TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA Tingkat Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bencana Banjir Di Dusun Nusupan Desa Kadokan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA
BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO

ARTIKEL PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Geografi

FERRI PRASETYO
A 610090081

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2013

TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA
BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO


Disusun Oleh:
FERRI PRASETYO
A 610090081

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat
kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir yang dilihat dari tingkat
pendidikan antara lulusan SD, lulusan SMP, lulusan SMA, dan lulusan
Perguruan Tinggi di Dusun Nusupan, Desa Kadokan, Kecamatan Grogol,
Kabupaten Sukoharjo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survei. Populasi masyarakat Dusun Nusupan berdasarkan tingkat
pendidikan sebesar 221 KK (Kepala Keluarga). Jumlah seluruh sampel sebesar
130 KK (Kepala Keluarga) yang diambil menggunakan teknik proportionate
stratified random sampling (pengambilan sampel secara acak berstrata
proporsional). Berdasarkan tingkat ekspalanisnya penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif komparatif. Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu tingkat
kesiapsiagaan sebagai variabel bebas (independen) dan tingkat pendidikan
sebagai variabel terikat (dependen). Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan wawancara, observasi (pengamatan), kuesioner, dan

dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Chi kuadrat k sampel. Hasil analisis data dalam penelitian ini diperoleh besarnya
nilai 2hitung sebesar 22,792 dengan p = 0,030. Hasil perhitungan tersebut
menunjukkan nilai p < 0,05; maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan tingkat
kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir, antara lulusan SD, lulusan
SMP, lulusan SMA, dan lulusan Perguruan Tinggi di Dusun Nusupan, Desa
Kadokan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Analisis lanjut dalam
penelitian ini menggunakan analisis Koefisien Kontingensi. Hasil analisis
kontingensi menunjukkan tingkat kesiapsiagaan mempunyai hubungan signifikan
dengan tingkat pendidikan lulusan SD, lulusan SMP, lulusan SMA, dan lulusan
Perguruan Tinggi sebesar 0,386. Artinya tingkat kesiapsiagaan masyarakat
terhadap bencana banjir di Dusun Nusupan dapat diberlakukan ke populasi atau
berhubungan didalam populasinya.
Kata Kunci: Tingkat kesiapsiagaan, Bencana Banjir, Tingkat pendidikan.

TINTYERSITAS MTIHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGT]RUAN DAN ILMU PENIDIDIKAN
Jl. A. Yani Tromol Pos I - Pabelan, Kartasura Telp. (0271)717417 fa,r: 715448 Surakarta 57102
Website: http://www.ums.ac.id Email: ums@ums.ac.id


Surat Perse
Yang bertanda tangan dibawatr ini pembimbing skripsi/tugas akhir

Nama
NIK

: Drs. Muhammad Musiyam,

:

MTP

:574

Telah membaca drn mencermati naskatr artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan
skripsi/tugas aktrir dari mahasiswa
Nama

Ferri Prasetyo


NIM

A 610090081

:

Program Studi Pendidikan Geografi
Judul Skripsi

TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA
BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO

Naskah artikel tersebut,layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta 19 Agustus 2013

NIK.574


1

Bengawan Solo meluap (Marjono, 8

PENDAHULUAN
Banjir

merupakan

masalah

serius yang berdampak terhadap
terganggunya kehidupan sehari-hari
dan kerusakan lingkungan. Menurut
UNESCO

(2007:10)

dinyatakan


bahwa banjir memiliki

dampak-

dampak yang meliputi dampak fisik,
sosial, ekonomi dan lingkungan.
Kabupaten

Sukoharjo

merupakan daerah potensi bencana
banjir yang termasuk kelas rawan
tinggi. Dalam data BNPB (2011:146)
mengenai Indeks Rawan Bencana
Indonesia (IRBI) dinyatakan bahwa
Kabupaten Sukoharjo mencapai skor
indeks rawan banjir sebesar 40 (kelas
rawan tinggi) dan termasuk dalam
ranking nasional urutan ke- 95 seKabupaten di Indonesia.

Dusun
Kadokan,

Nusupan,
Kecamatan

Februari 2013). Banjir yang terjadi di
Dusun Nusupan merendam beberpa
KK (Kepala Keluarga) tiap tahunnya.
Banjir di Dusun Nusupan disebabkan
oleh

3

sungai

Sungai

Bengawan Solo, Sungai Premulung,
dan Sungai Samin (Marjono, 18

Februari 2013).
Kesadaran
masyarakat
mengenai

sebagian
Dusun

bencana

Nusupan

banjir

masih

kurang, saat terjadi bencana banjir
sebagian

penduduk


tidak

mau

dievakuasi dan memilih menunggu
rumahnya

(Marjono,

2013).

Menurut

8

pengetahuan

Februari


LIPI

UNESCO/ISDR



(2006:14),
merupakan

faktor

utama dan menjadi kunci untuk
kesiapsiagaan.

Desa

yaitu

dimiliki


Pengetahuan
biasanya

yang
dapat

Grogol,

mempengaruhi sikap dan kepedulian

Kabupaten Sukoharjo paling rawan

masyarakat untuk siap dan siaga

banjir diantara Dusun-dusun lain di

dalam mengantisipasi bencana.

Desa Kadokan karena berada di

Kesiapsiagaan

masyarakat

bantaran Sungai Bengawan Solo dan

dalam menghadapi bencana banjir

tidak

sangat

terdapat

tanggul

sungai

penting.

Kesiapsiagaan

sehingga Dusun tersebut terkena

merupakan salah satu bagian dari

dampak

proses

banjir

ketika

Sungai

manajemen

bencana

dan

2

didalam konsep pengelolaan bencana

penelitian yang berkenaan tentang

yang

ini,

Tingkat Kesiapsiagaan Masyarakat

kesiapsiagaan

Terhadap Bencana Banjir di Dusun

merupakan salah satu elemen penting

Nusupan Desa Kadokan Kecamatan

dari kegiatan pengurangan risiko

Grogol

bencana

Penelitian

berkembang

peningkatan

yang

saat

bersifat

pro-aktif,

Kabupaten
ini

Sukoharjo.

bertujuan

sebelum terjadinya suatu bencana

mengetahui

(LIPI – UNESCO/ISDR, 2006:6).

kesiapsiagaan masyarakat terhadap

Kesiapsiagaan

bencana banjir yang dilihat dari

membutuhkan

perbedaan

untuk
tingkat

partisipasi

tingkat pendidikan antara lulusan

kesiapsiagaan

SD, lulusan SMP, lulusan SMA, dan

bencana sangat penting. Menurut

lulusan Perguruan Tinggi di Dusun

UNESCO

Nusupan, Desa Kadokan, Kecamatan

partisipasi

masyarakat,

masyarakat

dalam

(2007:14),

penanggulangan banjir tentu saja
membutuhkan

partisipasi

masyarakat. Hanya masyarakat itu
sendiri

yang

mengidentifikasi
mengetahui

Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

Penelitian

mampu

ini

dilaksanakan

dan

pada 27 Mei – 24 Juli 2013 di Dusun

prioritasnya

Nusupan, Desa Kadokan, Kecamatan

kebutuhan

urutan

METODE PENELITIAN

dalam menghadapi bencana banjir.

Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

Menurut UNESCO (2007:14), hanya

Metode yang digunakan dalam

mereka yang paling mampu dalam

penelitian ini adalah metode survei.

menjabarkan masalah-masalah yang

Menurut Sugiyono (2012:6), metode

ada

survei digunakan untuk mendapatkan

serta

melakukan

tindakan

responsif berdasarkan sumber daya

data

dan kapasitas lokal yang tersedia,

alamiah

sehingga

banjir

peneliti melakukan perlakuan dalam

dapat direncanakan dan diterapkan

pengumpulan data, misalnya dengan

secara efektif.

mengedarkan

penanggulangan

dari

tempat
(bukan

uraian diatas,

wawancara

penulis tertarik untuk melakukan

sebagainya.

Berawal

dari

tertentu
buatan),

kuesioner,
terstruktur

yang
tetapi

test,
dan

3

Populasi
Nusupan

masyarakat

berdasarkan

Dusun

kesimpulannya (Sugiyono, 2012:38).

tingkat

Berdasarkan tingkat ekspalanisnya

pendidikan sebesar 221 KK (Kepala

penelitian

Keluarga).

kuantitatif komparatif. Penelitian ini

Penelitian

ini

Proportionate

menggunakan
stratified

random

sampling

ini

adalah

menggunakan
tingkat

2

penelitian

variabel

kesiapsiagaan

yaitu
sebagai

(pengambilan sampel acak berstrata

variabel bebas (independen) dan

proporsional).

tingkat pendidikan sebagai variabel

Sampel

yang

ditetapkan pada populasi 221 KK
adalah

130

KK.

perhitungan

sampel

Adapun

hasil

secara

acak

terikat (dependen).
Penelitian

komparatif adalah suatu penelitian

berstrata proporsional sebagai tabel

yang

berikut.

(Sugiyono,

bersifat

membandingkan

2010:11).

Sugiyono

Tabel Jumlah Sampel

kuantitatif

(2010:11),

Menurut
penelitian

Masyarakat Dusun Nusupan

komparatif variabelnya masih sama

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

dengan penelitian variabel mandiri

No. Tingkat

Jumlah

tetapi untuk sampel yang lebih dari

Pendidikan

Sampel

satu, atau dalam waktu yang berbeda.

1

Lulusan SD

53 KK

2

Lulusan SMP

34 KK

dalam penelitian ini menggunakan

3

Lulusan SMA

39 KK

wawancara, observasi (pengamatan),

4

Lulusan

4 KK

kuesioner, dan dokumentasi.

Teknik

data

Teknik analisis data dalam

Perguruan Tinggi
Jumlah

pengumpulan

130 KK

penelitian

ini

menggunakan

perhitungan nilai indeks dengan lima
adalah

parameter dari LIPI-UNESCO Tahun

suatu atribut atau sifat atau nilai dari

2006 yang meliputi Pengetahuan dan

orang, obyek atau kegiatan yang

sikap

mempunyai variasi tertentu yang

(Knowledge

ditetapkan

Kebijakan

Variabel

dipelajari

penelitian

oleh
dan

peneliti

untuk

kemudian

ditarik

terhadap

resiko

and
dan

Statement/PS),

bencana

Attitude/KA),

Panduan

(Policy

Rencana

untuk

4

Keadaan

Darurat

Bencana

Teknik analisis data dalam

(Emergency Planning/EP), Sistim

penelitian ini juga menggunakan Chi

Peringatan

kuadrat k sampel untuk mengetahui

Bencana

(Warning

System/WS) dan Mobilisasi Sumber
Daya

Mobilization

(Resource

Capacity/RMC).

tingkat

kesiapsiagaan

masyarakat terhadap bencana banjir,
antara lulusan SD, lulusan SMP,



LIPI

perbedaan

UNESCO/ISDR

lulusan SMA, dan lulusan Perguruan

(2006:47), dinyatakan bahwa indeks

Tinggi.

per parameter menggunakan angka

digunakan untuk menguji hipotesis

indeks gabungan tidak ditimbang,

komparatif

artinya semua pertanyaan dalam

bila datanya berbentuk diskrit atau

parameter tersebut mempunyai bobot

nominal (Sugiyono, 2009:193). Data



nominal adalah data yang hanya

yang

sama.

Menurut

UNESCO/ISDR

LIPI

(2006:47),

penentuan nilai indeks untuk setiap
parameter dihitung berdasar rumus:
Indeks =
x 100





LIPI

diperoleh dengan rumus sebagai
berikut:









�� �


�� �


�� ��


�� �

��







x�



+
+

x



x�



+

x

x�

sampel

lebih dari dua sampel,

digolong-golongkan

secara

terpisah (Sugiyono, 2012:4).

Koefisien

sederhana angka indeks gabungan



k

lanjut

dalam

penelitian ini menggunakan analisis

UNESCO/ISDR (2006:47), secara

=

kuadrat

Analisis

��

Menurut

dapat

Chi

untuk

hubungan

tingkat

kesiapsiagaan masyarakat terhadap
bencana banjir, antara lulusan SD,
SMP, lulusan SMA, dan lulusan PT
(Perguruan

Tinggi).

(2012:100),

dinyatakan

koefisien

kontingensi

Sugiyono
bahwa
digunakan

untuk menghitung hubungan antar
variabel

�� +


mengetahui

Kontingensi

jika

datanya

berbentuk

nominal. Teknik analisis koefisien
kontingensi berkaitan erat dengan
Chi Kuadrat yang digunakan untuk

5

menguji

hipotesis

komparatif

k

sampel independen.
Pengolahan
penelitian

dalam

terhadap
data

hasil

penelitian

ini

menggunakan software SPSS 15.0
For Windows.

HASIL

perlu ditingkatkannya kesiapsiagaan
bencana

memanfaatkan
melaui

jalur

DAN

PEMBAHASAN

dengan

pendidikan

formal

pendidikan

sebagai

wadah untuk memberikan wawasan,
kesadaran, dan keterampilan dalam
kesiapsiagaan

PENELITIAN

banjir

terhadap

bencana

banjir, selain itu perlu didukung
pemanfaatan

pendidikan

informal

dengan mengajak seluruh masyarakat

Hasil analisis chi square dalam

dan memaksimalkan kegiatan yang

penelitian

ini

menunjukkan

ada dimasyarakat melalui sosialisasi

perbedaan

tingkat

kesiapsiagaan

mengenai bencana banjir, pertemuan

antara

rutin yang membahas bencana banjir,

lulusan SD, lulusan SMP, lulusan

serta pelatihan simulasi bencana

SMA, dan lulusan Perguruan Tinggi

secara bersama-sama.

terhadap

bencana

banjir

Sesuai

dibuktikan oleh hasil analisis chi

pendapat

square pada tabel silang diperoleh

J.Kodoati

hasil bahwa besarnya nilai 2hitung

(2006), dinyatakan bahwa indakan-

sebesar 22,792 dengan p = 0,030.

tindakan mengurangi dampak banjir

Hasil perhitungan menunjukkan nilai

pada

p < 0,05, maka H0 ditolak yang

dilakukan dengan informasi dan

berarti terdapat perbedaan tingkat

pendidikan,

kesiapsiagaan

meningkatkan

terhadap

bencana

dan

Robert

Roestam

individu

dan

Sjarief

masyarakat

sehingga

untuk

kesiapsiagaan

banjir antara lulusan SD, lulusan

menghadapi banjir akan lebih efektif

SMP, lulusan SMA, dan lulusan

lewat jalur pendidikan. Oleh Karena

Perguruan Tinggi

itu

Melihat
tingkat

adanya

perbedaan

kesiapsiagaan

masyarakat

pemahaman

tentang

sumber

bahaya dan potensi bencana kepada
masyarakat

hendaknya

Dusun Nusupan terhadap bencana

diintensifkan

dengan

banjir antara lulusan pendidikan

diselenggarakannya pendidikan dan

6

latihan, penyebaran brosur, pamflet,
sehingga

dapat

kesadaran

publik

Implementasi

meningkatkan
akan

hal

bencana.
ini

dilakukan dengan

dapat

memanfaatkan

5. Upaya yang dilakukan untuk
pemulihan

secara

cepat,

terutama pemulihan mental.
Hasil

analisis

menunjukkan

kontingensi

besarnya

koefisien

peran KK (Kepala Keluarga) di

kontingensi sebesar 0,386 dengan p

rumah masing-masing.

= 0,030. Jadi besarnya koefisien

Kesiapsiagaan masyarakat di

antara tingkat kesiapsiagaan dengan

Dusun Nusupan terhadap bencana

tingkat

banjir perlu ditingkatkan, menurut

lulusan SMP, lulusan SMA, dan

Krishna S. Pribadi, dkk (2008:I–9),

lulusan Perguruan Tinggi) = 0,386.

upaya

meningkatkan

Hasil tersebut menunjukkan tingkat

menghadapi

kesiapsiagaan mempunyai hubungan

bencana dapat dilakukan dengan cara

signifikan dengan tingkat pendidikan

sebagai berikut:

lulusan SD, lulusan SMP, lulusan

untuk

kesiapsiagaan

dalam

1. Pelatihan mengenai bagaimana

pendidikan

(lulusan

SD,

SMA, dan lulusan Perguruan Tinggi

menyelamatkan diri sendiri dan

sebesar

orang

kesiapsiagaan masyarakat terhadap

lain

ketika

terjadi

0,386.

Artinya

tingkat

bencana banjir di Dusun Nusupan

bencana.
2. Koordinasi antara pihak-pihak
terkait, siapa melakukan apa

dapat diberlakukan ke populasi atau
berhubungan didalam populasinya.

pada saat keadaan darurat,
serta upaya evakuasi ketempat

Penelitian ini menghasilkan 3

yang aman.
3. Menyiapkan

perlengkapan

darurat saat terjadi bencana.
4. Bagaimana
pertolongan

SIMPULAN

memberikan
pertama

pada

kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat

perbedaan

kesiapsiagaan

tingkat

masyarakat

di

Dusun Nusupan terhadap bencana

orang yang terluka saat terjadi

banjir

pada

masing-masing

bencana.

parameter kesiapsiagaan bencana
banjir, antara lulusan SD, lulusan

7

SMP, lulusan SMA dan lulusan
Perguruan Tinggi.
2. Terdapat

perbedaan

signifikan

tingkat kesiapsiagaan masyarakat
terhadap bencana banjir, antara
lulusan SD, lulusan SMP, lulusan
SMA, dan lulusan

Perguruan

Tinggi di Dusun Nusupan, Desa
Kadokan,

Kecamatan

Grogol,

Kabupaten Sukoharjo. Perbedaan
tersebut dibuktikan hasil analisis
chi

square

penolakan

0

menunjukkan

(p < 0,05).

3. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat
terhadap bencana banjir di Dusun
Nusupan dapat diberlakukan ke
populasi

atau

berhubungan

didalam populasinya. Hal tersebut
dibuktikan oleh hasil

analisis

kontingensi

tingkat

bahwa

kesiapsiagaan
terhadap

masyarakat
bencana

banjir

mempunyai hubungan signifikan
dengan tingkat pendidikan sebesar
0,386.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Mengantisipasi
Bencana Gempa Bumi dan Tsunami. Jakarta: LIPI – UNESCO/ISDR.
Krishna S. Pribadi, dkk. 2008. Pendidikan Siaga Bencana. Bandung: Pusat
Mitigasi Bencana – ITB.
Robert J. Kodoatie dan Roestam Sjarief. 2006. Pengelolaan Bencana Terpadu.
Jakarta: Yarsif Watampone.
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.
________. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: ALFABETA.
________. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
________. 2012. Statistik
ALFABETA.

Nonparametris

UNESCO. 2007. Petunjuk Praktis
Penanggulanagan Bencana Banjir. Jakarta.

untuk

Partisipasi

Penelitian.
Masyarakat

Bandung:
dalam

Dokumen yang terkait

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI DESA NGUTER KECAMATAN NGUTER Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bencana Banjir Di Desa Nguter Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 3 15

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI DESA NGUTER KECAMATAN NGUTER Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bencana Banjir Di Desa Nguter Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.

1 3 29

ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KORBAN BENCANA BANJIR DI DESA CEMANI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN Analisis Kesiapsiagaan Masyarakat Korban Bencana Banjir Di Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 1 15

PENDAHULUAN Analisis Kesiapsiagaan Masyarakat Korban Bencana Banjir Di Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 2 6

ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DESA TEGALMADE KECAMATAN MOJOLABAN Analisis Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bencana Banjir Desa Tegalmade Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

0 2 15

ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DESA TEGALMADE KECAMATAN MOJOLABAN Analisis Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bencana Banjir Desa Tegalmade Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

0 2 10

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Desa Langenharjo Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 4 13

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Desa Langenharjo Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 2 9

TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA Tingkat Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bencana Banjir Di Dusun Nusupan Desa Kadokan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 4 18

PENDAHULUAN Tingkat Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bencana Banjir Di Dusun Nusupan Desa Kadokan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 2 15