BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth Firm Size, Debt To Equity Ratio Dan Net Profit Margin Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Lq-45 Yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia Tahun 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling

  likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar hal itu merupakan indikator pembagian dividen. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan Likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah.

  Pada umumnya tujuan investor melakukan investasi saham adalah untuk mendapatkan keuntungan yang berupa dividen atau capital gain (Rini 2007).

  Pemegang saham selalu berharap untuk mendapatkan dividen dalam jumlah yang besar atau minimal relatif stabil dari tahun ke tahun. Sebagian lain dari laba bersih perusahaan merupakan laba ditahan (retained earning) yang akan digunakan perusahaan untuk melakukan investasi kembali (reinvestment).

  Di lain pihak, perusahaan juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, yang sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya. Tentunya hal ini akan menjadi unik karena kebijakan dividen adalah sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang saham terhadap dividen, dan dari satu sisi juga tidak harus menghambat pertumbuhan perusahaan. Para investor yang tidak bersedia mengambil risiko (risk aversion) mempunyai pandangan bahwa semakin tinggi juga tingkat keuntungan yang diharapkan sebagai hasil atau imbalan terhadap risiko tersebut.

  Kebijaksanaan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendapatan perusahaan. Indikator yang digunakan untuk menguji kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen yaitu Dividend Payout Ratio, hal tersebut berdasarkan kebijakan dividen dengan rasio konstan (Sutrisno,2003:106).

  

Dividend Payout Ratio mengukur bagian laba yang diperoleh untuk per lembar

saham umum yang akan dibayarkan dalam bentuk dividen (Munawir,2002:236).

  

Dividend Payout Ratio merupakan hasil perbandingan antara dividen dengan laba

yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (Warsono,2003:275).

  Selain dibagikan dalam bentuk dividen, sebagian dari laba bersih juga akan menjadi laba ditahan. Oleh sebab itu, keputusan mengenai Dividend Payout

  

Ratio ini akan bertolak belakang dengan keputusan mengenai laba ditahan atau

Retention Ratio Decision . Di satu sisi, para pemegang saham akan merasa senang

  apabila bagian dari laba bersih yang dibagikan sebagai dividen semakin besar. Akan tetapi, apabila Dividen Payout Ratio ini semakin besar, berarti laba ditahan semakin kecil. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, laba ditahan (retained

  

earning) merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk

  membiayai pertumbuhan perusahaan. Apabila sumber dana yang berasal dari laba ditahan ini kecil, maka perusahaan tersebut akan kekurangan modal untuk membiayai operasionalnya.

  Oleh karena itu, masing-masing perusahaan menetapkan kebijakan dividen yang berbeda-beda, karena kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan dalam membayar dividen kepada para pemegang sahamnya, maka perusahaan mungkin tidak dapat mempertahankan dana yang cukup untuk membiayai pertumbuhannya di masa mendatang. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mempertimbangkan antara besarnya laba yang akan ditahan untuk mengembangkan perusahaan (Nurmala, 2006 dalam Fira, 2009).

  Dalam penelitian empiris Faramita (2009) dalam menetapkan kebijakan dividen perusahaan, ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu (1) faktor financial yang meliputi profitabilitas, kebutuhan pendanaan perusahaan, likuiditas, kemampuan melunasi hutang, dan stabilitas laba, dan (2) faktor non-financial yang meliputi peraturan perpajakan, pembatasan perjanjian hutang, peluang ke pasar modal dan kendali perusahaan.

  Faktor financial yang mempengaruhi dividend payout ratio perusahaan akan diukur dengan rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan salah satu alat analisis untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba bersih. Laba bersih tersebut merupakan unsur dasar dari kebijakan dividen yang dapat dihitung dengan Dividend Payout Ratio.

  Menurut teori Arbitage Pricing Theory (APT) , investor dalam mencari keuntungan tidak perlu melakukan portofolio optimal. Investor tinggal mengamati perubahan harga dan mencari faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan itu. Faktor fundamental merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan (emiten) yang meliputi kondisi manajemen, organisasi, sumber daya manusia, dan kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja perusahaan. Kinerja keuangan ditunjukkan dalam laporan keuangan perusahaan yang meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan keuangan (Fira 2009).

  Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout ratio nya yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk deviden tunai, artinya besar kecilnya dividend payout ratio akan mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan (Lisa & Clara, 2009).

  Perusahaan yang memiliki likuiditas baik memungkinkan pembayaran dividen dengan lebih baik. Posisi kas berpengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen Prihantoro (1997) dalam Ampera (2008). Karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Perusahaan untuk membayar dividen memerlukan aliran kas keluar, sehingga harus ada tersedia likuiditas yang cukup (Yuniningsih, 2002). Indikator yang digunakan untuk mengukur likuiditas adalah Cash Ratio (Munawir 2004:70)

  Menurut Brigham (1983:211) dalam Tsaniyah (2009) Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current

  

liability ) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan lain di

  bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki peusahaan. Semakin tinggi cash

  

ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar)

  kewajiban jangka pendeknya, maka semakin tinggi cash ratio pembayaran dividen akan semakin tinggi.

  Hal ini didukung oleh penelitian Prihantoro (2003) bahwa Cash

  

Ratio memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Dividen Payout

Ratio . Namun hal demikian tidak didukung oleh penelitian Nur (2006) yang

terhadap kebijakan pembayaran dividen.

  menyatakan tidak ada pengaruh Cash Ratio Brigham dan Houston (2001 : 197) menyatakan bahwa profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Sartono (2001: 119) berpendapat bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

  Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini. Bukti empiris yang menghubungkan

  

profitabilitas dengan dividen yang dilakukan oleh Brittain (1966) dalam Amalia

  (2008) menunjukkan profitabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap dividen. Peningkatan ROA perusahaan dijadikan pertimbangan bagi manajemen perusahaan dijadikan pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan dividen. Semakin tinggi Return on Assets (ROA) maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin banyak (Sartono, 2001).

  Beberapa penelitian empiris tentang faktor penentu Dividen Payout Ratio telah dilakukan antara lain Fira (2009) bahwa Rasio Return On Asset (ROA) mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap dividen. Hal ini berati bahwa semakin tinggi ROA maka akan meningkatkan Dividend Payout Ratio (DPR). Hal ini tidak didukung oleh Happy (2006) bahwa Return On Asset (ROA) tidak mempengaruhi kebijakan manajemen dalam membayarkan dividen.

  Growth Potential adalah potensi pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan rasio selisih total assets pada tahun t dengan total assets pada tahun t-1 terhadap total assets pada t-1. Semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai perluasan, semakin besar kebutuhan dana dimasa mendatang, semakin mungkin perusahaan menahan pendapatan, bukan membayarkannya sebagai dividen (Rendhi, 2010). Baskin 1989 dalam Endang (2003) mengungkapkan Growth Potential yang diukur dengan tingkat pertumbuhan asset perusahaan. Dimana aktiva adalah sarana atau sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu kesatuan usaha atau perusahaan yang harga perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur secara objektif ( Munawir, 2002 : 30).

  Hasil penelitian Juwariyah (2008) mengatakan bahwa jika suatu perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi maka perusahaan dapat memenuhi kewajibannya dalam membayar dividen. Namun tidak sejalan dengan penelitian Happy (2006) bahwa Growth Potential tidak memiliki pengaruh terhadap Dividen Payout Ratio.

  

Firm Size merupakan simbol ukuran perusahaan. Proxy ini dapat

  ditentukan melalui log natural dari total assets tiap tahun. Faktor ini menjelaskan bahwa perusahaan besar dapat lebih mudah mengakses pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil. Semakin besar ukuran perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan modal eksternal dalam jumlah yang lebih besar terutama dari hutang (Sudarsi, 2002:80). Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin besar firm size perusahaan semakin besar juga pembayaran dividen yang dihitung dengan

  

dividend payout ratio . Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fira

  (2009). Namun, hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Juwariyah (2008) dimana hasil penelitiannya menyatakan firm size tidak berpengruh signifikan terhadap DPR.

  Rasio hutang secara parsial memiliki hubungan yang negatif signifikan terhadap Dividen Payout Ratio, variabel ini juga memiliki pengaruh dominan terhadap Dividen Payout Ratio. Variabel yang diproksikan adalah Debt to Equity

  

Ratio. Semakin besar rasio Debt to Equity Ratio, berarti komposisi hutang

  semakin tinggi, maka akan mengakibatkan semakin rendahnya kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Setiap kenaikan Debt to Equity Ratio (DER) akan menurunkan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada pemegang saham, sehingga rasio pembayaran dividen akan semakin rendah (Prihantoro 2003). Hairani (2001) dalam Fira (2009) juga menyatakan bahwa pembagian dividen dipengaruhi oleh DER.

  Hal ini sejalan dengan penelitian Vicky (2011) bahwa DER memiliki pengaruh terhadap Dividen Payout Ratio. Namun kontradiktif terhadap penelitian empiris oleh Lisa dan Clara (2009), menyatakan bahwa DER secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

  Net Profit Margin (NPM) dipilih karena merupakan rasio yang memberi

  gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai prosentase dari penjualan (Brigham dan Houston, 2001:89). Hasil Penelitian Yudhayanto (2012) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Net Profit Margin (NPM) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Namun tidak sesuai dengan penelitian siswanto (2012) yang menyatakan bahwa Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh tehadap Dividend Payout Ratio (DPR).

  Penelitian ini merupakan penelitian yang mengacu sebagian dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Fira (2009). Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penggunan variabel yang berbeda, perbedaan sampel yang digunakan dam periodesasi penelitian.

  Dari fenomena dan teori yang diungkapkan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang dividen. Penelitian ini membatasi penelitian terhadap faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio, yaitu Cash Ratio, Return On Asset, Gowth, firm size, Debt To Equity Ratio dan Net Profit Margin.

  Penelitian ini mengambil sampel dari perusahaan manufaktur yang membagikan dividen secara kontinyu pada periode tahun 2010-2012. Selanjutnya penelitian ini diberi judul dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI Periode 2010-2012”.

1.2. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah Apakah Cash Ratio , Return On Asset, Growth, dan Net Profit Margin berpengaruh signifikan

  Firm Size, Debt to Equity Ratio

  secara parsial atau simultan terhadap Dividend Payout Ratio ?

  1.3. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari Cash Ratio, Return On Asset, Gowth, firm size, Debt To

  

Equity Ratio dan Net Profit Margin terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yang

dibagikan .

  1.4. Manfaat Penelitian

  Adapun Manfaat Penelitian adalah sebagai berikut: 1.

  Bagi Penulis Hasil penelitian dapat dipergunakan untuk memperdalam ilmu pengetahuan mengenai praktek pasar modal khususnya yang berkaitan dengan hal-hal yang mempengaruhi cash dividend perusahaan.

  2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam penentuan pilihan investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan.

  3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan tentang informasi sekaligus sebagai bahan acuan untuk perbandingan dalam penelitian serupa serta diharapkan dapat dikembangkan pada penelitian – penelitian selanjutnya.

  4. Bagi Investor Penelitian ini sebagai bahan masukan bagi para investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan yang terdaftar di BEI.

Dokumen yang terkait

Lampiran I Rata-Rata Nilai Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Modal “Struktur modal adalah proposi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan - Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomot

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 1 11

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT PARSALAKAN SEBELUM TAHUN 1970 2.1 Kondisi Alam dan Geografis - Kehidupan Petani Salak di Desa Parsalakan Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan (1970 – 200)

1 7 18

Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Konten Rantai Panjang Polyisoprenoid pada Mangrove Sejati Mayor Berjenis Sekresi Sonneratia caseolaris (L.)

0 0 11

Pengaruh Persepsi Kualitas Interaksi Atasan-Bawahan Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pada Pengurus DPD Partai Golkar Sumatera Utara

0 0 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Persepsi Kualitas Interaksi Atasan-Bawahan Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pada Pengurus DPD Partai Golkar Sumatera Utara

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Persepsi Kualitas Interaksi Atasan-Bawahan Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pada Pengurus DPD Partai Golkar Sumatera Utara

0 0 8

BAB II DASAR TEORI 2.1 Jaringan Multiprotocol Label Switching (MPLS) - Analisis Kinerja Jaringan Multiprotocol Label Switching (Mpls) Untuk Layanan Video Streaming

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Dividen Payout Ratio - Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth Firm Size, Debt To Equity Ratio Dan Net Profit Margin Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Lq-45 Yang Ter

0 1 27