Makalah Dasar dasar Penyuluhan dan Komun

LAPORAN ACARA II
KUNJUNGAN LEMBAGA PENYULUHAN PERTANIAN

Oleh:
1. Ahmad Zainal Abidin

(13973)

2. Diana Oktavianti

(13977)

3. Elsi Kris Dayanti Br S.

(14118)

4. Riza Annisa F.

(

Golongan


: B3

Kelompok

:1

Asisten

: 1. Ghia Adjanni
2. Fina Istiyani
3. Cygni Sina

LABORATORIUM PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2016

I.
A.


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Penyuluhan Pertanian diselenggarakan oleh berbagai pihak dan dalam

perkembangannya telah mengalami proses transformasi, dari penyuluhan yang
berorientasi produksi kepada penyuluhan yang berorientasi agribisnis dengan
pendekatan partisipatif. Keberhasilan penyelenggaraan penyuluhan tidak terlepas dari
dukungan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai dan payung hukum dari
Pemerintah Pusat berupa Undang-undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, sehingga keberadaannya menjadi
penting di setiap tingkatan kelembagaan. Dalam era revitalisasi penyuluhan pertanian di
mana dilakukan penataan kelembagaan, ketenagaan maupun

ystem penyelenggaraan

penyuluhan pertanian mulai dari pusat hingga daerah, dalam rangka efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan penyuluhan pertanian di semua tingkatan kelembagaan
penyuluhan pertanian.

Sebuah

Lembaga

dalam mewujudkan

eksistensinya

dalam

rangka

mencapai tujuan memerlukan perencanaan sarana dan prasarana yang tepat. Oleh
karena itu disini diperlukan adanya langkah-langkah identifikasi dan analisa guna lebih
menjamin bahwa lembaga ini tersedia sesuai kebutuhan untuk mendukung berbagai
kegiatan, fungsi dan tugas yang sesuai, cepat, tepat dan bermanfaat. Perencanaan
kelembagaan

merupakan


proses

manajemen dalam menentukan bagaimana

menentukan langkah-langkah penyuluhan yang diinginkan di masa depan, dan motivasi
yang diperlukan untuk melakukan semua proses dalam kegiatan penyuluhan pertanian.

B.

Tujuan

1.

Mengetahui profil lembaga penyuluhan pertanian.

2.

Mengetahui faktor apa yang membuat suatu proses kegiatan dapat berjalan
dengan baik ataupun sebaliknya.


3.

II.

ISI

A. Deskripsi Lembaga Yang Dikunjungi

Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha
agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Kelembagaan
penyuluhan pertanian adalah Lembaga Pemerintah dan/atau masyarakat yang mempunyai
tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan pertanian. Lembaga penyuluhan pertanian
dibagi menjadi tiga bagian yaitu kelembagaan penyuluhan pemerintah, kelembagaan
penyuluhan swasta dan kelembagaan penyuluhan swadaya.
Kunjungan lembaga penyuluh pertanian yang dilakukan yaitu kelembagaan penyuluhan
swadaya dimana sebagaimana dimaksud dibentuk atas dasar kesepakatan antara pelaku utama
dan pelaku usaha. Lembaga penyuluhan yang dikunjungi yaitu joglo tani di jl. Godean km 9

Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman. Joglo tani tersebut diresmikan pada tanggal 19
Januari 2008 oleh wali budaya pangan Nusantara yakni Sri Sultan Hamengkubuwono X
dengan tema monumen kebangkitan petani di Indonesia.
Lembaga penyuluhan joglo tani tersebut memiliki visi yaitu kemerdekaan masyarakat
petani Indonesia dengan misi yaitu kemandirian petani Indonesia. Joglo tani didirikan dengan
alasan banyaknya tekanan- tekanan yang datang baik dari petani maupun kondisi alam atau
lingkungan sekitar. Ada enam tekanan yang menjadi alasan didirikannya joglo tani tersebut
yaitu:
1.

Tekanan Ekonomi
Masalah ekonomi merupakan salah satu hal yang menjadi masalah para petani dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini juga didasarkan pada ketergantungan petani terhadap
sarana dan prasarana yang disediakan oleh pemerintah baik subsidi maupun bukan
subsidi.

2.

Tekanan Alam
Hal yang dimaksud pada tekanan ini adalah masalah kondisi tanah yang sudah tidak

subur lagi. Hal ini disebabkan karena penggunaan pestisida yang berlebihan secara terusmenerus sehingga membuat tanah dan lingkungan menjadi rusak dan tidak produktif.
Rusaknya tanah akan berdampak pada produktivitas hasil pertanian yang akan membuat
pendapatan sehari-hari petani menurun.

3.

Tekanan Sosial
Tekanan sosial yang dimaksud yaitu dimana para generasi bangsa sudah tidak bangga
menjadi petani. Bahkan banyak lulusan sarjana pertanian yang bekerja bukan di bidang
pertanian namun keluar dari sektor tersebut. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman
akan pentingnya pertanian yang dapat dikutip dari sebuat quote dari Bung Karno
“Masalah pangan adalah tentang harga diri suatu bangsa.” Namun karena kurangnya
wawasan anak muda bangsa akan pertanian sehingga tidak tahu bahwa negara Indonesia
merupakan negara agraris yang terkenal kaya akan tanah yang subur.

4.

Tekanan Budaya
Tekanan budaya ini didasarkan pada akronim budaya (olah pikir) pada masyarakat.
Misalnya pemikiran akan pertanian dan peternakan itu merupakan simbiosis mutualisme

dimana limbah dari pertanian akan dimanfaatkan untuk makanan ternak dan kotoran dari
ternak akan diolah menjadi pupuk bagi tanaman. Hal ini juga akan membuat kondisi
lingkungan menjadi lebih baik karenga dengan adanya pupuk organik, maka penggunaan
pestisida pasti akan berkurang.

5.

Tekanan Global
Tekanan ini berhubungan dengan adanya pasar bebas di Indonesia sehingga
menyebabkan sistem perdagangan antar negara menjadi bebas. Hal ini akan menjadi
tantangan yang besar bagi para petani karena mereka harus bersaing dengan pedagang
bebas yang masuk ke pasar Indonesia.

6.

Tekanan Kebijakan
Tekanan ini menjelaskan bahwa negara stagnan di fase berkembang dimana petani jauh
dari sumber daya.
Prinsip yang diterapkan di lembaga ini yaitu menjunjung tinggi kaidah konservasi lahan


dan air, serta menjaga nilai kearifan lokal, berpikir kritis dan sistimatis, musyawah dan
mufakat dengan meletakkan nilai demokrasi sebagai pondasi pengambilan keputusan
kolektif, mengarus-utamakan kepentingan bersama, bertoleransi pada keragaman untuk
keseimbangan dan keberlanjutan, meletakkan prosedur operasional standar sebagai pemimpin
dan penjaga kualitas kerja.
Dalam lembaga penyuluhan tersebut tidak hanya terfokus pada pertanian (tanaman)
namun juga merangkap dalam perikanan dan peternakan. Adapun hasil produktivitas harian
dalam joglo tani tersebut yaitu:
Hasil harian

: Pagi (Telur itik)
Siang ( Telur ayam)

Malam (Angkringan)
Hasil Mingguan

: Telur asin

Hasil Bulanan


: Penetasan telur dan sayuran

Hasil Dua bulanan

: Penumbuhan itik dan hortikultura

Hasil Tiga bulanan

: Ikan

Hasil Empat bulanan

: Padi

Hasil Enam bulanan

: Penggemukan lembu dan kambing

Hasil Tahunan


: Anak lembu dan kambing

Menurut yang dijelaskan oleh narasumber yaitu Bapak Suprapto, terdapat empat pilar
faktor penentu dalam membangun joglo tani tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pilar Agama
2. Pilar Ekonomi, Sosial, dan Budaya
3. Pilar Pekerjaan
4. Pilar Pendidikan
Selain itu ada juga modal yang terbagi menjadi dua bagian yaitu modal awal dan modal
dasar dalam pembentukan joglo tani tersebut:
1. Modal Awal
 Perubahan sikap
 Paham
 Terampil
 Manajemen
 Sarana
2. Modal Dasar
 Sumber Daya Manusia (SDM)
 Sumber Daya Alam (SDA)
 Sosial
 Fisik
 Finansial
Komponen kerja dan kegiatan yang ada di dalam lembaga joglo tani
Divisi Produksi
1. Pembuatan pupuk organik super dengan proses pengkayaan kandungan, fermentasi
alami, pembentukan granula, dan pengemasan

2. Pembuatan cairan aktivator pertumbuhan dengan bahan baku urine kelinci dan sumber
nutrisi lainnya melalui proses emulsi, fermentasi, dan penyaringan.
3. Pembuatan Bio-aktivator dekomposisi melalui proses inokulasi dan perbanyakan
mikro organisme lokal (Molok)
4. Pembuatan Nutrisi Alami Ternak yang terbuat dari bahan-bahan alami lokal melalui
proses fermentasi dan pasturisasi
5. Memasarkan semua produk yang dihasilkan dengan prinsip berbagi keuntungan yang
seimbang antara produsen dan konsumen
Divisi Pengembangan

1. Pengembangan produk yang dihasilkan untuk meningkatkan nilai manfaat, kandungan
unsur, efisiensi dan nilai ekonomi

2. Pengembangan jasa konsultasi penerapan dan pengembangan pertanian organik
melalui penyediaan sarana pendukung

3. Pengembangan kurikulum pelatihan termasuk pembuatan panduan, pengadaan sarana
belajar, dan peningkatan kemampuan fasilitator

4. Pelaksanaan pelatihan, kunjungan belajar, magang, dan bentuk-bentuk konsultasi
5. Pengembangan kerjasama dan kemitraan dengan pihak lain termasuk pencarian dana.
6. Pengembangan lahan sebagai bentuk usaha dan percontohan
Divisi Rumah Tangga

1. Pengelolaan bangunan, inventaris atau kekayaan lain yang dimiliki lembaga
2. Pengelolaan keuangan termasuk mekanisme pengeluaran dan pertanggung-jawaban
3. Pencatatan dan pelaporan perkembangan kegiatan dan hasil, baik dari aspek fisik
maupun finansial.

4. Pengelolaan ketenagakerjaan termasuk sistem upah dan bagi hasil
5. Pendokumentasian dan publikasi program
6. Pengelolaan perpustakaan, sarana kerja dan instrumen belajar
7. Pengelolaan pertemuan berkala dengan agenda yang jelas
B. Permasalahan
Dalam kunjungan kemarin banyak hal yang dijelaskan tentang lembaga ini baik
permasalahan maupun hal yang telah berhasil dilakukan. Permasalahan yang ada pada badan

ini adalah terutama posisi petani jauh dengan sumber daya alam dan konsumen karena
kebanyakan hasil pertanian di jual ke pengulak bukan kepada pemerintah. Semakin
berkurangnya orang yang berminat dalam usaha pertanian, semakin terbatasnya lahan
sehingga,lahan untuk produksi pertanian menjadi terbatas, kurang adanya perhatian yang
lebih dari pemerintah terhadap usaha pertanian di desa dan kurangnya daya saing pertanian
Indonesia untuk menghadapi MEA(Masyarakat Ekonomi Asia).
C. Analisis dan Solusi
Berisi tentang bagaimana cara memecahkan masalah yang ada, baik dari solusi yang
telah diupayakan dari pihak lembaga, alasan pemilihan dan tanggapan dari solusi yang
diberikan, serta memberikan saran untuk solusi yang lebih baik. Dalam kegiatan pertanian
ditemukan sejumlah masalah yang kompleks terutama posisi petani jauh dengan sumber daya
alam dan konsumen karena kebanyakan hasil pertanian di jual ke pengulak bukan kepada
pemerintah. Namun dilain sisi terdapat masalah yang sebenarnya merupakan masalah yang
cukup kompleks yang meliputi:
1. Semakin berkurangnya orang yang berminat dalam usaha pertanian.
2. Semakin terbatasnya lahan sehingga,lahan untuk produksi pertanian menjadi terbatas.
3. Kurang adanya perhatian yang lebih dari pemerintah terhadap usaha pertanian di desa
4. Kurangnya daya saing pertanian Indonesia untuk menghadapi MEA(Masyarakat
Ekonomi Asia).
Dalam hal ini langkah yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut ialah
mengoptimalisasi usaha tani dan melakukan penyuluhan inovasi kepada petani di Indonesia.
Langkah optimalisasi usaha tani ialah dengan ekstensifikasi dan intensifikasi tani,yang mana
ekstensifikasi tani ialah dengan menambah jumlah lahan pertanian yang ada, sedangkan
langkah intensifikasi yaitu dengan melakukan perlakuan khusus kepada tanaman budidaya
sehingga diharapkan hasil panen yang baik. Langkah ekstensifikasi sangat sulit mengingat
lahan di Indonesia yang semakin tahun semakin berkurang akibat pertambahan jumlah
penduduk untuk pemukiman sehingga langkah ini sulit untuk ditempuh.
Namun langkah yang paling memungkinkan untuk menambah kualitas hasil panen
adalah dengan cara intensifikasi yaitu salah satunya dengan panca usaha tani yaitu:
1.penggunaan bibit unggul,
2.pengolahan tanah yang baik,

3.pemupukan yang tepat,
4.pengendalian hama/penyakit,
5.pengairan/irigasi.
Disamping itu terdapat 2 nilai tambahan untuk mengoptimalisasikan hasil usaha tani yaitu
dengan pasca panen dan pemasaran.Apabila ketujuh langkah diatas dilakukan oleh petani kita
di seluruh Nusantara maka tidak menutup kemungkinan produk tani kita bisa bersaing dengan
bangsa lain. Salah satu unsur penting dalam penyuluhan yaitu dengan menerapkan sistem
penyuluhan yaitu bagaimana orang tersebut mengerti,berminat,paham,sehingga mampu dan
ingin menerapkan hal baru tersebut,dalam pertanian hal baru ini disebut Inovasi.
Inovasi di bidang pertanian sangat banyak sekali jenisnya, bahkan dengan menerapkan
inovasi tersebut kita daat melakukan usaha tani di wilayah perkotaan. Contoh inovasi
pertanian ialah; vertiminaponik, aquaponik, hidroponik, vertikultur, penggunaan lahan pasir
pantai untuk pertanian.
Selain itu masalah yang utama yaitu megenai posisi petani jauh dengan sumber daya
alam dan konsumen. Hal ini dikarenakan sebagian besar para petani menjual hasil panennya
kepada tengkulak melainkan bukan kepada pemerintah faktor pengaruhnya yaitu kurang
adanya perhatian yang lebih dari pemerintah terhadap usaha pertanian di desa. Padahal hasil
produksi petani seharusnya di jual kepada pemerintah karena nantinya digunakan sebagai
cadangan blog yang nantinya dapat digunakan ketika pasokan besar sudah minimal sehingga
dapat menekan angkan impor beras. Namun sekarang yang ada banyak petani yang menjual
hasil produksinya kepada tengkulak dengan alasan harga beli yang mahal dan proses yang
cepat daripada dijual kepada pemerintah. Hal ini dapat diatasi dengan adanya JOGLO TANI
ini karena mereka membantu mendistribusikan hasil produksi petani kepada pemerintah.
Selain itu juga perlu ada kesadaran dari perintah untuk memberi perhatian yang lebih
terhadap usaha pertanian di desa sehingga petani masyarakat desan khususnya mau menjual
hasil produksi mereka kepada pemerintah.
III.

PENUTUP

A. Kesimpulan
i) Lembaga penyuluhan Joglo Tani merupakan lembaga penyuluhan swadaya yang
berdiri berdasarkan tekanan-tekanan yang ada pada petani.

ii) Faktor yang mendukung suatu kegiatan berjalan dengan baik yaitu dengan adanya
manajemen yang baik.
B. Saran
i) Praktikum acara kunjungan lembaga sudah baik, akan tetapi waktu di lapangan

terlalu cepat.