PEDOMAN PENGELOLAAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA DAN MAHASISWA (PIK REMAJAMAHASISWA)

  

PEDOMAN

PENGELOLAAN PUSAT INFORMASI DAN

KONSELING REMAJA DAN MAHASISWA

(PIK REMAJA/MAHASISWA)

  PEDOMAN

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

DIREKTORAT BINA KETAHANAN REMAJA

  

JAKARTA, 2012

KATA SAMBUTAN

  Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadapan Allah SWT, yang telah memberikan kita kemampuan, kesempatan dan sumber daya, sehingga kita dapat menyelesaikan salah satu amanah dan tugas kami, yaitu penyempurnaan buku dengan judul “Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK Remaja/Mahasiswa). Pedoman ini merupakan acuan bagi para Pengelola Program GenRe, Pembina PIK Remaja/Mahasiswa, Pengelola PIK Remaja/Mahasiswa, Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya untuk membentuk, mengembangkan dan membina PIK Remaja/Mahasiswa mulai dari tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten, Kota dan Kecamatan.

  Untuk dapat memahami pentingnya penyempurnaan penulisan Pedoman ini, perlu dilihat sejak pelaksanaan pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014, program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) telah kita sepakati untuk dikembangkan menjadi program Generasi Berencana dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja.

  Dalam rangka mewujudkan Generasi Berencana di Indonesia, program GenRe dihadapkan dengan lingkungan strategik, yang berkembang dengan sangat cepat dan sangat luas. Salah satu diantaranya adalah globalisasi informasi. Globalisasi informasi ini kemudian tanpa disadari, telah meliberalisasi dan merubah norma, etika dan moralitas agama, menjadi nilai-nilai kehidupan sekuler.

  Dalam kehidupan remaja perubahan nilai ini, terlihat dari perilaku hidup remaja yang tidak sehat (unhealthy life behaviors). Seperti penelitian dari Australian National University (ANU) dan Pusat

  Penelitian Kesehatan UI tahun 2010 di Jakarta, Tangerang dan Bekasi (JATABEK) dengan jumlah sampel 3006 responden (usia <17

  • – 24 tahun), menunjukkan bahwa 20,9% remaja mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah dan 38.7% remaja mengalami kehamilan sebelum menikah dan kelahiran setelah menikah. Badan Narkotika Nasional tahun 2008, menunjukkan bahwa jumlah pengguna Napza sampai dengan tahun 2008 adalah 115.404. Dimana 51.986 dari total pengguna adalah mereka yang berusia remaja (usia 16-24 tahun). Mereka yang pelajar sekolah berjumlah 5.484 dan mahasiswa berjumlah 4.055. Secara kumulatif jumlah kasus HIV sampai dengan September 2011 sebesar 71.437 kasus. Untuk kasus AIDS secara kumulatif jumlah kasus AIDS sampai dengan September 2011 sebesar 25.936 kasus. Dari jumlah kasus tersebut, 45,9% diantaranya adalah kelompok usia 20-29 tahun (Kemenkes RI, 2011). Apabila perilaku remaja yang tidak sehat ini terus berlangsung, tentu akan mengganggu tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan kehidupan remaja, baik secara individual maupun sosial. Karena itu, saya menyambut baik diterbitkannya Pedoman Pengelolaan Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK Remaja/Mahasiswa) yang telah mengalami penyempurnaan dari edisi sebelumnya. Pedoman ini sangat penting, karena menjadi Pedoman dan petunjuk dalam pembentukan, pengembangan dan

  pembinaan PIK Remaja/Mahasiswa di berbagai tingkatan, dan dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang terlibat langsung dalam Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa.

  Kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu penyempurnaan dan penerbitan Pedoman ini, saya sampaikan ucapan terima kasih. Akhirnya, semoga penyempurnaan Pedoman ini dapat menjadi bagian dari amal bakti kita dalam mempromosikan Generasi Berencana, guna mewujudkan “Pembangunan yang Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera” dalam rangka mencapai “Penduduk Tumbuh Seimbang 2015” di Indonesia tercinta.

  Jakarta, 2 April 2012 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga

  Dr. Sudibyo Alimoeso, MA

  

KAT A PENGANTAR

  Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rakhmat dan karuniaNya Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK Remaja/Mahasiswa) dapat diselesaikan dan dituangkan dalam Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor : 88/PER/F2/2012, tanggal 2 April 2012.

  Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK Remaja/Mahasiswa) ini dilatarbelakangi oleh keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009, tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

  Direktorat Bina Ketahanan Remaja merupakan salah satu direktorat di bawah Kedeputian Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, yang memiliki tugas antara lain melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK), pemantauan dan evaluasi serta pemberian bimbingan teknis fasilitasi di bidang Bina Ketahanan Remaja. Untuk mendukung terlaksananya program GenRe secara optimal di semua tingkatan, perlu dibuat pedoman yang berkaitan dengan pelaksanaan program GenRe. Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan program GenRe melalui wadah PIK Remaja/Mahasiswa.

  Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan pedoman ini hingga diterbitkannya, kami mengucapkan terima kasih. Semoga pedoman ini dapat memberikan manfaat bagi kemajuan dalam pembangunan kependudukan dan keluarga berencana di masa yang akan datang.

  Jakarta, 2 April 2012 Direktur Bina Ketahanan Remaja,

  Indra Wirdhana, SH, MM

  DAFTAR ISI

Kata Sambutan .......................................................................... i

Kata Pengantar ......................................................................... v

Daftar Isi .................................................................................... vii

Peraturan Kepala tentang Pedoman Pengelolaan PIK R/M ... ix

  

Bab I : Pendahuluan .................................................................. 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Tujuan ......................................................................................................... 8

C. Sasaran Pengguna ................................................................................. 9

D. Ruang Lingkup ........................................................................................ 9

E. Batasan Pengertian ................................................................................ 9

Bab II : Pengelolaan P IK Remaja/Mahasiswa .......................... 15

A. Kebijakan dan Strategi .......................................................................... 15

B. Kegiatan-kegiatan dari Pengelolaan PIK Remaja/Mahasiswa 16 III : IK Remaja/Mahasiswa …. 19 Bab Mekanisme Pengelolaan P

A. Membentuk PIK Remaja/Mahasiswa ……………………….. 19

Mengembangkan dan Meningkatkan Kualitas PIK R/M……. 21 B.

C. Melakukan Advokasi…………………………………………. 33

Melakukan promosi dan sosialisasi PIK R/M dalam bentuk D. KIE ……………………………………………………………. 35 E. Menyiapkan dan Memberdayakan SDM pengelola PIK R/M.. 38 F. Dukungan sumber dana PIK R/M …………………………… 41 G. Melaksanakan konsultasi dan fasilitasi dalam pengelolaan PIK R/M ………………………………………………………. 42 H. Pemberian penghargaan bagi PIK R/M Unggulan dan PIK Mahasiswa Center of Excellence (CoE) ………………… 43 I. Pencatatan dan Pelaporan …………………………………. 47 Bab IV : Penutup ........................................................................ 53

Daftar Pustaka .......................................................................... 54

  

Lampiran ................................................................................. 55

  Formulir 1 : Pencatatan/Registrasi Klien (Remaja/Mahasiswa) yang Datang ke PIK R/M …………………………………………. 55 Petunjuk Pengisian Formulir 1 …………………………………... 56 Formulir 2 : Pencatatan Sarana dan Tenaga Pengelola PIK R/M.. 58 Petunjuk Pengisian Formulir 2 …………………………………. 59 Formulir 3 : Pencatatan Pemberian Informasi Materi dan Konseling oleh Pengelola PIK R/M ……………………………… 61 Petunjuk Pengisian Formulir 3 ………………………………….. 62 Formulir 4 : Laporan Rekapitulasi Bulanan Kegiatan PIK R/M Oleh Pengelola PIK R/M ………………………………………… 64 Petunjuk Pengisian Formulir 4 …………………………………. 65 Formulir 5 : Laporan Rekapitulasi Bulanan Kegiatan PIK R/M Oleh Pengelola Program Tingkat Kecamatan …………………. 68 Petunjuk Pengisian Formulir 5 …………………………………. 69 Formulir 6 : Laporan Rekapitulasi Bulanan Kegiatan PIK R/M Oleh Pengelola Program Tingkat Kabupaten dan Kota ……….. 73 Petunjuk Pengisian Formulir 6 …………………………………. 74 Formulir 7 : Laporan Rekapitulasi Bulanan Kegiatan PIK R/M Oleh Pengelola Program Tingkat Provinsi ……………………… 78 Petunjuk Pengisian Formulir 7 ………………………………….. 79 Formulir 8 : Laporan Rekapitulasi Bulanan Kegiatan PIK R/M Oleh Pengelola Program Tingkat Pusat ………………………… 83 Petunjuk Pengisian Formulir 8 ………………………………….. 84 Formulir 9 : Laporan Pengisian Profil Data Basis PIK R/M Online. 88 Petunjuk Pengisian Formulir 9 ………………………………….. 90

  PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR : 88 /PER/F2/2012

  TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA/MAHASISWA

  DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

  Menimbang bahwa dalam rangka peningkatan kualitas : a remaja di Indonesia perlu diupayakan melalui pemberian akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga untuk membentuk keluarga bahagia dan sejahtera; bahwa untuk kepentingan sebagaimana b dimaksud pada huruf a tersebut di atas perlu menetapkan Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa dengan Peraturan

  Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;

  Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

  Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

  2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4838;

  3. Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5080);

  4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

  5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasai Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);

  6. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4761);

  7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4815);

  8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);

  9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;

  10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 junto Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

  Kepala Badan Koordinasi

  11. Peraturan Keluarga Berencana Nasional Nomor 55/HK-010/B5/2010 tentang Standar

  Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten/Kota;

  12. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;

  13. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 82/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi;

  14. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 92/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana;

  

MEMUTUSKAN:

  Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PUSAT

  INFORMASI DAN KONSELING REMAJA/ MAHASISWA. KESATU : Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi dan

  Konseling Remaja/Mahasiswa sebagaimana dalam lampiran Peraturan Kepala ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. KEDUA : Pedoman ini merupakan acuan bagi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi dan Satuan Kerja Perangkat Daerah Keluarga Berencana di Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa.

  KETIGA : Dengan ditetapkannya peraturan ini, maka Buku Panduan Pengelolaan Pedoman Pusat Informasi dan Konseling Remaja yang diterbitkan oleh Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi Badan Koordinasi dan Keluarga Berencana Nasional Tahun 2009 dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan ini.

  KEEMPAT Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

  Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 2 April 2012 KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

  Dr. dr. SUGIRI SYARIEF, MPA

  BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR : 88/PER/F2/2012

  TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA/MAHASISWA

  (PIK REMAJA/MAHASISWA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke

  masa dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka selanjutnya. Pada tahun 2010 jumlah remaja umur 10-24 tahun sangat besar yaitu sekitar 64 juta atau 27,6% dari jumlah Penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa (Sensus Penduduk, 2010). Melihat jumlahnya yang sangat besar, maka remaja sebagai generasi penerus bangsa perlu dipersiapkan menjadi manusia yang sehat secara jasmani, rohani, mental dan spiritual. Faktanya, berbagai penelitian menunjukkan bahwa remaja mempunyai permasalahan yang sangat kompleks seiring dengan masa transisi yang dialami remaja. Masalah yang menonjol dikalangan remaja yaitu permasalahan seputar TRIAD KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS serta Napza), rendahnya pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dan median usia kawin pertama perempuan relatif masih rendah yaitu 19,8 tahun (SDKI 2007). Berikut gambaran perilaku remaja, berkaitan dengan risiko TRIAD KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS), rendahnya pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dan median usia kawin pertama perempuan: 1.

   Seksualitas

  Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa remaja perempuan dan remaja laki-laki usia 15-24 tahun yang menyatakan pernah melakukan hubungan seksual pranikah masing-masing 1% pada wanita dan 6% pada pria (SKRRI, 2007). Masih berdasarkan sumber data yang sama, menunjukkan pengalaman berpacaran remaja di Indonesia cenderung semakin berani dan terbuka : 1). Berpegangan tangan, laki-laki 69% dan perempuan 68,3%; 2).Berciuman, laki- laki 41,2% dan perempuan 29,3% dan 3). Meraba/ merangsang, laki-laki 26,5% dan perempuan 9,1%. Perilaku seksual pranikah dikalangan remaja diperkuat dengan data dari Depkes Tahun 2009 di 4 kota besar (Medan, Jakarta Pusat, Bandung dan Surabaya), menunjukkan bahwa 35,9% remaja mempunyai teman yang sudah pernah melakukan hubungan seks pranikah dan 6,9% responden telah melakukan hubungan seks pranikah. Berdasarkan penelitian dari Australian National University (ANU) dan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia tahun 2010 di Jakarta, Tangerang dan Bekasi (JATABEK) dengan jumlah sampel 3006 responden (usia <17 – 24 tahun), menunjukkan bahwa 20,9% remaja mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah dan 38.7% remaja mengalami kehamilan sebelum menikah dan kelahiran setelah menikah. Dari data tersebut terdapat proporsi yang relatif tinggi pada remaja yang melakukan pernikahan disebabkan oleh kehamilan yang tidak diinginkan.

  2. Napza

  Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional Tahun 2008, menunjukkan bahwa jumlah pengguna Napza sampai dengan tahun 2008 adalah 115.404. Dimana 51.986 dari total pengguna adalah mereka yang berusia remaja (usia 16-24 tahun). Mereka yang pelajar sekolah berjumlah 5.484 dan mahasiswa berjumlah 4.055.

  3. HIV dan AIDS

  Jumlah kasus baru AIDS periode Januari – September 2011 sebesar 1805 kasus. Data tersebut merupakan fenomena gunung es artinya data tersebut hanya yang dilaporkan saja. Sedangkan untuk kasus AIDS secara kumulatif, jumlah kasus AIDS sampai dengan Juni 2011 sebesar 26.483 kasus. Dari jumlah kasus tersebut, 45,9% diantaranya adalah kelompok usia 20 – 29 tahun (Kemenkes RI, 2011). Jika dikaitkan dengan karakteristik AIDS yang gejalanya baru muncul setalah 3 – 10 tahun terinfeksi, maka hal ini semakin membuktikan bahwa sebagian besar dari mereka yang terkena AIDS telah terinfeksi pada usia yang lebih muda.

  4. Pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja

  Hasil SDKI tahun 2007 menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja relatif masih rendah. Remaja perempuan yang tidak tahu tentang perubahan fisiknya sebanyak 13,3%. Hampir separuh (47,9%) remaja perempuan tidak mengetahui kapan seorang perempuan memiliki hari atau masa suburnya. Sebaliknya, dari survei yang sama, pengetahuan dari responden remaja laki-laki yang mengetahui masa subur perempuan lebih tinggi (32,3%) dibanding dengan responden remaja perempuan (29%). Mengenai pengetahuan remaja laki-laki tentang mimpi basah lebih tinggi (24,4%) dibandingkan dengan remaja perempuan (16,8%). Sedangkan pengetahuan remaja laki-laki tentang menstruasi lebih rendah (33,7%) dibandingkan dengan remaja perempuan (76,2%). Pengetahuan remaja tentang cara paling penting untuk menghindari infeksi HIV masih terbatas, hanya 14% remaja perempuan dan 95% remaja laki-laki menyebutkan pantang berhubungan seks, 18% remaja perempuan dan 25% remaja laki-laki menyebutkan menggunakan kondom serta 11% remaja perempuan dan 8% remaja laki-laki menyebutkan membatasi jumlah pasangan (jangan berganti-ganti pasangan seksual) sebagai cara menghindari HIV dan AIDS (SKRRI, 2007).

5. Median Usia Kawin Pertama Perempuan

  Menurut SDKI tahun 2007, median usia kawin pertama perempuan adalah 19,8 tahun. Hasil penelitian puslitbang kependudukan BKKBN tahun 2011 menemukan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi median usia kawin pertama perempuan diantaranya yaitu faktor sosial, ekonomi, budaya dan tempat tinggal (desa/kota). Diantara beberapa faktor tersebut ternyata faktor ekonomi yang paling dominan terhadap median usia kawin pertama perempuan. Hal ini dilatarbelakangi alasan kemiskinan karena tidak mampu membiayai sekolah anaknya sehingga orang tua ingin anaknya segera menikah, ingin lepas tanggung jawab dan orang tua berharap setelah anaknya menikah akan mendapat bantuan ekonomi. Berdasarkan data dan kondisi yang diinginkan tersebut di atas, menunjukkan betapa besarnya jumlah remaja Indonesia yang terganggu kesempatannya untuk melanjutkan sekolah, memasuki dunia kerja, memulai berkeluarga dan menjadi anggota masyarakat secara baik. Sejumlah itu pula remaja yang tidak siap untuk melanjutkan tugas dan peran sebagai generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat mengantar Negara Indonesia menjadi Negara berdaulat dan bermartabat.

  Dengan meningkatnya jumlah remaja yang bermasalah akan mengganggu pencapaian tugas-tugas perkembangan remaja. Tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan remaja tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan remaja secara individual, yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental, emosional dan spiritual.

  2. Tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan remaja secara sosial. Oleh Bank Dunia (2007), masa transisi kehidupan remaja dibagi menjadi 5 Transisi Kehidupan (Youth Five Life Transitions), antara lain :

  a. Melanjutkan sekolah (continue learning)

  b. Mencari pekerjaan (start working)

  c. Memulai kehidupan berkeluarga (form families)

  d. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship)

  e. Mempraktikkan hidup sehat (practice healthy life) Untuk merespon permasalahan remaja tersebut, pemerintah melakukan berbagai program dan kegiatan yang disebar ke instansi berkaitan sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

  1. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan Kependudukan dan Pembangunan

  Keluarga. Dalam pasal 48 ayat (1) pada huruf b menyebutkan bahwa peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga. Peningkatan kualitas remaja melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga oleh BKKBN.

  2. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

  3. Peraturan Kepala BKKBN nomor 72/PER/B5/2011 tentang organisasi dan tata kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

  4. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 82/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi.

  5. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 92/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana.

  Dalam rangka mengemban amanat undang-undang dan merespon permasalahan remaja, BKKBN mengembangkan Program Generasi Berencana (GenRe) bagi Remaja dan keluarga yang memiliki remaja yang sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya dilaksanakan oleh Direktorat Bina Ketahanan Remaja (Dithanrem). Program ini didasarkan pada Peraturan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Nomor 47/HK.010/B5/2010 tentang Rencana Strategis Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 2010

  • 2014 dan Addendum Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nomor 133/PER/B1/2011 tentang Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga

  Berencana Tahun 2010 -2014 untuk Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana. Dalam adendum tersebut dinyatakan sebagai berikut:

  Meningkatnya usia kawin pertama (UKP) perempuan dari 1. 19.8 (SDKI 2007) menjadi sekitar 21 tahun.

  Meningkatnya partisipasi keluarga yang mempunyai anak 2. dan remaja dalam kegiatan kelompok kegiatan Bina Keluarga Remaja (BKR) dari 1.5 juta menjadi 2.7 juta keluarga remaja.

  Program GenRe tersebut dilaksanakan berkaitan dengan bidang kehidupan yang kelima dari transisi kehidupan remaja dimaksud, yakni mempraktikkan hidup secara sehat (practice healthy life). Empat bidang kehidupan lainnya yang akan dimasuki oleh remaja sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya remaja mempraktikkan kehidupan yang sehat. Dengan kata lain apabila remaja gagal berperilaku sehat, kemungkinan besar remaja yang bersangkutan akan gagal pada empat bidang kehidupan yang lain. Program GenRe ditujukan kepada remaja/mahasiswa melalui wadah PIK Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) dan keluarga yang memiliki remaja melalui wadah Bina Keluarga Remaja (BKR).

  PIK Remaja/Mahasiswa adalah salah satu wadah yang dikembangkan dalam program GenRe, yang dikelola dari, oleh dan untuk Remaja/Mahasiswa guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang pendewasaan usia perkawinan, delapan fungsi keluarga, TRIAD KRR (seksualitas, HIV dan AIDS serta Napza), keterampilan hidup (life skills), gender dan keterampilan advokasi dan KIE. Keberadaan dan peranan PIK R/M dilingkungan remaja/ mahasiswa sangat penting artinya dalam membantu remaja/mahasiswa untuk memperoleh informasi dan pelayanan konseling yang cukup dan benar tentang penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja/mahasiswa. Untuk meningkatkan pengelolaan dan pelayanan PIK R/M maka perlu adanya pedoman sebagai acuan bagi pengelola program dan pengelola PIK R/M. Untuk itu disusunlah buku pedoman yang standar dan dapat digunakan oleh pihak- pihak yang memerlukan.

B. Tujuan

  1. Tujuan Umum

  Buku Pedoman ini disusun bertujuan untuk dijadikan pegangan/acuan bagi pengelola program dan pengelola PIK R/M dalam rangka menumbuhkembangkan PIK R/M di berbagai jalur (perguruan tinggi/akademi, sekolah umum/keagamaan, organisasi keagamaan dan organisasi kepemudaan).

  2. Tujuan Khusus

  a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para Pembina dan Pengelola PIK R/M, dalam menumbuhkembangkan PIK R/M (Tumbuh, Tegak dan Tegar).

  b. Meningkatkan kualitas pelayanan PIK R/M.

  c. Mewujudkan PIK R/M Unggulan dan PIK Mahasiswa COE.

  d. Meningkatkan jumlah remaja/mahasiswa untuk memperoleh pelayanan informasi dan konseling PIK R/M.

e. Memperluas jejaring kerja didalam pengelolaan PIK R/M.

C. Sasaran Pengguna

  Sasaran yang terkait dengan penggunaan buku pedoman ini adalah :

  1. Pengelola Program GenRe

  2. Pembina PIK R/M

  3. Pengelola PIK R/M

  4. Pendidik Sebaya

  5. Konselor Sebaya D.

   Ruang Lingkup

  Ruang lingkup pedoman PIK R/M ini meliputi pembentukan dan pengembangan PIK R/M, mekanisme dan pengelolaan PIK R/M, peran PIK R/M Unggulan, peran PIK Mahasiswa sebagai Center of Excellent, serta pencatatan dan pelaporan.

E. Batasan Pengertian

  1. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama, serta lingkungan penduduk setempat.

  2. Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

  3. Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga adalah kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan, serta mengandung kemampuan fisik-materil, guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan, kebahagiaan lahir dan batin.

  4. Program Generasi Berencana (GenRe) adalah suatu program yang dikembangkan dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja/mahasiswa yang diarahkan untuk mencapai Tegar Remaja/Mahasiswa agar menjadi Tegar Keluarga demi terwujudnya keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

  5. Generasi Berencana (GenRe) adalah remaja/mahasiswa yang memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku sebagai remaja/mahasiswa yang mampu melangsungkan jenjang pendidikan secara terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga.

6. Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK

  R/M) adalah suatu wadah kegiatan program GenRe dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja/mahasiswa yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja/mahasiswa guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja/mahasiswa serta kegiatan- kegiatan penunjang lainnya.

  7. Tegar Remaja/Mahasiswa adalah remaja/mahasiswa yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko TRIAD KRR (Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS), menunda usia pernikahan, mempunyai perencanaan kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.

  8. Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas dari penyakit atau bebas dari kecacatan, namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.

  9. TRIAD KRR adalah tiga risiko yang dihadapi oleh remaja/mahasiswa, yaitu risiko-risiko yang berkaitan dengan Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS.

  10. Seksualitas adalah segala sesuatu yang menyangkut hidup manusia sebagai mahluk seksual, yaitu emosi, perasaan, kepribadian, sikap yang berkaitan dengan perilaku seksual, hubungan seksual dan orientasi seksual.

  11. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia.

  12. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yaitu sekumpulan gejala yang timbul akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh, karena terinfeksi virus HIV.

  13. Napza adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya, yaitu zat-zat kimiawi yang dimasukkan kedalam tubuh manusia baik secara oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung) atau disuntik yang menimbulkan efek tertentu terhadap fisik, mental dan ketergantungan.

  14. Keterampilan Hidup (Life Skills) adalah pendidikan non formal yang berkaitan dengan keterampilan fisik, keterampilan mental, keterampilan emosional, keterampilan spiritual, keterampilan kejuruan dan keterampilan menghadapi kesulitan.

  15. Pendewasaan usia perkawinan adalah upaya untuk meningkatkan usia kawin pertama saat mencapai usia minimal 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki.

  16. Remaja adalah Orang Muda (Young people) yaitu penduduk usia 10–24 tahun (UNFPA dan WHO). Remaja sebagai sasaran program GenRe adalah penduduk usia 10- 24 tahun yang belum menikah.

17. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu (PP RI no. 30 tahun 1990).

  Mahasiswa sebagai sasaran program GenRe adalah mahasiswa yang belum menikah dan berusia tidak lebih dari 24 tahun.

  18. Pengelola Program GenRe adalah pejabat struktural dan fungsional mulai dari Tingkat Pusat yaitu Deputi KSPK, Direktur Bina Ketahanan Remaja; Tingkat Provinsi yaitu Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi, Kabid KSPK, Kasubbid Bina Ketahanan Remaja; Tingkat Kabupaten dan Kota yaitu Kepala SKPD KB, Eselon III dan Eselon IV yang menangani program Keluarga Berencana/Keluarga Sejahtera; Tingkat Kecamatan yaitu KUPTD/PPLKB/Koordinator Lapangan PLKB/PKB; serta pada tingkat desa dan kelurahan yaitu PLKB/PKB yang secara fungsional bertanggungjawab terhadap pengelolaan program GenRe yaitu pengelolaan Bina Keluarga Remaja (BKR) dan pengelolaan PIK R/M.

19. Pembina PIK Remaja/Mahasiswa adalah Pimpinan

  Perguruan Tinggi, Dekan, Dosen, Kepala Sekolah, Guru Bimbingan dan Konseling/Penyuluhan, pimpinan organisasi keagamaan, pimpinan organisasi kemasyarakatan yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah remaja dan mahasiswa dan memberikan dukungan serta aktif membina PIK Remaja/Mahasiswa.

  PIK Remaja/Mahasiswa adalah

  20. Pengelola remaja/mahasiswa berusia maksimal 24 tahun, belum menikah dan punya komitmen dalam mengelola dan melaksanakan PIK Remaja/Mahasiswa serta telah mengikuti pelatihan/orientasi. Pengelola PIK Remaja/Mahasiswa terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, Bidang Administrasi, Bidang Program dan Kegiatan, dan Bidang lainnya sesuai kebutuhan PIK R/M.

  21. Pendidik Sebaya (PS) adalah remaja/mahasiswa yang secara fungsional mempunyai komitmen dan motivasi yang tinggi, sebagai nara sumber bagi kelompok remaja/mahasiswa sebayanya, telah mengikuti pelatihan/orientasi Pendidik Sebaya atau yang belum dilatih dengan mempergunakan Panduan Kurikulum dan Modul Pelatihan yang telah disusun oleh BKKBN, serta bertanggung jawab kepada Ketua PIK R/M.

  22. Konselor Sebaya (KS) adalah Pendidik Sebaya yang secara fungsional punya komitmen dan motivasi yang tinggi untuk memberikan konseling bagi kelompok remaja/mahasiswa sebayanya, telah mengikuti pelatihan/orientasi konseling atau yang belum dilatih dengan mempergunakan Panduan Kurikulum dan Modul Pelatihan yang telah disusun oleh BKKBN, serta bertanggung jawab kepada Ketua PIK R/M.

  23. Gender adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial serta dapat berubah sesuai dengan perkembangan jaman.

  24. Advokasi adalah aksi strategis yang ditujukan untuk menciptakan kebijakan publik yang bermanfaat bagi masyarakat atau mencegah munculnya kebijakan yang diperkirakan merugikan masyarakat.

  25. KIE adalah kegiatan penyampaian informasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam program Kependudukan dan Keluarga Berencana.

  26. Visi adalah cara pandang yang jauh kedepan tentang tujuan-tujuan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Visi adalah cara pandang jauh kedepan kemana organisasi harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovative. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi.

  27. Misi adalah cara-cara untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Misi adalah merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai. Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.

BAB II PENGELOLAAN PIK REMAJA/MAHASISWA A. Kebijakan dan Strategi

1. Kebijakan

  a. Pembentukan dan pengembangan PIK R/M

  b. Peningkatan kualitas pengelola PIK R/M

  c. Menyiapkan PIK PIK R/M yang ramah remaja dan ramah mahasiswa (youth friendly) d. Peningkatan komitmen dengan stakeholder dan mitra kerja dalam pengelolaan PIK R/M e. Peningkatan pelayanan Kependudukan dan Keluarga

  Berencana yang terintegrasi ke dalam Kuliah Kerja Nyata bagi PIK Mahasiswa

  f. Penyediaan dan peningkatan kompetensi SDM pengelola PIK R/M

2. Strategi

  a. Melakukan advokasi tentang penumbuhan dan pengembangan PIK R/M b. Melakukan promosi dan sosialisasi tentang PIK R/M

  c. Menyediakan dukungan anggaran bagi kegiatan PIK R/M, baik dari dana APBN, APBD, maupun dari sumber dana lainnya d. Melaksanakan pelatihan, orientasi, magang dan studi banding bagi SDM Pengelola PIK R/M e. Mengembangkan materi substansi PIK R/M sesuai dengan dinamika remaja/mahasiswa f. Mengembangkan kegiatan yang menarik minat remaja/mahasiswa

g. Memilih dan mengembangkan PIK R/M Unggulan dan

  PIK Mahasiswa CoE

  h. Memfasilitasi tersedianya sarana dan prasarana pendukung PIK R/M i. Melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi secara berjenjang

  B.

  

Kegiatan-kegiatan dari Pengelolaan PIK Remaja/Mahasiswa

1. Membentuk PIK R/M

  Pembentukan PIK R/M di lingkungan komunitas remaja dan mahasiswa untuk memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang 8 Fungsi Keluarga, Pendewasaan Usia Perkawinan, TRIAD KRR, Life Skills, Gender, Advokasi dan KIE.

  2. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas PIK R/M yang ramah remaja/mahasiswa (youth friendly) Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan PIK R/M yang ramah remaja/mahasiswa sehingga para remaja/mahasiswa akan memperoleh informasi yang menarik minat remaja/mahasiswa yang bercirikan dari, oleh dan untuk remaja/mahasiswa.

  3. Melakukan advokasi Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan dari penentu kebijakan terhadap kelancaran dan keberlangsungan PIK R/M.

  4. Melakukan promosi dan sosialisasi PIK R/M Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan keberadaan PIK R/M kepada semua pihak yang terkait dalam rangka memperluas akses dan pengembangan dukungan serta jaringan PIK R/M.

  5. Menyiapkan dan memberdayakan SDM pengelola PIK R/M Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan dan memberdayakan SDM (Pengelola, Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya) baik untuk PIK R/M yang baru tumbuh maupun untuk mengganti SDM yang sudah tidak aktif lagi dengan berbagai sebab (regenerasi) untuk keberlangsungan PIK R/M.

  6. Menyiapkan dan memberdayakan SDM pengelola program GenRe Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan dan memberdayakan SDM pengelola program GenRe (Kabid KSPK, Kasubbid Bina Ketahanan Remaja, Kepala SKPDKB, Kabid dan Kasi yang menangani program GenRe di Kabupaten dan Kota).

  7. Dukungan sumber dana PIK R/M Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung biaya operasional PIK R/M secara rutin melalui pengembangan kegiatan ekonomi produktif, penggalangan dana baik yang bersumber dari APBN dan APBD maupun sumber lainnya yang tidak mengikat.

  8. Melaksanakan konsultasi dan fasilitasi dalam pengelolaan PIK R/M Kegiatan ini bertujuan untuk mencari cara-cara pemecahan masalah yang terkait dengan pengelolaan dan pelaksanaan PIK R/M yang tidak bisa dipecahkan oleh pengelola.

  9. Pemberian penghargaan bagi PIK R/M Unggulan dan PIK Mahasiswa Center of Excellence (CoE) Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penghargaan atas prestasi yang dicapai oleh PIK R/M dalam pengelolaan, pelayanan dan kegiatan yang dilaksanakan.

  10. Administrasi, Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan tertib administrasi dan mendokumentasikan kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan dan pelayanan yang diberikan oleh PIK R/M, meliputi SDM, sarana, prasarana dan metode.

BAB III MEKANISME PENGELOLAAN PIK REMAJA/MAHASISWA Pengelolaan PIK R/M dilaksanakan melalui langkah-langkah

  kegiatan sebagai berikut : A.

   Membentuk PIK R/M

  Langkah-langkah pembentukan PIK R/M meliputi : anggota kelompok

  1. Pertemuan/sarasehan remaja/mahasiswa dalam rangka pembentukan PIK R/M dan Pengelola PIK R/M untuk membicarakan tentang:

a. Pentingnya pembentukan PIK R/M

  b. Menyepakati pembentukan PIK R/M dan koordinasi untuk memperoleh

  2. Konsultasi dukungan/persetujuan dengan pimpinan setempat (Kepala Sekolah, Kepala Desa, TOMA/TOGA, Ketua jurusan, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, Dekan, Rektor/Pimpinan Perguruan Tinggi, Kopertis, Dirjen Dikti, Mendiknas, Kementrian Negara) tentang rencana pembentukan PIK R/M.

3. Menyusun nama dan struktur pengurus PIK R/M.

  4. Menyusun program kegiatan yang akan dilakukan sesuai indikator PIK R/M Tahap Tumbuh sebagai berikut :

a. Materi khusus yang dikuasai oleh Pengelola/Pendidik

  Sebaya (PS): 1) 8 Fungsi Keluarga 2) Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) 3) TRIAD KRR 4) Keterampilan hidup (Life Skills)

b. Kegiatan yang dilakukan:

  1) Di dalam lingkungan PIK R/M 2) Bentuk aktifitas bersifat penyadaran (KIE) di dalam

  PIK R/M 3) Menggunakan media cetak (majalah dinding, leaflet, poster, dll) 4) Melakukan pencatatan dan pelaporan rutin

c. Sarana, prasarana dan SDM:

  1) Ada Ruang Sekretariat 2) Memiliki papan nama dengan ukuran minimal

  60x90 cm 3) Struktur organisasi pengurus minimal yang terdiri dari Pembina, Ketua, Sekretaris, Bendahara, Seksi

  Program dan Kegiatan, serta minimal 2 orang Pendidik Sebaya (PS)

  4) Minimal 2 orang Pendidik Sebaya yang sudah dilatih/orientasi tentang substansi Program GenRe (8 Fungsi Keluarga, Pendewasaan Usia Perkawinan, TRIAD KRR dan Keterampilan Hidup).

d. Jaringan dan kemitraan:

  1) PIK R/M Tahap Tumbuh harus memiliki kerjasama dengan stakeholder di lingkungannya, misalnya: a) Lurah/Kades dan TOMA untuk PIK R/M jalur kemasyarakatan.

  b) TOGA untuk PIK R/M jalur keagamaan.

  c) Kepala Sekolah, Dekan, Direktur Akademi untuk PIK R/M jalur sekolah umum/agama dan perguruan tinggi.

  d) Puskesmas/Pustu terdekat dengan PIK R/M sebagai tempat rujukan medis. 2) PIK R/M Tahap Tumbuh harus menjalin kemitraan dengan Mitra Kerja (Organisasi Kepemudaan,

  Organisasi Keagamaan, Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Kemahasiswaan, Organisasi Profesi dan Kesiswaan).

  5. Meresmikan pembentukan PIK R/M (launching) yang diperkuat dengan Surat Keputusan (SK) dari pembina PIK R/M yang bersangkutan.

B. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas PIK R/M

  1. Untuk meningkatkan kualitas PIK R/M dari Tahap Tumbuh menuju Tahap Tegak harus telah memenuhi indikator sebagai berikut :

a. Materi khusus yang dikuasai oleh Pengelola/Pendidik

  Sebaya (PS)/Konselor Sebaya (KS): 1) 8 Fungsi Keluarga

2) Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)

  3) TRIAD KRR 4) Keterampilan hidup (Life Skills) 5) Keterampilan advokasi dan KIE

b. Kegiatan yang dilakukan:

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH ) MELALUI TEHNIK LATIHAN DAN BIMBINGAN PADA GURU TK/PAUD GUGUS I KECAMATAN WOLOMEZE TAHUN PELAJARAN 2018/2019

2 3 10

NILAI-NILAI KARAKTER DARI KEGIATAN ORGANISASI MAHASISWA DI LINGKUNGAN PRODI PG-PAUD STKIP CITRA BAKTI

0 0 17

Yanuarius Ricardus Natal Dosen Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, STKIP Citra Bakti yanuariusrichardusgmail.com Abstrak - KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA PENDIDIKAN DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN BAJAWA

1 2 15

PEMBELAJARAN RITMIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MUSIK SEMESTER I STKIP CITRA BAKTI MELALUI METODE EURYTHMICS DALCROZE

0 6 9

HUBUNGAN ANTAR KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MAHASISWA PG-PAUD STKIP CITRA BAKTI NGADA, KECAMATAN GOLEWA, KABUPATEN NGADA

0 1 10

EVALUASI STATUS KEBUGARAN JASMANI DAN TINGKAT PENGUASAAN KETERAMPILAN OLAHRAGA SEPAKBOLA DAN BOLA VOLI MAHASISWA PJKR SEMESTER V STKIP CITRA BAKTI NGADA BERDASARKAN AKTIVITAS PERKULIAHAN PRAKTEK DAN PEMBINAAN KEGIATAN UKM

0 0 18

PERSEPSI MAHASISWA STKIP CITRA BAKTI TERHADAP KELAS VIRTUAL BERBASIS GOOGLE CLASSROM

0 1 11

KHOTBAH JUM’AT PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KB PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014

0 0 96

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDI NGABHEO KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

0 0 16

LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

0 0 26