Transitivity System Inlancarberbahasa Indonesia 2 Textbook For Elementary School Grade Four

  

APPENDIX

  The transcription of stories in nine chapters of Lancar Berbahasa Indonesia 2 textbook for Elementary School Grade Four

Pelajaran 1 Kelas Baru Pagi-pagi Inu berangkat ke sekolah. Dia menghampiri Ani, teman sekelasnya.

  material process material process Rumahnya tidak jauh dari rumah Inu. Di depan rumah Ani, Inu memanggilnya . relational process verbal process

  “Ani, ayo berangkat !” material process “Ya, sebentar,” teriak Ani dari rumahnya. verbal process

  Tak lama kemudian, Ani berlari keluar dari rumahnya. Dia menyandang tas di bahu material process material process sebelah kiri. “Gembira sekali hatimu, Ani !” kata Inu menyapanya. mental process verbal process “Ini kan hari pertama kita masuk sekolah, Nu. Kita baru saja berlibur sebulan lebih. material process material process

  Sekarang kita akan kembali bersama teman-teman kita.” material process “Betul , An, kita juga bertemu dengan Bu Ida,” kata Inu. material process verbal process

  “Tapi, apakah dia masih mengajar kita, Nu ?” material process “Aku tidak tahu, An. Sayang sekali, ya An, kalau Bu Ida tidak mengajar kita. Dia mental process material process guru yang baik sekali,” kata Inu memuji Bu Ida. relational process verbal process “Iya, Nu, kita paling senang dengan Bu Ida.” mental process “Betul, An, tapi apa iya kamu mau kembali ke kelas tiga biar kamu diajar Bu Ida material process material process lagi,” kata Inu menggoda temannya. verbal process “Yah ... bukan begitu, Nu. Kalau dia mengajar kita, kan enak kita bersama dia terus,” material process kata Ani membela diri. verbal process

  Mereka asyik berbicara tentang Bu Ida, guru kelas tiga yang lalu. Tiba-tiba verbal process mereka telah sampai di depan rumah Ita. Mereka berdua membelok ke rumah ita. material process material process Ternyata, Ita telah siap di depan rumahnya. Inu pun mengajak Ita. material process material process

  Sampai di sekolah, mereka melihat teman-temannya sudah datang . Wajah- material process mental process material process wajah mereka tampak gembira . mental process

  Bel berbunyi. Anak-anak masuk kelas. Bu Nurhayati masuk dan berdiri di material process material process material process depan kelas. Bu Guru memanggil dua anak ke depan kelas. verbal process

  “Anak-anak, kalian punya teman baru. Ini Peter dan ini Bonar,” kata Bu relational process relational process verbal process Guru. Setelah diperkenalkan, kedua anak itu duduk material process material process kembali di tempatnya.

  “Anak-anak, sekarang ruang ini menjadi material process tempat belajar kamu semua.

  Anggaplah tempat ini milikmu. Kamu jaga dan kamu rawat relational process material process supaya bersih, rapi, dan indah,” kata verbal process Bu Guru.

  Ani mengacungkan tangan dan bertanya material process verbal process , “Usul Bu, ruang ini kan peninggalan kakak yang sekarang duduk di kelas lima. Bagaimana kalau ruang ini kita sesuaikan material process dengan keinginan kita?”

  “iya Bu, supaya kami lebih senang belajar di ruang ini,” kata mental process verbal process Inu.

  Bu Nurhayati menegaskan, “Baik sekali usul verbal process verbal process kalian. Memang, sebaiknya ruang ini disesuaikan dengan keinginan penghuninya. Untuk itu, marilah kita material process material process atur ruang ini supaya cocok dengan keinginan kamu semua. Tetapi, sebelum material process mengatur ruang ini, kamu bicarakan verbal process dulu bagaimana susunannya yang paling baik.”

  

Panji Laras

  Dahulu kala di pulau Jawa ada satu kerajaan besar. Rajanya existential process belum punya permaisuri. Pada suatu hari sang Raja pergi berburu. Dia diiringi lima relational process material process material process orang pengawal sakti. Sebelum matahari terbit, rombongan raja itu sudah berangkat material process material process ke hutan.

  Rupanya hari itu kurang menguntungkan. Sampai tengah hari belum seekor relational process existential process binatang pun tertangkap. Sang Raja masuk ke hutan lain. Di hutan ini pun sang Raja material process material process belum beruntung. Sampai matahari condong ke barat belum ada buruan yang didapat. relational process existential process

  Tiba-tiba pandangan sang Raja menatap lama ke depan. Jauh di sana, di atas mental process bukit berdiri sebuah pedepokan. Pedepokan yang dikelilingi pohon, bunga, dan material process material process sawah. Pedepokan itu dihuni oleh seorang pendeta, putrinya, dan beberapa muridnya. material process Ke sanalah sang Raja dan pengawalnya bergerak . material process

  Singkat cerita, sang raja memperistri putri pendeta itu. Sang Raja material process memerintahkan pengawalnya dan berpesan agar sang Patih mewakilinya mengatur material process verbal process material process kerajaan.

  Tiga bulan telah berlalu, sang Raja memutuskan akankembali ke material process kerajaannya. Dia khawatir terjadi apa-apa di kerajaannya. Sang Putri tak dapat ikut . mental process material process Dia khawatir pada kesehatan ayahandanya yang sudah tua. mental process “Aku akan sering menengokmu, Dinda,” kata sang Raja berpamitan . mental process verbal process verbal process

  “Aku dan putramu di kandungan ini selalu menunggu kedatangan Paduka,” material process jawab sang Putri. verbal process Dengan berat hati, sang Putri melepas Baginda. material process

  Tibalah saatnya sang Putri melahirkan . Ia melahirkan bayi laki-laki. Bayi itu material process diberi nama Panji Laras oleh kakeknya. Kelahiran cucunya itu menjadikan semangat material process material process hidup dan kesehatan sang Pendeta baik kembali. Seluruh perhatian sang Pendeta dan sang Putri hanya untuk mendidik Panji. Sampai-sampai keduanya lupa kalau sang material process mental process Raja belum pernah menengoknya . mental process

  Pada suatu hari, ketika matahari baru sepenggalah tingginya, datang seekor relational process material process Raja Elang.

  “Ak...ak...ak...!” Suara Elang itu mengejutkan. Elang itu terbang mengelilingi material process material process pedepokan.

  Tiba-tiba Elang itu menukik material process turun di halaman pedepokan. Ada sesuatu yang dilepaskan material process dari cengkeraman kedua kakinya.

  “Peliharalah ! Ini kelak yang akan menolongmu Panji...,” kata material process material process verbal process Elang. Elang itu kemudian terbang membubung tinggi dan menghilang material process material process .

  Setelah hilang kagetnya, Panji Laras lari material process material process mendapatkan sesuatu yang ditinggalkan material process Elang tadi.

  “Oh ...anak ayam!” seru verbal process Panji.

  Sejak itu Panji memelihara material process anak ayam itu dengan penuh kasih. Panji sendiri terus tekun belajar di bawah bimbingan kakeknya. Segala macam ilmu dia pelajari material process material process .

  Misalnya, silat, baca, tulis, dan ilmu bercocok tanam.

  Panji berusia sepuluh tahun, dia telah menjadi relational process relational process remaja cilik yang sakti, pandai, dan sopan. Anak ayamnya pun telah tumbuh menjadi relational process seekor jago yang sakti dan

  ajaib . Ajaib karena dapat berbicara

  material process . Pada suatu hari, Panji memohon izin verbal process kepada ibu dan kakeknya untuk pergi ke istana raja. Dia ingin mengadu material process ayam jagonya di alun-alun istana. Puluhan jago telah ditaklukkan jago Panji. Banyak uang emas taruhan telah material process dikumpulkan Panji. Yang membuat orang heran, semua uang itu dibagi-bagikan material process material process material process kepada fakir miskin.

  Kesaktian jago Panji itu terdengar oleh sang Raja. Sang Raja ingin mengadu mental process material process jagonya yang paling baik.

  “Apa taruhanmu, anak muda?” tanya Baginda. verbal process “Leherku, Paduka!” jawab Panji sambil menyembah. verbal process “Leherku boleh Paduka potong bila jagoku kalah,” tambah Panji. material process verbal process

  “Oh ... kau terlalu sombong, anak muda!” “Maafkan hamba, Paduka! Hamba tak ingin menyombongkan diri.” mental process mental process “Baiklah anak muda ... Kalau jagoku kalah, ambillah semua uang emasku!” material process Pertarungan jago Panji dengan jago sang Raja pun dimulai . Banyak sekali material process orang melihat pertarungan itu. Sering orang menahan napas karena tegang. Kedua mental process behavioural process jago itu saling mendesak. Akhirnya, pertarungan itu mencapai puncaknya. material process material process “Buk ... des!” kedua jago itu saling patuk dan bertubrukan di udara. material process

  Jago sang Raja menggelepar. Jago Panji menang, lalu berkokok .

  Material process material process verbal process “Kuk kur ru kuk ...! Aku jago Panji Laras! Panji Laras tinggal di hutan! material process Bersama ibu dan kakeknya!” “Kuk kur ru kuk ...! Panji Laras mencari ayahnya! material process Kata orang dia tinggal di istana! verbal process material process Kuk kur ru kuk ...! Semua orang terkejutmendengar kokok jago Panji. Raja pun terheran-heran . mental process mental process

  Diam-diam Panji meninggalkan tempat persabungan itu. Dia tidak mengambil material process material process semua uang emas yang dimenangkannya. Panji hanya mengambil uang sekuatnya. material process

  Di perjalanan sebagian uang itu dibagikan kepada fakir miskin. Selebihnya material process akan diberikan kepada ibunya. material process

  Tanpa diketahui Panji, sang Raja mengikutinya. Ketika tiba di pedepokan, mental process material process sang Raja melihat ibu Panji, terkejutlah sang Raja. Itulah keluarganya yang telah mental process mental process lama ditinggalkannya . material process

  “Maafkanlah Adinda, maafkanlah Panji ... akulah mental process mental process relational process ayahandamu. Aku telah lama meninggalkanmu material process

  ...” Terlihat mental process

  Raja, istri, dan putranya itu berpelukan. Dari jauh kakek Panji tersenyum behavioural process melihat kebahagiaan yang dialami cucu, anak, dan menantunya itu.

Pelajaran 3 Bermain di Rumah Teman Ani, Ita, dan Peter pergi ke rumah Inu. Mereka sudah berjanji

  material process verbal process , sore ini akan belajar di rumah Inu. Di rumah Inu ada material process existential process perpustakaan kecil, banyak buku dan majalah.

  “Selamat sore, Pak”, Ani dan Peter serempak memberi salam verbal process kepada ayah Inu di serambi depan.

  “Oh kalian, selamat sore. Ayo masuk material process , Inu ada di belakang.”

  “Permisi, Pak,” kata Ani dan Ita masuk verbal process material process ke dalam. Peter di serambi depan duduk material process di sebelah ayah Inu.

  “Mau pergi, kalian? Tanya material process verbal process Ayah Inu.

  “Tidak, Pak, kami akan belajar. Ada tugas bahasa Indonesia material process existential process dari Bu Guru.” “Oh, begitu, bagus sekali kalian belajar bersama. Di sini ada buku-buku. material process existential process

  Boleh kalian gunakan .” material process Tiba-tiba Ita muncul dari belakang. Ani pun menyusul dan Inu mengikuti di material process material process material process belakang Ani. “Jadi, kami boleh ikut membacanya, Pak?” tanya Ani. material process verbal process

  “Oh tentu, Bapak lebih senang. Buku dibeli untuk dibaca kan, bukan untuk mental process material process dipajang di ruang tamu,” kata Ayah Inu. material process verbal process

  “Ini Pak, kami medapatkan tugas mengumpulkan kalimat. Isi kalimat itu material process ada dua berita. Dan, berita itu terjadi secara beruntun.” existential process material process

  “Iya, Pak, misalnya Adik Inu bangun pukul 05.00 pagi, lalu salat shubuh,” material process material process kata Ita menyela Ani. verbal process

  “Kalau begitu,” kata ayah Inu, “sebaiknya kalian mencari kalimat-kalimat verbal process material process seperti itu di dalam buku-buku cerita atau didalam majalah anak. Lalu, catatlah material process kalimat-kalimat yang kalian inginkan itu.” mental process “Kami tidak tahu manfaat tugas ini, Pak,” kata Ani. mental process verbal process

  “Dengan membaca dan mencatat kalimat dari bacaan, kalian akan mendapat material process material process keuntungan ganda,” jelas ayah Inu. verbal process

  “Pertama, kalian akan bertambah pengetahuan dari isi bacaan. Kedua, kalian material process dapat menemukan sendiri apa yang kalian ingin-kan. Ketiga, kalian akan belajar dari material process material process sumber tertulis. Keempat, kalian akan mengenali cara orang berpikir dalam membuat material process kalimat. Terutama, kalian akan tahu bagaimana orang menyusun dua berita dalam mental process satu kalimat.”

  “Wah, kita punya pengalaman baru,” kata Peter memuji pikiran ayah Inu. relational process verbal process “Nah, itu untungnya kita belajar di sini,” kata Ita. material process verbal process

  Mereka asyik mencari bacaan. Ada yang menemukan buku cerita. Ada yang material process material process membaca majalah anak. material process

  “Nah, ini saya dapat satu,” kata Ani. “Coba Peter betul tidak ini. Kakek material process verbal process

  duduk, lalu anak-anak mengelilingi kakek.”

  material process material process “Ya, saya kira betul itu Ani. Ini juga Ani.” mental process “Sang Putri datang, kemudian memanggil para pembantunya.” material process verbal process “Ya, itu kalimat yang diminta Bu Guru,” kata Inu meyakinkan kedua verbal process verbal process temannya. “Jangan lupa kalian catat judul buku atau judul karangan yang kalian mental process material process baca itu, kata Ayah itu penting.” material process verbal process

  Mereka mencatat kalimat-kalimat yang ditemukan , juga judul buku atau material process material process majalah yang memuat kaliamat-kalimat itu. relational process

Pelajaran 5 Pergi ke Bank Pada suatu hari Inu ikut ayahnya pergi ke bank. Di bank itu banyak orang. Di

  material process material process existential process loket tabungan ada yang mengambil uang. Ada juga yang menyimpan uang. Di loket material process material process yang lain juga antre.Ada juga beberapa petugas bank duduk di luar loket-loket material process material process antrean. Mereka melayani orang-orang yang bertanya tentang cara-cara menabung material process verbal process material process atau hal-hal lain. Ayah Inu berada di barisan loket tabungan. existential process Inu menunggu ayahnya di ruang tunggu. Dia memperhatikan kesibukan material process mental process orang-orang di tempat itu. Waktu Inu melihat satu kursi kosong di depan petugas mental process yang melayani pertanyaan, dia segera berdiri . Inu mendekati kursi itu. Petugas pun material process material process mengerti, lalu dia mempersilakan Inu duduk . mental process material process material process “Adik sedang menunggu ayah, ya?” tanya petugas itu. material process verbal process

  “Ya, Bu,” jawab Inu verbal process “Siapa nama Adik?” “Nama saya Inu, Bu” “Kelas berapa,” tanya petugas bank itu lebih jauh. verbal process

  “Kelas IV SD .... Siapa saja yang boleh menabung , Bu?” tanya Inu ingin material process verbal process tahu.

  “Siapa saja boleh asalkan memenuhi syarat.” material process “Apa syaratnya, Bu?” tanya Inu. verbal process

  “Syarat itu tergantung pada jenis tabungan. Anak-anak sekolah juga boleh, relational process Bu?”

  “Ya, ini brosur yang berisi penjelasan dan syarat-syarat menabung untuk relational process pelajar dan pramuka. Silakan adik bawa pulang dan pelajari baik-baik. Kalau ada material process material process yang akan ditanyakan, adik datang saja kesini.” verbal process material process

  “Bolehkan saya mengajak teman-teman sekolah, Bu?” Inu ingin mengajak material process material process teman-temannya.

  “Oh, boleh. Datanglah dengan teman-temanmu. Tapi, jangan lupa brosur ini material process mental process Adik bawa .” material process

  “Terima kasih, Bu.” Ketika Inu berdiri dari kursinya , ayahnya telah berada di belakangnya. material process existential process “Selamat siang dan terima kasih, Bu” kata ayah Inu kepada petugas itu. verbal process

Pelajaran 7 Mencari Mata Air Inu berlibur di tempat pamannya. Paman Inu tinggal di desa kira-kira

  material process material process tujuh kilometer dari kota kecamatan. Inu, Ipan, ayah, dan ibu Inu naik kendaraan material process sampai di pasar, lalu naik delman. Mereka turun dari delman di pinggir sungai. material process material process

  Rupanya jalan yang dapat dilalui delman hanya sampai di situ. Mereka material process menyeberangi sungai itu, lalu berjalan kaki melewati ladang kering kira-kira dua material process material process kilometer. Barulah mereka masuk desa paman Inu. material process

  Paman dan bibi Inu ramah menyambut kedatangan Inu dan orang tua serta material process adiknya. Bibinya repot sekali menyiapkan sesuatu. Ibu Inu membuka oleh-oleh untuk material process material process bibi dan paman, juga untuk dua paman Inu.

  Inu dan Ipan serta Fatimah dan Fajar, anak pamannya, berjalan-jalan di material process sekitar rumah paman Inu. Rupanya daerah ini kering. Pohon-pohon juga banyak yang relational process kering. Ada sungai, tapi juga kering. Kata orang, sungai itu ada airnya hanya waktu relational process verbal process relational process musim hujan. Di ladang pun hanya ada rumput kering, tak tampak warna hijau, relational process menurut cerita paman Inu, sudah lama tidak ada hujan. Di daerah ini sering terjadi verbal process material process musim kemarau panjang. Para petani mencari makanan ternak ke daerah lain di material process pinggir gunung. Inu dan Ipan serta kedua anak pamannya berjalan-jalan di ladang yang material process kering. Mereka melihat kehidupan masyarakat petani. Ada yang pergi ke lereng mental process material process gunung mencari kayu bakar. Ada juga yang membawa kayu bakar ke kota material process kecamatan. Mereka menjual kayu bakar untuk membeli bahan-bahan makanan atau material process keperluan lain. Semua orang terlihat bekerja. Tidak ada yang berpangku tangan . mental process material process Mereka bekerja keras , membanting tulang. material process Di ladang ada orang-orang menggali tanah kering untuk membuat lubang. material process

  Satu lubang luasnya satu meter persegi dan dalamnya setengah meter. Kata salah verbal process seorang petani, lubang itu sengaja dibuat waktu musim kemarau. Maksudnya supaya material process lubang itu tertutup oleh rumput-rumput kering atau kotoran-kotoran ternak. Semua material process itu akan menjadi pupuk. Waktu musim hujan tiba, lubang-lubang itu ditutup dengan relational process material process tanah. Ladang itu lalu ditanami singkong. material process

  Malam hari Inu merenung, dia kasihan kepada paman dan bibinya juga adik mental process mental process sepupunya. Mereka harus bekerja keras . Itu barangkali sebabnya ayah selalu material process membawa bahan-bahan makanan kalau ke rumah paman. Inu teringat pada seorang material process mental process wanita yang menerima hadiah Kalpataru. material process Wanita itu telah menyelamatkan penduduk di sekitar tempat tinggalnya dari material process kekeringan. Wanita itu menggali parit dari lereng bukit hingga ke desa tempat material process tinggalnya untuk mengalirkan air dari mata air yang ditemukan di bukit itu. Inu pun material process material process berpikir , adakah mata air di bukit sebelah barat desa paman ini. mental process

Pelajaran 9 Membeli Majalah Setiap Minggu pagi Inu biasanya berlatih silat. Pagi itu sejak subuh

  material process hujan lebat. Inu sudah mandi dan sarapan. Dia juga telah berpakaian silat. Hari sudah material process material process pukul 07.00, tetapi Inu belum dapat berangkat. Hujan belum reda . Inu menunggu di material process material process ruang tamu sambil membaca-baca majalah lama. Di ruang “Arena Kecil” dalam material process majalah anak Matahari, Inu membaca sebuah tulisan pendek yang menarik. material process Inilah kutipan tulisan yang dibaca Inu. material process

  

“Membeli Majalah Matahari”

("Buying Sun Magazine")

  Ketika di rumah teman, aku membaca majalah Matahari. material process Aku senang majalah itu. Pernah aku meminta pada Ibu untuk membeli majalah itu. mental process verbal process Kata Ibu, “Harganya mahal. Ibu belum punya uang.” verbal process relational process relational process Betul juga! Uang seribu dua ratus bagi keluargaku cukup sulit mencarinya . material process

  Lalu, kucoba untuk menabung sedikit demi sedikit. Setelah uangku cukup , aku material process relational process membeli majalah Matahari di agen majalah. material process

  Baru kali ini aku membeli majalah dengan uangku sendiri. Aku bahagia material process mental process sekali dapat membeli sendiri, meski aku harus menahan haus dan lapar karena harus material process mengurangi jajan.

  

Tidak Boleh Boros

  Sekitar pukul 10.00 Inu sudah tiba di rumah. Dia lelah, haus, dan material process lapar. Latihan silat tadi telah menguras tenaganya. Dia langsung pergi ke dapur material process material process mengambil air putih. Segelas air putih cepat diteguknya .Ibunya yang sedang material process material process memasak di dapur tersenyum melihat tingkahnya. material process “Lapar, Bu!” kata Inu. verbal process

  “Tunggulah sebentar di depan. Bukalah bajumu biar keringatmu kering. Ibu material process material process masak kesukaanmu.” material process

  “Gado-gado?” “Ya ...” “Asyik ...!” Tidak berapa lama, sepiring gado-gado siap di meja makan untuk Inu lebih material process dahulu Ibunya mengerti , Inu kelaparan sehabis latihan silat. Untuk ayah dan adik Inu, mental process belakangan.

  Ketika mengambil sepiring gado-gado, Inu bertanya kepada ibunya. material process verbal process

  “Bu, kenapa nggak beli saja di warung Bu Sam ? kan lebih cepat Bu daripada material process bikin sendiri ...” material process

  “Sekali-sekalibeli , boleh Nu. Tapi, kalau terlalu sering kan boros. Nah, material process relational process makanlah dulu!” material process

  Inu tak berbicara lagi. Perutnya sudah sangat lapar . Dulu dia tidak suka verbal process relational process makan gado-gado. Segala macam sayur juga tak suka. Tapi setelah dijelaskan oleh material process mental process verbal process Bu Guru di sekolah, dia mulai mencoba. Sayur sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. material process material process

  Sayur mengandung bermacam-macam vitamin. Vitamin sangat penting untuk relational process relational process menjaga kesehatan kita. Sekarang Inu senang segala macam sayur. Lebih-lebih kalau mental process dimasak gado-gado. material process

Pelajaran 11 Sang Juara Sepulang sekolah, Inu membaca majalah anak-anak kegemarannya. Ia

  material process tertarik membaca berita tentang Susi Susanti dan Alan Budikusuma. material process Dalam majalah itu diceritakan bahwa Alan dan Susi berhasil merebut medali verbal process material process emas di Olimpiade Barcelona, Spanyol, tahun 1992. Medali emas itu diperoleh lewat material process cabang olahraga bulutangkis. Alan menjadi juara pertama tunggal putra. Susi relational process menjadi juara pertama tunggal putri. relational process Medali emas adalah impian setiap bangsa yang ikut dalam olimpiade. relational process

  Indonesia telah beberapa kali ikut dalam olimpiade. Namun, belum pernah berhasil material process material process merebut medali emas. Prestasi terbaik Indonesia sebelumnya adalah Olimpiade Seul, material process relational process

  Korea Selatan, tahun 1988. Kala itu Indonesia meraih medali perak lewat cabang material process olahraga panahan. Baru dalam olimpiade di Barcelona, tahun 1992 Indonesia dapat meraih medali emas. material process

  Karena Alan dan Susi menjadi orang Indonesia pertama yang berhasil relational process merebut medali emas, wajarlah sambutan orang luar biasa. Semua orang Indonesia material process bangga dan berbahagia. Kebanggan itu misalnya terlihat dalam bentuk pemberian mental process mental process hadiah. Para pengusaha kaya mengumpulkan uang hadiah. Alan dan Susi masing- material process masing menerima hadiah uang satu milyar rupiah. material process Alan dan Susi tentu tidak dapat meraih juara olimpiade itu sendiri. Mereka material process dapat meraih juara itu karena bekerja sama dengan orang lain. Orang lain itu material process misalnya pelatih, kawan berlatih, dan bahkan pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia atau PBSI. Oleh karena itu, hadiah uang yang diterima Alan dan material process Susi dibagi-bagi. Pelatih dan kawan berlatihnya mendapat bagian. Alan dan Susi material process material process masing-masing mendapat hadiah empat ratus juta rupiah. material process

  

Memancing di Sungai Kapuas

  Pada liburan caturwulan satu yang lalu, Inu berlibur ke Pontianak. Pamannya material process yang bekerja di PLN bertugas ke Jakarta. Ketika pamannya pulang ke Pontianak, Inu material process material process ikut. Mereka berdua naik pesawat terbang. Ketika tiba di Bandara, Supadio, bibi, dan material process material process material process adik sepupu Inu sudah menunggu material process .

  Setelah saling bertanya kabar, mereka naik mobil. Bibi yang mengemudi verbal process material process material process .

  Mereka lewat material process Jalan Ahmad Yani. Belum jauh memasuki jalan itu, tiba-tiba Inu berseru verbal process

  , “Woow... jalannya relational process panjang dan lurus sekali!”

  “Dan... indah sekali. Lihat mental process itu, Kak Inu! Rumpun-rumpun palem merah.

  Ditanam dengan jarak yang teratur untuk pemisah jalur jalan,” sambung material process verbal process

  Emi, adik sepupu Inu, membanggakan mental process keindahan kotanya. Tidak berapa lama, mereka tiba di rumah. Inu mendapat material process material process kamar di samping kamar Emi. Mereka berdua asyik saling bercerita verbal process

  . Maklum, keduanya lama tak berjumpa mental process .

  Hari kedua berada di Pontianak, Inu diajak memancing material process oleh pamannya. Inu memang gemar memancing. Mereka memancing material process material process di Sungai Kapuas, di dekat Tugu

  Khatulistiwa.

  Beberapa saat setelah mereka memancing, Inu bertanya material process verbal process kepada pamannya.

  “Paman, Paman sering memancing disini?” material process “Ya ... sering,” jawab Paman. material process “Paman sering dapat ikan?” sambung Inu. verbal process

  Paman Inu mengerti apa yang dirasakan Inu lewat pertanyaannya itu. Inu mental process mulai merasa bosan karena sudah lama belum memperoleh ikan. Karena itu, dengan mental process sabar paman menjawab . verbal process “Biasanya ... jam begini, Paman sudah ... dapat banyak ikan ....” material process “Aneh ... sudah lama, kita belum dapat apa-apa ....”Terdengar Inu memotong material process mental process kata-kata pamannya.

  “Ha ... ha ... ha ... Inu, kita sudah dapat apa-apa.” material process Inu menoleh kepada pamannya. Keningnya berkerut tidak mengerti . Sorot mental process mental process matanya mengandung pertanyaan kepada pamannya. relational process “Kita dapat sesuatu yang lebih mahal daripada ikan.” material process “Inu tidak mengerti , Paman.” mental process “Begini, Inu. Kita sudah sekitar satu jam memancing . Belum seekor ikan pun material process

  kita dapat. Tapi, kita masih bertahan disini. Apa kita bukan orang luar biasa, Inu? material process material process Kita orang yang sabar ... dan gigih ... Ini latihan kesabaran dan kegigihan ...” relational process

  “Ya ... tapi ...” Belum selesai meneruskan kata-kata, tiba-tiba perhatian Inu ke pancing yang material process mental process dipegangnya. Umpan pancingnya disambar ikan. material process

  “Inu, ulur senarnya. Tarikan ikan itu belum kuat. Umpannya belum ditelan material process relational process material process semuanya!”

  “Ya, paman!” “Nah, itu tarikannya sudah kuat. Umpan sudah ditelan. Tarik dan gulung relational process material process senarmu! Pelan-pelan ...!”

  “Ya, paman!” “Sekarang, sentak !” material process Inu menyentakkan pancingnya. Terlihat seekor ikan besar bergelantungan di material process material process ujungpancing itu. Ikan itu menggelepar, memberontak, ingin lepas . material process

  Ikan itu sudah dekat. Tangan kanan Inu menggapai ujung senar. Tiba-tiba, relational process material process “Plung! Pyarrr....” Ikan itu lepas dan jatuh ke air. Lari ! Inu material process material process

  terkejut. Kecewa mental process ....

Pelajaran 13 Berkemah Hari Minggu, pukul 05.30 pagi Inu sudah tiba

  material process di sekolahnya. Gurunya yang akan memimpin kemah sudah datang material process

  . Teman-teman sekelasnya sebagian besar juga sudah datang. Pukul 06.00 mereka berangkat dengan bus kecil. Mereka material process material process material process menuju ke Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur.

  Setibanya di Cibubur, mereka sendiri mendirikan material process kemah. Kemudian, mereka bersiap-siap menjerang air dan menanak nasi. Tiga buah batu sebesar kepala material process material process material process disusun seperti bentuk huruf U. Kayu bakar dan sampah kering sudah terkumpul material process

  . Bonar berjongkok di depan tungku dan mulai menyalakan api material process material process

  . Yang lain berdiri melihatnya. Beberapa kali Bonar gagal menyalakan korek api. Ifan turun tangan mental process material process material process .

  “Coba, Nar! Siapa tahu aku bisa,” pinta material process verbal process Ifan.

  Berulang kali Ifan mencoba menyalakan korek api. Tetapi dia juga gagal material process material process .

  “Lihat korek apinya!” Tiba-tiba Ismail mengulurkan tangan mental process material process .

  “Pantas... korek apinya agak lembab. Semalam kamu ompoli relational process material process ya, Nar?” sambung verbal process Ismail.

  “Enak saja... memangnya aku masih ngompol seperti kamu!” balas material process verbal process Bonar.

  “Ah, jangan bergurau terus. Nanti terlambat masak, kelaparan kita. Tunggu verbal process material process material !

  Aku pinjam korek api ke regu lain,” kata Ifan sambil memutar material process verbal process material process tubuh.

  “Tunggu, tunggu Ifan! Jangan pinjam dulu! Sini korek apinya, aku material process material process material hangatkan dulu!” pinta verbal process Inu.

  Terlihat Inu mengambil beberapa batang korek, lalu menjepitnya material process material process di ketiak lengan kiri. Mata koreknya dia jepitkan material process di ketiak lengan kanan. Selanjutnya Inu berlari-lari material process beberapa saat.

  “Ah, kamu Nu! Mana mungkin api nyala dibegitukan” teriak material process verbal process Bonar.

  Sesaat kemudian, Inu mendekati tungku. Menumpuk material process material process sampah daun kering di atas kayu. Dia nyalakan material process korek. Sekali coba, “casss!” Dia sulut sampah daun itu.

  Menyala...! Kayu pun mulai terbakar material process !

Pelajaran 15 Suri Ikun yang Cerdik Di pedalaman Pulau Timor, hiduplah seorang petani miskin. Petani itu

  existential process memiliki empat belas orang anak. Dia punya ladang. Tapi, dia sulit memberi makan material process relational process material process yang cukup kepada semua anaknya itu. Kesulitan itu bertambah karena tanaman di ladangnya selalu dirusak babi hutan. Singkong, ubi, nanas, dan sayur-sayuran yang material process siap dipanen selalu didahului babi hutan. material process

  “Hrrr .... Hai, sahabatku ... Raja cacing ... Apakah sekarang ladang dijaga ?” material tanya Raja Babi Hutan ketika akan memasuki ladang petani itu. material process

  “Aman ... sahabatku. Anak sulung petani itu sudah pulang dari tadi. Rupanya material process anak yang tinggi besar itu takut pada gelap malam,” jawab Raja Cacing. mental process verbal process

  Malam itu Raja Babi Hutan beserta para pengikutnya berpesta pora . Mereka material process makan sekenyang-kenyangnya. material process

  Esok paginya petani itu marah sekali menyaksikan kerusakan ladangnya. Dia mental process lebih marah lagi setelah tahu bahwa tadi malam anaknya diam-diam pulang . Pulang mental process material process karena takut.

  Petani itu akhirnya menyuruh anak-anaknya menjaga ladang berdua-dua. material process Anak kedua dan ketiga, anak keempat dan kelima. Begitu seterusnya berpasangan.

  Tapi, setiap pagi petani itu tetap menyaksikan tanamannya rusak. Dia mental process marah dan sedih . mental process

  Tiba giliran Suri Ikun, si Bungsu berjaga. Dia berjaga sendirian, tak punya material process relational pasangan jaga lagi. Dia membawa sebilah parang yang sangat tajam. material process

  “Aku mau tahu ... apakah babi hutan itu mampu menghadapi parangku yang mental process material process tajam ini?” begitu kata Suri Ikun dalam hati. verbal process

  Begitu malam tiba, Suri Ikun bersembunyi di dekat tempat yang biasa material process dilewati babi hutan. Keanehan terjadi. Rombongan babi hutan itu tak lewat di jalan material process material process material process biasanya. Tapi, tanaman yang letaknya jauh dari tempat Suri Ikun berjaga rusak juga. material process

  Suri Ikun minta izin kepada ayahnya agar ia dapat giliran jaga terus. Ayahnya verbal process setuju dan saudara-saudaranya senang sekali. Mereka bebas dari tugas jaga. mental process relational process

  Malam kedua, Suri Ikun dapat membongkar suatu rahasia. Rupanya Raja material process Babi Hutan itu bekerja sama dengan Raja Cacing. Tiada ampun! Suri Ikun material process membunuh Raja Cacing itu. Memotong-motongnya dengan parangnya yang tajam. material process material process Suri Ikun tidak berhenti sampai di situ. Esok harinya dia membuat perangkap. material process material process Dia gali lubang yang luas dan dalam di tempat yang biasa dilalui babi-babi hutan itu. material process material process Lubang itu dia tutup dengan ranting-ranting kayu. Di atasnya dia lapisi rumput. Tak material process material process lupa Suri Ikun menaruh singkong dan ubi di atasnya. Sekilas tak kelihatan bahwa itu material process mental process jebakan. Apalagi pada malam hari yang gelap. relational process

  Suri Ikun melengkapi jebakannya. Bajunya yang sudah jelek dan bau material process keringatnya itu dia lepaskan, dia robek-robek. Robekan kecil-kecil itu dia taruh material process material process material sekeliling ladangnya dengan jarak sekitar dua puluh langkah. Hanya depan lubang jebakan tak ditaruh robekan baju itu. material process Malam pun tiba. Suri Ikun pulang. Dia ingin tidur setelah kecapaian seharian material process material process membuat jebakan. material process Raja Babi Hutan dan rombongannya datang . material process

  “Hati-hati ... Rupanya ladang ini dikelilingi penjaga. Awas, petani itu material process

  mengerahkan semua anaknya untuk berjaga ...” kata Raja Babi ketika mencium bau material process mental process keringat manusia dimana-mana.

  Raja Babi itu memerintahkan anak buahnya mencari tempat yang tak dijaga. material process

  “Di sana ... tak dijaga sang Raja! Dan asyik ... banyak tumpukan singkong material process dan ubi. Rupanya ... petani itu lupa membawa pulang ...” lapor seekor babi kepada material process rajanya.

  “Ayo serbu! Kita sudah kelaparan. Kita sudah terlalu lama menunggu !” material process material process perintah sang Raja. material process

  Rombongan babi hutan itu pun menyerbu onggokkan singkong dan ubi di material process atas jebakan.

  Pelajaran 17 Pak Tua yang Selalu Ragu Di suatu daerah ada sebuah sungai yang cukup besar. Di pinggir

  existential process sungai itu tinggal seorang tua. Pak Tua panggilannya. Dia sering datang di Kampung material process relational process material process

  Baru yang terletak di bagian hulu sungai dan Kampung Lama yang terletak di bagian hilir sungai.

  Pada suatu hari, Pak Tua mendapat undangan hajatan dari dua orang kaya dua material process

  kampung itu. Waktu undangan itu sama. Harinya sama, jamnya pun sama. relational process relational process

  “Aku harus menghadiri kedua undangan itu. Biar dapat makanan dan hadiah material process material process banyak,” kata Pak Tua dalam hati. verbal process “Tapi, bagaimana aku dapat pergi kedua tempat pada waktu yang sama? material process

  Tubuhku tak dapat dibelah dua ....” material process Pak Tua tampak kebingungan untuk memutuskan kampung mana yang harus material process didatangi lebih dahulu. Kedua orang yang berhajat itu akan memotong kambing. material process material process Biasanya, sebagai orang tua, Pak Tua mendapat kepala kambing yang dipotong itu. material process

  “Kalau aku pergi ke Kampung Baru, aku hanya dapat satu kepala kambing material process material process karena hanya seekor kambing yang dipotong. Tapi, di sana aku juga dapat menikmati material process hidangan-hidangan yang lezat. Orang kampung Baru terkenal ahli masak.”

  Kalau pergi ke Kampung Lama, aku akan dapat dua kepala kambing yang material process dipotong memang dua ekor. Tapi, di sana aku tak dapat menikmati hidangan yang material process lezat. Orang Kampung Lama tak pandai memasak .” material process

  Langkah Pak Tua masih terlihat ragu karena dia belum dapat memilih. Tiba- mental process tiba wajahnya terlihat cerah. Bibirnya tersenyum kecil. Sesampainya di pinggir mental process behavioural process sungai dia berhenti, lalu berkata , verbal process

  “Ah ... bodoh amat aku. Mengapa sejak tadi tak kugunakan kancing bajuku relational process material process untuk menentukan pilihanku?”

  “Lama, Baru, Lama, Baru, Lama ... ke Kampung Lamalah aku pergi !”) material process Dengan wajah cerah, Pak Tua melompat ke dalam perahunya. Dipegangnya material process material process dayung perahunya. Pak Tua siap berangkat. Tiba-tiba dia ingin menguji pilihannya. material process material process

  “Baru, Lama, Baru, Lama, Baru .” Terlihat tangannya bergerak memegang material process kancing dari atas ke bawah bersama dengan hitungannya.

  “Lho ... kok lain. Tadi pilihan jatuh ke Lama. Sekarang ke Baru?” material process Ketika Pak Tua sedang bingung, beberapa tetangganya lewat . Mereka mental process material process menyapa dan mengajak Pak Tua untuk segera berangkat. Pak Tua pun mendayung verbal process material perahunya ke Kampung Baru. Membayangkan hidangan lezat yang dapat dinikmati material process disana, Pak Tua bertambah semangat mendayungnya. Keringatnya mulai bercucuran . material process material

  Apalagi saat itu matahari semakin tinggi dan sinarnya mulai panas . Baru separuh relational process perjalanan, Pak Tua sudah kecapaian . material process

  “Ah ... lebih baik aku pergi ke Kampung Lama dulu. Kalau perahuku material process mengikuti arah arus sungai, kan tidak melelahkan ?’ material process material process

  Pak Tua memutar arah perahunya. Dengan penuh harapnya, dia mendayung material process material perahunya menuju ke Kampung Lama.

  Setelah cukup lama berperahu , sampailah Pak Tua di Kampung Lama. Ketika material process dia sedang merapatkan perahunya ke tepi sungai, tiba-tiba terdengar sapaan. material process mental process

  “Hai ... Pak Tua! Mengapa datang terlambat? Hajatan sudah usai . Kepala material process material process kambing sudah diserahkan kepada pembaca doa ....” sapa salah seorang tetangganya material process verbal process sambil menuju ke perahunya untuk pulang.

  “Tadi ... Pak Tua ditunggu-tunggu. Karena tak muncul-muncul , kepala material process material process kambing diberikan kepada pembaca doa. Ayolah Pak Tua, pulang saja! Hidangan material process material process juga sudah habis.” Tambah tetangganya yang lain. material verbal process

  Pak Tua tak sepenuhnya mendengarkan ajakan tetangganya itu. Pikirannya mental process sudah meloncat ke hajatan di Kampung Baru. Cepat dia memutar perahunya. Dia material process material process kerahkan semua sisa tenaganya untuk mendayung. Dia ingin mengejar waktu agar material process material process cepat sampai ke Kampung Baru sebelum hajatan di sana selesai.

  Ketika tenaganya hampir habis, sampailah Pak Tua di pinggir Kampung material process Baru. Ketika dia sedang merapatkan perahunya, datang serombongan orang akan material process turun ke perahu. material process

  “Aduh ... Pak Tua datang terlambat. Hajatan telah usai . Makanan-makanan material process material process lezat telah habis. Ayo pulang saja, Pak Tua! Sama-sama! Ajak salah seorang yang material process verbal process baru pulang hajatan di Kampung Baru itu.

  Lemaslah Pak Tua mendengar ajakan itu. Tak seekor kepala kambing dia mental process dapat. Tak sepotong makanan pun dapat dia nikmati. Malang benar nasib Pak Tua material process relational process hari itu. Kemalangan hari itu menambah kumpulan kemalangan yang dia alami material process material sebelumnya. Pantaslah para tetangganya menjuluki dia Pak Tua yang Malang. Ada verbal process pula yang menjuluki Pak Tua yang selalu ragu. Julukan itu ternyata benar adanya . verbal process relational process Dia sering mengalami nasib malang karena selalu ragu. material

Dokumen yang terkait

Transitivity System Inlancarberbahasa Indonesia 2 Textbook For Elementary School Grade Four

1 38 131

An Error Analysis Of Using Pronoum Made By Sith Grade Elementary School Of SD Negerei 68003 Medan

0 64 121

Analisis Buku Mathematics For Junior High School Grade VIII 1 Semester(Bilingual) Berdasarkan Kriteria Bell

0 25 20

A Content Analysis On Speaking Materials And Activities Written On ”English Alive I” Textbook (An Analytical Study On English Textbook For First Year Of Senior High School

1 14 124

The Analysis Of English Textbook “Pathway To English” Used In The First Grade Of Senior High School Based On Curriculum 2013 (An Analytical Study On English Textbook For First Year Of Senior High School)

4 12 93

The Analysis Of The Reading Materials In “English Alive” Textbook Based On Schoolbased Curriculum For Second Grade Students Of Senior High School (Adescriptive Study Of Analysis Reading Materials In English Alive Textbook For The Second Grade Students Of

2 10 120

Genre Analysis of the Reading Texts in English on Sky 2 Textbook for the Second Grade of Junior Secondary School at SMPN 10 Ciputat.

0 5 127

Improving Learning Discipline Student With Use Reward Sticker Pictured: Study Of Students Grade II Elementary School Pisangan 03 Legoso East Ciputat South Tangerang

0 9 0

Dictions in Short Stories for The Elementary School

0 4 23

The relationship between Breakfast Habits with School Performance and Cognitive Function in Elementary School Children

0 0 6