SEJARAH MIGRASI ETNIK MANDAILING KE RANAH MINANG KECAMATAN LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT SUMATERA BARAT.

(1)

SEJARAH MIGRASI ETNIK MANDAILING KE RANAH

MINANG KECAMATAN LEMBAH MELINTANG

KABUPATEN PASAMAN BARAT

SUMATERA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

OLEH :

Warzukni

309121080

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Warzukni. NIM : 309121080. Sejarah Migrasi Etnik Mandailing ke Ranah Minang Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat. Jurusan Pendidikan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial.

Universitas Negeri Medan.2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sejarah Migrasinya Etnik Mandailing ke Ranah Minang Kecamatan Lembah Melintang, bagaimanaproses Adaptasi Etnik Mandailing dengan Etnik Minang. Kemudian untuk mengetahui Akulturasi Etnik Mandailing dengan Minangkabau di Kecamatan Lembah Melintang setelah bermigrasi, serta untuk mengetahui budaya Mandailing yang masih dapat dipertahankan dan yang telah mengalami perubahan dari kebudayaan masyarakat Etnik Mandailing setelah melakukan Migrasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research), study literatur (library research), dan melakukan wawancara kepada tokoh masyarakat Etnik Mandailing, dan penduduk setempat serta dokumentasi atau mengambil foto.

Adapun asal Etnik Mandailing yang di Kecamatan Lembah Melintang Dari Kotanopan, yaitu Raja Panjang yang bersuku Lubis bermigrasi ke Kecamatan Lembah Melintang pada abad ke XVII Masehi. Wilayah yang menjadi pilihan Migran Etnik Mandailing ini dikarenakan tanahnya yang subur, sungai yang banyak ikan dan hutan yang kaya akan rotan. Karena adanya Migrasi, proses Adaptasi Etnik Mandailing dengan Minang setelah adanya keputusan dari Daulat Parit Batu bahwasanya daerah Kecamatan Lembah Melintang adalah Ranah Minang, mengakibatkan adanya Akulturasi antara Etnik Mandailing dan MinangKabau baik di bidang ekonomi, sosial dan budayanya. Seiring berjalannya waktu Akulturasi Etnik Mandailing dengan Minang mengalami perubahan. Ada kebudayaan Etnik Mandailing yang masih dapat dipertahankan, namun ada juga kebudayaan yang hilang dan melahirkan budaya baru.


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Sejarah Migrasi Etnik Mandailing ke Ranah Minang Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat”. Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar S-1 Jurusan Pendidikan Sejarah UNIMED.

Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini berkat bantuan dari pihak-pihak yang mendukung. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberi dukungan, motivasi, dan bantuan moril maupun materil. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga penulis bisa menjadi sekarang ini

2. Yang tercinta dan tersayang di hati, skripsi ini Kupersembahkan secara istimewa kepada kedua orang tuaku, Abak Ku tersayang, yang akan selalu dihati Nasrun Lubis (alm) yang telah meninggal pada tanggal 1 september 2010 dan Umak yang Kucintai dan kasihi Hartini Nasution. Terimakasih atas semua kasih sayang, doa, dukungan, motivasi, pelajaran, nasehat dan bimbingan yang kalian berikan. Tiada cinta dan sayang yang paling besar kepada orang selain kepada mu ayah dan ibu.

3. Terimakasih kepada Bapak Prof. DR Ibnu Hajar Damanik,M.Si selaku rektor Unimed dan seluruh stafnya

4. Terimakasih kepada Bapak Restu MS. Selaku Dekan FIS Universitas Negeri Medan beserta stafnya

5. Terimakasihku kepada ibu Dra. Lukitaningsih,M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah serta dosen Pembanding utama

6. Terimakasihku kepada ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis,M,Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah dan Dosen Pembimbing skripsi yang telah memberikan saran, kritikan, dukungan, motivasi selama


(6)

perkuliahan. Terimakasih untuk semua yang ibu berikan. Jasa ibu sepanjang hidupku

7. Terimakasih kepada bapak Drs. Ponirin,M,Si selaku Dosen Pembanding utama dan pembimbing Akademik selama perkuliahan. 8. Terimakasih kepada bapak Drs. Yushar Tanjung,M,Si selaku Dosen

Pembanding bebas.

9. Kepada seluruh Bapak/Ibu Dosen serta staf pegawai jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial

10.Kepada Bapak Camat Kecamatan Lembah Melintang, Bapak Wali Nagari Ujung Gading dan seluruh stafnya di kantor kecamatan Lembah Melintang dan Kantor Wali Nagari Ujung Gading. Terimakasih telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 11.Skripsi ini juga Kupersembahkan kepada saudara-saudari kandungku

tersayang, Abang Ariandi Lubis, Utih Erwin Lubis, Uni Syukrika, Ayang Zulhayati, Akak Warzukna serta adik-adikku M.Royyan Lubis dan M.Gifar Lubis. Tak akan bisa terganti, kalianlah penyemangatku disaat aku lemah dan terpuruk, penasehatku juga disaat aku salah, pemberi tawa disaat aku sedih. Kalian memang yang terbaik dan akan selalu dihatiku.

12.Terimakasih untuk keluarga besar Unde Ama, Uni Sides, Mamak Masril, Mamak Syahron, Mamak Fuad, Mamak Syahril, Uni Munah, Abang Darta, Bang Uji, Bang Fandi, Utih Irda, Ni Inel dan keluarga besar lainnya

13.Yang terkhusus kepada seseorang yang ku sayang dan menyayangiku, karena telah menjadi bagian dari cerita cintaku, cerita sedihku dan cerita senangku. Terimakasih telah mau berbagi rasa bersamaku, karena dengan itu hidupku makin berwarna.

14.Terimakasih kepada sahabat terbaikku Linda Fauza, Rani Lucia Dewi, Zul’ulumi, Siti Rahmah, Vitrina Husni, Hambali Lubis dan Suherman. Jangan pernah melupakan kenangan kita. Kalian adalah teman terbaikku selamanya.


(7)

15.Terimakasih kepada Sahabat dan teman-temanku seperjuangan kelas B-Reguler 2009 dan tentunya pasukan AHH (Anti Huru Hara): Ayank Miladila jayanti mamang, Felira si rambut singa, Nurhayati k-pop, Fitria ningsih ndut, Madi ulok, Komting Arif, Fandi gomek, Abdul gandi, Wibi omes, Yudhis rumahan, Wak Bintang, Wak melda, Dian gaga, Hotnida, Oka gondrong, Jefri jepurut, Rio kecap, Fatar, Mora kritikan, Vina, Mei, Nela, Suminten, Tima, Nico, Hendri golden voice, Andiko Aceh, Heri bibir, Melgibson, Mona, Peli Popaye, Anri kiting, Ramot, Pak Tua Suner, Rahmat, dan Duem yang telah menjadikan kelas kita begitu kompak, menyenangkan, dan seru. Kalian akan selalu dihatiku.

16.Terimakasih kepada Abang, Kakak dan Adek-adek serta teman-teman seluruh jurusan pendidikan sejarah khususnya stambuk 2009.

17.Terimakasih buat teman-teman PPLT SMP N 1 Bangunpurba 2012, Juay, Nisa, Yuni, Halimah, Ibnu, Arif, Syahrul, Rizky, Puad, dan teman-teman yang lain. Terimakasih atas kebersamaan dan dukungannya.

18.Terimakasih kepada seluruh anggota LP2M atas doa dan dukungannya 19.Kepada adek dan kakak kostku, Devita, Ita, Melda, Dedek Elvira, Kak Rusdalela,SPd dan Kak Fatimah Zahara,SPd. Terimakasih telah memberi semangat dan dukungannya kepadaku, menjadi saudara disaat kakak lagi senang dan susah. Kalian akan tetap menjadi saudara dihatiku selamanya.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.

Medan, Juli 2013 Penulis

Warzukni


(8)

DAFTAR ISI

Abstrak...i

Kata Pengantar...ii

Daftar Isi...v

Daftar Tabel...viii

Daftar Gambar...ix

BAB I : PENDAHULUAN A. LatarBelakang...1

B. Identifikasi Masalah...4

C. Pembatasan Masalah...5

D. Perumusan Masalah...5

E. TujuanPenelitian...6

F. ManfaatPenelitian...7

BAB II :KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Konseptual...8

1.Konsep Sejarah...8

2.Konsep Migrasi...9

3.Konsep Sejarah Migrasi...10

4. Etnik Mandailing...10

5. Konsep Adaptasi...12

6. Konsep Akulturasi...13

B. KerangkaBerfikir...14

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian...16

B. LokasiPenelitian...16


(9)

D. TeknikPengumpulanData...17

E. TeknikAnalisis Data...19

BAB IV : PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...20

1. Sejarah Singkat Kecamatan Lembah Melintang...20

B. Keadaan Wilayah dan Kependudukan...26

1. Luas dan Batas Wilayah...26

2. Kondisi Geografis...26

3. Pembagian Wilayah Nagari Ujung Gading...26

4. Kesuburan Tanah...28

5. Ketersediaan Kawasan...29

6. Jumlah penduduk dirinci berdasarkan umur dan Jenis Kelamin...33

7. Jumlah Penduduk berdasarkan Kewarganegaraan...35

8. Prasarana dan sarana Nagari...36

C. Sejarah Migrasi Etnik Mandailing ke Ranah Minang Kecamatan Lembah Melintang...38

1. Proses Migrasi...38

2. Faktor Pendorong dari daerah asal...42

3. Faktor Penarik dari daerah Tujuan...44

D. Proses Adaptasi Etnik Mandailing terhadap Etnik Minang di Kecamatan Lembah Melintang...47

E. Proses Akulturasi Etnik Mandailing terhadap Etnik Minang di Kecamatan Lembah Melintang...51

1. Bahasa...52

2. Sosial Budaya...54

3. Perkawinan...55

4. Mata Pencaharian...56


(10)

F. Kebudayaan Etnik Mandailing yang hilang di Kecamatan

Lembah Melintang...57

1. Pemberian Marga...57

2. Panggilan atau Partuturon...58

3. Perlengkapan yang diguanakan pada upacara adat Mandailing...59

4. Uning-uning atau Tor-tor...59

5. Upacara Kematian...60

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...61

B. Saran...64

DAFTAR PUSTAKA...65

PEDOMAN WAWANCARA...67

DAFTAR INFORMAN...68


(11)

DAFTAR ISI

Abstrak...i

Kata Pengantar...ii

Daftar Isi...v

Daftar Tabel...viii

Daftar Gambar...ix

BAB I : PENDAHULUAN A. LatarBelakang...1

B. Identifikasi Masalah...4

C. Pembatasan Masalah...5

D. Perumusan Masalah...5

E. TujuanPenelitian...6

F. ManfaatPenelitian...7

BAB II :KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Konseptual...8

1.Konsep Sejarah...8

2.Konsep Migrasi...9

3.Konsep Sejarah Migrasi...10

4. Etnik Mandailing...10

5. Konsep Adaptasi...12

6. Konsep Akulturasi...13

B. KerangkaBerfikir...14

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian...16

B. LokasiPenelitian...16


(12)

D. TeknikPengumpulanData...17

E. TeknikAnalisis Data...19

BAB IV : PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...20

1. Sejarah Singkat Kecamatan Lembah Melintang...20

B. Keadaan Wilayah dan Kependudukan...26

1. Luas dan Batas Wilayah...26

2. Kondisi Geografis...26

3. Pembagian Wilayah Nagari Ujung Gading...26

4. Kesuburan Tanah...28

5. Ketersediaan Kawasan...29

6. Jumlah penduduk dirinci berdasarkan umur dan Jenis Kelamin...33

7. Jumlah Penduduk berdasarkan Kewarganegaraan...35

8. Prasarana dan sarana Nagari...36

C. Sejarah Migrasi Etnik Mandailing ke Ranah Minang Kecamatan Lembah Melintang...38

1. Proses Migrasi...38

2. Faktor Pendorong dari daerah asal...42

3. Faktor Penarik dari daerah Tujuan...44

D. Proses Adaptasi Etnik Mandailing terhadap Etnik Minang di Kecamatan Lembah Melintang...47

E. Proses Akulturasi Etnik Mandailing terhadap Etnik Minang di Kecamatan Lembah Melintang...51

1. Bahasa...52

2. Sosial Budaya...54

3. Perkawinan...55

4. Mata Pencaharian...56


(13)

F. Kebudayaan Etnik Mandailing yang hilang di Kecamatan

Lembah Melintang...57

1. Pemberian Marga...57

2. Panggilan atau Partuturon...58

3. Perlengkapan yang diguanakan pada upacara adat Mandailing...59

4. Uning-uning atau Tor-tor...59

5. Upacara Kematian...60

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...61

B. Saran...64

DAFTAR PUSTAKA...65

PEDOMAN WAWANCARA...67

DAFTAR INFORMAN...68


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kepengurusan Kerapatan Adat Nagari 24

Tabel 2. Nama Ninik Mamak di Nagari Ujung Gading Kecamatan Lembah Melintang 24

Tabel 3. Penerangan yang digunakan oleh Penduduk 28

Tabel 4. Ketersediaan Kawasan (Tata RuangNagari) 29

Tabel 5. Kepemilikan Kendaraan Bermotor/tidak Bermotor 30

Tabel 6. Sub SektorJasa / Perdagangan 30

Tabel 7. Angkatan Kerja 32

Tabel 8. Daftar Rekapitulasi Jumlah Penduduk Tahun 2013 32

Tabel 9. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Umur dan 33

Jenis Kelamin Tabel 10. Jumlah Penduduk Menurut Agama 34

Tabel 11. Jumlah Penduduk menurut Kewarganegaraan Penduduk 35


(15)

DAFTAR GAMBAR

Peta Wilayah Kecamatan Lembah melintang Lampiran 1 Foto penelitian

1. Gambar 1 : Kantor Camat Lembah Melintang 2. Gambar 2 : Bekas keturunan Rumah Raja Panjang

di Kecamatan Lembah Melintang

3. Gambar 3 : Bekas Wilayah Perkampungan Etnik Mandailing

yang pertama kali di Kecamatan Lembah Melintang. 4. Gambar 4 : Jorong Situak Barat Kecamatan Lembah

Melintang yang menjadi perkampungan

Etnik Mandailing 5. Gambar 5 : Rumah keturunan ke Tujuh Raja Panjang Jorong

Situak Barat Kecamatan Lembah Melintang 6. Gambar 6 : Makam Raja Panjang atau orang yang pertama Etnik

Mandailing di Kecamatan Lembah Melintang 7. Gambar 7: Makam Prajurit Raja Panjang Etnik Mandailing

yang ada di Kecamatan Lembah Melintang 8. Gambar 8 : Makam orang-orang Etnik Mandailing yang masih

menghadap ke Mandailing sebelum agama Islam

masuk ke Lembah Melintang 9. Gambar 9 : Peta Kenagarian 10.Gambar 10 : Peta Kecamatan Lembah Melintang 11.Gambar 11 : Tarombo peninggalan Etnik Mandailing yang telah diperbaharui pada tahu 1958 M

12.Gambar 12 : Surat Keterangan Pucuk Adat Pasaman

kepada Etnik Mandailing 13.Gambar 13 : Wawancara dengan Bapak Jalaludin keturuna

Raja Panjang dengan istri Bapak Jalaludin 14.Gambar 14: Wawancara dengan Bapak Syukur Lubis


(16)

15.Gambar 15 : Wawancara dengan Bapak Syahruddin

(Ninik Mamak) 16.Gambar 16 : Wawancara dengan Datuk Bukhari

(Datuk Kinaya) 17.Gambar 17 : Wawancara dengan Datuk Mahmud

(Datuk Rajo Sordang) 18.Gambar 18 : Wawancara dengan Bapak Abdi Lubis

(masyarakat setempat) 19.Gambar 19 : Wawancara dengan Bapak Yunaldi


(17)

DAFTAR ISI

Abstrak...i

Kata Pengantar...ii

Daftar Isi...v

Daftar Tabel...viii

Daftar Gambar...ix

BAB I : PENDAHULUAN A. LatarBelakang...1

B. Identifikasi Masalah...4

C. Pembatasan Masalah...5

D. Perumusan Masalah...5

E. TujuanPenelitian...6

F. ManfaatPenelitian...7

BAB II :KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Konseptual...8

1.Konsep Sejarah...8

2.Konsep Migrasi...9

3.Konsep Sejarah Migrasi...10

4. Etnik Mandailing...10

5. Konsep Adaptasi...12

6. Konsep Akulturasi...13

B. KerangkaBerfikir...14

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian...16

B. LokasiPenelitian...16


(18)

D. TeknikPengumpulanData...17

E. TeknikAnalisis Data...19

BAB IV : PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...20

1. Sejarah Singkat Kecamatan Lembah Melintang...20

B. Keadaan Wilayah dan Kependudukan...26

1. Luas dan Batas Wilayah...26

2. Kondisi Geografis...26

3. Pembagian Wilayah Nagari Ujung Gading...26

4. Kesuburan Tanah...28

5. Ketersediaan Kawasan...29

6. Jumlah penduduk dirinci berdasarkan umur dan Jenis Kelamin...33

7. Jumlah Penduduk berdasarkan Kewarganegaraan...35

8. Prasarana dan sarana Nagari...36

C. Sejarah Migrasi Etnik Mandailing ke Ranah Minang Kecamatan Lembah Melintang...38

1. Proses Migrasi...38

2. Faktor Pendorong dari daerah asal...42

3. Faktor Penarik dari daerah Tujuan...44

D. Proses Adaptasi Etnik Mandailing terhadap Etnik Minang di Kecamatan Lembah Melintang...47

E. Proses Akulturasi Etnik Mandailing terhadap Etnik Minang di Kecamatan Lembah Melintang...51

1. Bahasa...52

2. Sosial Budaya...54

3. Perkawinan...55

4. Mata Pencaharian...56


(19)

F. Kebudayaan Etnik Mandailing yang hilang di Kecamatan

Lembah Melintang...57

1. Pemberian Marga...57

2. Panggilan atau Partuturon...58

3. Perlengkapan yang diguanakan pada upacara adat Mandailing...59

4. Uning-uning atau Tor-tor...59

5. Upacara Kematian...60

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...61

B. Saran...64

DAFTAR PUSTAKA...65

PEDOMAN WAWANCARA...67

DAFTAR INFORMAN...68


(20)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kepengurusan Kerapatan Adat Nagari 24

Tabel 2. Nama Ninik Mamak di Nagari Ujung Gading Kecamatan Lembah Melintang 24

Tabel 3. Penerangan yang digunakan oleh Penduduk 28

Tabel 4. Ketersediaan Kawasan (Tata RuangNagari) 29

Tabel 5. Kepemilikan Kendaraan Bermotor/tidak Bermotor 30

Tabel 6. Sub SektorJasa / Perdagangan 30

Tabel 7. Angkatan Kerja 32

Tabel 8. Daftar Rekapitulasi Jumlah Penduduk Tahun 2013 32

Tabel 9. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Umur dan 33

Jenis Kelamin Tabel 10. Jumlah Penduduk Menurut Agama 34

Tabel 11. Jumlah Penduduk menurut Kewarganegaraan Penduduk 35


(21)

DAFTAR GAMBAR

Peta Wilayah Kecamatan Lembah melintang Lampiran 1 Foto penelitian

1. Gambar 1 : Kantor Camat Lembah Melintang 2. Gambar 2 : Bekas keturunan Rumah Raja Panjang

di Kecamatan Lembah Melintang

3. Gambar 3 : Bekas Wilayah Perkampungan Etnik Mandailing

yang pertama kali di Kecamatan Lembah Melintang. 4. Gambar 4 : Jorong Situak Barat Kecamatan Lembah

Melintang yang menjadi perkampungan

Etnik Mandailing 5. Gambar 5 : Rumah keturunan ke Tujuh Raja Panjang Jorong

Situak Barat Kecamatan Lembah Melintang 6. Gambar 6 : Makam Raja Panjang atau orang yang pertama Etnik

Mandailing di Kecamatan Lembah Melintang 7. Gambar 7: Makam Prajurit Raja Panjang Etnik Mandailing

yang ada di Kecamatan Lembah Melintang 8. Gambar 8 : Makam orang-orang Etnik Mandailing yang masih

menghadap ke Mandailing sebelum agama Islam

masuk ke Lembah Melintang 9. Gambar 9 : Peta Kenagarian 10.Gambar 10 : Peta Kecamatan Lembah Melintang 11.Gambar 11 : Tarombo peninggalan Etnik Mandailing yang telah diperbaharui pada tahu 1958 M

12.Gambar 12 : Surat Keterangan Pucuk Adat Pasaman

kepada Etnik Mandailing 13.Gambar 13 : Wawancara dengan Bapak Jalaludin keturuna

Raja Panjang dengan istri Bapak Jalaludin 14.Gambar 14: Wawancara dengan Bapak Syukur Lubis


(22)

15.Gambar 15 : Wawancara dengan Bapak Syahruddin

(Ninik Mamak) 16.Gambar 16 : Wawancara dengan Datuk Bukhari

(Datuk Kinaya) 17.Gambar 17 : Wawancara dengan Datuk Mahmud

(Datuk Rajo Sordang) 18.Gambar 18 : Wawancara dengan Bapak Abdi Lubis

(masyarakat setempat) 19.Gambar 19 : Wawancara dengan Bapak Yunaldi


(23)

65

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik.1985.Sejarah Lokal di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.2011. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah.Medan: FIS UNIMED.

Huky, Wila.1982. Pengantar Sosiologi, Surabaya: Usaha Nasional

Kabupaten Pasaman Barat. 2011. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nagari Ujung Gading tahun 2011 s/d 2015. Kecamatan Lembah Melintang: kantor Kenagarian

Koentowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Gardien Book

Levang, Patrice. 2003. Ayo ke Tanah Sabrang Transmigrasi di Indonesia, Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

Nagari Ujuang Gadiang Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat. 2012. Profil Nagari Ujuang Gadiang, Kecamatan Lembah Melintang: Kantor Kenagarian Ujung Gading Kecamatan Lembah Melintang

Nasikun.2010. Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers

Nasution, Pandapotan.2005. Adat Budaya Mandailing Dalam Tantangan Zaman, Sumatera Utara: Forkala

Rusli, Said. 1983. Pengantar Ilmu Kependudukan, Jakarta: LP3ES

Sangti, Batara.1977. Sejarah Batak Abad ke-XIV, Medan : Sinar Indonesia Baru Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologo Sejarah,Yogyakatra: Ombak

Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers Sugiharto. 2007. Pembangunan dan Pengembangan Wilayah, Medan: USU pers Pelly, Usman.1994. Urbanisasi dan Adaptasi Peranan Misi Budaya Minangkabau

dan Mandailing, Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia

Prayoga, Ayudha.2007. Dasar-Dasar Demografi, Jakarta; Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI


(24)

66

Titus, Milan J.1995. Migrasi Antar Daerah di Indonesia sebagai Cerminan Ketimpangan Regional dan Sosial, Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan, Universitas Gadjah Mada


(25)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Kecamatan Lembah Melintang adalah salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat. Kabupaten Pasaman Barat dibentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Pasaman berdasarkan UU No.38 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai beribu-ribu pulau dan suku. Sesuai dengan butir Pancasila yang ke-enam dari Persatuan Indonesia bahwa mengembangkan persatuan indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika, memiliki makna yang tinggi.

Nasikun(1984:44), menyatakan berapa jumlah suku yang sebenarnya ada di Indonesia ternyata terdapat berbagai pendapat yang tidak sama di antara para ahli ilmu kemasyarakatan. Selanjutnya menurut Hildred Geerzt dalam Nasikun (2010:44) misalnya menyebutkan adanya lebih dari 300 suku bangsa di indonesia,masing-masing dengan bahasa dan identitas kultural yang berbeda-beda.Dari bermacam-macam suku, kita mengenal adanya suku Jawa, Melayu, Sunda, Batak, Minang, Nias, Mandailing dan masih banyak yang lainnya. Pada awalnya suku-suku yang ada di Indonesia menempati daerahnya masing-masing. Namun, dilihat dari sekarang, setiap daerah di seluruh Indonesia sudah bercampur karena sesuai dengan butir pancasila yang menyatakan percampuran suku dalam suatu daerah adalah pengembangan persatuan Indonesia itu sendiri.

Letak wilayah Kecamatan Lembah Melintang adalah Ranah Minang. Namun berbeda dari wilayahnya yang sebagai Ranah Minang, Kecamatan ini,


(26)

2

atau Ranah Minang ini memiliki banyak penduduk yang bersuku Mandailing. Tentunya ini merupakan penduduk yang datang dari wilayah Mandailing yang berada di Tapanuli Selatan Sumatera Utara. Namun Adanya beberapa suku yang ada di Pasaman Barat khususnya Kecamatan Lembah Melintang menjadikan Pasaman Barat terlihat indah dengan keanekaragamannya karena sesungguhnya seperti yang dinyatakan olehNasikun (1985 : 35) bahwa perbedaan-perbedaan suku Bangsa, perbedaan agama, adat dan kedaerahan seringkali disebut sebagai ciri masyarakat Indonesia yang majemuk.

Percampuran suku dan etnik yang terjadi di suatu daerah, misalnya Kecamatan Lembah Melintang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor migrasi atau disebut juga pendatang dari daerah lain ke daerah Minang yaitu daerah Kabupaten Pasaman Barat. Seperti yang dikemukakan Nasution (2005 : 5) bahwa :

Mandailing adalah suatu wilayah yang terletak di Kabupaten Mandailing Natal di tengah Pulau Sumatera sepanjang jalan raya lintas Sumatera ± 40 km dari Padangsidempuan ke Selatan dan ± 150 km dari Bukit Tinggi ke Utara berbatasan dengan Angkola di sebelah Utara, Pesisir di sebelah Barat, Minang Kabau di sebelah Selatan dan Padang Lawas di sebelah Timur.

Wilayah Mandailing yang ada di Tapanuli bagian Selatan tepatnya Kotanopan inilah yang menjadi daerah asal orang Mandailing yang terdapat di Kecamatan Lembah Melintang. Karna orang-orang dari Mandailing ini mayoritasnya Etnik Mandailing dan melakukan migrasi ke daerah Sumatera Barat. Sifat orang Mandailing adalah suka merantau, religius, kritis, mudah menyesuaikan diri, berani menegakkan kebenaran dan mempunyai rasa malu yang besar (parsulaha). Sifat perantau orang Mandailing inilah yang telah menyebabkan


(27)

3

mereka tersebar di seluruh Indonesia dengan berbagai profesi, bahkan sampai ke luar negeri seperti Malaysia, Saudi Arabia, Eropa dan lain-lain. Daerah perantauan orang Mandailing yang pertama secara lokal adalah Sumatera Barat. Proses perantauan ini sendiri dinamakan dengan migrasi. Faktor pendorong migrasi etnik Mandailing ke Ranah Minang yaitu karena Raja Langkitang mempunyai anak laki-laki tiga orang. Dan didalam satu wilayah tidak mungkin dipimpin oleh tiga raja. Karena ketiga anaknya pada saat itu ingin menjadi Raja. Maka diambillah suatu kebijakan oleh Raja Langkitang untuk memerintahkan anak-anaknya mencari wilayah kekuasaan sendiri dan menjadi raja di daerah tersebut. Sehingga anak dari Langkitang dengan pasukannya bermigrasi ke daerah atau Ranah Minang Kecamatan Lembah Melintang pada abad ke XVII. Sebagaimana yang dinyatakan Rusli (1983:106) bahwa :

Migrasi merupakan dimensi gerak penduduk permanen, sedangkan dimensi gerak penduduk non permanen terdiri dari sirkulasi dan komutasi. Seseorang dikatakan melakukan migrasi apabila ia melakukan pindah tempat tinggal secara permanen atau relatif permanen ( untuk jangka waktu minimal tertentu ) dengan menempuh jarak tertentu, atau pindah dari satu unit geografis ke unit geografis lainnya.

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa daerah perantauan orang Mandailing yang pertama kali itu di Sumatera Barat. Ini disebabkan juga karena wilayah Mandailing yang bertetangga dengan Sumatera Barat khususnya Kecamatan Lembah Melintang dan juga wilayah yang sangat subur. Adanya migrasi orang- orang suku Mandailing ini terpengaruh dan proses adaptasi, bahkan kemungkinan tidak lagi sepenuhnya dapat melaksanakan unsur-unsur budaya, adat istiadat yang pada mulanya hampir sama dengan batak toba tadi. Dilihat dari garis keturunan


(28)

4

juga sudah jelas terlihat berlawanan, menurut Keuning di dalam Abdullah (1985:286) :

Walaupun dekat daerah Minangkabau, di Mandailing sistem kekerabatan Patrilinial-lah yang menentukan arah dalam hubungan masyarakat .kita haruslah dapat membayangkan, bahwa struktur Batak maupun Minangkabau berasal dari sistem dubbel-unilateraal ( garis keturunan tunggal berganda), yang pada orang Batak aspek petrilinialnya yang sangat kuat, hampir semata-mata menonjol sebagai kebalikan dari Minangkabau, dimana pengertian dan pranata matrilinial yang menentukan segala sesuatunya.

Bahkan adat istiadat dari Mandailing itu lama kelamaan hilang, dilihat dari pakaian-pakaian adat Mandailing asli, proses perkawinan,bahasa Mandailing itu sendiri bahkan panggilan terhadap anggota keluarga maupun kepada orang lain. Hal tersebut terjadi karena adanya proses adaptasi dan akulturasi di Kecamatan Lembah Melintang setelah bermigrasi. Agar bisa meneliti bagaimana awal atau sejarah dari perpindahan orang mandailing ini yang sehingga bisa dan mau mengubah adat-adat dan kebiasaan mereka yang lama kelamaan membuat identitas mereka sebagai orang mandailing hilang. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk mengangkat judul Sejarah Migrasi Etnik Mandailing ke Ranah Minang Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat“.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di ungkap di atas,maka penulis

dapat mengidentifikasikan masalah yaitu”

1. Bagaimana Sejarah migrasinya etnik Mandailing ke Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat


(29)

5

2. faktor pendorong dan faktor penarik Etnik Mandailing bermigrasi ke Kecamatan Lembah Melintang Kab.Pasaman Barat

3. Proses Adaptasi masyarakat suku Minangkabau dengan suku Mandailing yang ada di Kecamatan Lembah Melintang

4. Proses Akulturasi etnik Mandailing dengan etnik Minangkabau setelah melakukan migrasi ke Kecamatan Lembah Melintang Kab. Pasaman Barat 5. Unsur-unsur budaya dari masyarakat Mandailing yang masih bertahan dan

yang telah mengalami perubahan dalam kebudayaan Mandailing itu yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sosial kemasyarakatannya.

C. PembatasanMasalah

Karena luasnya cakupan masalah yang akan di teliti, maka penulis membatasi permasalahan yang akan di teliti agar dapat lebih terarah dan fokus, untuk itu peneliti difokuskan dan di batasi pada Sejarah Migrasinya Etnik Mandailing ke Kecamatan Lembah Melintang Kab. Pasaman Barat sebagai daerah etnik Minangkabau.

D. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana sejarah migrasinya suku Mandailing ke Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat


(30)

6

2. Bagaimana proses Adaptasi budaya masyarakat etnik Mandailing dengan masyarakat etnik Minang Kabau yang ada di Kecamatan Lembah Melintang Kab. Pasaman Barat

3. Bagaimana Akulturasi etnik Mandailing dengan etnik Minangkabau yang terjadi di Kecamatan Lembah Melintang Kab. Pasaman Barat

4. Apa saja yang masih dapat dipertahankan dan yang telah mengalami perubahan dari kebudayaan masyarakat etnik Mandailing setelah melakukan Migrasi

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejarah migrasinya etnik Mandailing ke Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat

2. Untuk mengetahui proses Adaptasi masyarakat suku Minangkabau dengan suku Mandailing yang ada di Kecamatan Lembah Melintang Kab.Pasaman Barat

3. Untuk mengetahui Akulturasi etnik Mandailing dengan Minangkabau di Kecamatan Lembah Melintang Kab. Pasaman Barat setelah migrasi

4. Untuk mengetahui apa yang masih dapat dipertahankan dan yang telah mengalami perubahan dari kebudayaan masyarakat etnik Mandailing setelah melakukan Migrasi


(31)

7

F. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini jika tujuan diatas tercapai adalah untuk:

1. Memperkaya kekhasan pengetahuan penulis khususnya dan masyarakat Mandailing pada umumnya.

2. Menambah refrensi mengenai sejarah migrasinya orang-orang Etnik Mandailing ke Ranah Minang, Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat.

3. Memberi informasi dan pemahaman kepada masyarakat Mandailing tentang migrasi mereka dari daerah asalnya Kotanopan yang saat ini masyarakat Mandailing yang ada di Kecamatan Lembah Melintang Kab.Pasaman Barat ini tidak mengetahui asal usul nya dari mana

4. Memberi sumbangan ilmiah tentang sejarah lokal, khususnya bagi masyarakat Mandailing.

5. Sebagai penambah pengetahuan bagi peneliti dan pembaca mengenai sejarah migrasinya suku Mandailing ke Ranah Minang Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat dan perubahan yang terjadi dari adat Mandailing yang memakai adat Minang dalam kehidupan sehari-harinya saat ini.


(32)

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis mempelajari dan meneliti tentang Sejarah etnik mandailing ke Ranah Minang Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat, melalui literatur, wawancara, dan observasi, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini yaitu :

1. Sejarah Migrasi etnik mandailing ke ranah Minang kecamatan lembah melintang kabupaten pasaman barat di awali dengan perintah dari Raja yang ada di Mandailing yang bernama Langkitang. Langkitang merupakan keturunan dari Namora Pande Bosi. Oleh karena itu Etnik Mandailing yang ada di Kecamatan Lembah Melintang berasal dari Namora Pande Bosi. Raja Panjang sampai di Kecamatan Lembah Melintang karena pada saat itu, dalam pemerintahan Kerajaan Mandailing, Raja diwariskan secara turun temurun. Sehingga Etnik Mandailing bermigrasi untuk menjadi raja dan tentunya mendapat kehidupan yang lebih baik . Dengan migrasinya etnik Mandailing ke ranah minang tersebut menjadikan etnik mandailiing berkembang dari abad ke XVII sampai sekarang.

2. Proses Adaptasi Etnik Mandailing pada saat pertama kali bermigrasi belum terjalin. Setelah beberapa tahun, pada saat Mangkapi Raja yang mendatangi Daulat Parit Batu Minagkabau di Simpang Empat, dan Daulat


(33)

65

Parit batu menyaksikan keberanian dan kegigihan yang dimiliki etnik Mandailing atau raja sehingga mulai saat itulah Etnik Mandailing mendapat kebebasan di Ranah Minang.Kebudayaan Mandailing dan Minang saling menghargai, seiring berjalannya waktu, kebudayaan atara keduanya semakin membaur di Kecamatan Lembah Melintang. Contohnya dalam bahasa, masakan, bahkan adat dan budaya seperti dalam pernikahan dan sebagainya sehingga proses Akulturasi antara Etnik mandailing dengan Minang terjalin dan melahirkan budaya-budaya baru.

3. Dari abad ke XVII M sampai sekarang, begitu banyak kebudayaan baru yang lahir setelah adanya migrasi dari etnik mandailing. Akulturasi yang terdapat di Kecamatan Lembah melintang itu seperti dalam bahasa. Bahasa mandailing dan bahasa minang menyatu sehingga melahirkan bahasa baru yang mirip dengan bahasa melayu. Contohnya kosakata a yang menjadi o apa dalam bahasa indonesia, a dalam bahasa minang dan aha dalam bahasa mandailing. Di ujung gading menjadi apo. Kemudian dalam adat pernikahan, masakan, pemakaian marga pada nama dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena proses akulturasi tadi. Yaitu percampuran antara etnik mandailing dengan etnik minang kabau.

4. Perkembangan Etnik Mandailing di Kecamatan Lembah Melintang semakin lama semakin baik. Namun, dalam hal ini migrasi membawa pengaruh yang sangat besar terhadap etnik mandailing terutama dalam hal budayanya. Ada kebudayaan etnik mandailing yang bertahan sampai sekarang dan yang ada yang sudah hilang di kecamatan lebah melintang


(34)

66

yaitu : dalam bahasa mandailing yang asli. Banyak marga mandailing contohnya lubis yang tidak mengerti bahasanya sendiri. Kemudian tarian tor-tor mandailing. Tarian ini sudah tidak pernah dijumpai peneliti di kecamatan lembah melintang. Kemudian upacara kematian. Di masyarakat mandailing daerah tapanuli selatan masih ada masyarakatnya yang menyelenggarakan. Namun di kecamatan lembah melintang sudah tidak pernah lagi diselenggarakan sejak agama islam masuk ke daerah Minang ini. Adapun kebudayaan yang masih dipertahankan seperti masakan khas mandailing yaitu tuk-tuk daun ubi yang berasal dari mandailing. Ini merupakan makanan yang digemari masyarakat etnik mandailing. Kemudian dalam perkawinan. Yang meminang dari pihak laki-laki. Sesuai dengan adat mandailing.


(35)

67

B. Saran

1. Untuk Pemerintah agar Melestarikan Budaya-budaya Tradisional yang ada di Kecamatan Lembah Melintang baik itu budaya Mandailing maupun budaya Minangkabau atau budaya yang lainnya. Karena keindahan Negara kita salah satunya karena keanekaragaman Budaya dan Etnik-etniknya. Dengan melestarikan kembali alat-alat tradisional, akan bisa menumbuhkan kembali keanekaragaman asli Indonesia.

2. Untuk masyarakat Muda atau Remaja agar lebih mencintai dan mempelajari lagi kebelakang tentang keunikan, kekayaan Etnik yang kita punya sehingga nantinya kita bisa menjadi Negara yang besar dan lebih dikenal di Negara Luar.

3. Kepada kita semua agar tetap saling membangun Nagari kita. Baik itu bangunan Moril maupun Materil. Dalam hal ini peran dari semua pihak sangat diperlukan. Agar terwujudnya Kecamatan Lembah Melintang yng semakin maju dan berkembang.


(1)

2. Bagaimana proses Adaptasi budaya masyarakat etnik Mandailing dengan masyarakat etnik Minang Kabau yang ada di Kecamatan Lembah Melintang Kab. Pasaman Barat

3. Bagaimana Akulturasi etnik Mandailing dengan etnik Minangkabau yang terjadi di Kecamatan Lembah Melintang Kab. Pasaman Barat

4. Apa saja yang masih dapat dipertahankan dan yang telah mengalami perubahan dari kebudayaan masyarakat etnik Mandailing setelah melakukan Migrasi

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejarah migrasinya etnik Mandailing ke Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat

2. Untuk mengetahui proses Adaptasi masyarakat suku Minangkabau dengan suku Mandailing yang ada di Kecamatan Lembah Melintang Kab.Pasaman Barat

3. Untuk mengetahui Akulturasi etnik Mandailing dengan Minangkabau di Kecamatan Lembah Melintang Kab. Pasaman Barat setelah migrasi

4. Untuk mengetahui apa yang masih dapat dipertahankan dan yang telah mengalami perubahan dari kebudayaan masyarakat etnik Mandailing setelah melakukan Migrasi


(2)

F. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini jika tujuan diatas tercapai adalah untuk:

1. Memperkaya kekhasan pengetahuan penulis khususnya dan masyarakat Mandailing pada umumnya.

2. Menambah refrensi mengenai sejarah migrasinya orang-orang Etnik Mandailing ke Ranah Minang, Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat.

3. Memberi informasi dan pemahaman kepada masyarakat Mandailing tentang migrasi mereka dari daerah asalnya Kotanopan yang saat ini masyarakat Mandailing yang ada di Kecamatan Lembah Melintang Kab.Pasaman Barat ini tidak mengetahui asal usul nya dari mana

4. Memberi sumbangan ilmiah tentang sejarah lokal, khususnya bagi masyarakat Mandailing.

5. Sebagai penambah pengetahuan bagi peneliti dan pembaca mengenai sejarah migrasinya suku Mandailing ke Ranah Minang Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat dan perubahan yang terjadi dari adat Mandailing yang memakai adat Minang dalam kehidupan sehari-harinya saat ini.


(3)

1 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis mempelajari dan meneliti tentang Sejarah etnik mandailing ke Ranah Minang Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat, melalui literatur, wawancara, dan observasi, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini yaitu :

1. Sejarah Migrasi etnik mandailing ke ranah Minang kecamatan lembah melintang kabupaten pasaman barat di awali dengan perintah dari Raja yang ada di Mandailing yang bernama Langkitang. Langkitang merupakan keturunan dari Namora Pande Bosi. Oleh karena itu Etnik Mandailing yang ada di Kecamatan Lembah Melintang berasal dari Namora Pande Bosi. Raja Panjang sampai di Kecamatan Lembah Melintang karena pada saat itu, dalam pemerintahan Kerajaan Mandailing, Raja diwariskan secara turun temurun. Sehingga Etnik Mandailing bermigrasi untuk menjadi raja dan tentunya mendapat kehidupan yang lebih baik . Dengan migrasinya etnik Mandailing ke ranah minang tersebut menjadikan etnik mandailiing berkembang dari abad ke XVII sampai sekarang.

2. Proses Adaptasi Etnik Mandailing pada saat pertama kali bermigrasi belum terjalin. Setelah beberapa tahun, pada saat Mangkapi Raja yang mendatangi Daulat Parit Batu Minagkabau di Simpang Empat, dan Daulat


(4)

Parit batu menyaksikan keberanian dan kegigihan yang dimiliki etnik Mandailing atau raja sehingga mulai saat itulah Etnik Mandailing mendapat kebebasan di Ranah Minang.Kebudayaan Mandailing dan Minang saling menghargai, seiring berjalannya waktu, kebudayaan atara keduanya semakin membaur di Kecamatan Lembah Melintang. Contohnya dalam bahasa, masakan, bahkan adat dan budaya seperti dalam pernikahan dan sebagainya sehingga proses Akulturasi antara Etnik mandailing dengan Minang terjalin dan melahirkan budaya-budaya baru.

3. Dari abad ke XVII M sampai sekarang, begitu banyak kebudayaan baru yang lahir setelah adanya migrasi dari etnik mandailing. Akulturasi yang terdapat di Kecamatan Lembah melintang itu seperti dalam bahasa. Bahasa mandailing dan bahasa minang menyatu sehingga melahirkan bahasa baru yang mirip dengan bahasa melayu. Contohnya kosakata a yang menjadi o apa dalam bahasa indonesia, a dalam bahasa minang dan aha dalam bahasa mandailing. Di ujung gading menjadi apo. Kemudian dalam adat pernikahan, masakan, pemakaian marga pada nama dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena proses akulturasi tadi. Yaitu percampuran antara etnik mandailing dengan etnik minang kabau.

4. Perkembangan Etnik Mandailing di Kecamatan Lembah Melintang semakin lama semakin baik. Namun, dalam hal ini migrasi membawa pengaruh yang sangat besar terhadap etnik mandailing terutama dalam hal budayanya. Ada kebudayaan etnik mandailing yang bertahan sampai sekarang dan yang ada yang sudah hilang di kecamatan lebah melintang


(5)

yaitu : dalam bahasa mandailing yang asli. Banyak marga mandailing contohnya lubis yang tidak mengerti bahasanya sendiri. Kemudian tarian tor-tor mandailing. Tarian ini sudah tidak pernah dijumpai peneliti di kecamatan lembah melintang. Kemudian upacara kematian. Di masyarakat mandailing daerah tapanuli selatan masih ada masyarakatnya yang menyelenggarakan. Namun di kecamatan lembah melintang sudah tidak pernah lagi diselenggarakan sejak agama islam masuk ke daerah Minang ini. Adapun kebudayaan yang masih dipertahankan seperti masakan khas mandailing yaitu tuk-tuk daun ubi yang berasal dari mandailing. Ini merupakan makanan yang digemari masyarakat etnik mandailing. Kemudian dalam perkawinan. Yang meminang dari pihak laki-laki. Sesuai dengan adat mandailing.


(6)

B. Saran

1. Untuk Pemerintah agar Melestarikan Budaya-budaya Tradisional yang ada di Kecamatan Lembah Melintang baik itu budaya Mandailing maupun budaya Minangkabau atau budaya yang lainnya. Karena keindahan Negara kita salah satunya karena keanekaragaman Budaya dan Etnik-etniknya. Dengan melestarikan kembali alat-alat tradisional, akan bisa menumbuhkan kembali keanekaragaman asli Indonesia.

2. Untuk masyarakat Muda atau Remaja agar lebih mencintai dan mempelajari lagi kebelakang tentang keunikan, kekayaan Etnik yang kita punya sehingga nantinya kita bisa menjadi Negara yang besar dan lebih dikenal di Negara Luar.

3. Kepada kita semua agar tetap saling membangun Nagari kita. Baik itu bangunan Moril maupun Materil. Dalam hal ini peran dari semua pihak sangat diperlukan. Agar terwujudnya Kecamatan Lembah Melintang yng semakin maju dan berkembang.