LAPORAN PRAKTIKUM dan laju reaksi.docx
LAPORAN PRAKTIKUM
MENENTUKAN ORDE REAKSI PADA LAJU
REAKSI
OLEH:
NAMA
: NI MADE MEGANTARI
NIM
: 1613031018
KELAS
: IIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
MARET 2017
MENENTUKAN ORDE REAKSI PADA LAJU REAKSI
I.
Tujuan
a. Menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju reaksi
melalui percobaan.
b. Menentukan orde reaksi melalui percobaan.
II.
Dasar Teori
Perubahan
konsentrasi
zat
dalam
reaksi
kimia
biasanya
mempengaruhi laju reaksi. Persamaan laju reaksi menunjukkan efek
ini secara matematis. Orde reaksi adalah bagian dari persamaan laju
reaksi.
Pada dasarnya, ada beberapa metode sederhana dalam mengukur
tingkat reaksi. Beberapa telah dipelajari dalam diskusi sebelumnya.
Namun, metode ini hanya digunakan untuk mengukur laju reaksi ratarata. Untuk pemanfaatan yang lebih formal, tingkat reaksi biasanya
diukur pada waktu tertentu, sehingga disebut laju reaksi sementara.
Dalam hal ini, konsep laju reaksi sementara diperlukan karena
perhitungan laju reaksi rata-rata biasanya menghasilkan nilai yang
tidak akurat. Jadi persamaan laju reaksi digunakan untuk mewakili laju
reaksi sementara reaksi kimia.
laju reaksi dapat direpresentasikan dalam bentuk persamaan laju
reaksi berdasarkan konsentrasi reaktan. Umumnya, laju reaksi hanya
tergantung pada konsentrasi awal reaktan yang dapat ditentukan
melalui percobaan. Untuk reaksi aA + bB → cC + dD, maka
persamaan laju reaksi dapat direpresentasikan sebagai berikut.
v = k[A]x[B]y
Dimana:
v
= laju reaksi
k
= konstanta laju reaksi
[A]
= konsentrasi reaktan A
[B]
= konsentrasi reaktan B
x
= orde reaksi A
y
= orde reaksi B
x + y = orde reaksi total
III.
Alat dan Bahan
a. Alat
No Nama
1. Stopwatch
Jumlah
1 buah
Fungsi
Untuk
menghitung
waktu
yang
dibutuhkan
campuran
untuk
bereaksi
2.
Spatula
1 buah
hingga
Untuk
sempurna
mengambil
bahan kimia padat
3.
4.
Gelas ukur
2 buah
(Na2S2O3)
Untuk
mengukur
25 mL
larutan yang akan
Erlenmeyer
digunakan
Untuk mereaksikan
1 buah
Na2S2O3 dan HCl
yang akan dihitung
5.
Pipet
1 buah
laju reaksinya.
Untuk
mengambil
Volumetric
larutan
10 mL
ukur
dari
labu
kemudian
dipindahkan ke gelas
kimia, serta untuk
mengukur
6.
Gelas kimia
100 mL
4 buah
volume
larutan tersebut.
Sebagai
tempat
untuk
meletakkankan
larutan yang akan
7.
Labu takar/ 2 buah
digunakan.
Sebagai
ukur
ketika
100
mL
tempat
membuat
latutan, serta ketika
mengencekan
8.
9.
Neraca
Cawan petri
1 buah
larutan.
Untuk menimbang
1 buah
zat yang digunakan.
Sebagai
tempat
untuk
zat
10
Kertas
1 lembar
meletakkan
yang
akan
ditimbang massanya.
Sebagai media untuk
.
membuat
11
silang.
Untuk menandai zat
Kertas label
1 lembar
.
tanda
dan membedakan zat
yang
satu
dengan
yang lain.
b. Bahan
N
Nama
Jumlah
Fungsi
o
1.
Larutan HCl
10 mL
Sebagai larutan yang
(1 M; 2M)
digunakan
menghitung
2.
3.
Larutan
10 mL
digunakan
M; 0,2M)
menghitung
200 mL
laju
reaksi yang terjadi.
Sebagai larutan yang
Na2S2O3 (0,1
Aquades
untuk
untuk
laju
reaksi yang terjadi.
Melarutkan Na2S2O3
dan
mengencerkan
larutan HCl
IV.
Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan
No.
1.
Prosedur Kerja
Disiapkan alat dan bahan
Hasil Pengamatan
Alat dan bahan disiapkan.
Larutan Na2S2O3 0,1 M dibuat
dengan menggunakan padatan
Na2S2O3 dengan massa padatan
1,58 gram dan dilarutkan dalam
aquades sebanyak 100 mL.
Gambar 1. Padatan Na2S2O3 ditimbang
Gambar 2. Larutan Na2S2O3 0,1 M
Gambar 3. Larutan HCl 1 M
Gambar 4. Larutan Na2S2O3 0,2 M
Gambar 5. Larutan HCl 1 M
2.
Sebanyak 10 mL larutan Volume larutan Na2S2O3 0,1 M
Na2S2O3
0,1
dimasukkan
ke
Erlenmeyer.
M
terlebih dahulu diukur.
dalam Volume larutan Na2S2O3 0,1 M
adalah 10 mL.
Warna larutan Na2S2O3 0,1 M
bening tidak berwarna.
Gambar 6. Larutan Na2S2O3
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
3.
Erlenmeyer yang berisi Erlenmeyer diletakkan di atas
larutan Na2S2O3 0,1 M
kertas yang berisi tanda silang.
diletakkan di atas kertas Tanda silang terlihat jelas.
yang berisi tanda silang.
Gambar 7. Larutan Na2S2O3 diletakkan
di atas tanda silang.
4.
Larutan
HCl
1
M Warna larutan HCl 1 M bening
dicampurkan ke dalam
tidak berwarna.
Erlenmeyer yang berisi Setelah
larutan Na2S2O3 0,1 M
dimasukkan,
yang diletakkan di atas
campuran
kertas yang berisi tanda
mengkeruh.
silang.
larutan
warna
HCl
larutan
perlahan-lahan
Tanda silang masih terlihat jika
diamati dari atas Erlenmeyer.
Gambar 8. Larutan HCl dicampurkan
ke dalam Erlenmeyer
5.
Waktu yang diperlukan Tanda silang menghilang pada
sampai
tanda
silang
detik ke-130.
menghilang diukur.
Gambar 9. Tanda silang tidak terlihat
Gambar 10. Waktu yang dibutuhkan
agar tanda silang hilang
6.
Langkah
1 sampai 5 Volume larutan Na2S2O3 0,1 M
diulangi
dengan
menggunnakan
larutan Volume larutan Na2S2O3 0,1 M
Na2S2O3
0,1
M
larutan HCl 2 M.
dan
terlebih dahulu diukur.
adalah 10 mL.
Warna larutan Na2S2O3 0,1 M
bening tidak berwarna.
Warna larutan HCl 2 M bening
tidak berwarna.
Setelah
larutan
dimasukkan,
HCl
warna
2
M
larutan
campuran
perlahan-lahan
mengkeruh. Tanda silang masih
terlihat jika diamati dari atas
Erlenmeyer.
Tanda silang menghilang pada
detik ke-88.
Gambar 11. Waktu yang dibutuhkan
agar tanda silang hilang
7.
Langkah
1 sampai 5 Volume larutan Na2S2O3 0,2 M
diulangi
dengan
menggunnakan
larutan Volume larutan Na2S2O3 0,2 M
Na2S2O3
0,2
M
larutan HCl 2 M.
dan
terlebih dahulu diukur.
adalah 10 mL.
Warna larutan Na2S2O3 0,2 M
bening tidak berwarna.
Warna larutan HCl 2 M bening
tidak berwarna.
Setelah larutan HCl 2 HCl
dimasukkan,
campuran
warna
larutan
perlahan-lahan
mengkeruh. Tanda silang masih
terlihat jika diamati dari atas
Erlenmeyer.
Tanda silang menghilang pada
detik
ke-
38.
Gambar 12. Waktu yang
dibutuhkan agar tanda silang
hilang
V.
ANALISIS DATA
1. Pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju reaksi.
a. Data percobaan pengaruh konsentrasi terhadap waktu
No
1
Na2S2O3
0.1 M
HCl
1M
Time (s)
130 detik
2
0.1 M
2M
88 detik
3
0.2 M
2M
38 detik
1/time (s)
1
=¿
130 0.007
1
=¿
88 0.011
1
=¿
38 0.026
Grafk Pengaruh Konsentrasi (Na2S2O3) Terhadap Laju Reaksi
0.2
0.1
0.01
0.1
0.01
0.02
0.02
0.03
0.03
Grafik 1. Pengaruh Konsentrasi (Na2S2O3) terhadap laju reaksi
Grafk Pengaruh Konsentrasi (HCl) Terhadap Laju Reaksi
2
2
1
0.01
0.01
0.02
0.02
0.03
0.03
Grafik 2. Pengaruh Konsentrasi (HCl) terhadap laju reaksi
2. Penentuan orde reaksi pada laju reaksi.
Orde untuk
1
V=
t
x
V 1 k [ Na 2 S2 O 3 ] [ HCl ] y
V 2 = k [ Na 2 S2 O 3 ] x [ HCl ] y
1
x
y
130 [ 0.1 ] [ 1 ]
1 = [ 0.1 ]x x [ 2 ] y
88
88
=(0.5) y
130
log 0.67=log 0.5 y
log 0.67= y log 0.5
log 0.67
log 0.5
−0.17
y=
−0.30
y=
y=0.56
Orde untuk
1
V=
t
x
V 2 k [ Na 2 S2 O 3 ] [ HCl ] y
=
V 3 k [ Na 2 S2 O 3 ] x [ HCl ] y
1
x
y
88 [ 0.1 ] [ 2 ]
=
x
1 [ 0.2 ]x [ 2 ] y
38
38
=(0.5) x
88
log 0.43=log 0.5 x
log 0.43=x log0.5
x=
log 0.43
log 0.5
x=
−0.36
−0.30
x=1.2
Orde total
¿ x+ y
¿ 1.2+0.56
¿ 1.76
V 1=k [Na 2 S 2 O3] x [ HCl] y
0.007=k (0.1) 1.2(1)0.56
0.007=k ( 0.63) x (1)
0.007
k=
0.63
k =0.01
Jadi, persamaan laju reaksinya
V =k [ Na2 S 2O 3] x [HCl] y
V =0.01 x (0.1)1.2(1) 0.56
V =0.01 x (0.63)(1)
¿ 0.0063
VI.
Pembahasan
Laju reaksi merupakan cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung.
Laju reaksi dapat diartikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan
persatuan waktu. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju
reaksi. Factor tersebut antara lain konsentrasi pereaksi, luas
permukaan, sentuhan, suhu dan katalis. Namun, percobaan kali ini
hanya membahas tentang pengaruh perubahan konsentrasi terhadap
laju reaksi.
Konsentrasi sangat berpengaruh terhadap laju reaksi. Pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi yaitu semakin tinggi konsentrasi
larutan maka semakin cepat laju reaksinya. Sebaliknya semakin kecil
konsentrasi larutan maka semakin lambat laju reaksinya. Berdasarkan
teori tumbukan bila pereaksi bertambah, maka jumlah partikel-partikel
yang bertumbukan akan semakin banyak/meningkat. Dengan demikian
jarak antara partikel.zat tersebut menjadi lebih dekat dan jumlah
tumbukkan efektif juga akan meningkat. Hal ini berarti terjadi
peningkatan laju suatu reaksi. Dan sebaliknya, jika konsentrasi
berkurang, maka tumbukan akan sedikit dan laju reaksi juga akan
berkurang.
Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang
mempengaruhi kecepatan reaksi. Penentuan orde reaksi tidak dapat
diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan
berdasarkan percobaan. Orde reaksi satu adalah reaksi kimia yang
berbanding lurus dengan konsentrasi. Orde reaksi nol adalah reaksi
yang tidak mempengaruhi laju reaksi. Reaksi orde dua adalah reaksi
dimana jika laju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi
pereaksi itu.
Tujuan dilakukan percobaan ini adalah untuk menjelaskan
pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju reaksi melalui percobaan
dan menentukan orde reaksi melalui percobaan. Larutan yang
digunakan adalah larutan Na2S2O3 dan HCl. Persamaan reaksi antara
kedua larutan tersebut yaitu:
Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq)→ 2NaCl(aq) + SO2(g) + S(s) + H2O(l)
Untuk menentukan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dan
orde reaksi dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan.
Padatan Na2S2O3 ditimbang dengan massa padatan 1,58 gram dan
dilarutkan dalam aquades sebanyak 100 mL. dibuat larutan Na2S2O3
dengan dua konsentrasi yang berbeda yaitu 0,1 M dan 0,2 M. disiapkan
pula larutan HCl dengan dua konsentrasi yang berbeda yaitu 1 M dan 2
M.
Sebanyak 10 mL larutan Na2S2O3 0,1 M dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer. Larutan Na2S2O3 tidak berwarna. Setelah itu Erlenmeyer
tersebut diletakkan di atas kertas yang sudah dituliskan tanda silang.
Lalu dimasukkan larutan HCl 1 M perlahan-lahan ke Erlenmeyer tadi.
Ketika larutan HCl dimasukkan mulai di nyalakan stopwatch dan
dihitung berapa lama waktu yang dibutuhkan kedua larutan tersebut
bereaksi hingga larutan menjadi keruh dan tanda silang tidak terlihat
lagi. Setelah pengukuran ternyata waktu yang dibutuhkan yaitu 130
sekon. Percobaan tersebut diulang kembali dengan konsentrasi yang
berbeda yaitu pada percobaan kedua menggunakan larutan Na2S2O3 0,1
M dicampur dengan larutan HCl 2 M ternyata waktu yang dibutuhkan
yaitu 88 detik. Untuk percobaan ketiga menggunakan larutan Na2S2O3
0,2 M dicampur dengan larutan HCl 2 M ternyata waktu yang
dibutuhkan yaitu 38 detik.
Dari percobaan
yang telah
dilakukan
ternyata
perubahan
konsentrasi berpengaruh terhadap laju reaksi. Yaitu semakin tinggi
konsentrasi larutan
maka semakin cepat pula laju reaksinya.
Sebaliknya, semakin rendah konsentrasi larutan maka semakin lambat
reaksi laju reaksinya.
Penentuan orde reaksi harus dilakukan melalui percobaan. Orde
reaksi dapat ditentukan dengan megetahui 1/waktu yang didapatkan
melalui percobaan yang dilakukan. Waktu yang diperlukan dalam
setiap reaksi tentunya tidak akan sama antara reaksi yang satu dengan
yang lain sehingga perlu dilakukan percobaan. Waktu tersebut
menandakan laju reaksi yang terjadi apakah cepat atau lambat. Dengan
mengetahui laju reaksinya maka kita akan dapat mengetahui orde
reaksi yang didapat melalui perhitungan.
Berdasarkan analisis data didapatkan orde reaksi dari larutan HCl
yaitu sebesar 0.56. Orde reaksi dari larutan Na2S2O3 yaitu sebesar 1.2.
Maka orde reaksi total yaitu 1.76.
VII.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa perubahan konsentrasi berpengaruh terhadap laju reaksi. Yaitu
semakin tinggi konsentrasi larutan
maka semakin cepat pula laju
reaksinya. Sebaliknya, semakin rendah konsentrasi larutan maka
semakin lambat reaksi laju reaksinya.
Berdasarkan analisis data didapatkan orde reaksi dari larutan HCl
yaitu sebesar 0.56. Orde reaksi dari larutan Na2S2O3 yaitu sebesar 1.2.
Maka orde reaksi total yaitu 1.76.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas: Asas dan Struktur Jilid I Edisi 5. Alih
bahasa: Sukmanah, Ramiarti, Anas dan Sally. Jakarta: Binarupa Aksara
Subagia, I Wayan & Sya’ban, Suheimi. 2005. Materi PraktikumKimia Dasar I.
Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.
IX.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Tuliskan persamaan reaksi antara Na2S2O3(aq) dan HCl(aq)!
2. Jelaskan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi!
3. Apakah yang dimaksud dengan orde reaksi? Jelaskan secara
singkat!
4. Mengapa penentuan orde reaksi harus dilakukan melalui
percobaan?
Jawab:
1. Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq)→ 2NaCl(aq) + SO2(g) + S(s) + H2O(l)
2. Konsentrasi memiliki pengaruh yang penting bagi laju reaksi. Pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi yaitu semakin tinggi konsentrasi larutan
maka semakin cepat laju reaksinya. Sebaliknya semakin kecil konsentrasi
larutan maka semakin lambat laju reaksinya. Berdasarkan teori tumbukan
bila
pereaksi
bertambah,
maka
jumlah
partikel-partikel
yang
bertumbukan akan semakin banyak/meningkat. Dengan demikian jarak
antara partikel.zat tersebut menjadi lebih dekat dan jumlah tumbukkan
efektif juga akan meningkat. Hal ini berarti terjadi peningkatan laju suatu
reaksi. Dan sebaliknya, jika konsentrasi berkurang, maka tumbukan akan
sedikit dan laju reaksi juga akan berkurang.
3. Orde reaksi merupakan pangkat perubahan konsentrasi terhadap
perubahan laju. Macam-macam orde reaksi yaitu
o rde reaksi satu
adalah reaksi kimia yang berbanding lurus dengan konsentrasi.
Orde reaksi nol adalah reaksi yang tidak mempengaruhi laju reaksi.
Reaksi orde dua adalah reaksi dimana jika laju reaksi merupakan
pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu
4. Penentuan orde reaksi harus dilakukan melalui percobaan. Orde
reaksi
dapat
ditentukan
dengan
megetahui
1/waktu
yang
didapatkan melalui percobaan yang dilakukan. Waktu yang
diperlukan dalam setiap reaksi tentunya tidak akan sama antara
reaksi yang satu dengan yang lain sehingga perlu dilakukan
percobaan. Waktu tersebut menandakan laju reaksi yang terjadi
apakah cepat atau lambat. Dengan mengetahui laju reaksinya maka
kita akan dapat mengetahui orde reaksi yang didapat melalui
perhitungan.
MENENTUKAN ORDE REAKSI PADA LAJU
REAKSI
OLEH:
NAMA
: NI MADE MEGANTARI
NIM
: 1613031018
KELAS
: IIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
MARET 2017
MENENTUKAN ORDE REAKSI PADA LAJU REAKSI
I.
Tujuan
a. Menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju reaksi
melalui percobaan.
b. Menentukan orde reaksi melalui percobaan.
II.
Dasar Teori
Perubahan
konsentrasi
zat
dalam
reaksi
kimia
biasanya
mempengaruhi laju reaksi. Persamaan laju reaksi menunjukkan efek
ini secara matematis. Orde reaksi adalah bagian dari persamaan laju
reaksi.
Pada dasarnya, ada beberapa metode sederhana dalam mengukur
tingkat reaksi. Beberapa telah dipelajari dalam diskusi sebelumnya.
Namun, metode ini hanya digunakan untuk mengukur laju reaksi ratarata. Untuk pemanfaatan yang lebih formal, tingkat reaksi biasanya
diukur pada waktu tertentu, sehingga disebut laju reaksi sementara.
Dalam hal ini, konsep laju reaksi sementara diperlukan karena
perhitungan laju reaksi rata-rata biasanya menghasilkan nilai yang
tidak akurat. Jadi persamaan laju reaksi digunakan untuk mewakili laju
reaksi sementara reaksi kimia.
laju reaksi dapat direpresentasikan dalam bentuk persamaan laju
reaksi berdasarkan konsentrasi reaktan. Umumnya, laju reaksi hanya
tergantung pada konsentrasi awal reaktan yang dapat ditentukan
melalui percobaan. Untuk reaksi aA + bB → cC + dD, maka
persamaan laju reaksi dapat direpresentasikan sebagai berikut.
v = k[A]x[B]y
Dimana:
v
= laju reaksi
k
= konstanta laju reaksi
[A]
= konsentrasi reaktan A
[B]
= konsentrasi reaktan B
x
= orde reaksi A
y
= orde reaksi B
x + y = orde reaksi total
III.
Alat dan Bahan
a. Alat
No Nama
1. Stopwatch
Jumlah
1 buah
Fungsi
Untuk
menghitung
waktu
yang
dibutuhkan
campuran
untuk
bereaksi
2.
Spatula
1 buah
hingga
Untuk
sempurna
mengambil
bahan kimia padat
3.
4.
Gelas ukur
2 buah
(Na2S2O3)
Untuk
mengukur
25 mL
larutan yang akan
Erlenmeyer
digunakan
Untuk mereaksikan
1 buah
Na2S2O3 dan HCl
yang akan dihitung
5.
Pipet
1 buah
laju reaksinya.
Untuk
mengambil
Volumetric
larutan
10 mL
ukur
dari
labu
kemudian
dipindahkan ke gelas
kimia, serta untuk
mengukur
6.
Gelas kimia
100 mL
4 buah
volume
larutan tersebut.
Sebagai
tempat
untuk
meletakkankan
larutan yang akan
7.
Labu takar/ 2 buah
digunakan.
Sebagai
ukur
ketika
100
mL
tempat
membuat
latutan, serta ketika
mengencekan
8.
9.
Neraca
Cawan petri
1 buah
larutan.
Untuk menimbang
1 buah
zat yang digunakan.
Sebagai
tempat
untuk
zat
10
Kertas
1 lembar
meletakkan
yang
akan
ditimbang massanya.
Sebagai media untuk
.
membuat
11
silang.
Untuk menandai zat
Kertas label
1 lembar
.
tanda
dan membedakan zat
yang
satu
dengan
yang lain.
b. Bahan
N
Nama
Jumlah
Fungsi
o
1.
Larutan HCl
10 mL
Sebagai larutan yang
(1 M; 2M)
digunakan
menghitung
2.
3.
Larutan
10 mL
digunakan
M; 0,2M)
menghitung
200 mL
laju
reaksi yang terjadi.
Sebagai larutan yang
Na2S2O3 (0,1
Aquades
untuk
untuk
laju
reaksi yang terjadi.
Melarutkan Na2S2O3
dan
mengencerkan
larutan HCl
IV.
Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan
No.
1.
Prosedur Kerja
Disiapkan alat dan bahan
Hasil Pengamatan
Alat dan bahan disiapkan.
Larutan Na2S2O3 0,1 M dibuat
dengan menggunakan padatan
Na2S2O3 dengan massa padatan
1,58 gram dan dilarutkan dalam
aquades sebanyak 100 mL.
Gambar 1. Padatan Na2S2O3 ditimbang
Gambar 2. Larutan Na2S2O3 0,1 M
Gambar 3. Larutan HCl 1 M
Gambar 4. Larutan Na2S2O3 0,2 M
Gambar 5. Larutan HCl 1 M
2.
Sebanyak 10 mL larutan Volume larutan Na2S2O3 0,1 M
Na2S2O3
0,1
dimasukkan
ke
Erlenmeyer.
M
terlebih dahulu diukur.
dalam Volume larutan Na2S2O3 0,1 M
adalah 10 mL.
Warna larutan Na2S2O3 0,1 M
bening tidak berwarna.
Gambar 6. Larutan Na2S2O3
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
3.
Erlenmeyer yang berisi Erlenmeyer diletakkan di atas
larutan Na2S2O3 0,1 M
kertas yang berisi tanda silang.
diletakkan di atas kertas Tanda silang terlihat jelas.
yang berisi tanda silang.
Gambar 7. Larutan Na2S2O3 diletakkan
di atas tanda silang.
4.
Larutan
HCl
1
M Warna larutan HCl 1 M bening
dicampurkan ke dalam
tidak berwarna.
Erlenmeyer yang berisi Setelah
larutan Na2S2O3 0,1 M
dimasukkan,
yang diletakkan di atas
campuran
kertas yang berisi tanda
mengkeruh.
silang.
larutan
warna
HCl
larutan
perlahan-lahan
Tanda silang masih terlihat jika
diamati dari atas Erlenmeyer.
Gambar 8. Larutan HCl dicampurkan
ke dalam Erlenmeyer
5.
Waktu yang diperlukan Tanda silang menghilang pada
sampai
tanda
silang
detik ke-130.
menghilang diukur.
Gambar 9. Tanda silang tidak terlihat
Gambar 10. Waktu yang dibutuhkan
agar tanda silang hilang
6.
Langkah
1 sampai 5 Volume larutan Na2S2O3 0,1 M
diulangi
dengan
menggunnakan
larutan Volume larutan Na2S2O3 0,1 M
Na2S2O3
0,1
M
larutan HCl 2 M.
dan
terlebih dahulu diukur.
adalah 10 mL.
Warna larutan Na2S2O3 0,1 M
bening tidak berwarna.
Warna larutan HCl 2 M bening
tidak berwarna.
Setelah
larutan
dimasukkan,
HCl
warna
2
M
larutan
campuran
perlahan-lahan
mengkeruh. Tanda silang masih
terlihat jika diamati dari atas
Erlenmeyer.
Tanda silang menghilang pada
detik ke-88.
Gambar 11. Waktu yang dibutuhkan
agar tanda silang hilang
7.
Langkah
1 sampai 5 Volume larutan Na2S2O3 0,2 M
diulangi
dengan
menggunnakan
larutan Volume larutan Na2S2O3 0,2 M
Na2S2O3
0,2
M
larutan HCl 2 M.
dan
terlebih dahulu diukur.
adalah 10 mL.
Warna larutan Na2S2O3 0,2 M
bening tidak berwarna.
Warna larutan HCl 2 M bening
tidak berwarna.
Setelah larutan HCl 2 HCl
dimasukkan,
campuran
warna
larutan
perlahan-lahan
mengkeruh. Tanda silang masih
terlihat jika diamati dari atas
Erlenmeyer.
Tanda silang menghilang pada
detik
ke-
38.
Gambar 12. Waktu yang
dibutuhkan agar tanda silang
hilang
V.
ANALISIS DATA
1. Pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju reaksi.
a. Data percobaan pengaruh konsentrasi terhadap waktu
No
1
Na2S2O3
0.1 M
HCl
1M
Time (s)
130 detik
2
0.1 M
2M
88 detik
3
0.2 M
2M
38 detik
1/time (s)
1
=¿
130 0.007
1
=¿
88 0.011
1
=¿
38 0.026
Grafk Pengaruh Konsentrasi (Na2S2O3) Terhadap Laju Reaksi
0.2
0.1
0.01
0.1
0.01
0.02
0.02
0.03
0.03
Grafik 1. Pengaruh Konsentrasi (Na2S2O3) terhadap laju reaksi
Grafk Pengaruh Konsentrasi (HCl) Terhadap Laju Reaksi
2
2
1
0.01
0.01
0.02
0.02
0.03
0.03
Grafik 2. Pengaruh Konsentrasi (HCl) terhadap laju reaksi
2. Penentuan orde reaksi pada laju reaksi.
Orde untuk
1
V=
t
x
V 1 k [ Na 2 S2 O 3 ] [ HCl ] y
V 2 = k [ Na 2 S2 O 3 ] x [ HCl ] y
1
x
y
130 [ 0.1 ] [ 1 ]
1 = [ 0.1 ]x x [ 2 ] y
88
88
=(0.5) y
130
log 0.67=log 0.5 y
log 0.67= y log 0.5
log 0.67
log 0.5
−0.17
y=
−0.30
y=
y=0.56
Orde untuk
1
V=
t
x
V 2 k [ Na 2 S2 O 3 ] [ HCl ] y
=
V 3 k [ Na 2 S2 O 3 ] x [ HCl ] y
1
x
y
88 [ 0.1 ] [ 2 ]
=
x
1 [ 0.2 ]x [ 2 ] y
38
38
=(0.5) x
88
log 0.43=log 0.5 x
log 0.43=x log0.5
x=
log 0.43
log 0.5
x=
−0.36
−0.30
x=1.2
Orde total
¿ x+ y
¿ 1.2+0.56
¿ 1.76
V 1=k [Na 2 S 2 O3] x [ HCl] y
0.007=k (0.1) 1.2(1)0.56
0.007=k ( 0.63) x (1)
0.007
k=
0.63
k =0.01
Jadi, persamaan laju reaksinya
V =k [ Na2 S 2O 3] x [HCl] y
V =0.01 x (0.1)1.2(1) 0.56
V =0.01 x (0.63)(1)
¿ 0.0063
VI.
Pembahasan
Laju reaksi merupakan cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung.
Laju reaksi dapat diartikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan
persatuan waktu. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju
reaksi. Factor tersebut antara lain konsentrasi pereaksi, luas
permukaan, sentuhan, suhu dan katalis. Namun, percobaan kali ini
hanya membahas tentang pengaruh perubahan konsentrasi terhadap
laju reaksi.
Konsentrasi sangat berpengaruh terhadap laju reaksi. Pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi yaitu semakin tinggi konsentrasi
larutan maka semakin cepat laju reaksinya. Sebaliknya semakin kecil
konsentrasi larutan maka semakin lambat laju reaksinya. Berdasarkan
teori tumbukan bila pereaksi bertambah, maka jumlah partikel-partikel
yang bertumbukan akan semakin banyak/meningkat. Dengan demikian
jarak antara partikel.zat tersebut menjadi lebih dekat dan jumlah
tumbukkan efektif juga akan meningkat. Hal ini berarti terjadi
peningkatan laju suatu reaksi. Dan sebaliknya, jika konsentrasi
berkurang, maka tumbukan akan sedikit dan laju reaksi juga akan
berkurang.
Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang
mempengaruhi kecepatan reaksi. Penentuan orde reaksi tidak dapat
diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan
berdasarkan percobaan. Orde reaksi satu adalah reaksi kimia yang
berbanding lurus dengan konsentrasi. Orde reaksi nol adalah reaksi
yang tidak mempengaruhi laju reaksi. Reaksi orde dua adalah reaksi
dimana jika laju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi
pereaksi itu.
Tujuan dilakukan percobaan ini adalah untuk menjelaskan
pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju reaksi melalui percobaan
dan menentukan orde reaksi melalui percobaan. Larutan yang
digunakan adalah larutan Na2S2O3 dan HCl. Persamaan reaksi antara
kedua larutan tersebut yaitu:
Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq)→ 2NaCl(aq) + SO2(g) + S(s) + H2O(l)
Untuk menentukan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dan
orde reaksi dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan.
Padatan Na2S2O3 ditimbang dengan massa padatan 1,58 gram dan
dilarutkan dalam aquades sebanyak 100 mL. dibuat larutan Na2S2O3
dengan dua konsentrasi yang berbeda yaitu 0,1 M dan 0,2 M. disiapkan
pula larutan HCl dengan dua konsentrasi yang berbeda yaitu 1 M dan 2
M.
Sebanyak 10 mL larutan Na2S2O3 0,1 M dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer. Larutan Na2S2O3 tidak berwarna. Setelah itu Erlenmeyer
tersebut diletakkan di atas kertas yang sudah dituliskan tanda silang.
Lalu dimasukkan larutan HCl 1 M perlahan-lahan ke Erlenmeyer tadi.
Ketika larutan HCl dimasukkan mulai di nyalakan stopwatch dan
dihitung berapa lama waktu yang dibutuhkan kedua larutan tersebut
bereaksi hingga larutan menjadi keruh dan tanda silang tidak terlihat
lagi. Setelah pengukuran ternyata waktu yang dibutuhkan yaitu 130
sekon. Percobaan tersebut diulang kembali dengan konsentrasi yang
berbeda yaitu pada percobaan kedua menggunakan larutan Na2S2O3 0,1
M dicampur dengan larutan HCl 2 M ternyata waktu yang dibutuhkan
yaitu 88 detik. Untuk percobaan ketiga menggunakan larutan Na2S2O3
0,2 M dicampur dengan larutan HCl 2 M ternyata waktu yang
dibutuhkan yaitu 38 detik.
Dari percobaan
yang telah
dilakukan
ternyata
perubahan
konsentrasi berpengaruh terhadap laju reaksi. Yaitu semakin tinggi
konsentrasi larutan
maka semakin cepat pula laju reaksinya.
Sebaliknya, semakin rendah konsentrasi larutan maka semakin lambat
reaksi laju reaksinya.
Penentuan orde reaksi harus dilakukan melalui percobaan. Orde
reaksi dapat ditentukan dengan megetahui 1/waktu yang didapatkan
melalui percobaan yang dilakukan. Waktu yang diperlukan dalam
setiap reaksi tentunya tidak akan sama antara reaksi yang satu dengan
yang lain sehingga perlu dilakukan percobaan. Waktu tersebut
menandakan laju reaksi yang terjadi apakah cepat atau lambat. Dengan
mengetahui laju reaksinya maka kita akan dapat mengetahui orde
reaksi yang didapat melalui perhitungan.
Berdasarkan analisis data didapatkan orde reaksi dari larutan HCl
yaitu sebesar 0.56. Orde reaksi dari larutan Na2S2O3 yaitu sebesar 1.2.
Maka orde reaksi total yaitu 1.76.
VII.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa perubahan konsentrasi berpengaruh terhadap laju reaksi. Yaitu
semakin tinggi konsentrasi larutan
maka semakin cepat pula laju
reaksinya. Sebaliknya, semakin rendah konsentrasi larutan maka
semakin lambat reaksi laju reaksinya.
Berdasarkan analisis data didapatkan orde reaksi dari larutan HCl
yaitu sebesar 0.56. Orde reaksi dari larutan Na2S2O3 yaitu sebesar 1.2.
Maka orde reaksi total yaitu 1.76.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas: Asas dan Struktur Jilid I Edisi 5. Alih
bahasa: Sukmanah, Ramiarti, Anas dan Sally. Jakarta: Binarupa Aksara
Subagia, I Wayan & Sya’ban, Suheimi. 2005. Materi PraktikumKimia Dasar I.
Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.
IX.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Tuliskan persamaan reaksi antara Na2S2O3(aq) dan HCl(aq)!
2. Jelaskan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi!
3. Apakah yang dimaksud dengan orde reaksi? Jelaskan secara
singkat!
4. Mengapa penentuan orde reaksi harus dilakukan melalui
percobaan?
Jawab:
1. Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq)→ 2NaCl(aq) + SO2(g) + S(s) + H2O(l)
2. Konsentrasi memiliki pengaruh yang penting bagi laju reaksi. Pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi yaitu semakin tinggi konsentrasi larutan
maka semakin cepat laju reaksinya. Sebaliknya semakin kecil konsentrasi
larutan maka semakin lambat laju reaksinya. Berdasarkan teori tumbukan
bila
pereaksi
bertambah,
maka
jumlah
partikel-partikel
yang
bertumbukan akan semakin banyak/meningkat. Dengan demikian jarak
antara partikel.zat tersebut menjadi lebih dekat dan jumlah tumbukkan
efektif juga akan meningkat. Hal ini berarti terjadi peningkatan laju suatu
reaksi. Dan sebaliknya, jika konsentrasi berkurang, maka tumbukan akan
sedikit dan laju reaksi juga akan berkurang.
3. Orde reaksi merupakan pangkat perubahan konsentrasi terhadap
perubahan laju. Macam-macam orde reaksi yaitu
o rde reaksi satu
adalah reaksi kimia yang berbanding lurus dengan konsentrasi.
Orde reaksi nol adalah reaksi yang tidak mempengaruhi laju reaksi.
Reaksi orde dua adalah reaksi dimana jika laju reaksi merupakan
pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu
4. Penentuan orde reaksi harus dilakukan melalui percobaan. Orde
reaksi
dapat
ditentukan
dengan
megetahui
1/waktu
yang
didapatkan melalui percobaan yang dilakukan. Waktu yang
diperlukan dalam setiap reaksi tentunya tidak akan sama antara
reaksi yang satu dengan yang lain sehingga perlu dilakukan
percobaan. Waktu tersebut menandakan laju reaksi yang terjadi
apakah cepat atau lambat. Dengan mengetahui laju reaksinya maka
kita akan dapat mengetahui orde reaksi yang didapat melalui
perhitungan.