TINGKAT PENGETAHUAN MITIGASI BENCANA ERUPSI MERAPI DI SMP N 1 KEMALANG Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi Di SMP N 1 Kemalang Kabupaten Klaten.
TINGKAT PENGET
ETAHUAN MITIGASI BENCANA ERUPSI M
MERAPI
DI SMP N 1 KEMALANG KABUPATEN KLATEN
ARTIKEL PUBLIKASI
G
Guna
Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Disusun Oleh:
F
FEBRIANTO
ADI SASONGKO
A 610 090 023
FAKULTAS
AS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSI
SITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2014
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
ABSTRAK
TINGKAT PENGETAHUAN MITIGASI BENCANA ERUPSI MERAPI DI
SMP N 1 KEMALANG KABUPATEN KLATEN
Febrianto Adi Sasongko A 610 090 023, Program Studi Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014
Didalam penelitian ini peneliti mempunyai beberapa tujuan, diantaranya
yaitu mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMP N 1 Kemalang tentang mitigasi
bencana, dan mengetahui materi pembelajaran Mitigasi Bencana Erupsi Gunung
Berapi apa saja yang diperlukan berdasarkan pengetahuan siswa. Jumlah sampel
penelitian sebanyak 83 responden yaitu kelas VII 30 siswa, kelas VIII 29 siswa,
dan kelas IX 24 siswa. Teknik analisis data penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang menggunakan metode
validitas dan reliabilitas. Kesimpulan dari Penelitian ini yaitu tingkat
pengetahuan Mitigasi Bencana oleh siswa SMP N 1 Kemalang dapat
dikategorikan tinggi, hal ini dibuktikan dengan 50% dari masing – masing kelas
mendapatkan skor klasifikasi tinggi. Perolehan klasifikasi tersebut diperoleh oleh
18 siswa kelas VII dari 30 siswa, 21 siswa kelas VIII dari 29 siswa, dan 16 siswa
kelas IX dari 24 siswa. Untuk mempertahankan keutuhan dalam berpikir, dalam
pemahaman bencana, maka harus melalui cara bepikir dan bertindak dalam
ORID (Objektive, Reflektive, Interpretative dan Decision). Berdasarkan analisis
deskriptif, materi pembelajaran yang dibutuhkan siswa yaitu Pengetahuan Resiko
Bencana. Materi pemelajaran tambahannya yaitu Simulasi saat terjadi Bencana
Alam.
Kata Kunci: Mitigasi Bencana, Pengetahuan, ORID dan Siswa
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
Tasikmalaya, Bandung dan Bogor.
1. PENDAHULUAN
Permukaan
Bumi
mempunyai
(saripedia.wordpress.com).
Letusan
bentuk yang beraneka ragam. Proses
Merapi
pembentukan gunung dipengaruhi oleh
menyebabkan kerusakan lingkungan
tenaga endogen, yaitu tenaga yang
secara menyeluruh baik fisik maupun
berasal dari dalam bumi. Proses ini
non-fisik. Rusaknya sebagian besar
menghasilkan pegunungan berangkai
permukiman, infrastruktur dan sarana
dan bersamaan dengan itu terbentuk
sosial
sesar dan lipatan. Jadi gunung api
pendidikan,
bukan termasuk orogenesis, karena
pemerintahan
tenaga yang membentuknya adalah
keseimbangan
aktivitas vulkanik, bukan diatropisme.
terganggu. Dampak yang ditimbulkan
Vulkanisme merupakan semua bentuk
oleh
kegiatan magma dari lapisan dalam
menciptakan keresahan yang cukup
litosfer yang berusaha keluar ke lapisan
parah. Hal ini dapat dilihat pada anak –
atasnya hingga ke permukaan bumi.
anak
Gunung
mengalami luka psikis yang dalam
yang
mengalami
aktifitas
pada
26
seperti
Oktober
pasar,
2010
bangunan
kesehatan,
letusan
dan
menyebabkan
perekonomian
gunung
korban
warga
Merapi
Merapi,
ini
mereka
vulkanisme dinamakan gunung api
karena
(leenxx.wordpress.com). Gunung api
bahwa teman, saudara, guru maupun
paling aktif yaitu gunung Merapi,
tetangga yang mereka kenal sudah
karena dari tahun 2001-2010 tercatat
meninggal
terjadi
dan
Merapi. Rusaknya bangunan sekolah
mencapai puncak letusan paling besar
juga membuat anak – anak menjadi
pada 5 November 2010. Hujan kerikil
kurang semangat belajar. Anak – anak
dan pasir terjadi di Yogyakarta bagian
lebih sulit mengontrol stress akibat rasa
Utara, sedangkan hujan abu pekat
cemas, tegang dan rasa takut jika
terjadi hingga Purwokerto dan Cilacap,
terjadi bencana lagi (Setiawan, 2007).
pada siang harinya terdeteksi hujan abu
Bencana dapat menimbulkan dampak
vulkanik
psikologis, khususnya bagi anak – anak
aktifitas
sampai
yang
di
tinggi
kabupaten
sulit
menerima
karena
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
kenyataan
terkena
letusan
1
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
dan remaja. Gangguan yang mereka
2. Mengetahui
materi
pembelajaran
alami rata – rata berupa trauma,
Mitigasi Bencana Erupsi Gunung
gangguan emosional dan depresi (Sri
Berapi yang diperlukan berdasarkan
Harmi,
pengetahuan siswa.
2012).
Mitigasi
bencana
bertujuan untuk mengurangi resiko
bencana baik melalui pembangunan
2. METODE PENELITIAN
dan
Penelitian ini dilakukan di SMP N
peningkatan kemampuan menghadapi
1 Kemalang tepatnya di Jalan Deles
ancaman bencana UU No. 24 Th. 2007
indah km. 18, Keputran, Kemalang,
pasal 1). Dalam rencana aksi kedepan,
Klaten. Pemilihan daerah penelitian
BNPB melakukan beberapa hal yang
dengan
menggunakan
berkaitan dengan warga, diantaranya
sampling
yaitu
yaitu Pembangunan Posko Evakuasi,
dengan menggunakan pertimbangan-
Kampanye Bencana Melalui Berbagai
pertimbangan
tertentu,
adapun
Media dan Simulasi Bencana (BNPB,
pertimbangan
dipilihnya
lokasi
vol.3, No.2, 2012).
penelitian di SMP N 1 Kemalang yaitu
fisik
maupun
penyadaran
purposive
pemilihan
daerah
Anak – anak merupakan salah satu
karena lokasi sekolah berada berada di
anggota masyarakat yang paling rentan
lereng gunung Merapi. Sehingga lokasi
terhadap
Erupsi
sekolah ini termasuk didalam zona
yang
rawan bencana alam erupsi gunung
dampak
bencana
Merapi. Salah satu
sekolah
bertempat di Kecamatan Kemalang
merapi.
yaitu SMP N 1 Kemalang. Di SMP ini
Cara pengambilan sampel yang
akan dilakukan penelitian. Sehingga
dilakukan oleh peneliti yaitu dengan
dilakukan
judul
cara Proportionate Stratified Random
Mitigasi
Sampling, yaitu teknik pengambilan
Bencana Siswa SMP N 1 Kemalang
sampel yang dilakukan pada populasi
Kabupaten Klaten”.
yang tidak sejenis dan bersrata secara
“Tingkat
penelitian
dengan
Pengetahuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui
tingkat
pengetahuan
siswa SMP N 1 Kemalang tentang
proporsional, dengan kata lain setiap
tingkatan sesuai dengan porsi yang
seharusnya (Sugiono, 2012).
mitigasi bencana.
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
2
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
Untuk mengetahui jumlah sampel,
peneliti
menggunakan
rumus
seluruhnya diambil 30 siswa, kelas
VIII dari 171
siswa
diperoleh
penentuan jumlah sampel menurut
sampel sebanyak 29 siswa dan kelas
Slovin (Riduwan, 2005), yaitu:
IX dari 144 siswa diperoleh sampel
sebanyak 24 siswa.
Rumus 3.1 Penentuan Jumlah Sampel
Teknik
pengumpulan
dilakukan
dengan
kuesioner
tertutup,
data
menggunakan
N
n=
N (d2) +1
pengumpulan
Keterangan :
N = Populasi
yaitu
data
cara
dengan
mengajukan pertanyaan yang variasi
d = Presisi
jawabannya sudah disediakan oleh
n = Sampel
peneliti (Masri Singarimbun dan
Dari rumus diatas, jika nilai d
ditentukan 10% oleh peneliti, maka
Sofian Effendi, 1995).
Berikut ini adalah indikator dan
dihasilkan jumlah sampel siswa
variabel
SMP N 1 Kemalang yaitu 83 siswa
digunakan oleh peneliti sebagai
dari 491 siswa, yang terdiri siswa
dasar dalam penyajian kuisioner :
kelas
VII
176
dari
penelitian
yang
akan
jumlah
Tabel 3.2 Tabel Indikator Kuesioner Pengetahuan Mitigasi Bencana
Nomor
Unfavor
Indikator
Tujuan
Favorable
soal
able
Mampu
Pengetahuan
mengidentifikasi
1, 2, 3, 4
3, 4
1, 2
Bencana
bencana alam erupsi
Pengetahuan
Mampu
Resiko
mengidentifikasi daerah 5, 6, 7, 8
6, 8
5, 7
Bencana
rawan erupsi
Mampu
Peringatan
mendeskripsikan upaya
Dini
9, 10, 11
9, 10
11
pencegahan dampak
(Pencegahan)
erupsi lebih parah
Mampu
12, 13, 14,
12, 13,
Kearifan Lokal
mendeskripsikan
14
15
15
gejala-gejala erupsi
Mampu
Partisipasi
mengaplikasikan upaya 16, 17, 18
16, 17
18
mitigasi bencana
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
3
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
Indikator
Tujuan
Perencanaan
Mampu menganalisis
keadaan
tanggap darurat.
darurat
Kebijakan,
Peraturan,
Mampu mengevaluasi
Panduan dan
pengelolaan bencana
Kewenangan.
Sistem
Mampu menjelaskan
Informasi
sumber informasi
Kebencanaan
mengenai kebencanaan
Sumber: Astuti dan Sudaryono, 2010.
Nomor
soal
Favorable
Unfavor
able
19, 20, 21,
22
20
19, 21,
22
23, 24, 25
24, 25
23
26
Pengolahan data variabel
pengetahuan
mitigasi
bencana
26
Data
tersebut
dikelompokkan ke dalam kategori
tersebut dengan rumus Sturgess
dengan
menggunakan
(Tri Murtopo, 2009) :
Gutman
buatan
mempunyai
Rumus 3.2 Mencari Jumlah Skor
peneliti
tingkatan
Pengelompokkan
Pengetahuan Mitigasi Bencana
skala
data
agar
data.
tersebut
seperti pada tabel di bawah ini :
=
Nilai Tertinggi − Nilai Terendah
Jumlah Klasi ikasi
Tabel 3.3 Penilaian Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana
Klasifikasi
Rendah
Sedang
Tinggi
Skor
1
2
3
Sumber : Tri Murtopo, 2009
Berdasarkan tabel 3.3, maka
Nilai
1
2
3
mempermudah
pengolahan
dapat dilakukan uji Tabulasi Silang
maka
untuk megetahui hubungan antar
menggunakan program spss 11,5 for
siswa
windows.
mengenai
Pengetahuan
dilakukan
data,
Alat
uji
dengan
prasyarat
Mitigasi Bencana. Variabel yang
penelitian ini yaitu menggunakan
dianalisis
yang
validitas dan reliabilitas. Teknik
bersifat kualitatif, yaitu data siswa
validitas yang digunakan peneliti
SMP
yaitu validitas konstruk (construct
N
yaitu
1
variabel
Kemalang.
Untuk
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
4
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
validity). Menurut Jack R. Fraenkel,
secara deskriptif keadaan yang
validasi konstruk merupakan teknik
sebenarnya dilapangan. Penelitian
validasi yang merupakan teknik
ini
validasi yang mencakup semua jenis
deskriptif kuantitatif. Pendekatan
validasi termasuk validasi isi dan
kuantitatif
validasi kriteria. Sedangkan teknik
kuesioner yang dibagikan kepada
reliabilitas yang digunakan peneliti
siswa.
adalah internal consistency, yaitu
kualitatif
dilakukan dengan mencoba alat ukur
sekunder
yang
dikumpulkan
hanya
peneliti
untuk
mendukung
cukup
satu
kemudian
data
dianalisis
dengan
teknik
kali
yang
saja,
dihasilkan
menggunakan
tertentu.
Peneliti
menggunakan
ini
pendekatan
menggunakan
Sedangkan
pendekatan
diperoleh
dari
data
penelitian ini untuk mendasari
sebuah argumen.
Data yang dijadikan pertanyaan
menggunakan cara split half method
dalam
untuk melakukan uji reliabilitas
mengenai mitigasi bencana dan
konstruk ini.
sistem informasi kebencanaan.
Peneliti
menggunakan
kuesioner
adalah
data
3. PEMBAHASAN
menggunakan metode penelitian
Berdasarkan
hasil
yang
survai dengan tipe descriptive
diperoleh di lapangan dan melalui
explanotory
yaitu
proses pengolahan data, maka
tentang
dapat diketahui klasifikasi tingkat
penelitian
research,
yang
berisi
penggabungan antara variabel –
Pengetahuan
variabel
penelitian
pada siswa SMP N 1 Kemalang.
hipotesis
yang
sebelumnya
Efendi,1989)
dengan
dirumuskan
(Singarimbun
dan
dan
Hasil
Mitigasi
yang
dimaksud
Bencana
adalah
sebagai berikut:
menjelaskan
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
5
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
Tabel 4.30 Klasifikasi Penilaian Tingkat Pengetahuan Bencana Kelas VII
Pengetahuan
Mitigasi
4 - 13,33
>13,33 - 22,66
>22,66 - 32
Klasifikasi
Rendah
Sedang
Tinggi
Skor
Nilai
1
2
3
1
2
3
Sumber: Pengolahan Data oleh Peneliti, 2014
bencana sedang berjumlah 6 siswa.
Berdasarkan tabel 4.30
diatas,
maka
bahwa siswa
memiliki
dapat
diuraikan
kelas VII yang
tingkat
pengetahuan
Sedangkan untuk yang memiliki
tingkat
pengetahuan
tinggi
berjumlah
bencana
18
siswa.
bencana dengan klasifikasi rendah
Sehingga lebih dari 50% siswa
berjumlah 6 siswa, untuk yang
memiliki
memili
mitigasi
tingkat
pengetahuan
pengetahuan
bencana
akan
yang
tinggi.
Klasifikasi Penilaian Tingkat Pengetahuan Bencana Kelas VIII
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.31 Klasifikasi Penilaian Tingkat Pengetahuan Bencana Kelas VIII
Pengetahuan
Mitigasi
Rendah
6 - 14,33
Sedang
>14,33 - 22,66
Tinggi
>22,66 - 31
Sumber: Pengolahan Data oleh Peneliti, 2014
Klasifikasi
Berdasarkan
diatas,
maka
tabel
dapat
Skor
Nilai
1
2
3
1
2
3
4.31
bencana sedang berjumlah 0 siswa.
diuraikan
Sedangkan untuk yang memiliki
bahwa siswa kelas VIII yang
tingkat
memiliki
tinggi
tingkat
pengetahuan
pengetahuan
berjumlah
21
bencana
siswa.
bencana dengan klasifikasi rendah
Sehingga lebih dari 50% siswa
berjumlah 8 siswa, untuk yang
memiliki
memili
mitigasi bencana yang tinggi.
tingkat
pengetahuan
pengetahuan
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
akan
6
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
Tabel 4.32 Klasifikasi Penilaian Tingkat Pengetahuan Bencana Kelas VIII
Pengetahuan
Mitigasi
Rendah
5 - 13,33
Sedang
>13,33 - 21,66
Tinggi
>21,66 - 30
Sumber: Pengolahan Data oleh Peneliti, 2014
Klasifikasi
Berdasarkan
tabel
4.32
Skor
Nilai
1
2
3
1
2
3
dirancang
secara
ber-
diuraikan
kesinambungan dalam proses
bahwa siswa kelas VIII yang
pembelajaran. Guna menarik
memiliki
minat siswa dalam Mitigasi
diatas,
maka
dapat
tingkat
pengetahuan
bencana dengan klasifikasi rendah
Bencana
berjumlah 7 siswa, untuk yang
menajar perlu di lakukan di luar
memili
ruangan
tingkat
pengetahuan
kegiatan
kelas
belajar
(outdoor).
bencana sedang berjumlah 1 siswa.
Dengan lebih mengenal alam
Sedangkan untuk yang memiliki
dan
tingkat
materinya
pengetahuan
tinggi
berjumlah
16
bencana
untuk
penyampaian
lebih
mudah
di
siswa.
pahami oleh siswa. Berikut
Sehingga lebih dari 50% siswa
deskripsi materi pembelajaran
memiliki
untuk siswa mengenai erupsi
pengetahuan
akan
mitigasi bencana yang tinggi.
Materi
pendidikan
gunung api:
pembelajaran
bencana
perlu
Tabel 2. 27 Deskripsi Materi Pembelajaran
Bentuk
Bencana
Erupsi
Gunung api
Diskripsi
Merupakan
Bentuk
timbunan
(kerucut dan lainnya) di permukaan
bumi yang dibangun oleh timbunan
rempah letusan, atau tempat
munculnya batuan lelehan (magma)
/ rempah lepas / gas yang berasal
dari bagian dalam bumi.
Penyebab : (1) pancaran magma
berasosiasi dengan arus konveksi
Materi
Pengenalan peta
lokasi keberadaan
Peta bencana erupsi
merapi dan radius
bencana
Riwayat
terjadi
bencana
Tanda-tanda terjadi
bencana
Pembelajaran
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
7
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
panas, (2) proses tektonik, (3)
akumulasi tekanan dan temperatur
fluida
magma
menimbulkan
pelepasan energi.
Akibat : (1) bahaya utama (primer),
bahaya langsung akibat letusan
gunung api. Jenis bahaya tersebut
adalah awan panas (piroclastic
flow), lotaran batu (pijar), hujan abu
lebat, lelehan lava, dan gas beracun.
(2) bahaya ikutan (sekunder) bahaya
akibat terjadi penumpukan material
di puncak dan lereng bagian atas.
Pada saat musim hujan, terbawa oleh
air hujan dan tercipta lumpur turun
ke lembah sebagai banjir bebatuan
(lahar dingin) (Muta’ali, 2010)
Sumber : Analisis oleh penulis dari Kuesioner, 2014
mengenai
resiko
bencana Erupsi.
Simulasi
saat
terjadinya bencana.
Pemberian motivasi
pasca bencana
sebanyak 16 siswa dari 24
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis
siswa. Sehingga dari masing –
data yang tercantum didalam
masing
kelas,
50%-nya
Pembahasan, maka peneliti
mempunyai
mengambil kesimpulan sebagai
pengetahuan mitigasi bencana
berikut:
yang tinggi.
tingkat
Siswa
2. Berdasarkan analisis deskriptif,
SMP N 1 Kemalang dalam
pengetahuan mitigasi bencana
Mitigasi Bencana yaitu dapat
dan kesadaran siswa tentang
dikategorikan tinggi, karena
kebencanaan,
klasifikasi
pembelajaran yang dibutuhkan
1. Tingkat
Pengetahuan
tinggi
diperoleh
maka
siswa kelas VII sebanyak 18
dalam
siswa dari 30 siswa, kemudian
bencanaan yaitu Pengetahuan
siswa
yang
Resiko Bencana. Serta materi
memperoleh nilai tinggi yaitu
pembelajaran tambahan yaitu
sebanyak 21 siswa dari 29
Simulasi saat terjadi bencana
siswa, dan kelas IX yang
alam
kelas
mendapatkan
VIII
nilai
pembelajaran
materi
ke-
tinggi
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
8
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, dan Sudaryono. 2010. Peran Sekolah dalam Pembelajaran Mitigasi
Bencana. Jakarta. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana, Volume 1,
Nomor 1
(http://leenxx.wordpress.com/pergerakan-lempeng/).
(http://saripedia.wordpress.com/2010/11/05/9-gunung-berapi-teraktif-didunia/).
Muta’ali, Lutfi. 2012. Daya Dukung Lingkungan Untuk Pengembangan
Wilayah.Yogyakarta. Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG).
Murtopo, Tri. 2009. Kajian Tingkat Perkembangan Wilayah untuk Prioritas
Pengembangan di Kabupaten Boyolali Jawa Tegah. Skripsi. Surakarta
: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) No. 4
Tahun 2008 tentang “Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan
Bencana’’.
: dipetik Desember 25,2012. 20:24 WIB dari BNPB
http://www.bnpb.go.id/website/file/pubnew/71.pdfhttp://www.pip2bdi
y.org/bencana/?isi=artikel&aid=17&bid=4(rehabrekons)
Riduwan (2005). “Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan
Peneliti Pemula.” Bandung : Alfabeta.
Setiawan, Iwan, Suciati, Hasanah, Lina, dan Dedi (2008). “Ilmu Pengetahuan
Sosial Wawasan Sosial untuk kelas VII”. Departemen Pendidikan
Nasional : Buku Sekolah Elektronik.
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian (1989). “Metode Penelitian Survai”.
Jakarta: LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan
Ekonomi dan Sosial).
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
9
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
Sri Harmi (2012). “Hubungan Dukungan SosialResiliensi terhadap Motivasi
Berprestasi Pasca Erupsi Merapi”(Tesis Sains Psikologi). Surakarta :
Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sugiono (2012). “Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan kombinasi
(mixed methods)”. Bandung: Alfabeta
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
10
ETAHUAN MITIGASI BENCANA ERUPSI M
MERAPI
DI SMP N 1 KEMALANG KABUPATEN KLATEN
ARTIKEL PUBLIKASI
G
Guna
Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Disusun Oleh:
F
FEBRIANTO
ADI SASONGKO
A 610 090 023
FAKULTAS
AS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSI
SITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2014
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
ABSTRAK
TINGKAT PENGETAHUAN MITIGASI BENCANA ERUPSI MERAPI DI
SMP N 1 KEMALANG KABUPATEN KLATEN
Febrianto Adi Sasongko A 610 090 023, Program Studi Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014
Didalam penelitian ini peneliti mempunyai beberapa tujuan, diantaranya
yaitu mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMP N 1 Kemalang tentang mitigasi
bencana, dan mengetahui materi pembelajaran Mitigasi Bencana Erupsi Gunung
Berapi apa saja yang diperlukan berdasarkan pengetahuan siswa. Jumlah sampel
penelitian sebanyak 83 responden yaitu kelas VII 30 siswa, kelas VIII 29 siswa,
dan kelas IX 24 siswa. Teknik analisis data penelitian ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang menggunakan metode
validitas dan reliabilitas. Kesimpulan dari Penelitian ini yaitu tingkat
pengetahuan Mitigasi Bencana oleh siswa SMP N 1 Kemalang dapat
dikategorikan tinggi, hal ini dibuktikan dengan 50% dari masing – masing kelas
mendapatkan skor klasifikasi tinggi. Perolehan klasifikasi tersebut diperoleh oleh
18 siswa kelas VII dari 30 siswa, 21 siswa kelas VIII dari 29 siswa, dan 16 siswa
kelas IX dari 24 siswa. Untuk mempertahankan keutuhan dalam berpikir, dalam
pemahaman bencana, maka harus melalui cara bepikir dan bertindak dalam
ORID (Objektive, Reflektive, Interpretative dan Decision). Berdasarkan analisis
deskriptif, materi pembelajaran yang dibutuhkan siswa yaitu Pengetahuan Resiko
Bencana. Materi pemelajaran tambahannya yaitu Simulasi saat terjadi Bencana
Alam.
Kata Kunci: Mitigasi Bencana, Pengetahuan, ORID dan Siswa
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
Tasikmalaya, Bandung dan Bogor.
1. PENDAHULUAN
Permukaan
Bumi
mempunyai
(saripedia.wordpress.com).
Letusan
bentuk yang beraneka ragam. Proses
Merapi
pembentukan gunung dipengaruhi oleh
menyebabkan kerusakan lingkungan
tenaga endogen, yaitu tenaga yang
secara menyeluruh baik fisik maupun
berasal dari dalam bumi. Proses ini
non-fisik. Rusaknya sebagian besar
menghasilkan pegunungan berangkai
permukiman, infrastruktur dan sarana
dan bersamaan dengan itu terbentuk
sosial
sesar dan lipatan. Jadi gunung api
pendidikan,
bukan termasuk orogenesis, karena
pemerintahan
tenaga yang membentuknya adalah
keseimbangan
aktivitas vulkanik, bukan diatropisme.
terganggu. Dampak yang ditimbulkan
Vulkanisme merupakan semua bentuk
oleh
kegiatan magma dari lapisan dalam
menciptakan keresahan yang cukup
litosfer yang berusaha keluar ke lapisan
parah. Hal ini dapat dilihat pada anak –
atasnya hingga ke permukaan bumi.
anak
Gunung
mengalami luka psikis yang dalam
yang
mengalami
aktifitas
pada
26
seperti
Oktober
pasar,
2010
bangunan
kesehatan,
letusan
dan
menyebabkan
perekonomian
gunung
korban
warga
Merapi
Merapi,
ini
mereka
vulkanisme dinamakan gunung api
karena
(leenxx.wordpress.com). Gunung api
bahwa teman, saudara, guru maupun
paling aktif yaitu gunung Merapi,
tetangga yang mereka kenal sudah
karena dari tahun 2001-2010 tercatat
meninggal
terjadi
dan
Merapi. Rusaknya bangunan sekolah
mencapai puncak letusan paling besar
juga membuat anak – anak menjadi
pada 5 November 2010. Hujan kerikil
kurang semangat belajar. Anak – anak
dan pasir terjadi di Yogyakarta bagian
lebih sulit mengontrol stress akibat rasa
Utara, sedangkan hujan abu pekat
cemas, tegang dan rasa takut jika
terjadi hingga Purwokerto dan Cilacap,
terjadi bencana lagi (Setiawan, 2007).
pada siang harinya terdeteksi hujan abu
Bencana dapat menimbulkan dampak
vulkanik
psikologis, khususnya bagi anak – anak
aktifitas
sampai
yang
di
tinggi
kabupaten
sulit
menerima
karena
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
kenyataan
terkena
letusan
1
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
dan remaja. Gangguan yang mereka
2. Mengetahui
materi
pembelajaran
alami rata – rata berupa trauma,
Mitigasi Bencana Erupsi Gunung
gangguan emosional dan depresi (Sri
Berapi yang diperlukan berdasarkan
Harmi,
pengetahuan siswa.
2012).
Mitigasi
bencana
bertujuan untuk mengurangi resiko
bencana baik melalui pembangunan
2. METODE PENELITIAN
dan
Penelitian ini dilakukan di SMP N
peningkatan kemampuan menghadapi
1 Kemalang tepatnya di Jalan Deles
ancaman bencana UU No. 24 Th. 2007
indah km. 18, Keputran, Kemalang,
pasal 1). Dalam rencana aksi kedepan,
Klaten. Pemilihan daerah penelitian
BNPB melakukan beberapa hal yang
dengan
menggunakan
berkaitan dengan warga, diantaranya
sampling
yaitu
yaitu Pembangunan Posko Evakuasi,
dengan menggunakan pertimbangan-
Kampanye Bencana Melalui Berbagai
pertimbangan
tertentu,
adapun
Media dan Simulasi Bencana (BNPB,
pertimbangan
dipilihnya
lokasi
vol.3, No.2, 2012).
penelitian di SMP N 1 Kemalang yaitu
fisik
maupun
penyadaran
purposive
pemilihan
daerah
Anak – anak merupakan salah satu
karena lokasi sekolah berada berada di
anggota masyarakat yang paling rentan
lereng gunung Merapi. Sehingga lokasi
terhadap
Erupsi
sekolah ini termasuk didalam zona
yang
rawan bencana alam erupsi gunung
dampak
bencana
Merapi. Salah satu
sekolah
bertempat di Kecamatan Kemalang
merapi.
yaitu SMP N 1 Kemalang. Di SMP ini
Cara pengambilan sampel yang
akan dilakukan penelitian. Sehingga
dilakukan oleh peneliti yaitu dengan
dilakukan
judul
cara Proportionate Stratified Random
Mitigasi
Sampling, yaitu teknik pengambilan
Bencana Siswa SMP N 1 Kemalang
sampel yang dilakukan pada populasi
Kabupaten Klaten”.
yang tidak sejenis dan bersrata secara
“Tingkat
penelitian
dengan
Pengetahuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui
tingkat
pengetahuan
siswa SMP N 1 Kemalang tentang
proporsional, dengan kata lain setiap
tingkatan sesuai dengan porsi yang
seharusnya (Sugiono, 2012).
mitigasi bencana.
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
2
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
Untuk mengetahui jumlah sampel,
peneliti
menggunakan
rumus
seluruhnya diambil 30 siswa, kelas
VIII dari 171
siswa
diperoleh
penentuan jumlah sampel menurut
sampel sebanyak 29 siswa dan kelas
Slovin (Riduwan, 2005), yaitu:
IX dari 144 siswa diperoleh sampel
sebanyak 24 siswa.
Rumus 3.1 Penentuan Jumlah Sampel
Teknik
pengumpulan
dilakukan
dengan
kuesioner
tertutup,
data
menggunakan
N
n=
N (d2) +1
pengumpulan
Keterangan :
N = Populasi
yaitu
data
cara
dengan
mengajukan pertanyaan yang variasi
d = Presisi
jawabannya sudah disediakan oleh
n = Sampel
peneliti (Masri Singarimbun dan
Dari rumus diatas, jika nilai d
ditentukan 10% oleh peneliti, maka
Sofian Effendi, 1995).
Berikut ini adalah indikator dan
dihasilkan jumlah sampel siswa
variabel
SMP N 1 Kemalang yaitu 83 siswa
digunakan oleh peneliti sebagai
dari 491 siswa, yang terdiri siswa
dasar dalam penyajian kuisioner :
kelas
VII
176
dari
penelitian
yang
akan
jumlah
Tabel 3.2 Tabel Indikator Kuesioner Pengetahuan Mitigasi Bencana
Nomor
Unfavor
Indikator
Tujuan
Favorable
soal
able
Mampu
Pengetahuan
mengidentifikasi
1, 2, 3, 4
3, 4
1, 2
Bencana
bencana alam erupsi
Pengetahuan
Mampu
Resiko
mengidentifikasi daerah 5, 6, 7, 8
6, 8
5, 7
Bencana
rawan erupsi
Mampu
Peringatan
mendeskripsikan upaya
Dini
9, 10, 11
9, 10
11
pencegahan dampak
(Pencegahan)
erupsi lebih parah
Mampu
12, 13, 14,
12, 13,
Kearifan Lokal
mendeskripsikan
14
15
15
gejala-gejala erupsi
Mampu
Partisipasi
mengaplikasikan upaya 16, 17, 18
16, 17
18
mitigasi bencana
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
3
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
Indikator
Tujuan
Perencanaan
Mampu menganalisis
keadaan
tanggap darurat.
darurat
Kebijakan,
Peraturan,
Mampu mengevaluasi
Panduan dan
pengelolaan bencana
Kewenangan.
Sistem
Mampu menjelaskan
Informasi
sumber informasi
Kebencanaan
mengenai kebencanaan
Sumber: Astuti dan Sudaryono, 2010.
Nomor
soal
Favorable
Unfavor
able
19, 20, 21,
22
20
19, 21,
22
23, 24, 25
24, 25
23
26
Pengolahan data variabel
pengetahuan
mitigasi
bencana
26
Data
tersebut
dikelompokkan ke dalam kategori
tersebut dengan rumus Sturgess
dengan
menggunakan
(Tri Murtopo, 2009) :
Gutman
buatan
mempunyai
Rumus 3.2 Mencari Jumlah Skor
peneliti
tingkatan
Pengelompokkan
Pengetahuan Mitigasi Bencana
skala
data
agar
data.
tersebut
seperti pada tabel di bawah ini :
=
Nilai Tertinggi − Nilai Terendah
Jumlah Klasi ikasi
Tabel 3.3 Penilaian Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana
Klasifikasi
Rendah
Sedang
Tinggi
Skor
1
2
3
Sumber : Tri Murtopo, 2009
Berdasarkan tabel 3.3, maka
Nilai
1
2
3
mempermudah
pengolahan
dapat dilakukan uji Tabulasi Silang
maka
untuk megetahui hubungan antar
menggunakan program spss 11,5 for
siswa
windows.
mengenai
Pengetahuan
dilakukan
data,
Alat
uji
dengan
prasyarat
Mitigasi Bencana. Variabel yang
penelitian ini yaitu menggunakan
dianalisis
yang
validitas dan reliabilitas. Teknik
bersifat kualitatif, yaitu data siswa
validitas yang digunakan peneliti
SMP
yaitu validitas konstruk (construct
N
yaitu
1
variabel
Kemalang.
Untuk
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
4
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
validity). Menurut Jack R. Fraenkel,
secara deskriptif keadaan yang
validasi konstruk merupakan teknik
sebenarnya dilapangan. Penelitian
validasi yang merupakan teknik
ini
validasi yang mencakup semua jenis
deskriptif kuantitatif. Pendekatan
validasi termasuk validasi isi dan
kuantitatif
validasi kriteria. Sedangkan teknik
kuesioner yang dibagikan kepada
reliabilitas yang digunakan peneliti
siswa.
adalah internal consistency, yaitu
kualitatif
dilakukan dengan mencoba alat ukur
sekunder
yang
dikumpulkan
hanya
peneliti
untuk
mendukung
cukup
satu
kemudian
data
dianalisis
dengan
teknik
kali
yang
saja,
dihasilkan
menggunakan
tertentu.
Peneliti
menggunakan
ini
pendekatan
menggunakan
Sedangkan
pendekatan
diperoleh
dari
data
penelitian ini untuk mendasari
sebuah argumen.
Data yang dijadikan pertanyaan
menggunakan cara split half method
dalam
untuk melakukan uji reliabilitas
mengenai mitigasi bencana dan
konstruk ini.
sistem informasi kebencanaan.
Peneliti
menggunakan
kuesioner
adalah
data
3. PEMBAHASAN
menggunakan metode penelitian
Berdasarkan
hasil
yang
survai dengan tipe descriptive
diperoleh di lapangan dan melalui
explanotory
yaitu
proses pengolahan data, maka
tentang
dapat diketahui klasifikasi tingkat
penelitian
research,
yang
berisi
penggabungan antara variabel –
Pengetahuan
variabel
penelitian
pada siswa SMP N 1 Kemalang.
hipotesis
yang
sebelumnya
Efendi,1989)
dengan
dirumuskan
(Singarimbun
dan
dan
Hasil
Mitigasi
yang
dimaksud
Bencana
adalah
sebagai berikut:
menjelaskan
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
5
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
Tabel 4.30 Klasifikasi Penilaian Tingkat Pengetahuan Bencana Kelas VII
Pengetahuan
Mitigasi
4 - 13,33
>13,33 - 22,66
>22,66 - 32
Klasifikasi
Rendah
Sedang
Tinggi
Skor
Nilai
1
2
3
1
2
3
Sumber: Pengolahan Data oleh Peneliti, 2014
bencana sedang berjumlah 6 siswa.
Berdasarkan tabel 4.30
diatas,
maka
bahwa siswa
memiliki
dapat
diuraikan
kelas VII yang
tingkat
pengetahuan
Sedangkan untuk yang memiliki
tingkat
pengetahuan
tinggi
berjumlah
bencana
18
siswa.
bencana dengan klasifikasi rendah
Sehingga lebih dari 50% siswa
berjumlah 6 siswa, untuk yang
memiliki
memili
mitigasi
tingkat
pengetahuan
pengetahuan
bencana
akan
yang
tinggi.
Klasifikasi Penilaian Tingkat Pengetahuan Bencana Kelas VIII
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.31 Klasifikasi Penilaian Tingkat Pengetahuan Bencana Kelas VIII
Pengetahuan
Mitigasi
Rendah
6 - 14,33
Sedang
>14,33 - 22,66
Tinggi
>22,66 - 31
Sumber: Pengolahan Data oleh Peneliti, 2014
Klasifikasi
Berdasarkan
diatas,
maka
tabel
dapat
Skor
Nilai
1
2
3
1
2
3
4.31
bencana sedang berjumlah 0 siswa.
diuraikan
Sedangkan untuk yang memiliki
bahwa siswa kelas VIII yang
tingkat
memiliki
tinggi
tingkat
pengetahuan
pengetahuan
berjumlah
21
bencana
siswa.
bencana dengan klasifikasi rendah
Sehingga lebih dari 50% siswa
berjumlah 8 siswa, untuk yang
memiliki
memili
mitigasi bencana yang tinggi.
tingkat
pengetahuan
pengetahuan
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
akan
6
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
Tabel 4.32 Klasifikasi Penilaian Tingkat Pengetahuan Bencana Kelas VIII
Pengetahuan
Mitigasi
Rendah
5 - 13,33
Sedang
>13,33 - 21,66
Tinggi
>21,66 - 30
Sumber: Pengolahan Data oleh Peneliti, 2014
Klasifikasi
Berdasarkan
tabel
4.32
Skor
Nilai
1
2
3
1
2
3
dirancang
secara
ber-
diuraikan
kesinambungan dalam proses
bahwa siswa kelas VIII yang
pembelajaran. Guna menarik
memiliki
minat siswa dalam Mitigasi
diatas,
maka
dapat
tingkat
pengetahuan
bencana dengan klasifikasi rendah
Bencana
berjumlah 7 siswa, untuk yang
menajar perlu di lakukan di luar
memili
ruangan
tingkat
pengetahuan
kegiatan
kelas
belajar
(outdoor).
bencana sedang berjumlah 1 siswa.
Dengan lebih mengenal alam
Sedangkan untuk yang memiliki
dan
tingkat
materinya
pengetahuan
tinggi
berjumlah
16
bencana
untuk
penyampaian
lebih
mudah
di
siswa.
pahami oleh siswa. Berikut
Sehingga lebih dari 50% siswa
deskripsi materi pembelajaran
memiliki
untuk siswa mengenai erupsi
pengetahuan
akan
mitigasi bencana yang tinggi.
Materi
pendidikan
gunung api:
pembelajaran
bencana
perlu
Tabel 2. 27 Deskripsi Materi Pembelajaran
Bentuk
Bencana
Erupsi
Gunung api
Diskripsi
Merupakan
Bentuk
timbunan
(kerucut dan lainnya) di permukaan
bumi yang dibangun oleh timbunan
rempah letusan, atau tempat
munculnya batuan lelehan (magma)
/ rempah lepas / gas yang berasal
dari bagian dalam bumi.
Penyebab : (1) pancaran magma
berasosiasi dengan arus konveksi
Materi
Pengenalan peta
lokasi keberadaan
Peta bencana erupsi
merapi dan radius
bencana
Riwayat
terjadi
bencana
Tanda-tanda terjadi
bencana
Pembelajaran
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
7
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
panas, (2) proses tektonik, (3)
akumulasi tekanan dan temperatur
fluida
magma
menimbulkan
pelepasan energi.
Akibat : (1) bahaya utama (primer),
bahaya langsung akibat letusan
gunung api. Jenis bahaya tersebut
adalah awan panas (piroclastic
flow), lotaran batu (pijar), hujan abu
lebat, lelehan lava, dan gas beracun.
(2) bahaya ikutan (sekunder) bahaya
akibat terjadi penumpukan material
di puncak dan lereng bagian atas.
Pada saat musim hujan, terbawa oleh
air hujan dan tercipta lumpur turun
ke lembah sebagai banjir bebatuan
(lahar dingin) (Muta’ali, 2010)
Sumber : Analisis oleh penulis dari Kuesioner, 2014
mengenai
resiko
bencana Erupsi.
Simulasi
saat
terjadinya bencana.
Pemberian motivasi
pasca bencana
sebanyak 16 siswa dari 24
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis
siswa. Sehingga dari masing –
data yang tercantum didalam
masing
kelas,
50%-nya
Pembahasan, maka peneliti
mempunyai
mengambil kesimpulan sebagai
pengetahuan mitigasi bencana
berikut:
yang tinggi.
tingkat
Siswa
2. Berdasarkan analisis deskriptif,
SMP N 1 Kemalang dalam
pengetahuan mitigasi bencana
Mitigasi Bencana yaitu dapat
dan kesadaran siswa tentang
dikategorikan tinggi, karena
kebencanaan,
klasifikasi
pembelajaran yang dibutuhkan
1. Tingkat
Pengetahuan
tinggi
diperoleh
maka
siswa kelas VII sebanyak 18
dalam
siswa dari 30 siswa, kemudian
bencanaan yaitu Pengetahuan
siswa
yang
Resiko Bencana. Serta materi
memperoleh nilai tinggi yaitu
pembelajaran tambahan yaitu
sebanyak 21 siswa dari 29
Simulasi saat terjadi bencana
siswa, dan kelas IX yang
alam
kelas
mendapatkan
VIII
nilai
pembelajaran
materi
ke-
tinggi
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
8
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, dan Sudaryono. 2010. Peran Sekolah dalam Pembelajaran Mitigasi
Bencana. Jakarta. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana, Volume 1,
Nomor 1
(http://leenxx.wordpress.com/pergerakan-lempeng/).
(http://saripedia.wordpress.com/2010/11/05/9-gunung-berapi-teraktif-didunia/).
Muta’ali, Lutfi. 2012. Daya Dukung Lingkungan Untuk Pengembangan
Wilayah.Yogyakarta. Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG).
Murtopo, Tri. 2009. Kajian Tingkat Perkembangan Wilayah untuk Prioritas
Pengembangan di Kabupaten Boyolali Jawa Tegah. Skripsi. Surakarta
: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) No. 4
Tahun 2008 tentang “Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan
Bencana’’.
: dipetik Desember 25,2012. 20:24 WIB dari BNPB
http://www.bnpb.go.id/website/file/pubnew/71.pdfhttp://www.pip2bdi
y.org/bencana/?isi=artikel&aid=17&bid=4(rehabrekons)
Riduwan (2005). “Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan
Peneliti Pemula.” Bandung : Alfabeta.
Setiawan, Iwan, Suciati, Hasanah, Lina, dan Dedi (2008). “Ilmu Pengetahuan
Sosial Wawasan Sosial untuk kelas VII”. Departemen Pendidikan
Nasional : Buku Sekolah Elektronik.
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian (1989). “Metode Penelitian Survai”.
Jakarta: LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan
Ekonomi dan Sosial).
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
9
Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana Erupsi Merapi
di SMP N 1 Kemalang Klaten
Sri Harmi (2012). “Hubungan Dukungan SosialResiliensi terhadap Motivasi
Berprestasi Pasca Erupsi Merapi”(Tesis Sains Psikologi). Surakarta :
Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sugiono (2012). “Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan kombinasi
(mixed methods)”. Bandung: Alfabeta
Febrianto Adi Sasongko, Pendidikan Geografi 2014, FKIP-UMS
10