TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA Tingkat Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bencana Banjir Di Dusun Nusupan Desa Kadokan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.
TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA
BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
ARTIKEL PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Geografi
FERRI PRASETYO
A 610090081
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2013
TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA
BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
Disusun Oleh:
FERRI PRASETYO
A 610090081
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat
kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir yang dilihat dari tingkat
pendidikan antara lulusan SD, lulusan SMP, lulusan SMA, dan lulusan
Perguruan Tinggi di Dusun Nusupan, Desa Kadokan, Kecamatan Grogol,
Kabupaten Sukoharjo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survei. Populasi masyarakat Dusun Nusupan berdasarkan tingkat
pendidikan sebesar 221 KK (Kepala Keluarga). Jumlah seluruh sampel sebesar
130 KK (Kepala Keluarga) yang diambil menggunakan teknik proportionate
stratified random sampling (pengambilan sampel secara acak berstrata
proporsional). Berdasarkan tingkat ekspalanisnya penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif komparatif. Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu tingkat
kesiapsiagaan sebagai variabel bebas (independen) dan tingkat pendidikan
sebagai variabel terikat (dependen). Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan wawancara, observasi (pengamatan), kuesioner, dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Chi kuadrat k sampel. Hasil analisis data dalam penelitian ini diperoleh besarnya
nilai 2hitung sebesar 22,792 dengan p = 0,030. Hasil perhitungan tersebut
menunjukkan nilai p < 0,05; maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan tingkat
kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir, antara lulusan SD, lulusan
SMP, lulusan SMA, dan lulusan Perguruan Tinggi di Dusun Nusupan, Desa
Kadokan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Analisis lanjut dalam
penelitian ini menggunakan analisis Koefisien Kontingensi. Hasil analisis
kontingensi menunjukkan tingkat kesiapsiagaan mempunyai hubungan signifikan
dengan tingkat pendidikan lulusan SD, lulusan SMP, lulusan SMA, dan lulusan
Perguruan Tinggi sebesar 0,386. Artinya tingkat kesiapsiagaan masyarakat
terhadap bencana banjir di Dusun Nusupan dapat diberlakukan ke populasi atau
berhubungan didalam populasinya.
Kata Kunci: Tingkat kesiapsiagaan, Bencana Banjir, Tingkat pendidikan.
TINTYERSITAS MTIHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGT]RUAN DAN ILMU PENIDIDIKAN
Jl. A. Yani Tromol Pos I - Pabelan, Kartasura Telp. (0271)717417 fa,r: 715448 Surakarta 57102
Website: http://www.ums.ac.id Email: ums@ums.ac.id
Surat Perse
Yang bertanda tangan dibawatr ini pembimbing skripsi/tugas akhir
Nama
NIK
: Drs. Muhammad Musiyam,
:
MTP
:574
Telah membaca drn mencermati naskatr artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan
skripsi/tugas aktrir dari mahasiswa
Nama
Ferri Prasetyo
NIM
A 610090081
:
Program Studi Pendidikan Geografi
Judul Skripsi
TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA
BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
Naskah artikel tersebut,layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta 19 Agustus 2013
NIK.574
1
Bengawan Solo meluap (Marjono, 8
PENDAHULUAN
Banjir
merupakan
masalah
serius yang berdampak terhadap
terganggunya kehidupan sehari-hari
dan kerusakan lingkungan. Menurut
UNESCO
(2007:10)
dinyatakan
bahwa banjir memiliki
dampak-
dampak yang meliputi dampak fisik,
sosial, ekonomi dan lingkungan.
Kabupaten
Sukoharjo
merupakan daerah potensi bencana
banjir yang termasuk kelas rawan
tinggi. Dalam data BNPB (2011:146)
mengenai Indeks Rawan Bencana
Indonesia (IRBI) dinyatakan bahwa
Kabupaten Sukoharjo mencapai skor
indeks rawan banjir sebesar 40 (kelas
rawan tinggi) dan termasuk dalam
ranking nasional urutan ke- 95 seKabupaten di Indonesia.
Dusun
Kadokan,
Nusupan,
Kecamatan
Februari 2013). Banjir yang terjadi di
Dusun Nusupan merendam beberpa
KK (Kepala Keluarga) tiap tahunnya.
Banjir di Dusun Nusupan disebabkan
oleh
3
sungai
Sungai
Bengawan Solo, Sungai Premulung,
dan Sungai Samin (Marjono, 18
Februari 2013).
Kesadaran
masyarakat
mengenai
sebagian
Dusun
bencana
Nusupan
banjir
masih
kurang, saat terjadi bencana banjir
sebagian
penduduk
tidak
mau
dievakuasi dan memilih menunggu
rumahnya
(Marjono,
2013).
Menurut
8
pengetahuan
Februari
LIPI
UNESCO/ISDR
–
(2006:14),
merupakan
faktor
utama dan menjadi kunci untuk
kesiapsiagaan.
Desa
yaitu
dimiliki
Pengetahuan
biasanya
yang
dapat
Grogol,
mempengaruhi sikap dan kepedulian
Kabupaten Sukoharjo paling rawan
masyarakat untuk siap dan siaga
banjir diantara Dusun-dusun lain di
dalam mengantisipasi bencana.
Desa Kadokan karena berada di
Kesiapsiagaan
masyarakat
bantaran Sungai Bengawan Solo dan
dalam menghadapi bencana banjir
tidak
sangat
terdapat
tanggul
sungai
penting.
Kesiapsiagaan
sehingga Dusun tersebut terkena
merupakan salah satu bagian dari
dampak
proses
banjir
ketika
Sungai
manajemen
bencana
dan
2
didalam konsep pengelolaan bencana
penelitian yang berkenaan tentang
yang
ini,
Tingkat Kesiapsiagaan Masyarakat
kesiapsiagaan
Terhadap Bencana Banjir di Dusun
merupakan salah satu elemen penting
Nusupan Desa Kadokan Kecamatan
dari kegiatan pengurangan risiko
Grogol
bencana
Penelitian
berkembang
peningkatan
yang
saat
bersifat
pro-aktif,
Kabupaten
ini
Sukoharjo.
bertujuan
sebelum terjadinya suatu bencana
mengetahui
(LIPI – UNESCO/ISDR, 2006:6).
kesiapsiagaan masyarakat terhadap
Kesiapsiagaan
bencana banjir yang dilihat dari
membutuhkan
perbedaan
untuk
tingkat
partisipasi
tingkat pendidikan antara lulusan
kesiapsiagaan
SD, lulusan SMP, lulusan SMA, dan
bencana sangat penting. Menurut
lulusan Perguruan Tinggi di Dusun
UNESCO
Nusupan, Desa Kadokan, Kecamatan
partisipasi
masyarakat,
masyarakat
dalam
(2007:14),
penanggulangan banjir tentu saja
membutuhkan
partisipasi
masyarakat. Hanya masyarakat itu
sendiri
yang
mengidentifikasi
mengetahui
Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Penelitian
mampu
ini
dilaksanakan
dan
pada 27 Mei – 24 Juli 2013 di Dusun
prioritasnya
Nusupan, Desa Kadokan, Kecamatan
kebutuhan
urutan
METODE PENELITIAN
dalam menghadapi bencana banjir.
Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Menurut UNESCO (2007:14), hanya
Metode yang digunakan dalam
mereka yang paling mampu dalam
penelitian ini adalah metode survei.
menjabarkan masalah-masalah yang
Menurut Sugiyono (2012:6), metode
ada
survei digunakan untuk mendapatkan
serta
melakukan
tindakan
responsif berdasarkan sumber daya
data
dan kapasitas lokal yang tersedia,
alamiah
sehingga
banjir
peneliti melakukan perlakuan dalam
dapat direncanakan dan diterapkan
pengumpulan data, misalnya dengan
secara efektif.
mengedarkan
penanggulangan
dari
tempat
(bukan
uraian diatas,
wawancara
penulis tertarik untuk melakukan
sebagainya.
Berawal
dari
tertentu
buatan),
kuesioner,
terstruktur
yang
tetapi
test,
dan
3
Populasi
Nusupan
masyarakat
berdasarkan
Dusun
kesimpulannya (Sugiyono, 2012:38).
tingkat
Berdasarkan tingkat ekspalanisnya
pendidikan sebesar 221 KK (Kepala
penelitian
Keluarga).
kuantitatif komparatif. Penelitian ini
Penelitian
ini
Proportionate
menggunakan
stratified
random
sampling
ini
adalah
menggunakan
tingkat
2
penelitian
variabel
kesiapsiagaan
yaitu
sebagai
(pengambilan sampel acak berstrata
variabel bebas (independen) dan
proporsional).
tingkat pendidikan sebagai variabel
Sampel
yang
ditetapkan pada populasi 221 KK
adalah
130
KK.
perhitungan
sampel
Adapun
hasil
secara
acak
terikat (dependen).
Penelitian
komparatif adalah suatu penelitian
berstrata proporsional sebagai tabel
yang
berikut.
(Sugiyono,
bersifat
membandingkan
2010:11).
Sugiyono
Tabel Jumlah Sampel
kuantitatif
(2010:11),
Menurut
penelitian
Masyarakat Dusun Nusupan
komparatif variabelnya masih sama
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
dengan penelitian variabel mandiri
No. Tingkat
Jumlah
tetapi untuk sampel yang lebih dari
Pendidikan
Sampel
satu, atau dalam waktu yang berbeda.
1
Lulusan SD
53 KK
2
Lulusan SMP
34 KK
dalam penelitian ini menggunakan
3
Lulusan SMA
39 KK
wawancara, observasi (pengamatan),
4
Lulusan
4 KK
kuesioner, dan dokumentasi.
Teknik
data
Teknik analisis data dalam
Perguruan Tinggi
Jumlah
pengumpulan
130 KK
penelitian
ini
menggunakan
perhitungan nilai indeks dengan lima
adalah
parameter dari LIPI-UNESCO Tahun
suatu atribut atau sifat atau nilai dari
2006 yang meliputi Pengetahuan dan
orang, obyek atau kegiatan yang
sikap
mempunyai variasi tertentu yang
(Knowledge
ditetapkan
Kebijakan
Variabel
dipelajari
penelitian
oleh
dan
peneliti
untuk
kemudian
ditarik
terhadap
resiko
and
dan
Statement/PS),
bencana
Attitude/KA),
Panduan
(Policy
Rencana
untuk
4
Keadaan
Darurat
Bencana
Teknik analisis data dalam
(Emergency Planning/EP), Sistim
penelitian ini juga menggunakan Chi
Peringatan
kuadrat k sampel untuk mengetahui
Bencana
(Warning
System/WS) dan Mobilisasi Sumber
Daya
Mobilization
(Resource
Capacity/RMC).
tingkat
kesiapsiagaan
masyarakat terhadap bencana banjir,
antara lulusan SD, lulusan SMP,
–
LIPI
perbedaan
UNESCO/ISDR
lulusan SMA, dan lulusan Perguruan
(2006:47), dinyatakan bahwa indeks
Tinggi.
per parameter menggunakan angka
digunakan untuk menguji hipotesis
indeks gabungan tidak ditimbang,
komparatif
artinya semua pertanyaan dalam
bila datanya berbentuk diskrit atau
parameter tersebut mempunyai bobot
nominal (Sugiyono, 2009:193). Data
–
nominal adalah data yang hanya
yang
sama.
Menurut
UNESCO/ISDR
LIPI
(2006:47),
penentuan nilai indeks untuk setiap
parameter dihitung berdasar rumus:
Indeks =
x 100
�
–
LIPI
diperoleh dengan rumus sebagai
berikut:
�
�
�
�
�� �
�
�� �
�
�� ��
�
�� �
��
�
�
�
x�
�
+
+
x
�
x�
�
+
x
x�
sampel
lebih dari dua sampel,
digolong-golongkan
secara
terpisah (Sugiyono, 2012:4).
Koefisien
sederhana angka indeks gabungan
�
k
lanjut
dalam
penelitian ini menggunakan analisis
UNESCO/ISDR (2006:47), secara
=
kuadrat
Analisis
��
Menurut
dapat
Chi
untuk
hubungan
tingkat
kesiapsiagaan masyarakat terhadap
bencana banjir, antara lulusan SD,
SMP, lulusan SMA, dan lulusan PT
(Perguruan
Tinggi).
(2012:100),
dinyatakan
koefisien
kontingensi
Sugiyono
bahwa
digunakan
untuk menghitung hubungan antar
variabel
�� +
�
mengetahui
Kontingensi
jika
datanya
berbentuk
nominal. Teknik analisis koefisien
kontingensi berkaitan erat dengan
Chi Kuadrat yang digunakan untuk
5
menguji
hipotesis
komparatif
k
sampel independen.
Pengolahan
penelitian
dalam
terhadap
data
hasil
penelitian
ini
menggunakan software SPSS 15.0
For Windows.
HASIL
perlu ditingkatkannya kesiapsiagaan
bencana
memanfaatkan
melaui
jalur
DAN
PEMBAHASAN
dengan
pendidikan
formal
pendidikan
sebagai
wadah untuk memberikan wawasan,
kesadaran, dan keterampilan dalam
kesiapsiagaan
PENELITIAN
banjir
terhadap
bencana
banjir, selain itu perlu didukung
pemanfaatan
pendidikan
informal
dengan mengajak seluruh masyarakat
Hasil analisis chi square dalam
dan memaksimalkan kegiatan yang
penelitian
ini
menunjukkan
ada dimasyarakat melalui sosialisasi
perbedaan
tingkat
kesiapsiagaan
mengenai bencana banjir, pertemuan
antara
rutin yang membahas bencana banjir,
lulusan SD, lulusan SMP, lulusan
serta pelatihan simulasi bencana
SMA, dan lulusan Perguruan Tinggi
secara bersama-sama.
terhadap
bencana
banjir
Sesuai
dibuktikan oleh hasil analisis chi
pendapat
square pada tabel silang diperoleh
J.Kodoati
hasil bahwa besarnya nilai 2hitung
(2006), dinyatakan bahwa indakan-
sebesar 22,792 dengan p = 0,030.
tindakan mengurangi dampak banjir
Hasil perhitungan menunjukkan nilai
pada
p < 0,05, maka H0 ditolak yang
dilakukan dengan informasi dan
berarti terdapat perbedaan tingkat
pendidikan,
kesiapsiagaan
meningkatkan
terhadap
bencana
dan
Robert
Roestam
individu
dan
Sjarief
masyarakat
sehingga
untuk
kesiapsiagaan
banjir antara lulusan SD, lulusan
menghadapi banjir akan lebih efektif
SMP, lulusan SMA, dan lulusan
lewat jalur pendidikan. Oleh Karena
Perguruan Tinggi
itu
Melihat
tingkat
adanya
perbedaan
kesiapsiagaan
masyarakat
pemahaman
tentang
sumber
bahaya dan potensi bencana kepada
masyarakat
hendaknya
Dusun Nusupan terhadap bencana
diintensifkan
dengan
banjir antara lulusan pendidikan
diselenggarakannya pendidikan dan
6
latihan, penyebaran brosur, pamflet,
sehingga
dapat
kesadaran
publik
Implementasi
meningkatkan
akan
hal
bencana.
ini
dilakukan dengan
dapat
memanfaatkan
5. Upaya yang dilakukan untuk
pemulihan
secara
cepat,
terutama pemulihan mental.
Hasil
analisis
menunjukkan
kontingensi
besarnya
koefisien
peran KK (Kepala Keluarga) di
kontingensi sebesar 0,386 dengan p
rumah masing-masing.
= 0,030. Jadi besarnya koefisien
Kesiapsiagaan masyarakat di
antara tingkat kesiapsiagaan dengan
Dusun Nusupan terhadap bencana
tingkat
banjir perlu ditingkatkan, menurut
lulusan SMP, lulusan SMA, dan
Krishna S. Pribadi, dkk (2008:I–9),
lulusan Perguruan Tinggi) = 0,386.
upaya
meningkatkan
Hasil tersebut menunjukkan tingkat
menghadapi
kesiapsiagaan mempunyai hubungan
bencana dapat dilakukan dengan cara
signifikan dengan tingkat pendidikan
sebagai berikut:
lulusan SD, lulusan SMP, lulusan
untuk
kesiapsiagaan
dalam
1. Pelatihan mengenai bagaimana
pendidikan
(lulusan
SD,
SMA, dan lulusan Perguruan Tinggi
menyelamatkan diri sendiri dan
sebesar
orang
kesiapsiagaan masyarakat terhadap
lain
ketika
terjadi
0,386.
Artinya
tingkat
bencana banjir di Dusun Nusupan
bencana.
2. Koordinasi antara pihak-pihak
terkait, siapa melakukan apa
dapat diberlakukan ke populasi atau
berhubungan didalam populasinya.
pada saat keadaan darurat,
serta upaya evakuasi ketempat
Penelitian ini menghasilkan 3
yang aman.
3. Menyiapkan
perlengkapan
darurat saat terjadi bencana.
4. Bagaimana
pertolongan
SIMPULAN
memberikan
pertama
pada
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat
perbedaan
kesiapsiagaan
tingkat
masyarakat
di
Dusun Nusupan terhadap bencana
orang yang terluka saat terjadi
banjir
pada
masing-masing
bencana.
parameter kesiapsiagaan bencana
banjir, antara lulusan SD, lulusan
7
SMP, lulusan SMA dan lulusan
Perguruan Tinggi.
2. Terdapat
perbedaan
signifikan
tingkat kesiapsiagaan masyarakat
terhadap bencana banjir, antara
lulusan SD, lulusan SMP, lulusan
SMA, dan lulusan
Perguruan
Tinggi di Dusun Nusupan, Desa
Kadokan,
Kecamatan
Grogol,
Kabupaten Sukoharjo. Perbedaan
tersebut dibuktikan hasil analisis
chi
square
penolakan
0
menunjukkan
(p < 0,05).
3. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat
terhadap bencana banjir di Dusun
Nusupan dapat diberlakukan ke
populasi
atau
berhubungan
didalam populasinya. Hal tersebut
dibuktikan oleh hasil
analisis
kontingensi
tingkat
bahwa
kesiapsiagaan
terhadap
masyarakat
bencana
banjir
mempunyai hubungan signifikan
dengan tingkat pendidikan sebesar
0,386.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Mengantisipasi
Bencana Gempa Bumi dan Tsunami. Jakarta: LIPI – UNESCO/ISDR.
Krishna S. Pribadi, dkk. 2008. Pendidikan Siaga Bencana. Bandung: Pusat
Mitigasi Bencana – ITB.
Robert J. Kodoatie dan Roestam Sjarief. 2006. Pengelolaan Bencana Terpadu.
Jakarta: Yarsif Watampone.
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.
________. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: ALFABETA.
________. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
________. 2012. Statistik
ALFABETA.
Nonparametris
UNESCO. 2007. Petunjuk Praktis
Penanggulanagan Bencana Banjir. Jakarta.
untuk
Partisipasi
Penelitian.
Masyarakat
Bandung:
dalam
BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
ARTIKEL PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Geografi
FERRI PRASETYO
A 610090081
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2013
TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA
BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
Disusun Oleh:
FERRI PRASETYO
A 610090081
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat
kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir yang dilihat dari tingkat
pendidikan antara lulusan SD, lulusan SMP, lulusan SMA, dan lulusan
Perguruan Tinggi di Dusun Nusupan, Desa Kadokan, Kecamatan Grogol,
Kabupaten Sukoharjo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survei. Populasi masyarakat Dusun Nusupan berdasarkan tingkat
pendidikan sebesar 221 KK (Kepala Keluarga). Jumlah seluruh sampel sebesar
130 KK (Kepala Keluarga) yang diambil menggunakan teknik proportionate
stratified random sampling (pengambilan sampel secara acak berstrata
proporsional). Berdasarkan tingkat ekspalanisnya penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif komparatif. Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu tingkat
kesiapsiagaan sebagai variabel bebas (independen) dan tingkat pendidikan
sebagai variabel terikat (dependen). Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan wawancara, observasi (pengamatan), kuesioner, dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Chi kuadrat k sampel. Hasil analisis data dalam penelitian ini diperoleh besarnya
nilai 2hitung sebesar 22,792 dengan p = 0,030. Hasil perhitungan tersebut
menunjukkan nilai p < 0,05; maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan tingkat
kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir, antara lulusan SD, lulusan
SMP, lulusan SMA, dan lulusan Perguruan Tinggi di Dusun Nusupan, Desa
Kadokan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Analisis lanjut dalam
penelitian ini menggunakan analisis Koefisien Kontingensi. Hasil analisis
kontingensi menunjukkan tingkat kesiapsiagaan mempunyai hubungan signifikan
dengan tingkat pendidikan lulusan SD, lulusan SMP, lulusan SMA, dan lulusan
Perguruan Tinggi sebesar 0,386. Artinya tingkat kesiapsiagaan masyarakat
terhadap bencana banjir di Dusun Nusupan dapat diberlakukan ke populasi atau
berhubungan didalam populasinya.
Kata Kunci: Tingkat kesiapsiagaan, Bencana Banjir, Tingkat pendidikan.
TINTYERSITAS MTIHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGT]RUAN DAN ILMU PENIDIDIKAN
Jl. A. Yani Tromol Pos I - Pabelan, Kartasura Telp. (0271)717417 fa,r: 715448 Surakarta 57102
Website: http://www.ums.ac.id Email: ums@ums.ac.id
Surat Perse
Yang bertanda tangan dibawatr ini pembimbing skripsi/tugas akhir
Nama
NIK
: Drs. Muhammad Musiyam,
:
MTP
:574
Telah membaca drn mencermati naskatr artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan
skripsi/tugas aktrir dari mahasiswa
Nama
Ferri Prasetyo
NIM
A 610090081
:
Program Studi Pendidikan Geografi
Judul Skripsi
TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA
BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
Naskah artikel tersebut,layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta 19 Agustus 2013
NIK.574
1
Bengawan Solo meluap (Marjono, 8
PENDAHULUAN
Banjir
merupakan
masalah
serius yang berdampak terhadap
terganggunya kehidupan sehari-hari
dan kerusakan lingkungan. Menurut
UNESCO
(2007:10)
dinyatakan
bahwa banjir memiliki
dampak-
dampak yang meliputi dampak fisik,
sosial, ekonomi dan lingkungan.
Kabupaten
Sukoharjo
merupakan daerah potensi bencana
banjir yang termasuk kelas rawan
tinggi. Dalam data BNPB (2011:146)
mengenai Indeks Rawan Bencana
Indonesia (IRBI) dinyatakan bahwa
Kabupaten Sukoharjo mencapai skor
indeks rawan banjir sebesar 40 (kelas
rawan tinggi) dan termasuk dalam
ranking nasional urutan ke- 95 seKabupaten di Indonesia.
Dusun
Kadokan,
Nusupan,
Kecamatan
Februari 2013). Banjir yang terjadi di
Dusun Nusupan merendam beberpa
KK (Kepala Keluarga) tiap tahunnya.
Banjir di Dusun Nusupan disebabkan
oleh
3
sungai
Sungai
Bengawan Solo, Sungai Premulung,
dan Sungai Samin (Marjono, 18
Februari 2013).
Kesadaran
masyarakat
mengenai
sebagian
Dusun
bencana
Nusupan
banjir
masih
kurang, saat terjadi bencana banjir
sebagian
penduduk
tidak
mau
dievakuasi dan memilih menunggu
rumahnya
(Marjono,
2013).
Menurut
8
pengetahuan
Februari
LIPI
UNESCO/ISDR
–
(2006:14),
merupakan
faktor
utama dan menjadi kunci untuk
kesiapsiagaan.
Desa
yaitu
dimiliki
Pengetahuan
biasanya
yang
dapat
Grogol,
mempengaruhi sikap dan kepedulian
Kabupaten Sukoharjo paling rawan
masyarakat untuk siap dan siaga
banjir diantara Dusun-dusun lain di
dalam mengantisipasi bencana.
Desa Kadokan karena berada di
Kesiapsiagaan
masyarakat
bantaran Sungai Bengawan Solo dan
dalam menghadapi bencana banjir
tidak
sangat
terdapat
tanggul
sungai
penting.
Kesiapsiagaan
sehingga Dusun tersebut terkena
merupakan salah satu bagian dari
dampak
proses
banjir
ketika
Sungai
manajemen
bencana
dan
2
didalam konsep pengelolaan bencana
penelitian yang berkenaan tentang
yang
ini,
Tingkat Kesiapsiagaan Masyarakat
kesiapsiagaan
Terhadap Bencana Banjir di Dusun
merupakan salah satu elemen penting
Nusupan Desa Kadokan Kecamatan
dari kegiatan pengurangan risiko
Grogol
bencana
Penelitian
berkembang
peningkatan
yang
saat
bersifat
pro-aktif,
Kabupaten
ini
Sukoharjo.
bertujuan
sebelum terjadinya suatu bencana
mengetahui
(LIPI – UNESCO/ISDR, 2006:6).
kesiapsiagaan masyarakat terhadap
Kesiapsiagaan
bencana banjir yang dilihat dari
membutuhkan
perbedaan
untuk
tingkat
partisipasi
tingkat pendidikan antara lulusan
kesiapsiagaan
SD, lulusan SMP, lulusan SMA, dan
bencana sangat penting. Menurut
lulusan Perguruan Tinggi di Dusun
UNESCO
Nusupan, Desa Kadokan, Kecamatan
partisipasi
masyarakat,
masyarakat
dalam
(2007:14),
penanggulangan banjir tentu saja
membutuhkan
partisipasi
masyarakat. Hanya masyarakat itu
sendiri
yang
mengidentifikasi
mengetahui
Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Penelitian
mampu
ini
dilaksanakan
dan
pada 27 Mei – 24 Juli 2013 di Dusun
prioritasnya
Nusupan, Desa Kadokan, Kecamatan
kebutuhan
urutan
METODE PENELITIAN
dalam menghadapi bencana banjir.
Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Menurut UNESCO (2007:14), hanya
Metode yang digunakan dalam
mereka yang paling mampu dalam
penelitian ini adalah metode survei.
menjabarkan masalah-masalah yang
Menurut Sugiyono (2012:6), metode
ada
survei digunakan untuk mendapatkan
serta
melakukan
tindakan
responsif berdasarkan sumber daya
data
dan kapasitas lokal yang tersedia,
alamiah
sehingga
banjir
peneliti melakukan perlakuan dalam
dapat direncanakan dan diterapkan
pengumpulan data, misalnya dengan
secara efektif.
mengedarkan
penanggulangan
dari
tempat
(bukan
uraian diatas,
wawancara
penulis tertarik untuk melakukan
sebagainya.
Berawal
dari
tertentu
buatan),
kuesioner,
terstruktur
yang
tetapi
test,
dan
3
Populasi
Nusupan
masyarakat
berdasarkan
Dusun
kesimpulannya (Sugiyono, 2012:38).
tingkat
Berdasarkan tingkat ekspalanisnya
pendidikan sebesar 221 KK (Kepala
penelitian
Keluarga).
kuantitatif komparatif. Penelitian ini
Penelitian
ini
Proportionate
menggunakan
stratified
random
sampling
ini
adalah
menggunakan
tingkat
2
penelitian
variabel
kesiapsiagaan
yaitu
sebagai
(pengambilan sampel acak berstrata
variabel bebas (independen) dan
proporsional).
tingkat pendidikan sebagai variabel
Sampel
yang
ditetapkan pada populasi 221 KK
adalah
130
KK.
perhitungan
sampel
Adapun
hasil
secara
acak
terikat (dependen).
Penelitian
komparatif adalah suatu penelitian
berstrata proporsional sebagai tabel
yang
berikut.
(Sugiyono,
bersifat
membandingkan
2010:11).
Sugiyono
Tabel Jumlah Sampel
kuantitatif
(2010:11),
Menurut
penelitian
Masyarakat Dusun Nusupan
komparatif variabelnya masih sama
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
dengan penelitian variabel mandiri
No. Tingkat
Jumlah
tetapi untuk sampel yang lebih dari
Pendidikan
Sampel
satu, atau dalam waktu yang berbeda.
1
Lulusan SD
53 KK
2
Lulusan SMP
34 KK
dalam penelitian ini menggunakan
3
Lulusan SMA
39 KK
wawancara, observasi (pengamatan),
4
Lulusan
4 KK
kuesioner, dan dokumentasi.
Teknik
data
Teknik analisis data dalam
Perguruan Tinggi
Jumlah
pengumpulan
130 KK
penelitian
ini
menggunakan
perhitungan nilai indeks dengan lima
adalah
parameter dari LIPI-UNESCO Tahun
suatu atribut atau sifat atau nilai dari
2006 yang meliputi Pengetahuan dan
orang, obyek atau kegiatan yang
sikap
mempunyai variasi tertentu yang
(Knowledge
ditetapkan
Kebijakan
Variabel
dipelajari
penelitian
oleh
dan
peneliti
untuk
kemudian
ditarik
terhadap
resiko
and
dan
Statement/PS),
bencana
Attitude/KA),
Panduan
(Policy
Rencana
untuk
4
Keadaan
Darurat
Bencana
Teknik analisis data dalam
(Emergency Planning/EP), Sistim
penelitian ini juga menggunakan Chi
Peringatan
kuadrat k sampel untuk mengetahui
Bencana
(Warning
System/WS) dan Mobilisasi Sumber
Daya
Mobilization
(Resource
Capacity/RMC).
tingkat
kesiapsiagaan
masyarakat terhadap bencana banjir,
antara lulusan SD, lulusan SMP,
–
LIPI
perbedaan
UNESCO/ISDR
lulusan SMA, dan lulusan Perguruan
(2006:47), dinyatakan bahwa indeks
Tinggi.
per parameter menggunakan angka
digunakan untuk menguji hipotesis
indeks gabungan tidak ditimbang,
komparatif
artinya semua pertanyaan dalam
bila datanya berbentuk diskrit atau
parameter tersebut mempunyai bobot
nominal (Sugiyono, 2009:193). Data
–
nominal adalah data yang hanya
yang
sama.
Menurut
UNESCO/ISDR
LIPI
(2006:47),
penentuan nilai indeks untuk setiap
parameter dihitung berdasar rumus:
Indeks =
x 100
�
–
LIPI
diperoleh dengan rumus sebagai
berikut:
�
�
�
�
�� �
�
�� �
�
�� ��
�
�� �
��
�
�
�
x�
�
+
+
x
�
x�
�
+
x
x�
sampel
lebih dari dua sampel,
digolong-golongkan
secara
terpisah (Sugiyono, 2012:4).
Koefisien
sederhana angka indeks gabungan
�
k
lanjut
dalam
penelitian ini menggunakan analisis
UNESCO/ISDR (2006:47), secara
=
kuadrat
Analisis
��
Menurut
dapat
Chi
untuk
hubungan
tingkat
kesiapsiagaan masyarakat terhadap
bencana banjir, antara lulusan SD,
SMP, lulusan SMA, dan lulusan PT
(Perguruan
Tinggi).
(2012:100),
dinyatakan
koefisien
kontingensi
Sugiyono
bahwa
digunakan
untuk menghitung hubungan antar
variabel
�� +
�
mengetahui
Kontingensi
jika
datanya
berbentuk
nominal. Teknik analisis koefisien
kontingensi berkaitan erat dengan
Chi Kuadrat yang digunakan untuk
5
menguji
hipotesis
komparatif
k
sampel independen.
Pengolahan
penelitian
dalam
terhadap
data
hasil
penelitian
ini
menggunakan software SPSS 15.0
For Windows.
HASIL
perlu ditingkatkannya kesiapsiagaan
bencana
memanfaatkan
melaui
jalur
DAN
PEMBAHASAN
dengan
pendidikan
formal
pendidikan
sebagai
wadah untuk memberikan wawasan,
kesadaran, dan keterampilan dalam
kesiapsiagaan
PENELITIAN
banjir
terhadap
bencana
banjir, selain itu perlu didukung
pemanfaatan
pendidikan
informal
dengan mengajak seluruh masyarakat
Hasil analisis chi square dalam
dan memaksimalkan kegiatan yang
penelitian
ini
menunjukkan
ada dimasyarakat melalui sosialisasi
perbedaan
tingkat
kesiapsiagaan
mengenai bencana banjir, pertemuan
antara
rutin yang membahas bencana banjir,
lulusan SD, lulusan SMP, lulusan
serta pelatihan simulasi bencana
SMA, dan lulusan Perguruan Tinggi
secara bersama-sama.
terhadap
bencana
banjir
Sesuai
dibuktikan oleh hasil analisis chi
pendapat
square pada tabel silang diperoleh
J.Kodoati
hasil bahwa besarnya nilai 2hitung
(2006), dinyatakan bahwa indakan-
sebesar 22,792 dengan p = 0,030.
tindakan mengurangi dampak banjir
Hasil perhitungan menunjukkan nilai
pada
p < 0,05, maka H0 ditolak yang
dilakukan dengan informasi dan
berarti terdapat perbedaan tingkat
pendidikan,
kesiapsiagaan
meningkatkan
terhadap
bencana
dan
Robert
Roestam
individu
dan
Sjarief
masyarakat
sehingga
untuk
kesiapsiagaan
banjir antara lulusan SD, lulusan
menghadapi banjir akan lebih efektif
SMP, lulusan SMA, dan lulusan
lewat jalur pendidikan. Oleh Karena
Perguruan Tinggi
itu
Melihat
tingkat
adanya
perbedaan
kesiapsiagaan
masyarakat
pemahaman
tentang
sumber
bahaya dan potensi bencana kepada
masyarakat
hendaknya
Dusun Nusupan terhadap bencana
diintensifkan
dengan
banjir antara lulusan pendidikan
diselenggarakannya pendidikan dan
6
latihan, penyebaran brosur, pamflet,
sehingga
dapat
kesadaran
publik
Implementasi
meningkatkan
akan
hal
bencana.
ini
dilakukan dengan
dapat
memanfaatkan
5. Upaya yang dilakukan untuk
pemulihan
secara
cepat,
terutama pemulihan mental.
Hasil
analisis
menunjukkan
kontingensi
besarnya
koefisien
peran KK (Kepala Keluarga) di
kontingensi sebesar 0,386 dengan p
rumah masing-masing.
= 0,030. Jadi besarnya koefisien
Kesiapsiagaan masyarakat di
antara tingkat kesiapsiagaan dengan
Dusun Nusupan terhadap bencana
tingkat
banjir perlu ditingkatkan, menurut
lulusan SMP, lulusan SMA, dan
Krishna S. Pribadi, dkk (2008:I–9),
lulusan Perguruan Tinggi) = 0,386.
upaya
meningkatkan
Hasil tersebut menunjukkan tingkat
menghadapi
kesiapsiagaan mempunyai hubungan
bencana dapat dilakukan dengan cara
signifikan dengan tingkat pendidikan
sebagai berikut:
lulusan SD, lulusan SMP, lulusan
untuk
kesiapsiagaan
dalam
1. Pelatihan mengenai bagaimana
pendidikan
(lulusan
SD,
SMA, dan lulusan Perguruan Tinggi
menyelamatkan diri sendiri dan
sebesar
orang
kesiapsiagaan masyarakat terhadap
lain
ketika
terjadi
0,386.
Artinya
tingkat
bencana banjir di Dusun Nusupan
bencana.
2. Koordinasi antara pihak-pihak
terkait, siapa melakukan apa
dapat diberlakukan ke populasi atau
berhubungan didalam populasinya.
pada saat keadaan darurat,
serta upaya evakuasi ketempat
Penelitian ini menghasilkan 3
yang aman.
3. Menyiapkan
perlengkapan
darurat saat terjadi bencana.
4. Bagaimana
pertolongan
SIMPULAN
memberikan
pertama
pada
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat
perbedaan
kesiapsiagaan
tingkat
masyarakat
di
Dusun Nusupan terhadap bencana
orang yang terluka saat terjadi
banjir
pada
masing-masing
bencana.
parameter kesiapsiagaan bencana
banjir, antara lulusan SD, lulusan
7
SMP, lulusan SMA dan lulusan
Perguruan Tinggi.
2. Terdapat
perbedaan
signifikan
tingkat kesiapsiagaan masyarakat
terhadap bencana banjir, antara
lulusan SD, lulusan SMP, lulusan
SMA, dan lulusan
Perguruan
Tinggi di Dusun Nusupan, Desa
Kadokan,
Kecamatan
Grogol,
Kabupaten Sukoharjo. Perbedaan
tersebut dibuktikan hasil analisis
chi
square
penolakan
0
menunjukkan
(p < 0,05).
3. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat
terhadap bencana banjir di Dusun
Nusupan dapat diberlakukan ke
populasi
atau
berhubungan
didalam populasinya. Hal tersebut
dibuktikan oleh hasil
analisis
kontingensi
tingkat
bahwa
kesiapsiagaan
terhadap
masyarakat
bencana
banjir
mempunyai hubungan signifikan
dengan tingkat pendidikan sebesar
0,386.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Mengantisipasi
Bencana Gempa Bumi dan Tsunami. Jakarta: LIPI – UNESCO/ISDR.
Krishna S. Pribadi, dkk. 2008. Pendidikan Siaga Bencana. Bandung: Pusat
Mitigasi Bencana – ITB.
Robert J. Kodoatie dan Roestam Sjarief. 2006. Pengelolaan Bencana Terpadu.
Jakarta: Yarsif Watampone.
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.
________. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: ALFABETA.
________. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
________. 2012. Statistik
ALFABETA.
Nonparametris
UNESCO. 2007. Petunjuk Praktis
Penanggulanagan Bencana Banjir. Jakarta.
untuk
Partisipasi
Penelitian.
Masyarakat
Bandung:
dalam