Kumpulan Pengertian dan Jenis Sedimentas

Pengertian dan Jenis Sedimentasi
in Geografi - on 16:12 - No comments

Kali ini kita membahas tentang pengertian pengendapan (sedimentasi) dan jenis-jenis
pengendapan (pengendapan oleh air sungai, pengendapan oleh air laut, pengendapan oleh
angin dan pengendapan oleh gletser)
Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh air,
angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Semua batuan hasil
pelapukan dan pengikisan yang diendapkan lama kelamaan akan menjadi batuan
sedimen. Hasil proses sedimentasi di suatu tempat dengan tempat lain akan berbeda.
Berikut adalah ciri bentang lahan akibat proses pengendapan berdasarkan tenaga
pengangkutnya.

a) Pengendapan oleh air sungai

Batuan hasil pengendapan oleh air disebut sedimen akuatis. Bentang alam hasil
pengendapan oleh air, antara lain meander, oxbow lake, tanggul alam, dan delta.

(1) Meander

Meander, merupakan sungai yang berkelok-kelok yang terbentuk karena adanya

pengendapan. Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu. Pada
bagian hulu, volume airnya kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai

mulai menghindari penghalang dan mencari jalan yang paling mudah dilewati.
Sementara, pada bagian hulu belum terjadi pengendapan.

Pada bagian tengah, yang wilayahnya datar maka aliran airnya lambat, sehingga
membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungai, baik bagian dalam
maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat, akan terjadi pengikisan,
sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya, akan terjadi pengendapan. Apabila
hal itu berlangsung secara terus-menerus akan membentuk meander.

(2) Oxbow lake

Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, sebab pengikisan dan pengendapan
terjadi secara terus-menerus. Proses pengendapan yang terjadi secara terus menerus akan
menyebabkan kelokan sungai terpotong dan terpisah dari aliran sungai, sehingga
terbentuk oxbow lake, atau disebut juga sungai mati.

(3) Delta


Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut, kecepatan alirannya
menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan
diendapkan, sedangkan tanah liat dan lumpur akan tetap terangkut oleh aliran air. Setelah
sekian lama, akan terbentuk lapisan-lapisan sedimen. Akhirnya lapisan-lapisan sedimen
membentuk dataran yang luas pada bagian sungai yang mendekati muaranya dan
membentuk delta.

Pembentukan delta harus memenuhi beberapa syarat. Pertama, sedimen yang dibawa oleh
sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus di sepanjang pantai
tidak terlalu kuat. Ketiga, pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta
Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.

(4) Tanggul alam

Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya terjadi banjir
dan air meluap hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut, bahan-bahan yang terbawa oleh
air sungai akan terendapkan di tepi sungai. Akibatnya, terbentuk suatu dataran di tepi
sungai.


Timbulnya material yang tidak halus (kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya tepi
sungai lebih tinggi dibandingkan dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam itu disebut
tanggul sungai. Selain itu, juga terdapat tanggul pantai sebagai hasil dari proses
pengendapan oleh laut. Kedua tanggul tersebut merupakan tanggul alam, karena proses
terbentuknya berlangsung alami hasil pengerjaan alam

b) Pengendapan oleh air laut

Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine. Pengendapan oleh air
laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam hasil pengendapan oleh air laut,
antara lain pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai.

Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Biasanya terdiri atas
material pasir. Ukuran dan komposisi material di pantai sangat bervariasi tergantung pada
perubahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut.

Arus pantai mengangkut material yang ada di sepanjang pantai. Jika terjadi perubahan
arah, maka arus pantai akan tetap mengangkut material material ke laut yang dalam.
Ketika material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan material. Setelah sekian
lama, terdapat akumulasi material yang ada di atas permukaan laut. Akumulasi material

itu disebut spit. Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadangkadang spit terbentuk melewati teluk dan membetuk penghalang pantai (barrier beach).
Apabila di sekitar split terdapat pulau maka spit tersambung dengan daratan, sehingga
membentuk tombolo.

c) Pengendapan oleh angin

Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil
pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pasir terjadi
akibat akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin
mengangkut dan mengendapkan pasir di suatu tempat secara bertahap, sehingga
terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir.

d) Pengendapan oleh gletser

Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial. Bentang alam hasil
pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi U.
Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni
lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di
lembah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk U.
http://softilmu.blogspot.co.id/2014/07/sedimentasi.html


Sedimentasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin,
es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dan
proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir
(sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material
yang diangkut oleh angin. sedimentasi dapat dibedakan: a.sedimentasi air ,misalnyaterjadi di
sungai. b.sedimentasi angin, biasanya disebut sedimentasi aeolis c.sedimentasi gletser,
mengahasilkan drumlin,moraine,ketles,dan esker.
hasil dari sedimentasi ini dapat berupa batuan breksi dan batuan konglomerat yang terendapkan
tidak jauh dari sumbernya, batu pasir yang terendapkan lebih jauh dari batu breksi dan batuan
konglomerat, serta lempung yang terendapkan jauh dari sumbernya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sedimentasi

Pengertian Sedimentasi dan Macam-Macam
Sedimentasi
Pengertian Sedimentasi dan Macam-Macam Sedimentasi|Sedimentasi terdiri atas beberapa
macam atau jenis-jenis, Pengertian sedimentasi adalah proses pengendapan material-material

yang diangkut dinamakan dengan sedimentasi atau pengendapan, ini dapat terjadi apabila batuan
mengalami pelapukan dan erosi lalu diangkut atau dibawa oleh tenaga alam dan akhirnya
terjadilah sedimentasi atau diendapakan disinilah letak terjadinya sedimentasi, sedimentasi juga

memiliki dampak positif dan negatif sedimentasi atau bermanfaat dan merugikan, proses
terjadinya sedimentasi dimana proses/cara kerjanya memakan waktu yang cukup lama.
Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya, sedimentasi dibagi atas sedimentasi air sungai,
sedimentasi air laut, sedimentasi angin dan sedimentasi gletsyer, disetiap macam-macam
sedimentasi atau jenis-jenis sedimentasi ini akan dibahas pula proses terbuntuknya dan apa yang
dibentuk dari macam-macam atau jenis-jenis sedimentasi maksudnya contoh dari macam-macam
sedimentasi tersebut.. Untuk mengetahui lebih jelas tentang macam-macam sedimentasi atau
jenis-jenis sedimentasi mari kita lihat pembahasannya seperti dibawah ini..
Macam-macam Sedimentasi
A. Sedimentasi oleh air sungai

(Meander dan Terbentuknya
danau kali mati/tapal
kuda (Oxbow lake)
Baha-bahan lepas yang diangkut oleh air sungai sebagian kecil diendapkan di dasar sungai saat
arus angin mulai melemah sedang sebagian besar bahan-bahan halus tersebut diendapkan di

muaranya. Pengendapan yang terus menerus dan berlangsung bertahun-tahun menyebabkan
terbentuknya beberapa bentukan alam antara lain :
1). Kipas aluvial. Kipas aluvial (alluvial fan) terbentuk karena sungai mengalami perubahan atau
penurunan kekuatan arus sebagai akibat perubahan kemiringan, dimana sungai yang berasal dari
pegunungan tiba-tiba mencapai suatu dataran rendah yang memiliki perbedaan tinggi yang
sangat mencolok sehingga material yang diangkut langsung diendapkan dan membentuk kerucut.
Bentukan ini terdapat pada mulut jeram atau pada lembah suatu pegunungan yang berbatasan
dengan dataran
2). Mender adalah aliran sungai yang berkelok-kelok. Kenampakan ini sering kita temukan pada
daerah hilir sebuah sungai yaitu pada daerah aliran sungai yang ada pada dataran rendah.
Terbentuknya mender ialah karena adanya reaksi dari aliran sungai terhadap batu batuan yang
relatif homogen dan kurang tahan terhadap erosi. Lengkungan meander terdiri dan dua bagian
yaitu sisi luar dan sisi dalam. Aliran air atau arus sungai lebih deras pada sisi luar daripada sisi
dalam lengkungan meander, sehingga sisi luar lengkungan tererosi dan hasil erosi tersebut
diendapkan pada sisi dalam lengkungan meander tersebut. Akibat proses tersebut, akhirnya
meander tersebut dapat membentuk setengah lingkaran atau bahkan hampir melingkar penuh.
Tahap perkembangan meander selanjutnya ialah batas daratan yang sempit yang memisahkan
tikungan yang satu dengan tikungan lainnya akhirnya terpotong oleh aliran baru dan terbentuklah
danau tapal kuda (oxbow lake).


3). Dataran banjir. Dalam proses terbentuknya meander dan pemindahan lembah sungai, hasil
pengendapan pada bekas aliran yang ditinggalkan akan membentuk tumpukan lumpur yang
sangat luas. Dataran banjir merupakan daerah yang sering tergenang air pada waktu terjadi hujan
yang mengakibatkan air sungai meluap.
4). Delta. Pada daerah muara sungai, terjadi pengendapan sebagian besar material yang diangkut
oleh sungai tersebut. Endapan sungai pada ujung muara ini disebut delta. Delta memiliki bentuk
dan ukuran yang berbeda beda. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut
antara lain jenis batuan,kecepatan aliran sungai, dan keadaan musim.
Ada beberapa jenis delta yang terkenal antara lain:
a. Delta busur di muara Sungai Nil
b. Delta kaki burung di muara Sungai Mississippi
c. Delta runcing di muara Sungai Tibet
d. Delta muara, terdapat pada muara Sungai Seine, Inggris
B. Sedimentasi Oleh Air Laut

(Gambar : a. Nehrung .
b. Naff. c. Delta )
Gelombang air laut disamping mengikis pantai, juga mempunyai sifat membangun. Bahan-bahan
lepas yang diangkut oleh air laut disamping sebagian mengendap di dasar laut ada sebagian yang
diendapkan di sekitar pantai dan terbentuklah gosong-gosong pasir.

Endapan ini semakin lama semakin banyak dan terbentuklah lidah-lidah pasir/tanah akibat
gelombang laut yang disebut nehrung atau kubu pesisir. Gosong pasir kadang-kadang dapat
menghubungkan pantai dengan pulau yang ada di dekatnya.
Nehrung ini kadang-kadang membentuk danau (air laut yang dipisahkan oleh nehrung dan laut
bebas). Danau ini disebut haff. Gosong pasir yang menghubungkan daratan dengan pulau
terdekat disebut tombolo.
C. Sedimentasi oleh Gletsyer
Sedimentasi oleh gletsyer berasal dari moraine yaitu longgokan batu-batu kerikil, pasir, dan
sebagainya yang mengendap di ujung gletsyer. Bentuk-bentuk muka bumi dari sedimentasi oleh
gletsyer antara lain:
1). Osar, yaitu endapan gletsyer berbentuk punggung yang sempit dan panjang
2). Kame, endapan gletsyer berbentuk seperti dataran tinggi

3). Drumlin, merupakan bukit-bukit kecil yang berbentuk bulat panjang, sebagian terbentuk oleh
moraine dasar
4). Till plain, yaitu dataran yang terbentuk dan hasil pengendapan gletsyer
D. Sedimentasi oleh Angin

(Beberapa Bentuk bukit-bukit
pasir

karena sedimentasi oleh angin)
Angin yang mengangkut material-material lepas, setelah kekuatannya melemah akan
mengendapkan bahan-bahan tersebut. Bahan-bahan tersebut bisa terdiri dari pasir dan debu yang
diendapkan di suatu tempat dan membentuk bukit-bukit pasir. Bukit-bukit pasir yang terbentuk
karena sedimentasi oleh angin banyak ditemukan di daerah-daerah gurun pasir. Contoh
pembentukan bukit-bukit pasir seperti ini dapat ditemukan pada pantai Parangtritis di pantai
selatan Yogyakarta dan pantai Lhoknga di Aceh.
Sekian Artikel tentang Pengertian Sedimentasi dan Macam-Macam Sedimentasi semoga
bermanfaat (Sumber : Geografi, Hal : 92-95, Penerbit : Erlangga.2004.Jakarta, Penulis :
P.Ginting dkk)
http://www.artikelsiana.com/2014/10/pengertian-sedimentasi-macam-macamsedimentasi.html

Pengertian dan Jenis Sedimentasi
Rudi Haryanto
Saturday, February 07, 2015
2 komentar
Pada kesempatan kali ini admin akan membahas lebih dalam dari salah satu tenaga
eksogen, yaitu sedimentasi. Adapun pokok - pokok pembahasan kali ini adalah
pengertian sedimentasi, jenis - jenis sedimentasi, bentang alam hasil
sedimentasi, dan dampak dari sedimentasi. Berikut untuk lebih jelasnya


PENGERTIAN SEDIMENTASI
Sedimentasi adalah terbawanya suatu material oleh angin, air, air laut, atau es (gletser)
yang kemudian diendapkan pada suatu tempat. Material ini akan mengendap setelah
menempuh jarak tertantu, hal ini diakibatkan karena tenaga pengangkutnya semakin
melemah. Semua material yang mengendap pada suatu tempat lama – kelamaan akan
menjadi batuan beku. Bentang alam yang dihasilkan oleh proses sedimentasi ini akan
berbeda beda, sesuai dengan tenaga pengangkutnya dan tempat pengendapannya.
Berikut ini adalah beberapa jenis bentang alam hasil sedimentasi dan jenis – jenis
sedimentasi.

JENIS JENIS SEDIMENTASI
Jenis sedimentasi berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya

1. Sedimentasi akuatis
Sedimentasi akuatis adalah proses pengendapan suatu material yang dibawa oleh air.
Sedimentasi akuatis biasanya terjadi didaerah rendah, di sungai, dan di danau. Hal ini
sesuai dengan sifat air yang mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang
rendah. Proses sedimentasi ini biasanya mengakibatkan pendangkalan pada sungai
maupun danau, sehingga rawan akan banjir. Berikut ini adalah beberapa bentang alam
yang terbentuk karena sedimentasi akuatis
a. Kipas alluvial (alluvial fan)
Kipas alluvial adalah daerah yag terjadi karena sungai mengalami perubahan atau
penurunan kekuatan arus sehingga mengalami perubahan kemiringan yang
mengakibatkan material akhirnya terendapkan. Kenampakan ini umumnya terjadi pada
kaki pegunungan, diantara lembah curam dan sempit.

b. Meander

Meander merupakan sebuah sungai khas yang berkelok – kelok yang terbentuk akibat
adanya pengendapan material di sungai. Biasanya material yang terbawa dari hulu
akan diendapkan pada bagian dalam tikungan sungai, hal ini dikarenakan pada bagian
dalam tikungan sungai arusnya rendah. Sementara pada bagian luar tikungan sungai
terjadi pengikisan (erosi), hal ini karena arus pada bagian luar tikungan sungai lebih
kuat. Hal inilah yang menjadikan kelokan pada sungai terlihat indah. Umumnya
meander terjadi pada bagian tengah sungai sampai mendekati bagian muara sungai.

c. Oxbow lake
Oxbow lake atau danau tapal kuda atau sungai mati merupakan kelokan sungai yang
terpotong dan terpisah dari aliran sungai karena adanya pengendapan yang terjadi
terus menerus. Hal ini membuat aliran sungai yang semula berkelok menjadi lurus.
Sementara pada bagian kelokan yang terputus, airnya akan tergenang dan membentuk
suatu danau.

d. Dataran banjir
Dataran banjir merupakan dataran rendah yang berada pada kanan-kiri sungai. Dataran
banjir terjadi karena adanya pengendapan pada kedua sisi sungai yang terjadi terus
menerus hingga menjulang tinggi daripada dataran disekitarnya.

e. Delta
Delta adalah endapan pasir atau lumpur yang diendapkan oleh sungai pada bagian
muara. Delta terjadi karena arus sungai yang semakin melambat saat mendekati
muaranya seperti danau, rawa, atau laut. Akibatnya, material yang terbawa oleh air
sungai akan diendapkan di dareha tersebut. Lapisan yang semakin lama akan
membantuk lapisan – lapisan sedimen. Lapisan – lapisan sedimen itu akan membentuk
suatu dataran yang luas yag mendekati muaranya dan mendekati danau.
Beberapa jenis delta antara lain :
1.
2.
3.
4.

Delta busur, misalnya di sungai Nil
Delta kaki burung, misalnya di sungai Missisippi
Delta runcing, misalnya di sungai Tibet
Delta muara, misalnya di muara sungai Seine Inggris

Beberapa contoh delta di Indonesia antara lain :
1.
2.
3.
4.

Delta sungai Bengawan Solo
Delta sungai Brantas
Delta sungai Musi
Delta sungai Kapuas

2. Sedimentasi aeolis atau aeris
Sedimentasi aeolis atau aeris adalah proses pengendapan suatu materi yang terbawa
oleh angin. Dengan kekuatannya, angina dapat membawa material – material, saat
kekuatan angina tersebut mulai melemah, atau menabrak sesuatu, maka material yang
dibawanya akan dijatuhkan dan diendapkan. Centoh bentang alam hasil sedimentasi
angina :
a. Sund dunes
Sand dunes atau gumuk pasir yaitu gundukan pasir atau bukit pasir yang terbentuk oleh
endapan material material pasir yang dibawa oleh angin. Sand dunes ini banyak kita
jumpai di daerah padang pasir atau di pantai berpasir.

Berdasarkan bentuknya ada dua macam sand dunes, yaitu :
 Barchan
Barchan adalah sand dunes gundukan pasir yang berbentuk seperti bulan sabit. Jadi
bentuknya melengkung dengan bagian punggung tinggi.
 Punggung Paus (Whate back paus)
Whate back paus yaitu gundukan pasir yang berbentuk seperti punggung dari ikan paus
yang memanjang. Bentuk ini kalau kita lihat di daerah pasir mirip dengan ikan paus
yang tengkurap dengan punggung di atas.

3. Sedimentasi Marine

Sedimentasi marine adalah proses pengendapan suatu materi yang terbawa oleh air
laut. Adapun daerah yang termasuk dalam sedimentasi marine adalah laut dan tepi laut.
Berikut ini adalah beberapa bentang alam hasil sedimentasi marine :
a. Spit
Arus pantai mengangkut material yang ada di sepanjang pantai. Jika terjadi perubahan
arah, maka arus pantai akan tetap mengangkut material material ke laut yang dalam.
Ketika material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan material. Setelah
sekian lama, material yang terakumulasi itu akan tampak ke permukaan laut. Akumulasi
material itu disebut spit. Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang.

b. Tombolo
Tombolo merupakan daratan yang menghubungkan antara pulau utama dengan pulau
di sekitarnya. Jadi tombolo merupakan kelanjutan dari spit yang memanjang ke pulau
lain. Tombolo ini sering kali di jadikan sarana perhubungan darat bagi wisatawan untuk
mengunjungi pulau lain yang terhubung dengan tombolo tersebut.

c. Barrier beach (penghalang pantai)

Penghalang pantai (barrier beach adalah spit yang terbentuk melewati teluk dan
menyerupai tanggul di pantai.

d. Gosong
Gosong adalah endapan di tengah laut atau di muara sungai karena menurunnya daya
angkut air sungai secara tiba-tiba.

e. Nehrung (lidah pasir)
Nehrung adalah bukit pasir yang panjang dan terdapat di dekat pantai.

4. Sedimentasi es
Sedimentasi es atau glasial atau gletser adalah pengendapan suatu material pada
suatu tempat oleh es. Berikut ini adalah beberapa bentang alam hasil sedimentasi es :
a. Bentang alam berbentuk U
Bentang alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula
berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang
meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng
dan mengendap di lembah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi
berbentuk U.
b. Osar : endapan es yan berbentuk punggung yang sempit dan panjang.
c. Kame : endapan es yang berbentuk seperti dataran tinggi.
d. Drumlin : bukit – bukit kecil yang berbentuk bulat panjang, sebagian terbentuk oleh
moraine dasar.
e. Till plain : dataran hasil pengendapan es.
Sedimentasi berdasarkan tempat pengendapannya
1. Sedimentasi fluvial, yaitu materi – materi yang mengendap di sungai. Contoh :
oxbow lake (danau tapal kuda), delta, dataran banjir, kipas alluvial, meander
2. Sedimentasi terestris, yaitu materi – materi yang mengendap di darat. Contoh :
sund dunes
3. Sedimentasi limnis, yaitu materi – materi yang mengendap di danau. Contoh
tanah tuff
4. Sedimentasi marine, yaitu materi – materi yang mengendap di laut. Contoh spit,
barrier beach, tombolo, nehrung, gosong
5. Sedimentasi glasial, yaitu meteri – materi yang mengendap di daerah es. Contoh
lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk U, osar, kame, drumlin, till
plain

Dampak sedimentasi
Dampak positif sedimentasi :
1. Munculnya bentang alam baru yang lebih indah
2. Adanya tombolo, membantu kita menjangkau suatu pulau tanpa menggunakan
kapal
3. Adanya penghalang pantai, semakin mengurangi abrasi

Dampak negatif sedimentasi :
1. Terjadinya pendangkalan pada sungai yang sangat beresiko terhadap banjir.
Sumber :
Ginting, P. 2004. Geografi. Jakarta : Erlangga
Waluya, Bagja. 2009. Memahami Geografi SMA untuk Kelas X Semester 1 dan 2.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Wardiyatmoko, K. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga
http://sapakabar.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-dan-jenis-sedimentasi.html

Pengertian Sedimentasi dan Macamnya
Posted by Khusnul Sidik at 1/15/2013
 Pengertian Sedimentasi :
Sedimentasi adalah proses pengendapan material hasil erosi air, angin, gelombang laut dan
gletsyer. Material hasil erosi yang diangkut oleh aliran air akan diendapakan di daerah yang lebih
rendah. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan
material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang

terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut
oleh angin. sedimentasi dapat dibedakan: a.sedimentasi air terjadi di sungai. b.sedimentasi angi
biasanya
disebut
sedimentasi
aeolis
c.sedimentasi
gletser
mengahasilkan
drumlin,moraine,ketles,dan esker.
 Macam-macam Sedimentasi :
a. Sedimentasi oleh air

Lumpur dan material lain hasil erosi yang diangkut oleh aliran air akan diendapkan ke tempat
yang lebih rendah. Tempat pengendapan itu adalah: dataran rendah, waduk, situ, danau, muara
sungai, tepi pantai dan dasar laut. Danau, waduk, situ, dan rawa akan menjadi dangkal dan
akhirnya punah bila terus menerus diendapi lumpur hasil erosi. Apa yang harus dilakukan agar
ketiga penampungan air tersebut bisa lestari dan tidak punah?
Apa yang terjadi bila lumpur dan material lain hasil erosi air itu diendapkan di muara sungai atau
di tepi pantai? Endapan lumpur tersebut akan membentuk delta dan gosong pasir.Delta
merupakan daratan di muara sungai yang dibentuk oleh endapan sungai. Sedangkan gosong pasir
adalah gundukan pasir (dan tanah) di tepi pantai yang menyembul di permukaan laut bila air laut
sedang surut dan tenggelam kembali bila laut sedang pasang.
Bila lumpur dan material lain hasil erosi terbawa air sungai hingga ke laut, maka gelombang laut
akan mencampakkan kembali sebagian material hasil erosi ke pantai. Ujudnya berupa tanggul
pantai. Air tanah di tanggul pantai umumnya berupa air tawar, walaupun di sekitarnya air
tanahnya asin.
b. Sedimentasi oleh angin

Material hasil erosi yang diangkut oleh angin akan diendapkan dalam beberapa ujud
(kenampakan), yaitu: Tanah loss. Debu yang dibawa oleh angin dari gurun pasir akan
mengendap
disekitar
gurun
dan
membentuk tanah loss. Tanah ini sangat subur dan baik untuk pertanian, bila cukup air. Bukitbukit pasir (Sand dunes), yaitu gumuk pasir di tepi pantai hasil endapan angin.
c. Sedimentasi oleh gletser

Pada saat bongkah-bongkah es (gletser) meluncur, maka akan mengikis tanah/batuan yang
dilewatinya dan diendapkan di bagian bawah (lembah). Endapan tersebut disebut morain.
http://zonangelmu.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-sedimentasi-danmacamnya.html#.Vh5XhkBNH1U
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya makalah
tentang sedimentasi dapat diselesaikan. Walaupun dalam pengerjaannya terdapat beberapa
kendala teknis dan non teknis, namun dapat kami atasi. Penulis mengucapkan terima kasih atas
bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan makalah sedimentasi ini. Penulis menyadari

masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah sedimentasi ini. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga makalah tentang sedimentasi
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan daerah yang memiliki pantai terbanyak di dunia. Pantai merupakan sebuah
wilayah yang menjadi batas antara lautandan daratan, bentuk pantai berbeda-beda sesuai dengan
keadaan, proses yang terjadi di wilayah tersebut, seperti pengangkutan, pengendapan dan
pengikisan yang disebabkan oleh gelombang, arus, angin dan keadaan lingkungan disekitarnya
yang berlangsung secara terus menerus, sehingga membentuk sebuah pantai. Pantai merupakan
tempat pasir berada, pasir yang berada di pantai bisa berasal dari pecahan terumbu karang atau
juga bisa dari sedimentasi yang terbawa dari sungai (Firmansyah dkk, 2014). Sedimentasi
merupakan proses pembentukan sedimen atau endapan, atau batuan sedimen yang diakibatkan
oleh pengendapan atau akumulasi dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat.
Proses sedimentasi umumnya terjadi pada daerah pantai yang mengalami erosi karena material
pembentuk pantai terbawa arus ke tempat lain dan tidak kembali ke lokasi semula. (Firmansyah
dkk,
2014).
Material yang terbawa arus tersebut akan mengendap di daerah yang lebih tenang, seperti muara
sungai, teluk, pelabuhan, dan sebagainya, sehingga mengakibatkan sedimentasi di daerah
tersebut. Terjadinya sedimentasi tersebut juga berpengaruh terhadap perubahan bentuk garis
pantai. Wilayah pesisir merupakan lingkungan yang dinamis, unik dan rentan terhadap
perubahan
lingkungan.
(Firmansyah
dkk,
2014).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pesisir antara lain adalah aktivitas di
daratan, pertumbuhan penduduk, perubahan iklim, peningkatan permintaan akan ruang dan
sumberdaya, serta dinamika lingkungan pantai. Disamping itu perairan pesisir dipengaruhi oleh
interaksi dinamis antara masukan air dari lautan (ocean waters) dan air tawar (freshwater).
Berbagai macam aktivitas manusia yang dilakukan baik di daratan maupun di lautan juga
mendorong terjadinya perubahan lingkungan di wilayah pesisir. (Firmansyah dkk, 2014).

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sedimentasi
Sedimen adalah material bahan padat, berasal dari batuan yang mengalami proses pelapukan,
peluluhan (disintegration), pengangkutan oleh air, angin dan gaya gravitasi, serta pengendapan
atau terkumpul oleh proses atau agen alam sehingga membentuk lapisan-lapisan di permukaan
bumi yang padat atau tidak terkonsolidasi (Bates dan Jackson, 1987). Sedimen permukaan dasar
laut umumnya tersusun oleh: material biogenik yang berasal dari organisma; material autigenik
hasil proses kimiawi laut (seperti glaukonit, garam, fosfor); material residual; material sisa

pengendapan sebelumnya, dan material detritus sebagai hasil erosi asal daratan (seperti kerikil,
pasir, lanau dan lempung). Sedimen menurut Lonawarta (1996) adalah lepasnya puing-puing
endapan padat pada permukaan bumi yang dapat terkandung di dalam udara, air, atau es dibawah
kondisi normal.
Sedimentasi adalah proses yang meliputi pelapukan, transportasi, dan pengendapan. Tekstur
sedimen yaitu hubungan antara ukuran butir dalam batuan dan pada umumnya ukuran butir ini
dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Komposisi sedimen merupakan acuan terhadap
mineral-mineral dan struktur kimia dalam batuan. Batuan klastik adalah batuan dimana material
penyusun utamanya berupa material detrital (misalnya batupasir dan serpihan). Batuan
nonklastik adalah batuan dimana material penyusun utamanya berupa material organik dan unsur
kimia (misalnya batugamping terumbu, halit, dan dolomit). Sedimen terutama terdiri dari
partikel-partikel yang berasal dari hasil pembongkaran batu-batuan dan potongan-potongan kulit
(shell) serta sisa rangka dari organisme laut. Ukuran-ukuran partikel sedimen sangat ditentukan
oleh sifat fisik mereka dan akibatnya sedimen yang terdapat di berbagai tempat di dunia
mempunyai sifat-sifat yang sangat berbeda satu sama lainnya.

2.2 Jenis-Jenis Sedimen
Chester (1993) membagi sedimen laut menjadi 2 kelompok yaitu:
1. Nearshore sediment, sebagian besar endapan sedimennya dipengaruhi kuat oleh
kedekatannya dengan daratan sehingga mengakibatkan kondisi fisika kimia dan biologi
sedimen ini lebih bervariasi dibandingkan dengan deep-sea sediment.
2. Deep-sea sediment, sebagian besar mengendap di perairan dalam di atas 500 m dan
banyak faktor seperti jauhnya dari daratan, reaksi antara komponen terlarut dalam kolom
perairan serta hadirnya biomassa khusus yang mendominasi lingkungan laut dalam yang
menyebabkan sedimen ini merupakan habitat yang unik di planet dan memiliki
karateristik yang sangat berbeda dengan daerah continental / near shore.
Menurut asalnya Garrison (2006) menggolongkan sedimen ke dalam 4 bagian yaitu:
1. Sedimen Terrigenous, Jenis sedimen ini berasal dari erosi yang berasal dari benua atau
pulau, letusan gunung berapi dan segumpalan debu. Sedimen ini lebih dikenal dengan
batuan yang berasal dari gunung berapi seperti granit yang bersumber dari tanah liat dan
batuan kwarsa yang menjadi dua komponen penyusun sedimen terrigenous.
2. Sedimen Lithogenous, Sedimen ini berasal dari sisa pengikisan batu-batuan di darat. Hal
ini diakibatkan karena adanya suatu kondisi fisik yang ekstrim, seperti adanya pemanasan
dan pendinginan terhadap batu-batuan yang terjadi secara terus-menerus. Partikel-partikel
ini diangkut dari daratan ke laut oleh sungai-sungai. Begitu sedimen mencapai lautan,
partikel-partikel yang berukuran besar cenderung untuk lebih cepat tenggelam dan
menetap dari yang berukuran lebih kecil. Kecepatan tenggelamnya partikel-partikel ini
telah dihitung, dimana jenis partikel pasir hanya memerlukan waktu kira-kira 1,8 hari
untuk tenggelam dan menetap di atas lapisan atas dasar laut yang mempunyai kedalaman
4.000 meter. Sedangkan jenis partikel lumpur yang berukuran lebih kecil membutuhkan
waktu kira-kira 185 hari dan jenis partikel tanah liat membutuhkan waktu kira-kira 51

tahun pada kedalaman kolom air yang sama. Oleh karena itu tidaklah mengherankan
jikalau pasir akan segera diendapkan begitu sampai di laut dan cenderung untuk
mengumpul di daerah pantai (Hutabarat dan Stewart, 2000).
3. Sedimen Biogenous, Sedimen ini berasal dari sisa-sisa rangka organisme hidup. Jenis
sedimen ini digolongkan ke dalam dua tipe utama yaitu calcareous dan siliceous ooze.
Material siliceous dan calcareous pada waktu itu di ekstrak dari laut dengan aktivitas
normal dari tanaman dan hewan untuk membangun rangka dan cangkang. Kebanyakan
organisme yang menghasilkan sedimen biogenous mengapung bebas di perairan seperti
plankton. Sedimen biogenous paling berlimpah dimana cukup nutrien yang mendorong
produktivitas biologi yang tinggi, selalu terjadi pada wilayah dekat continental margin
dan area upwelling. Thurman dan Trujillo (2004) menyatakan bahwa dua campuran
kimiawi yang paling umum terdapat dalam sedimen biogenous adalah calcium carbonat
(CaCO3), dimana tersusun dari mineral calcite) dan silica (SiO2). Seringkali silica secara
kimiawi dikombinasikan dengan air untuk menghasikan SiO2 dan nH2O.
4. Sedimen Hydrogenous, Sedimen hydrogenous terdiri dari mineral yang mempercepat
proses presipitasi dari laut. Jenis partikel ini dibentuk sebagai hasil reaksi kimia dalam air
laut. Reaksi kimia yang terjadi disini bersifat sangat lambat, dimana untuk membentuk
sebuah nodule yang besar diperlukan waktu selama berjuta-juta tahun dan proses ini
kemudian akan berhenti sama sekali jika nodule telah terkubur di dalam sedimen. Di
pusat perputaran, jauh dari benua, partikel sedimen terakumulasi sangat lambat (Garrison,
2006).

2.3 Bentuk Sedimen
Berdasarkan hasil observasi Dahuri (2008) komposisi material sedimen yang terklasifikasi pada
pantai Sindulang Satu yaitu: pasir halus, pasir sedang, pasir sangat halus, pasir kasar dan kerikil,
selain itu didapati juga debu dan batu. Rataan empirik dari distribusi granulometri sedimen yang
terbanyak diperoleh yaitu: pasir halus dengan penyortiran tersortir buruk, nilai kemencengan
asimetris ke ukuran kecil dan simetris granulometri yang peruncingannya mesokurtik. Faktor
hidrodinamika yang berperan dalam transport sedimen pada daerah pantai Sindulang Satu adalah
arus pasut.
Berdasarkan hasil pengamatan megaskopis dan mikroskopis sedimen permukaan dasar laut
Perairan Tambelan, tekstur sedimen dapat diklasifikasikan menjadi lempung, lempung lanauan,
lempung pasiran, lanau lempungan, lanau, pasir lempungan, pasir lanauan, pasir (sangat halus
sampai sangat kasar), pasir kerakalan dan kerakal. Sedimen berbutir kasar dengan kandungan
kerikil-pasir kuarsa dijumpai di wilayah selat, sedangkan sedimen yang lebih halus diendapkan
di laut terbuka. Komposisi mineral karbonat atau gamping meningkat pada sedimen sekitar pulau
karang dan terumbu karang. Mineral ini juga dijumpai pada sedimen laut terbuka dan pantai
berpasir, namun tidak teridentifikasi pada hutan bakau. Komponen tumbuhan berupa serasah
dalam sedimen hutan bakau menunjukkan peningkatan proporsi dibandingkan dengan wilayah
lain. Batubara juga ditemukan pada sedimen hutan bakau (Isnaniawardhani, 2010).

2.4 Fenomena Sedimentasi di Daerah Intertidal

Pengendapan merupakan proses terbawanya material hasil pengikisan dan pelapukan oleh air,
angin, atau gletser ke suatu wilayah kemudian diendapkan. Semua batuan dan material hasil
pelapukan dan pengikisan yang diendapkan lama kelamaan akan menjadi suatu batuan yang
dinamakan batuan sedimen. Batuan sedimen yang kemudian terakumulasi ini lama-kelamaan
akan menjadi suatu bentuk bentang alam di bumi. Bentuk bentang alam yang dihasilkan dari
proses pengendapan ini akan berbeda disuatu tempat dan tempat lainnya berdasarkan media yang
menjadi pembawa material endapan. Jenis pengendapan berdasarkan media pengangkutnya
antara lain (Hallaf, 2006):
1. Pengendapan oleh air sungai. Pengendapan ini terjadi karena pengikisan daerah aliran
sungai oleh arus sungai.
2. Pengendapan oleh air laut. Pengendapan ini biasa terjadi karena adanya pengaruh arus
dan gelombang di daerah pesisir laut. Batuan sedimen hasil pengendapan oleh air laut
disebut sebagai sedimen marine.
3. Pengendapan oleh angin. Pengendapan yang terjadi oleh angin dapat terjadi apabila
material (pasir) disuatu tempat terkikis oleh angin dan kemudian diendapkan di suatu
tempat dan menjadi gumuk pasir (sand dune). Pengendapan ini dapat terjadi di daerah
pantai maupun gurun. Batuan hasil pengendapannya disebut sedimen aeolis.

2.5 Manfaat Sedimen
Sedimen laut terdiri dari bahan organic dan anorganic, sedimen dari bahan organic biasanya
berasal dari sisa-sisa mahluk hidup yang mati dari tumbuhan maupun hewan laut. Biasanya
sedimen organic ini dimanfaatkan oleh hewan laut dalam untuk sumber makannya. Ada pula
sedimen laut dimanfaat untuk tempat perlindungan dari bahaya predator, dengan demikian
sedimen di dasar laut dalam sebagai ekosistem baru bagi hewan laut dalam. Sedimen organic
juga dapat dirubah oleh detritus menjadi ion (Rifardi, 2008).
Menurut Fahmi (2009), sebuah solusi inovatif untuk menyimpan karbon dioksida yang
dihasilkan dari kegiatan manusia, yang mana kini semakin menumpuk di atmosfer dan
menyebabkan pemanasan global dapat disimpan di dalam sedimen yang ada di dasar lautan. Hal
ini dilakukan karena telah ditemukan bahwa sedimen di laut dalam dapat menyediakan tempat
yang permanen dan tak terbatas untuk menyimpan gas rumah kaca dan diperkirakan bahwa
sedimen yang berada di lantai samudera wilayah Amerika cukup luas untuk menyimpan emisi
karbon dioksida nasional untuk ribuan tahun yang akan datang.

2.6 Tipe-Tipe Sedimentasi
Menurut Azizah (2014) Berdasarkan pada jenis partikel dan kemampuan pertikel untuk
berinteraksi, sedimentasi dapat diklasifikasikan kedalam 4 tipe, yaitu:
 Settling tipe I: merupakan pengendapan partikel diskret, partikel mengendap secara
individual dan tidak ada interaksi antar-partikel.
 Settling tipe II: merupakan pengendapan partikel flokulen, terjadi interaksi antar-partikel
sehingga ukuran meningkat dan kecepatan pengendapan bertambah.

 Settling tipe III: merupakan pengendapan pada lumpur biologis, dimana gaya antarpartikel saling menahan partikel lainnya untuk mengendap.
 Settling tipe IV: terjadi pemampatan partikelyang telah mengendap yang tejadi karena
berat partikel.

2.7 Proses Terjadinya Sedimentasi
Berdasarkan tempat pengendapan dan tenaga yang mengendapkannya, proses sedimentasi dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Sedimentasi fluvial, merupakan proses prngendapan materi yang diangkut oleh sungai
dan diendapkan disepanjang aliran sungai, danau, waduk, atau muara sungai. Hasil
bentuknya antara lain delta dan bantaran sungai.
2. Sedimentasi eolis (sedimentasi teresterial) merupakan proses pengendapan materi yang
diangkut oleh angin. Bentuknya antara lainberupa gugus pasir (sand dunes) atau
gundukan pasir yang seringkali ditemukan di pantai.
3. Sedimentasi laut (marine sedimentation) merupakan hasil abrasi pantai yang kemudian
diendapkan kembali disepanjang pantai. Contoh hasil bentukannya, antara lain endapan
puing karang (beach), endapan gosong pasir (bar), dan endapan pasir yang
menghubungkan dua pulau (tombolo).
Sedimen di dalam sungai, terlarut atau tidak terlarut, merupakan produk dari pelapukan batuan
induk yaitu partikel-partikel tanah. Begitu sedimen memasuki badan sungai, maka
berlangsunglah pengangkutan sedimen. Kecepatan pengangkutan sedimen merupakan fungsi dari
kecepatan aliran sungai dan ukuran partikel sedimen. Partikel sedimen ukuran kecil seperti tanah
liat dan debu dapat diangkut aliran air dalam bentuk terlarut (wash load). Pasir halus bergerak
dengan cara melayang (suspended load), sedang partikel yang lebih besar antara lain, pasir kasar
cenderung bergerak dengan cara melompat (saltation load). Partikel yang lebih besar dari pasir,
misalnya kerikil (gravel) bergerak dengan cara merayap atau menggelinding di dasar sungai (bed
load). Karena bed load senantiasa bergerak, maka permukaan dasar sungai kadang-kadang naik
(agradasi), tetapi kadang-kadang turun (degradasi) dan naik turunnya dasar sungai disebut
alterasi dasar sungai (river bed alterasion). Wash load dan suspended load tidak berpengaruh
pada alterasi dasar sungai, tetapi dapat mengendap di dasar-dasar waduk atau muara-muara
sungai. Penghasil sedimen terbesar adalah erosi permukaan lereng pegunungan, erosi sungai
(dasar dan tebing alur sungai) dan bahan-bahan hasil letusan gunung berapi yang masih aktif
(Azizah, 2014)

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Sedimentasi adalah proses yang meliputi pelapukan, transportasi, dan pengendapan. Tekstur
sedimen yaitu hubungan antara ukuran butir dalam batuan dan pada umumnya ukuran butir ini
dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.

http://www.tapike.com/2015/06/makalah-tentang-sedimentasi.html

Pengertian Sedimentasi, Macam-macam dan
Contohnya
Sedimentasi merupakan salah satu bentuk dari tenaga eksogen yang dapat mempengaruhi bentuk
permukaan bumi.
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas tentang pengertian sedimentasi, macam-macam
sedimentasi, contoh-contoh sedimentasi dan akibat pengaruh dari sedimentasi.

Pengertian sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses pengendapan material hasil erosi pada tempat tertentu. Materi
yang mengendap dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya materi terbawa angin, aliran air,
atau gletser.
Semua yang mengendap kemudian akan menyatu dan membentuk batuan baru yang disebut
batuan sedimen.

Macam-macam sedimentasi
Berdasarkan penyebabnya, sedimentasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sedimentasi
akuatis, sedimentasi aeolis, dan sedimentasi marine.

a. Sedimentasi Akuatis
Sedimentasi akuatis atau sedimentasi karena air sungai adalah proses pengendapan materi-materi
yang terbawa oleh aliran air di tempat-tempat yang dilaluinya.
Hasil pembentukan dari proses sedimentasi fluvial adalah delta dan bantaran sungai. Delta
berupa daratan di dekat pantai yang terbentuk karena pengendapan lumpur, tanah, pasir dan
batuan yang terbawa oleh air sungai. Adapun bantaran sungai merupakan daratan semacam delta
yang terbentuk di tepi sungai.

Gambar: Contoh Sedimentasi Delta

b. Sedimentasi Aeolis
Sedimentasi aeolis atau sedimentasi karena angin adalah proses pengendapan materi-materi yang
terbawa oleh hembusan angin di tempat-tempat yang dilalui oleh tiupan angin tersebut. Hasil
pembentukan dari proses sedimentasi aeolis antara lain adalah gumuk pasir atau sand dunes.

c. Sedimentasi Marine
Sedimentasi marine atau sedimentasi karena air laut adalah proses pengendapan material yang
terbawa oleh gelombang air laut.
Hasil pembentukan dari proses sedimentasi marine antara lain tumpukan karang di pantai, bar
(endapan pasir yang panjang seperti pematang) di pantai, tombolo (bar yang terbentuk dekat
pantai dan terhubung dengan daratan), serta karang atol (karang yang bentuknya terputus-putus).

Pengaruh proses sedimentasi
Kenampakan-kenampakan alam yang terbentuk akibat adanya proses sedimentasi oleh tenaga air
antara lain delta, nehrung, tombolo, dataran banjir.
a. Delta
Delta yaitu endapan tanah yang terdapat di muara sungai. Bentuk-bentuk delta antara lain delta
kipas, delta runcing, dan delta kaki burung atau lobben.
b. Nehrung
Nehrung yaitu endapan pasir tepi pantai yang melintang seperti lidah banyak dijumpai di sekitar
teluk atau estuaria.

c. Tombolo
Tombolo yaitu endapan pasir yang menghubungkan daratan dengan pulau yang berada di dekat
pantai.
d. Dataran banjir
Dataran banjir yaitu dataran yang berada di kanan kiri sungai dan terbentuk akibat luapan saat
terjadi banjir.
Berdasarkan tempat pengendapannya sedimentasi dapat dibedakan menjadi lima sebagai berikut.
a. Sedimen teristis atau sedimen alluvial yaitu sedimentasi yang diendapkan di darat atau di
dataran banjir yang luas.
b. Sedimen fluvial yaitu sedimen yang diendapkan di dasar sungai sehingga menyebabkan
terjadinya pendangkalan sungai.
c. Sedimen limnis, yaitu sedimen yang diendapkan di daerah rawa-rawa.
d. Sedimen marin yaitu sedimen yang diendapkan di laut.
e. Sedimen lakustris yaitu sedimen yang diendapkan di dasardanau.
http://www.berpendidikan.com/2015/06/pengertian-sedimentasi-macam-macam-dancontohnya.html