Perubahan Kandungan Karbon dan Nilai Eko

PERUBAHAN KANDUNGAN KARBON DAN
NILAI EKONOMINYA PADA KONVERSI HUTAN RAWA
GAMBUT MENJADI HUTAN TANAMAN INDUSTRI PULP

YANTO ROCHMAYANTO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

PERNYATAAN MENGENAI TESIS
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis “Perubahan Kandungan Karbon
dan Nilai Ekonominya pada Konversi Hutan Rawa Gambut Menjadi Hutan
Tanaman Industri Pulp” adalah karya saya sendiri di bawah bimbingan Komisi
Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal dan/atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftra Pustaka di bagian akhir tesis ini.


Bogor, Agustus 2009
Yanto Rochmayanto
NIM E151070304

ABSTRACT
YANTO ROCHMAYANTO. Change of The Carbon Stock and It’s Economic
Value on Peatswamp Forest Conversion Towards Pulpwood Industrial Plantation
Forest. Under direction of DUDUNG DARUSMAN and TEDDY RUSOLONO.
Peatswamp forests are the important terestrial carbon (C) stock in the
world. Now, many pulpwood industrial plantation forests are built on the peatland,
and the existence of peatswamp forests progressively threatened. Therefore,
research of peatswamp forest conversion effect towards pulpwood industrial
plantation forest to the C stock and its economic value are important. The
objectives of the research are: (1) to know the change of C stock on peatswamp
forest conversion towards pulpwood industrial plantation forest, (2) to get the
carbon economic value of peatswamp forest and pulpwood industrial plantation
forest, and (3) to evaluate the the role of pulpwood industrial plantation forest on
peatland within supporting climate change mitigation. C stocks are counted by
allometric equation, and C economics by the economic acceptance of REDD
(Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation) project approach.

The result showed that conversion from logged over and secondary forest causing
decrease of C stocks of 103.53 and 61.02 ton/ha/year, while conversion from
degraded forest causing increase of C stocks of 22.47 ton/ha/year. Economic value
of pulpwood industrial plantation forest was Rp 15.56 million/ha, while economic
value of C is different on each forest condition. REDD project on pulpwood
industrial plantation forest from degraded land causing increase of NPV of
20.21% and 51.13% for compensation prices US$ 9 and 12/tCO2-e. REDD project
with conservation on secondary forest gave lower economic value than pulpwood
industrial plantation forest at all compensation prices simulation, and REDD
project with preservation logging gave the higher economic value than pulpwood
industrial plantation forest at compensation price US$ 12/tCO2-e. REDD project
on logged over forest gave the higher economic value than pulpwood plantation at
compensation prices US$ 9 and 12/tCO2-e (both on conservation and preservation
logging scenario). If woods from natural forest counted as revenue during
conversion process, hence minimum of compensation prices were US$ 130.64/
tCO2-e for logged over forest and US$ 109.24/ tCO2-e for secondary forest in
order to gave higher economics value than pulpwood industrial plantation forest.
Key words : carbon, peat swamp forest, pulpwood industrial plantation forest,
conversion, REDD.


RINGKASAN
YANTO ROCHMAYANTO. Perubahan Kandungan Karbon dan Nilai
Ekonominya pada Konversi Hutan Rawa Gambut Menjadi Hutan Tanaman
Industri Pulp. Dibimbing oleh DUDUNG DARUSMAN dan TEDDY
RUSOLONO.
Hutan rawa gambut merupakan bentuk simpanan karbon yang penting
dalam siklus karbon global. Jika dikonservasi dan dikelola dengan benar lahan
gambut dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyerap karbon. Namun,
apabila hutan gambut dikonversi menjadi bentuk penggunaan lain dan mengalami
gangguan akan berubah menjadi sumber emisi. Kebutuhan lahan untuk HTI pulp
terus bertambah karena konsumsi kertas dunia meningkat, dan saat ini hampir
separuh HTI yang ada menggunakan lahan gambut. Pengembangan HTI pulp
berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan dampak
ekonomi lainnya, namun berhubungan dengan degradasi lingkungan. Dalam
rangka menjawab kebutuhan kebijakan alternatif, diperlukan kajian pola
penggunaan/pemanfaatan lain yang mampu memberikan manfaat ekonomi tinggi
tanpa menyebabkan degradasi. Alternatif kebijakan yang saat ini potensial adalah
REDD (Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation), yaitu
mekanisme pembayaran kompensasi atas penghindaran pemanfaatan lahan yang
menyebabkan deforestasi dan degradasi sehingga mampu menahan emisi karbon.

Berdasarkana uraian tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk : (1)
memperoleh informasi perubahan simpanan karbon pada konversi hutan alam
gambut menjadi hutan tanaman penghasil pulp, (2) mendapatkan nilai ekonomi
karbon pada hutan alam gambut dan hutan tanaman industri pulp, dan (3)
mendapatkan hasil evaluasi peranan HTI di lahan gambut dalam mendukung
upaya mitigasi perubahan iklim.
Perubahan simpanan karbon diukur dengan plot contoh 20 m x 50 m pada
hutan rawa gambut (bekas tebangan, sekunder dan terdegradasi) dan HTI lahan
gambut umur 1-5 tahun. Plot dibuat menggunakan metode sistematik awal acak
dengan 3 ulangan pada masing-masing kondisi hutan. Biomasa dihitung dengan
persamaan alometrik. Biomasa hutan alam gambut bagian atas permukaan
dihitung dengan persamaan W=ρ 0.19D2.37 (W=bobot kering (kg); D=diameter
pohon (cm) ; ρ=berat jenis kayu (g/cm3)). Biomasa akar diestimasi menggunakan
nisbah tajuk akar sebesar 0.25. Biomasa tegakan HTI Acacia crassicarpa (atas
dan bawah permukaan) digunakan persamaan W=0.0267D2.8912. Estimasi
jumlah C tersimpan dihitung dengan persamaan C=Biomasa (kg) x 0.5 dan
estimasi emisi/serapan karbondioksida dilakukan dengan persamaan CO2=Cx3.67.
Perhitungan nilai ekonomi karbon hutan alam dan HTI pulp didekati
dengan nilai proyek REDD pada periode 5 tahunan, dengan mekanisme
pembayaran ex-ante full credit. Harga karbon menggunakan harga US$ 6, US$ 9

dan US$ 12/tCO2-e. Nilai ekonomi HTI didekati dengan analisis ekonomi
pembangunan HTI pulp sampai penjualan kayu ke industri. Prosedur penilaian
ekonomi karbon selanjutnya adalah : (1) apabila kandungan C HTI > kandungan
C hutan alam, dilakukan analisis ekonomi partisipasi HTI pulp pada proyek
REDD dan komparasi nilai ekonomi HTI pulp murni dengan HTI pulp yang
berpartisipasi pada proyek REDD, (2) apabila kandungan C HTI < kandungan C

hutan alam, dilakukan analisis ekonomi proyek REDD dari hutan alam gambut
dan komparasi nilai ekonomi HTI pulp dengan nilai ekonomi dari proyek REDD
hutan alam. Indikator investasi yang digunakan untuk mengukur status kelayakan
aktivitas ekonomi dari pola penggunaan lahan hutan gambut adalah : NPV, BCR
dan IRR. Struktur biaya proyek REDD terdiri dari biaya oportunitas dan biaya
transaksi. Evaluasi peranan HTI di lahan gambut dirumuskan berdasarkan sintesa
dari hasil pemahaman dan penelaahan terhadap hasil penelitian tujuan 1 dan 2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi hutan gambut bekas
tebangan dan sekunder menyebabkan penurunan kandungan C vegetasi masingmasing sebesar 103.53 ton/ha/th dan 61.02 ton/ha/th. Sedangkan konversi pada
hutan gambut terdegradasi menyebabkan terjadinya peningkatan kandungan
karbon vegetasi sebesar 22.47 ton/ha/th. Nilai ekonomi HTI pulp diperoleh
sebesar Rp 15.56 juta/ha. Nilai ekonomi karbon vegetasi berbeda untuk setiap
kondisi hutan alam. Proyek REDD HTI pulp dari hutan terdegradasi menyebabkan

peningkatan nilai ekonomi sebesar 20.21% dan 51.13% untuk harga satuan
kompensasi US$ 9.00 dan 12.00/tCO2-e. Proyek REDD pada hutan gambut
sekunder memiliki nilai ekonomi yang lebih kecil pada semua harga kompensasi
yang disimulasikan dibanding dengan nilai ekonomi HTI pulp pada skenario UP
PAN-KARBON konservasi. Pada skenario UP PAN-KARBON dengan PHPL
diperoleh nilai ekonomi yang lebih baik dibandingkan HTI pulp pada harga
kompensasi US$ 12.00/tCO2-e. Proyek REDD pada hutan gambut bekas tebangan
memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dari HTI pulp pada harga satuan
kompensasi US$ 9.00/tCO2-e dan US$ 12.00/tCO2-e pada skenario UP PANKARBON dengan konservasi maupun PHPL. Apabila nilai kayu hutan alam
dihitung sebagai tambahan penerimaan pada konversi, maka harga satuan
kompensasi minimal yang berlaku adalah US$ 130.64/ tCO2-e untuk hutan
gambut bekas tebangan dan US$ 109.24/ tCO2-e untuk hutan gambut sekunder.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan beberapa rekomendasi.
(1) Apabila pasar karbon berjalan dengan sempurna, pembangunan HTI di lahan
gambut terdegradasi dapat diikutsertakan pada proyek REDD melalui UP RAPKARBON. Upaya mitigasi perubahan iklim melalui UP PAN-KARBON
konservasi maupun PHPL dapat dikonsentrasikan pada hutan gambut bekas
tebangan dan sekunder karena memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dari
pengusahaan HTI pulp. (2) Keputusan untuk mengikuti proyek REDD perlu
mempertimbangkan harga satuan kompensasi minimum. Harga kopensasi
minimum untuk UP RAP-KARBON HTI pulp dari hutan rawa gambut

terdegradasi adalah US$ 7.04/tCO2-e. Harga kompensasi minimum UP PANKARBON konservasi pada hutan rawa gambut bekas tebangan adalah
US$ 8.96/tCO2-e dan untuk UP PAN-KARBON PHPL sebesar US$ 7.61/tCO2-e.
Sedangkan harga minimum UP PAN-KARBON konservasi pada hutan sekunder
adalah US$ 15.20/tCO2-e dan untuk UP PAN-KARBON PHPL sebesar
US$ 9.5/tCO2-e. (3) Nilai ekonomi karbon merupakan salah satu nilai jasa
lingkungan yang dapat dijadikan kriteria untuk pengambilan keputusan. Oleh
karena itu, agar pertimbangan kebijakan menjadi lebih komprehensif, sebaiknya
pertimbangan nilai ekonomi lingkungan lainnya dimasukkan sebagai kriteria
pengambilan keputusan.
Kata kunci : karbon, hutan rawa gambut, hutan tanaman industri pulp, konversi,
REDD.

© Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2009
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebut sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar Institut Pertanian Bogor.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

dalam bentuk apapun tanpa izin Institut Pertanian Bogor.

PERUBAHAN KANDUNGAN KARBON DAN
NILAI EKONOMINYA PADA KONVERSI HUTAN RAWA
GAMBUT MENJADI HUTAN TANAMAN INDUSTRI PULP

YANTO ROCHMAYANTO

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
Pada Mayor Ilmu Pengelolaan Hutan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Tesis


: Perubahan Kandungan Karbon dan Nilai Ekonominya
pada Konversi Hutan Rawa Gambut Menjadi
Hutan Tanaman Industri Pulp

Nama

: Yanto Rochmayanto

NRP

: E151070304

Disetujui :
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, M.A.
Ketua

Dr. Ir. Teddy Rusolono, M.S.

Anggota

Diketahui,

Koordinator Mayor
Ilmu Pengelolaan Hutan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, M.S.

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.

Tanggal Ujian : 20 Agustus 2009

Tanggal Lulus :

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Bahruni, MS.

PRAKATA

Penulis panjatkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT atas selesainya
penelitian dan penulisan tesis dengan baik dan lancar. Penulisan tesis merupakan
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Sain pada Program Studi Ilmu
Pengelolaan Hutan.
Penelitian ”Perubahan Kandungan Karbon dan Nilai Ekonominya pada
Konversi Hutan Rawa Gambut Menjadi Hutan Tanaman Industri Pulp” ditujukan
untuk mengetahui seberapa besar kapasitas simpanan dan nilai ekonomi karbon
pada Hutan Tanaman Industri (HTI) pulp di lahan gambut dan bagaimana
komparasinya dengan kapasitas simpanan karbon hutan alam gambut. Komparasi
tersebut dilakukan sebagai pembanding bagi pilihan kebijakan yang mendukung
upaya mitigasi perubahan iklim, apakah mempertahankan hutan rawa gambut atau
mengubahnya menjadi HTI pulp. Selanjutnya dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan berharga bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
informasi di bidang pengelolaan hutan serta evaluasi bagi kebijakan kehutanan
yang ada.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, M.A. dan Bapak Dr. Ir. Teddy Rusolono, M.S.
atas kesedian memberi bimbingan sejak penyusunan rencana penelitian sampai
selesai penulisan tesis. Ucapan terima kasih saya sampaikan pula kepada Balai
Penelitian Hutan Penghasil Serat, Kuok, yang telah memfasilitasi penelitian ini,
termasuk teman-teman teknisi (Sdr. Syasri Jannetta, Ahmad Rojidin, dan Minal
Aminin) yang banyak membantu pengambilan data di lapangan. Kepada Bapak Ir.
Rahayu Supriadi, M.Sc. saya juga berterima kasih untuk waktu-waktu diskusinya.
Penulis menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Manajemen PT
Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) atas kesediaan memberikan izin melakukan
penelitian pada areal konsesinya.
Tesis ini pasti masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat
berharap memperoleh kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya. Semoga karya
tulis ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2009
Yanto Rochmayanto

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ciamis, Jawa Barat, pada tanggal 2 Oktober 1978 dari
Bapak A. Djana (alm.) dan Ibu Marnah (almh). Penulis merupakan putera kedua dari
dua bersaudara.
Tahun 1993 penulis menjalani pendidikan di SKMA (Sekolah Kehutanan
Menengah Atas) Kadipaten di Majalengka, dan lulus tahun 1996. Pendidikan Strata 1
dijalani di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada Jurusan
Manajemen Hutan sejak tahun 1998 sampai tahun 2002. Pada tahun 2007 penulis
memperoleh kesempatan melanjutkan pendidikan Strata 2 pada Mayor Ilmu
Pengelolaan Hutan (IPH), Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Saat ini penulis bekerja sebagai Peneliti Muda pada Balai Penelitian Hutan
Penghasil Serat di Kuok, Riau, salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan Litbang
Departemen Kehutanan. Bidang penelitian yang menjadi tanggung jawab penulis
adalah Ekonomi Kehutanan.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….…

xiv

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………

xv

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….…

xvi

I. PENDAHULUAN …………………………………………………...…
1.1. Latar Belakang ………………………………………………...…
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………….…
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………..…
1.4. Luaran Penelitian …………………………………………………

1
1
3
6
7

II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………..…
2.1. HTI Pulp : Perkembangan dan Kecenderungan ……….…………
2.2. Perdagangan Karbon di Sektor Kehutanan ………………………
2.3. Lahan Gambut : Sebaran, Karakteristik, Fungsi
dan Pemanfaatan …………………………………………………
2.4. Lahan Gambut dan Issu Perubahan Iklim ………………………
2.5. Neraca Karbon Hutan dan Penilaian Ekonomi Karbon …………

8
8
10

III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………..…
3.1. Rencana Lokasi Penelitian ………………………………………
3.2. Alur Pikir dan Ruang Lingkup Penelitian ………………………
3.3. Prosedur Penelitian ………………………………………………
3.3.1. Perhitungan Kapasitas Serapan Karbon …………………
3.3.2. Perhitungan Nilai Ekonomi Karbon ………………………
3.3.3. Evaluasi HTI Lahan Gambut ………………………………

23
23
23
25
25
27
29

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ………...………………
4.1. Kondisi Biofisik Areal ………………………………………….…
4.2. Status Kesuburan Tanah …………………………………………..
4.3. Kondisi Vegetasi ………………………………………………..…
4.4. Kondisi Umum Kabupaten Pelalawan ……………………………

30
30
30
32
34

V. HASIL DAN PEMBAHASAN .……………………………………..…
5.1. Perubahan Simpanan Karbon Hutan Alam dan HTI Pulp ………
5.1.1. Hutan Alam Gambut ………………………………………
5.1.2. HTI Lahan Gambut Acacia crassicarpa ……………………
5.1.3. Perubahan Kandungan Karbon pada Perubahan
Fungsi Hutan ………………………………………………..

37
37
37
41

5.2. Nilai Ekonomi Karbon HTI Pulp …………………………………
5.2.1. Analisis Ekonomi Pengusahaan HTI Pulp Lahan Gambut …
5.2.2. Partisipasi HTI Pulp Lahan Gambut dalam
Proyek Karbon ……………………………………………...
5.2.3. Intervensi REDD pada Hutan Rawa Gambut ………………

47
47

12
17
19

44

49
52

iii

5.3. Implikasi Kebijakan untuk Pengembangan HTI Pulp ……………
5.3.1. Kebijakan HTI …………………...…………………………..

61
61

5.3.2. Eksternalitas dan Biaya Sosial ……………………………
5.3.3. Implikasi Kuantifikasi Emisi Bagi Kebijakan
Pengembangan HTI Pulp …………………………………..

64

VI. SIMPULAN DAN SARAN …………………………………..………..
6.1. Simpulan ………………………………………………………….
6.2. Saran ………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA …………………………...…………………………

66
70
70
71
72

LAMPIRAN ………………………………………………………………..

77

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Beberapa hasil penelitian biomasa dan C tersimpan pada vegetasi
di lahan gambut ..………………………………………………………….

3

2

Produsen pulp dan kertas utama dunia tahun 2006 ……………………….

8

3

Nilai ekspor komoditas menurut eksportir utama negara Asia Pasifik
tahun 2001 ....................................................................................................

8

4

Sebaran gambut daerah tropis dunia ...........................................................

13

5

Status kesuburan tanah di salah satu petak PT RAPP .................................

31

6

Status fisika dan kimia tanah di bawah tegakan
Acacia crassicarpa di Kabupaten Siak .......................................................

31

7

Pertumbuhan Acacia crassicarpa di Riau ...................................................

32

8

PDRB dan angka perkapita Kabupaten Pelalawan atas dasar
harga berlaku ……………………………………………………………...

35

Sebaran jumlah pohon, biomasa dan kandungan karbon vegetasi
pada hutan alam gambut bekas tebangan dan sekunder ..............................

38

10 Sebaran jumlah pohon, rerata diameter, biomasa dan kandungan
karbon pada setiap tahun tanam ..................................................................

42

11 Perkembangan kandungan karbon pada HTI dalam skala
unit pengelolaan (dalam juta ton) ................................................................

45

12 Resume hasil analisis ekonomi pembangunan HTI pulp lahan gambut
pada satuan unit pengelolaan seluas 51 215 ha ...........................................

48

13 Resume hasil analisis ekonomi HTI pulp dengan dan
tanpa Carbon Trade .....................................................................................

50

14 Perhitungan biaya dalam analisis ekonomi REDD .....................................

51

15 Pembentukan biaya kompensasi REDD hutan gambut bekas tebangan
dan sekunder ................................................................................................

55

16 Resume hasil analisis ekonomi REDD dengan konservasi dan
komparasinya dengan HTI pulp ..................................................................

56

17 Resume hasil analisis ekonomi REDD dengan PHPL dan komparasinya
dengan HTI pulp ..........................................................................................

59

18 Resume hasil analisis ekonomi pengelolaan HTI pulp dengan
memperhitungkan hasil kayu hutan alam ....................................................

61

19 Proporsi distribusi dana kompensasi REDD berdasarkan
Permenhut No. P.36/Menhut-II/2009 ..........................................................

68

9

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1

Pasokan pulp dan kertas ke pasar China ………………………………...

7

2

Perbandingan tren perkembangan produksi, ekspor-impor
dan luas HTI pulp Indonesia .....................................................................

9

3

Skema model ekosistem siklus karbon di daerah basah ...........................

15

4

Kerangka pikir penelitian dinamika kandungan dan nilai ekonomi
karbon pada HTI di lahan gambut ............................................................

23

5

Skema dinamik pembentukan kondisi hutan alam gambut .......................

24

6

Kurva MAI dan CAI Acacia crassicarpa di PT RAPP
Kabupaten Pelalawan, Riau ..……………………….................................

33

7

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pelalawan ……………………..

35

8

Distribusi PDRB Kabupaten Pelalawan tahun 2007 …………………….

36

9

Sebaran vegetasi menurut kelas diameter pada hutan bekas tebangan
dan sekunder ............................................................................................

39

Sebaran kandungan karbon menurut kelas diameter pada
hutan bekas tebangan dan hutan sekunder ................................................

40

10
11

Komposisi mozaik sebaran luas Acacia crassicarpa berdasarkan
tahun tanam ...............................................................................................

41

12

Sebaran kandungan karbon tanaman HTI Acacia crassicarpa ................

43

13

Kapasitas kandungan C per ha pada perubahan hutan gambut
menjadi HTI pulp ......................................................................................

45

Kapasitas kandungan C dalam skala unit pengelolaan pada perubahan
hutan gambut menjadi HTI pulp ...............................................................

46

Net emisi CO2 HTI pulp di hutan gambut terdegradasi dengan
turut memperhitungkan emisi dari subsidensi tanah .................................

52

Selisih simpanan karbon yang mampu ditahan oleh intervensi
REDD dengan konservasi pada hutan gambut bekas tebangan ................

54

Selisih simpanan karbon yang mampu ditahan oleh intervensi
REDD dengan konservasi pada hutan gambut sekunder ..........................

54

Selisih simpanan karbon yang mampu ditahan oleh intervensi
REDD dengan PHPL pada hutan gambut bekas tebangan .......................

58

Selisih simpanan karbon yang mampu ditahan oleh intervensi REDD
dengan PHPL pada hutan gambut sekunder .............................................

58

14
15
16
17
18
19

DAFTAR LAMPIRAN
1

Halaman
Peta Sebaran Lahan Gambut ……………………………………………. 77

2

Cash flow pengusahaan HTI pulp lahan gambut ………………………..

78

3

Cash flow pengusahaan HTI pulp lahan gambut dan REDD
UP RAP-KARBON pada harga US$ 9.00 ..................................................

81

Cash flow analisis ekonomi REDD hutan alam gambut
melalui UP PAN-KARBON konservasi ...................................................

84

Cash flow analisis ekonomi REDD hutan gambut bekas tebangan
melalui UP PAN-KARBON dengan PHPL pada
harga kompensasi US$ 9.00 ........................................................................

85

Cash flow analisis ekonomi REDD hutan gambut sekunder
melalui UP PAN-KARBON dengan PHPL pada
harga kompensasi US$ 9.00 ........................................................................

88

4
5

6