MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR (1)

MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
“MANUSIA DAN HARAPAN”

DISUSUN OLEH :
Muhammad bagas subagus ( 14216748 )
Morin aningtia ( 14216524 )
Nova nadila atmaja (15216473)
Suwandi (17216212)
Kelas: 1EA36
MANAGEMENT
UNIVERSITAS GUNADARMA
www.gunadarma.ac.id

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
B.Pembatasan Masalah.
C.Rumusan Masalah.
BAB II


MANUSIA DAN HARAPAN

A.Pengertian Harapan
B.Harapan Sebagai Fenomena Nasional
C.Kepercayaan
D.Manusia dan Harapan
E.Harapan Terakhir
BAB III PENUTUP
A.Simpulan
B.Saran/ Rekomendasi

KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirohim.
Segala puji bagi Allah SWT pencipta alam semesta yang menjadikan
bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan
setiap apa yang ada dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang
berfikir. Tidak lupa sholawat serta salam kami curahkan kepada
junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat
dan umatnya hingga akhir zaman. Dan sungguh berkat limpahan

rahmat -Nya tim penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini demi memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu tim penulis mengucapkan banyak
terimakasih.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih
baiknya kinerja kami yang akan mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan
dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, 11 Oktober 2016

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Harapan berasal dari kata harap,yaitu keinginan supaya suatu
terjadi atau sesuatu yang belum terwujud.Harapan bukanlah sesuatu
yang terucap dimulut saja tetapi juga berangkat dari usaha.Harapan

membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu sesuatu yang lebih
baik,untuk meraih sesuatu yang lebih baik juga.Harapan dan rasa
optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap
hambatan.
B.Pembatasan Masalah.
Pembatasan masalah meliputi : definisi harapan,harapan
sebagai fenomena nasional,kepercayaan,manusia dan harapan,nilai –
nilai budaya sebagai tolak ukur dan harapan terakhir.
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatassan masalah diatas,kami menerangkan
beberapa rumusan masalah yang diangkat antara lain :
1. Pengertian dan makna harapan.
2. Harapan sebagai fenomena nasional.
3. Kepercayaan.
4. Manusia dan harapan.
5. Harapan terakhir.

BAB II
MANUSIA DAN HARAPAN
A. Pengertian Harapan

Harapan berasal dari kata harap,artinya keinginan supaya sesuatu
terjadi.Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati.Putus harapan berarti
putus asa.
Contoh :
a).Budi seorang mahasiswa universitas terbuka,Ia belajar rajin dengan harapan
didalam ujian semester memperoleh nilai A
Dari contoh diatas terlihat apa yang diharapkan Budi ialah terjadinya buah
keinginan,karena itu Budi bekerja keras.Budi belajar tak kenal waktu dengan
satu keyakinan bahwa apa yang diharapkan akan terwujud.Untuk mewujudkan
harapan harus disertai dengan usaha.Meskipun sudah berusaha keras kadang –
kadang harapan itu belum tentu terwujud..Apakah Budi sudah pasti mendapat
nilai A ? belum tentu.Tuhanlah yang menentukan,manusia sekedar berusaha.
Harapan artinya keinginan yang belum terwujud.Setiap orang mempunyai
harapan.Tanpa harapan manusia tidak ada artinya.Manusia yang tidak
mempunyai harapan berarti tidak dapat diharapkan.
Dalam diri manusia ada dorongan,yakni dorongan kodrat dan dorongan
kebutuhanhidup.Dorongankodratituialah
menangis,tertawa,berpikir,bercinta,berkata. Kebutuhan hidup adalah kebutuhan
jasmani dan rohani.Kebutuhan jasmani ialah pangan,sandang dan papan
sedangkan kebutuhan rohani meliputi kebahagiaan,kesejahteraan,kepuasan

hiburan,dsb.
Sehubungan dengan kebutuhan manusia, abraham Maslow mengategorikan
kebutuhan manusia menjadi lima macam,yang merupakan lima harapan
manusia ialah :
1. Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)
2. Harapan untuk mendapatkan keamanan (safety)
3. Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai
(beloving and love)
4. Harapan memperoleh status atau untuk diterima/diakui lingkungan
5. Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita–cita (self actualization)

B. Harapan Sebagai Fenomena Nasional
Harapan dalam satu dan lain hal bisa disebut sebagai fenomena yang
universal sifatnya.Artinya harapanadalah sesuatu yang wajar berkembang dalam
diri manusia dimanapun juga.Ini berarti setiap manusia,tidak peduli latar
belakangnya,mempunyai keinginan untuk terpenuhinya segala harapan yang ada
pada dirinya.Dan begitu menggejalanya harapan tersebut sampai-sampai orang
yang akan meninggalpun tetap menaruh harapan-harapan tertentu,dengan
meninggalkan pesan-pesan,baik secara lisan atau melalui surat wasiat kepada
ahli waris yang ditinggalkan.

Tentang keinginan dan kebutuhan manusia sudah banyak ahlinya yang
mengupasnya.Salah satu pendapatmengatakan bahwa keinginan itu tidak lain
merupakan bentuk lain dari kehendak manusia yang begitu kuat. Tegasnya
harapan yang sangat mendalam akan menimbulkan apa yang disebut
emosi.Itulah mengapa kadang-kadang harapan seseorang sekaligus bisa
mempengaruhi emosi yang bersangkutan.
Dan bukanlah satu hal yang berlebihan kalau dikatakan bahwa
kepribadian massa yang berbentuk dalam situasi semacam itu sekaligus
didorong oleh nalurinya.Dalam pandangan banyak ahli psikologi,dorongan
naluri semacam itu hanyalah salah satu dari dorongan naluri yang bisa
berkembang dalam diri setiap manusia.Diluar itu masih banyak lagi dorongan
naluri seperti : dorongan untuk mempertahankan hidup,dorongan sex,dorongan
untuk mencari makan,dorongan untuk bergaul dengan sesamanya,dorongan
untuk berbakti, dorongan untuk meniru,dan ada juga dorongan untuk menikmati
keindahan.
Mengutip pandangan A.F.C.Wallace dalam bukunya culture and
personality,Mas Aboe Dhari menegaskan bahwa kebutuhan merupakan salah
satu isi pokok dari unsur kepribadian yang merupakan sasaran dari
kehendak,harapan,keinginan,dan emosi seseorang.
C.KEPERCAYAAN

Kepercayaan berasal dari kata percaya,artinya mengakui atau meyakini
akan kebenaran.Kepercayaan adalah hal-hal yangberhubungan dengan
pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.Kepercayaan juga mengikat
seseorang,sehingga dengan yakin melakukan hal yang di percayainya tanpa
ragu.Ada ucapan yang sering kita dengar :
1.Ia tidak pecaya pada diri sendiri.
2.Bagaimanapun juga kita harus percaya kepada pemerintah.

3.Kita harus percaya akan nasihat-nasihat kiai karena nasihat-nasihat itu diambil
dari ajaran Alqur’an dan sebagainya.
Dengan contoh bebagai kalimat diatas jelaslah bahwa dasarkepercayaan
adalah kebenaran.

Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas oarang lain itu disebabkan
karena orang lain itu dapat dipercaya.Yang diselidiki bukan lagi masalah orang
yang diberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak.Pengetahuan yang diterima
dari orang lain atas kewibawaanya disebut kepercayaan.
Dalam beragama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap
diwahyukan,artinya diberitahukan langsung oleh Tuhan atau secara tidak
langsung kepada manusia.Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib

menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu.Dasarnya
ialah keyakinan masing-masing.Keyakinan itulah yang harus dihormati,hak atas
keyakinan pribadi merupakan dasar dan penghargaan diri dari semua orang
seagama dengan dia,disebut toleransi.
Sebelum kita berbicara lebih jauh alangkah baiknya kita mengetahui apa
itu kebenaran.Menurut Poejawiyatna didalam bukunya Filsafat Tingkah
Laku,merupakan cita-cita orang yang tahu.Tidak ada seseorang yang suka pada
kekeliruan,itu nyata dalam usaha ilmu untuk mencapai kebenaran.
Orang yang tahu sebenarnya menyatakan sesuatu terhadap sesuatu.Oleh
karena tahu akan sesuatu terhadap sesuatu maka secara mental akan
memunculkan keputusan.Karena putusan merupakan hasil dari tahu akan
sesuatu terhadap sesuatu maka haruslah diucapkan atau diakatakan baik melalui
lisan maupun tulisan ataupun dengan perantara.Mungkin putusan itu hanya
terpendam dalam hati saja(seperti halnya bahwa budi dan kehendak ialah dasar
kemanusiaan.Itulah sebabnya manusia selalu memilih tindakan yang menurut
keyakinannya baik dan benar).Kalau putusan itu dikatakan maka pernyataan itu
haruslah benar karena sebagai alat komunikasi,putusan ini menunjuk maksud.
Persesuaian antara putusan dan keyakinan disebut kebenaran etis.Kebenaran
etis disebut juga kebenaran subjektif dan kebenaran logis disebut juga
kebenaran objektif.

Berbagai kepercayaan dan usaha meningkatkanya :
Didunia ini ada berbagai kepercayaan,tetapi semua kepercayaan harus
berdasar pada kebenaran dan sumber kebenaran berasal dari manusia, sesuai
dengan contoh-contoh diatas sehingga dalam hal ini kepercayaan dapat
dibedakan atas:
1.Kepercayaan pada diri sendiri

Kepercayaan pada diri sendiri perlu ditanamkan pada setiap pribadi
manusia karena pada hakikatnya percaya pada diri sendiri adalah percaya pada
Tuhan yang maha esa.Percaya pada diri sendiri adalah menganggap diri tidak
salah,dirinya mampu mengerjakan apa yang yang diserahkan atau
dipercayakan.Contoh :
·
Wibisana,adik Rahwana berkhianat kepada kakaknya dan bergabung dengan
musuh kakaknya yaitu Rama karena ia percaya bahwa dirinya benar.Ia
memihak kepada kebenaran dan kakaknya dianggap dipihak yang salah.
2.Kepercayaan kepada orang lain
Kepercayaan kepada orang lain bisa berupa percaya kepada
saudara,guru,orangtua atau siapa saja.Kepercayaan ini sudah tentu karena
percaya kepada kata hatinya.Adasebuah pepatah mengatakan “orng itu

dipercaya
karena
ucapannya”.Misal
orang
berjanji
sesuatu
itu
dipenuhi,meskipun janji itu tidak didengar orang lain.Contoh :
·
Nyi Ratu kalinyamat bertapa telanjang hanya berkainkan rambut(tapa wudha
sinjang rikma),karena menginginkan kematian pangeran jipang,arya
penangsang.Ia akan berhenti bertapa,bila penangsang sudah terbunuh.Akhirnya
arya penangsang dapat dibunuh oleh suta wijaya(putra angkat sultan Pajang).
3.Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratisa menurut buku Etika,Filsafat Tingkah
Laku karya Prof.I.R.Poejawiyatna,negara berasal dari Tuhan.Tuhan langsung
memerintah dan mmemimpin langsung bangsa manusia,semua pengemban
kewibawaan,terutama pengemban tertinggi yaitu raja langsung dikarunial
kewibawaan oleh Tuhan.
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat

,(kewibawaan pun milik rakyat.Rakyat adalah negara,rakyat itu menjelma pada
negara.Satu-satunya realitas adalah negara).
Pandangan demokratis yang lain ialah tidak menyamakan rakyat dengan
negara,tetapi
rakyat
menjadi
sumber
kedaulatan
sepenuhnya,pun
sumber kedaulatan dan segala hak(J.J.Rousseau).Apa yang menjadi kehendak
rakyat adalah hak itulah yang disebut kedaulatan mutlak(republik).
4.Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting,karena
keberadaan manusia itu bukan ada dengan sendirinya tetapi diciptakan oleh
Tuhan.Kepercayaanitu amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat
menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya.Oleh karena itu jika manusia
berusaha agar mendapat pertolongan daripadanya manusia harus percaya
kepada Tuhan,sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia.Pengukuhan

·
·
·
·
·

iman (Kepercayaan),bahwa adanya zat itu merupakan kebenaran
mutlak.Perwujudannya terdapat dalam ikrar yang lisan yang dibenarkan dengan
hati dan dan dilaksanakan dalam perbuatan(affirmation).
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya
kepada Tuhannya.Usaha itu antara lain :
Meningkatkan ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah kita.
Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat (ambek paramartha).
Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia manusia dengan jalan suka
menolong,dermawan dan sebagainya.
Mengurangi nafsu pengumpulan harta yang berlebihan.
Menekan perasaan negatif seperti iri,dengki,fitnah dan sebagainya.
D. MANUSIA DAN HARAPAN
Kita ingat akan ibarat demikian,”manusia tanpa cita-cita ibarat sudah
mati sebelum ajal”.Artinya orang yang tidak suka atau tidak mempunyai citacita atau harapan itu tidak ubahnya seperti orang mati.Jadi harapn itu sifatnya
manusiawi,dimiliki oleh siapapun dan dari golongan manapun.Bila ditinjau dari
wujudnya dapat dikatakan tidak terhinngaa ,namun bila dilihat dari tujuannya
hanya ada satu ialah hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Dalam hubungan dengan pendidikan moral,untuk mewujudkan
“harapan” itu sebagai berikut :
1.Harapan seperti apa yang baik;
2.Bagaimana caranya mencapai harapan itu;
3.Bagaimana bila harapan itu tidak tercapai.
Sebab sering kita saksikan banyak orang tua terlalu mengharapkan
kepada anak-anaknya agar menjadi seseorang yang memiliki jabatan atau
pangkat yang tinggi.Menurut dugaannya bahwa semua pangkat,jabatan yang
tinggi mamapu mamberikan kebahagiaan.Padahal belum tentu demikian.Bila
kita ingat dengan kehidupan itu tidak hanya didunia saja,namun di akhirat,maka
sudah selayaknya “harapan ” untuk hidup bahagia dikedua tempat itu sudah kita
niati.
Orang yang hanya mengharapkan niatnya hidup kaya cenderung mudah
sekali terseret kejalan yang kurangbaik .Tidak jarang lalu menghalalkan cara
untuk mendapatkan kekayaan tersebut,tidak perduli itu teman atau lawan yang
terpenting harapannya tercapai.akhirnya bila sudah kaya semata mata semuanya
itu hanya untuk memuaskan kehendaknya,memuakan hawa nafsunya.karena
kepuasannya dilandasi dengan hawa nafsu maka selamanay tidak akan puas.Dan
akhirnya yang didapat bukanlah suatu kebahagiaan bila harapannya tidak

tercapai namun suatu yang selalu meresahkan hatinya karena kehendaknya tidak
terpenuhi.
Tetapi lain halnya dengan orang yang menyadari sepnuhnya bahwa apa
yang ada pada dirinya hanyalah titipan Tuhan,yang penggunaannya pun harus
sesuai dengan kehendak-Nya.Maka orang itu orang itu tidak akan pernah risau
banyak atau sedikit yang didapat maka ia akan mengeluarkannya dengan ikhlas
untuk kepentingan yang disenangi oleh Tuhan seperti :membayar
zakat,berkurban,membantu pembangunan masjid,memlihara anak yatim dan
sebagainya.Seandainya harapannya belum berhasil atau tercapai ia akan tetap
bersabar tanpa mengurangi usahanya, sebab ia yakin Tuhan tidak akan
mengubah nasibnya bila ia sendiri tak mau berusaha kearah perubahan itu.Bila
harapannya berhasil maka ia akan meningkatkan rasa syukurnya namun jika
belum berhasil ia akan tetap bersabar dan bertawakal.
Berharap hari esok lebih baik daripada hari ini memang hak dan
kewajiban kita.Namun kita harus selalu sadar bahwa harapan tidak selamanya
menjadi kenyataan.Yang penting marilah kita selalu ingat pesan Nabi
Muhammad SAW : “Berusahalah untuk urusan duniamu seolah olah kamu akan
hidup selama-lamanya dan berusahalah untuk urusan akhiratmu seolah olah
kamu akan mati esok pagi.”

Joko Widhagdo,Ilmu Budaya Dasar(Jakarta :Bumi aksara,2001)h.200
E.HARAPAN TERAKHIR
Menurut aristoteles,hidup dan kehidupan ini berasal dari generatio
spontanea,artinya kehidupan itu terjadi dengan sendirinya.Ia belm sampai pada
pemikiran bahwa segala sesuatu yang ada dibumi dan jagad raya berasal dari
Tuhan.Dalam hidup didunia,manusia dihadapkan pada persoalan-persoalan
yang beragam.Untuk menghadapi persoalan-persoalan hidup,manusia belajar
dari manusia lain,baik informal maupun formal agar kehidupnya dapat lebih
sejahtera.
Manusia meiliki kebutuhan jasmani,diperoleh dengan mencukupi
kebutuhan hidup yang bersifat kebendaan,sedangkan kebetuhan rohani dicukupi
dengan hal-hal yang sifatnya rohani,khususnya keagamaan.Islam mengajarkan
manusia tidak hanya mengejar kebutuhan yang bersifat duniawi saja,tetapi juga
bersifat ukhrowi.Dengan demikian orang harus memikirkan soal-soal yang
bersifat dunia – akhirat.Semakin tinggi kesadaran kehidupan beragama semakin
yakinlah mereka bahwa semua manusia akhirnya akan mati .

Pada bangsa primitif diyakini bahwa kehidupan sesudah didunia masih
memerlukan kebutuhan seperti dunia,karena itu jenazah dilengkapi denga
kebutuhan-kebutuhan.Dalam ajaran islam jenazah hanya dibungkus dengan kain
kafan dan diletakkan langsung ditanah agar secepatnya kembali pada
tanah,innalillahi wa inna ilaihi rojiun.
Bagi orang atheis dengan pandangan materialistis mereka tidak percaya
akan adanya Tuhan.Mati bukan karena rohnya kembali kepada Tuhan tetapi
jantungnya berhehnti berdenyut,sebaliknya bagi orang theis percaya kepada
Tuhan dan meyakini bahwa seseorang yang meninggal itu karena rohnya
kembali kepada Tuhan.Mereka yakin bahwa kebahagiaan yang diharapkan
adalah kebahagiaan akhirat sehingga mereka yang makin tua dansadar bahwa
hidupnya tidak lama lagi memprsiapkan diri untuk menghadapi kematian yang
merupakan pintu memasuki dunia akhirat.
Dalam QS.Ali imron (3:185),Allah berfirman ,”Setiap nafsin akan
merasakan mati,...Jadi setiap individu akan mengalami kematian.Dan karena
setiap manusia memiliki keturunan maka setiap manusia memberikan warisan
dan berharap keturunannya menjadi lebih baik.Itulah harapan terakhir manusia.

BAB III
PENUTUP
A.SIMPULAN
Manusia dan harapan itu ibarat ruh didalam tubuh manusia,tanpa
harapan atau cita – cita manusia bagaikan mati sebelum ajal.Artinya semua
manusia pasti mempunyai harapan,entah itu diungkapkan atau tidak.Jadi
harapan itu sifatnya manusiawi dan ada pada setiap pribadi manusia.Intinya
manusia dan harapan adalah satu ,tidak akan terpisah.
B.SARAN
Dengan mempelajari ilmu budaya dasar kita bisa mengetahui apa yang
tidak pernah kita tahu pada pribadi kita.Didalam ilmu budaya dasar kita
mempelajari suatu bab tentang manusia dan harapan,yang membahas tentang
harapan,keyakinan dan sebagainya.Dari situlah kita tahu bahwa manusia dan
harapan adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dan dengan mempelajari itu kita
menjadi orang yang optimis.Maka dari itu mempelajari ini adalah hal yang
sangat penting.

Sumber
:
http://bulansabil.blogspot.co.id/2014/12/makalahmanusia-dan-harapan.html