MAKALAH PROSES PROSES PEMURNIAN

TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
PROSES-PROSES PEMURNIAN

Makalah di Buat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Teknologi Minyak dan Gas bumi
Disusun Oleh :
Dentri Irtas

(061240411521)

Findi Agustianti

(061240411526)

Nur Wahida Rahmadhani

(061240411532)

Yuhanah

(061240411542)


Kelas 4 EGB
Dosen Pengajar :
Ir. Erlinawati, M.T

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK ENERGI
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2013/2014

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat rahmatnya, kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “Teknologi Minyak dan Gas
Bumi” dengan tepat waktu sesuai rencana.
Makalah ini merupakan tugas yang dibuat oleh mahasiswa jurusan Teknik
Energi sebagai salah satu syarat memenuhi kontrak perkuliahan. Makalah ini
berisi hal-hal yang berkaitan dengan judul diatas. Makalah ini juga dilengkapi
dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dari isi makalah kami.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena

itu, kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan penulis terima
dengan senang hati. Akhir kata semoga keberadaan makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.

Palembang,

Penulis

Juni 2014

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................
i
DAFTAR ISI...............................................................................................

ii

DAFTAR TABEL .....................................................................................


iii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................

iv

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
1.1.
Latar Belakang
............................................................................
1.2.
Rumusan Masalah
.......................................................................
1.3.
Tujuan

1

......................................................................................


1
2
....

2

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................
2.1.
Pengertian
Minyak
............................................................
2.2.
Proses Pembentukan Minyak
..........................................
2.3.
Komposisi Penyusun Minyak Bumi dan Gas
...................
2.3.1. Komponen Utama Minyak Bumi ...................................
2.3.2. Zat – Zat Pengotor dalam Minyak Bumi .........................
2.4.

Proses Pengeboran Minyak
.................................................
2.5.
Proses Pengolahan Minyak
................................................
2.6.
Kegunaan
Minyak

3
Bumi
3
Bumi
3
Alam
8
8
9
Bumi
10

Bumi
15
Bumi

.............................................................

21

BAB III CADANGAN MINYAK BUMI ................................................
3.1. Cadangan Minyak Bumi di Indonesia .......................................
3.2. Cadangan Minyak Bumi di Dunia ..............................................
3.2.1. Cadangan Minyak Bumi Terbesar di Dunia .....................

23
23
25
25

BAB IV PENUTUP ..................................................................................
4.1. Kesimpulan ................................................................................


26
26

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

27

LAMPIRAN PERTANYAAN ................................................................

28

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Susunan Hidrokarbon Fraksi/Produk Minyak Bumi ..............................


17

2. Cadangan Minyak Bumi di Indonesia pada Tahun 2004 – 2011 ............

23

3. Produksi Minyak Bumi di Indonesia ......................................................

24

Gambar 1. Diagram Alir Pemurnian dengan Soda
Gambar 2. Sistem Scrubbing Gas SO2
Gambar 3. Diagram Alir Pengolahan Soda Regeneratif
Gambar 4. Diagram Alir Proses Distilat Dua Lapis
Gambar 5. Diagram Alir Proses Gasolin Dua Lapis
Gambar 6. Diagram Alir Ekstraksi Unisol
Gambar 7. Diagram Alir Proses Nalfining
Gambar 8. Sweetening dengan Inhibitor
Gambar 9. Diagram Alir Proses
Gambar 10. Diagram Alir Proses Merox

Gambar 11. Diagram Alir Proses Oksidasi Cooper Sweetening
Gambar 12. Diagram Alir Pemisahan H2S
Gambar 13. Diagram Alir Proses Kombinasi Giammarco-Vetrocoke
Gambar 14. Diagram Alir Proses Claus
Gambar 15. Diagram Alir Proses Beavon

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Diagram Alir Pemurnian dengan Soda ..................................................

4

2. System Scrubbing Gas SO2

.....................................


5

3. Pembentukan Batuan Induk ...................................................................

6

4. Pengendapan Batuan Induk ...................................................................

7

5. Pembentukan Hidrokarbon Oleh Karbon dan Hidogen ..........................

7

6. Proses Seismic ........................................................................................

10

7. Proses Drilling And Well Construction ..................................................


11

8. Proses Well Logging ..............................................................................

12

9. Proses Well Testing ................................................................................

12

10. Proses Well Completion .......................................................................

13

11. Proses Production .................................................................................

14

12. Menara Destilasi ...................................................................................

16

13. Peta Persebaran Minyak Bumi di Indonesia .........................................

24

14. Negara dengan Cadangan Minyak Bumi Terbesar di Dunia ................

25

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Zat-zat pengotor yang terdapat dalam minyak mentah bervariasi dalam jumlah
dan jenisnya. Zat-zat tersebut terdiri dari senyawa-senyawa organik yang
mengandung sulfur, nitrogen, dan oksigen; logam-logam terlarut dan garamgaram anorganik; garam-garam yang terlarut yang larut dalam air yang terbawa
minyak membentuk emulsi. Zat-zat pengotor yang tidak diingini, biasanya
dipisahkan atau dirubah ke dalam bentuk yang tidak berbahaya
Tujuan dari pengolahan ini adalah untuk menjaga : a) korosi peralatan,
b) kerusakan katalis, c) menurunkan mutu produk akhir seperti warna yang jelek,
ketidak stabilan terhadap cahaya, korosif, bau yang tidak enak, dan lain-lain.
Beberapa pengolahan secara kimiawi dan gabungan beberapa cara dapat
dipakai, dan kebanyakan memilih satu atau lebih dari klasifikasi pengolahan
sebagai berikut: 1) dengan asam, 2) dengan alkali (soda), 3) dengan pelarut, 4)
dengan oksidasi, 5) dengan adsorpsi lempung.
Pemilihan proses pengolahan untuk situasi kilang tertentu tergantung
pada keadaan alam fraksi minyak yang diolah dan spesifikasi yang diingini untuk
produk akhir atau produk menengah. Pada pengolahan produk-produk rigan
(straight-run), metoda pengolahan kimiawi telah menjadi hal yang tidak menarik
semenjak perkembangan proses hidrogen yang menjadi praktis sebagai suatu hasil
dari produk samping dari reforming katalis. Seiring dengan hal tersebut adalah
meningkatnya kebutuhan dan perkembangan lebih lanjut tentang proses

pemisahan gas-gas asam (H2S) untuk pembuatan sulfur. Sebaliknya fraksi-fraksi
perengkahan katalis tetap memakai pengolahan kimiawi, umumnya dengan variasi
pencucian soda.

1.2.

Rumusan Masalah
Yang menjadi pokok permasalahan pada makalah ini adalah :

1. Bagaimanakah proses–proses pemurnian minyak bumi ?
2. Apa saja tahapan dalam pemurnian minyak bumi?
3. Teknologi apa yang digunakan dalam pemurnian minyak bumi ?
4. Apa saja zat – zat pengotor yang terdapat dalam minyak bumi?
5. Bagaimana proses pengolahan minyak bumi sehingga dapat dimanfaatkan ?

1.3.

Tujuan
Tujuan mempelajari minyak bumi pada makalah ini adalah :

1. Mengetahui proses pembentukan terjadinya minyak bumi
2. Mengetahui tahapan dalam pemurnian minyak bumi
3. Mengetahui teknologi apa yang digunakan dalam pemurnian minyak bumi
4. Mengetahui zat – zat pengotor yang terdapat dalam minyak bumi
5. Mengetahui proses pengolahan minyak bumi sehingga dapat dimanfaatkan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Klasifikasi Tahapan pengolahan
2.1.1 Pengolahan dengan Soda Kaustik
Pengolahan produk-produk minyak bumi dengan soda adalah setua
industri minyak itu sendiri. Bau dan warna produk diperbaiki dengan memisahkan
asam-asam organik dan senyawa-senyawa sulfur seperti asam naftenik, merkaptan
sulfur, hidrogen sulfida, dan senyawa-senyawa fenol.
Salah satu contoh diagram alir proses soda dapat dilihat pada Gambar 1.

air

produk

Pencucian Air
umpan
drain
Pompa
Double
Seuction

soda
segar

drain

Gambar 1. Diagram Alir Pemurnian dengan Soda
Larutan soda bervariasi antara 5 – 20 % (berat), dipakai pada suhu 70 110 oF dan tekanan 5 - 40 psig. Suhu dan konsentrasi soda yang tinggi biasanya
dihindari, sebab akan membahayakan warna minyak dan kehilangan kestabilan

pada beberapa distilat. Nisbah soda terhadap produk pengolahan adalah 1 : 1
sampai 1 : 10. Proses-proses yang disertai dengan regenerasi soda sudah
sedemikian populer. Soda pencuci sangat sering dipakai sebagai pengolah
pendahuluan dari beberapa proses yang lain dengan maksud menghemat
pemakaian bahan kimia dan perlindungan katalis. Paten Amerika untuk
pengolahan minyak dengan soda telah lama dikeluarkan semenjak tahun 1863 dan
perbaikan-perbaikannya telah banyak dilakukan sampai hari ini.
Macam-macam proses pengolahan menggunakan soda adalah :
1. Pengolahan Tidak Regeneratif
a.

Pengolahan Sederhana dengan Soda

b. Pengolahan Polisulfida
2. Pengolahan Regeneratif
a. Proses Distilat Dua Lapis
b. Elektrolisa Merkaptan
c. Proses Gasolin Dua Lapis
d. Proses Ferosianida
e. Proses Mercapsol
f. Regeneratif Steam-Solutizer
g. Regenaratif udara-Solutizer
h. Regenaratif Tanin-Solutizer
i. Ekstraksi Merkaptan Unisol
Penggunaan soda kaustik dapat juga dipakai untuk pemurnian gas yang
mengandung senyawa-senyawa belerang dioksida (SO2) dan partikulat-partikulat
yang dilakukan dengan scrubber. Proses ini diaplikasikan pada unit pembakaran
bahan bakar cair (fuel oil) dan padat (batubara) pada ketel (boiler) untuk
pembuatan steam, seperti terlihat pada Gambar 2.

Gas masuk

Gas
keluar

Tanki
Soda

Gambar 2. Sistem Scrubbing Gas SO2
2.1.2 Pengolahan Tidak Regeneratif
a. Pengolahan Sederhana dengan Soda
Pengolahan dengan soda yang tidak regeneratif umumnya ekonomis
dipakai apabila kotoran-kotoran minyak berada dalam konsentrasi yang rendah
dan lumpur limbah tidak jadi masalah. H 2S dalam jumlah yang sangat sedikit
(trace) dapat dipisahkan dari gas cair dan gasolin ringan pada berbagai cara
memakai kalsium, amonium, atau larutan NaOH. Cara praktis yang umum dipakai
adalah menggunakan NaOH pada sistem pengolahan tunggal, dengan kontak yang
baik maka H2S dapat direduksi menjadi kurang dari 0,0001 % (berat) disertai
dengan pemisahan sebagian merkaptan. Gasolin rengkahan sering diolah untuk
memisahkan fenol dan merkaptan di dalam sistem dua atau tiga tingkat dengan
penyerap soda.
b. Pengolahan dengan Polisulfida
Proses ini adalah pengolahan kimia non-regeneratif untuk memisahkan
sulfur erlementer dari produk kilang cair. Larutan soda-polisulfida disiapkan
dengan cara melarutkan 1 lb Na2S dan 0,1 lb S2 ke dalam masing-masing satu
galon NaOH 15 oBe. Sulfur harus larut sempurna untuk menghindari kontaminasi
pada waktu pengolahan. Di dalam kilang, Na2S dapat disiapkan dengan

melewatkan H2S melalui larutan soda. Untuk pengolahan polisulfida biasanya
digunakan peralatan pencucian soda dengan suhu dijaga sekitar 120 oF. Peralatan
yang diperlukan antara lain pompa pencampur sentrifugal-pemasukan ganda
(double suction). Keluaran pompa dengan 60 % minyak dan 40 % polisulfida
akan menghasilkan efisiensi penarikan sulfur yang maksimum.

2.1.3 Pengolahan Regeneratif
Pengolahan soda dengan steam-regenerative dimaksudkan untuk
pemisahan secara langsung merkaptan dari gasolin ringan (straight run) seperti
terlihat pada Gambar 3.
Soda diregenerasi dengan menghembuskan steam ke dalam menara
stripping. Keadaan alamiah dan konsentrasi merkaptan yang dipisahkan dapat
mengatur jumlah dan suhu pengolahan. Soda secara perlahan-lahan akan menjadi
jelek karena akumulasi material yang tidak dapat dipisahkan dengan stripping.
Kualitas soda dijaga secara terus menerus dengan membuangnya dan
menggantinya dengan sejumlah kecil larutan soda baru.
gasolin
olahan

Packed
Tower

Merkaptan dan
steam

Steam
Stripper

umpan
gasolin ringan
steam

Gambar 3. Diagram Alir Pengolahan Soda Regeneratif
a. Proses Distilat Dua Lapis
Proses ini dilisensi oleh Mobil Oil Corp yang mengekstrak bahan-bahan
yang mengandung asam-asam organik (termasuk merkaptan) dari bahan bakar

distilat-distilat murni atau rengkahan menggunakan reagensia dua lapis. Bagan
alir proses ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Pada proses ini, diperbaiki stabilitas residu karbon, dan kompatibilitas
minyak-minyak distilat. Reagenesia secara terus menerus disiapkan di dalam
settler, yang dapat memisah menjadi campuran soda dan asam kresilat dengan
kondisi yang diawasi. Lapisan bawah adalah 42 – 50 % soda jenuh dengan garam
kresilat, dipakai untuk mengolah distilat. Settler juga melakukan pemisahan
distilat (lapisan atas) dan memisahkan kelebihan garam kresilat dan kotorankotoran (lapis tengah). Proses ini beroperasi pada suhu 130 oF dimana distilat dan
reagenesia bercampur dan mengalir ke dalam settler sehingga terjadi 3 lapis cairan
yang dipisahkan dengan bantuan koagulasi elektrik.
b. Proses Gasolin Dua Lapis
Proses ini dikembangkan dan dilisensi oleh Mobil Oil Corp, merupakan
proses yang regeneratif. Proses ini dipakai untuk mengekstrak merkaptan sulfur
dari LPG, gasolin dan nafta menggunakan reagensia dua lapis. Diagram alir
proses dapat dilihat pada Gambar 5.

Proses ini memperbaiki stabilitas, warna, dan kerentanan TEL dari bahan
bakar yang diolah. Reagensia disiapkan di dalam settler di bawah kondisi yang
dikontrol untuk dapat dipisah menjadi dua fasa yaitu campuran soda dan garam
asam kresilat. Fasa/lapisan atas adalah kalium atau natrium kresilat yang
digunakan sebagai pengolah gasolin. Gasolin yang bebas H2S dikontakkan dengan
larutan dua lapis (4 – 6 %) pada suhu 120 oF pada pengolahan dua tingkat. Proses
ini memerlukan 10 lb steam untuk setiap barel gasolin.

distilat
olahan
distilat
air

Settler

Settler
distilat
umpan
air
air

soda
segar

Pemekat
Soda

garam kresilat
& kotoran

Gambar 4. Diagram Alir Proses Distilat Dua Lapis
gasolin
olahan
reagensia yang telah diregenerasi

umpan
gasolin sour

Recycle soda

merkaptan
air
Reagensia bekas

Reagensia
yg di-strip

Gambar 5. Diagram Alir Proses Gasolin Dua Lapis

soda
segar

c. Elektrolisa Merkaptan
Proses ini dikembangkan oleh American Development Corp memakai
larutan soda (biasanya NaOH atau KOH) untuk mengekstrak merkaptan dari
produk-produk kilang. Suatu proses elektrolisa digunakan untuk meregenarasi
larutan. Pada pengolahan ini persoalan limbah diminimalkan dan penggunaan
reagensia dimaksimalkan.
Umpan minyak dicuci dengan soda untuk memisahkan H 2S dan
mengkontakkannya secara berlawanan arah dengan larutan yang sudah diolah di
dalam Menara Ekstraksi Merkaptan. Gasolin olahan keluar dari puncak menara.
Regensia bekas dari bawah menara dicampur dengan sedikit larutan yang telah
diregenerasi bersama dengan produk samping oksigen dari sel ADC. Campuran
ini disaring dan dipompakan ke dalam sel ADC untuk dielektrolisa. Aliran masuk
sel ADC dibagi dua, sebagian besar masuk ke anoda untuk memecah merkaptan
menjadi oksigen dan disulfida, dan sebagian lagi masuk ke katoda yang
menghasilkan hidrogen.
d. Proses Ferosianida
Proses ini adalah pengolahan kimiawi yang regeneratif untuk memisahkan
merkaptan dari nafta ringan (straight-run), LPG, dan gasolin memakai reagensia
soda-natrium ferosianida. Natrium ferosianida ditambahkan ke dalam larutan soda
konsentrasi rendah, yang apabila dikonversi menjadi ferisianida dapat berfungsi
sebagai oksidator baik dalam operasi ekstraksi maupun dalam regenerasi. Operasi
diatur sedemikian rupa sehingga gasolin bertemu dengan soda dan ferosianida
selama estraksi dan soda dengan ferisianida selama sweetening. Larutan bekas
(mengandung merkaptan dan ferosianida) dicampur dengan larutan segar
(mengandung ferisianida) dalam tanki pencampur. Larutan bebas sulfur keluar
dari menara dibagi menjadi dua aliran dimana salah satunya dikembalikan ke
dalam menara ekstraksi. Aliran lainnya dimasukkan kedalam elektrolizer untuk
merubah ferosianida menjadi ferisianida. Efluen dari elektrolizer sebagian dikirim
ke sweetening pada menara ekstraksi dan sebagian lagi bergabung dengan larutan
bekas.

e. Proses Mercapsol
Proses ini dikembangkan dan dilisensi oleh Purse Oil Co adalah suatu
proses pengolahan kimiawi yang regeneratif untuk mengekstrak merkaptan sulfur
(93 – 95 %) menggunakan larutan NaOH yang mengandung campuran kresol,
asam-asam, dan fenol sebagai promotor stabilisasi. Melalui pengolahan ini maka
minyak akan diperbaiki stabilitasnya, bau, dan kerentanannya terhadap TEL.
f. Regeneratif Steam–Solutizer
Proses pengolahan kimia ini dikembangkan oleh Shell Development Co
untuk ekstraksi merkaptan dari gasolin atau nafta dalam rangka spesifikasi bau
yang sedap (sweet) menggunakan “solutizer” (kalium isobutirat, kalium alkil
penolat, dsb.) dalam larutan basa kuat KOH. Suhu pengolahan adalah 100 oF.
Regenerasi dilakukan dengan steam pada suhu 270 oF pada kolom stripping.
Steam dan merkaptan dikondensasi dan dipisahkan, sedangkan laurtan solutizer
yang telah diregenerasi dikembalikan kedalam ekstraktor. Konsumsi larutan ini
adalah 10 -

30 lb per barel gasolin yang diolah. Proses ini mula-mula

dikembangkan pada tahun 1939, unit pertama beroperasi di kilang Shell Oil Co di
Wood River-Illinois pada 1940.
g. Regeneratif Udara – Solutizer
Proses ini dikembangkan dan dilisensi oleh Shell Development Co,
digunakan untuk pemisahan merkaptan dari gasolin berat. Proses ini identik
dengan Regeneratif Steam-Solutizer kecuali pada langkah regenerasi yang
menggunakan udara bebas CO2. Larutan solutizer bekas yang bebas gasolin
dikontakkan dengan udara dalam kolom aerator pada suhu 160 oF dan tekanan 40
- 100 psig selama

10 - 20 menit. Disulfida yang terbentuk karena oksidasi

merkaptan diekstraksi dengan nafta pencuci. Larutan solutizer yang telah
diregenerasi ini dilewatkan melalui filter untuk memisahkan sisa produk oksidasi
(trace) sebelum di-recycle ke menara ekstraktor.

h. Regeneratif Solutizer–Tannin
Proses ini merupakan variasi dari regeneratif udara–solutizer untuk
mengekstrak merkaptan dari gasolin menggunakan tanin sebagai katalis oksidasi
pada langkah regenerasinya. Langkah ekstraksi dilakukan pada suhu 110 - 130 oF
dan dimasukkan ke dalam kolom regenerasi. Melalui hembusan udara maka
merkaptan dioksidasi menjadi disulfida karena adanya tanin sebagai katalis.
Adanya tannin dalam larutan solutizer juga akan membantu konversi merkaptan di
dalam gasolin menjadi disulfida. Proses ini dikembangkan oleh Mobil Oil Corp
bekerja sama dengan Shell Development Co. Larutan solutizer dbuat oleh Shell,
sedangkan teknik regenerasi udara dengan katalis tanin dikembangkan oleh
Socony.
i. Ekstraksi Merkaptan Unisol
Proses ini dikembangkan oleh Atlantic Refining Co dan dilisensi oleh
UOP Co. Unisol adalah proses kimia regeneratif untuk ekstraksi merkaptan sulfur
dan beberapa senyawa nitrogen yang ada dalam gasolin masam atau distilatdistilat. Pada proses ini digunakan larutan NaOH atau KOH yang mengandung
metanol sebagai pelarut. Pemisahan merkaptan dari gasolin hampir sempurna (99
%+) disertai dengan perbaikan kerentanan TEL dan stabilitas produk. Distilatdistilat (minyak pemanas, dsb) diperbaiki bau dan stabilitasnya dengan pemisahan
merkaptan 95 %+.
Langkah ekstraksi pada suhu 100 oF dimana soda masuk dari atas menara
dan metanol dari tengah-tengah menara. Soda bekas diregenerasi dalam menara
stripping pada suhu 290 - 300 oF dimana metanol, air, dan merkaptan dipisahkan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.

metanol

gasolin olahan
Separator

merkaptan

Utanki
Metanol

Ekstraktor
metanol

Stripper
Metanol

steam
umpan
gasolin

air

Stripper
Soda

metanol

Gambar 6. Diagram Alir Ekstraksi Unisol
2.2 Pengolahan dengan Asam dan Lempung
2.2.1 Pengolahan dengan Asam
Minyak mentah dan distilat-distilat menengah lainnya diolah dengan
senyawa kimia tertentu untuk memperbaiki sifat-sifatnya seperti stabilitas
terhadap cahaya, bau, kandungan sulfur, dan jumlah bahan-bahan aspaltik.
Pemurnian dengan menggunakan asam, sama halnya dengan pemurnian
menggunakan soda kaustik merupakan cara pemurnian yang telah digunakan
semenjak industri perminyakan ada. Bermacam-macam asam dapat digunakan
seperti HF, HCl, HNO3, H3PO4, tetapi yang lebih umum digunakan adalah asam
sulfat (H2SO4) karena mempunyai kelebihan yaitu dapat menyerap sulfur,
mengendapkan aspal dan menghilangkan bau yang tidak enak.
Pemurnian dengan asam sulfat merupakan pemurnian secara kimia, baik
secara kontinyu maupun secara batch. Reaksi antara asam dengan hidrokarbon
sangat kompleks, umumnya membentuk ester dan polimer, sebagai berikut :
RSH – CH2 + H2SO4

RCH2CH2SO4H

RSH – CH2

R[ -CH.CH2 -]n

Ester-ester yang terbentuk larut dalam asam, tetapi ia hanya sedikit larut dan sulit
dihidrolisis dengan air, dan pada akhirnya produk yang dihasilkan masih
mengandung sulfur.
Macam-macam proses pengolahan dengan asam adalah :
1. Pengolahan dengan Asam Sulfat
2. Proses Nalfining
a. Pengolahan dengan Asam Sulfat
Pengolahan dengan asam sulfat adalah proses pengolahan secara kimia
baik dengan cara batch ataupun kontinyu dipakai untuk memisahkan sulfur,
mengendapkan bahan-bahan yang mengandung aspal, dan memperbaiki stabilitas,
warna, dan bau dari sejumlah produk-produk kilang. Kebutuhan/jumlah asam
sulfat yang dipakai dan kondisi operasi serta umpan yang diolah dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1 Kualitas dan Kondisi Pemurnian dengan Asam
Konsent
(%)
93
93 – 98
93 – 103
80

Dosis
(lb /
barrel)
1 – 15
0 – 60
2
maks 8

Fraksi yang
Diolah

Suhu
(oF)

Kerosin
Pelumas
Gasolin
Min. Bakar
Min. Transport
Distilat (tekan)

90 - 135
110 - 180
65 - 60

Kotoran yang
Disisihkan
Gab. Sulfur
Ter
Sulfur

Waktu
Kontak
(men)
30 – 40
10