PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)DENGAN SNOWBALL THROWING DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 3 MEDAN T.A. 2012/2013.

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
SISWA YANG DIAJAR MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE
NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN
SNOWBALL THROWING DI KELAS VII SMP
MUHAMMADIYAH 3 MEDAN
T.A. 2012/2013

Oleh :
Zuhraidah Harahap
NIM 409111089
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013


iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga penelitian ini
dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul perbedaan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa yang diajar melalui model kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT) dengan Snowball Throwing di kelas VII SMP
Muhammadiyah 3 Medan T.A 2012/2013. Adapun skripsi ini disusun untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak
awal hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si , Ibu Faiz
Ahyaningsih, S.Si, M.Si , dan Bapak Syafari, M.Pd selaku dosen penguji yang
telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai

penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu
Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Matematika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu
penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu
Salmawati, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Muhammadiyah 3 Medan dan Ibu
Dina Purwana Sari, S.PdI selaku guru bidang studi matematika yang telah banyak
membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan para guru dan staf
administrasi yang telah memberikan kesempatan serta bantuan kepada penulis
selama melakukan penelitian.

v

Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis

kepada Ayahanda

Matumona Pandapotan Harahap dan Ibunda Tiaminah Siregar, orangtua penulis
yang telah mengasuh, membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara

materil dan selalu mendo’akan penulis. Semoga Allah memberikan kebaikan
dunia dan akhirat kepada Ayah dan Ibunda. Amin. Terima kasih juga buat abang
dan kakak terhebat Asrul Alamsyah, S.Kom , Ade Popi, S.E , dan Ade Aisyah
Fitri, S.TP yang telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis. Serta
sepupuku tersayang Ika, ponakan termanis Adzakiyah, dan sahabat terbaik Intan
Riza yang selalu memberikan warna dalam kehidupanku.
Penulis juga ucapkan terima kasih untuk sahabat-sahabatku Ulfa, Asmi,
Uwis, Ana, Tika, Andra, yang selalu dapat memberikan hal-hal baru, semangat,
dan berwarna di kampus hijau UNIMED. Tak lupa terima kasih juga penulis
ucapkan untuk keluarga PPLT 2012 yang memberikan motivasi serta dorongan
untuk mengerjakan skripsi ini hingga selesai. Dan teman-teman seperjuangan di
Dik A ’09 yang tiada henti memberikan motivasi dan doa yang tulus serta
sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.

Medan,
Penulis,


Juli 2013

Zuhraidah Harahap
NIM. 409111089

iii

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
SISWA YANG DIAJAR MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE
NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN
SNOWBALL THROWING DI KELAS VII SMP
MUHAMMADIYAH 3 MEDAN
T.A. 2012/2013

Zuhraidah Harahap (409111089)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa yang diajar melalui model kooperatif tipe

NHT lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
yang diajar melalui model kooperatif tipe Snowball Throwing pada materi operasi
hitung bentuk aljabar di kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Medan T.A 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Medan. Sampel dalam
penelitian ini adalah dua kelas yaitu kelas VII-C (kelas eksperimen A) diajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan kelas VII-B (kelas
eksperimen B) diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing. Instrumen penelitian ini berupa pretest dan postest yang berbentuk
essay dan berjumlah 5 soal. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Normalitas diuji dengan
menggunakan teknik Lilliefors dan homogenitas dengan menggunakan uji F. Dari
pengujian yang dilakukan diperoleh bahwa kedua sampel berdistribusi normal dan
homogen. Berdasarkan hasil penelitian, pada kelas eksperimen A diperoleh ratarata pretest 37,086 dan rata-rata postest 79,086 atau terdapat peningkatan dengan
rata-rata sebesar 42 sedangkan pada kelas eksperimen B diperoleh rata-rata pretest
36,057 dan rata-rata postest 73,371 atau tedapat peningkatan dengan rata-rata
sebesar 37,314. Uji hipotesis, dari perhitungan data siswa diperoleh thitung > ttabel
yaitu 2,125 > 1,6687 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat
disimpulkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar
melalui model kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa yang diajar melalui model kooperatif tipe Snowball
Throwing pada materi operasi hitung bentuk aljabar di kelas VII SMP
Muhammadiyah 3 Medan T.A. 2012/2013. Demikian juga untuk aspek
pemahaman terhadap masalah, melaksanakan perencanaan penyelesaian masalah,
dan melihat kembali penyelesaian kemampuan pemecahan masalah matematika
antara siswa yang diajar melalui model kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar melalui model
kooperatif tipe Snowball Throwing.

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii


Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x


Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang Masalah

1

1.2 Identifikasi Masalah

7

1.3 Pembatasan Masalah

8


1.4 Rumusan Masalah

8

1.5 Tujuan Penelitian

8

1.6 Manfaat Penelitian

8

1.7 Definisi Operasional

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

10


2.1. Kerangka Teoritis

10

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Matematika

10

2.1.2 Masalah dalam Matematika

12

2.1.3 Pemecahan Masalah Matematika

14

2.1.4 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

15


2.1.5 Pembelajaran Kooperatif

18

2.1.5.1 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

20

2.1.5.2 Prinsip - Prinsip Pembelajaran Kooperatif

21

2.1.5.3 Langkah - Langkah Pembelajaran Kooperatif

22

2.1.6 Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

25

vii

2.1.6.1 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

28

2.1.7 Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing

30

2.1.7.1 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball
Throwing

32

2.2 Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar

33

2.2.1 Bentuk Aljabar dan Unsur-Unsurnya

33

2.2.2 Operasi Hitung Bentuk Aljabar

34

2.2.3 Pembelajaran Operasi Hitung Bentuk Aljabar dengan Model
Kooperatif Tipe NHT

36

2.2.4 Pembelajaran Operasi Hitung Bentuk Aljabar dengan Model
Kooperatif Tipe Snowball Throwing

38

2.3 Penelitian yang Relevan

39

2.4 Kerangka Konseptual

40

2.5 Hipotesis Penelitian

42

BAB III METODE PENELITIAN

43

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

43

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

43

3.2.1 Populasi Penelitian

43

3.2.2 Sampel Penelitian

43

3.3. Variabel Penelitian

43

3.4. Jenis dan Desain Penelitian

44

3.5. Langkah-Langkah Penelitian

45

3.6. Instrumen Penelitian

49

3.6.1 Tes Kemampuan

49

3.6.2 Teknik Pemberian Skor

49

3.6.3 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

50

3.7. Teknik Analisis Data

51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

55

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian

55

4.1.1 Nilai Pretest Kelas Eksperimen A dan Kelas Eksperimen B

55

viii

4.1.2 Nilai Postest Kelas Eksperimen A dan Kelas Eksperimen B

57

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian

59

4.2.1 Uji Normalitas Data

59

4.2.2 Uji Homogenitas

60

4.2.3 Pengujian Hipotesis

61

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

66

5.1 Kesimpulan

66

5.2 Saran

67

DAFTAR PUSTAKA

68

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Halaman
22

Tabel 3.1. Desain Penelitian

44

Tabel 3.2. Teknik Pemberian Skor

49

Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Penguasaan Siswa

50

Tabel 4.1. Data Pretest Kelas Eksperimen A dan Kelas Eksperimen B

55

Tabel 4.2. Data Pretest Aspek Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen A
Dan Kelas Eksperimen B
Tabel 4.3. Data Postest Kelas Eksperimen A dan Kelas Eksperimen B

56
57

Tabel 4.4. Data Postest Aspek Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen A
Dan Kelas Eksperimen B
Tabel 4.5. Ringkasan Rata-rata Nilai Pretest dan Postest Kedua Kelas

58
58

Tabel 4.6. Ringkasan Rata-rata Nilai Pretest dan Postest Aspek
Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen A

58

Tabel 4.7. Ringkasan Rata-rata Nilai Pretest dan Postest Aspek
Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen B
Tabel 4.8. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data

59
60

Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Aspek Pemecahan Masalah 60
Tabel 4.10. Data Hasil Uji Homogenitas

61

Tabel 4.11. Data Hasil Uji Homogenitas untuk Aspek Pemecahan Masalah

61

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian

Halaman
46

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Kelas Eksperimen A

70

Lampiran 2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Kelas Eksperimen A

76

Lampiran 3.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Kelas Eksperimen A

82

Lampiran 4.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Kelas Eksperimen B

89

Lampiran 5.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Kelas Eksperimen B

95

Lampiran 6.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Kelas Eksperimen B

101

Lampiran 7.

Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I)

108

Lampiran 8.

Lembar Aktivitas Siswa II (LAS II)

112

Lampiran 9.

Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III)

116

Lampiran 10. Kisi-Kisi Pretest

123

Lampiran 11. Kisi-Kisi Posttest

124

Lampiran 12. Pretest

125

Lampiran 13. Postest

127

Lampiran 14. Alternatif Pemecahan Pretest

129

Lampiran 15. Alternatif Pemecahan Postest

131

Lampiran 16. Lembar Penilaian Validator (Pretest)

133

Lampiran 17. Skala Penilaian Pengamat

134

Lampiran 18. Hasil Analisis Kesepakatan Pengamat (Pretest)

136

Lampiran 19. Lembar Penilaian Validator (Postest)

138

Lampiran 20. Hasil Analisis Kesepakatan Pengamat (Postest)

139

Lampiran 21. Teknik Pemberian Skor

141

Lampiran 22. Tabulasi Data Kelas Eksperimen A dan Kelas Eksperimen B

142

Lampiran 23. Data Nilai Pretest dan Postest Kelas Eksperimen A dan
Kelas Eksperimen B

150

Lampiran 24. Prosedur Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan
Simpangan Baku

156

Lampiran 25. Perhitungan Uji Normalitas

162

Lampiran 26. Perhitungan Uji Homogenitas

171

xii

Lampiran 27. Perhitungan Uji Hipotesis

175

Lampiran 28. Perhitungan Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa
Lampiran 29. Dokumentasi Penelitian

182
185

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bidang pendidikan merupakan bidang yang tak terpisahkan bagi
kemajuan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sumber dan tujuan kemajuan suatu
bangsa. Kualitas pendidikan merupakan hal yang dapat menentukan kemajuan
peradaban suatu bangsa. Oleh karena itu, pendidikan dapat dijadikan parameter
seberapa baik kualitas pembangunan suatu bangsa.
Di dalam dunia pendidikan, matematika adalah salah satu ilmu dasar
yang penting untuk diajarkan kepada siswa karena matematika dapat melatih
seseorang (siswa) berfikir logis, bertanggung jawab, memiliki kepribadian yang
baik, dan keterampilan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal
ini menunjukkan bahwa matematika memegang peranan penting dalam upaya
meningkatkan sumber daya manusia. Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009 : 253)
mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika :
“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan
(1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan
dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan
kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap
perkembangan budaya.”
Penguasaan matematika menjadi modal atau alat untuk mempelajari mata
pelajaran lainnya, seperti fisika, kimia, biologi, dan juga ilmu sosial. Hal ini
sesuai dengan yang diungkapkan Tim MKPBM (2003 : 25) bahwa :
“Matematika sebagai ratu atau ibunya ilmu dimaksudkan bahwa
matematika adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain. Dengan
perkataan lain, banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembangannya
bergantung dari matematika. Sebagai contoh, banyak teori-teori dan
cabang-cabang dari Fisika dan Kimia (modern) yang ditemukan dan
dikembangkan melalui konsep Kalkulus, khususnya tentang Persamaan
Diferensial; Penemuan dan Pengembangan Teori Mendel dalam Biologi
melalui konsep Probabilitas;.”

2

Mengingat pentingnya peranan matematika, maka pelajaran matematika
diberikan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari prasekolah (TK), SD, SMP,
SMA, sampai pada perguruan tinggi. Bahkan pelajaran matematika dijadikan
salah satu tolok ukur kelulusan siswa di sekolah melalui ujian nasional.
Tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus
dengan hasil belajar matematika dan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Padahal penemuan atau pengembangan dari banyak bidang matematika
merupakan hasil langsung dari pemecahan masalah. Pemecahan masalah sangat
penting dalam pembelajaran matematika untuk menguasai konsep dan memahami
dalil atau teorema.
Banyak data yang menunjukkan rendahnya mutu pendidikan matematika
di Indonesia. (Kompas, 2012) menyatakan bahwa :
“Demikian hasil Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS)
yang diikuti siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian yang
dilakukan International Association for the Evaluation of Educational
Achievement Study Center Boston College tersebut, diikuti 600.000
siswa dari 63 negara. Untuk bidang Matematika, Indonesia berada di
urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites. Skor
Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian tahun 2007. Pada TIMSS
matematika kelas VIII tersebut, peringkat pertama diraih siswa Korea
(613), selanjutnya diikuti Singapura. Nilai rata-rata yang dipatok 500
poin.”

Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika lebih rendah
dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Selain itu, jika dilihat pada proses
belajar mengajarnya ternyata matematika merupakan salah satu mata pelajaran
yang tidak diminati siswa karena matematika dianggap sulit dan menakutkan.
Akibatnya siswa tidak memahami arti penting matematika dalam kehidupan dan
siswa kurang berminat dan kurang termotivasi dalam belajar matematika. Siswa
lebih bersifat pasif, enggan, takut, atau malu untuk mengungkapkan ide-ide
ataupun penyelesaian atas soal atau masalah yang diberikan guru.
Terlebih jika soal yang diberikan adalah soal cerita terkait pemecahan
masalah kehidupan sehari-hari. Nilai yang diperoleh siswa cenderung lebih rendah
dibanding soal objektif. Dari jawaban yang diberikan siswa dapat dilihat bahwa

3

sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk menafsirkan masalah yang
diberikan ke dalam bentuk matematika. Selain itu siswa juga mengalami kesulitan
dalam

menentukan

konsep

matematika

yang

dapat

digunakan

untuk

menyelesaikan masalah yang diberikan. Siswa cenderung mengambil kesimpulan
untuk melakukan operasi hitung pada bilangan-bilangan yang ada dalam soal
cerita tanpa memahami dan memikirkan apa yang diminta dalam soal.
Pemilihan model pembelajaran sangat penting dan sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa dalam menentukan keberhasilan belajar matematika.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mengatasi kejenuhan siswa
dalam menerima pelajaran matematika. Selama ini model pembelajaran yang
digunakan guru cenderung monoton yang mengakibatkan siswa pasif. Sehingga
siswa merasa jenuh dan bosan yang menyebabkan pencapaian hasil belajar tidak
optimal. (Sunartombs, 2009) mengungkapkan bahwa :
”Pada pengajaran yang dilakukan, guru menggunakan pendekatan
konvensional ditandai dengan guru mengajar lebih banyak mengajarkan
tentang konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa
mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada
saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan.
Demikian juga Slameto (2010 : 65) menyatakan bahwa :
“Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat
terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai
bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau
sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri
tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau
gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.”
Dalam

upaya

meningkatkan

kemampuan

pemecahan

masalah

matematika siswa, hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa
melakukan kegiatan pembelajaran seperti memberikan latihan-latihan soal dan
memecahkan masalah matematika yang ada. Mengajarkan pemecahan masalah
akan memberikan banyak manfaat dan memberikan dampak yang sangat penting.
Seperti yang dituliskan Hudojo (2005 : 130) :
“Mengajar siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah memungkinkan
siswa itu menjadi lebih analitik di dalam mengambil keputusan di dalam

4

kehidupan. Dengan perkataan lain, bila seorang siswa dilatih untuk
menyelesaikan masalah, maka siswa itu akan mampu mengambil
keputusan sebab siswa itu menjadi mempunyai keterampilan tentang
bagaimana mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis
informasi, dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang
telah diperolehnya.”
Materi aljabar merupakan salah satu materi di kelas VII SMP.
Kompetensi pada saat belajar aljabar sangat penting karena akan menjadi
prasyarat utama saat siswa belajar aljabar pada tahap-tahap berikutnya, misalnya
saat belajar persamaan, pertidaksamaan, sistem persamaan, fungsi, persamaan
garis dan lainnya. Namun materi aljabar ini merupakan salah satu materi yang
sulit dipelajari di SMP khususnya kelas VII karena bersifat abstrak atau siswa
tidak bisa melihatnya secara real dan secara fisik.
Dari hasil wawancara pada tanggal 23 Februari 2013 dengan salah satu
guru bidang studi matematika SMP Swasta Muhammadiyah 3 Medan yaitu Ibu
Dina Purnawa Sari, S.PdI diperoleh gambaran bahwa proses belajar mengajar
selama ini masih bersifat teacher oriented. Sebagian besar kegiatan pembelajaran
masih terpusat pada guru, guru lebih banyak menjelaskan , dan memberikan
informasi tentang konsep-konsep yang akan dibahas. Hal itu dikarenakan
kemampuan dasar matematika yang dimiliki anak masih rendah. Hal ini juga
sejalan dengan tes berbentuk uraian yang diberikan untuk melihat kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah matematika. Dari 36 siswa hanya 5 orang yang
dapat menjawab atau 86,1% siswa tidak bisa menjawabnya. Siswa sulit menjawab
karena tidak memahami masalah pada soal , tidak dapat menentukan strategi
untuk menyelesaikan soal, atau siswa kurang mampu dalam melaksanakan
pemecahan masalah.
Kemampuan

pemecahan

masalah

yang

dikembangkan

melalui

pembelajaran matematika sangat penting bagi setiap siswa, karena dalam
kehidupan sehari-hari akan selalu dihadapkan pada berbagai masalah yang harus
dipecahkan

dan

menuntut

pengetahuan

untuk

menemukan

solusi

dari

permasalahan yang dihadapi tersebut. Peran aktif siswa sangat dibutuhkan untuk
keberhasilan kemampuan pemecahan masalah matematika. Oleh karena itu perlu

5

diusahakan suatu model pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Menerapkan model pembelajaran kooperatif dapat menjadi salah satu
solusi yang diharapkan dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.
Priyanto (dalam Wena, 2009 : 189) mengungkapkan bahwa :
“Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran
kelompok yang memilki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar
pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan
saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Siswa yang
sebelumnya terbiasa bersikap pasif setelah menggunakan pembelajaran
kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima
oleh anggota kelompoknya.”
Selain itu Abdulhak (dalam Rusman , 2010 : 203) menyatakan bahwa :
“Pembelajaran cooperative dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta
belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama diantara peserta
belajara itu sendiri.”
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
matematika. Karena antar siswa dalam kelompok kooperatif dapat saling
membantu temannya dengan bahasanya sendiri yang lebih mudah dipahami
daripada penjelasan guru.
Ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat
dikembangkan dalam pembelajaran matematika, diantaranya adalah model
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.
Maksud dari model kooperatif tipe NHT yaitu setiap anak mendapatkan
nomor tertentu, dan setiap nomor mendapatkaan kesempatan yang sama untuk
menunjukkan kemampuan mereka dalam menguasai materi. (Herdian, 2009)
mengemukakan bahwa :
“Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan
untuk meningkatkan penguasaan akademik.”

6

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT melibatkan banyak siswa
dalam mereviu berbagai materi yang dibahas karena siswa diberikan kesempatan
untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling
tepat dan untuk memeriksa pemahaman mereka tentang isi pelajaran itu. Dengan
begitu timbullah saling ketergantungan positif , tanggung jawab individual, dan
keterampilan sosial dalam diri peserta didik yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik sehingga cocok
untuk dapat diterapkan dalam materi operasi hitung bentuk aljabar
Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat melatih siswa
untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain dan menyampaikan pesan
tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Snowball Throwing ini
menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat menyerupai bola
kemudian dilemparkan secara bergilir diantara sesama anggota kelompok. Disini
siswa tidak hanya berpikir, menulis, bertanya, atau berbicara, akan tetapi mereka
juga melakukan kegiatan seperti permainan yang menghibur dan memacu daya
pikir siswa yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Di
dalam kertas tersebut terdapat pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dari
kelompok yang lain. Semua anggota kelompok diberi tugas dan tanggung jawab
baik individu maupun kelompok.
Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan Snowball
Throwing merupakan dua model pembelajaran kooperatif yang dianggap dapat
membangkitkan ketertarikan siswa terhadap materi matematika dan membuat
siswa lebih aktif, mendorong kerjasama antar siswa dalam mempelajari suatu
materi sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa.
Selain dari alasan-alasan di atas peneliti tertarik meneliti kedua teknik
karena ingin mengetahui teknik mana yang lebih tepat dan seberapa besar
perbedaan keunggulan kedua teknik tersebut apabila diterapkan dalam
pembelajaran matematika pada materi yang sama yaitu operasi hitung bentuk
aljabar. Berdasarkan dari Prosiding Seminar Nasional Fisika tahun 2010 di

7

Universitas Advent Indonesia membahas penelitian oleh Ferry Pietersz dan
Horasdia Saragih terhadap siswa kelas VIII pada materi pokok persamaan garis
lurus dengan judul : “Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together Terhadap Pencapaian Matematika Siswa di SMP
Negeri 1 Cisarua.” disimpulkan bahwa bahwa kegiatan pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan pencapaian siswa.
Begitu juga menurut Murni , Wince Hendri, Nurharmi tahun 2013 terhadap siswa
kelas IV pada pelajaran IPA dengan judul : “Peningkatan Motivasi dan Hasil
Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
Pada Siswa Kelas IV SDN 20 Tambang Painan”. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing
dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPA di Kelas IV SDN 20
Tambang Painan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbedaan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa yang Diajar melalui Model
Kooperatif

Tipe Numbered Head Together ( NHT ) dengan Snowball

Throwing di Kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Medan T.A. 2012/2013.”

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan
beberapa masalah antara lain sebagai berikut :
1. Materi aljabar merupakan pokok bahasan yang dianggap sulit oleh siswa
kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Medan
2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa rendah
3. Pembelajaran yang digunakan di sekolah berpusat pada guru sehingga
kurang mendorong aktivitas belajar siswa
4. Guru masih kurang melibatkan aktivitas siswa selama kegiatan belajar
mengajar.

8

1.3 Pembatasan Masalah
Agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah maka perlu ada
pembatasan masalah dari identifikasi masalah. Adapun masalah dalam penelitian
ini dibatasi pada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar
dengan model kooperatif tipe NHT dan tipe Snowball Throwing pada materi
operasi hitung bentuk aljabar di kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Medan T.A.
2012/2013.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa yang diajar melalui model kooperatif tipe NHT lebih tinggi
daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar melalui
model kooperatif tipe Snowball Throwing pada materi operasi hitung bentuk
aljabar di kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Medan T.A. 2012/2013 ?”
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah “Untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa yang diajar melalui model kooperatif tipe NHT lebih tinggi
daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar melalui
model kooperatif tipe Snowball Throwing pada materi operasi hitung bentuk
aljabar di kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Medan T.A. 2012/2013.”
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa, dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif dan menjalin
hubungan yang lebih baik antar siswa, sehingga siswa dapat saling
membantu dalam pembelajaran akademis.

9

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa.
3. Bagi sekolah, sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan
sebagai informasi tentang model pembelajaran kooperatif.
4.

Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model
pembelajaran yang tepat di masa yang akan datang.

5. Bagi peneliti lain, sebagai bahan informasi jika ingin melakukan penelitian
sejenis.

1.7 Definisi Operasional
Definisi operasional penelitian ini adalah :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) adalah
model pembelajaran kooperatif dimana guru melakukan penomoran kepada
setiap siswa dalam kelompok guna melibatkan keaktifan seluruh siswa sewaktu
diskusi berjalan, yakni dengan menyebut salah satu nomor dan menunjuk
perwakilan dari masing-masing kelompok secara acak untuk menjawab setiap
masalah yang diajukan.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing adalah salah satu
model pembelajaran aktif yang digunakan guru untuk meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar serta melatih kesiapan siswa terhadap materi
pembelajaran yang disampaikan. Model pembelajaran ini menggunakan
permainan yaitu dengan cara membuat bola pertanyaan yang ditulis oleh siswa
dan dilempar seperti bola salju, kemudian masing-masing siswa menjawab
pertanyaan dari bola yang didapat.
3. Kemampuan pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang
telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal ditinjau
dari aspek : pemahaman terhadap masalah, perencanaan penyelesaian masalah,
melaksanakan perencanaan penyelesaian masalah, dan melihat kembali
penyelesaian.

66

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis diperoleh beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar melalui model
kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa yang diajar melalui model kooperatif tipe Snowball
Throwing pada materi operasi hitung bentuk aljabar di kelas VII SMP
Muhammadiyah 3 Medan T.A. 2012/2013.
2. Pemahaman terhadap masalah matematika siswa yang diajar melalui model
kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada pemahaman terhadap masalah
matematika siswa yang diajar melalui model kooperatif tipe Snowball
Throwing pada materi operasi hitung bentuk aljabar di kelas VII SMP
Muhammadiyah 3 Medan T.A. 2012/2013.
3. Tidak ada perbedaan perencanaan penyelesaian masalah matematika siswa
yang diajar melalui model kooperatif tipe NHT dengan siswa yang diajar
melalui model kooperatif tipe Snowball Throwing pada materi operasi hitung
bentuk aljabar di kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Medan T.A. 2012/2013.
4. Melaksanakan perencanaan penyelesaian masalah matematika siswa yang
diajar melalui model kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada melaksanakan
perencanaan penyelesaian masalah matematika

siswa yang diajar melaui

model kooperatif tipe Snowball Throwing pada materi operasi hitung bentuk
aljabar di kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Medan T.A. 2012/2013.
5. Melihat kembali penyelesaian masalah matematika siswa yang diajar melalui
model kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada melihat kembali penyelesaian
masalah matematika siswa yang diajar melalui model kooperatif tipe Snowball
Throwing pada materi operasi hitung bentuk aljabar di kelas VII SMP
Muhammadiyah 3 Medan T.A. 2012/2013.

67

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah :
1. Kepada guru matematika dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT sebagai salah satu alternatif dalam memilih model pembelajaran
dibandingkan dengan menggunakan Snowball Throwing yang diharapkan dapat
lebih meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
2. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan model pembelajaran
kooperatif sebaiknyadapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya agar
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
3. Kepada siswa, khususnya siswa SMP Muhammadiyah 3 Medan disarankan
untuk saling bekerjasama

dalam diskusi kelompok

terutama dalam

memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi pelajaran matematika.
4. Kepada calon peneliti berikutnya agar mengadakan penelitian yang sama
dengan materi ataupun tingkatan kelas yang berbeda sehingga hasil penelitian
dapat berguna bagi kemajuan pendidikan khususnya pendidikan matematika.

68

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Fadillah, N., (2011), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball
Throwing pada Pokok Bahasan Himpunan di Kelas VII SMP N 1
Tanjung Morawa T.A. 2010/2011, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2011), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program
Studi Pendidikan FMIPA UNIMED, FMIPA Unimed, Medan.
Hafizh.,
(2012),
Model
Pembelajaran
Snowball
Throwing,
http://www.referensimakalah.com/2012/11/model-pembelajaran-snowballthrowing.html diakses Februari 2013
Herdian., (2009), Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together),
http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nhtnumbered-head-together/ dikses Januari 2013
Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,
UM Press, Malang.
Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persana, Medan.
Kompas, (2012), Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun,
http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14 di akses Mei 2013
Lie, A., (2010), Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta.
Marsigit., (2009), Matematika 1 SMPKelas VII, Yudhistira, Jakarta.
Murni ., Hendri, W., dan Nurharmi., (2013), Peningkatan Motivasi dan Hasil
Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball
Throwing Pada Siswa Kelas IV SDN 20 Tambang Painan, Journal of
Bung
Hatta
University,
Vol
1
No
2.
Tersedia
di
http://ejurnal.bunghatta.ac.id
Rusman., (2010), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

69

Saragih, H., Pieter, F.,Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together Terhadap Pencapaian Matematika Siswa di
SMP Negeri 1 Cisarua, Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010
Sardiman., (2009), Interaksi Dan Motivasi Belajar Dan Mengajar, Rajawali Pers,
Jakarta.
Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta,
Jakarta.
Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sugiyono., (2010), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D, Alfabeta, Bandung.
Sukirman., dkk., (2009), Matematika, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
Sunartombs., (2009), Pembelajaran Konvensional Banyak Dikritik, Namun
Disukai,
http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/02/pembelajarankonvensional-banyak-dikritik-namun-paling-disukai/ diakses Januari
2013
Tim Dosen PPD., (2011), Perkembangan Peserta Didik, FIP UNIMED, Medan.
Tim MKPBM., (2003), Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, UPI,
Bandung.
Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta.
Wena, M., (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional, Bumi Aksara, Jakarta.
Widodo,

R.,
(2009),
Model
Pembelajaran
Snowball
Throwing,
http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/09/model-pembelajaran-18snowball-throwing/ diakses Februari 2013

Zuriah, N., (2007), Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Bumi Aksara,
Jakarta.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI 3 CANDIMAS T.P 2011/2012

0 12 49

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGHETHER (NHT) DAN SNOWBALL THROWING (ST) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII DI SMP YP 17 BARADATU WAYKANAN T

0 25 90

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGHETHER (NHT) DAN SNOWBALL THROWING (ST) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII DI SMP YP 17 BARADATU WAYKANAN T

2 37 89

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

0 0 7

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA FISIKA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG

0 0 9

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BAGI SISWA YANG DIBERI MODEL PBI DAN CORE BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 AMPEL KABUPATEN BOYOLALI Cici Indarwati

0 0 12

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR PKN SISWA SD

0 0 8

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA KELAS VII SMP N 2 TEMPURAN TAHUN AJARAN 20132014

0 0 12

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING MELALUI PEMANFAATAN PRIZED CHART TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 11 YOGYAKARTA

0 0 8

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

0 0 8