Aplikasi Metode AHP untuk Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Konstruksi pada Proyek Dukungan Kawasan Industri Sei Mangke

  

APLIKASI METODE AHP UNTUK PEMILIHAN PENYEDIA

BARANG/JASA KONSTRUKSI PADA PROYEK DUKUNGAN

KAWASAN INDUSTRI SEI MANGKE

TESIS

OLEH

MUHAMMAD FAUZAN AZIMA LUBIS

  

107016008/TS

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

  

2013

  

Judul Tesis : APLIKASI METODE AHP UNTUK PEMILIHAN

PENYEDIA BARANG/JASA KONSTRUKSI PADA PROYEK DUKUNGAN KAWASAN INDUSTRI SEI MANGKE Nama Mahasiswa : Muhammad Fauzan Azima Lubis Nomor Pokok : 107016008 Program Studi : Magister Teknik Sipil

  

Menyetujui :

Komisi Pembimbing

(Dr. Ir. A. Perwira Mulia Tarigan, M.Sc) (Ir. Syahrizal, MT) Ketua Anggota Ketua Program Studi Dekan

(Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE) (Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME)

Tanggal Lulus : 31 Agustus 2013

  Telah Diuji Pada Tanggal : 31 Agustus 2013 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Dr. Ir. A. Perwira Mulia Tarigan, M.Sc Anggota :

  1. Ir. Syahrizal, MT

  

2. Ir. Medis Sejahtera Surbakti, MT

  3. Ir. Rudi Iskandar, MT

  4. Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng, Sc

  

ABSTRAK

  Pada paket Dukungan Kawasan Industri Sei Mangke, akan dilakukan kegiatan membangun jalan dan jembatan pada lokasi Kabupaten Batubara untuk mendukung prospek MP3EI. Paket tersebut akan dilelangkan untuk mengambil penyedia barang/jasa yang tepat. Pelelangan dilakukan melalui pemilihan penyedia barang/jasa dengan melihat kriteria dan subkriteria yang berdasarkan dari Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/jasa dan Peraturan Presiden No.70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Pengadaan Barang/Jasa.

  Pemilihan penyedia barang/jasa dengan menggunakan metode Analytical

  

Hierarchy Process (AHP). Didalam AHP akan dibentuk sebuah hirarki yang berawal

dari kuesioner yang diberikan terhadap panitia lelang sebagai pengambil keputusan.

  Serta adanya hirarki tandingan yang berdasarkan pada data-data perusahaan yang melakukan penawaran dengan pengambilan keputusan dari expert judgement. Hirarki tersebut terdiri dari kriteria, subkriteria dan alternatif perbandingan berpasangan. Kemudian pengevaluasian terhadap setiap kriteria, subkriteria dan alternatif. Evaluasi tersebut memberikan bobot tertinggi dan terendah diantara kriteria, subkriteria dan alternatif yang dibandingkan. Bobot kriteria administrasi 8%, bobot kriteria teknis 72%, bobot kriteria harga 19%. Urutan alternatif dari bobot yang paling tinggi adalah Perusahaan A dengan bobot 34%, Perusahaan E dengan bobot 25,2%, Perusahaan D dengan bobot 16,4%, Perusahaan C dengan bobot 12,5%, Perusahaan B dengan bobot 11,9%. Pembobotan tersebut dilakukan pengecekan kembali dengan melakukan perhitungan pada Expert Choice 2000.

  Urutan pembobotan paling tinggi apabila dibandingkan antara metode AHP dengan keputusan panitia lelang sebenarnya adalah sama, begitu juga dengan pembobotan hirarki tandingan yang berdasarkan data-data perusahaan. Penyedia barang/jasa yang dinilai mampu mengerjakan proyek, diharapkan dapat memberikan hasil infrastruktur yang tepat guna, tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya.

  

Kata Kunci : AHP, Expert Choice 2000, Kriteria, Pelelangan, Penyedia Barang/Jasa,

  

ABSTRACT

In Sei Mangke Industrial Area Support package, will do activitiesto build roads

and bridgesin Batu Bara County to support the MP3EI prospects. The package will be

auctioned to take the goods/services are appropriate. The auction is done through the

selection of goods/service providers to look at the criteria and sub-criteria are based

on Presidential Decree 54 of 2010 on the procurement of goods/services and

Presidential Decree 70 of 2012 on the second amendment procurement of goods /

services.

   The selection of goods service providers using Analytical Hierarchy Process

(AHP). In AHP will be established a hierarchy that starts from the questionnaire given

to the tender committee as decision makers. And the existence of a rival hierarchy

based on data companies that do offer the decision-making of expert judgment.. The

hierarchy consists of criteria, sub-criteria and alternatives pairwise comparisons.

Then the evaluation of any criteria, sub-criteria and alternatives. These evaluations

provide the highest and lowest weight among the criteria, sub-criteria and alternatives

are compared. Weight of 8 % administrative criteria , technical criteria weights 72 % ,

19 % price criteria weights . Alternative sequence of the highest weight is a company

with a 34 % weighting, Company E with a weight of 25.2 %, Company D with a weight

of 16.4 %, Company C with a weight of 12.5 %, Company B with a weight of 11.9 %.

Weighting is done checking back to perform calculations on Expert Choice 2000.

  Weighting sequence the highest when compared between the AHP with tender

committee decision is actually the same, as well as counter-weighting hierarchy based

on company data. Providers of goods / services that are considered capable of

working on the project, expected to provide appropriate infrastructure results, right

quality, right time and right cost

Keywords: AHP, Expert Choice 2000, Auctions Criteria, Supplier of Goods / Services

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu,

  Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat ALLAH SWT atas karunia-Nya memberikan pengetahuan, kekuatan, dan kesempatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi syarat menempuh ujian sarjana pada Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.

  Adapun judul tesis ini adalah Aplikasi Metode AHP untuk Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Konstruksi pada Proyek Dukungan Kawasan Industri Sei Mangke.

  Dalam penulisan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak bantuan berupa dukungan moril, material, spiritual, maupun administrasi. Oleh karena itu, sudah layaknya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  Bapak Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE, sebagai Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil USU, Bapak Dr. Ir. A. Perwira Mulia Tarigan, M.Sc, sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak Ir. Syahrizal, MT, sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi serta masukan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

  Bapak Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng. Sc, Ir. Medis Sejahtera Surbakti, MT, dan Ir. Rudi Iskandar, MT, selaku Dosen Pembanding dan Penguji yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan penulisan tesis ini, dan seluruh Staff Pengajar Program Studi Magister Teknik Sipil USU yang telah mendidik penulis serta Pegawai Administrasi Program Studi Magister Teknik Sipil.

  Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I, Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Utara serta Kelompok Kerja (pokja) Pengadaan Barang/Jasa Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Utara yang telah bersedia membantu baik dalam menyediakan data-data yang dibutuhkan hingga pengisian kuesioner.

  Secara khusus, disampaikan ucapan terimakasih kepada keluarga, terutama Ayahanda Drs. H. Parlindungan Lubis, Ak, QIA, MM, ibunda Hj. Ratna Fauziah, kakanda Ahmad Fauzi Lindung Lubis, ST, MM, Fithri Sarrah Lubis, SE, Ak., adinda Fakhrur Rozy P. Lubis, ST, kekasih dr. Dewi Rafna Yuliana dan rekan–rekan penulis.

  Walaupun penulis sudah berupaya semaksimal mungkin, namun penulis menyadari kemungkinan masih terdapat kekurangan dan kesilapan di dalam tesis ini.

  Oleh karena itu, penulis terbuka dan mengharapkan sekali kritikan dan saran yang sifatnya membangun guna memperbaiki tesis ini. Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

  Medan, Agustus 2013 Penulis M. Fauzan Azima Lubis

  

PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karyayang pernah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Sepanjang Pengetahuan saya juga, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diskusi dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

  Medan, Agustus 2013 Muhammad Fauzan ‘Azima Lubis 107016008

RIWAYAT HIDUP

  A. DATA PRIBADI Nama : Muhammad Fauzan Azima Lubis Tempat/Tgl. Lahir : Medan/22 Desember 1987 Alamat : Jln. Pukat II no. 52 Kelurahan Bantan Timur – Medan Agama : Islam

  B. RIWAYAT PENDIDIKAN TK Teratai Sei Karang Lubuk Pakam 1992 – 1993 SD INPRES Sei Karang Lubuk Pakam 1993 – 1996 SDN 003 Kecamatan Sail Pekanbaru 1996 – 1999 SLTPN 13 Pekanbaru 1999 – 2002 SMUN 8 Pekanbaru 2002 – 2005 Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil USU 2005 – 2010 Magister Teknik Sipil (Manajemen Prasarana Publik) USU 2010 – 2013

  C. RIWAYAT PEKERJAAN Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pekerjaan Umum 2010 - Sekarang

  

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ......................................................................................................... i ABSTRACT ....................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii PERNYATAAN ................................................................................................. v RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vi DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR NOTASI ............................................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN

   1 1.1 Latar Belakang ...........................................................................

  1 1.2 Perumusan Masalah ...................................................................

  6 1.3 Maksud, Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................

  7 1.4 Batasan dan Lingkup Penelitian ................................................

  8 1.5 Kerangka Konseptual ................................................................

  8 1.6 Sistematika Penulisan ................................................................

  10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

   12

  2.1 Pengadaan Barang/Jasa Proyek ................................................ 12

  2.1.1 Pemasukan Penawaran ................................................... 13

  2.1.2 Pembukaan Penawaran................................................... 14

  2.1.3 Evaluasi terhadap Penawaran ......................................... 15

  2.1.3.1 Evaluasi Administrasi ........................................ 15

  2.1.3.2 Evaluasi Harga ................................................... 15

  2.1.3.3 Evaluasi Teknis.................................................. 17

  2.1.3.4 Evaluasi Kualifikasi ........................................... 19

  2.2 Penetapan dan Pengumuman Pemenang .................................. 19

  2.3 Sanggahan dan Sanggahan Banding ......................................... 20

  2.4 Pengambilan Keputusan ........................................................... 21

  2.5 Analytical Hierarchi Process (AHP) ........................................ 25

  BAB III METODOLOGI

   31

  3.1 Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) .......................... 31

  3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data ......................................... 34

  3.3 Analisis Data............................................................................. 34

  3.4 Penyusunan Prioritas Pengadaan Barang/Jasa .......................... 35

  3.5 Pembobotan Kriteria ................................................................. 35

  3.5.1 Penetapan Pengambil Keputusan .................................... 35

  3.5.2 Pembobotan antar Kriteria .............................................. 36

  3.6 Penghitungan Bobot Seluruh Pengambil Keputusan ................ 37

  3.7 Pemeriksaan Konsistensi .......................................................... 38

  3.8 Analisis Sensitivitas .................................................................. 39

  BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

  40 4.1 Gambaran Umum Data .............................................................

  40 4.1.1 Validasi kriteria dan Subkriteria .....................................

  40 4.1.2 Konsensus .......................................................................

  43 4.1.3 Pelaksanaan Survai..........................................................

  43 4.1.4 Pengambil Keputusan......................................................

  44

  4.2 Teknik Analytical Hierarchy Process (AHP) ...........................

  45 4.2.1 Pembentukan Hirarki .....................................................

  46 4.2.2 Perbandingan Berpasangan (Pairwise Comparison) .....

  48 4.2.2.1 Matriks Pasangan antar Kriteria ........................

  48 4.2.2.2 Matriks Pasangan antar Subkriteria ...................

  49 4.2.2.3 Matriks Pasangan Alternatif ..............................

  51 4.2.3 Perhitungan Bobot ..........................................................

  60 4.2.4 Perhitungan Konsistensi .................................................

  65 4.3 Hasil Penilaian Akhir ................................................................

  67 4.4 Hirarki yang Berdasarkan Data Perusahaan ..............................

  71 4.5 Analisis Sensitivitas ..................................................................

  83 BAB V PENUTUP

  85 5.1 Kesimpulan ...............................................................................

  85 5.2 Saran ..........................................................................................

  86 DAFTAR PUSTAKA

  87 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

  2.1 Skala penilaian antar kriteria ................................................................

  25 3.1 Contoh matriks perbandingan berpasangan .........................................

  33 3.2 Contoh pembentukan matriks kinerja ..................................................

  33 4.1 Atribut detil dari kriteria administrasi ..................................................

  41 4.2 Atribut detil dari kriteria teknik ...........................................................

  42 4.3 Atribut detil kriteria harga ....................................................................

  43

  4.4 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh pada kriteria matriks ordo 3x3 untuk level 2 ............................................................

  49

  4.5 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh subkriteria pada kriteria administrasi ordo 8x8 untuk level 3 ........................................

  49

  4.6 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh subkriteria pada kriteria teknis ordo 5x5 untuk level 3 ..................................................

  50

  4.7 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh subkriteria pada kriteria harga ordo 4x4 untuk level 3 ...................................................

  50

  4.8 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh alternatif pada subkriteria SIUJK Ordo 5x5 untuk level 4 ...........................................

  51

  4.9 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh alternatif pada subkriteria landasan hukum Ordo 5x5 untuk level 4 ...........................

  51

  4.10 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh alternatif pada subkriteria pengurus perusahaan ordo 5x5 untuk level 4 .....................

  52

  4.11 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh alternatif pada subkriteria data keuangan ordo 5x5 untuk level 4 ...............................

  55

  57

  4.20 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh alternatif pada subkriteria time schedule ordo 5x5 untuk level 4.................................

  56

  4.19 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh alternatif pada subkriteria personil inti Ordo 5x5 untuk level 4 ..................................

  56

  4.18 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh alternatif pada subkriteria peralatan minimal ordo 5x5 untuk level 4 .........................

  55

  4.17 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh alternatif pada subkriteria analisa teknik & pemahaman spesifikasi teknik ordo 5x5 untuk level 4..........................................................................

  4.16 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh alternatif pada subkriteria metode pelaksanaan ordo 5x5 untuk level 4 .....................

  52

  54

  4.15 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh alternatif pada subkriteria modal kerja ordo 5x5 untuk level 4 ...................................

  54

  4.14 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh alternatif pada subkriteria data pengalaman perusahaan Ordo 5x5 untuk level 4........

  53

  4.13 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh alternatif pada subkriteria data perusahaan Ordo 5x5 untuk level 4 ............................

  53

  4.12 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh alternatif pada subkriteria data personil ordo 5x5 untuk level 4 ..................................

  4.21 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh alternatif pada subkriteria kelengkapan dokumen & kebenaran penawaran

  harga ordo 5x5 untuk level 4 ............................................................

  63 4.31 Pembobotan alternatif pada subkriteria teknik .....................................

  4.38 Return on Net Worth Ratio (laba sebelum bunga dan pajak/ ekuitas pemilik) ....................................................................................

  69

  4.37 Perbadingan hasil penilaian akhir antara metode AHP dengan yang dilakukan panitia lelang ............................................................

  69

  66 4.36 Hasil akhir pembobtan alternatif ..........................................................

  65 4.35 Random Consistency ............................................................................

  64 4.34 Bobot total prioritas setiap alternatif ....................................................

  64 4.33 Pembobotan alternatif pada subkriteria harga ......................................

  63 4.32 Pembobotan pada kriteria harga ...........................................................

  62 4.30 Pembobootan pada kriteria teknik ........................................................

  57

  61 4.29 Pembobotan alternatif pada subkriteria administrasi ...........................

  61 4.28 Tabel bobot subkriteria administrasi ....................................................

  60 4.27 Bobot prioritas setiap kriteria ...............................................................

  60 4.26 Penjumlahan perbaris setelah dilakukan penjumlahan perkolom ........

  59 4.25 Penjumlahan perkolom.........................................................................

  4.24 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh alternatif pada subkriteria kewajaran harga ordo 5x5 untuk level 4 ............................

  58

  4.23 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh alternatif pada subkriteria koreksi aritmatik ordo 5x5 untuk level 4 ...........................

  58

  4.22 Matriks perbandingan berpasangan pengaruh alternatif pada subkriteria nilai penawaran biaya ordo 5x5 untuk level 4 ...................

  74

  4.39 Credit Ratio (Owner’s Equity/Total Assets) ........................................

  74 4.40 Current Ratio (Current Assets/Current Liabilities) .............................

  75 4.41 Asset Turnover Ratio (Sales/Total Assets) ...........................................

  75 4.42 Peralatan yang milik sendiri oleh kontraktor .......................................

  76

  4.43 Pegawai teknik yang dimiliki kontraktor (jumlah pengalaman lebih Dari 10 tahun ..............................................................................

  76 4.44 Contractor’s years in business (tahun) ................................................

  77 4.45 Aktivitas kontraktor selama 7 tahun terakhir (jumlah paket)...............

  77 4.46 Pengalaman kontraktor dengan proyek yang sama (nilai rupiah) ........

  78

  4.47 Kesesuaian dengan jadwal pelaksanaan (durasi penawaran/ durasi akhir) .........................................................................................

  78

  4.48 Kesesuaian dengan nilai kontrak (nilai kontrak/nilai akhir kontrak (addendum) .............................................................................

  79 4.49 Perhitungan prioritas dari kriteria dan subkriteria ...............................

  80 4.50 Hasil akhir hierarki data perusahaan ....................................................

  81

  

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

  1.1 Lokasi proyek Dukungan Kawasan Industri Sei Mangke TA. 2012 ...

  3 1.2 Kerangka konseptual ............................................................................

  9 3.1 Diagram alir penelitian .........................................................................

  31 3.2 Skema AHP ..........................................................................................

  32 3.3 Proses perhitungan bobot total kriteria ................................................

  37 4.1 Struktur hirarki pemilihan alternatif model penyedia barang/jasa .......

  47 4.2 Diagram yang menampilkan bobot krieria dan alternatif ....................

  70 4.3 Grafik hubungan antara kriteria dengan alternatif ...............................

  70 4.4 Hirarki data perusahaan........................................................................

  73

DAFTAR NOTASI

  Pi = Nilai kerja alternatif Wi = Rata-rata geometrik setiap baris Wt = Penjumlah seluruh rata-rata geometrik Ci = Konsistensi Indeks maks = Eigenvalue maksimum n = Jumlah matriks

  Wn = Nilai tingkat kepentingan kriteria n CR = Nilai konsistensi rasio RI = Nilai Index Random

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Pelelangan umum penyedia barang/jasa di Negara Indonesia merupakan proses pemilihan dalam penentuan calon pemenang suatu kegiatan atau proyek yang berdasarkan Perpres 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahdan Perpres 70 Tahun 2012 tentang perubahan kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pelelangan Umum merupakan cara untuk mendapatkan penyedia barang/jasa yang benar–benar dapat melaksanakan proyek dari tanda tangan kontrak hingga serah terima penyelesaian akhir proyek.

  Pentingnya pelelangan umum penyedia barang/jasa ditandai dengan banyaknya kegiatan atau proyek dengan menggunakan anggaran yang cukup besar.Pelelangan umum dapat menghindari berbagai pihak untuk memonopoli paket–paket kegiatan yang dapat merugikan negara dikarenakan kesalahan dalam pemilihan penyedia barang/jasa. Pelelangan merupakansarana mendapatkan calon penyedia barang/jasa yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan suatu proyek yang dilihat dari kemampuan keuangan perusahaan, tingkat keahlian tenaga kerja atau sumber daya manusia, kepemilikan peralatan dari milik sendiri atau sewa peralatan dengan perusahaan lain yang didasarkan atas perjanjian sewa alat, serta didukung dengan material–material yang dibutuhkan dalam pengerjaan proyek.

  Dalam Peraturan Presiden, yang dimaksud dengan pengadaan barang/jasa pemerintah yang selanjutnya disebut dengan pengadaan barang/jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa.

  Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Insitusi, yang selanjutnya disebut K/L/D/I adalah instansi/institusi yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pengguna barang/jasa adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang dan/atau jasa milik negara/daerah di masing–masing K/L/D/I. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang berfungsi melaksanakan pengadaan barang/jasa yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada

  ULP pada Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi dibentuk oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/kepala Daerah/Pimpinan Institusi yang membentuk SK/Surat Keputusan kepada kelompok kerja ULP untuk pemilihan penyedia barang/jasa. Keanggotaan kelompok kerja ULP wajib ditetapkan untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya nilai diatas Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) yang berjumlah gasal beranggotakan paling kurang 3(tiga) orang dan dapat ditambah sesuai dengan kompleksitas pekerjaan.

  Studi kasus ini us ini mengacu kepada Perpres No. 54 Tahun 201 n 2010 serta Perpres No.

  70 Tahun 2012 yang m yang menjadi pembaharuan kedua, karena sistem tem pemilihan penyedia barang/jasa di Indonesia donesia harus berdasarkan Peraturan Presiden.

  Sistem pemilih emilihan penyedia barang/jasa pada Paket D ket Dukungan Kawasan Industri Sei Mangke ngke dilakukan dengan bobot penilaian yang te ang tepat, pada evaluasi penawaran sistem pem pemilihan penyedia barang/jasa merupakan fakto n faktor terpenting dalam seleksi pemilihan kont n kontraktor.Keputusan memilih penyedia barang rang/jasa harus didukung oleh pertimbangan yan yang objektif dan menguntungkan dalam penca pencapaian waktu, biaya dan kualitas.Namun d un demikian seringkali kualitas pekerjaan yang n yang diperoleh kurang memuaskan sehingga ga hasil pekerjaannya kurang dibawah spes spesifikasi yang telah ditentukan oleh penggu engguna barang/jasa.

Gambar 1.1 Lokas Lokasi proyek Dukungan Kawasan Industri Sei Ma ei Mangke TA. 2012

  Studi kasus ini mengambil pelelangan Paket Dukungan Kawasan Industri Sei Mangke dengan lokasi pekerjaan berada di Lintas Timur Sumatera pada Provinsi Sumatera Utara Kabupaten Batu Bara yang dapat dilihat pada Gambar 1.1.Paket Dukungan Kawasan Industri Sei Mangke berpotensi menjadi salah satu penggerak roda perekonomian di Provinsi Sumatera Utara. Paket tersebut merupakan MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) yang berhubungan langsung dengan dunia internasional dan dapat menambah devisa negara sehingga paket tersebut dibentuk oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah

  I Provinsi Sumatera Utara dengan menggunakan metode Pascakualifikasi(full e-

  

procurement) Tahun Anggaran 2012 dengan dana Rp.32.166.200.000 (tiga puluh dua

miliar seratus enam puluh enam juta dua ratus ribu rupiah).

  Pembangunan Jalan Dukungan Kawasan Industri Sei Mangke sepanjang 4,1 lebar 7 meter yang terletak pada ruas Jalan Lintas Timur Sumatera antara Kota Indrapura dengan Kota Limapuluh.Pembangunan jalan 4,1 km terdiri dari:

  a. 400 meter perbaikan tikungan Kota Limapuluh yang mengambil trase areal perkebunan Lonsum, sehingga 400 meter tersebut dapat dikatakan jalan baru. Kondisi tanah pada daerah tikungan tersebut sangatlah jelek, sehingga para penyedia barang/jasa harus benar–benar memperhatikan pemampatan dari tanah, untuk mengantisipasi penurunan tanah.Pekerjaan yang dilakukan AC-WC, AC-BC, AC-Base, Aggregate klas A dan Aggregate Klas B dengan lebar rencana 7 meter. b. Panjang penanganan 1,1 km berada antara Kota Lima Puluh dengan simpang Sei Semayang. Jalan ini dilakukan pelebaran bahu dengan sistem 2-7-2.

  Jalan ini merupakan jalan provinsi yang menghubungkan Kota Limapuluh dengan kota Perdagangan. Tidak terlalu banyak dilakukan perbaikan tanah pada tanah asliuntuk pelebaran jalan, karena kondisi tanahnya cukup baik dengan CBR > 6. Pekerjaan yang dilakukan AC-WC, AC-BC, AC-Base,

  Aggregate Klas A dan Aggregate Klas B dengan lebar rencana 7 meter.

  c. Penanganan jalan pada areal Kawasan Industri Sei Mangke berupa spot-spot sepanjang 2,60 km. Pada daerah ini banyak dilakukan pergantian material pada tanah asli dikarenakan CBR < 6. Pihak penyedia barang/jasa harus mendapatkan material yang cukup baik, agar tercapainya mutu yang diinginkan oleh pihak owner. Pekerjaan yang dilakukan AC-WC, AC-BC, dan AC-Base dengan lebar 6 meter. miliar. Apabila nilai paket pekerjaan diatas 2,5 miliar, golongan perusahaan yang melakukan penawaran terhadap pelelangan Dukungan Kawasan Industri Sei Mangke haruslah perusahaan non kecil. Terdapat 5 (lima) Perusahaan yang telah melakukan penawaran.

  Paket pekerjaan ini dilakukan dalam 1 (satu) tahun anggaran, sehingga pihak

  

owner menginginkan penyedia barang/jasa yang dapat menyelesaikan pekerjaan

  dengan tepat waktu, tepat guna, tepat mutu dan tepat biaya dengan sistem manajemen yang handal.Sehingga infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah dapat digunakan oleh masyarakat luas dengan kurun waktu yang direncanakan.Pemerintah melakukan dengan pemilihan penyedia barang/jasa melalui pelelangan umum pascakualifikasi. Sistem pelelangan dalam studi kasus ini akan dievaluasi sesuai dengan kriteria-kriteria pada Peraturan Presiden no.54 Tahun 2010 dan no. 70 Tahun 2012, tetapi metode evaluasi nya dengan menggunakan AHP (Analytical Hierarcy Process). Metode ini merupakan salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang dapat membantu kerangka berpikir manusia dimana faktor logika, pengalaman pengetahuan, emosi dan rasa dioptimasikan ke dalam suatu proses sistematis.Melalui subkriteria- subkriteria dalam AHP mendapatkan alternatif yang tepat sasaran.

1.2 Perumusan Masalah

  Permasalahan yang timbul pada pemilihan kontraktor adalah kesalahan pengambilan keputusan untuk memilih kontraktor yang tepat dengan menggunakan kriteria yang ada sehingga dapat mengganggu pengoperasian infrastruktur dan tidak merumuskan masalah yang akan diambil yaitu:

  a.

  Kriteria apa yang menjadi prioritas pertimbangan pemilik pekerjaan (owner) dalam memilih penyedia barang/jasa.

  b.

  Metoda apa yang dapat digunakan dalam menilai kriteria-kriteria tersebut untuk pengambilan keputusan, sehingga proses pemilihan pemenangnya dapat dikatakan objektif, rasional dan menguntungkan. Metode AHP (Analytic Hierarchy Process)dapat dipakai olehpanitia lelang untuk sistem pemilihan yang objektif, rasional dan menguntungkan dalam aspek waktu, biaya dan kualitas.Karena prosedurnya yang sederhana, metode AHP dapat menjadi metode acuan dalam sistem pemilihan penyedia barang/jasa dengan subkriteria-subkriteria yang ada.

  1.3 Maksud, Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Hasil studi evaluasi pengadaan barang/jasa pada Kementerian Pekerjaan Umum dimaksudkan untuk membangun sistem pendukung pengambil keputusan pemilihan kontraktor pada pelelangan.

  Adapun tujuan dari studi ini yaitu:

  1. Menentukan kriteria yang menjadi prioritas pertimbangan panitia lelang untuk memilih pemenang yang tepat.

  2. Memperoleh penyedia barang/jasa yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian dalam menanganiproyek berdasarkan metode AHP.

  Hasil dari penelitian ini dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada instansi pemerintah, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

  1. Penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi proses pengambilan keputusan yang selama ini dilaksanakan, dibandingkan dengan aplikasi metode AHP pada proses pemilihan penyedia barang/jasa.

  2. Studi kasus ini dapat dijadikan masukan atau acuan dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan pemilihan kontraktor untuk mengerjakan suatu proyek yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditentukan.

  1.4 Batasan dan Lingkup Penelitian

  Lingkup dan tahapan penelitian secara garis besar dimulai dari latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian sampai kepada kesimpulan dan saran. Proses pengumpulan, pengolahan, dan analisa data dilakukan berdasarkan konsep dan prosedur metodeAHP. Penelitian ini membahas tentang pengadaan barang/jasa yang ada di Jalan Lintas Timur Sumatera yang mana paket tersebut berada di Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Utara Direktorat Jenderal Bina Marga yang sudah dibangun pada Tahun Anggaran 2012.Secara umum batasan dan lingkup penelitian ini meliputi:

  1. Studi kasus pada penelitian ini difokuskan pada pelelangan yang dilaksanakan untuk pekerjaan Dukungan Kawasan Industri Sei Mangke.

  2. Pemilihan kontraktor dilakukan oleh panitia pelelangan sebagai pihak yang mengambil keputusan. Dengan demikian proses wawancara dan kuisioner akan terpusat kepada panitia tersebut yang berjumlah 7 orang (responden). pelelangan tersebut berdasarkan data perusahaan yang melakukan penawaran.

  Tiga aspek penilaian utama yang harus ada pada proses pelelangan adalah aspek administrasi, aspek teknis dan aspek harga.

1.5 Kerangka Konseptual

  Di dalam penelitian ini, pihak penulis memberikan kerangka konseptual yang dapat di lihat pada Gambar 1.2.

  ! " # $ ! % & # " '

  " (

  • " " ) " Keputusan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa

Gambar 1.2 Kerangka konseptual

  Pada Gambar 1.2 pemilihan penyedia barang/jasa terdapat variabel-variabel yang menentukan dalam mengambil keputusan pemilihan penyedia barang/jasa.

  Variabel-variabel terdiri dari kriteria administrasi, kriteria teknis, dan kriteria harga. Ketiga variabel tersebut memberikan penilaian yang cukup besar dalam pemilihan penyedia barang/jasa berdasarkan Peraturan Presiden no. 54 tahun 2010 dan Peraturan Presiden no. 70 tahun 2012. Setelah dilakukan evaluasi terhadap kriteria-kriteria yang telah disusun, maka akan didapat tingkat prioritas setiap penawaran penyedia barang/jasa. Tingkat prioritas terendah dan tertinggi akan diterima oleh setiap penyedia barang/jasa. Penyedia barang/jasa yang memiliki penilaianprioritas tertinggi dengan arti memiliki kemampuan untuk melaksanakan sebuah proyek yang dilelangkan.Keputusan yang diambil dalam pemilihan penyedia barang/jasamerupakan keputusan yang harus konsisten.

1.6 Sistematika Penulisan BABIPENDAHULUAN

  Berisi informasi tentang penelitian ini yang menarik untuk diteliti. Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan.

BABIITINJAUAN PUSTAKA

  Mengemukakan tentang landasan teori yang berhubungan dengan permasalahan dan sebagai pedoman dalam pembahasan masalah.

  BAB IIIMETODE PENELITIAN Menjelaskan tahapan dalam penelitian, kerangka pemikiran, objek pemilihan, jenis dan sumber data, dan metode pengumpulan data. BABIVPENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Berisikan mengenai deskripsi objek penelitian dan analisis data yang secara

  pengadaan barang/jasa dan menjelaskan faktor penyebab terjadinya perbedaan alternatif untuk masing–masing panitia lelang.

  BAB VPENUTUP Berisikan kesimpulan dari hasil penulisan tesis ini dan akan disampaikan pula

  saran bagi pihak yang terkait untuk memabangun tesis ini menjadi lebih sempurna.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengadaan Barang/Jasa Proyek

  Pihak pemerintah membentuk program Paket Dukungan Kawasan Industri Sei Mangke dengan dana APBN TA.2012. Pemerintah pusat mengalokasikan dana yang cukup besar untuk menyokong Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

  Dengan dana sebegitu besar, maka pihak Pemerintah Pusat melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I Medan membentuk suatu Panitia lelang dengan nama Kelompok Kerja (POKJA) ULP Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I untuk mendapatkan suatu penyedia barang/jasa yang berkualitas. Proyek tersebut dinamakan Dukungan Kawasan Industri Sei Mangke.

  Panitia pelelangan untuk paket tersebut terdiri dari 7 (tujuh) orang. Panitia tersebut mengadakan koordinasi tentang paket yang bernilai diatas 2,5 Miliar.Paket Dukungan Kawasan Industri Sei Mangke dilelangkan dengan metode pascakualifikasi sistem gugur.Metode tersebut sudah dilakukan koordinasi kepada kepala ULP (Unit Layanan Pengadaan) selaku penyusun rencana pemilihan penyedia barang/jasa.

  Nilai rupiahyang dilelangkan berdasarkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang berasal dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).Harga tersebut lah yang menjadi patokan pihak peserta pelelangan untuk membuat penawaran.

  Dokumen pengadaan ditetapkan oleh ULP Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I Medan. Dokumen pengadaan harus diikuti oleh para peserta pelelangan yang akan melakukan penawaran. dengan mengevaluasi aspek administrasi, teknis, harga dan kualifikasi terhadap penawaran sesuai yang di amanatkan oleh Perpres 54 Tahun 2010.

2.1.1 Pemasukan Penawaran

  Setelah paket yang akan dilelangkan oleh pihak panitia diumumkan, maka peserta yang mau mengikuti pelelangan harus mendaftarkan terlebih dahulu melalui website PU. Setelah melakukan pendaftaran, pihak peserta pelelangan barulah dapat melakukan pengunduhan dokumen pelelangan yang akan dilelangkan. Setelah empat hari dari pengumuman pelelangan, akan diadakan penjelasan kantor yang lebih dikenal dengan aanwijzing. Pada penjelasan kantor peserta pelelangan berhak menanyakan kekeliruan oleh pihak peserta pelelangan terhadap proses pelelangan.

  Setelah dilakukan penjelasan kantor, maka pihak panitia lelang mengadakan penjelasan lapangan, untuk memberikan penjelasan kepada peserta lelang terhadap data–data lapangan yang masih belum jelas pada gambar. Penjelasan lapangan ini berguna untuk menghindari kesalahan terhadap volume yang ditawar.sebelumnya gambar–gambar teknis sudah diberikan kepada peserta melalui website untuk mempelajari kondisi lapangan yang ada.

  Alur pelelangan yang di mulai dari pendaftaran hingga akhir pengumuman pemenang harus diikuti oleh para peserta pelelangan.Pengumuman pemenang pelelangan merupakan hasil keputusan panitia lelang dan apabila para peserta pelelangan merasa keberatan terhadap hasil keputusan panitia lelang, peserta pelelangan diberikan masa sanggah 5 Hari kerja untukmenyanggah atau menanyakan hasil keputusan dari panitia lelang.

2.1.2 Pembukaan Penawaran

  Setelah batasan pendaftaran dan mengirimkan data peserta pelelangan kepada pihak panitia lelang (kelompok kerja), maka pihak panitia lelang melakukan pembukaan penawaran dengan tanggal yang telah ditentukan pada saat pengumuman pelelangan. Proses pembukaan penawaran yang disaksikan oleh peserta pelelangan, yang bahwasannya untuk melihat berapa penawaran yang masuk mengikuti paket yang dilelangkan. Apabila tidak sampai dengan 3 (tiga) peserta pelelangan, maka pelelangan tersebut harus dilakukan pengulangan lelang (Perpres 54.Tahun 2010).

  5 (lima) peserta yang melakukan penawaran, maka pelelangan tersebut dapat diberlangsungkan prosesnya ke tahap berikutnya. Setelah melakukan pembukaan penawaran, maka pihak panitia lelang melakukan evaluasi terhadap data–data yang masuk ke panitia, mulai dari kualifikasi, administrasi, teknik (metode pelaksanaan, jadwal pelaksanaan, personil, pengalaman perusahaan, dan lain-lain) serta harga penawaran yang tercantum pada surat penawaran yang akan dilakukan matching dengan volume yang dilelangkan atau dilakukan koreksi aritmatik.

2.1.3 Evaluasi terhadap Penawaran

  2.1.3.1 Evaluasi Administrasi

  Evaluasi yang dilakukan dengan melihat kelengkapan berkas yang dimasukkan oleh penyedia barang/jasa mulai dari memasukkan jaminan penawaran dengan nilai jaminan berdasarkan nilai yang telah ditentukan di dokumen lelang. Kelengkapan administrasi ini melihat surat penawaran yang sudah ada acuan yang diberikan melalui dokumen lelang yang di upload melalui website www.pu.go.id serta syarat–syarat substantial yang diminta berdasarkan dokumen lelang.

  Pada surat penawaran, penyedia barang/jasa harus mencantumkan masa pelaksanaan dan masa berlaku penawaran. Masa pelaksanaan yang dicantumkan pada surat penawaran penyedia barang/jasa termasuk yang dievaluasi oleh pihak panitia, jika melebihi dari masa pelaksanaan yang ditetapkan dari pihak panitia, maka penawaran tersebut dikatakan gugur.Serta apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan seluruh peserta secara tertulis untuk memperpanjang masa berlakunya penawaran tersebut dalam jangka waktu tertentu (Permen PU No. 07 Tahun 2011).Selain surat penawaran, pihak penyedia barang/jasa wajib memasukkan jaminan penawaran yang dikeluarkan oleh bank/perusahaan asuransi.

  2.1.3.2 Evaluasi Harga

  Evaluasi harga penawaran ini mengacu kepada Bill of Quantity peserta pelelangan yang di uploadke www.pu.go.id. Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf.(Perpres 70 tahun 2012).BOQtersebut akan dilakukan koreksi aritmatik dengan ketentuan: a. Volume pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga disesuaikan dengan yang tercantum dalam dokumen pengadaan.