KHOTBAH JUM’AT PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KB PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014

  

BUKU PANDUAN

KHO TBAH JUM’AT PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KB PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 KONSEP

  DAFTAR ISI

  Halaman DAFTAR ISI ............................................................................ ii TIM PENYUSUN iii ……………………………………………………………………... SAMBUTAN-SAMBUTAN

  ………………………………………………………… iv  Gubernur Jawa Tengah ……………………………………………………… v  Kepala Perwakilan BKKBN Prov. Jawa Tengah …………………… vi  Kepala Kanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Tengah …….. vii  Ketua MUI Jawa Tengah ………………………………………………..…. KATA PENGANTAR ……………………………………………………...........

  1 BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….

  A.

  1 Latar Belakang ………………………………………………....

  B.

  2 Tujuan ……………………………………………………………..

  C.

  2 Ruang Lingkup ………………………………………………… D.

  3 Landasan Hukum …....………………………………………

  BAB II SELAYANG PANDANG PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN

  6 KELUARGA B ERENCANA …………………………………..

  BAB III MATERI KHOTBAH

  10 …………………………………………………..

  1.

  10 PEMUDA MUSLIM BERKUALITAS SEBAGAI HARAPAN UMAT …............................................................…… 2. MENGHINDARI PERGAULAN BEBAS ………………………… 16 3.

  MANUSIA SEBAGAI KHOLIFAH DI BUMI …………………. 24 4.

  30 PENDIDIKAN ANAK SEBAGAI PILAR KELUARGA SAKINAH ................................................................

  5.

  36 KEWAJIBAN ORANG TUA MEMENUHI HAK-HAK ANAK

  …................................................................… 6.

  42 ISLAM SANGAT MEMULIAKAN WANITA …………… …………...............................................…….............….

  7. MENGHORMATI ORANG TUA ………………………………… 47 8.

  52 MENYIAPKAN DIRI SEBAGAI “ORANG TUA” ……… ……….......................................................................

  9.

  58 DAMPAK NARKOBA DAN KIAT MENGHINDARINYA …….........................................................................

  10.

  67 ISLAM MENGAJARKAN SEMANGAT KERJA ……… ………….....................................................................

  11. RUMAHKU SYURGAKU ……….............................…….

  74 12. PENTINGNYA PERAN IBU DALAM MENYUSUI ANAK

  ….........................................................................…

  80 BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………........…… 85

TIM PENYUSUN BUKU PANDUAN PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

  

SEBAGAI MATERI KHOTBAH JUM’AT DI JAWA TENGAH

  Biro Bina Sosial : Drs. SUDARYANTO, MSi : Dra. BINTANG YS, M.Si : Dra. RATNA ANDAMARI : BUDI PRAMONO, S.Kom

  BP3AKB : Drs. DJAROT SRI NUGROHO, M.Si Biro Bina Mental : Drs. AAN JUMENO, MM

  BKKBN : SUWARNO, SH, MM Kanwil Kemenag :

  H. AGUS SURYOSURIPTO, S.Ag, MH MUI : Drs. H.ANASOM,M.Hum

  IAIN Walisongo : QOMARUDIN, M.Ag

   SAMBUTAN

GUBERNUR JAWA TENGAH

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BKKN PROVINSI JAWA TENGAH

SAMBUTAN KEPALA KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TENGAH

SAMBUTAN KETUA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR

  Provinsi Jawa Tengah memiliki berbagai tantangan dan permasalahan kependudukan, diantaranya dari sisi kuantitas dengan jumlah penduduk sebesar 32.382.657 jiwa (Sensus Penduduk 2010) yang menduduki peringkat ketiga setelah Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Timur.

  Meskipun Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) terendah se-Indonesia yaitu 0,89% namun angka kelahiran total (TFR) cenderung mengalami peningkatan dari 2,3 (SDKI 2007) mencapai 2,5 (SDKI 2012). Sedangkan dari sisi kualitas yang ditunjukkan oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Nilai IPM Provinsi Jawa Tengah sebesar 72,49 yang berada pada urutan ke-15 dari 33 provinsi.

  Contraceptive Prevalence Rate (CPR) atau angka pemakaian kontrasepsi di Jawa Tengah pada tahun 2007 adalah 63% (SDKI 2007) kemudian meningkat menjadi 65% (SDKI 2012). Sesuai dengan target MDG’s diharapkan pada tahun 2015 tercapai 70,60% perempuan menikah usia 15-49 tahun memakai kontrasepsi cara modern.

  Sejalan dengan tujuan Rencana Pembangunan Jangka

  • – Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 2018, program Kependudukan dan KB bertujuan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Provinsi Jawa Tengah di segala bidang, dengan sasaran meningkatnya keluarga kecil, berkualitas dan sejahtera.

  Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Indonesia (SDKI) Tahun 2012 menunjukkan bahwa hampir semua (99%) pasangan usia subur mengetahui tentang alat/ cara kontrasepsi (any methode), tetapi hanya 61,9 % yang memakai kontrasepsi (any method). Artinya, kurang lebih setengah diantaranya hanya sebatas tahu. Kondisi ini berdampak pada pencapaian indikator kinerja program pembangunan kependudukan dan kb.

  Untuk mempercepat target pencapaian indikator kinerja program pembangunan kependudukan dan kb pada RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2013-2018 serta tujuan pembangunan millennium (MDGs), perlu dilakukan upaya-upaya meningkatkan advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).

  Akhirnya, semoga penerbitan Buku Panduan Program Kependudukan Dan Keluarga Berencana Sebagai Materi Khotbah Jum’at Di Jawa Tengah ini, dapat menjadi pendorong peningkatan advokasi dan KIE, sehingga program pembangunan kependudukan dan kb dapat berhasil, demi kesejahteraan masyarakat.

  Semarang, April 2014 Kepala Biro Bina Sosial

  Setda Provinsi Jawa Tengah

  Drs. SUDARYANTO, MSi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jumlah penduduk Jawa Tengah pada tahun 2012 berdasarkan

  proyeksi Sensus Penduduk (SP) 2010 sebanyak 33.270.207 jiwa atau sekitar 13,52% dari jumlah penduduk Indonesia, terdiri dari laki-laki sebanyak 16.495.705 jiwa (49,58%) dan perempuan sebanyak 16.774.502 jiwa (50,42%), dengan sex ratio sebesar 98,34%. Sedangkan jumlah rumah tangga sebanyak 8.913.425 (tahun 2011) dengan rata-rata anggota rumah tangga sebesar 3,7 jiwa.

  Jumlah peserta KB aktif dari tahun ke tahun cenderung meningkat, walaupun kenaikannya tidak begitu besar yaitu dari 4,9 juta pada tahun 2008 menjadi 5,4 juta pada tahun 2012. Persentase angka Drop Out (DO) peserta KB dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, dari 11,46% pada tahun 2008 meningkat menjadi 15,09% pada tahun 2012. Peningkatan tersebut dikarenakan antara lain masih rendahnya komitmen kabupaten/kota terhadap program KB, belum mantapnya kelembagaan, ratio PLKB terhadap desa/kelurahan yang ditangani belum proporsional. Disamping itu masih banyak akseptor menggunakan alat kontrasepsi non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

  Unmet Need adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak ingin mempunyai anak lagi atau ingin menunda kelahiran berikutnya tetapi tidak menggunakan alat/cara KB atau kebutuhan KB yang tidak terpenuhi. Persentase Unmet Need KB masih cukup tinggi walaupun dari tahun ke tahun mengalami penurunan, yaitu sebesar 12,44% pada tahun 2008 menjadi 10,26% pada tahun 2012.

  Peran serta masyarakat dalam layanan KB mandiri sangat diperlukan bagi suksesnya pengendalian penduduk di Jawa Tengah. Prosentase PUS yang ikut KB di Jawa Tengah cukup tinggi, yaitu setiap 100 PUS rata-rata 70 s/d 80 ikut KB. Kondisi seperti ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi Jawa Tengah, karena harus menjaga/memelihara peserta KB aktif dalam jumlah yang besar agar tidak terjadi Drop Out.

  Oleh karena itu dalam rangka memperluas KIE program Kependudukan dan KB diperlukan inovasi baru dengan lebih memberdayakan keberadaan Tokoh Agama sebagai salah satu mitra program Kependudukan dan KB. Sasaran KIE program KKB yang telah berlangsung selama ini lebih terfokus pada ibu-ibu, sehingga diperlukan pemahaman program KKB kepada para bapak. Strategi yang dipandang efektif untuk mensosialisasikan program KKB kepada para bapak adalah dengan menyisipkan materi program KKB pada materi kh otbah Jum’at di masjid-masjid. Diharapkan dengan adanya pemahaman yang sama antara ibu dan bapak terhadap program KKB, maka program KKB dapat lebih mudah diterima masyarakat.

  Kedepan, dapat mendorong terwujudnya KB mandiri yang dilandasi atas kesadaran sendiri mengikuti program KB. Bahwa guna maksud tersebut perlu disusun Buku Panduan KIE Program Kependudukan dan

  KB sebagai materi khotbah Jum’at di Jawa Tengah, untuk dipedomani dalam pelaksanaannya di lapangan.

B. TUJUAN :

  Dengan adanya Pedoman ini, diharapkan dapat : 1.

  Meningkatkan pemahaman dan menumbuhkan dukungan Tokoh Agama tentang pentingnya pengendalian penduduk.

  2. Menjadi panduan bagi Tokoh Agama dalam menyampaikan kebijakan program Kependudukan dan KB kepada masyarakat. 3. pemahaman masyarakat dalam porgram

  Memperluas Kependudukan dan KB.

  4. Menumbuhkan kesadaran dan peran serta tokoh agama dalam program KB.

  5. Memperluas pemahaman sasaran/ masyarakat dalam program KB.

C. RUANG LINGKUP :

  Buku panduan ini meliputi kondisi dan pentingnya kependudukan dan KB di Jawa Tengah, sebagai upaya menyamakan pemahaman dan bahan materi KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) kepada Tokoh Agama. Oleh karena itu buku panduan ini juga memuat contoh materi khotbah bagi para Khotib pada sholat Jum’at yang memuat KIE tentang program Kependudukan dan KB. Dari aspek penyebarannya, buku panduan ini disampaikan kepada para Khotib melalui Takmir Masjid Raya, Kantor KUA, dan Petugas Penyuluh Agama .

D. LANDASAN HUKUM 1.

  Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan

  Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3475); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

  Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi

  Kependudukan; 5. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan

  Kependudukan dan Pembangunan Keluarga; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1988 tentang Koordinasi

  Kegiatan Instansi Vertikal Di Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 3373); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

  Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi Dan Pemerintahan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan

  Tugas Dan Fungsi Kewenangan Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Lembaran Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2002 tentang Kedudukan Tugas Dan Fungsi, Kewenangan Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Lembaran Pemerintah Non Departemen; 9. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana

  Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah

  Perubahan Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3 Tambahan Lembaran Daerah Nomor 9); 10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun

  Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 17);

  11. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 75 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran Tahun 2014 (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 75);

  12. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 76 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2014 (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 76); 13. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor: 954/285/2013 tanggal

  24 Desember 2013 tentang Penunjukan Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang, Pejabat Yang Berwenang Mengesahkan SPJ, Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang, Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Pengeluaran Pembantu dan Bendahara Pengeluaran Pembantu Gaji pada Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2014; 14. Keputusan Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Selaku

  Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor : 875.1/ 000169/ 2014 tanggal 2 Januari 2014 tentang Pendelegasian Sebagian Wewenang Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2014; 15. Keputusan Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Selaku

  Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor: 875.1/000170/2014 tanggal 2 Januari 2014 tentang Keputusan Plt. Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah tentang Penunjukan Pejabat Penatausahaan Keuangan, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Pembantu Verifikator Biro-Biro Pada Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2014;

  16. DPA Biro Bina Sosial Setda Provinsi Jateng Nomor : 02614/ DPA/ 2014 tanggal 27 Desember 2013 tentang Kegiatan Peningkatan Koordinasi Pelayanan Keluarga Berencana (KB); 17. Keputusan Kepala Biro Bina Sosial Setda Provinsi Jawa Tengah

  Nomor : BS.68/PMPK/K/I/2014 tanggal 8 Januari 2014 Tentang Pembentukan Tim Penyusun Buku Panduan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Sebagai Materi Khotbah Jum’at Di Provinsi Jawa Tengah; 18. Keputusan Kepala Biro Bina Sosial Setda Provinsi Jawa Tengah

  Nomor : BS.4a/SURAT/K/I/2014 tanggal 16 Januari 2014 Tentang Perubahan Lampiran Keputusan Kepala Biro Bina Sosial Setda Provinsi Jawa Tengah Nomor : BS.68/PMPK/K/I/2014 tanggal 8 Januari 2014 Tentang Pembentukan Tim Penyusun Buku Panduan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Sebagai Materi Khotbah Jum’at Di Provinsi Jawa Tengah.

BAB II SELAYANG PANDANG PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KB Berawal dari adanya peladakan kelahiran bayi (Baby Boom) pada

  akhir dekade 50-an atau awal 60-an yang belum dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang memadai mengakibatkan terjadinya angka kematian bayi dan ibu melahirkan sangat tinggi. Kondisi ini menggerakkan kalangan kesehatan khususnya yang menangani masalah kesehatan untuk dapat menekan angka kematian ibu, bayi dan anak. Sehingga pada waktu itu terbentuk perkumpulan dengan nama Perkumpulan Keluarga Berencana Nasional (PKBI). Perkumpulan tersebut bertujuan untuk mengatasi kesehatan Ibu, bayi dan anak m elalui “Pembatasan Kelahiran” dengan cara mensosialisasikan alat kontrasepsi. Perkumpulan tersebut sampai saat ini masih eksis keberadaan.

  Menyadari tujuan PKBI sangat bermanfaat bagi kepentingan bangsa dan Negara di masa yang akan datang, maka pemerintah merasa perlu menangani secara serius permasalahan kependudukan ini dengan membentuk Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang kemudian berubah menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang tugas utamanya adalah pengendalian penduduk. Terakhir dengan dikeluarkan UU No: 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional berubah menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan tugas dan tanggungjawab lebih luas.

  Undang-undang tersebut mengamanatkan bahwa kewenangan dan urusan BKKBN tidak hanya terbatas pada masalah yang berhubungan dengan pembangunan keluarga berencana nasional dan keluarga sejahtera, namun juga menyangkut masalah yang berhubungan dengan pembangunan kependudukan. Pembangunan Kependudukan tidak lagi dipahami secara sempit, hanya sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi saja, akan tetapi memilki sasaran yang lebih luas untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Dengan demikian kebijakan kependudukan merupakan bagian integral dari kebijakan pembangunan secara keseluruhan dan diletakan pada kebijakan pembangunan jangka panjang. Sesuai dengan komitmen Negara bersama dalam MDGs yang meratifikasi 8 tujuan yang hendak dicapai, yakni: 1) Penghapusan kemiskinan dan kelaparan; 2) Pendidikan dasar universal; 3) Promosi keadilan gender dan pemberdayaan perempuan; 4) Penurunan kematian anak; 5) Peningkatan kesehatan Ibu; 6) Penanggulangan HIV/Aids; 7) Pelestarian lingkungan hidup dan 8) Kemitraan global untuk pembangunan.

  Pada operasionalnya, BKKBN memiliki Visi yang ingin dicapai yakni mewujudkan Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2015 dengan misi mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga kecil bahagia sejahtera. Pertumbuhan penduduk pada kondisi tumbuh seimbang memilki persyaratan yang harus dipenuhi yakni angka rata-rata wanita mimiliki anak (TFR) pada posisi 2.1 dan rata-rata anak yang dimiliki wanita (NRR) tersebut adalah 1 (kelamin perempuan).

  Provinsi Jawa Tengah saat ini masih menghadapi tantangan yang cukup serius dalam Pembangunan Kependudukan dan KB. Walaupun laju pertumbuhan penduduk sudah dapat ditekan pada posisi 0.37%, namun jumlah penduduk sudah berkisaran 37 jutaan, dengan demikian laju pertumbuhan penduduk tetap akan bertambah secara segnifikan. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI 2012) kondisi TFR pada posisi 2.5, hal ini mengalami kenaikan dibanding posisi hasil SDKI 2002 (2.1) dan SDKI 2007 (2.3). Kondisi ini memilki makna adanya kecenderungan wanita di Jawa Tengah ingin mempunyai anak lebih dari dua.

  Dalam upaya mencapai visi tersebut berbagai kegiatan dilaksanakan melalui:

1. Pembangunan Kependudukan

  Kependudukan memiliki arti hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat.

  Pembangunan yang dilaksanakan berbagai lintas sektor diharapkan memilki wawasan kependudukan. Adapaun cirri dari pembangunan berwawasan kependudukan adalah:  Penduduk sebagai subyek dan obyek pembangunan  Orientasi kesejahteraan penduduk secara keseluruhan;  Memihak (pro) rakyat (penduduk);  Pembangunan berkelanjutan;  Pemberdayaan penduduk/pembangunan SDM;

   Sesuai dengan potensi dan kondisi penduduk (lokal);  Kebijakan pembangunan yang “population-responsive” dan “population-influencing”.

  BKKBN selaku lembaga pemerintah dikhususnyakan menangani permasalahan kependudukan dalam kaitannya dengan kwantitas penduduk. Upaya yang dilakukan dalam program kependudukan antara lain: a.

  Penyusunan parameter kependudukan b.

  Menyusun profil kependudukan dan menghitung proyeksi penduduk serta menganalisis dampak kependudukan c.

  Mendorong lintas sektor untuk mengimplementasikan pembangunan berwawasan kependudukan d.

  Mensinergikan kebijakan penduduk pemerintahan kota/kabupaten e. Publikasi terhadap isu-isu kependudukan f. Memantapkan mitra kependudukan 2.

   Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi

  Pengendalian penduduk bertujuan untuk menurunkan angka TFR menjadi 2.1 dan mempertahankan laju pertumbuhan penduduk 0.37% atau bahkan dapat menekan lebih rendah lagi dengan kegiatan- kegiatan sbb: a.

  Sosialisasi pelayanan dan pembinaan keserta KB b.

  Meningkatkan pelayanan KB baik dari segi kualitas maupun kuantitas termasuk di dalamnya provider c.

  Meningkatkan peran serta masyarakat dan jejaring kemitraan d.

  Meningkatkan kesertan ber-KB e. Meningkatkan promosi IMS, HIV/AIDs, kanker alat reproduksi, pelayanan IUD plus Papsmear/IVA, dan penanggulangan infertilitas melalui pencegahan IMS dan HIV/AIDs.

3. Pembangunan Ketahanan Dan Kesejahteraan Keluarga

  Kegiatan yang dilakukan dalam kaitannya pembangunan ketahanan keluarga adalah sbb: a.

  Pembinaan ketahanan keluarga balita dan anak melalui kelompok Bina Keluarga Balita (BKB); b. Pembinaan ketahanan keluarga lansia dan rentan melalui kelompok

  Bina Keluarga Lansia (BKL); c.

  Pembinaan ketahanan ekonomi keluarga melalui kelompok Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS); d. Sosialisasi dan advokasi program generasi muda berencana (GENRE).

4. Penggerakan Masyarakat

  Penggerakan masyarakat ikut serta aktif berperan dalam membangun program kependudukan dan KB ini melalui kegiatan advokasi dan komunikasi informasi edukatif (KIE) ke semua sasaran. Adapun berbagai kegiatan antara lain: a.

  Pengembangan materi advokasi dan KIE; b. Seminar; c. Pelaksanan lomba-lomba; d.

  Peningkatan kemitraan/jejaring; e. Bhakti sosial; f. Pemilihan PLKB dan kader teladan; g.

  Pelaksanaan berbagai pertemuan.

  Demikian pentingnya pembangunan kependudukan dan keluarga berencana, maka memerlukan komitmen yang kuat kepada semua pihak dalam melaksanakan program-programnya. Demikian pula peranserta aktif tokoh agama, tokoh formal, lembaga social kemasyarakatan, perguruan tinggi dan seluruh lapisan masyarakat untuk “nyengkuyung” berhasilnya program dimaksud.

BAB III MATERI KHOTBAH 1. PEMUDA MUSLIM BERKUALITAS SEBAGAI HARAPAN UMAT .

  َُنْو لهدْعَي ا ْو رَفَك َُنْيهذَّلا َُقَلَخ ُْيهذَّلا ُهلل ُ دْمَحْلَا َُّم ث َُرْوُّنلاَو َُلَعَجَو َُض ْرَلأاَو

  ُ ه دَمْحأ ُْمههِّبَرهب ُهتاَم لُّظلا ُهتاَوَمَّسلا .

  اَنَّصَتْخا . ُهههدْيهحْوَتهل ُهههت ُْنهم ُهههماَعْنإ ُْنهم ىَلَع ُ هَناَحْب س

  َُناَدَهَو ُهههماَرْكإَو ُهمْيهظَع ُ هَلاْوأ ىَلاَعَتَو َُفهرْعَم ُهههب اَمَو اَم

  ُ هَل َُلا ُالاإ ُْنأ ُ هَل ُِّبَر ُ الل َُهلإلا ُ دَهْشَأ . َُنْو رَثْك ْلأا َُكهلَذ ُْنَع َُّلَض

  َُناَحْب سَو ُ هَدْحَو ُْدَقَو ُههْجَوْلا ُهمَلاْسإو َُكْيهرَش َُّنأ .

  َُكهدْبَع ىَلَع يِّلَص ُ قهداَّصلا ُ ه ل ْو َُنْو فهصَي َُكهل ْو سَرَو ُ سَرَو ُ ه دْبَع اًدَّمَح م ُ دَهْشأَو اَّمَع

  َُّم هاللأ نْو مْأَمْلا ُهشْرَعْلا ُهههتاَق ت َُّقَح اْو قَّتا ُهالل َُداَبهع اَيَف . ُ دْعَب . َُنْيهذَّلا ُهههلآ

  َُالل اَّمأاًرْيهثَك اًمْيَلْسَت ُْمِّلَسَو ىَلَعَو ُ دَّمَح م َُنْو كِّسَمَت م ُهههتَّن سهب ُهههبْحَصَو

  . َُّنَأ . َُت ُْم كاَّيإَف ُهداَفْحلأْاو ُهدَلاْو ْلأا َُنهم ُْم كَدْنهع َُّلَجَأ َُّلاها

  اَهَرَبْكأَو اْو مَلْعاَو َُنْو مهلْس م ُْم تْنَأَو َُّن تْو م لاَو اَم ُهتاَناَم ْلأا

  ُْيهف َُنْو ع َُفْنَي ُْم هَق َلاْخأ . اَهْنَع ُْمهههتَرهخآَو ُْم هاَيْن دَو ُْمهههنْيهد اْو مِّلَعَو ا ْو بِّذَهَو ا ْو نِّسَحَو

  ُهههب اَمهب ُْم هَتَيهبْرَت َُنْو ل ْو ئْسَم Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,Pada kesempatan khutbah ini saya mengajak hadirin sekalian

  • –pada umumnya– dan terutama pada diri saya sendiri
  • –khususnya– untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT dan terus menerus berusaha meningkatkan ketakwaan itu dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, serta mensyukuri semua kenikmatan dan karunia yang diberikan kepada kita dengan menggunakan dan menyalurkannya pada jalan yang diridhai oleh- Nya. Dengan demikian, semoga kita senantiasa mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Amin. Hadirin Jamaah Jum’at yang berbahagia Perubahan dan pergantian zaman merupakan sunnatullah.Oleh karena itu dalam kehidupan kita ini terjadi pergantian generasi dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Masa depan agama, bangsa dan negara salah satunya ditentukan pada hari ini, karena itu setiap kita punya tanggung jawab menghadapi hari esok, yang bisa jadi zamannya sangat berbeda dengan zaman yang kita alami, bahkan tantangan masa depan bisa jadi amat berbeda dengan yang kita hadapi sekarang. Oleh karena itu agama Islam memerintahkan agar kita mempersiapkan generasi atau pemuda dengan sebaik-baiknya. Rasulullah SAW, memiliki banyak sahabat yang lebih muda dari beliau, bahkan banyak yang jauh lebih muda dari beliau. Ali bin Abi Thalib salah satu pemeluk Islam yang paling awal. Beliau memeluk Islam atas keinginannya sendiri ketika berusia 8 tahun, Beliau senantiasa berada di samping Rasulullah. Beliau juga menyertai Rasulullah SAW pada saat bertemu dengan

  40 pemuka Quraisy, yang merupakan tokoh-tokoh paling berpengaruh di masyarakat pada waktu itu. Pada pertemuan itu Rasulullah menyeru mereka untuk masuk Islam, tetapi mereka menolak seruan tersebut.Pada saat itu Ali ra.berdiri di sisi Rasulullah sembari memandang kepada semua yang hadir, kemudian berkata : “Aku beriman kepadanya, dan aku menjadi penolongnya”. Arqam bin Abi Arqam, Usman bin Umair dan sebagainya. Ja’far bin Abi Thalib yang berani berdiri di depan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia) untuk mewakili dan membela kaum muslimin, padahal ketika itu ia baru berusia 20 tahun. Masih banyak lagi contoh pemuda pemudi muslim yang mampu memberikan konstribusi yang besar kepada Islam dan berprestasi tinggi semata-mata mencari ridha Allah SWT.

  Perhatian Islam yang besar terhadap generasi muda menunjukkan bahwa masa muda merupakan masa yang sangat penting dan masa yang paling berharga.Generasi muda merupakan rahasia kekuatan suatu umat, tiangnya kebangkitan, kebanggaan dan kemuliaan. Di atas pundak merekalah masa depan umat terpikul, karena pemuda memiliki keistimewaan tersendiri, baik dari segi keberanian, kecerdasan, semangat, maupun dari kekuatan jasmaninya. “Berikan 10 orang pemuda dan aku akan mampu memindahkan sebuah gunung dan berikan aku 100 orang pemuda maka aku akan dapat menggerakkan dunia” pernyataan populer tersebut ditegaskan Bapak Proklamator Republik Indonesia Bung Karno mengenai arti pentingnya posisi pemuda.

  Sosok pemuda mempunyai nilai sejarah tersendiri.Peran pemuda Indonesia senantiasa ada pada lini terdepan dalam sejarah bangsa. Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamsi Kemerdekaan R.I 1945, Perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru 1966, dari Orde Baru ke Orde Reformasi 1988. Bahkan masyarakat Internasional menyadari arti penting dan nilai strategis pemuda sebagai agen perubahan (agent of change) dalam pembangunan. Pada periode lahirnya syari’at Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, generasi muda memegang peranan yang sangat penting dalam menyebarluaskan dakwah Islamiyah, karenanya jangan lewatkan masa muda untuk hal-hal yang tak ternilai di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab kita untuk menghasilkan generasi Islam yang berkualitas Islami. Paling tidak, ada empat hal yang menjadi kriteria dari profil pemuda muslim yang berkualitas, yaitu :

  

Pertama, Pemuda yang memiliki aqidah yang benar. Akidah Islam tegak

  berdasarkan peng-Esaan kepada Allah, mengakui-Nya sebagai Tuhan, penguasa, pencipta, pemberi rizki, pemilik langit, bumi dan seisinya serta satu-satunya Zat yang akan menghidupkan kembali yang akan memberikan balasan kepada hamba-hamba-Nya, dan inti dari akidah adalah Tauhid.

  Tauhid menjadi misi utama para nabi dan rasul serta para shalih terdahulu yang tidak boleh dilupakan.Apa yang dilakukan oleh Yaqub as ketika hampir wafat, patut kita teladani dalam mempersiapkan pemuda sebagai generasi penerus. Waktu itu, Yaqub bertanya kepada anak- anaknya, “Apa yang akan kalian sembah sepen inggalanku?” semua anak-anaknya menjawab, kami akan menyembah Tuhanmu, Tuhan bapak-bapakmu-Ibrahim, Ismail, Ishak yakni Allah SWT dan kami berserah diri kepada-Nya (kisah ini diabadikan dalam QS. 2 Al Baqarah : 133).

  Demikian pula pengajaran Lukman kepada anaknya yang diabadikan dalam Al-

  Qur’an yang artinya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar” (QS. 31 Lukman : 13). Dasar pendidikan akhlak bagi seorang pemuda adalah akidah yang benar, karena akhlak tersarikan dari akidah dan pancaran darinya. Oleh karena itu jika seorang pemuda berakidah dengan benar, niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika akidahnya salah dan melenceng, maka akhlaknya pun akan tidak benar. Dalam satu hadits Rasulullah SAW bersabda :

  اًقالاخْماهانَس ْحَااًناَمْيِاَنْيِنِم ْؤامْل الَُمْكَا“ Mukmin yang sempurna imannya, adal ah yang paling baik akhlaknya” (HR. Turmudzi dari Abi Hurairah).

  

Ciri Kedua, menempa diri dengan memiliki ilmu dan tsaqafah Islam. Kita

  semua terutama pemuda hendaklah senantiasa menempa diri dan secara terus-menerus mencari ilmu dan mengamalkannya. Tanpa ilmu pemuda akan tertinggal. Islam mengajak manusia untuk menguasai ilmu, dalam ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang artinya : “Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS. 96 Al-‘Alaq : 1-4).

  Betapa pentingnya ilmu bagi seorang pemuda, Rasul yang mulia senantiasa memotivasi umatnya untuk belajar dan membaca. Ada baiknya kita menelaah kembali kisah seorang pemuda yang usianya belum genap tiga belas tahun berjalan mendekati barisan pasukan muslim dengan membawa sebilah pedang ia mendatangi Rasulullah dan berkata, “Ya Rasulullah, aku membaktikan hidupku kepadamu. Izinkan aku untuk pergi bersamamu dan memerangi musuh-musuh Allah di bawah panji- panjimu”. Rasulullah yang mulia memandang anak tersebut dengan penuh kekaguman dan menepuk pundaknya. Beliau memuji keberaniannya, tetapi menolaknya untuk bergabung dengan pasukan muslim. Anak muda itu (Zaid bin Tsabit ra.)Rasulullah pun kemudia n memberikan tugas kepadanya.“Zaid pergilah belajar tulisan Yahudi”.Zaid kemudian belajar bahasa Ibrani. Maka kemudian ia sangat fasih berbahasa Ibrani dan menjadi sekretaris Rasulullah SAW. Rasulullah juga memerintahkan Zaid untuk belajar bahasa Syria.Demikian Zaid mempunyai fungsi penting ketika Rasulullah berunding dan berkomunikasi dengan bangsa-bangsa yang tidak bisa bahasa Arab.

  

Ketiga, dari ciri pemuda yang diharapkan di dalam Islam adalah memiliki

  keterampilan dalam berbagai hal untuk dimanfaatkan dalam kebaikan dan kebenaran dalam upaya mencapai kemajuan diri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara.Pada masa Rasulullah SAW para sahabat telah menunjukkan kemampuan yang terampil dalam berbagai hal, ada yang terampil dalam berdagang, berperang dan sebagainya yang semua ini tentu saja amat berguna.

  Kepada mereka yang memang terampil, Rasulullah SAW sendiri tidak segan- segan memberi penghargaan dan amanah guna mengembangkan keterampilannya itu. Maka ketika Usamah bin Zaid telah menunjukkan keterampilannya yang luar biasa dalam berperang, beliau tidak segan-segan mengangkatnya menjadi panglima perang meskipun umurnya baru 17 tahun, sementara Mush’ab bin Umair yang terampil dalam dakwah, ditugaskan beliau untuk dakwah ke Yatsrib (Madinah).

  

Ciri keempat, memiliki tanggung jawab, Di antara bukti kebenaran dan

  kemuliaan nilai-nilai Islam adalah adanya tuntutan tanggung jawab dari setiap individu atas semua perbuatannya.Diferensiasi yang hakiki antara manusia adalah dengan mengukur rasa tanggung jawab serta kemauan untuk menanggung akibat dari perbuatan yang dilakukan.

  Prinsip tanggung jawab ini merupakan salah satu prinsip yang ditetapkan dalam Al Qur’an dalam sejumlah ayatnya : ٌ ةَنيِه َرْتَبَسَكاَمِبٍسْفَنُّلاك. “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya” (QS. 74 Al Mudatsir :

  38). Pada prinsipnya tanggung jawab ini mencakup kepada tiga hal, yaitu; tanggung jawab pemuda sebagai seorang individu, tanggung jawab sebagai anggota masyarakat, tanggung jawab sebagai bagian dari umat.Menunaikan kewajiban terhadap umat Islam yang tersebar di seluruh belahan dunia dan dalam setiap bidang kehidupan. Ketiga,tanggung jawab tersebut dengan segala cakupannya menurut DR. Ali Abdul Halim Mahmud mantan Syeikh Al Azhar dalam kitabnya At-Tarbiyah al-Khuluqiyah dengan edisi Indonesia “Akhlak mulia” menegaskan bahwa meninggalkan ketiga kewajiban ini merupakan keburukan yang dicela oleh Islam. Ketiga tanggung jawab tersebut sangat sesuai dengan nilai-nilai kemasyarakatan dan nilai-nilai kemanusiaan atau humanisme.

  Untuk mewujudkan pemuda yang berkualitas itu, maka paling tidak ada tiga institusi yang mempunyai pengaruh sangat efektif, yaitu : a.

  Keluarga, dalam pengertian sempit mencakup kedua orang tua, saudara dan kerabat. Dalam pengertian luas mencakup teman, tetangga, masyarakat secara keseluruhan.

  b.

  Masjid, memberi pengaruh yang baik bagi jiwa orang-orang dalam berhubungan dengan sang Pencipta.

  c.

  Sekolah, meliputi unsur-unsur yang ada di dalamnya, buku, peralatan, methode, gedung dan hal-hal yang mempengaruhi murid. Para pemuda sangat dituntut untuk mempersiapkan dirinya guna menyongsong masa depan agama, bangsa dan negara yang cerah, dan mempersiapkannya memerlukan perhatian dan kerja sama yang serius. Harapan kami, dalam rangka mempersiapkan diri menjadi manusia yang berkualitas perlu berupaya secara serius dan focus tanpa terganggu urusan yang tidak seharusnya, seperti kawin muda tanpa adanya alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. ام لوقأ ،ميكحلا ركذلاو تايلآا نم هيف امب مكايإو ينعفنو ،ميظعلا نآرقلا يف مكلو يل الل كراب

  ميحرلا روفغلا وه هنإ هورفغتساف مكلو يل الل رفغتسأو نوعمست .

2. MENGHINDARI PERGAULAN BEBAS

  Khutbah Pertama يلو هل كيرش لا هدحو الله لاإ هلإ لا نأ دهشأو ،نيملاظلا ىلع لاإ ناودع لاو ،نيملاعلا بر لله دمحلا هباحصأو هلآ ىلعو هيلع كرابو ملسو الله ىلص ،نيملأا يبنلا هلوسرو هدبع ًٌادمحم نأ دهشأو , نيحلاصلا : .

  دعب امأ نيدلا موي ىلإ ناسحإب مهعبت نمو نيعباتلاو ،نيقتملا ٌَلاَق . ٌَدَعَس َو ٌَزاَف ٌاهَّب َر ٌَىقَّتا ٌْنَمَف ماكَمِحَر ا ْواقَّتاَف ،َّلَج ٌَو ٌَّزَع الله يِسْفَن َو ٌاساَّنلا اَهُّيأ

  ،االله ٌْماكي ِص ْواأَف ٌَالله ى َوْقَتِب

  : ٌْنَم َو ٌْحِل ْصاي ًٌادْيِدَس ًٌلا ْوَق ا ْوال ْواق َو الله ا ْواقَّتا اوانَمآ ٌَنْيِذَّلا اَهُّيأ اَي ٌَّلَج َو ٌَّزَع

  ٌْماكَب ْواناذ ٌْماكَل ٌْماكَلاَمْعأ ٌْماكَل ٌْرِفْغَيِو

  ٌِعِطاي ًٌامْي ِظَع ًٌاز ْوَف ٌَزاَف ٌْدَقَف ٌاهَل ْواسَر َو ََ الله

  Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah… Pada kesempatan yang mulia ini kami mengajak, mari kita perbarui syukur kepada Allah, atas segala nikmat yang diberikan kepada kita. Nikmat iman, nikmat Islam, nikmat sehat, nikmat waktu dan kesempatan serta nikmat-nimat lain yang tidak mungkin kita hitung. Semoga dengan syukur itu kita mendapatkan nikmat yang lebih banyak lagi dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

  Semoga shalawat dan salam senantiasa diberikan kepada junjungan kita nabi besar Muhhamad, beseta keluarga, sahabat, dan pengikut- pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

  Dalam kesempatan yang sangat baik ini, tidak lupa saya berpesan setulus-tulusnya, agar kita berusaha lebih serius dan bersungguh-sungguh untuk meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah, dengan iman dan takwa yang sesungguh-sungguhnya. Karena dengan iman dan takwa yang sesungguh-sungguhnya itulah, kehidupan kita akan lebih baik, di dunia hingga ke akhirat nanti.

  Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah Kalau kita cermati kehidupan disekitar kita ada pergeseran nilai-nilai dan semakin jauh dari norma-norma agama, perilaku antara remaja semakin bebas tanpa batas dan cenderung tidak terkendali. Hal ini dapat kita saksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana para remaja bergaul atau melalui media cetak dan elektronik. Mereka bergaul dan bercanda dengan lawan jenis yang bukan mahramnya dengan begitu bebas dan mencolok. Bahkan mereka menggunakan identitas muslim (berjilbab) sebagai kedok untuk menutupi perilakunya yang jauh dari nilai-nilai islami. Pergaulan mereka tidak ada dinding pembatas, mereka berpelukan, berciuman dilakukan dimana dia suka, di hiburan malam, tempat rekreasi, di pinggir jalan, di mall, di sekolah, bahkan di tempat peribadatan.

  Bukankah me reka tidak mengetahui, bahwa Allah ta’ala telah menurunkan adzab yang luar biasa pada zaman nabi Luth. Gempa dahsyat terjadi, seakan bumi dibalikkan yang membinasakan kaumnya. Allah telah mengazab manusia yang menggauli binatang, sesama jenis, dan berganti-ganti pasangan dengan diturunkan penyakit yang selama ini belum diketemukan obatnya yaitu HIV/AIDs.

  Istilah pergaulan bebas diadopsi dari budaya di dunia barat yang identik dengan perilaku remaja maupun pemuda-pemudinya yang berperilaku (seks) bebas yang dianggap sebagai sebuah kewajaran. Hadirin yang berbahagia... Apabila kita amati penyebab terjadinya pergaulan bebas ini antara lain disebabkan sbb:

  1. Longgarnya pengawasan orangtua dan tokoh masyarakat. Orangtua yang terlalu memberikan kelonggaran terhadap putra-putrinya akan menyebabkan menuju pada pergaulan bebas. Sebagai contoh orang tua membiarkan ketika anaknya pergi berduaan sampai larut malam tanpa tujuan yang jelas. Orang tua tidak peduli ketika anaknya berduaan di rumah, bahkan orangtua memberikan kesempatan dengan meninggalnya putra-putrinya berduaan dirumah. Dalam tinjauan islam, laki-laki dan wanita berduaan dengan bukan mahramnya tanpa didampingi orang lain itu dilarang.

  …………………………………………………………………………………….

  Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita, kecuali dengan mahramnya. Dan juga seorang wanita tidak boleh berpergian kecuali bersama mahramnya (HR. Muslim)

  Demikian pula orang tua membiarkan begitu saja secara bebas putra putrinya keluar berduaan dengan tunangannya. Meskipun mereka telah bertunangan, namun demikian status mereka masih belum menjadi pasangan yang sah. Dan haram baginya untuk pergi berduaan saja. Maka dari itu, seorang yang pergi berduaan saja dengan lain jenis dan bukan mahramnya pada tempat yang sepi dan romantis akan berat godaannya. Dan boleh jadi akan terjerumus di dalamnya tidak kuasa menahan hawa nafsunya.

  Ini awalnya banyak terjadi perzinahan dan akan menimbulkan akibat kehamilan di luar nikah di kalangan remaja. Maka dari itu, hendaklah para orangtua berhati-hati terhadap putra-putrinya, terutama terhadap anak perempuannya. Jangan dilepas begitu saja tanpa adanya pengawasan, bimbingan dan nasehat. Hendaklah mereka diarahkan kepada tuntunan agama islam dan di perlukan penteladanan yang baik dari orangtua. Islam telah melarang perbuatan yang mendekati zina.

2. Masuknya budaya barat. Budaya barat ini masuk dan sangat sulit untuk dibendung baik melalui media cetak maupun elektronik.

  Pengaruh ini akan sangat kuat masuk di dalam kehidupan kalangan remaja. Remaja yang terpengaruh budaya barat cenderung memilki gaya hidup bebas dan mengagungkan kebebasan. Oleh karena itu, banyak terjadi pelecehan seksual, perzinahan, dan kehamilan yang tidak diinginkan. Salah satu cara untuk menanggulangan masalah ini hendaklah kita (khususnya para penguasa dan tokoh masyarakat). Menyeleksi secara ketat budaya asing yang menyimpang tidak sesuai dengan budaya kita. Untuk menunjang hal ini perlu diberikan sanksi yang tegas bagi mereka yang melakukan tindakan a-susila, termasuk terhadap media yang memuat tayangan-tayangan yang mengakibatkan dekadensi moral.

  3. Banyaknya hiburan yang memberikan peluang kepada masyarakat terjadinya pergaulan bebas. Adapun peluang ini tidak terbatas pada pemberian fasilitas tempat, namun adanya kekosongan/peluang jiwa pada diri seseorang yang mengakibatkan mereka berfantasi, berkhayal kemana-mana dan yang bukan-bukan. Dan ini lebih berbahaya. Pada kondisi seperti ini, bilamana seseorang tidak memiliki kendali iman yang kuat, sementara fasilitas tersedia lengkap, maka tidak ada pilihan lain kecuali mencari kesenangan, kepuasan dan kebebasan. Oleh karena itu, hendaklah waktu luang yang dimiliki digunakan hal- hal yang bersifak kebajikan, apalagi pekerjaan itu berbuah pahala dan dapat mempertebal keimanan kita kepada Allah Swt. Jangan sampai kita tertipu dengan nikmatnya peluang/kekosongan.

Dokumen yang terkait

PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI JAWA TENGAH Bekerjasama dengan PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN KOALISI KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH

0 0 41

ENSIKL OPEDIA INDIKATOR PROGRAM PENANGGUL ANG AN KEM ISKINAN

0 0 88

PENERAPAN SUPERVISI KLINIS OLEH KEPALA SEKOLAH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SEKOLAH DASAR KATOLIK PIGASEMSTER GANJIL TAHUN 2018/2019

0 0 13

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK BAGI SISWA KELAS V SDI TARAWAJA TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019

1 2 11

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH ) MELALUI TEHNIK LATIHAN DAN BIMBINGAN PADA GURU TK/PAUD GUGUS I KECAMATAN WOLOMEZE TAHUN PELAJARAN 2018/2019

2 3 10

Yanuarius Ricardus Natal Dosen Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, STKIP Citra Bakti yanuariusrichardusgmail.com Abstrak - KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA PENDIDIKAN DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN BAJAWA

1 2 15

PEMBELAJARAN RITMIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MUSIK SEMESTER I STKIP CITRA BAKTI MELALUI METODE EURYTHMICS DALCROZE

0 6 9

EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI BELA DIRI SHOTO-KAI KABUPATEN NAGEKEO Bernabas Wani Pendidikan Jasmanai Kesehatan dan Rekreasi STKIP Citra Bakti Email: bernabas.wanigmail.com

0 0 7

EVALUASI STATUS KEBUGARAN JASMANI DAN TINGKAT PENGUASAAN KETERAMPILAN OLAHRAGA SEPAKBOLA DAN BOLA VOLI MAHASISWA PJKR SEMESTER V STKIP CITRA BAKTI NGADA BERDASARKAN AKTIVITAS PERKULIAHAN PRAKTEK DAN PEMBINAAN KEGIATAN UKM

0 0 18

Kebijakan Pembangunan Kependudukan dan KB di Pemprov Jawa Tengah

0 1 34