreatif kesenirupaan sejak dini (anakanak). Melalui kegiatan "bermain" seni rupa ini akan dapat mengembangkan daya
imajinasi dan daya cipta yang sangat bermanfaat pula bagi pengembangan
kreativitasnya..
Kata Kunci: Daya cipta, kreativitas, dunia seni anak.

I. Pengantar

Goble,


1987:

kreativitas
1. Anak-anak di SD dapat melukis

53-54)

anak

menghargai

demikian

tinggi

sehingga kreativitas - yang menjadi

atau menggambar tanpa ragu-ragu.

salah satu ciri orang yang mencapai


Ke-nyataan ini terutama tampak di

aktualisasi diri - dipersamakannya

tingkat TK. Namun sejak anak-anak

dengan kreativitas anak kecil. Maslow

mencapai kelas empat, lima dan

menemukan kreativitas sebagai ciri

terutama kelas enam, mereka secara

universal pada semua orang yang

berangsur-angsur menjadi sadar

meng-


akan karya yang dihasilkannya.

diselidikinya.

Spontanitas dan key,/ Oaran

memiliki arti sama dengan kesehatan,

berekspresi menjadi sitna. Demikian

aktualisasi-diri dan

menurut Lowenfeld dalam bukunya

yang penuh. Sifat-sifat yang dikaitkan

yang terkenal yang berjudul

dengan


"Creative and Mental Growth".

fleksibilitas, spontanitas, keberanian,

aktualisasikan
Sifat

1

kreatif

sifat

kreativitas

Sejalan dengan itu, Maslow (dalam
Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.2 No.5 September 2002

diri


yang
nyaris

manusiawi

ini

adalah

Pengembangan Daya Cipta Melalui Kegiatan Berkarya Seni Rupa

berani

membuat

2002

kesalahan,


mendalam sehingga terjadi jalinan

keterbukaan, kerendahan hati. Seperti

antara berbagai cabang ilmu dan juga

telah disinggung, kreativitas orang-

seni. Yang kedua hingga saat ini

orang ini dalam banyak hal mirip

pemerintah

kreativitas

penerbitan buku yang mcmuat paparan

anak-anak


sebelum

belum

memprakarsai

mereka mengenal takut pada cemooh

seni

orang-orang lain, sementara mereka itu

disediakan bagi guru-guru TK dan SD.

masih mampu melihat aneka perkara

Masih asingnya dunia seni anak-anak

secara segar serta tanpa prasangka. . .


besar

Hampir setiap anak, kata Maslow,

pemanfaatan seni mereka sebagai alat

mampu membuat lagu, sajak, tarian,

pendidikan,

lukisan, lakon atau permainan secara

pembaharuan dalam pendidikan seni

mendadak, tanpa direncanakan atau

yang

didahului


Kurikulum1975 hingga saat ini belum

oleh

suatu

maksud

anak-anak

yang

pengaruhnya

sehingga

diawali

sejak


terutama

kepada

upaya

lahirnya

sebelumnya.

menghasilkan jejak yang berarti. Salah

Kenyataan itu sulit diterima bagi

satu indikasinya dalam evaluasi yang

mereka yang belum mengenal seni

dilakukan para guru. Selain itu ada


anak- anak yang berbeda dalam

pula kemungkinan hal itu disengaja

penampilannya

dibandingkan

karena

seni

orang

pendidikan liberal yang tidak sejalan

dewasa. Diakui bahwa dalam dunia

dengan politik Orde Baru saat itu.

seni anakanak semua anak yang

Siapa tahu.

dengan

jika

penampilan

berkembang

normal

memiliki

pendidikan

seni

adalah

ciri

kesenimanan, yaitu kreatif.

Ditinjau dari segi perkembangari anak,
jelas TK dan SD - itu pun terbatas
-

Mengapa seni anak-anak masih asing

hingga

bagi kebanyakan di antara kita? Ada

merupakan tempat yang paling strategis

dua hal yang menjadi penyebabnya.

untuk membina kreativitas anak sedari

Yang pertama seni anak-anak - seperti

usia dini melalui seni, yaitu seni anak-

juga

seni

primitif

-

baru

diakui

tiga

kelas

rendahnya

anak.

keberadaannya di awal zaman modern
saat berbagai cabang ilmu dan seni

2. Mesti kegiatan seni rupa di TK

berkembang

dibina oleh guru berbakat seni rupa

2

selain

meluas

juga

Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.2 No.5 September 2002

Pengembangan Daya Cipta Melalui Kegiatan Berkarya Seni Rupa

2002

seperti di SLTP dan SMU? Tentu tidak,

yang dikemukakan oleh penulis buku

karena seni anak-anak jelas berbeda

itu, ialah gesit dan lincah - sebagai

dengan seni orang dewasa, demikian

salah satu ciri anak TK yang sehat -

juga dalam seni rupa. Saat ini dunia

menjadi tertahan saat goresan yang

seni rupa anak masih asing bagi

dibuat anak mencapai contour gambar.

kebanyakan

masih

Kita sama-sama mengetahui bahwa jika

asingnya seni rupa anak-anaklah, maka

ada anak kecil yang tidak lincah dan

kegiatan mewarnai gambar - antara

gesit dianggap mengalami gangguan

lain - yang sudah lazim disediakan

dalam perkembangannya.

orang.

Karena

dalam lomba lukis khusus buat anak
TK yang dipandang belum membuat
gambar

yang

"bagus"

sexing

dilakukan di TK. Tidak ada orang yang
merasa

berdosa

menyuruh

anak

mewarnai gambar itu karena mereka
tidak

tahu.

Tetapi

membaca

buku

"Becoming

bilamana
yang

Teacher

kita

berjudul

of

Young

Children", di dalamnya antara lain ada
pernyataan

demikian:

menyediakan

Buku

lembaran

kertas

"Dilarang

Mewarna

yang

telah

atau
ada

gambarnya untuk diwarnai oleh anak
kecil, karena gambar itu dibuat oleh
orang dewasa". Tidak ada penjelasan
lebih dari itu dalam buku itu karena
buku itu bukan buku pendidikan seni
rupa. Alasan karena gambar itu dibuat
oleh orang dewasa jelas Dopyera &
Dopyera - penulis buku itu - mengakui
keberadaan seni rupa anak-anak,
namun

alasan

lain

tidak

dikemukakannya. Alasan lain selain

Dalam kenyataan jelas anak dapat
mewarnai gambar itu dengan rapi
dengan goresan yang tidak melanggar
contour

dapat

pula

mereka

memulas gambar itu dengan rapi,
karena dipaksa orang dewasa. Lebih
celaka

lagi

justru

gambar

yang

digoreskannya acap dinilai rendah.
Bukankah goresan yang dibuat anak TK
masih

dapat

dianggap

sebagai

rekaman wajar atau tidaknya gerak
motorik tangan anak? Lebih rugi 1: gi
di

saat

anak

masih

dapat

menghasilkan lukisan yang orisinal
atau

mengungkapkan

perasaannya

secara murni, anak dipaksa untuk
melayani

keinginan

orang

dewasa

dalam menghasilkan gambar. Tidak
dipungkiri bahwa mewarnai gambar
pasti

ada

manfaatnya

bagi

anak,

misalnya belajar memulas dengan rapi,
tetapi suatu hal yang kita lupakan ialah
setiap

3

dan

kegiatan

Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.2 No.5 September 2002

mendidik

harus

Pengembangan Daya Cipta Melalui Kegiatan Berkarya Seni Rupa

2002

dilaksanakan sesuai dengan tingkat

-selain sebagai katalisator kreativitas

perkembangan anak.

anak seperti dikemukakan di atas juga ia bertindak sebagai fasilitator

Jika kegiatan seni rupa di TK tidak
perlu diberikan oleh orang berbakat
seni rupa, syarat apakah yang harus
dipenuhi oleh guru TK? Syarat utama
guru TK harus memahami dunia seni
rupa dan dunia seni yang lain. Bahwa
guru

TK

harus

memahami

perkembangan anak tentu tidak perlu
diketengahkan karena itu merupakan
syarat utama. Selain itu karena guru
TK

adalah

guru

yang

mendapat

kesempatan emas untuk membina
kreativitas anak sedari usia dini, maka
guru TK pun harus kreatif. Bukankah

serta pemancing inspirasi anak untuk
berkarya seni rupa. Guru TK harus
bertindak

sebagai

katalis

dalam

membina kreativitas anak, karena
cepatnya

bereaksi

seseorang

terhadap lingkungannya merupakan
ciri orang kreatif. Jadi jika di satu pihak
ada anak dan di lain pihak ada
lingkungan, maka guru sebagai katalis
berfungsi untuk mempercepat reaksi
anak terhadap lingkungannya, walau
sesungguhnya
berkembang

anak

kecil

yang

normal

cepat

sekali

bereaksi dengan lingkungannya.

guru TK harus menjadi katalisator
kreativitas anak? Jika psikologi lama
menyatakan bahwa tidak ada upaya

Dapat menerima kehadiran seni rupa

apa pun untuk dapat mengembangkan

anak, amat besar pengaruhnya kepada

kreativitas seseorang, tetapi kemudian

kegiatan

ada orang tidak kreatif atau kurang

seorang kritikus seni dan Inggris lebih

kreatif itu merupakan hasil pengaruh

dikenal sebagai penerima kehadiran

lingkungan.

dapat

seni rupa anak. Ia sangat tertarik oleh

mengembangkan kreativitas dirinya

gambar-gambar buatan anak kecil.

sendiri,

Lalu

asal

Siapa

ia

pun

memahami

apa

ia

mendidik.

John

mengumpulkan

Ruskin

gambar-

kreativitas itu, berani untuk tidak

gambar buatan anak kecil. Selain itu

bersikap conformist dan dibiasakan

juga

berpikir divergent dalam menghadapi

terhadap proses penciptaan gambar

masalah.

oleh anak kecil itu. Hasil upayanya itu,

melakukan

pengamatan

ia menemukan bahwa terdapat nilaiDihubungkan dengan peran guru dalam

nilai

membina seni rupa anak, peran guru

buatan anak kecil, dan dalam proses

4

kependidikan

Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.2 No.5 September 2002

dalam

gambar

Pengembangan Daya Cipta Melalui Kegiatan Berkarya Seni Rupa

penciptaannya. Temuan itu kemudian

yang

dimuatnya

sebagai alat komunikasinya. Karena

dalam

makalah

yang

menggunakan

2002

bahasa

rupa

berjudul "The Elements of Drawing"

bahasa

yang diterbikan tahun 1857. Tiga puluh

komunikasi yang lebih halus ketimbang

tahun

bahasa biasa, maka dengan cara

kemudian

temuan

,Zuskin

rupa

anak

merupakan

dapat

alat

berpengaruh di Italia yang dicirikan

spontan

oleh terbitnya buku yang berjudul

mengungkapkan isi hatinya sampai

"L'arte dei bambini" (seni rupa anak)

hal-hal

karya Corrado Ricci, dan setahun

diungkapkannya melalui bahasa lisan

kemudian terbit pula di Perancis buku

apalagi bahasa tulis.

yang

"mengarang"

tidak

mungkin

yang berjudul "L'art et la poesie chez
I' enfant" (Seni Rupa dan Puisi Anak).
Makin lama orang dewasa. Makin
menghargai seni rupa anak sehingga di
sadari bahwa seni rupa anak memiliki
efek diagnostik dan efek terapi. Dengan
demikian bukan main fungsi yang
dimiliki

seni

rupa

anak

bagi

perkembangan dirinya. Kini kita dapat
membaca buku buah tangan Joseph H.
Di Leo, M. D. yang antara lain yang
berjudul

"Childern's

Drawings

as

Buku-buku karya Di Leo tampaknya
terlalu jauh untuk kita pelajari walau
apabila

tertarik

tentu

tidak

ada

salahnya. Upaya lain yang mungkin
dapat dilakukan tanpa membaca buku
"Memahami Dunia Seni Rupa Anak"
yang telah terbit namun tidak laku,
ialah mengikuti jejak Ruskin, yaitu
mengumpul-kan

gambar-gambar

buatan anak kecil dan mengamati
proses penciptaannya.

Diagnostic Aids" dan "Interpreting

Upaya ini bagi guru TK mudah sekali

Childern's Drawings"

dilakukan karena setiap saat - dalam
hari-hari kerja - pada saat-saat tertentu

Belajar memahami isi ungkapan anak

dapat mengamati anak-anak yang

yang dituangkan ke dalam gambar atau

sedang menggambar yang kemudian

lukisan anak, amat penting bagi guru

gambarnya

yang

kepentingan

pengamatan cermat terhadap anak

kepentingan

yang sedang menggambar, kita dapat

selain

evaluasi,

juga

pelayanan

BP

untuk
untuk

(Bimbingan

dan

Penyuluhan).

membandingkan

5

adalah

Dengan

penampilan

anak

dengan goresan pembentuk gambar
yang

Gambar

dikumpulkan.

sebuah

karangan

dihasilkannya.

Anak

yang

berwajah murung dengan sikap yang

Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.2 No.5 September 2002

Pengembangan Daya Cipta Melalui Kegiatan Berkarya Seni Rupa

2002

canggung dan gerak tangan yang kaku

Bukankah banyak dan bervariasinya

akan

media yang disediakan buat anak,

berbeda

dan

gambar

yang

dihasilkan oleh anak yang berwajah

memancing

kebiasan

cerah dengan sikap dan gerak tangan

bertindak

yang wajar.

dibiasakan untuk memilih salah satu di

divergen

anak

untuk

karena

anak

antara pilihan-pilihan yang banyak itu
Berbicara

tentang

fasilitator,

dalam

guru

sebagai

penelitian

yang

pernah penulis lakukan di SD tentang
pelaksanaan pendidikan seni rupa
berdasarkan

Kurikulum

1975,

ketiadaan bahan dan alat-alat untuk
berkarya
kendala

seni

rupa

besar

me-rupakan

untuk

dapat

melaksanakannya. Kenyataan itu me-

yang tentunya akan berefek banyak
kepada kesempatan bereksplorasi.
Selain itu karena bahan alam masih
terbuka untuk dijadikan sesuatu, maka
anak-anak mempunyai kesempatan
besar

untuk

terhadap

melakukan

bahan

yang

redefinisi
digunakan.

Keduanya merupakan cara bertindak
kreatif yang harus kita bina.

rupakan indikasi asingnya seni rupa
anak-anak di kalangan guru SD. Itu sesuatu yang amat wajar karena bahan

II. Model-model Pembelajaran

bacaan bagi guru saat itu - bahkan

1. Seni Rupa sebagai Titiktolak

hingga sekarang ini - belum tersedia.

Sistem Pembelajaran Terpadu

Sesungguhnya

sebagai

Cara belajar terpadu sesungguhnya

besar ada di pedesaan tidak akan ke-

merupakan cara yang alamiah dan yang

kurangan

digunakan

lebih penting lagi - yang harus difahami

sebagai media seni rupa. Tanah, pasir,

guru TK - adalah cara belajar anak

tetumbuhan, dan masih banyak lagi

kecil

yang

otoaktivitasnya.

bahan

dapat

limbah

SD

yang

yang

untuk

dimanfaatkan

melalui

Bermain

peran

merupakan sebuah contoh. Misalnya

buatan pabrik. Bahkan Altera (1953)

dengan tema main "anjangan" (rumah-

dalam bukunya yang berjudul "Tekenen

rumahan) tanpa ada yang mengajari,

als Expressievak" menyarankan agar

anak-anak belajar berbahasa, etika,

selain bahan pabrik, ben juga anak-

bahkan agama, dan tentu masih ada

anak

pelajaran yang lainnya.

alam

selain

dilakukannya

bahan

bahan

bersih,

seperti

yang

yang

dapat

memancing kreativitas anak karena
bahan itu belum dijamah peradaban.
6

Suatu contoh pembelajaran demikian

Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.2 No.5 September 2002

Pengembangan Daya Cipta Melalui Kegiatan Berkarya Seni Rupa

2002

dapat diketengahkan di bawah ini.

burung-burung itu, bahkan ada pula di

Pada suatu hari guru TK merasa

antara mereka yang meniru gerak

heran mengapa saat waktunya anak-

burung-burung

anak harus masuk kelas ternyata

Selang beberapa lama, sejumlah uang

tidak ada seorang pun. Oleh karena itu

segera diberikan kepada tukang penjual

segera Ibu Guru mencari mereka.

burung

Setelah ditemukan ternyata mereka

memberi ide yang kreatif kepada Ibu

sedang berkerumun di pinggir jalan.

Guru

Setelah Ibu Guru sampai di tempat

pembelajaran terpadu kepada anak-

itu

anak.

ternyata

anak-anak

sedang

itu

yang

lucu-lucu

sebagai

untuk

itu.

imbalannya

melaksanakan

cara

mengerumuni tukang penjual burung
kecil-kecil
warna,

yang

bentuk,

beraneka
bahkan

ragam

kicaunya.

Beberapa ekor di antaranya yang
dipisahkan tempatnya adalah burung
parkit yang amat menarik perhatian
anak-anak karena lucu bentuknya.
Kehadiran Ibu Guru yang menjemput
mereka hampir tidak dihiraukannya
karena perhatian mereka terpusat
pada

burung-burung

yang

selain

bagus bentuknya juga lincah-lincah
gerakannya.

Tanpa

raguragu

Ibu

Guru segera mengajak tukang penjual
burung itu masuk ke dalam kelas.
Dengan

dan kelas, pertama-tama Ibu Guru
memberi kesempatan kepada anakanak untuk membuat gambar, setelah
disediakan kertas serta krayon bagi
anak-anak. Dan gambar yang dibuat
anak tampak benar mereka tertarik
oleh warna burung yang beraneka
ragam warna-nya itu. Karena pusat
minat anak demikian kuat, tampak
anak-anak pun menggambar dengan
penuh antusias.
Keesokan harinya Ibu Guru mengajak
anak-anak untuk berbunyi meniru
suara burung-burung itu. Setiap anak

demikian Ibu Guru tidak usah susah
payah mengajak anakanak. Mereka
pun segera masuk ke dalam kelas
mengikuti tukang penjual burung itu.
Di dalam kelas Ibu Guru tidak banyak
berkomentar.
Ia membiarkan anak-anak mengamati
7

Setelah tukang penjual burung ke luar

diberi

kesempatan

untuk

meniru

burung yang sangat disukainya. Di
antara mereka ada yang menjadi
burung gelatik, pipit, parkit, titimplik,
dan yang lainnya. Lalu mereka diminta
untuk

berkicau

bersahut-sahutan

meniru burung-burung.

Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.2 No.5 September 2002

Pengembangan Daya Cipta Melalui Kegiatan Berkarya Seni Rupa

2002

Kegiatan itu dilanjutkan Ibu Guru

itu makan, dan bagaimana pula cara

dengan mangajak anak-anak untuk

burung itu terbang dan berjalan.

membuat topeng burung. Lebih dulu ia

Dengan

membagikan kepada anak masing-

yang

masing sepotong karton tipis yang

terpadu dapat mengaitkan beberapa

beraneka ragam warnanya. Lalu ia

bahan

meragakan

topeng

pembelajaran terpadu hanya dapat

yang amat sederhana yang hanya

dilakukan apabila tema yang menarik

berbentuk takir. Setelah setiap anak

hati anak. Oleh sebab itu istilah lain

membuat takir, Ibu Guru menolong

dan

mereka menyemat takir itu dengan

Approach" (pendekatan ternatik).

stepler,

cara

memijat

membuat

ujung

takir

bertemakan"burung-burung

lucu"

sistem

pembelajaran

pelajaran.

sistem

ini

Sistem

ialah

"Thematic

dan

melengkungkannya mirip paruh agar
tidak sampai menusuk temannya. Lalu

2. Model Pembelajaran Synectic
Approach

(Pendekatan

untuk

Sinektik) Pendekatan demikian me;

menguatkan topeng itu pada bagian

upakan upaya menjadikan sesuatu

belakang

yang biasa yang sudah dikenal baik

segera

topeng

disediakannya

kepala
itu.

tali

setiap

Dengan

pemakai
bertopeng,

menjadi

aneh,

dan

karenanya

anak

menarik perhatian. Dalam model ini

masing-masing menari meniru gerakan

akan diketengahkan tiga buah contoh

burung-burung yang sangat menarik

yang merupakan jenis kegiatan seni

hatinya.

rupa khusus untuk anak kecil, yaitu

"bernyanyi"

bersahut-sahutan

membatik, cetak relief sederhana, dan
Selain itu sesungguhnya anak-anak

tarikan benang bertinta.

memperoleh pelajaran dasar aritmatika
dalam menyatakan berapa buah sayap

a. Membatik

dan kakinya, berapa jari-jemarinya,

Lilin adalah sesuatu yang tidak asing

berapa jumlah burung yang dibawa

bagi anak, lebih-lebih saat terjadi

penjual burung itu menurut perkiraan

pemutusan arus listrik. Namun lilin

anak.

pun

sebagai media seni rupa masih asing

memperoleh pelajaran dasar biologi

bagi anak. Karenanya anak-anak

dengan menanyakan kepada anak-

memandangnya aneh karena bahan itu

anak apa makanan burung-burung

tidak memberikan jejak berwarna apa

itu, bagaimana cara burung-burung

pun. Kenyataan itu sangat menarik

Selain

8

itu

mereka

Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.2 No.5 September 2002

Pengembangan Daya Cipta Melalui Kegiatan Berkarya Seni Rupa

2002

minat anak untuk segera mencoba

apabila banyak anak menanyakan

menggunakannya.

bungkusan apa yang ada di meja itu.
Terhadap pertanyaan itu Ibu Guru

Anak mula-mula dikecewakan karena

tidak

lilin yang memberi jejak tanpa warna

dimintanya anak lain untuk menerka

itu digunakannya menggambari kertas

isi bungkusan itu Ibu Guru mencoba

putih sehingga hasil goresannya sama

menawarkan

sekali tidak tampak. Akan tetapi setelah

siapa di antara mereka yang berani

anak memulas kertas dengan cairan

membukanya. Akhirnya ada anak yang

warna, goresan itu menjadi tampak

bersedia membuka bungkusan itu.

jelas, putih warnanya. Kini anak

Anak-anak berdiri bahkan ada yang

menjadi

bersemangat

mendekati meja untuk dapat melihat isi

membatik

bungkusan itu dengan jelas. Riuh suara

lebih

melakukan

kegiatan

memberi

jawaban,

kepada

bahkan

anak-anak

karena dapat menghasilkan bentuk

anak-anak

yang tak terduga sebelumnya. Oleh

penyesalannya karena siapa pun tidak

karena itu pula anak menjadi bergairah

ada

untuk

bungkusan

menggunakan

warna

yang

beraneka ragam.

yang

yang

dapat
itu

mengekspresikan

menebak
yang

isi

ternyata

hanyalah sampah yang terdiri atas
daun rerumputan.

b. Cetak Relief Sederhana

Saat anak masuk kelas kembali sehabis

Setelah itu segera diperlihatkan Ibu

istirahat tiba-tiba tertarik oleh keada-an

Guru gambar hasil cetak percobaannya

meja Ibu Guru yang tampak aneh.

yang merupakan susunan jejak daun-

Biasanya di meja yang diberi taplak

daunan yang menggunakan daun se-

yang bogus dan bersih terdapat

bagai acuan cetaknya. Melihat itu anak

bukubuku di samping vas bunga

menjadi tertarik ingin mencobanya.

yang bagus-bagus warna bunganya.

Setelah itu Ibu Guru menyiapkan

Kini

medianya di mejanya dan anak-anak

keadaan

Sebuah

meja

bungkusan

itu

berubah.

besar

yang

secara bergiliran mencoba mencetak

dikemas dengan kertas koran bekas

dengan daun-daun rumpur sebagai

terletak di meja. Sebuah mangkuk

acuan cetaknya.

yang ditutup dengan sehelai karton
terletak

dekat

Karenanya
9

tidak

bungkusan

itu.

mengherankan

c. Tarikan Benang Bertinta
Di meja guru ada segulung benang

Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.2 No.5 September 2002

Pengembangan Daya Cipta Melalui Kegiatan Berkarya Seni Rupa

2002

kasur, kertas HVS 100g, dan cairan

dengan

warna tiga warna yang ditampung pada

diperasnya benang itu tetapi tidak

piring-piring

terlalu

cekung.

Selain

itu

warna

kuat.

cairan

Benang

itu.

bertinta

Lalu

itu

disediakannya juga gunting. Seperti

diletakkannya melingkar-lingkar di atas

juga dalam contoh di atas, anak-anak

kertas

bertanya-tanya

dipegangnya tetap tidak dilepasnya.

tentang

meja

guru

tadi

sambil

ujung

yang

Setelah itu lipatan ditutup dan sambil

yang lain dan keadaan sehari-hari.

permukaan kertas yang dilipat itu
Pada kesempatan itu Ibu Guru dibantu
oleh Ibu Guru yang lain agar anak yang
mengamati proses kerja yang dilakukan
Ibu Guru tidak sampai dikerumuni oleh
anak terlalu banyak. Karena itulah

dengan tekanan telapak tangan kirinya.
Benang yang dipegangnya dengan
tangan kanan itu ditariknya seraya
tangan kirinya tetap menekan lipatan
kertas itu sampai ujung benang yang

kerumunan anak dibagi dua bagian
karena gurunya pun saat itu ada dua
orang.

satu keluar dari kertas yang dilipat dan
ditekan itu. Bagitu dibuka anak-anak
sorak karena di luar dugaan mereka

Mula-mula

meletakkan

terjadilah "gambar" yang aneh dan

sehelai kertas di meja sementara anak-

banyak anak menamai gambar itu

anak masing-masing berdiri agar

bermacam-macam. Di antara mereka

mudah mengamati apa yang dilakukan

ada yang menyebutnya burung, ada

Ibu Guru.

pula yang menyebutnya karangan

Lalu is melipat kertas itu membagi dua

bunga dan ada pula yang menyebut

sama panjang sisi panjangnya.

yang lain lagi. Jenis kegiatan ini lebih

Lipatan

Ibu

Guru

dibukanya

kembali.

Lalu

berfungsi untuk mengukur reaksi anak

diambil sepotong benang kasur yang

terhadap gambar yang terwujud, apa

sebelumnya telah dipotong-potongnya

pun judul gambar itu, yang penting

menjadi

sebanyak

anak segera bereaksi untuk menyebut

panjang

masing-masing

anak

dengan
potongan

mirip apa gambar yang terjadi.

lebih kurang 30 cm. Seutas benang
dipegangnya dengan tangan kanan

*)

Disampaikan

pada

Acara

pada salah satu ujungnya. Lalu ujung

"Pembinaan Kesenirupaan bagi

yang satu lagi dicelupkan ke dalam

Guru Taman Kanakkanak se-Kota

cairan

Bandung, 28 Juli 2001.

warna

hingga

lebih

dan

separuhnya berubah warna sesuai
10

Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.2 No.5 September 2002

Pengembangan Daya Cipta Melalui Kegiatan Berkarya Seni Rupa

2002

Daftar Bacaan
Altera.

(1953).

Tekenen

Als

Expressievak. Groningen: Noordhoff
N. V.
Dopyera & Dopyera. (1993). Becoming
a Teacher of Young Children.
New

York:

McGraw-Hill

Internarional Editions, Education
Series
Goble, Frank G. (1987). The Third
Force,

The

Psychology

of

Abraham Maslow (terjemahan
Drs. A. Supratiknya).
Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Lowenfeld, Viktor dan W.,hert Brittain. (1982). Creative and

11

tal Growth. London: Collier Macmillan P

Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.2 No.5 September 2002