KESIAPSIAGAAN SISWA SMA NEGERI 1 WEDI KABUPATEN KLATEN Kesiapsiagaan Siswa SMA Negeri 1 Wedi Kabupaten Klaten Terhadap Bencana Gempa Bumi.
KESIAPSIAGAAN SISWA SMA NEGERI 1 WEDI
KABUPATEN KLATEN
TERHADAP BENCANA GEMPA BUMI
ARTIKEL PUBLIKASI
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Disusun Oleh:
SUSIANI KARIMAH
A 610100102
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrohim,
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama
: Susiani Karimah
NIM
: A 610 100 102
Fakultas / Jurusan : KIP / Pend. Geografi
Jenis
: Skripsi
Judul
: KESIAPSIAGAAN SISWA SMA NEGERI 1 WEDI
KABUPATEN KLATEN TERHADAP BENCANA
GEMPA BUMI.
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya
ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta
menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada
Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak
perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, 16 April 2014
Yang menyatakan
Susiani Karimah
ABSTRAK
KESIAPSIAGAAN SISWA SMA NEGERI 1 WEDI
KABUPATEN KLATEN
TERHADAP BENCANA GEMPA BUMI
Susiani Karimah, A 610100102,
Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.
Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana, seperti gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, dsb. Sehingga diperlukan adanya pemahaman dan
kesiapsiagaan terhadap bencana agar dampak buruk dari bencana itu sendiri dapat
diminimalisir. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Wedi Kabupaten Klaten dengan
judul “Kesiapsiagaan Siswa SMA Negeri 1 Wedi Kabupaten Klaten terhadap bencana gempa
bumi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pemahaman siswa SMA Negeri 1 Wedi
terhadap bencana gempa bumi 2) tingkat kesiapsiagaan siswa SMA Negeri 1 Wedi terhadap
bencana gempa bumi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif
kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik angket, teknik observasi
dan dokumentasi. Berdasarkan hasil dari penyebaran angket kepada 80 sampel dapat
disimpulkan bahwa : 1) Pemahaman siswa SMA Negeri 1 Wedi terhadap bencana sudah
cukup baik, dapat dilihat dari banyaknya siswa yang menjawab sangat sesuai/sesuai pada
aspek sensivitas dalam merespon bencana, cara merefleksi bencana, untuk mengurangi
bencana dan tindakan menghindari yang dilakukan saat terjadi bencana 2) Indeks
kesiapsiagaan yang diperoleh yaitu kelas X sebesar 48,38, kelas XI sebesar 49,42, kelas XII
sebesar 44,54.. Hal ini menunjukkan bahwa kesiapsiagaan siswa SMA Negeri 1 Wedi
terhadap bencana gempa bumi masuk dalam kategori “ Kurang Siap”.
Kata Kunci : Pemahaman dan kesiapsiagaan terhadap bencana
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
A. PENDAHULUAN
Indonesia
merupakan
negara
harta benda, dan dampak psikologis.
Kabupaten
kepulauan yang terletak pada pertemuan 3
(tiga) lempeng tektonik dunia,
yaitu
Klaten,
secara
astronomis terletak antara °26’14’’BT-
lempeng Euro-Asia di bagian Utara,
110°47’51’’BT
lempeng Indo-Australia di bagian Selatan,
7°48’33’’LS dan dan memiliki ketinggian
dan lempeng Samudera Pasifik di bagian
antara 100-400m di atas permukaan laut.
Timur. Penunjaman (subduksi) lempeng
Terdiri
Indo-Australia yang bergerak relatif ke
desa/kelurahan, dengan luas 65.556 ha
Utara dengan lempeng Euro-Asia yang
(Klaten dalam angka 2007/2008).
dari
Kejadian
bergerak ke Selatan mengakibatkan jalur
dan
26
7°32’19’’LS-
kecamatan,
gempa
melanda
aktif sepanjang Pulau Sumatera, Pulau
Klaten pada tanggal 27 Mei 2006 kurang
Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sejajar
lebih pukul 05.50 WIB selama 57 detik
dengan jalur penunjaman kedua lempeng
dengan kekuatan 5,9 skala Ritcher. Gempa
(Khrisna,
bumi
Kondisi
tersebut
dan
besar
gempa bumi dan rangkaian gunung api
2008).
Yogyakarta
bumi
401
Kabupaten
tersebut terjadi akibat adanya
membawa konsekuensi yang logis bahwa
tahanan geser antar blok sesar (patahan)
Indonesia
yang
terlampaui oleh gaya kompresi yang
memiliki tingkat kerawanan bencana alam
semakin meningkat. Kompresi berasal dari
yang tinggi, sehingga tidak asing lagi bagi
tumbukan 2 lempeng tektonik (lempeng
masyarakat
istilah
samudra Hindia-Asutralia dengan lempeng
gempa bumi, tsunami, letusan gunung api,
Benua Eurasia), akibatnya blok-blok sesar
banjir, kekeringan, longsor, dan lain-lain.
pada batuan tersier yang sudah lama
merupakan
Indonesia
negara
dengan
Menurut UU No.24 Tahun 2007
terbentuk menjadi aktif kembali, saling
tentang Penanggulangan Bencana, bahwa
menekan dan bergeser. Dampak gempa
bencana adalah peristiwa atau rangkaian
bumi menurut Kepala Dinas Pendidikan
peristiwa
dan
dan Kebudayaan (PDK) Klaten, Djoko
mengganggu kehidupan dan penghidupan
Sutrisno mengatakan kematian guru dan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh
siswa serta kerusakan gedung sekolahan
faktor alam dan/atau faktor non alam
paling banyak terjadi di tiga kecamatan
maupun
yang paling parah mengalami kerusakan di
yang
faktor
mengancam
manusia
sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa
Klaten
yaitu
di
Kecamatan
Wedi,
Gantiwarno dan Prambanan. Akibat gempa
bumi tersebut tercatat 55 guru dan 256
siswa tewas, 75 gedung sekolahan roboh
SMA Negeri 1 Wedi merupakan
dan 298 lainnya rusak berat, 5 bangunan
salah satu sekolah di Kecamatan Wedi
pesantren roboh dan 13 lainnya rusak berat
yang terkena dampak bencana gempa bumi
(http://news.detik.com/read/2006/06/10/15
tanggal 27 Mei 2006. Tidak menutup
5149/613400/10/55-guru-256-siswa-
kemungkinan
tewas-akibat-gempa-di-klaten,diakses
kembali di SMA Negeri 1 Wedi. Karena
tanggal 19 Oktober 2013).
Kecamatan Wedi memiliki potensi terjadi
Kesiapsiagaan menurut UU No.24
bencana
akan
terulang
gempa bumi. Menurut Badan Nasional
Penanggulangan
Penanggulangan Bencana (BNPB) Klaten
Bencana yaitu serangkaian kegiatan yang
memiliki kerawanan rangking 2 dalam
dilakukan untuk mengantisipasi bencana
tingkat nasional.
Tahun
2007
tentang
melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Sekolah
merupakan
lingkungan
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan
artifisial yang sengaja diciptakan untuk
adalah:
membina
1. Bagaimana
anak-anak
ke
arah
tujuan
tertentu, khususnya untuk memberikan
kemapuan dan ketrampilan sebagai bekal
kehidupannya di kemudian hari (Sunarto,
masalah
penelitisn
pemahaman
ini
siswa
terhadap bencana gempa bumi?
2. Bagaimana
tingkat
kesiapsiagaan
siswa terhadap bencana gempa bumi?
2002). Sekolah juga memiliki ancaman
bagi siswa ketika terjadi gempa bumi
terlebih jika bangunan sekolah roboh,
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk :
maka akan mendatangkan korban jiwa
1. Mendeskripsikan pemahaman siswa
bagi siswa.Terlebih bencana gempa bumi
SMA Negeri 1 Wedi terhadap bencana
tidak dapat diprediksi kapan terjadinya
gempa.
karena itu merupakan pekerjaan yang sulit.
2. Mendeskripsikantingkat kesiapsiagaan
Gempa bumi datang secara tiba-tiba
siswa SMA Negeri 1 Wedi terhadap
dengan syarat masih berada pada zona
bencana gempa bumi.
gempa bumi. Maka, pemahaman dan
kesiapsiagaan terhadap bencana gempa
D. MANFAAT PENELITIAN
bumi perlu dimiliki oleh siswa.Sehingga
Hasil penelitian ini diharapkan
dampak buruk yang diakibatkan oleh
bermanfaat dapat memberikan pemahaman
bencana itu sendiri dapat diminimalisir.
dan kesiapsiagaan siswa SMA Negeri 1
Wedi terhadap bencana gempa bumi
sehingga dampak buruk dari gempa bumi
Jufriadi (2012) yang berjudul “Sosialisasi
dapat diminimalisir.
pengurangan
Resiko
Kecamatan
F. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
Bencana
Tempursari
di
Kabupaten
Lumajang
sebagai
upaya
Pendidikan
Mitigasi
Bencana”,sedangkan
untuk
penelitian ini adalah kuantitatif yang
kesiapsiagaan
bersifat deskriptif. Penelitian ini dilakukan
Pengetahuan dan Sikap, Kebijakan dan
di SMA Negeri 1 Wedi Kabupaten Klaten,
Panduan,
penelitian ini dilakukan dalam jangka
Sistem Peringatan Dini, Mobilitas Sumber
waktu enam bulan.
Daya
Populasi
dalam
penelitian
ini
menggunakan
Rencana
yang
variabel
Tanggap
bersumber
Darurat,
pada
Jan
Sopaheluwakan (2006).
adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Wedi
Kabupaten Klaten yang berjumlah 407
siswa.
Sampel
yang
diambil
dalam
penelitian ini menggunakan rumus solvin
G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan:
dengan perolehan sampel sejumlah 80
1. angket,
siswa. Teknik sampling menggunakan
2. observasi,dan
teknik
purposive
stratified
random
3. dokumentasi.
sampling karena sudah terikat kebijakan
sekolah dan diijinkan hanya 3 kelas saja.
Dengan mengambil satu kelas pada tiap
strata yaitu kelas X diambil 1 kelas yaitu
H. UJI PRASYARAT ANALISIS
Teknik uji prasyarat analisis perlu
dilakukan sebelum melakukan analisis
kelas XE, kelas XI diambil 1 kelas yaitu
kelas XI IPS1, dan kelas XII diambil 1
kelas saja yaitu kelas XII IPS3 karena
hanya diizinkan 3 kelas itu saja. Kelas X
data. Adapun uji prasyarat analisis yang
digunakan
yaitu
Uji
validitas,
Uji
Realibilitas, dan Uji Normalitas.
diambil 29 siswa, kelas XI diambil 23 dan
kelas XII diambil 28 siswa.
I. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik yang digunakan dalam
G. VARIABEL PENELITIAN
menganalisis
data
pemahaman
siswa
Variabel dalam penelitian ini untuk
terhadap bencana dalam penelitian adalah
pemahaman siswa menggunakan variabel
menggunakan data primer yang berasal
ORID
dari angket kemudian dilakukan prosentase
(Objective,Reflective,Interpretatif,
dan Decission) dalam jurnal Akhmad
terhadap jawaban sangat sesuai, sesuai,
Kelurahan Pasung, Kelurahan Trotok,
kurang sesuai dan tidak sesuai. Sedangkan
Kelurahan
untuk
Wetan, Kelurahan Melikan, dan Kelurahan
kesiapsiagaan
siswa
terhadap
bencana menggunakan data primer yang
Kadibolo,
Kelurahan
Jiwo
Pacing.
berasal dari angket , selanjutnya diolah
Penelitian ini dilakukan di SMA
kedalam indeks kesiapsiagaan. Dengan
Negeri 1 Wedi yang berada di Pasung,
menggunakan rumus :
Wedi, Klaten dengan luas tanah 20.000
Indeks =
m2. Kepala Sekolah yang menjabat di
� �
�
�
��
� � ��
� � ��
SMA
x100
Negeri
1
Wedi
yaitu
Drs
Lugtyastyono Budinugroho M.Pd mulai 13
Februari 2012 s/d Sekarang.
Tabel indeks kesiapsiagaan
Hasil penelitian yang dilakukan di
SMA Negeri 1 Wedi menunjukkan bahwa:
No
Nilai indeks
Kategori
1
80-100
Sangat siap
2
65-79
Siap
3
55-64
Hampir siap
4
40-54
Kurang siap
5
Kurang dari 40 (0- Belum siap
39)
Pemahaman Siswa terhadap Bencana
Gempa Bumi
Pemahaman
siswa
terhadap
bencana gempa bumi terdiri dari tahap
bertindak dan berfikir ORID (Objective,
Reflective, Interpretatif, dan Decission).
1. Tahap Objective, siswa menyatakan
sangat sesuai bahwa gempa bumi
J. PEMBAHASAN
menyebabkan ketakutan 70%, gempa
Kecamatan Wedi terletak di titik
koordinat 110º33’0” BT - 110º38’30” dan
7º44’0” LS - 7º48’30” LS dengan luas
wilayah 24,38 km². Kecamatan Wedi
terdiri dari 16 Kelurahan, yaitu Kelurahan
Kalitengah,
Kelurahan
Kelurahan Pesu,
Gadungan,
Kelurahan Sukorejo,
Kelurahan Birit, Kelurahan Tanjungan,
Kelurahan Pandes, Kelurahan Sembung,
KelurahanDengkeng,
Kadilangon,
Kelurahan
Kelurahan
Kaligayam,
Kelurahan Canan, Kelurahan Brangkal,
bumi menyebabkan bangunan sekolah
roboh 63,75%, dan mendorong untuk
saling
tolong
Siswa
menyatakan
gempa
bumi
menolong
66,25%.
sesuai
bahwa
membuat
siswa
kehilangan teman 47,5%, siswa belum
sadar akan bahaya terjadinya gempa
bumi serta cara penyelamatan diri
ketika terjadi gempa bumi 48,75%.
2. Tahap Reflective, siswa menyatakan
sangat sesuai gempa bumi membuat
sedih 67,5 %, gempa bumi menelan
banyak korban 65%, gempa bumi
dapat
membuat kehilangan anggota keluarga
parameter kesiapsiagaan yang besumber
62,5%.Siswa
dari
menyatakan
sesuai
diukur
Jan
dengan
menggunakan
Sopaheluwakan
(2006)
bahwa takut tidak bisa menyelamatkan
menggunakan
diri 47,5% dan membuat kegiatan
Pengetahuan dan Sikap, Kebijakan dan
sekolah berhenti total 40%.
Panduan,
5
Rencana
parameter
Tanggap
yaitu
Darurat,
3. Tahap Interpretatif, siswa menyatakan
Sistim Peringatan Dini, dan Mobilisasi
sangat sesuai gempa bumi menjadikan
Sumber Daya. Penelitian yang dilakukan
siswa lebih kuat 31,25% dan lebih
terhadap SMA Negeri 1 Wedi untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT
mengukur kesiapsiagaan siswa terhadap
72,5%.
bencana gempa bumi yang menggunakan
Siswa
menyatakan
sesuai
bahwa gempa bumi membuat malas
angket tertutup dengan 38 pertanyaan.
untuk bangkit 32,5% dan banyak
1. Kesiapsiagaan siswa kelas X
belajar 40%.
Indeks =
4. Tahap Decission, siswa menyatakan
sangat
sesuai
mendapatkan
siswa
sismulasi
perlu
tentang
bencana alam, jenis-jenis bahaya dan
tindakan
penyelamatannya
=
67,5%,
siswa dalam menyelamatkan diri saat
terjadi gempa bumi harus mengikuti
gempa
terjadi
ikut
menyelatkan
533
1102
�
�
��
� � ��
� � ��
x100
x100
= 48, 36 (Kurang Siap)
2. Kesiapsiagaan siswa kelas XI
Indeks =
petunjuk yang telah ditetapkan 67,5%.
Siswa menyatakan sesuai bahwa saat
� �
=
� �
432
874
�
�
��
� � ��
� � ��
x100
x100
= 49, 54 (Kurang Siap)
barang-barang penting 43,75%, ikut
menyiapkan tempat pengungsian 40%,
3. Kesiapsiagaan siswa kelas XII
namun tetap memilih tinggal di daerah
rawan bencana karena merupakan
Indeks =
tempat kelahiran 40%.
=
� �
478
1062
�
�
��
� � ��
� � ��
x100
x100
Kesiapsiagaan Siswa terhadap Bencana
Gempa Bumi
= 44, 54 (Kurang Siap)
Kesiapsiagaan Siswa SMA Negeri
Perhitungan di atas menunjukkan
1 Wedi terhadap Bencana Gempa Bumi
bahwa kesiapsiagaan yang dimiliki oleh
siswa SMA Negeri 1 Wedi terhadap
bencana
sebesar
yaitu
masuk
dalam
K. KESIMPULAN DAN SARAN
Pemahaman siswa SMA Negeri 1
kategori kurang siap.
Wedi terhadap bencana sudah cukup baik,
Kesesuaian kesiapsiagaan siswa dengan
dapat dilihat dari banyaknya siswa yang
Rencana
menjawab sangat sesuai/sesuai pada aspek
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP) dan nilai pembelajaran geografi
sensivitas dalam merespon bencana, cara
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
merefleksi bencana, untuk mengurangi
(RPP) untuk kelas X sudah memiliki
bencana dan tindakan menghindari yang
kesesuaian dengan kesiapsiagaan pada
dilakukan saat terjadi bencana.
parameter pengetahuan dan sikap yang
Indeks
kesiapsiagaan
yang
bencana
diperoleh yaitu Kelas X sebesar 48,36
gempa bumi. Selain Rencana Pelaksanaan
(Kurang Siap), Kelas XI sebesar 49,42
Pembelajaran (RPP) juga ditunjang dengan
(Kurang Siap) dan Kelas XII sebesar 44,54
nilai geografi pada Kompetensi Dasar
(Kurang
(KD)
permukaan
Pembelajaran dengan nilai kompetensi
bumi. KD dapat tercapai dengan baik
dasar terkait gempa bumi sudah memiliki
apabila
KKM
kesesuaian. Namun, nilai kompetensi dasar
(Kriteria Ketuntasan Minimum), KKM
dan nilai kesiapsiagaan tidak memiliki
untuk nilai geografi yaitu 76.
korelasi (hubungan), dengan perolehan
terkait
dengan
pengetahuan
menjelaskan
nilai
bentuk
siswa
mencapai
Hubungan nilai KD terkait materi
Siap).
Rencana
Pelaksanaan
nilai probabilitas 0,432 > 0,05.
bencana dan kesiapsiagaan menghasilkan
nilai – 0,183. Hal ini menunjukkan bahwa
korelasi
(hubungan)
antara
keduanya
L. DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2008. Klaten Dalam
sangat lemah. Pengujian hipotesis dengan
Angka Tahun 2007/2008.
menghasilkan nilai probabilitas 0,432 >
Klaten: BAPPEDA.
0,05 artinya tidak ada korelasi antara nilai
KD
terkait
kesiapsiagaan.
bencana
dengan
Kesimpulannya
nilai
bahwa
pembelajaran kelas X terkait bencana tidak
disisipkan materi kesiapsiagaan, alhasil
nilai KD terkait bencana baik sedangkan
nilai kesiapsiagaan rendah.
http://news.detik.com/read/2006/06/10
/155149/613400/10/55-guru256-siswa-tewas-akibatgempa-di-klaten,
diakses
tanggal 19 Oktober 2013
Jufriadi, Akhmad. 2012. Sosialisasi
pengurangan
Bencana
Tempursari
di
Resiko
Kecamatan
Kabupaten
Lumajang sebagai upaya
Pendidikan
Bencana.
Mitigasi
Malang
:
Universitas Brawijaya
Jan Sopaheluwakan, Deny Hidayati,
Haryadi Permana, Krisna
Pribadi, Febrin Ismail, Koen
Mayers, Widayatun, Titik
Handayani,
Del
Alfriadi
Bustami, Daliyo, Fitranita,
Laila Nagib, Ngadi, Yugo
Kumoro, Irana Rafliana, Teti
Argo, Deny. 2006. Kajian
Kesiapsiagaan
Masyarakat
dalam
Mengantisipasi
Bencana Gempa Bumi &
Tsunami.
Jakarta:
LIPI
UNESCO.
Pribadi, Krishna S, Engkon K Kertapati,
Diah Kusumaastuti, Hamzah
Latief, Hendra Grandis, Imam
A.
Sadinun,
Soebagiyo
Soekarnen,
Herman
Aji
Wibowo, Retno Dewi, Ayu
Khrisna Juliawati, Novya
Ekawati, Bayu Novianto.
2008. Buku Pegangan Guru
Pendidikan Siaga Bencana.
Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Sunarto. 2002. Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 24 tahun 2007
tentang Penanggulangan
Bencana.
KABUPATEN KLATEN
TERHADAP BENCANA GEMPA BUMI
ARTIKEL PUBLIKASI
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Disusun Oleh:
SUSIANI KARIMAH
A 610100102
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrohim,
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama
: Susiani Karimah
NIM
: A 610 100 102
Fakultas / Jurusan : KIP / Pend. Geografi
Jenis
: Skripsi
Judul
: KESIAPSIAGAAN SISWA SMA NEGERI 1 WEDI
KABUPATEN KLATEN TERHADAP BENCANA
GEMPA BUMI.
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya
ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta
menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada
Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak
perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, 16 April 2014
Yang menyatakan
Susiani Karimah
ABSTRAK
KESIAPSIAGAAN SISWA SMA NEGERI 1 WEDI
KABUPATEN KLATEN
TERHADAP BENCANA GEMPA BUMI
Susiani Karimah, A 610100102,
Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.
Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana, seperti gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, dsb. Sehingga diperlukan adanya pemahaman dan
kesiapsiagaan terhadap bencana agar dampak buruk dari bencana itu sendiri dapat
diminimalisir. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Wedi Kabupaten Klaten dengan
judul “Kesiapsiagaan Siswa SMA Negeri 1 Wedi Kabupaten Klaten terhadap bencana gempa
bumi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pemahaman siswa SMA Negeri 1 Wedi
terhadap bencana gempa bumi 2) tingkat kesiapsiagaan siswa SMA Negeri 1 Wedi terhadap
bencana gempa bumi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif
kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik angket, teknik observasi
dan dokumentasi. Berdasarkan hasil dari penyebaran angket kepada 80 sampel dapat
disimpulkan bahwa : 1) Pemahaman siswa SMA Negeri 1 Wedi terhadap bencana sudah
cukup baik, dapat dilihat dari banyaknya siswa yang menjawab sangat sesuai/sesuai pada
aspek sensivitas dalam merespon bencana, cara merefleksi bencana, untuk mengurangi
bencana dan tindakan menghindari yang dilakukan saat terjadi bencana 2) Indeks
kesiapsiagaan yang diperoleh yaitu kelas X sebesar 48,38, kelas XI sebesar 49,42, kelas XII
sebesar 44,54.. Hal ini menunjukkan bahwa kesiapsiagaan siswa SMA Negeri 1 Wedi
terhadap bencana gempa bumi masuk dalam kategori “ Kurang Siap”.
Kata Kunci : Pemahaman dan kesiapsiagaan terhadap bencana
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
A. PENDAHULUAN
Indonesia
merupakan
negara
harta benda, dan dampak psikologis.
Kabupaten
kepulauan yang terletak pada pertemuan 3
(tiga) lempeng tektonik dunia,
yaitu
Klaten,
secara
astronomis terletak antara °26’14’’BT-
lempeng Euro-Asia di bagian Utara,
110°47’51’’BT
lempeng Indo-Australia di bagian Selatan,
7°48’33’’LS dan dan memiliki ketinggian
dan lempeng Samudera Pasifik di bagian
antara 100-400m di atas permukaan laut.
Timur. Penunjaman (subduksi) lempeng
Terdiri
Indo-Australia yang bergerak relatif ke
desa/kelurahan, dengan luas 65.556 ha
Utara dengan lempeng Euro-Asia yang
(Klaten dalam angka 2007/2008).
dari
Kejadian
bergerak ke Selatan mengakibatkan jalur
dan
26
7°32’19’’LS-
kecamatan,
gempa
melanda
aktif sepanjang Pulau Sumatera, Pulau
Klaten pada tanggal 27 Mei 2006 kurang
Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sejajar
lebih pukul 05.50 WIB selama 57 detik
dengan jalur penunjaman kedua lempeng
dengan kekuatan 5,9 skala Ritcher. Gempa
(Khrisna,
bumi
Kondisi
tersebut
dan
besar
gempa bumi dan rangkaian gunung api
2008).
Yogyakarta
bumi
401
Kabupaten
tersebut terjadi akibat adanya
membawa konsekuensi yang logis bahwa
tahanan geser antar blok sesar (patahan)
Indonesia
yang
terlampaui oleh gaya kompresi yang
memiliki tingkat kerawanan bencana alam
semakin meningkat. Kompresi berasal dari
yang tinggi, sehingga tidak asing lagi bagi
tumbukan 2 lempeng tektonik (lempeng
masyarakat
istilah
samudra Hindia-Asutralia dengan lempeng
gempa bumi, tsunami, letusan gunung api,
Benua Eurasia), akibatnya blok-blok sesar
banjir, kekeringan, longsor, dan lain-lain.
pada batuan tersier yang sudah lama
merupakan
Indonesia
negara
dengan
Menurut UU No.24 Tahun 2007
terbentuk menjadi aktif kembali, saling
tentang Penanggulangan Bencana, bahwa
menekan dan bergeser. Dampak gempa
bencana adalah peristiwa atau rangkaian
bumi menurut Kepala Dinas Pendidikan
peristiwa
dan
dan Kebudayaan (PDK) Klaten, Djoko
mengganggu kehidupan dan penghidupan
Sutrisno mengatakan kematian guru dan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh
siswa serta kerusakan gedung sekolahan
faktor alam dan/atau faktor non alam
paling banyak terjadi di tiga kecamatan
maupun
yang paling parah mengalami kerusakan di
yang
faktor
mengancam
manusia
sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa
Klaten
yaitu
di
Kecamatan
Wedi,
Gantiwarno dan Prambanan. Akibat gempa
bumi tersebut tercatat 55 guru dan 256
siswa tewas, 75 gedung sekolahan roboh
SMA Negeri 1 Wedi merupakan
dan 298 lainnya rusak berat, 5 bangunan
salah satu sekolah di Kecamatan Wedi
pesantren roboh dan 13 lainnya rusak berat
yang terkena dampak bencana gempa bumi
(http://news.detik.com/read/2006/06/10/15
tanggal 27 Mei 2006. Tidak menutup
5149/613400/10/55-guru-256-siswa-
kemungkinan
tewas-akibat-gempa-di-klaten,diakses
kembali di SMA Negeri 1 Wedi. Karena
tanggal 19 Oktober 2013).
Kecamatan Wedi memiliki potensi terjadi
Kesiapsiagaan menurut UU No.24
bencana
akan
terulang
gempa bumi. Menurut Badan Nasional
Penanggulangan
Penanggulangan Bencana (BNPB) Klaten
Bencana yaitu serangkaian kegiatan yang
memiliki kerawanan rangking 2 dalam
dilakukan untuk mengantisipasi bencana
tingkat nasional.
Tahun
2007
tentang
melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Sekolah
merupakan
lingkungan
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan
artifisial yang sengaja diciptakan untuk
adalah:
membina
1. Bagaimana
anak-anak
ke
arah
tujuan
tertentu, khususnya untuk memberikan
kemapuan dan ketrampilan sebagai bekal
kehidupannya di kemudian hari (Sunarto,
masalah
penelitisn
pemahaman
ini
siswa
terhadap bencana gempa bumi?
2. Bagaimana
tingkat
kesiapsiagaan
siswa terhadap bencana gempa bumi?
2002). Sekolah juga memiliki ancaman
bagi siswa ketika terjadi gempa bumi
terlebih jika bangunan sekolah roboh,
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk :
maka akan mendatangkan korban jiwa
1. Mendeskripsikan pemahaman siswa
bagi siswa.Terlebih bencana gempa bumi
SMA Negeri 1 Wedi terhadap bencana
tidak dapat diprediksi kapan terjadinya
gempa.
karena itu merupakan pekerjaan yang sulit.
2. Mendeskripsikantingkat kesiapsiagaan
Gempa bumi datang secara tiba-tiba
siswa SMA Negeri 1 Wedi terhadap
dengan syarat masih berada pada zona
bencana gempa bumi.
gempa bumi. Maka, pemahaman dan
kesiapsiagaan terhadap bencana gempa
D. MANFAAT PENELITIAN
bumi perlu dimiliki oleh siswa.Sehingga
Hasil penelitian ini diharapkan
dampak buruk yang diakibatkan oleh
bermanfaat dapat memberikan pemahaman
bencana itu sendiri dapat diminimalisir.
dan kesiapsiagaan siswa SMA Negeri 1
Wedi terhadap bencana gempa bumi
sehingga dampak buruk dari gempa bumi
Jufriadi (2012) yang berjudul “Sosialisasi
dapat diminimalisir.
pengurangan
Resiko
Kecamatan
F. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
Bencana
Tempursari
di
Kabupaten
Lumajang
sebagai
upaya
Pendidikan
Mitigasi
Bencana”,sedangkan
untuk
penelitian ini adalah kuantitatif yang
kesiapsiagaan
bersifat deskriptif. Penelitian ini dilakukan
Pengetahuan dan Sikap, Kebijakan dan
di SMA Negeri 1 Wedi Kabupaten Klaten,
Panduan,
penelitian ini dilakukan dalam jangka
Sistem Peringatan Dini, Mobilitas Sumber
waktu enam bulan.
Daya
Populasi
dalam
penelitian
ini
menggunakan
Rencana
yang
variabel
Tanggap
bersumber
Darurat,
pada
Jan
Sopaheluwakan (2006).
adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Wedi
Kabupaten Klaten yang berjumlah 407
siswa.
Sampel
yang
diambil
dalam
penelitian ini menggunakan rumus solvin
G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan:
dengan perolehan sampel sejumlah 80
1. angket,
siswa. Teknik sampling menggunakan
2. observasi,dan
teknik
purposive
stratified
random
3. dokumentasi.
sampling karena sudah terikat kebijakan
sekolah dan diijinkan hanya 3 kelas saja.
Dengan mengambil satu kelas pada tiap
strata yaitu kelas X diambil 1 kelas yaitu
H. UJI PRASYARAT ANALISIS
Teknik uji prasyarat analisis perlu
dilakukan sebelum melakukan analisis
kelas XE, kelas XI diambil 1 kelas yaitu
kelas XI IPS1, dan kelas XII diambil 1
kelas saja yaitu kelas XII IPS3 karena
hanya diizinkan 3 kelas itu saja. Kelas X
data. Adapun uji prasyarat analisis yang
digunakan
yaitu
Uji
validitas,
Uji
Realibilitas, dan Uji Normalitas.
diambil 29 siswa, kelas XI diambil 23 dan
kelas XII diambil 28 siswa.
I. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik yang digunakan dalam
G. VARIABEL PENELITIAN
menganalisis
data
pemahaman
siswa
Variabel dalam penelitian ini untuk
terhadap bencana dalam penelitian adalah
pemahaman siswa menggunakan variabel
menggunakan data primer yang berasal
ORID
dari angket kemudian dilakukan prosentase
(Objective,Reflective,Interpretatif,
dan Decission) dalam jurnal Akhmad
terhadap jawaban sangat sesuai, sesuai,
Kelurahan Pasung, Kelurahan Trotok,
kurang sesuai dan tidak sesuai. Sedangkan
Kelurahan
untuk
Wetan, Kelurahan Melikan, dan Kelurahan
kesiapsiagaan
siswa
terhadap
bencana menggunakan data primer yang
Kadibolo,
Kelurahan
Jiwo
Pacing.
berasal dari angket , selanjutnya diolah
Penelitian ini dilakukan di SMA
kedalam indeks kesiapsiagaan. Dengan
Negeri 1 Wedi yang berada di Pasung,
menggunakan rumus :
Wedi, Klaten dengan luas tanah 20.000
Indeks =
m2. Kepala Sekolah yang menjabat di
� �
�
�
��
� � ��
� � ��
SMA
x100
Negeri
1
Wedi
yaitu
Drs
Lugtyastyono Budinugroho M.Pd mulai 13
Februari 2012 s/d Sekarang.
Tabel indeks kesiapsiagaan
Hasil penelitian yang dilakukan di
SMA Negeri 1 Wedi menunjukkan bahwa:
No
Nilai indeks
Kategori
1
80-100
Sangat siap
2
65-79
Siap
3
55-64
Hampir siap
4
40-54
Kurang siap
5
Kurang dari 40 (0- Belum siap
39)
Pemahaman Siswa terhadap Bencana
Gempa Bumi
Pemahaman
siswa
terhadap
bencana gempa bumi terdiri dari tahap
bertindak dan berfikir ORID (Objective,
Reflective, Interpretatif, dan Decission).
1. Tahap Objective, siswa menyatakan
sangat sesuai bahwa gempa bumi
J. PEMBAHASAN
menyebabkan ketakutan 70%, gempa
Kecamatan Wedi terletak di titik
koordinat 110º33’0” BT - 110º38’30” dan
7º44’0” LS - 7º48’30” LS dengan luas
wilayah 24,38 km². Kecamatan Wedi
terdiri dari 16 Kelurahan, yaitu Kelurahan
Kalitengah,
Kelurahan
Kelurahan Pesu,
Gadungan,
Kelurahan Sukorejo,
Kelurahan Birit, Kelurahan Tanjungan,
Kelurahan Pandes, Kelurahan Sembung,
KelurahanDengkeng,
Kadilangon,
Kelurahan
Kelurahan
Kaligayam,
Kelurahan Canan, Kelurahan Brangkal,
bumi menyebabkan bangunan sekolah
roboh 63,75%, dan mendorong untuk
saling
tolong
Siswa
menyatakan
gempa
bumi
menolong
66,25%.
sesuai
bahwa
membuat
siswa
kehilangan teman 47,5%, siswa belum
sadar akan bahaya terjadinya gempa
bumi serta cara penyelamatan diri
ketika terjadi gempa bumi 48,75%.
2. Tahap Reflective, siswa menyatakan
sangat sesuai gempa bumi membuat
sedih 67,5 %, gempa bumi menelan
banyak korban 65%, gempa bumi
dapat
membuat kehilangan anggota keluarga
parameter kesiapsiagaan yang besumber
62,5%.Siswa
dari
menyatakan
sesuai
diukur
Jan
dengan
menggunakan
Sopaheluwakan
(2006)
bahwa takut tidak bisa menyelamatkan
menggunakan
diri 47,5% dan membuat kegiatan
Pengetahuan dan Sikap, Kebijakan dan
sekolah berhenti total 40%.
Panduan,
5
Rencana
parameter
Tanggap
yaitu
Darurat,
3. Tahap Interpretatif, siswa menyatakan
Sistim Peringatan Dini, dan Mobilisasi
sangat sesuai gempa bumi menjadikan
Sumber Daya. Penelitian yang dilakukan
siswa lebih kuat 31,25% dan lebih
terhadap SMA Negeri 1 Wedi untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT
mengukur kesiapsiagaan siswa terhadap
72,5%.
bencana gempa bumi yang menggunakan
Siswa
menyatakan
sesuai
bahwa gempa bumi membuat malas
angket tertutup dengan 38 pertanyaan.
untuk bangkit 32,5% dan banyak
1. Kesiapsiagaan siswa kelas X
belajar 40%.
Indeks =
4. Tahap Decission, siswa menyatakan
sangat
sesuai
mendapatkan
siswa
sismulasi
perlu
tentang
bencana alam, jenis-jenis bahaya dan
tindakan
penyelamatannya
=
67,5%,
siswa dalam menyelamatkan diri saat
terjadi gempa bumi harus mengikuti
gempa
terjadi
ikut
menyelatkan
533
1102
�
�
��
� � ��
� � ��
x100
x100
= 48, 36 (Kurang Siap)
2. Kesiapsiagaan siswa kelas XI
Indeks =
petunjuk yang telah ditetapkan 67,5%.
Siswa menyatakan sesuai bahwa saat
� �
=
� �
432
874
�
�
��
� � ��
� � ��
x100
x100
= 49, 54 (Kurang Siap)
barang-barang penting 43,75%, ikut
menyiapkan tempat pengungsian 40%,
3. Kesiapsiagaan siswa kelas XII
namun tetap memilih tinggal di daerah
rawan bencana karena merupakan
Indeks =
tempat kelahiran 40%.
=
� �
478
1062
�
�
��
� � ��
� � ��
x100
x100
Kesiapsiagaan Siswa terhadap Bencana
Gempa Bumi
= 44, 54 (Kurang Siap)
Kesiapsiagaan Siswa SMA Negeri
Perhitungan di atas menunjukkan
1 Wedi terhadap Bencana Gempa Bumi
bahwa kesiapsiagaan yang dimiliki oleh
siswa SMA Negeri 1 Wedi terhadap
bencana
sebesar
yaitu
masuk
dalam
K. KESIMPULAN DAN SARAN
Pemahaman siswa SMA Negeri 1
kategori kurang siap.
Wedi terhadap bencana sudah cukup baik,
Kesesuaian kesiapsiagaan siswa dengan
dapat dilihat dari banyaknya siswa yang
Rencana
menjawab sangat sesuai/sesuai pada aspek
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP) dan nilai pembelajaran geografi
sensivitas dalam merespon bencana, cara
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
merefleksi bencana, untuk mengurangi
(RPP) untuk kelas X sudah memiliki
bencana dan tindakan menghindari yang
kesesuaian dengan kesiapsiagaan pada
dilakukan saat terjadi bencana.
parameter pengetahuan dan sikap yang
Indeks
kesiapsiagaan
yang
bencana
diperoleh yaitu Kelas X sebesar 48,36
gempa bumi. Selain Rencana Pelaksanaan
(Kurang Siap), Kelas XI sebesar 49,42
Pembelajaran (RPP) juga ditunjang dengan
(Kurang Siap) dan Kelas XII sebesar 44,54
nilai geografi pada Kompetensi Dasar
(Kurang
(KD)
permukaan
Pembelajaran dengan nilai kompetensi
bumi. KD dapat tercapai dengan baik
dasar terkait gempa bumi sudah memiliki
apabila
KKM
kesesuaian. Namun, nilai kompetensi dasar
(Kriteria Ketuntasan Minimum), KKM
dan nilai kesiapsiagaan tidak memiliki
untuk nilai geografi yaitu 76.
korelasi (hubungan), dengan perolehan
terkait
dengan
pengetahuan
menjelaskan
nilai
bentuk
siswa
mencapai
Hubungan nilai KD terkait materi
Siap).
Rencana
Pelaksanaan
nilai probabilitas 0,432 > 0,05.
bencana dan kesiapsiagaan menghasilkan
nilai – 0,183. Hal ini menunjukkan bahwa
korelasi
(hubungan)
antara
keduanya
L. DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2008. Klaten Dalam
sangat lemah. Pengujian hipotesis dengan
Angka Tahun 2007/2008.
menghasilkan nilai probabilitas 0,432 >
Klaten: BAPPEDA.
0,05 artinya tidak ada korelasi antara nilai
KD
terkait
kesiapsiagaan.
bencana
dengan
Kesimpulannya
nilai
bahwa
pembelajaran kelas X terkait bencana tidak
disisipkan materi kesiapsiagaan, alhasil
nilai KD terkait bencana baik sedangkan
nilai kesiapsiagaan rendah.
http://news.detik.com/read/2006/06/10
/155149/613400/10/55-guru256-siswa-tewas-akibatgempa-di-klaten,
diakses
tanggal 19 Oktober 2013
Jufriadi, Akhmad. 2012. Sosialisasi
pengurangan
Bencana
Tempursari
di
Resiko
Kecamatan
Kabupaten
Lumajang sebagai upaya
Pendidikan
Bencana.
Mitigasi
Malang
:
Universitas Brawijaya
Jan Sopaheluwakan, Deny Hidayati,
Haryadi Permana, Krisna
Pribadi, Febrin Ismail, Koen
Mayers, Widayatun, Titik
Handayani,
Del
Alfriadi
Bustami, Daliyo, Fitranita,
Laila Nagib, Ngadi, Yugo
Kumoro, Irana Rafliana, Teti
Argo, Deny. 2006. Kajian
Kesiapsiagaan
Masyarakat
dalam
Mengantisipasi
Bencana Gempa Bumi &
Tsunami.
Jakarta:
LIPI
UNESCO.
Pribadi, Krishna S, Engkon K Kertapati,
Diah Kusumaastuti, Hamzah
Latief, Hendra Grandis, Imam
A.
Sadinun,
Soebagiyo
Soekarnen,
Herman
Aji
Wibowo, Retno Dewi, Ayu
Khrisna Juliawati, Novya
Ekawati, Bayu Novianto.
2008. Buku Pegangan Guru
Pendidikan Siaga Bencana.
Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Sunarto. 2002. Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 24 tahun 2007
tentang Penanggulangan
Bencana.