KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN BANYUANYAR, KECAMATAN BANJARSARI Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009.
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA
BANJIR DI KELURAHAN BANYUANYAR, KECAMATAN BANJARSARI
SURAKARTA TAHUN 2009
ARTIKEL PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Disusun Oleh :
NOVI DWI ASTUTI
A 610090103
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2013
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA
BANJIR DI KELURAHAN BANYUANYAR, KECAMATAN BANJARSARI
SURAKARTA TAHUN 2009
Novi Dwi Astuti, A 610 090 103, Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) tingkat kerusakan
yang ditimbulkan banjir di Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta
Tahun 2009, (2) tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana
banjir di Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan metode penelitian
yang digunakan adalah survey. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 2897 kepala
keluarga yang terkena bencana banjir di Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan
Banjarsari Surakarta berdasarkan data monografi desa 2009. Sampel diambil secara
acak sebanyak 97 kepala keluarga. Adapun variabel penelitian meliputi variabel
bebas yaitu kesiapsiagaan masyarakat dan variabel terikat yaitu tingkat kerusakan
yang ditimbulkan bencana banjir Metode pengumpulan data berupa wawancara,
observasi, angket, dokumentasi. Teknik uji persyaratan analisis menggunakan uji
coba angket, uji validitas, dan uji reabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat kerusakan yang ditimbulkan
banjir di Kelurahan Banyuanyar Kecamatan Banjarsari Surakarta diketahui bahwa
dari semua aspek dalam menentukan tingkat kerusakan seperti aspek penduduk,
aspek pemerintahan, aspek ekonomi, aspek sarana prasarana, dan aspek lingkungan
secara keseluruhan mengalami kerusakan yang tergolong berat. Hal ini dapat dilihat
dari presentase setiap aspek yang menunjukkan presentase 100%. Ini dapat diartikan
bahwa saat terjadi banjir, aspek-aspek tersebut mengalami kerusakan yang berat.
Tingkat kesiapsiagaan masyarakat Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari
Surakarta diperoleh nilai indeks yaitu 0,5 yang berada pada interval 0,4 – 0,6, hal ini
menunjukkan bahwa tingkat kesiapsiagaan masyarakat Kelurahan Banyuanyar,
Kecamatan Banjarsari Surakarta terhadap bencana banjir termasuk dalam kategori
Hampir Siap.
Kata kunci: Banjir, Kerusakan, Kesiapsiagaan Masyarakat
Respon Masyarakat Terhadap Bencana Banjir Di Kawasan Rawan Banjir Desa
Gadingan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo
Indonesia merupakan negara
PENDAHULUAN
Secara
geografis
Indonesia
yang
beriklim
tropis,
sehingga
terletak di daerah katulistiwa dengan
memiliki curah hujan yang cukup
morfologi yang beragam dari daratan
tinggi,
sampai pegunungan tinggi. Keragaman
mm/tahun.
morfologi ini banyak dipengaruhi oleh
memberikan
faktor geologi terutama dengan adanya
Indonesia, karena dengan curah hujan
aktivitas pergerakan lempeng tektonik
yang tinggi, ketersediaan air melimpah
aktif di sekitar perairan Indonesia
untuk menunjang kebutuhan penduduk
diantaranya adalah lempeng Eurasia,
Indonesia.
Australia
Dasar
keberadaannya terlalu melimpah akan
Menurut
menyebabkan luapan sungai dan pada
dan
lempeng
Samudera
Pasifik.
BAKORNAS
PB
(2007)
dalam
yaitu mencapai
Kondisi
nilai
Akan
2000-3000
seperti
positif
ini
bagi
tetapi,
jika
akhirnya akan menimbulkan banjir.
"Arahan Kebijakan Mitigasi Bencana
Sejak pertengahan tahun 2000-
Perkotaan di Indonesia", dilihat dari
an, hampir setiap tahunnya Surakarta
potensi bencana yang ada Indonesia
mengalami banjir. Puncaknya adalah
merupakan negara dengan potensi
saat banjir besar Desember 2007. Kota
bencana (hazard potency) yang sangat
Surakarta merupakan kawasan rawan
tinggi. Beberapa potensi bencana yang
banjir karena berada di zona depresi
ada antara lain adalah bencana alam
(intermontain
seperti gempa bumi, gunung meletus,
Vulkan Lawu, Vulkan Merapi dan
banjir, tanah longsor, dan lain-lain.
pegunungan seribu. Air permukaan
Potensi bencana yang ada di Indonesia
yang masuk Kota Surakarta berasal
dapat
2
dari tiga arah yaitu dari lereng
kelompok utama, yaitu potensi bahaya
tenggara Gunung Merapi, lereng barat
utama (main hazard) dan potensi
Gunung Lawu dan Wonogiri dengan
bahaya ikutan (collateral hazard).
sembilan anak sungai yang masuk ke
dikelompokkan
menjadi
plain)
yang
diapit
Bengawan Solo. Ancaman banjir kini
1
NOVI DWI ASTUTI, Pendidikan Geografi 2009, FKIP - UMS
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan
Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009
juga dari kiriman air sungai Pepe.
dan merupakan banjir yang paling
Suprapto Dibyosaputro (1998)
besar yang terjadi sampai sekarang ini.
banjir merupakan satu bahaya alam
Banjir yang menerjang Banyuanyar
yang terjadi di alam ini dimana air
dikarenakan air dari Kali Pepe meluap
menggenang lahan-lahan rendah di
ke
sekitar
sungai
pemukiman
warga.
Hal
ini
sebagai
akibat
diakibatkan dari Kali Pepe yang tidak
alur
sungai
dapat menampung kapasitas debit air
menampung dan mengalirkan air,
hujan yang mengalir di kali tersebut.
sehingga
alur
Apalagi belum diperbaikinya talut di
melampaui tanggul dan mengenai
tepi Kali Pepe yang membuat air
daerah sekitarnya. Hal ini dikarenakan
limpasan kali meluap.
ketidakmampuan
meluap
keluar
banyak wilayah di Indonesia pada saat
Diperlukan
upaya
untuk
musim hujan sering terjadi banjir.
mengantisipasi
Banjir dapat terjadi karena adanya
kejadian banjir yang terjadi dengan
faktor
pengaruh
kegiatan
yang
perlakuan manusia terhadap alam dan
Bencana
sebagaimana
lingkungannya.
dalam UU Nomor 24 Tahun 2007
alamiah
Pada
menerjang
maupun
tahun
2009
Surakarta,
banjir
terutama
di
tentang
untuk
atau
meminimalisir
disebut
Mitigasi
tercantum
Penanggulangan
mengahadapi
Bencana
kemungkinan
Banyuanyar,
bencana yang akan datang. Paimin,
Surakarta
dkk (2009) perlu disadari bahwa
dengan kondisi yang cukup parah. Hal
teknik mitigasi banjir tidak paralel,
ini dikarenakan banjir yang terjadi
bahkan bisa bertentangan, sehingga
memiliki ketinggian hampir mencapai
dalam
2 m. Sebelumnya, Banyuanyar sendiri
pengendalian
harus
dengan
merupakan daerah yang tidak pernah
pertimbangan
seksama.
Identifikasi
terjadi banjir. Namun pada Tahun
karakteristik daerah banjir merupakan
2009 itulah banjir terjadi di daerah ini
dasar
daerah
kecamatan
Kelurahan
Banjarsari
faktor
pemilihan
untuk
utama
jenis
melakukan
yang
teknik
diagnosis
menyebabkan
2
NOVI DWI ASTUTI, Pendidikan Geografi 2009, FKIP - UMS
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan
Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009
kerawanan, sehingga kemudian dapat
1361/Menkes/SK/XII/2001
digunakan
pedoman sistem peringatan dini di
sebagai
pertimbangan
tentang
dalam menyusun rencana tindak teknik
daerah
pengendaliannya.
banjir
Peringatan Dini merupakan subsistem
menurut Ward Tahun 1978 dalam
awal dalam kegiatan kesiapsiagaan,
Floods A Geographical Perspective
agar masyarakat dan jajaran kesehatan
ada 3: bentuk perlindungan diri,
di
penyesuaian diri dan penyusutan. Dari
terutama pada daerah potensi bencana
kondisi yang ada bisa memberikan
dapat
catatan bagi pemerintah Surakarta
menghadapi kemungkinan terjadinya
untuk melakukan kajian yang sesuai
bencana.
untuk menanggulangi bila suatu saat
serangkaian kegiatan yang dilakukan
banjir datang lagi. Yasin Yusuf juga
untuk mengantisipasi bencana melalui
menuturkan
pengorganisasian
Mitigasi
bahwa
mitigasi
yang
potensi
provinsi
lebih
.
bencana.
dan
Sistem
kabupaten/kota
mempersiapkan
Kesiapsiagaan
diri
adalah
serta
melalui
diperlukan saat ini adalah bentuk
langkah yang tepat guna dan berdaya
perlindungan.
yang
guna. (UU No 24 Tahun 2007, Bab I
dimaksud menjurus kepada adanya
Ketentuan Umum, angka 7). (PP No
pembangunan talut di sepanjang Kali
21 Tahun 2008, Bab I Ketentuan
Pepe.
Umum,
Perlindungan
Pasalnya,
total
luas
Kota
Pasal
1
angka
4).
bengawan hanya 10,57% atau 465,52
Kesiapsiagaan
hektare (ha) yang berfungsi efektif
penyusunan rencana tanggap darurat
sebagai lahan resapan. Sementara itu,
bencana,
luas
peringatan
lahan
permukiman
mencapai
81,10% atau 3.938,54 ha.
Beberapa
masyarakat,
dalam
kesiapsiagaan
diantaranya
Keputusan
Menteri
Republik
Indonesia
meliputi
pengembangan
dini,
system
peningkatan
kemampuan diri, dll.
kebijakan
meningkatkan
tersebut
Melihat
permasalahan
yang
muncul diatas maka ada beberapa hal
adalah
yang menjadi tujuan dalam penelitian
Kesehatan
ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai
Nomor:
adalah :
3
NOVI DWI ASTUTI, Pendidikan Geografi 2009, FKIP - UMS
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan
Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009
1. Mengidentifikasi
tingkat
besarnya
kualitatif. Jumlah populasi sebanyak
yang
2897 Kepala Keluarga yang menjadi
kerusakan
ditimbulkan banjir di Kelurahan
korban
Banyuanyar,
monografi
Banjarsari
Kecamatan
Surakarta
Tahun
2009.
banjir
Kelurahan
data
Banyuanyar.
Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah
2. Mengidentifikasi
berdasarkan
tingkat
kesiapsiagaan
tingkat
masyarakat terhadap bencana banjir.
kesiapsiagaan masyarakat dalam
Variabel terikat dalam penelitian ini
menghadapi bencana banjir di
adalah tingkat kerusakan yang timbul
Kelurahan
akibat banjir.
Banyuanyar,
Kecamatan Banjarsari Surakarta
Tahun 2009.
Adapun teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini yaitu:
1.
METODE PENELITIAN
Menurut
Penelitian ini di laksanakan di
Kelurahan Banyuanyar,
Wawancara
Sugiyono
(2011),
wawancara digunakan sebagai
Kecamatan
pene-
teknik pengumpulan data apabila
litian dilakukan selama empat bulan
peneliti ingin melakukan studi
dari bulan Mei sampai Agustus 2013.
pendahuluan untuk melakukan
Banjarsari Surakarta. Proses
permasalahan yang harus diteliti
Penelitian
penelitian
yang
survey
adalah
digunakan
untuk
mendapatkan data dari tempat tertentu
yang
alamiah,
tetapi
dalam
pengumpulan data yang dipelajari
dilakukan perlakuan (Sugiyono, 2011).
Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah survey, dan jenis
penelitian
ini
adalah
dan juga mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam.
2.
Observasi
Observasi yang dilakukan berupa
peneliti
dengan
berpedoman
kepada
desain
penelitiannya
mengunjungi lokasi penelitian
untuk
mengamati
langsung
deskriptif
4
NOVI DWI ASTUTI, Pendidikan Geografi 2009, FKIP - UMS
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan
Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009
3.
berbagai hal atau kondisi yang
banyaknya alternatif jawaban dari
ada di lapangan.
responden.
Kuisioner (angket)
2.
Analisis
Angket yang digunakan dalam
masyarakat.
penelitian ini bersifat tertutup,
diberikan
kepada
Kelurahan
masyarakat
Banyuanyar,
Dalam penelitian ini untuk
mengklasifikasikan
tingkat
kesiapsiagaan
masyarakat
Kecamatan Banjarsari Surakarta.
menggunakan rumus sturges. Adapun
Adapun
klasifikasinya sebagai berikut:
tujuannya
untuk
mengukur seberapa baik tingkat
kerusakan
dan
No. Nilai
Dokumentasi
Teknik
dokumentasi
gambar
daerah
1
0,8 - 1
Sangat Siap
2
0,6 – 0,8
Siap
3
0,4 – 0,6
Hampir Siap
4
0,2 – 0,4
Kurang Siap
5
0 – 0,2
Belum Siap
penelitian dan memperoleh data
tentang bagaimana kesiapsiagaan
masyarakat
Kelurahan
Banyuanyar dalam menangani
bencana banjir.
Kategori
Indeks
dalam
penelitian ini dilakukan untuk
pengambilan
Klasifikasi Kesiapsiagaan Masyarakat
tingkat
kesiapsiagaan masyarakat.
4.
kesiapsiagaan
Sumber : Sudjana 1988
Teknik analisis data:
1.
Penentuan
Analisis tingkat kerusakan akibat
tingkat
kerusakan
dalam penelitian ini untuk menentukan
presentase
yang
tingkat
kesiapsiagaan masyarakat menghadapi
bencana banjir.
Analisis
kategori
diperoleh
bencana
banjir
dinyatakan
dalam
rumus:
dari
5
NOVI DWI ASTUTI, Pendidikan Geografi 2009, FKIP - UMS
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan
Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009
tersebut mengalami kerusakan yang
Indeks =
berat.
HASIL
PENELITIAN
DAN
2. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat
di
PEMBAHASAN
Kelurahan
Kecamatan
Berdasarkan hasil penelitian
tentang
Kesiapsiagaan
Banyuanyar,
Banjarsari
Surakarta
Tahun 2009
Masyarakat
Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di
Indeks
Kelurahan Banyuanyar,
Kesiapsiagaan=
Kecamatan
Banjarsari Surakarta diperoleh hasil
=
sebagai berikut :
1. Tingkat
Kerusakan
= 0,5
yang
Ditimbulkan Banjir di Kelurahan
Berdasarkan hasil perhitungan di
Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari
atas,
Surakarta Tahun 2009 diketahui
kesiapsiagaan
bahwa dari semua aspek dalam
Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan
menentukan
Banjarsari Surakarta diperoleh nilai
seperti
tingkat
aspek
pemerintahan,
kerusakan
penduduk,
aspek
aspek
ekonomi,
diketahui
interval
0,4
menunjukkan
lingkungan
kesiapsiagaan
mengalami
keseluruhan
kerusakan
yang
tingkat
masyarakat
indeks yaitu 0,5 yang berada pada
aspek sarana prasarana, dan aspek
secara
bahwa
–
0,6,
bahwa
hal
ini
tingkat
masyarakat
Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan
tergolong berat. Hal ini dapat
Banjarsari
dilihat dari presentase setiap aspek
bencana banjir termasuk dalam
yang
kategori Hampir Siap.
menunjukkan
presentase
Surakarta
terhadap
100%. Ini dapat diartikan bahwa
saat terjadi banjir, aspek-aspek
6
NOVI DWI ASTUTI, Pendidikan Geografi 2009, FKIP - UMS
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan
Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009
Kecamatan Banjarsari Surakarta
SIMPULAN
Tahun 2009 diperoleh nilai indeks
Berdasarkan hasil penelitian
tentang
Kesiapsiagaan
Masyarakat
Dalam Menghadapi Bencana Banjir di
Kelurahan Banyuanyar,
Kecamatan
Banjarsari Surakarta Tahun 2009 dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat
kerusakan
yang
ditimbulkan banjir di Kelurahan
Banyuanyar
yaitu
0,5
interval
yang
0,4
menunjukkan
kesiapsiagaan
Kelurahan
–
berada
0,6,
bahwa
pada
hal
ini
tingkat
masyarakat
Banyuanyar,
Kecamatan Banjarsari Surakarta
terhadap bencana banjir termasuk
dalam kategori Hampir Siap.
Kecamatan
Banjarsari Surakarta Tahun 2009
diketahui bahwa dari semua aspek
dalam
menentukan
tingkat
kerusakan seperti aspek penduduk,
aspek
pemerintahan,
aspek
ekonomi, aspek sarana prasarana,
dan
aspek
lingkungan
secara
keseluruhan mengalami kerusakan
yang tergolong berat. Hal ini dapat
dilihat dari presentase setiap aspek
yang
menunjukkan
presentase
100%. Ini dapat diartikan bahwa
saat terjadi banjir, aspek-aspek
tersebut
mengalami
kerusakan
yang berat.
2. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat
Kelurahan
Banyuanyar,
7
NOVI DWI ASTUTI, Pendidikan Geografi 2009, FKIP - UMS
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2001. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1361/Menkes/SK/XII/.
Anonim. 2007. Undang-Undang Nomor 24 tentang Penanggulangan Bencana .
Anonim. 2012. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor
02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.
Bakornas PB. 2007. Pedoman Penanggulangan Banjir Tahun 2007-2008. Jakarta.
Barry Adhitya, Aditya Reffiyanto, Adi Kurnia, Denden Firman Arief, Aditya
Reffiyanto, Fahrulrozi, Paski Hidayat, Dwi Boy Matriosya. 2009.
Muhammadiyah dan Kesiapsiagaan Bencana. Jakarta: Risalah MDMC.
Dibyosaputro, Suprapto. 1998. Penanggulangan Bencana Banjir . Jakarta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D . Bandung:
Alfabeta
Yusuf, Yasin. 2005. Anatomi Banjir Kota Pantai: Perspektif Geografi. Surakarta:
Pustaka Cakra.
BANJIR DI KELURAHAN BANYUANYAR, KECAMATAN BANJARSARI
SURAKARTA TAHUN 2009
ARTIKEL PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Disusun Oleh :
NOVI DWI ASTUTI
A 610090103
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2013
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA
BANJIR DI KELURAHAN BANYUANYAR, KECAMATAN BANJARSARI
SURAKARTA TAHUN 2009
Novi Dwi Astuti, A 610 090 103, Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) tingkat kerusakan
yang ditimbulkan banjir di Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta
Tahun 2009, (2) tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana
banjir di Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan metode penelitian
yang digunakan adalah survey. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 2897 kepala
keluarga yang terkena bencana banjir di Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan
Banjarsari Surakarta berdasarkan data monografi desa 2009. Sampel diambil secara
acak sebanyak 97 kepala keluarga. Adapun variabel penelitian meliputi variabel
bebas yaitu kesiapsiagaan masyarakat dan variabel terikat yaitu tingkat kerusakan
yang ditimbulkan bencana banjir Metode pengumpulan data berupa wawancara,
observasi, angket, dokumentasi. Teknik uji persyaratan analisis menggunakan uji
coba angket, uji validitas, dan uji reabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat kerusakan yang ditimbulkan
banjir di Kelurahan Banyuanyar Kecamatan Banjarsari Surakarta diketahui bahwa
dari semua aspek dalam menentukan tingkat kerusakan seperti aspek penduduk,
aspek pemerintahan, aspek ekonomi, aspek sarana prasarana, dan aspek lingkungan
secara keseluruhan mengalami kerusakan yang tergolong berat. Hal ini dapat dilihat
dari presentase setiap aspek yang menunjukkan presentase 100%. Ini dapat diartikan
bahwa saat terjadi banjir, aspek-aspek tersebut mengalami kerusakan yang berat.
Tingkat kesiapsiagaan masyarakat Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari
Surakarta diperoleh nilai indeks yaitu 0,5 yang berada pada interval 0,4 – 0,6, hal ini
menunjukkan bahwa tingkat kesiapsiagaan masyarakat Kelurahan Banyuanyar,
Kecamatan Banjarsari Surakarta terhadap bencana banjir termasuk dalam kategori
Hampir Siap.
Kata kunci: Banjir, Kerusakan, Kesiapsiagaan Masyarakat
Respon Masyarakat Terhadap Bencana Banjir Di Kawasan Rawan Banjir Desa
Gadingan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo
Indonesia merupakan negara
PENDAHULUAN
Secara
geografis
Indonesia
yang
beriklim
tropis,
sehingga
terletak di daerah katulistiwa dengan
memiliki curah hujan yang cukup
morfologi yang beragam dari daratan
tinggi,
sampai pegunungan tinggi. Keragaman
mm/tahun.
morfologi ini banyak dipengaruhi oleh
memberikan
faktor geologi terutama dengan adanya
Indonesia, karena dengan curah hujan
aktivitas pergerakan lempeng tektonik
yang tinggi, ketersediaan air melimpah
aktif di sekitar perairan Indonesia
untuk menunjang kebutuhan penduduk
diantaranya adalah lempeng Eurasia,
Indonesia.
Australia
Dasar
keberadaannya terlalu melimpah akan
Menurut
menyebabkan luapan sungai dan pada
dan
lempeng
Samudera
Pasifik.
BAKORNAS
PB
(2007)
dalam
yaitu mencapai
Kondisi
nilai
Akan
2000-3000
seperti
positif
ini
bagi
tetapi,
jika
akhirnya akan menimbulkan banjir.
"Arahan Kebijakan Mitigasi Bencana
Sejak pertengahan tahun 2000-
Perkotaan di Indonesia", dilihat dari
an, hampir setiap tahunnya Surakarta
potensi bencana yang ada Indonesia
mengalami banjir. Puncaknya adalah
merupakan negara dengan potensi
saat banjir besar Desember 2007. Kota
bencana (hazard potency) yang sangat
Surakarta merupakan kawasan rawan
tinggi. Beberapa potensi bencana yang
banjir karena berada di zona depresi
ada antara lain adalah bencana alam
(intermontain
seperti gempa bumi, gunung meletus,
Vulkan Lawu, Vulkan Merapi dan
banjir, tanah longsor, dan lain-lain.
pegunungan seribu. Air permukaan
Potensi bencana yang ada di Indonesia
yang masuk Kota Surakarta berasal
dapat
2
dari tiga arah yaitu dari lereng
kelompok utama, yaitu potensi bahaya
tenggara Gunung Merapi, lereng barat
utama (main hazard) dan potensi
Gunung Lawu dan Wonogiri dengan
bahaya ikutan (collateral hazard).
sembilan anak sungai yang masuk ke
dikelompokkan
menjadi
plain)
yang
diapit
Bengawan Solo. Ancaman banjir kini
1
NOVI DWI ASTUTI, Pendidikan Geografi 2009, FKIP - UMS
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan
Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009
juga dari kiriman air sungai Pepe.
dan merupakan banjir yang paling
Suprapto Dibyosaputro (1998)
besar yang terjadi sampai sekarang ini.
banjir merupakan satu bahaya alam
Banjir yang menerjang Banyuanyar
yang terjadi di alam ini dimana air
dikarenakan air dari Kali Pepe meluap
menggenang lahan-lahan rendah di
ke
sekitar
sungai
pemukiman
warga.
Hal
ini
sebagai
akibat
diakibatkan dari Kali Pepe yang tidak
alur
sungai
dapat menampung kapasitas debit air
menampung dan mengalirkan air,
hujan yang mengalir di kali tersebut.
sehingga
alur
Apalagi belum diperbaikinya talut di
melampaui tanggul dan mengenai
tepi Kali Pepe yang membuat air
daerah sekitarnya. Hal ini dikarenakan
limpasan kali meluap.
ketidakmampuan
meluap
keluar
banyak wilayah di Indonesia pada saat
Diperlukan
upaya
untuk
musim hujan sering terjadi banjir.
mengantisipasi
Banjir dapat terjadi karena adanya
kejadian banjir yang terjadi dengan
faktor
pengaruh
kegiatan
yang
perlakuan manusia terhadap alam dan
Bencana
sebagaimana
lingkungannya.
dalam UU Nomor 24 Tahun 2007
alamiah
Pada
menerjang
maupun
tahun
2009
Surakarta,
banjir
terutama
di
tentang
untuk
atau
meminimalisir
disebut
Mitigasi
tercantum
Penanggulangan
mengahadapi
Bencana
kemungkinan
Banyuanyar,
bencana yang akan datang. Paimin,
Surakarta
dkk (2009) perlu disadari bahwa
dengan kondisi yang cukup parah. Hal
teknik mitigasi banjir tidak paralel,
ini dikarenakan banjir yang terjadi
bahkan bisa bertentangan, sehingga
memiliki ketinggian hampir mencapai
dalam
2 m. Sebelumnya, Banyuanyar sendiri
pengendalian
harus
dengan
merupakan daerah yang tidak pernah
pertimbangan
seksama.
Identifikasi
terjadi banjir. Namun pada Tahun
karakteristik daerah banjir merupakan
2009 itulah banjir terjadi di daerah ini
dasar
daerah
kecamatan
Kelurahan
Banjarsari
faktor
pemilihan
untuk
utama
jenis
melakukan
yang
teknik
diagnosis
menyebabkan
2
NOVI DWI ASTUTI, Pendidikan Geografi 2009, FKIP - UMS
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan
Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009
kerawanan, sehingga kemudian dapat
1361/Menkes/SK/XII/2001
digunakan
pedoman sistem peringatan dini di
sebagai
pertimbangan
tentang
dalam menyusun rencana tindak teknik
daerah
pengendaliannya.
banjir
Peringatan Dini merupakan subsistem
menurut Ward Tahun 1978 dalam
awal dalam kegiatan kesiapsiagaan,
Floods A Geographical Perspective
agar masyarakat dan jajaran kesehatan
ada 3: bentuk perlindungan diri,
di
penyesuaian diri dan penyusutan. Dari
terutama pada daerah potensi bencana
kondisi yang ada bisa memberikan
dapat
catatan bagi pemerintah Surakarta
menghadapi kemungkinan terjadinya
untuk melakukan kajian yang sesuai
bencana.
untuk menanggulangi bila suatu saat
serangkaian kegiatan yang dilakukan
banjir datang lagi. Yasin Yusuf juga
untuk mengantisipasi bencana melalui
menuturkan
pengorganisasian
Mitigasi
bahwa
mitigasi
yang
potensi
provinsi
lebih
.
bencana.
dan
Sistem
kabupaten/kota
mempersiapkan
Kesiapsiagaan
diri
adalah
serta
melalui
diperlukan saat ini adalah bentuk
langkah yang tepat guna dan berdaya
perlindungan.
yang
guna. (UU No 24 Tahun 2007, Bab I
dimaksud menjurus kepada adanya
Ketentuan Umum, angka 7). (PP No
pembangunan talut di sepanjang Kali
21 Tahun 2008, Bab I Ketentuan
Pepe.
Umum,
Perlindungan
Pasalnya,
total
luas
Kota
Pasal
1
angka
4).
bengawan hanya 10,57% atau 465,52
Kesiapsiagaan
hektare (ha) yang berfungsi efektif
penyusunan rencana tanggap darurat
sebagai lahan resapan. Sementara itu,
bencana,
luas
peringatan
lahan
permukiman
mencapai
81,10% atau 3.938,54 ha.
Beberapa
masyarakat,
dalam
kesiapsiagaan
diantaranya
Keputusan
Menteri
Republik
Indonesia
meliputi
pengembangan
dini,
system
peningkatan
kemampuan diri, dll.
kebijakan
meningkatkan
tersebut
Melihat
permasalahan
yang
muncul diatas maka ada beberapa hal
adalah
yang menjadi tujuan dalam penelitian
Kesehatan
ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai
Nomor:
adalah :
3
NOVI DWI ASTUTI, Pendidikan Geografi 2009, FKIP - UMS
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan
Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009
1. Mengidentifikasi
tingkat
besarnya
kualitatif. Jumlah populasi sebanyak
yang
2897 Kepala Keluarga yang menjadi
kerusakan
ditimbulkan banjir di Kelurahan
korban
Banyuanyar,
monografi
Banjarsari
Kecamatan
Surakarta
Tahun
2009.
banjir
Kelurahan
data
Banyuanyar.
Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah
2. Mengidentifikasi
berdasarkan
tingkat
kesiapsiagaan
tingkat
masyarakat terhadap bencana banjir.
kesiapsiagaan masyarakat dalam
Variabel terikat dalam penelitian ini
menghadapi bencana banjir di
adalah tingkat kerusakan yang timbul
Kelurahan
akibat banjir.
Banyuanyar,
Kecamatan Banjarsari Surakarta
Tahun 2009.
Adapun teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini yaitu:
1.
METODE PENELITIAN
Menurut
Penelitian ini di laksanakan di
Kelurahan Banyuanyar,
Wawancara
Sugiyono
(2011),
wawancara digunakan sebagai
Kecamatan
pene-
teknik pengumpulan data apabila
litian dilakukan selama empat bulan
peneliti ingin melakukan studi
dari bulan Mei sampai Agustus 2013.
pendahuluan untuk melakukan
Banjarsari Surakarta. Proses
permasalahan yang harus diteliti
Penelitian
penelitian
yang
survey
adalah
digunakan
untuk
mendapatkan data dari tempat tertentu
yang
alamiah,
tetapi
dalam
pengumpulan data yang dipelajari
dilakukan perlakuan (Sugiyono, 2011).
Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah survey, dan jenis
penelitian
ini
adalah
dan juga mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam.
2.
Observasi
Observasi yang dilakukan berupa
peneliti
dengan
berpedoman
kepada
desain
penelitiannya
mengunjungi lokasi penelitian
untuk
mengamati
langsung
deskriptif
4
NOVI DWI ASTUTI, Pendidikan Geografi 2009, FKIP - UMS
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan
Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009
3.
berbagai hal atau kondisi yang
banyaknya alternatif jawaban dari
ada di lapangan.
responden.
Kuisioner (angket)
2.
Analisis
Angket yang digunakan dalam
masyarakat.
penelitian ini bersifat tertutup,
diberikan
kepada
Kelurahan
masyarakat
Banyuanyar,
Dalam penelitian ini untuk
mengklasifikasikan
tingkat
kesiapsiagaan
masyarakat
Kecamatan Banjarsari Surakarta.
menggunakan rumus sturges. Adapun
Adapun
klasifikasinya sebagai berikut:
tujuannya
untuk
mengukur seberapa baik tingkat
kerusakan
dan
No. Nilai
Dokumentasi
Teknik
dokumentasi
gambar
daerah
1
0,8 - 1
Sangat Siap
2
0,6 – 0,8
Siap
3
0,4 – 0,6
Hampir Siap
4
0,2 – 0,4
Kurang Siap
5
0 – 0,2
Belum Siap
penelitian dan memperoleh data
tentang bagaimana kesiapsiagaan
masyarakat
Kelurahan
Banyuanyar dalam menangani
bencana banjir.
Kategori
Indeks
dalam
penelitian ini dilakukan untuk
pengambilan
Klasifikasi Kesiapsiagaan Masyarakat
tingkat
kesiapsiagaan masyarakat.
4.
kesiapsiagaan
Sumber : Sudjana 1988
Teknik analisis data:
1.
Penentuan
Analisis tingkat kerusakan akibat
tingkat
kerusakan
dalam penelitian ini untuk menentukan
presentase
yang
tingkat
kesiapsiagaan masyarakat menghadapi
bencana banjir.
Analisis
kategori
diperoleh
bencana
banjir
dinyatakan
dalam
rumus:
dari
5
NOVI DWI ASTUTI, Pendidikan Geografi 2009, FKIP - UMS
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan
Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009
tersebut mengalami kerusakan yang
Indeks =
berat.
HASIL
PENELITIAN
DAN
2. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat
di
PEMBAHASAN
Kelurahan
Kecamatan
Berdasarkan hasil penelitian
tentang
Kesiapsiagaan
Banyuanyar,
Banjarsari
Surakarta
Tahun 2009
Masyarakat
Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di
Indeks
Kelurahan Banyuanyar,
Kesiapsiagaan=
Kecamatan
Banjarsari Surakarta diperoleh hasil
=
sebagai berikut :
1. Tingkat
Kerusakan
= 0,5
yang
Ditimbulkan Banjir di Kelurahan
Berdasarkan hasil perhitungan di
Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari
atas,
Surakarta Tahun 2009 diketahui
kesiapsiagaan
bahwa dari semua aspek dalam
Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan
menentukan
Banjarsari Surakarta diperoleh nilai
seperti
tingkat
aspek
pemerintahan,
kerusakan
penduduk,
aspek
aspek
ekonomi,
diketahui
interval
0,4
menunjukkan
lingkungan
kesiapsiagaan
mengalami
keseluruhan
kerusakan
yang
tingkat
masyarakat
indeks yaitu 0,5 yang berada pada
aspek sarana prasarana, dan aspek
secara
bahwa
–
0,6,
bahwa
hal
ini
tingkat
masyarakat
Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan
tergolong berat. Hal ini dapat
Banjarsari
dilihat dari presentase setiap aspek
bencana banjir termasuk dalam
yang
kategori Hampir Siap.
menunjukkan
presentase
Surakarta
terhadap
100%. Ini dapat diartikan bahwa
saat terjadi banjir, aspek-aspek
6
NOVI DWI ASTUTI, Pendidikan Geografi 2009, FKIP - UMS
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan
Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009
Kecamatan Banjarsari Surakarta
SIMPULAN
Tahun 2009 diperoleh nilai indeks
Berdasarkan hasil penelitian
tentang
Kesiapsiagaan
Masyarakat
Dalam Menghadapi Bencana Banjir di
Kelurahan Banyuanyar,
Kecamatan
Banjarsari Surakarta Tahun 2009 dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat
kerusakan
yang
ditimbulkan banjir di Kelurahan
Banyuanyar
yaitu
0,5
interval
yang
0,4
menunjukkan
kesiapsiagaan
Kelurahan
–
berada
0,6,
bahwa
pada
hal
ini
tingkat
masyarakat
Banyuanyar,
Kecamatan Banjarsari Surakarta
terhadap bencana banjir termasuk
dalam kategori Hampir Siap.
Kecamatan
Banjarsari Surakarta Tahun 2009
diketahui bahwa dari semua aspek
dalam
menentukan
tingkat
kerusakan seperti aspek penduduk,
aspek
pemerintahan,
aspek
ekonomi, aspek sarana prasarana,
dan
aspek
lingkungan
secara
keseluruhan mengalami kerusakan
yang tergolong berat. Hal ini dapat
dilihat dari presentase setiap aspek
yang
menunjukkan
presentase
100%. Ini dapat diartikan bahwa
saat terjadi banjir, aspek-aspek
tersebut
mengalami
kerusakan
yang berat.
2. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat
Kelurahan
Banyuanyar,
7
NOVI DWI ASTUTI, Pendidikan Geografi 2009, FKIP - UMS
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2001. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1361/Menkes/SK/XII/.
Anonim. 2007. Undang-Undang Nomor 24 tentang Penanggulangan Bencana .
Anonim. 2012. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor
02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.
Bakornas PB. 2007. Pedoman Penanggulangan Banjir Tahun 2007-2008. Jakarta.
Barry Adhitya, Aditya Reffiyanto, Adi Kurnia, Denden Firman Arief, Aditya
Reffiyanto, Fahrulrozi, Paski Hidayat, Dwi Boy Matriosya. 2009.
Muhammadiyah dan Kesiapsiagaan Bencana. Jakarta: Risalah MDMC.
Dibyosaputro, Suprapto. 1998. Penanggulangan Bencana Banjir . Jakarta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D . Bandung:
Alfabeta
Yusuf, Yasin. 2005. Anatomi Banjir Kota Pantai: Perspektif Geografi. Surakarta:
Pustaka Cakra.