BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efektivitas KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) Metode ceramah dan Pemutaran Film terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Zat Besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. Pola makan yang salah pada ibu hamil membawa dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di seluruh dunia terutama di negara- negara yang sedang berkembang. Hal tersebut tidak berbeda dengan yang terjadi di Indonesia dimana anemia masih menjadi masalah yang belum dapat diatasi hingga saat ini (Arisman, 2004).

  Menurut Cunningham dan Garry (2001), anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, dan atau jumlah eritrosit di bawah nilai normal. Peningkatan volume plasma pada ibu hamil menyebabkan terjadinya

  

hemodilusi, sehingga terjadi penurunan hematokrit (20-30%), yang mengakibatkan

kadar hemoglobin dan hematokrit lebih rendah daripada keadaan tidak hamil.

  Secara global berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) (2012), terdapat 41,8% prevalensi anemia pada ibu hamil yang diantaranya diakibatkan oleh defisiensi besi. Kailavani (2009), menyatakan bahwa India adalah negara dengan penyumbang kematian ibu terbesar akibat anemia yaitu sebanyak 40% kematian. Di Indonesia, menurut World Bank Group (2013), yang mencatat anemia

  1 pada ibu hamil menjelaskan bahwa pada tahun 2005

  • – 2010, terdapat 44% anemia pada ibu hamil dari 1000 kehamilan (Permenkes RI, 2011).

  Fatimah dkk (2011) yang mengutip laporan

  USAID’s, A2Z, Micronutrient and Child Blindness Project, ACCESS Program, and Food and Nutrition Technical

Assistance (2006) menyatakan bahwa sekitar 50% dari seluruh jenis anemia

  diperkirakan akibat dari defisiensi besi. Berdasarkan penelitiannya Fatimah, dkk (2011), menyatakan bahwa prevalensi anemia defisiensi besi ibu hamil ditemukan sebesar 41%, diantaranya anemia berat (Hb<8 gr/dL) 1 orang (1,2%), anemia sedang (Hb 8-9,9 gr/dL) 36 orang (43,9%), dan 45 orang (54,9%) yang tergolong anemia ringan (Hb 10-10,9 gr/dL).

  .

  Menurut Depkes RI (1995) dalam Agtini, dkk (1996) Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan / hambatan pada pertumbuhan janin, baik sel tubuh maupun sel otak. Pada ibu hamil yang kekrangan zat besi dapat terjadi keguguran, lahir sebelum waktunya, berat badan lahir (BBLR), perdarahan sebelum dan waktu melahirkan. Pada anemia berat dapat menimbulkan kematian ibu dan bayi . Arisman (2004), dampak kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat diamati dari besarnya angka kesakitan dan kematian maternal, peningkatan angka kesakitan dan angka kematian janin, serta peningkatan risiko terjadinya berat badan lahir rendah, pendarahan pascapartum (disamping eklampsia, dan penyakit infeksi) dan plasenta previa yang kesemuanya bersumber pada anemia defesiensi besi. Berdasarkan data BPS, BKKBN, DEPKES RI, dan Macro Internasional, 2013, yang mencatat SDKI tahun 2012, diketahui sepanjang tahun 2008

  • – 2012 jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 369 per 100.000 kelahiran hidup.

  Menurut Depkes RI (2002), suplementasi pemberian tablet tambah darah dalam program penanggulangan anemia gizi telah diuji secara ilmiah efektifitasnya apabila dilaksanakan sesuai dengan dosis dan ketentuan. Program pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil yang menderita anemia kurang menunjukkan hasil yang nyata. Faktor yang memengaruhi adalah kepatuhan minum tablet tambah darah yang tidak optimal dan status ibu sebelum hamil sangat rendah, sehingga jumlah tablet tambah darah yang dikonsumsi tidak cukup untuk meningkatkan Hemoglobin (Hb) dan simpanan besi.

  Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (2012) yang memaparkan Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011 menunjukkan bahwa terdapat 83,3% dari 4, 87 juta jiwa ibu hamil telah mendapat cakupan pemberian 90 tablet zat besi.

  Sebelumnya berdasarkan hasil Riskesdas 2010 yang menunjukkan bahwa 80,7 % perempuan usia 10-59 tahun yang hamil mendapat tablet Fe dengan jumlah hari minum tablet besi, sebanyak 19,3 % ibu hamil yang tidak minum tablet Fe, dan hanya 18,0 % yang minum tablet Fe 90 hari atau lebih. Di Sumatera Utara, berdasarkan data Kementrian Kesehatan (2012), tentang Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011, terdapat 90 % dari 122.217 ibu yang hamil telah mendapat cakupan 90 tablet zat besi.

  Sementara itu pencegahan anemia defesiensi besi juga telah lama dilakukan di wilayah Puskesmas Pijorkoling dan Puskesmas Labuhan Rasoki Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara. Salah satu pencegahannya melalui program suplementasi besi dan asam folat pada ibu hamil dengan melaksanakan pemberian tablet besi secara gratis. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Padangsidimpuan (2013) pada laporan tahunan Puskesmas Pijorkoling realisasi Fe3 sebesar 46% dan Puskesmas Labuhan Rasoki menunjukkan realisasi program Fe3 telah mencapai 83 % dari seluruh kunjungan ibu hamil (K4) sebanyak 700 ibu hamil.

  Menurut Puspasari dkk (2008), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan pada ibu hamil dalam kepatuhannya mengkonsumsi tablet besi selama kehamilannya. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih abadi dari pada perilaku yang tidak didasarkan oleh pengetahuan. Dalam kenyataan tidak semua ibu hamil yang mendapat tablet zat besi meminumnya secara rutin, hal ini bisa disebabkan karena faktor ketidaktahuan pentingnya tablet zat besi untuk kehamilannya. Sikap juga akan memengaruhi ibu hamil dalam kepatuhan mengkonsumsi tablet besi selama kehamilannya. Ibu hamil yang tahu akan pentingnya tablet besi akan selalu mengkonsumsinya sampai habis.

  Pada survei awal yang dilakukan pada 10 (sepuluh) ibu hamil dengan kunjungan ibu hamil (K4) dengan latar belakang pendidikan 5 (lima) orang dengan pendidikan sekolah dasar (SD), 3 (tiga) orang SMP dan 2 (dua) orang SMU didapatkan hasil hanya 20 % ibu hamil dengan pendidikan SMU yang mampu menjawab pertanyaan meliputi manfaat tablet zat besi dan mengkonsumsi tablet zat besi dengan benar sedangkan 80% ibu hamil tidak mampu menjawab pertanyaan dengan benar. Dari sikap 10 (sepuluh) ibu hamil yang diwawancara diperoleh hasil 8 orang (80%) menunjukkan sikap tidak mau mengkonsumsi tablet besi yang ditawarkan dengan alasan mual dan susah buang air besar dan 2 orang (20%) menunjukkan respon baik dengan menerima satu bungkus tablet zat besi yang ditawarkan.

  Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat pada umumnya dan ibu hamil khususnya tentang tablet zat besi dapat dilakukan melalui program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). Menurut Notoatmodjo (2007), penyampaian materi pada program KIE dapat dilakukan melalui beberapa metode dan media. Media yang digunakan sangat bervariasi, mulai dari yang tradisional yaitu mulut (lisan), bunyi-bunyian (kentongan), tulisan (cetak), sampai dengan elektronik yang modern yaitu televisi dan internet.

  Kegiatan penyuluhan kesehatan dalam bentuk ceramah selama ini telah dilakukan petugas kesehatan Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara dalam pendistribusian tablet besi pada ibu hamil. Ceramah tentang tablet besi diberikan secara langsung kepada ibu hamil pada saat kunjungan ulang kehamilan Trimester II dan trimester III. Namun tetap saja pada survei awal didapati hanya 20 % ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik tentang tablet zat besi dan 80 % menunjukkan sikap tidak baik dengan menunjukkan respon tidak menerima tablet besi yang ditawarkan.

  Metode penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh penyuluh puskesmas disesuaikan dengan unsur perilaku sasaran yang akan diubah, apakah unsur pengetahuan, sikap atau tindakan. Metode penyuluhan yang paling sering dilakukan oleh petugas puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan adalah metode ceramah/tanya jawab (Depkes RI, 1991). Ceramah baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah (Notoatmodjo, 2010). Daya ingat pendengar dari metode ceramah terbatas (Maulana, 2007).

  Selanjutnya menurut Arsyad (2011), media lain yang dapat digunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah film. Film dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. Film dapat menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. Film juga dapat ditunjukkan pada kelompok kecil atau kelompok besar.

  Berdasarkan hal tersebut di atas maka dilakukan penelitian untuk menilai efektivitas Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) metode ceramah dan pemutaran film terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang zat besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara.

1.2 Permasalahan

  Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dan penelitian adalah belum diketahuinya efektivitas Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) metode ceramah dan pemutaran film terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang tablet besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara dimana metode ceramah telah lama digunakan dalam mendistribusikan tablet besi namun sikap dan pengetahuan ibu tentang tablet besi masih rendah ditandai masih adanya kasus anemia pada pemeriksaan kunjungan ibu hamil (K4) di Padangsidimpuan Tenggara.

  1.3 Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) metode ceramah dan pemutaran film terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang tablet zat besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara.

  1.4 Hipotesis

  Ada perbedaan rata-rata pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang tablet zat besi pada kelompok metode ceramah dengan kelompok dengan media pemutaran film.

  1.5 Manfaat Penelitian 1.

  Bermanfaat bagi Dinas Kesehatan Padangsidimpuan, sebagai acuan (model) dalam merencanakan dan melaksanakan penyuluhan kesehatan secara konsisten atau dapat menyempurnakan dan mengembangkan metode penyuluhan kesehatan yang lebih efisien dan efektif, sehingga perilaku kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.

Dokumen yang terkait

Efektivitas KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) Metode ceramah dan Pemutaran Film terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Zat Besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Tahun 2014

1 70 115

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi Zat Besi Tahun 2013

0 37 74

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efektifitas Metode Simulasi terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI di SMA Negeri 1 dan SMA Citra Harapan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

0 0 10

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Pendidikan Gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SMA Negeri 1 Secanggang Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat 2014

0 0 8

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perbandingan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di Madrasah Aliyah Negeri Meulaboh 1 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa Tentang Seksual Remaja di SMK Pencawan Medan Tahun 2014

0 0 9

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efektivitas Promosi Kesehatan dengan Media Video dan Booklet Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Asi Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat Tahun 20

0 1 10

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Efektivitas Promosi Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Tentang HIV/AIDS Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja di SMK Tritech Informatika dan SMK Namira Tech Nusantara Medan Tahun 2013

0 1 12

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perancangan Sistem Informasi SMA Negeri 4 Padangsidimpuan Berbasis Web Menggunakan PHP dan MySql

0 0 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan - Efektivitas KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) Metode ceramah dan Pemutaran Film terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Zat Besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Tah

0 0 32