PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI 3 CANDIMAS T.P 2011/2012

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka men-cerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab, sesuai dengan Pen-didikan Nasional yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Seorang guru yang baik akan selalu menginginkan peningkatan dalam pembelajar-an ypembelajar-ang diajarkpembelajar-annya, sehingga tidak ada lagi ketakutpembelajar-an peserta didik terhadap pelajaran Matematika, yang mengatakan Matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan. Oleh karena itu, pembelajaran siswa yang aktif, kreatif, dan menyenangkan merupakan pilihan untuk dilaksanakan.


(2)

Pembelajaran Matematika perlu diberikan ke semua peserta didik dimulai dari Sekolah Dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.

Berdasarkan hasil observasi penulis di SDN 3 Candimas, mata pelajaran

matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Kenyataan ini di-perkuat dengan rata-rata nilai formatif siswa kelas V pada materi pokok bangun datar dan bangun ruang tahun pelajaran 2010/2011 masih rendah, yaitu 48,48 dengan siswa yang tuntas belajar sebesar 42,42%. Hasil tersebut belum mencapai kriteria ketuntasan mi-nimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 100% siswa telah mencapai nilai ≥ 60, dengan demikian kelas tersebut belum mencapai ke-tuntasan belajar.

Rendahnya hasil belajar siswa tersebut diduga disebabkan oleh motivasi, minat, dan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran masih rendah sehingga siswa kurang siap dalam menerima materi pembelajaran di setiap pertemuan. Selain itu, metode pembelajaran yang digunakan dominan menggunakan metode ceramah dan latihan soal demi mengejar ketuntasan materi pelajaran. Dalam proses pembelajaran selama ini adalah siswa hanya diberikan inti dari materi yang diajarkan sehingga membuat siswa menjadi kurang aktif dilibatkan dalam proses membangun konsep serta hanya mengandalkan informasi dari guru. Hal ini me-nyebabkan pembelajaran menjadi monoton sehingga tidak jarang siswa merasa jenuh dan kurang termotivasi untuk belajar matematika.


(3)

Agar siswa dapat menemukan konsep, maka digunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam me-ngikuti proses pembelajaran (Sriyono, 1992). LKS yang digunakan tersusun se-cara kronologis agar dapat membantu siswa dalam memperoleh konsep penge-tahuan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SD Negeri 3 Candimas Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Mata Pelajaran Matematika pada Kelas V SD Negeri 3 Candimas T.P 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah dan latihan soal.

2. Metode yang digunakan kurang variatif, sehingga kurang menarik bagi siswa. 3. Siswa kurang memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru.

4. Motivasi, minat, dan aktivitas belajar siswa masih rendah. 5. Hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa yang masih rendah.


(4)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok bangun datar dan bangun ruang dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dari siklus ke siklus?

2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok bangun datar dan bangun ruang dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dari siklus ke siklus?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk men-deskripsikan peningkatan:

1. Aktivitas belajar (on task) siswa pada materi pokok bangun datar dan bangun ruang dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dari siklus ke siklus. 2. Hasil belajar siswa pada materi pokok bangun datar dan bangun ruang dengan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT dari siklus ke siklus.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti yaitu :


(5)

1. Bagi siswa

Memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada siswa, mempermu-dah siswa dalam membangun konsep pada materi pokok bangun datar dan bangun ruang, dan meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru

Memberikan pengalaman (secara tidak langsung) bagi guru dalam proses pembelajaran matematika dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT, sehingga dapat menjadi salah satu alternatif guru dalam melaksanakan pem-belajaran yang efektif dan efisien.

3. Bagi sekolah

Secara tidak langsung turut meningkatkan mutu pembelajaran matematika di sekolah, khususnya kelas V.

4. Bagi peneliti

Memberikan pengalaman mengajar secara langsung kepada peneliti dalam proses pembelajaran matematika dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT, sehingga dapat menjadi salah satu alternatif peneliti dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi rumusan masalah yang akan diteliti, maka diberikan ruang ling-kup sebagai berikut:

1. Subyek penelitian adalah siswa kelas V semester genap SD Negeri 3 Candimas, Kec. Natar, Kab. Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012.


(6)

2. Materi pokok pada penelitian ini adalah bangun datar dan bangun ruang. 3. LKS yang digunakan pada penelitian ini adalah LKS non eksperimen. 4. Aktivitas belajar siswa yang diteliti pada penelitian ini adalah aktivitas

bertanya dan menjawab pertanyaan.


(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang didasari azas gotong royong dan kerjasama sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia yang sangat mengutamakan azas gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Banyak ahli yang telah mencoba mengemukakan pengertian pembelajaran kooperatif. Pem-belajaran kooperatif atau pemPem-belajaran gotong royong adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk be-kerjasama dengan sesama siswa dalam tugas terstruktur, di mana dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator (Lie, 2007:12).

Manusia merupakan individu yang berbeda satu sama lain yang memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda. Karena adanya perbedaan ini, manusia yang satu membutuhkan manusia yang lain se-hingga manusia harus menjadi mahluk sosial yang berinteraksi dengan sesama. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling mencerdaskan, saling menyayangi dan saling tenggang rasa antar sesama siswa sebagai latihan untuk hidup dalam masyarakat nyata, sehingga sumber belajar bukan hanya dari guru dan buku ajar


(8)

tetapi juga sesama siswa Abdurrahman dan Bintoro dalam (Nurhadi,dkk, 2004:60).

Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerjasama saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain (Ibrahim dkk, 2000:9).

Nilai hasil belajar kelompok ditentukan oleh rata-rata hasil belajar individu Pem-belajaran kooperatif menampakkan wujudnya dalam bentuk belajar kelompok. Dalam belajar kooperatif anak tidak diperkenankan mendominasi atau meng-gantungkan diri pada orang lain, tiap anggota kelompok dituntut untuk mem-berikan urunan bagi keberhasilan kelompok (Abdurrahman, 1999:122).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi pembelajaran dimana siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat sampai enam orang yang heterogen untuk bekerjasama, saling membantu di antara anggota kelompok untuk menyelesaikan tugas bersama. Dengan pembelajaran kooperatif ini siswa belajar berkolaborasi untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam suasana belajar ke-lompok yang nantinya dapat mencapai potensi yang optimal.

Akan tetapi guru-guru sangat enggan menerapkan pembelajaran di kelas dengan azas gotong royong. (Lie, 2007:27) mengemukakan beberapa alasan mengapa para pengajar enggan menerapkan azas tersebut, demikian di antaranya:


(9)

a. Kekhawatiran akan terjadinya kekacauan di kelas.

b. Adanya siswa yang tidak suka belajar berkelompok, lebih memilih belajar secara individu.

c. Siswa yang malas lebih mengandalkan temannya yang tekun dan siswa yang tekun merasa dituntut bekerja secara ekstra dalam kelompoknya. d. Adanya perasaan minder bagi siswa yang kurang mampu belajar

bersama siswa yang lebih pandai.

Hal-hal tersebut di atas dapat dikendalikan oleh pembelajaran kooperatif, karena pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur tertentu untuk memungkinkan proses belajar dan pembelajaran di kelas secara efektif. Roger dan David Johnson dalam (Lie, 2007:31) mengemukakan, “Tidak semua kerja kelompok dapat

dianggap pembelajaran kooperatif” Untuk mencapai hasil yang maksimal, kerja kelompok harus memiliki unsur-unsur di bawah ini :

1. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, tugas harus disusun sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok memiliki tugas masing-masing dan harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Berarti setiap anggota harus bertanggung jawab agar yang lain bisa berhasil. Dalam pembelajaran kooperatif siswa yang kurang mampu memberikan sumbangan pemikiran kepada teman seke- lompoknya sehingga mereka tidak merasa minder dan terpacu untuk me- ningkatkan usaha mereka menjadi lebih baik, sedangkan siswa yang lebih pandai tidak merasa dirugikan karena temannya yang kurang mampu juga telah memberikan sumbangan pemikiran.

2. Tanggung jawab perseorangan

Dalam pembelajaran kooperatif, pada saat seorang guru akan melaksanakan kegiatan belajar mengajar tidak boleh tanpa persiapan. Seorang tenaga pe-ngajar harus mempersiapkan sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok memiliki tugas masing-masing dan harus bertanggung jawab agar bisa menyelesaikan tugas selanjutnya.

3. Tatap muka

Dalam pembelajaran kelompok setiap anggota diberi kesempatan untuk berdiskusi dan bertatap muka. Sehingga untuk memperoleh kesimpulan tidak berasal dari satu kepala namun dari hasil pemikiran beberapa kepala. Dimana masing-masing kepala menyumbangkan hasil pemikirannya yang berasal dari latar belakang keluarga, sosial, ekonomi, agama, ras, dan suku yang berbeda. Dari proses yang demikian mereka dapat memperoleh hasil yang maksimal karena berasal dari beberapa pendapat tidak dari satu


(10)

pendapat saja. Selain itu dari masing-masing anggota kelompok timbul sikap mampu menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan orang lain untuk mengisi kekurangannya masing-masing.

4. Komunikasi antar anggota

Tidak semua siswa memiliki keahlian untuk mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan dari suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka mengeluarkan pendapat. Selain itu pada pembelajaran kooperatif siswa juga diajarkan bagaimana menyatakan sanggahan dan ungkapan positif dengan ungkapan yang baik dan halus.

5. Evaluasi proses kelompok

Pengevaluasian proses kerja kelompok tidak perlu diadakan setiap ada ker-ja kelompok. Namun pengaker-jar perlu menker-jadwalkan waktu khusus untuk kelompok yang hendak dievaluasi. Pengevaluasian berfungsi untuk me-ningkatkan efektifitas kerja sama antar anggota kelompok.

Dari uraian di atas, maka dengan pembelajaran kooperatif akan lebih mampu memotivasi siswa untuk menjadi aktif dalam pembelajaran. Dengan kelompok belajar akan terjadi saling tukar pikiran, tidak ada lagi kesenjangan antar siswa karena semuanya saling berinteraksi satu sama lainnya. Karena anggotanya ber-sifat heterogen, siswa yang pandai dapat memberikan masukan bagi temannya yang berkemampuan rendah dan siswa yang berkemampuan rendah memperoleh banyak keuntungan belajar dengan rekannya yang pandai. Di dalam kelompok akan terlaksana kerjasama yang maksimal sehingga dapat menutupi kekurangan dari anggota kelompok.

Menurut Lungdren dalam (Ibrahim, 2000:18), manfaat dari pembelajaran koope-ratif bagi siswa yang berprestasi rendah antara lain :

1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas 2. Rasa harga diri lebih tinggi

3. Memperbaiki sikap terhadap ilmu pengetahuan dan sekolah 4. Memperbaiki kehadiran

5. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar 6. Perselisihan antar pribadi kurang


(11)

7. Sikap apatis kurang

8. Pemahaman lebih mendalam 9. Motivasi lebih mendalam 10. Hasil belajar lebih baik

Melalui pembelajaran kooperatif diharapkan siswa lebih aktif dalam mendiskusi-kan konsep tentang pelajaran mereka. Siswa yang bekerja dalam situasi

pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerjasama pada tugas bersama untuk mencapai suatu penghargaan bersama. Satu aspek penting pembelajaran koope-ratif adalah disamping membantu tingkah laku koopekoope-ratif adalah hubungan yang lebih baik diantara siswa, juga secara bersama membantu siswa dalam pelajaran akademis mereka.

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)

Dalam penerapannya pembelajaran kooperatif memiliki beberapa teknik pembe-lajaran, salah satunya adalah teknik NHT. Model ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (Lie, 2003). Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan menimbang jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan kerjasama mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Teknik ini melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang ter-cakup dalam suatu pelajaran untuk mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Sebagai ganti, guru mengajukan pertanyaan atau tugas kepada seluruh kelas.


(12)

Dalam teknik NHT, guru menggunakan empat struktur langkah utama yaitu: 1. Penomoran

Guru mengelompokkan siswa ke dalam kelompok atau tim yang beranggo-takan empat hingga lima orang dan memberi mereka nomor sehingga setiap siswa dalam kelompok memiliki nomor yang berbeda. 2. Pengajuan Pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan atau memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

3. Berfikir Bersama

Setiap anggota kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.

4. Pemberian Jawaban

Guru memanggil satu nomor tertentu dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyampaikan jawab-an kepada seluruh kelas secara bergilirjawab-an. Setelah semua siswa dari tiap kelompok memberikan jawabannya dan saling menanggapi, guru

kemudian menuntun siswa untuk menarik kesimpulan tentang materi pembelajaran yang telah dipelajari (Lie, 2003).

C. Belajar

Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Kegiatan belajar adalah simbol kegiatan yang dirancang oleh pendidik agar siswa dapat memperoleh sejumlah pengalaman belajar. Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku berkat pengetahuan dan latihan. Disini guru harus mengantarkan siswanya untuk mem-peroleh dan menghasilkan perubahan tingkah laku tersebut (Hamalik, 2001).

Menurut pendapat di atas, peroses pembelajaran akan menghasilkan perubahan tingkah laku siswa yang dibentuk oleh seorang guru melalui berbagai latihan.


(13)

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003).

Menurut kedua pengertian di atas, maka belajar adalah suatu proses yang meng-ubah tingkah laku melalui pengalaman-pengalaman yang terjadi pada lingkungan sekitarnya sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

Pengalaman adalah sumber pengetahuan dan keterampilan yang bersifat pendidik-an. Pengalaman pendidikan bersifat kontinu, interaktif, dan dapat membantu in-tegrasi pribadi siswa.

Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan tingkah laku manusia. Menurut Mc. Donald (dalam Hamalik, 2001) berpendapat bahwa

(1) Pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah laku siswa.

(2) Kegiatan pengajaran adalah suatu pengorganisasian lingkungan. Pen-didikan adalah suatu proses sosialisasi, dimana siswa dipersiapkan sesuai dengan norma-norma masyarakat tempat dimana ia hidup. (3) Siswa dipandang sebagai suatu organisme yang hidup. Dalam diri

siswa terdapat banyak potensi-potensi yang siap untuk berkembang, dalam hal ini siswa memiliki kebutuhan, minat, tujuan, aktivitas, in-telegensi, dan emosi. Belajar adalah modifikasi atau mempertegas kelakuan melalui pengalaman.

Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukanlah suatu tujuan tetapi


(14)

merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan, jadi belajar merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh.

D. Aktivitas Belajar

Dalam proses belajar mengajar, aktivitas belajar memegang peranan penting da-lam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar pada dasarnya merupakan aktivi-tas seseorang yang dapat menyebabkan perubahan pada dirinya. Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2003).

Karena aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya maka para ahli mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

1. kegiatan-kegiatan visual, yang di dalamnya membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2. kegiatan-kegiatan lisan (oral), seperti mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. kegiatan-kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, dan mendengarkan radio.

4. kegiatan-kegiatan menulis, seperti menulis cerita, menulis laporan, meme-riksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

5. kegiatan-kegiatan menggambar, seperti menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.

6. kegiatan-kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.

7. kegiatan-kegiatan mental, seperti merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.


(15)

8. kegiatan-kegiatan emosional, seperti minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain (Hamalik, 2004).

Aktivitas-aktivitas dalam belajar tersebut dapat dibedakan lagi menjadi aktivitas yang relevan dengan pembelajaran (on task) dan aktivitas yang tidak relevan de-ngan pembelajaran (off task). Aktivitas yang relevan dede-ngan pembelajaran (on task) contohnya adalah memperhatikan penjelasan guru, melakukan diskusi, dan mencatat. Aktivitas yang tidak relevan dengan pembelajaran (off task), contohnya adalah tidak memperhatikan penjelasan guru dan mengobrol dengan teman.

Siswa aktif dalam pembelajaran apabila siswa melakukan aktivitas yang relevan dengan kegiatan pembelajaran (on task), karena dengan melakukan banyak akti-vitas yang relevan dengan pembelajaran, maka siswa mampu memahami, me-ngingat, dan menerapkan konsep yang telah dipelajari.

Aktivitas yang tidak relevan dengan pembelajaran (off task) akan lebih mudah diamati ketika proses pembelajaran berlangsung jika dibandingkan dengan akti-vitas yang relevan dengan pembelajaran (on task). Jadi siswa dikatakan aktif dalam kegiatan pembelajaran jika siswa sedikit melakukan aktivitas yang tidak relevan dengan pembelajaran.

E. Hasil Belajar

Menurut pandangan Gagne (Mudjiono dan Dimyati, 2002:10) belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar


(16)

orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Berdasarkan pen-dapat di atas, pen-dapat diartikan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan secara sadar, bersifat kontinu dan positif baik dalam hal tingkah laku, ataupun pengetahuan sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar akan membawa perubahan dan akan menghasilkan hasil belajar pada individu yang belajar.

Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ke-terampilan, kebiasaaan dan tingkah laku; Belajar adalah penguasaan penge-tahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi (Gagne dalam Slameto, 2003:13).

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak me-ngajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Mudjiono dan Dimyati, 2002:3).

Ada tiga taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan kemam-puan internal akibat belajar yaitu:

1. Ranah kognitif

Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalam-nya kemampuan menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis, men-sintesis dan kemampuan mengevaluasi (Bloom dkk. dalam Mudjiono dan Dimyati, 2002:26). Kemampuan yang penting pada ranah kognitif adalah kemampuan menerapkan konsep-konsep untuk memecahkan masalah yang


(17)

ada di tengah masyarakat. Kemampuan ini sering disebut kemampuan men-transfer pengetahuan ke berbagai situasi sesuai dengan konteksnya. Hampir semua mata pelajaran berkaitan dengan kemampuan kognitif, karena di dalamnya diperlukan kemampuan berfikir untuk memahaminya. Ranah kognitif merupakan salah satu aspek yang akan dinilai setelah proses pem-belajaran berlangsung.

2. Ranah afektif

Ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan studi secara optimal, sedangkan seseorang yang berminat terhadap suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal (Popham dalam Anonim, 2004:3). Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai.

3. Ranah psikomotor

Pelajaran yang termasuk psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih ber-orientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik (Singer dalam Anonim, 2004). Mata pelajaran yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor adalah pendidikan jasmani, seni serta pelajaran lain yang me-merlukan praktik. Ranah psikomotor yang dinilai adalah tes keterampilan siswa menggunakan alat-alat dalam praktikum.

Hasil belajar ranah kognitif yaitu hasil penguasaan konsep siswa setelah proses pembelajaran. Penguasaan konsep yang baik akan membantu pemakaian konsep-konsep yang lebih kompleks. Penguasaan konsep-konsep merupakan dasar dari pengu-asaan prinsip-prinsip teori, artinya untuk dapat menguasai prinsip dan teori harus


(18)

dikuasai terlebih dahulu konsep-konsep yang menyusun prinsip dan teori yang bersangkutan.

Salah satu upaya mengukur keberhasilan pembelajaran yang diperoleh oleh siswa dilihat dari hasil belajar siswa itu sendiri. Bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan proses belajar adalah hasil belajar yang bisa diukur melalui tes. (Sardiman, 2003:51) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa selalu memunculkan pemahaman atau menimbulkan reaksi yang dapat diterima oleh akal serta tidak terikat pada situasi di tempat mencapai, tetapi dapat pula di-gunakan dalam situasi lain.

Secara mendasar hasil belajar sangat dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan awal anak. Banyak faktor untuk mengukur suatu pembelajaran dikatakan berha-sil, bukan saja dari hasil belajar siswa tetapi bisa dilihat dari perubahan yang ter-jadi pada diri siswa, yang tentunya menter-jadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan berakhirnya suatu proses pembelajaran, maka siswa memperoleh hasil belajar.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemam-puan yang diperoleh siswa setelah melalui proses belajar yang di dalamnya terjadi interaksi edukatif sehingga berdampak positif bagi diri siswa itu sendiri. Hasil belajar dapat berupa skor atau nilai tertentu dan merupakan bukti dari usaha yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar.


(19)

F. Matematika

Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematikos” secara ilmu pasti, atau “Mathesis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesim-pulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi (Anonim, 2012).

Dalam Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) terdapat istilah Matematika Sekolah yang dimaksudnya untuk memberi penekanan bahwa materi atau pokok bahasan yang terdapat dalam GBPP merupakan materi atau pokok bahasan yang diajarkan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (Direkdikdas, 1994)

G. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut (Sriyono, 1992), Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Manfaat dan tujuan LKS adalah:

a) mengefektifkan siswa dalam proses belajar mengajar. b) membantu siswa dalam mengembangkan konsep.

c) melatih siswa untuk menemukan dan mengembangan proses belajar mengajar.

d) sebagai pedoman bagi guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.


(20)

f) membantu siswa dalam menambah informasi tentang konsep yang dipe-lajari melalui kegiatan belajar.

g) membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipe-lajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

h) memadukan konsep-konsep terdahulu hingga ditemukan konsep-konsep baru (Prianto dan Harnoko, 1997).

Fungsi LKS adalah:

a) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

b) Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

c) Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian pengertian yang diberikan guru.

d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya men-dengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran.

e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa.

f) Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar karena hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama karena siswa dituntun untuk mengemuka-kan pendapat dan menganalisis pertanyaan dalam LKS sehingga

pelajaran mempunyai nilai tinggi (Djamarah dan Zain, 2000).

Pada proses pembelajaran, LKS menuntut siswa untuk mampu mengemukakan pendapat dan mampu mengambil keputusan. Melalui LKS, siswa dituntut untuk mampu mengemukakan pendapat dan mampu mengambil kesimpulan. Dalam hal ini LKS digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelaja-ran. Berikut ini adalah uraian mengenai jenis LKS, yaitu:

1. LKS eksperimen

LKS eksperimen merupakan media pembelajaran yang tersusun secara krono- logis agar dapat membantu siswa dalam memperoleh konsep pengetahuan yang dibangun melalui pengalaman belajar mereka sendiri yang berisi tujuan percobaan, alat percobaan, bahan percobaan, langkah kerja, pernyataan, hasil


(21)

pengamatan, dan soal-soal hingga kesimpulan akhir dari eksperimen yang di-lakukan pada materi pokok yang bersangkutan.

2. LKS non eksperimen

LKS non eksperimen merupakan media pembelajaran yang disusun secara kronologis, dimana hanya digunakan untuk mengkonstruksi konsep pada sub materi yang tidak dilakukan eksperimen. Jadi, LKS non eksperimen diran-cang sebagai media teks terprogram yang menghubungkan antara hasil per-cobaan yang telah dilakukan dengan konsep yang harus dipahami. Siswa dapat menemukan konsep pembelajaran berdasarkan hasil percobaan dan soal-soal yang dituliskan dalam LKS non eksperimen tersebut.


(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V semester genap SD Negeri 3 Candimas, Kec. Natar, Kab. Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 33 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Berdasarkan observasi, aktivitas siswa yang relevan dalam pembelajaran (on task) masih rendah. Selain itu, rata-rata nilai formatif siswa kelas V pada materi pokok bangun datar dan bangun ruang tahun pelajaran 2010/2011 yaitu 48,48. Siswa yang mendapatkan nilai ≥ 60 hanya mencapai 42,42%. Nilai ini masih di bawah KKM yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran matematika yaitu 100% siswa mencapai nilai ≥ 60.

B. Setting Penelitian

Penelitian ini di adakan di SD Negeri 3 Candimas, Kec. Natar, Kab. Lampung Selatan dari tanggal 24 April 2012 sampai tanggal 07 Mei 2012 dengan jadwal dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :


(23)

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No KEGIATAN

MINGGU KE……..

April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 5

1. Perencanaan   

2. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan 1 

Pertemuan 2 

Tes Formatif I 

Pertemuan 3 

Pertemuan 4 

Tes Formatif II 

Pertemuan 5 

Pertemuan 6 

Tes Formatif III 

C. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data aktivitas on task siswa. Aktivitas on task siswa yang diamati adalah: a. Bertanya kepada guru

Jika siswa bertanya pada guru yang relevan dengan materi pelajaran ketika proses pembelajaran berlangsung.

b. Menjawab pertanyaan

Jika siswa dapat menjawab pertanyaan ketika proses pembelajaran ber-langsung.


(24)

3. Data hasil belajar siswa materi pokok bangun datar dan bangun ruang yang diperoleh melalui tes formatif di tiap akhir siklus.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada proses penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik observasi

Data aktivitas siswa diperoleh dengan cara observasi langsung menggunakan lembar observasi yang diisi pada saat pembelajaran berlangsung yang diisi oleh observer sekaligus sebagai peneliti. Data kinerja guru mengelola pem-belajaran diperoleh dari observasi pada saat pempem-belajaran berlangsung yang diisi oleh guru mitra. Observer dan guru mitra hanya memberi tanda checklist pada lembar aktivitas on task dan lembar kinerja guru mengelola pembelajar-an.

2. Teknik tes

Teknik tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar dan ketuntasan be-lajar siswa pada materi pokok bangun datar dan bangun ruang. Tes dilak-sanakan satu kali pada setiap akhir siklus.

E. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah:

1. Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi pokok bangun datar dan bangun ruang sebesar > 5% dari siklus ke siklus.


(25)

2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok bangun datar dan bangun ruang sebesar > 5% dari siklus ke siklus.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus, siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, dan siklus III dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Prosedur pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari beberapa tahap yaitu:

1. Perencanaan tindakan 2. Pelaksanaan tindakan 3. Observasi

4. Refleksi

Tahap-tahap pelaksanaan tiap siklus adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan tindakan a. Menetapkan subyek penelitian

b. Menyusun silabus dan rencana pembelajaran. c. Menyusun LKS.

d. Menyusun lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran. e. Menyusun soal-soal tes formatif.


(26)

2. Pelaksanaan tindakan

Penelitian dilakukan sebanyak 3 siklus, tahap-tahap pelaksanaan tiap siklusnya sebagai berikut :

Siklus I

Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yaitu menyampaikan sub materi sifat-sifat bangun datar dengan alokasi waktu 4 x 35 menit.

Tahap-tahap pelaksanaan siklus I adalah :

a. mengelompokkan siswa berdasarkan kelompok-kelompok yang telah diten-tukan sebelumnya.

b. menyampaikan indikator pembelajaran, mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal siswa.

c. melakukan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada sub materi sifat-sifat bangun datar, yaitu dengan cara membagikan LKS dan melakukan diskusi. Kemudian membimbing siswa untuk menemukan dan memahami konsep bangun datar dan bangun ruang dengan menggunakan LKS. Pada saat yang bersamaan guru mitra mengisi lembar kinerja guru.

d. melakukan hal yang sama seperti poin c, pada pertemuan selanjutnya dengan materi yang berbeda.

e. melakukan tes formatif siklus I.

f. bersama guru mitra melakukan refleksi untuk menemukan kekurangan yang terjadi pada siklus I. Sebagai acuan dari refleksi adalah hasil tes formatif siswa. Dari hasil refleksi akan diketahui kelebihan dan kekurangan dalam siklus I. Apabila terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung, maka akan dicari solusi untuk mengatasinya dan solusi


(27)

dilaksanakan pada siklus berikutnya, dan apabila terdapat kelebihan dalam pembelajaran yang telah berlangsung akan dipertahankan pada proses pembelajaran selanjutnya.

Siklus II

Pelaksanaan siklus II sama dengan pelaksanaan pada siklus I hanya saja pem-belajaran pada siklus II berdasarkan perbaikan pada siklus I. Siklus II dilaksana-kan sebanyak 2 kali pertemuan untuk menyampaidilaksana-kan sub materi sifat-sifat bangun ruang dengan alokasi waktu 4 x 35 menit.

1. Observasi

Dalam proses pembelajaran kooperatif tipe NHT dilakukan observasi terhadap kinerja guru yang diobservasi oleh guru mitra.

2. Refleksi

Setelah satu siklus berakhir maka dilakukan refleksi bersama guru mitra mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan. Sebagai acuan dari refleksi ini adalah hasil tes formatif. Dari hasil refleksi diketahui kelebihan dan kekurangan dalam siklus II. Apabila terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran yang telah ber-langsung dicari solusi untuk mengatasinya dan dilaksanakan pada proses pem-belajaran berikutnya. Apabila terdapat kelebihan pada proses pempem-belajaran yang telah berlangsung akan dipertahankan pada proses pembelajaran berikutnya.


(28)

Siklus III

Pelaksanaan siklus III sama dengan pelaksanaan pada siklus II hanya saja pem-belajaran pada siklus III berdasarkan perbaikan pada siklus II. Siklus III di-laksanakan sebanyak 2 kali pertemuan untuk menyampaikan sub materi jaring-jaring bangun ruang dengan alokasi waktu 4 x 35 menit.

1. Observasi

Dalam proses pembelajaran kooperatif tipe NHT dilakukan observasi terhadap kinerja guru yang diobservasi oleh guru mitra.

2. Refleksi

Setelah satu siklus berakhir maka dilakukan refleksi bersama guru mitra mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan. Sebagai acuan dari refleksi ini adalah hasil tes formatif. Dari hasil refleksi diketahui kelebihan dan kekurangan dalam siklus III. Apabila terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran yang telah ber-langsung dicari solusi untuk mengatasinya dan dilaksanakan pada proses pem-belajaran berikutnya. Apabila terdapat kelebihan pada proses pempem-belajaran yang telah berlangsung akan dipertahankan pada proses pembelajaran berikutnya.


(29)

Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 1. Alur penelitian tindakan kelas Oleh Kemmis dan Taggart dalam Hopkins (1993:48).

G. Teknik Analisis Data

1. Data aktivitas on task siswa

Untuk pengambilan data aktivitas digunakan lembar observasi yang berisi dua aktivitas, yaitu bertanya dan menjawab pertanyaan.

a. Persentase setiap jenis aktivitas on task dalam satu pertemuan

100% x

N %Ai  Ai

Keterangan :

%Ai = Persentase jenis aktivitas on task ke-i dalam satu pertemuaan

i

A

= Jumlah siswa yang melakukan jenis aktivitas on task ke-i N = Jumlah siswa

Perencanaan I

Tindakan dan observasi 1

Refleksi I Perencanaan II Perbaikan

Refleksi II Perbaikan Perencanaan III Refleksi III Tindakan dan observasi 2 Tindakan dan observasi 3


(30)

b. Rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task pada satu siklus rumus:

n

%Asi = P %

Ai

Keterangan:

n

%Asi = Rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task pada siklus ke-n.

%Ai

= Jumlah persentase tiap jenis aktivitas on task dalam satu siklus.

P = Jumlah pertemuan dalam satu siklus.

c. Peningkatan persentase tiap jenis aktivitas on task dari siklus ke siklus rumus:

% A = % Asin %Asin1

Keterangan:

% A = Peningkatan persentase tiap jenis aktivitas on task dari siklus ke siklus

%Asin = Rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task pada siklus ke n

%Asin-1 = Rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task pada siklus ke n-1


(31)

2. Data hasil belajar

Untuk menghitung rata-rata nilai hasil belajar siswa pada materi pokok bangun datar dan bangun ruang di tiap siklus menggunakan rumus yang dijelaskan dalam (Sudjana, 2002) sebagai berikut:

N

Kn Kn Keterangan: n

K

= Rata-rata nilai tes formatif setiap siklus ke-n

K = Jumlah nilai tes formatif setiap siklus ke-n n N = Jumlah siswa keseluruhan

Untuk menghitung persentase peningkatan rata-rata nilai hasil belajar dari siklus ke siklus digunakan rumus:

Keterangan:

%Kn = Persentase peningkatan rata-rata nilai hasil belajar Kn = Rata-rata nilai hasil belajar siklus ke-n

1

Kn = Rata-rata nilai hasil belajar siklus ke-(n-1)

(Sudjana, 2002) 100% x 1 -Kn 1 -Kn Kn Kn %  


(32)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Persentase peningkatan aktivitas bertanya dari siklus I ke siklus II sebesar

13,64% dan peningkatan yang terjadi dari siklus II ke siklus III sebesar 18,19%.

2. Persentase peningkatan aktivitas menjawab pertanyaan dari siklus I ke siklus II sebesar 6,06% dan peningkatan yang terjadi dari siklus II ke siklus III sebesar 10,61%.

3. Persentase peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 13,77% dan dari siklus II ke siklus III sebesar 12,62%.

4. Dari persentase peningkatan aktivitas belajar dan rata-rata hasil belajar yang diperoleh, maka indikator keberhasilan telah tercapai.


(33)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan: 1. Bagi siswa

Kepada siswa, agar selalu aktif dalam kegiatan diskusi, tanya jawab, dan presentasi untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang di-miliki sehingga lebih mudah dalam menguasai konsep-konsep matematika. 2. Bagi guru

Kepada guru bidang studi matematika dalam proses pembelajaran sebaiknya menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) menggunakan LKS terutama pada materi pokok bangun datar dan bangun ruang untuk meningkatkan aktivitas belajar (on task) dan hasil belajar siswa. 3. Bagi sekolah

Kepada pihak sekolah, agar mencoba mengembangkan pembelajaran kooperatif sebagai upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah.

4. Bagi peneliti

Kepada peneliti lain, agar menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan pem-belajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT), sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih maksimal lagi.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Anonim. 2004. Pengembangan Instrumen Dan Pengembangan Ranah Afektif. Depdiknas. Jakarta.

. 2004. Pengembangan Instrumen Dan Pengembangan Ranah Psikomotor. Depdiknas. Jakarta.

. 2012. Matematika. http://www.wikipedia indonesia.co.id Dahar, R. W. 1998. Teori-teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

Direkdikdas. 1994. Garis-Garis Besar Program Pembelajaran. Direkdikdas. Jakarta

Djamarah, S.B. dan A. Zain. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Open University press. Buckingham-Philadelpia.

Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.

Lie, A. 2003. Cooperative Learning. PT. Grasindo. Jakarta.

_____. 2007. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas). Gramedia. Jakarta.

Mudjiono dan Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Universitas Malang Press. Malang.


(35)

Prianto dan Harnoko. 1997. Perangkat Pembelajaran. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.

Sardiman, A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo. Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipta. Jakarta. Sudjana, N. 2002. Metode Statistika Edisi Keenam. PT. Tarsito. Bandung. Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Kanisius. Jakarta.


(36)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD

TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI 3 CANDIMAS

T.P 2011/2012

(Skripsi)

Oleh ELY DASIMA

1013079197

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(37)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD

TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI 3 CANDIMAS

T.P 2011/2012 Oleh Ely Dasima

Dari observasi di kelas V tahun pelajaran 2011/2012 ditemukan bahwa aktivitas belajar siswa yang dominan dalam pembelajaran matematika adalah mendengarkan dan men-catat penjelasan dari guru. Hal ini dikarenakan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran masih dominan menggunakan metode ceramah dan latihan soal, sehingga aktivitas belajar (on task) siswa rendah. Rata-rata nilai tes formatif siswa kelas V pada materi pokok bangun datar dan bangun ruang tahun pelajaran 2010/2011 masih rendah, yaitu 48,48 dengan siswa yang tuntas belajar sebesar 42,42%. Hasil tersebut belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 100% siswa telah mencapai nilai ≥ 60, dengan demikian kelas tersebut belum mencapai ke-tuntasan belajar. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah meng-gunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together). Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatkan: (1) aktivitas belajar (on task) siswa dan (2) hasil belajar siswa materi pokok bangun datar dan bangun ruang. Jenis penelitian ini adalah PTK yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Data penelitian berupa data aktivitas belajar (on task) siswa, data kinerja guru dalam mengelola pem-belajaran, dan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase dari siklus I ke siklus II dan siklus II ke siklus III sebagai berikut: (1) setiap jenis aktivitas belajar (on task) siswa, bertanya pada guru sebesar 13,64% dan 18,19% dan menjawab pertanyaan sebesar 6,06% dan 10,61%; (2) rata-rata hasil belajar siswa sebesar 13,77% dan 12,62%.

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe NHT, aktivitas belajar (on task) siswa, hasil belajar siswa


(38)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD

TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI 3 CANDIMAS

T.P 2011/2012

Oleh ELY DASIMA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(39)

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL BELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI 3 CANDIMAS T.P 2011/2012

Nama Mahasiswa : Ely Dasima No. Pokok Mahasiswa : 1013079197

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan 2. Komisi Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd Drs. Suyanto, M.Pd. NIP. 195105071981031002 NIP. 195206041978030061


(40)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Pembimbing : Drs. Suyanto, M.Pd. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Alben Ambarita, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(41)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, Bandar Lampung pada tanggal 04 Maret 1960, dengan nama lengkap Ely Dasima. Anak ke dua dari 7 bersaudara pasangan bapak Dulyasin (Alm) dan Cik Unah. Penulis memiliki suami bernama Mustarni Makki (Alm) dan dianugerahi 2 orang anak bernama Endha Windarti, S.Sos dan Andri Merio S.Pd.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Branti Raya, Lampung Selatan pada tahun 1976, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Branti Raya, Lampung Selatan pada tahun 1979, Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SPG Muhamadiyah, Labuhan Ratu, Bandar Lampung pada tahun 1982, dan Diploma II (D2) diselesaikan di Universitas Terbuka pada tahun 2002. Pada tahun 2010 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Saat ini, penulis bekerja sebagai Guru PNS di SD Negeri 3 Candimas, Kec. Natar, Kab. Lampung Selatan selama 30 tahun. Selama menjadi mahasiswa, pada tahun 2011, penulis mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Negeri 3 Candimas.


(42)

MOTTO

“Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apapun terjadi karena kebetulan. Ini merupakan fakta penciptaan yang tak

terbantahkan…”

(Andrea Hirata, inspired by Harun Yahya)

“Orang yang berilmu itu bukanlah orang yang banyak ilmu agamanya. Tetapi orang yang berilmu itu adalah orang yang mengamalkan ilmunya dan dengan

ilmunya itu ia menjauhi apa-apa yang tidak disukai Allah Azza wa Jalla” (Ali bin Abi Thalib r.a)

“Jangan pernah menyesali sesuatu yang telah terjadi, karena akan ada hikmah dibalik semua itu”


(43)

i PERSEMBAHAN

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya. Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karya sederhanaku ini kepada :

“Ibunda dan Almarhum Ayahanda Tersayang”

Yang selalu memberikan do’a dan kasih sayang serta menantikan keberhasilan penulis dengan cinta dan kasihnya

“Anak-anakku dan Almarhum Suamiku Tercinta”

Yang selalu memberikan semangat dan motivasi dengan penuh kesabaran dan keikhlasannya


(44)

ii SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul: "Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pem-belajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Mata Pelajaran Matematika pada Kelas V SD Negeri 3 Candimas T.P 2011/2012" sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan guru sekolah dasar Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd selaku Ketua Program Studi S1 PGSD.

4. Bapak Drs. Suyanto, M.Pd selaku pembimbing atas motivasi, arahan,

keihlasan, dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran selama dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd, selaku pembahas atas segala masukan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.


(45)

iii 8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, ayah (alm) dan ibu atas do’a dan kasih

sayang untuk kesuksesanku. 9. Almarhum suamiku tercinta.

10.Anak-anakku, Endha Windarti, S.Sos dan Andri Merio, S.Pd. Terimakasih untuk dukungan, semangat, nasehat, perhatian, dan kasih sayang selama ini. 11.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terima

kasih atas dukungan, bantuan serta semangat yang kalian berikan.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis


(46)

iv DAFTAR ISI

Halaman

PERSEMBAHAN ... i

SANWACANA ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif………... 7

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) ... 11

C. Belajar ... 12

D. Aktivitas Belajar ... 14

E. Hasil Belajar ... 15

F. Matematika ... 19


(47)

v

A. Subyek Penelitian ... 22

B. Setting Penelitian ... 22

C. Data Penelitian... 23

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Indikator Keberhasilan ... 24

F. Prosedur Penelitian ... 25

G. Teknik Analisis Data ... 29

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32

B. Pembahasan ... 36

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN 1. Silabus... 53

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 55

3. Lembar Kerja Siswa ... 71

4. Soal Tes Formatif ... 84

5. Kunci Jawaban Tes Formatif ... 92

6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 98

7. Lembar Kinerja Guru ... 110

8. Data Hasil Tes Formatif ... 116

9. Perhitungan Data Aktivitas On Task Siswa ... 118

10. Perhitungan Data Hasil Belajar Siswa ... 122

11. Media Pembelajaran ... 124

12. Dokumentasi Penelitian ... 126

13. Surat izin penelitian ... 134


(48)

vi DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 23 2. Data rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task siswa tiap

siklus dan peningkatannya dari siklus ke siklus ... 33

3. Nilai rata-rata hasil belajar siswa serta persentase

peningkatannya dari siklus ke siklus ... 34 4. Data hasil tes formatif ... 116 5. Data setiap jenis aktivitas on task siswa tiap pertemuan ... 118


(49)

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur penelitian tindakan kelas ... 29 2. Grafik persentase tiap jenis aktivitas on task siswa pada tiap siklus ... 33 3. Grafik persentase peningkatan tiap jenis aktivitas on task siswa

dari siklus ke siklus ... 34 4. Grafik nilai rata-rata hasil belajar siswa tiap siklus ... 35 5. Grafik persentase peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus


(1)

ii SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul: "Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pem-belajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Mata Pelajaran Matematika pada Kelas V SD Negeri 3 Candimas T.P 2011/2012" sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan guru sekolah dasar Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd selaku Ketua Program Studi S1 PGSD.

4. Bapak Drs. Suyanto, M.Pd selaku pembimbing atas motivasi, arahan,

keihlasan, dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran selama dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd, selaku pembahas atas segala masukan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.


(2)

iii 7. Kepala sekolah, guru-guru serta staf SD Negeri 3 Candimas, terima kasih atas

kerjasamanya.

8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, ayah (alm) dan ibu atas do’a dan kasih sayang untuk kesuksesanku.

9. Almarhum suamiku tercinta.

10.Anak-anakku, Endha Windarti, S.Sos dan Andri Merio, S.Pd. Terimakasih untuk dukungan, semangat, nasehat, perhatian, dan kasih sayang selama ini. 11.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terima

kasih atas dukungan, bantuan serta semangat yang kalian berikan.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis


(3)

iv DAFTAR ISI

Halaman

PERSEMBAHAN ... i

SANWACANA ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian... 4

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif………... 7

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) ... 11

C. Belajar ... 12

D. Aktivitas Belajar ... 14

E. Hasil Belajar... 15

F. Matematika ... 19


(4)

v III. METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian ... 22

B. Setting Penelitian ... 22

C. Data Penelitian... 23

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Indikator Keberhasilan ... 24

F. Prosedur Penelitian ... 25

G. Teknik Analisis Data ... 29

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32

B. Pembahasan ... 36

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN 1. Silabus... 53

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 55

3. Lembar Kerja Siswa ... 71

4. Soal Tes Formatif ... 84

5. Kunci Jawaban Tes Formatif ... 92

6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 98

7. Lembar Kinerja Guru ... 110

8. Data Hasil Tes Formatif ... 116

9. Perhitungan Data Aktivitas On Task Siswa ... 118

10. Perhitungan Data Hasil Belajar Siswa ... 122

11. Media Pembelajaran ... 124

12. Dokumentasi Penelitian ... 126

13. Surat izin penelitian ...134


(5)

vi DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 23 2. Data rata-rata persentase tiap jenis aktivitas on task siswa tiap

siklus dan peningkatannya dari siklus ke siklus ... 33 3. Nilai rata-rata hasil belajar siswa serta persentase

peningkatannya dari siklus ke siklus ... 34 4. Data hasil tes formatif ... 116 5. Data setiap jenis aktivitas on task siswa tiap pertemuan ... 118


(6)

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur penelitian tindakan kelas ... 29 2. Grafik persentase tiap jenis aktivitas on task siswa pada tiap siklus ... 33 3. Grafik persentase peningkatan tiap jenis aktivitas on task siswa

dari siklus ke siklus ... 34 4. Grafik nilai rata-rata hasil belajar siswa tiap siklus ... 35 5. Grafik persentase peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V B SDN 06 METRO BARAT

1 10 49

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 5 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 15 50

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI 3 CANDIMAS T.P 2011/2012

0 12 49

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI 3 KEMILING PERMAI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

0 4 39

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 2 MARGODADI KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIF LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUKARAME DUA TELUK BETUNG BARAT BANDAR LAMPUNG

0 2 36

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

1 17 95

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 LABUHAN RATU BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 66

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

0 0 8