Gambaran Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kelurahan Nyomplong Wilayah Kerja Puskesmas Pabuaran Kota Sukabumi Periode Agustus-November 2006.

(1)

ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN NYOMPLONG WILAYAH KERJA

PUSKESMAS PABUARAN KOTA SUKABUMI PERIODE AGUSTUS-NOVEMBER 2006

Feti Andriani, 2006. Pembimbing : Donny Pangemanan, Drg., SKM.

Indonesia merupakan wilayah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan sebaran seluruh wilayah tanah air. Penyakit Demam Berdarah Dengue ini telah lama menjadi masalah yang sangat serius. Sampai saat ini belum ada vaksin yang dapat mencegah infeksi dengue dan belum ada obat yang khusus untuk mengobatinya sehingga pencegahan perkembang biakan nyamuk Aedes

aegypti yang merupakan vektor penyebar penyakit dilingkungan tempat tinggal

menjadi hal yang terpenting dalam pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue ini. Karena itu dibutuhkan peran serta aktif dari masyarakat dalam menanggulanginya

Penelitian ini bertujuan untuk untuk memberikan gambaran tentang pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam usaha pencegahan terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue.

Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan sampel sebanyak 340 responden yang diambil dengan teknik Simple Random Sampling, dan kuesioner sebagai instrumen.

Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh tingkat pengetahuan responden cukup baik ( 58,7 % ), sikap cukup baik ( 90,2 % ), dan perilaku kurang ( 61,1 % ).

Pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat berperan penting dalam keberhasilan program pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue. Walaupun pengetahuan dan sikap masyarakat di Kelurahan Nyomplong pada umumnya baik, akan tetapi masih banyak masyarakat yang memiliki perilaku yang kurang dalam pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue, sehingga program pencegahan penyakit tersebut masih belum maksimal.

Penyuluhan sebaiknya dilakukan dengan tanya jawab dan menggunakan alat peraga atau gambar, yang diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lain setiap 3 bulan sekali dengan penekanan pada kegiatan 3M. Diperlukan pula pemberian contoh pelaksanaan kegiatan pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue khususnya 3M oleh tokoh masyarat di lingkungan tempat tinggal guna peningkatan kesadaran masyarakat untuk berperilaku lebih baik dalam pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue.


(2)

ABSTRACT

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE, ATTITUDE AND PRACTICE TO THE PREFENTION OF DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF) IN

KELURAHAN NYOMPLONG, SUKABUMI AUGUST - NOVEMBER 2006

Feti Andriani, 2006. Tutor : Donny Pangemanan, Drg., SKM.

Indonesia is an endemic country for Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)

and it has become a serious problems, even until to day. There is no vaccin or cure against it. The best thing to do is to prevent Aedes aegypti from breeding. That’s why the communities active participation is needed.

The aim of this research is to get a broad of overlook about the knowledge, attitude and practice of the community about their effort in preventing on DHF out break.

This research use descriptiv method using 340 sample as respondents, using simple random sampling and questioner as instrument.

The result is that the respondent’s knowledge is fair (58,7%), while 90,2% of the respondents have agood attitude, but the practice of the respondens are less (61,1%).

A good communities knowledge, attitude and behaviour is very important for the success of this program. Even though the communities knowledge in Nyomplong is good, but there are still some families with less behaviour. This is why the prevention of DHF program can not reach it’s maximum effort. The information about DHF is better done through discussions and using posters, given by the dokters or those who has been pointed by the health department, at least in three mounth. Mostly stressed on the 3M program. Health promotion can actually also be done by formal or informal leaders to promote the communities consciousners in participating to the DHF prevention program.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN………...……….. ii

SURAT PERNYATAAN……….……. iii

ABSTRAK………...………...……. iv

ABSTRACT………..……...………...…….. v

KATA PENGANTAR…………..………...……….. vi

DAFTAR ISI………..……... vii

DAFTAR TABEL………. x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN……….……….... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Identifikasi Masalah……….. 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian……….. 3

1.3.1 Maksud………. 3

1.3.2 Tujuan……….. 3

1.4 Kegunaan Penelitian………. 4

1.5 Kerangka Pemikiran……….. 4

1.6 Metode Penelitian………. 5

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian……….... 5

1.7.1 Lokasi Penelitian………. 5

1.7.2 Waktu Penelitian………. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi ……….……….... 6

2.2 Penyebab ……….. 6

2.3 Epidemiologi ……….... 7

2.4 Siklus Penularan …….……….. 11

2.5 Patogenesis dan Patofisiologi…...……….. 11

Universitas Kristen Maranatha iii


(4)

2.6 Gejala………...……… 12

2.7 Masa Inkubasi………...……… 14

2.8 Pencegahan ... 14

2.8.1 Manajemen Lingkungan... 15

2.8.1.1 Modifikasi Lingkungan... 16

2.8.1.2 Manipulasi Lingkungan... 17

2.8.2 Perlindungan Diri... 19

2.8.3 Pengendalian Biologis... 21

2.8.4 Pengendalian Kimiawi ... 21

2.8.4.1 Pemberian Larvasida Kimiawi... 22

2.8.4.2 Pengasapan Wilayah... 24

2.8.5 Metode Pengendalian Terpadu... 28

2.8.6 Kegiatan Masyarakat Untuk Pengendalian Nyamuk Aedes Selama berlangsungnya Epidemi... 28

2.8.7 Kegiatan Khusus Untuk Pengendalian Larva Nyamuk... 30

2.9 Penata laksanaan...…………... 31

2.10 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keikutsertaan Masyarakat dalam Kegiatan Pencegahan Demam Bardarah Dengue……… 32

2.10.1 Faktor Pengetahuan... 32

2.10.1.1 Proses Adopsi Perilaku... 32

2.10.1.2 Tingkatan Pengetahuan Dalam Domain Kognitif.... 33

2.10.2 Faktor Sikap... 34

2.10.2.1 Komponen Sikap... 35

2.10.2.2 Karakteristik Sikap... 36

2.10.2.3 Berbagai Tingkatan Sikap... 36

2.10.3 Faktor Perilaku... 37

2.10.3.1 Definisi Perilaku Kesehatan... 38

2.10.3.2 Klasifikasi Perilaku Kesehatan... 38

2.10.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan... 39


(5)

2.10.3.5 Cara-cara Perubahan Perilaku Kesehatan... 40

2.10.3.6 Tahap-tahap Perubahan Perilaku Kesehatan... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian………... 42

3.2 Rancangan Penelitian……….... 42

3.3 Instrumen Penelitian………. 42

3.4 Pengumpulan Data……….... 43

3.4.1 Sumber Data………. 43

3.4.2 Populasi……… 43

3.4.3 Sampel……….. 43

3.5 Definisi Operasional………. 44

3.6 Teknik Analisis Data………. 46

3.6.1 Identitas Responden………. 46

3.6.2 Pengetahuan………. 46

3.6.3 Sikap………. 47

3.6.4 Perilaku………. 47

3.6.5 Penyuluhan……… 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……… 69

5.2 Saran………. 70

DAFTAR PUSTAKA……….... 71

LAMPIRAN... 72

RIWAYAT HIDUP………... 81

Universitas Kristen Maranatha v


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Tabel 1.1. Jumlah penderita penyakit demam berdarah dengue di

Kelurahan Nyomplong Kota Sukabumi dari bulan Januari – Desember

2005……….. 8 2. Tabel 2.1. Klasifikasi Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue…. 13 3. Tabel 2.2. Dosis Abate (Butiran Pasir Temefos 1%)……… 23 4. Tabel 4.1. Distribusi responden menurut umur……… 49 5. Tabel 4.2. Distribusi responden menurut tingkat

pendidikan terakhir…... 50 6. Tabel 4.3. Distribusi responden menurut pekerjaan…………... 50 7. Tabel 4.4. Distribusi responden menurut penghasilan

per kapita…... . 51 8. Tabel 4.5. Distribusi jawaban responden menurut pernah tidaknya

mendengar tentang Penyakit Demam Berdarah……… 51 9. Tabel 4.6. Distribusi responden menurut media dimana responden pernah

mendengar tentang penyakit DBD………... 51 10. Tabel 4.7. Distribusi responden menurut dapat tidaknya penyakit DBD

menular ……… 52

11. Tabel 4.8. Distribusi responden menurut cara penularan DBD… 52 12. Tabel 4.9 Distribusi responden menurut tahu atau tidaknya tentang

ciri-ciri nyamuk penyebar penyakit DBD ……… 52 13. Tabel 4.10. Distribusi responden menurut ciri-ciri nyamuk penyebar

Penyakit DBD…………... 53 14. Tabel 4.11. Distribusi responden menurut tahu atau tidaknya tempat

perkembang biakan nyamuk penyebar DBD……… 53 15. Tabel 4.12 Distribusi responden menurut tempat berkembang biaknya

nyamuk penyebar DBD…………... 54 16. Tabel 4.13. Distribusi responden menurut tahu atau tidaknya waktu


(7)

17. Tabel 4.14 Distribusi responden menurut waktu biasanya nyamuk penyebar DBD menggigit………...……… 55 18. Tabel 4.15. Distribusi responden menurut pernah tidaknya responden

mendengar tentang 3 M………...……… 55 19. Tabel 4.16. Distribusi responden menurut kepanjangan 3M...…… 55 20. Tabel 4.17. Distribusi responden menurut ada tidaknya cara pencegahan

penyakit DBD lain selain 3 M……….. 56 21. Tabel 4.18. Distribusi responden menurut cara pencegahan penyakit DBD lain selain 3 M………..……… 56 22. Tabel 4.19. Distribusi responden menurut setuju atau tidaknya dengan

kegiatan menguras bak mandi secara berkala……… 57 23. Tabel 4.20. Distribusi responden menurut setuju atau tidaknya dengan

penutupan tempat-tempat penampungan air dengan penutup..…. 57 24. Tabel 4.21. Distribusi jawaban responden menurut setuju atau tidaknya

dengan kegiatan mengubur barang-barang bekas yang dapat membuat

air tergenang………...………..………. 58

25. Tabel 4.22. Distribusi responden menurut setuju atau tidaknya diadakan gotong royong untuk melaksanakan 3 M……….. 58 26. Tabel 4.23. Distribusi responden menurut setuju atau tidaknya dengan

penggunaan Abate……… 58

27. Tabel 4.24. Distribusi responden menurut setuju atau tidaknya dengan pengasapan (fogging) untuk mencegah Demam Berdarah…..…… 59 28. Tabel 4.25. Distribusi responden menurut setuju atau tidaknya dengan

pemakaian kawat nyamuk pada jendela………...…… 59 29. Tabel 4.26. Distribusi responden menurut setuju atau tidaknya dengan

pemakaian repellent pada saat keluar rumah………...….…… 59 30. Tabel 4.27. Distribusi responden menurut ada tidaknya sampah yang

dapat membuat air tergenang di lingkungan tempat tinggal

responden... 60 31. Tabel 4.28. Distribusi jawaban responden menurut ada tidaknya tempat

Universitas Kristen Maranatha vii


(8)

penampungan air yang tidak tertutup di lingkungan tempat tinggal

responden………... 60 32. Tabel 4.29. Distribusi jawaban responden menurut pernah tidaknya

melakukan kegiatan menguras bak mandi secara berkala…..……. 60 33. Tabel 4.30. Distribusi responden menurut frekuensi responden

melakukan kegiatan menguras bak mandi.…...…… 61 34. Tabel 4.31. Distribusi jawaban responden menurut ada tidaknya

kegiatan gotong royong dalam melaksanakan 3 M di lingkungan tempat

tinggal responden……….… 61

35. Tabel 4.32. Distribusi jawaban responden menurut pernah atau tidaknya responden mengikuti kegiatan gotong royong tersebut…………... 61 36. Tabel 4.33. Distribusi responden menurut frekuensi responden

mengikuti gotong royong………..………..……… 62 37. Tabel 4.34. Distribusi responden menurut pemakaian repellent terutama ketika keluar rumah pada siang hari…….…...…… 62 38. Tabel 4.35. Distribusi responden menurut pernah tidaknya dilakukan

pengasapan / fogging di lingkungan tempat tinggal……… 63 39. Tabel 4.36. Distribusi responden menurut pernah atau tidaknya

responden menggunakan abate untuk mencegah Demam

Berdarah…... 63 40. Tabel 4.37. Distribusi responden menurut pernah atau tidaknya

responden atau anggota keluarganya mengalami sakit keras... 63 41. Tabel 4.38. Distribusi responden menurut tindakan yang dilakukan saat

responden atau anggota keluarganya sakit keras…………...…… 64 42. Tabel 4.39. Distribusi responden menurut tingkat pengetahuan…. 64 43. Tabel 4.40. Distribusi responden menurut tingkat sikap...……… 65 44. Tabel 4.41. Distribusi responden menurut tingkat perilaku...…… 65 45. Tabel 4.42. Distribusi responden menurut pernah tidaknya petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang Demam Berdarah Dengue dalam waktu dekat…...…… 66


(9)

46. Tabel 4.43. Distribusi responden menurut waktu terakhir kalinya diadakan penyuluhan……...………… 66 47. Tabel 4.44. Distribusi responden menurut cara pemberian

penyuluhan... 66 48. Tabel 4.45. Distribusi responden menurut siapa yang sebaiknya

memberikan penyuluhan………...… 67 49. Tabel 4.46. Distribusi responden menurut tempat dimana sebaiknya

penyuluhan dilakukan….……...… 67 50. Tabel 4.47. Distribusi responden menurut kapan sebaiknya dilakukan

penyuluhan….………... 68

Universitas Kristen Maranatha ix


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Gambar 2.1. Peta Penyebaran Dengue dan Aedes aegypti di dunia... 7 2. Gambar 2.2 Aedes aegypti... 10 3. Gambar 2.3. Desain Standar Untuk Tutup Tanki Dengan Lapisan Anti

Nyamuk Untuk Tutup Tangki / Sumur / Tanki Pengontrol... 16 4. Gambar 2.4. Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Aedes... 19 5. Gambar 2.5. Pengasapan Wilayah... 25 6. Gambar 2.6. Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Aedes di


(11)

DAFTAR

LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 : Kuesioner………...……. 72 Lampiran 2 : Peta wilayah kerja Puskesmas Pabuaran...………....……... 80

Universitas Kristen Maranatha xi


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Selama bertahun-tahun penyakit Demam Berdarah Dengue telah menjadi masalah yang serius di negara-negara beriklim tropis termasuk di Indonesia. Seluruh wilayah di Indonesia mempunyai risiko untuk terjangkit penyakit ini, sebab baik virus penyebab maupun nyamuk penularnya sudah tersebar luas di perumahan penduduk maupun fasilitas umum diseluruh Indonesia. (Widodo Darmowandowo, 2002).

Penyakit Demam Berdarah Dengue pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada tahun 1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Sejak itu penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh profinsi di Indonesia kecuali Timor-Timur telah terjangkit penyakit. Sejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus menunjukan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun wilayah yang terjangkit dan secara sporadic selalu terjadi KLB setiap tahunnya. (Kristina, 2004)

Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate (IR) = 35,9 per 100.000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR) = 2%. Pada tahun 1999, IR menurun tajam sebesar 10,17%, namun tahun-tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15,99 pada tahun 2000; 21,66 pada tahun 2001; 19,24 pada tahun 2002; dan 23,87 pada tahun 2003. (Kristina, 2004) Sampai akhir tahun 2004, Departemen Kesehatan menetapkan 12 provinsi masuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue. 12 provinsi tersebut meliputi semua provinsi di seluruh Jawa, Jambi, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Jumlah kasus dari 12 provinsi tersebut sebanyak 12.224 orang dengan jumlah kematian sebesar 218 orang. Kebanyakan kasus demam berdarah ini terjadi di Pulau Jawa karena kepadatan penduduknya ditambah dengan semakin menumpuknya sampah dibeberapa kota besar di pulau Jawa.


(13)

Di Provinsi Jawa Barat, penderita Demam Berdarah Dengue pada tahun 2003 ditemukan sebanyak 8.907 orang dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2,26 %. jika dibandingkan dengan kejadian sejak tahun 2000, hal ini menunjukan adanya peningkatan jumlah kasus kesakitan maupun kematian akibat penyakit Demam Berdarah Dengue.

Pada tahun 2002 diketahui sebanyak 4.817 orang dengan kematian 62 orang (CFR = 1,30 %) dengan kasus baru (Incidence Rate –IR) adalah 12,00 per 100.000

penduduk, dilaporkan oleh seluruh kabupaten/kota. (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, 2004).

Peningkatan kasus ini dipengaruhi oleh tren kasus pola 5 tahunan setelah kasus tertinggi pada tahun 1998, ternyata berikutnya di tahun 2004 yang mencapai 19.012 penderita dengan kematian 214 orang. (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, 2004). Sedangkan pada tahun 2005 jumlah kasus DBD yang terjadi di provinsi Jawa Barat adalah 18.771 dengan Incidence Rate (IR) = 46,97 per 100.000 penduduk. (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, 2005).

Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit disebabkan karena kepadatan penduduk, adanya pemukiman baru, terdapatnya vektor nyamuk hampir diseluruh tanah air, adanya empat sel tipe virus yang bersirkulasi sepanjang tahun dan yang terpenting adalah kurangnya pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap pencegahan Demam Berdarah Dengue. (Kristina, 2004)

Pemicu merebaknya penyakit demam berdarah yang terjadi saat ini adalah karena kurangnya perhatian semua pihak terhadap masalah kesehatan lingkungan (Departemen Kesehatan R.I., 2004) Obat untuk pencegahan virus penyakit DBD belum ada, sehingga satu-satunya cara pencegahannya dengan memberantas vektor penyakit ini yaitu nyamuk Aedes aegypti di lingkungan sekitar tempat tinggal. Karena itu dibutuhkan peran serta aktif dari masyarakat dalam menanggulangi Penyakit Demam Berdarah Dengue ini. (Paiman, 2000)

Karena hal-hal tersebut diatas maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul Gambaran Pegetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Nyomplong Wilayah Kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi.


(14)

1.2. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pengaruh pengetahuan masyarakat dalam pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue terhadap angka kejadian Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Nyomplong, wilayah kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi.

2. Bagaimana pengaruh sikap masyarakat dalam pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue terhadap angka kejadian Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Nyomplong, wilayah kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi. 3. Bagaimana pengaruh perilaku masyarakat dalam pencegahan penyakit Demam

Berdarah Dengue terhadap angka kejadian Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Nyomplong, wilayah kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi. 1.3. Maksud dan Tujuan

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor masyarakat yang mempengeruhi pelaksanaan usaha pencegahan terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue.

1.3.2. Tujun PenelitianTujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengetahuan masyarakat terhadap usaha pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Nyomplong, wilayah kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi.

2. Mengetahui sikap masyarakat terhadap usaha pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Nyomplong, wilayah kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi.

3. Mengetahui perilaku masyarakat terhadap usaha pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Nyomplong, wilayah kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi.


(15)

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Untuk intansi terkait, penelitian ini berguna untuk mengetahui secara lebih jelas mengenai faktor-faktor lingkungan dan masyarakat mempengaruhi angka kejadian Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Nyomplong, wilayah kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi dan selanjutnya mempermudah penyusunan langkah-langkah pemberantasan dan pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue sehingga angka mortalitas dan morbiditas dapat dikurangi.

2. Untuk masyarakat khususnya masyarakat di Kelurahan Nyomplong, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta partisipasi masyarakat dalam pemberantasan dan pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue, sehingga untuk selanjutnya masyarakat dapat terhindar dari penyakit Demam Berdarah Dengue ini.

3. Dari segi akademik khususnya bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan mengenai pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

4. Memberikan masukan kepada penelitian berikutnya mengenai penyakit Demam Berdarah Dengue terutama pencegahannya.

1.5. Kerangka Pemikiran

Penyakit demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sudah merupakan kejadian luar biasa (KLB). Hal itu berdasarkan banyaknya kota di Tanah Air yang dilaporkan mengalami peningkatan kasus DBD. Bahkan, beberapa di antaranya dilaporkan telah merenggut korban jiwa.

Satu-satunya cara pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue adalah dengan pencegahan DBD melalui program pemberantasan vector penyakit yaitu nyamuk Aedes

aegypti di lingkungan sekitar tempat tinggal. Karena itu dibutuhkan peran serta aktif dari

masyarakat dalam menurunkan angka mortalitas dan mobiditas penyakit ini. Keberhasilan program pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue.


(16)

1.6. Metode Penelitian

Metode : Deskriptif

Rancangan : Cross sectional Instrumen : Kuesioner

Teknik pengambilan data : Survey dengan wawancara langsung Teknik penarikan sample : Simple Random Sampling

Responden : Warga Kelurahan Nyomplong, wilayah kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi.

Jumlah populasi : 2249KK ( 7010orang) Jumlah Sample : 340 KK

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.7.1. Lokasi Penelitian

Kelurahan Nyomplong, Wilayah Kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi. 1.7.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sejak bulan Juni 2006 hingga bilan Agustus 2006,dan proses persiapan, pelaksanaan dan pengolahan hasil penelitian dilakukan selama bulan Agustus 2006 sampai November 2006


(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di Kelurahan Nyomplong, wilayah kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi mengenai faktor-faktor pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue, dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. 58,7 % dari responden mempunyai pengetahuan yang cukup baik. 2. 90,2 % dari responden mempunyai sikap yang cukup baik.

3. 61,1 % dari responden mempunyai perilaku yang kurang.

5.2. Saran

Walaupun sebagian besar dari responden sudah mempunyai pengetahuan dan sikap yang cukup baik, akan tetapi masih terdapat 61,1 % dari responden yang berperilaku kurang. Hal ini membuktikan bahwa masih banyak masyarakat yang memiliki kesadaran yang kurang akan pentingnya pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue sehingga pelaksanaan program pencegahan tidak maksimal. Untuk keberhasilan program pencehagan penyakit Demam Berdarah Dengue ini terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh berbagai pihak. Karena itu kami sarankan untuk pelaksanaan:

a. Penyuluhan

Penyuluhan dengan tanya jawab dan menggunakan alat peraga dengan penekanan pada kegiatan 3M di lingkungan tempat tinggal dan sebaiknya penyuluhan dilakukan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.

b. Pemberian contoh

Pemberian contoh perilaku yang baik mengenai pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue khususnya 3M oleh tokoh masyarakat & pemuka agama di lingkungan masyarakat tersebut.


(18)

c. Kerjasama Lintas Sektoral

• Kerjasama yang baik antara Dinas Kesehatan dan Dinas Kebersihan untuk menjaga lingkungan dari sampah-sampah terutama sampah-sampah yang dapat membuat air tergenang.

• Kerjasama yang baik antara Dinas Kesehatan dan PDAM untuk menjaga kelancaran penyaluran air dari rumah kerumah sehingga masyarakat tidak harus menampung air pada tempat penampungan air.

• Kerjasama yang baik antara Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk memberikan pengetahuan sedini mungkin tentang Demam Berdarah Dengue termasuk cara pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Christantie Effendy. 1998. Perawatan Pasien DHF. Edisi Pertama. Jakarta: EGC. hal : 1

Department Kesehatan Republik Indonesia 2002. Wabah Demam Berdarah http://www.penyakitmenular.info/pm/kb_directory.asp . 23 agustus 2006

Indrawan. 2001. Mengenal dan Mencegah Demam Berdarah. Edisi Pertama. Bandung : Pionir Jaya. hal : 102

Kanwil Depkes Propinsi Jawa Barat. 2004. Profil Kesehatan Jawa Barat Tahun 2004 _____ 2005. Profil Kesehatan Jawa Barat Tahun 2005

Kristina. 2004. Demam Berdarah Dengue. http://www.litbang.depkes.go.id/index.htm . 23 agustus 2006

Paiman Soeparmanto. 2001. Peningkatan Penanggulangan Demam Berdarah Dengue

(DBD) Berbasis Masyarakat dengan Pendekatan Pendidikan Kesehatan.

http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?node=132 . 23 agustus 2006

Soekidjo Notoatmojo. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Kesehatan. Edisi I. Yogyakarta : Penerbit Andi Ofset.

Suhendro, Leonard Nainggolan, Khie Chen, Herdiman T. Pohan. 2006. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam. Edisi III. Jakarta : FK UI. hal : 1731,1733

T.H. Rampengan, I.R. Laurentz. 1997. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Edisi III. Jakarta : EGC. hal : 137.

World Health Organization. Pencegahan dan pengendalian Dengue dan Demam

Berdarah Dengue. 2005. Jakarta: EGC. hal : 4, 10, 18, 63- 75, 77, 129, 135-141,

154-155

Widodo Darmowandowo, 2002. Demam Berdarah Dengue.


(1)

1.2. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pengaruh pengetahuan masyarakat dalam pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue terhadap angka kejadian Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Nyomplong, wilayah kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi.

2. Bagaimana pengaruh sikap masyarakat dalam pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue terhadap angka kejadian Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Nyomplong, wilayah kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi. 3. Bagaimana pengaruh perilaku masyarakat dalam pencegahan penyakit Demam

Berdarah Dengue terhadap angka kejadian Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Nyomplong, wilayah kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi.

1.3. Maksud dan Tujuan 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor masyarakat yang mempengeruhi pelaksanaan usaha pencegahan terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue.

1.3.2. Tujun PenelitianTujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengetahuan masyarakat terhadap usaha pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Nyomplong, wilayah kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi.

2. Mengetahui sikap masyarakat terhadap usaha pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Nyomplong, wilayah kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi.

3. Mengetahui perilaku masyarakat terhadap usaha pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Nyomplong, wilayah kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi.


(2)

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Untuk intansi terkait, penelitian ini berguna untuk mengetahui secara lebih jelas mengenai faktor-faktor lingkungan dan masyarakat mempengaruhi angka kejadian Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Nyomplong, wilayah kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi dan selanjutnya mempermudah penyusunan langkah-langkah pemberantasan dan pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue sehingga angka mortalitas dan morbiditas dapat dikurangi.

2. Untuk masyarakat khususnya masyarakat di Kelurahan Nyomplong, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta partisipasi masyarakat dalam pemberantasan dan pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue, sehingga untuk selanjutnya masyarakat dapat terhindar dari penyakit Demam Berdarah Dengue ini.

3. Dari segi akademik khususnya bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan mengenai pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

4. Memberikan masukan kepada penelitian berikutnya mengenai penyakit Demam Berdarah Dengue terutama pencegahannya.

1.5. Kerangka Pemikiran

Penyakit demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sudah merupakan kejadian luar biasa (KLB). Hal itu berdasarkan banyaknya kota di Tanah Air yang dilaporkan mengalami peningkatan kasus DBD. Bahkan, beberapa di antaranya dilaporkan telah merenggut korban jiwa.

Satu-satunya cara pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue adalah dengan pencegahan DBD melalui program pemberantasan vector penyakit yaitu nyamuk Aedes aegypti di lingkungan sekitar tempat tinggal. Karena itu dibutuhkan peran serta aktif dari masyarakat dalam menurunkan angka mortalitas dan mobiditas penyakit ini. Keberhasilan program pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue.


(3)

1.6. Metode Penelitian

Metode : Deskriptif

Rancangan : Cross sectional

Instrumen : Kuesioner

Teknik pengambilan data : Survey dengan wawancara langsung Teknik penarikan sample : Simple Random Sampling

Responden : Warga Kelurahan Nyomplong, wilayah kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi.

Jumlah populasi : 2249KK ( 7010orang)

Jumlah Sample : 340 KK

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

1.7.1. Lokasi Penelitian

Kelurahan Nyomplong, Wilayah Kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi.

1.7.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sejak bulan Juni 2006 hingga bilan Agustus 2006,dan proses persiapan, pelaksanaan dan pengolahan hasil penelitian dilakukan selama bulan Agustus 2006 sampai November 2006


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di Kelurahan Nyomplong, wilayah kerja Pukesmas Pabuaran Kota Sukabumi mengenai faktor-faktor pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue, dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. 58,7 % dari responden mempunyai pengetahuan yang cukup baik. 2. 90,2 % dari responden mempunyai sikap yang cukup baik.

3. 61,1 % dari responden mempunyai perilaku yang kurang.

5.2. Saran

Walaupun sebagian besar dari responden sudah mempunyai pengetahuan dan sikap yang cukup baik, akan tetapi masih terdapat 61,1 % dari responden yang berperilaku kurang. Hal ini membuktikan bahwa masih banyak masyarakat yang memiliki kesadaran yang kurang akan pentingnya pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue sehingga pelaksanaan program pencegahan tidak maksimal. Untuk keberhasilan program pencehagan penyakit Demam Berdarah Dengue ini terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh berbagai pihak. Karena itu kami sarankan untuk pelaksanaan:

a. Penyuluhan

Penyuluhan dengan tanya jawab dan menggunakan alat peraga dengan penekanan pada kegiatan 3M di lingkungan tempat tinggal dan sebaiknya penyuluhan dilakukan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.

b. Pemberian contoh

Pemberian contoh perilaku yang baik mengenai pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue khususnya 3M oleh tokoh masyarakat & pemuka agama di lingkungan masyarakat tersebut.


(5)

c. Kerjasama Lintas Sektoral

• Kerjasama yang baik antara Dinas Kesehatan dan Dinas Kebersihan untuk menjaga lingkungan dari sampah-sampah terutama sampah-sampah yang dapat membuat air tergenang.

• Kerjasama yang baik antara Dinas Kesehatan dan PDAM untuk menjaga kelancaran penyaluran air dari rumah kerumah sehingga masyarakat tidak harus menampung air pada tempat penampungan air.

• Kerjasama yang baik antara Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk memberikan pengetahuan sedini mungkin tentang Demam Berdarah Dengue termasuk cara pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Christantie Effendy. 1998. Perawatan Pasien DHF. Edisi Pertama. Jakarta: EGC. hal : 1

Department Kesehatan Republik Indonesia 2002. Wabah Demam Berdarah http://www.penyakitmenular.info/pm/kb_directory.asp . 23 agustus 2006

Indrawan. 2001. Mengenal dan Mencegah Demam Berdarah. Edisi Pertama. Bandung : Pionir Jaya. hal : 102

Kanwil Depkes Propinsi Jawa Barat. 2004. Profil Kesehatan Jawa Barat Tahun 2004 _____ 2005. Profil Kesehatan Jawa Barat Tahun 2005

Kristina. 2004. Demam Berdarah Dengue. http://www.litbang.depkes.go.id/index.htm . 23 agustus 2006

Paiman Soeparmanto. 2001. Peningkatan Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) Berbasis Masyarakat dengan Pendekatan Pendidikan Kesehatan.

http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?node=132 . 23 agustus 2006

Soekidjo Notoatmojo. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Edisi I. Yogyakarta : Penerbit Andi Ofset.

Suhendro, Leonard Nainggolan, Khie Chen, Herdiman T. Pohan. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi III. Jakarta : FK UI. hal : 1731,1733

T.H. Rampengan, I.R. Laurentz. 1997. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Edisi III. Jakarta : EGC. hal : 137.

World Health Organization. Pencegahan dan pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue. 2005. Jakarta: EGC. hal : 4, 10, 18, 63- 75, 77, 129, 135-141, 154-155

Widodo Darmowandowo, 2002. Demam Berdarah Dengue.