Faktor-Faktor Penyebab Osteoporosis (Studi Pustaka).
Paulus Budi Santoso (0210186)
Pembimbing
: David Gunawan T., dr
Osteoporosis merupakan new communicable disease yang banyak dibicarakan,
dan menyerang terutama wanita pasca menopause. Walaupun demikian belum
banyak diketahui penyebab terjadinya osteoporosis pada wanita pasca menopause
maupun pada penderita osteoporosis lainnya.
Untuk maksud ini dalam karya tulis ini dibahas faktor$faktor yang menjadi
penyebab osteoporosis, patofisiologi terjadinya pengeroposan tulang dan juga
beberapa tindakan$tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk memperkuat
tulang, sekaligus mencegah terjadinya osteoporosis ini.
Osteoporosis merupakan penyakit skeletal sistemik, ditandai dengan densitas
massa tulang yang rendah dan meningkatnya kerapuhan tulang, yang dapat
diklasifikasikan baik menurut densitas massa tulang maupun secara
etiopatogenesisnya.
Secara etiopatogenesis, osteoporosis dibagi dalam osteoporosis primer yang
terdiri dari Idiopathic iuvenile osteoporosis, Idiopathic osteoporosis in young
adults dan Involutional osteoporosis (Type I, II dan III), serta osteoporosis
sekunder yang terdiri dari berbagai kelainan$kelainan atau penyakit$penyakit atau
zat$zat dan obat$obatan yang dapat menginduksi terjadinya pengeroposan tulang.
Sebagai kesimpulan, terdapat faktor$faktor yang dapat menyebabkan
osteoporosis, baik osteoporosis primer maupun osteoporosis sekunder dengan
patofisiologinya, dimana dari semua faktor penyebab yang ada ditemukan adanya
penurunan densitas massa tulang yang nyata disertai dengan peningkatan risiko
terjadinya fraktur pada tulang tersebut
Paulus Budi Santoso (0210186)
Tutor
: David Gunawan T., dr
Osteoporosis is the illness that now common discussed and is the new
communicable disease that attacks especially the post menopause woman.
Nevertheless often is not yet known factors that cause of the occurrence
osteoporosis, to the post menopause woman and to the other patients.
For this intention, in this scientific paper will be discussed factors that
becoming cause of the osteoporosis, how pathophysiology the occurrence of the
fragility of bones but also the preventive action that could be done for reinforced
bones and prevented the osteoporosis.
Osteoporosis was the systemic skeletal illness that marked with low bone mass
density and the increase in the fragility of bones that classified good according to
bone mass density or from her cause factors.
According to the cause factors, osteoporosis divided in primary osteoporosis
that consist of idiopathic iuvenile osteoporosis, idiopathic osteoporosis in young
adults and involution osteoporosis (Type I, II, III), as well as secondary
osteoporosis that consist from various deviations or the illness or medicines that
could inducting the occurrence osteoporosis.
As the conclusion, there are many factors that becoming cause of the primary
and secondary osteoporosis with their pathophysiology, where from all the causes
of the decline happened bone mass density that real and followed with the
increase in the risk of happening fracture to the patients.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL DALAM
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
SURAT PERNYATAAN
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
v
PRAKATA
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR GRAFIK
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1
1.2 Identifikasi masalah
2
1.3 Maksud dan tujuan
2
1.4 Manfaat karya tulis ilmiah
2
1.5 Waktu penulisan
3
1.6 Metode penulisan
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik tulang
4
2.1.1 Morfologi tulang
4
2.1.2 Komposisi tulang
6
2.1.2.1 Matriks tulang
6
2.1.2.2 Sel$sel tulang
7
2.1.3 Remodelling tulang
9
2.1.4 Kontrol pertumbuhan, komposisi dan massa tulang
10
2.1.5 Faktor$faktor yang mengatur pembentukan dan resorpsi tulang
11
2.1.5.1 Hormon yang mengatur kalsium
11
2.1.5.2 Hormon$hormon sistemik
12
2.1.5.3 Faktor$faktor lokal
14
2.1.6 Puncak massa tulang
15
16
2.2 Osteoporosis
2.2.1 Definisi osteoporosis
16
2.2.2 Klasifikasi osteoporosis
17
2.2.3 Epidemiologi osteoporosis
19
2.2.4 Faktor$faktor risiko osteoporosis
20
2.2.5 Faktor$faktor penyebab osteoporosis
23
2.2.5.1 Idiopathic iuvenille osteoporosis dan idiophatic
23
osteoporosis in young adults
2.2.5.2 Osteoporosis pasca menopause
23
2.2.5.3 Osteoporosis senilis
25
2.2.5.4 Penyebab endokrin
26
2.2.5.5 Penyebab medikamentosa
32
2.2.5.6 Mielogen/onkologis
38
2.2.5.7 Parainfeksius/immunogen
38
2.2.5.8 Inaktivitas / immobilitas
39
2.2.5.9 Osteopati intestinal
40
2.2.5.10 Transplantasi organ
42
2.2.5.11 Renal osteodystrophy
43
2.2.6 Patofisiologi osteoporosis
44
2.2.7 Gejala klinik osteoporosis
46
2.2.8 Diagnosis osteoporosis
47
2.2.8.1 Anamnesis
47
2.2.8.2 Pemeriksaan fisik
47
2.2.8.3 Pemeriksaan laboratorium
47
2.2.8.4 Pemeriksaan radiologi
50
2.2.8.5 Pengukuran Bone Mass Density (BMD)
50
2.2.9
Diagnosis banding osteoporosis
51
2.2.10 Penatalaksanaan osteoporosis
51
2.2.11 Prognosis
52
2.2.12 Tindakan$tindakan preventif
53
BAB III PEMBAHASAN
58
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
62
4.1 Kesimpulan
62
4.2 Saran
62
DAFTAR PUSTAKA
63
RIWAYAT HIDUP
66
TABEL
HALAMAN
Tabel 2.1
Perbedaan osteoporosis tipe I dan tipe II
18
Tabel 2.2
Diagnosis banding pada pemeriksaan PTH
48
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 2.1
Model tulang
5
Gambar 2.2
Osteosit dan osteoblast
8
Gambar 2.3
Osteoklas
8
Gambar 2.4
Gambar penderita Cushing
27
Gambar 2.5
Osteoporosis akibat hipogonadismus
29
Gambar 2.6
Penderita osteoporosis
46
DAFTAR GRAFIK
HALAMAN
Grafik 2.1
Estimasi kejadian fraktur tulang pinggul pada wanita dan pria
20
Grafik 2.2
Hubungan antara usia dengan hilangnya mineral
24
Grafik 2.3
Kadar mineral tulang radius pre dan post paratiroidektomi
30
Grafik 2.4
Perbedaan penurunan massa tulang pada pria dan wanita
44
Grafik 2.5
Insidensi fraktur pada wanita usia 60 dan 80 tahun
52
Grafik 2.6
Densitas tulang femur pada yang olahraga dan tidak
55
DAFTAR BAGAN
HALAMAN
Bagan 2.1
Pengaruh faktor$faktor risiko pada osteoporosis
22
Bagan 2.2
Mekanisme akibat berkurangnya estrogen
25
Bagan 2.3
Patofisiologi osteoporosis senilis
26
2
&
Nama
: Paulus Budi Santoso
Tempat/tanggal lahir
: Semarang, 25 Agustus 1976
Alamat
: Jl. Terusan Babakan Jeruk I/115 Bandung
Agama
: Kristen
Nama ayah
: Angkawidjaja
Nama ibu
: Pudji Winarni
3&
1988 lulus SDN I Bangsri$Jepara
1991 lulus SMP YSKI Semarang
1994 lulus SMU YSKI Semarang
2002 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Bandung
1.1 Latar belakang
Osteoporosis, yang ditandai dengan berkurangnya kekuatan tulang, menyerang
terutama wanita pasca menopause, tetapi dapat pula menyerang laki$laki dan
wanita, terutama usia tua, lainnya yang mempunyai faktor risiko maupun penyakit
yang dapat menyebabkan osteoporosis. (Kanis, 1995)
Osteoporosis mempunyai arti klinis ketika timbul rasa sakit ataupun fraktur
yang diakibatkan oleh penyakit ini. Di beberapa negara, osteoporosis telah
menjadi penyakit metabolisme tulang yang utama. Di negara lainnya, seiring
dengan meningkatnya harapan hidup dan perubahan pola gaya hidup, mayoritas
masyarakat akan dihadapkan dengan masalah osteoporosis ini. (Ringe, 1990)
Pada wanita angka kejadian osteoporosis lebih tinggi. Pada osteoporosis tipe I,
rasio wanita dibanding laki$laki 6:1, sedangkan tipe II rasionya 2:1. (www.merck$
medicus.com) Menarik juga untuk diketahui angka kejadian osteoporosis
bervariasi, yang salah satunya tergantung dari faktor genetik dan ras. Dari
penelitian di Amerika Serikat 17% wanita ras Kaukasia pasca menopause
menderita osteoporosis, sedangkan ras Hispanik 12% dan ras Afrika$Amerika 8%.
Dan juga dari penelitian menunjukkan angka kejadian fraktur osteoporosis yang
tertinggi terjadi di Amerika Utara dan Eropa, terutama negara$negara di
Skandinavia, sedangkan di Afrika dan Asia didapatkan angka kejadian yang
rendah, yang diperkirakan oleh WHO juga akan meningkat. (WHO, 2003)
Masalah utama pada penyakit ini adalah diagnosis penyakit ini biasanya baru
ditegakkan setelah terjadi fraktur ataupun lama setelah gejala awal penyakit ini,
oleh karena hilangnya substansi tulang pada osteoporosis berjalan sangat lambat
dan selama itu gejala yang ada asimptomatis. Dan juga meningkatnya harapan
hidup masyarakat serta perubahan pola hidup yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya osteoporosis (WHO, 2003)
Oleh sebab itu, pengetahuan mengenai faktor$faktor risiko dan penyebab
osteoporosis ini penting untuk diketahui, sehingga memberi kemungkinan
melakukan tindakan$tindakan preventif maupun mengubah pola hidup yang dapat
mempercepat terjadinya osteoporosis.
1.2 Identifikasi masalah
Apakah faktor$faktor yang menjadi penyebab osteoporosis dan bagaimana
patogenesisnya.
1.3 Maksud dan tujuan
Maksud dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk menjelaskan faktor$
faktor yang menjadi penyebab osteoporosis dan patogenesisnya.
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui faktor$faktor yang dapat
menyebabkan osteoporosis dan patogenesisnya sehingga dapat diketahui tindakan$
tindakan preventif dan intervensi dini yang mungkin bisa dilakukan untuk
mencegah komplikasi yang terjadi akibat osteoporosis.
1.4 Manfaat karya tulis ilmiah
Dari karya tulis ini diharapkan dapat mendorong bagi para pembaca, terutama
civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha untuk
meneliti lebih lanjut tentang faktor$faktor risiko yang berperan sebagai penyebab
osteoporosis, dan juga bagi masyarakat umum dapat menyadari akan pentingnya
masalah osteoporosis ini sehingga mengupayakan tindakan$tindakan yang dapat
mencegah ataupun memperburuk terjadinya osteoporosis.
1.5 Waktu penulisan
Waktu penulisan karya tulis ilmiah ini adalah Maret 2005 $ Januari 2006.
1.6 Metode penulisan
Metode penulisan karya tulis ilmiah ini adalah dengan studi pustaka
4.1 Kesimpulan
Terdapat banyak faktor$faktor yang dapat menyebabkan osteoporosis, baik
osteoporosis primer (penuaan, pasca menopause, dan juga penyebab yang belum
diketahui) maupun osteoporosis sekunder (kelainan endokrin, obat$obatan,
mielogen/onkologis, parainfeksius, inaktivitas, herediter dan juga osteopati
kompleks lainnya) dengan patofisiologinya, dan dari semua faktor penyebab yang
ada ditemukan adanya penurunan densitas massa tulang yang nyata disertai
dengan peningkatan risiko terjadinya fraktur pada tulang tersebut.
4.2 Saran
Perlu diteliti lebih lanjut untuk menemukan hal$hal sebagai berikut:
1. Gen yang berperan dalam terjadinya osteoporosis, sehingga deteksi dini
dapat dilakukan sebagai bagian dari pencegahan terjadinya komplikasi
yang lebih lanjut.
2. Pengobatan penderita osteoporosis yang tidak memberikan efek samping
pada pemakai obat$obatan tersebut.
3. Pengaruh faktor$faktor risiko seperti genetik, ras dan lingkungan terhadap
terjadinya osteoporosis.
4. Tindakan$tindakan preventif yang dapat dilakukan pada usia dini maupun
pada masa$masa krisis (wanita menopause) untuk mencegah osteoporosis.
American Society for Clinical Investigation., 2000., Growth Hormon.,
http://www.jci.org/cgi/content/full/106/9/1095., December 22nd, 2005
Anthuber S., et al., 2005., Hormone und Haare., http://www.gyngh.klinikum.uni$
muenchen.de/repmed/ge5.htm, December 30th, 2005
Balli M., 2001.,
Steroide, biochemische Knochenmarker, Knochendichte und
Histomorphometrie bei Osteoporosepatienten.,
http://www.uniklinikum$giessen.de/med3/dissertationen/2001_Balli_Markus.pdf.,
December 26th, 2005
Burckhardt P., 2005. Aetiology and pathogenesis of female osteoporosis.,
http://www.boneandjoint_training.ca., December 26th, 2005
Diener, Hans$Christoph., 2002., Osteoporose durch Antiepileptika in
Arzneiverordnung in der Praxis., http://www.akdae.de/25/Archiv/200202.pdf,
December 30th, 2005
Fitzpatrick L.A., 2002., Secondary causes of osteoporosis.,
http://www.mayoclinicproceeding.com/inside.asp?AID=104&UID=,
November 13th, 2005
Goldberg G. 2004. Nutrition and bone. The medicine publishing company Ltd
Gonzalez E.A., 2000., The role of cytokines in skeletal remodelling: possible
consequences
for
renal
osteodystrophy.,
http://ndt.oxfordjournals.org/cgi/content/full/15/7/945., December 22nd, 2005
Ichamsjah A. Rachman. 2003. Peranan estrogen sebagai pencegahan dan pengobatan
osteoporosis pasca menopause (Osteoporosis primer) dalam Pertemuan ilmiah
tahunan nasional I Perosi., Perhimpunan Osteoporosis Indonesia
Joewono Soeroso. 2005. Corticosteroid Induced Osteoporosis in Strong bones for healthy
body., Indonesian Osteoporosis Association
Junquera L.C., Carniero J., Kelly R.O. 1997. Histologi dasar. Edisi 8. Jakarta:
EGC. p. 136$250
Kamus saku kedokteran Dorland. Edisi 25, 1998. Jakarta: EGC. p. 809
Kanis J.A. 1995. Osteoporose. Berlin: Blackwell Wissenschaft Verlag. p. 1$8;
26$32; 41$53; 67$93; 96$132
K. Suheimi. 2003. Osteoporosis post menopause dalam Pertemuan ilmiah tahunan
nasional I Perosi., Perhimpunan Osteoporosis Indonesia
Kubitschek J., 2003., Bier stärkt die Knochen und beugt osteoporose vor.,
http://www.medizin$2000.de/news/2003/osteoporose$bier.html,
December 22nd,
2005
Leonhardt H. 1990. Histologie, Zytologie und Mikroanatomie des Menschen. 8.
Auflage. Stuttgart: Thieme Verlag. p. 137$152
Li X.J., Jee W.S., Li Y.L., 2005., Transient effects of subcutaneously administered
prostaglandin E2 on cancellous and cortical bone in young adult.,
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=PubMed&
list_uids=2252812&dopt=Abstract., December 22nd 2005
Merckmedicus modules., 2001 Osteoporosis.,
http://www.merckmedicus.com/pp/us/hcp/diseasemodules/osteoporosis/defaul
t.jsp, November 13th, 2005
Nursal Asbiran. 2003. Marker biokimia pada osteoporosis dalam Pertemuan ilmiah
tahunan nasional I Perosi., Perhimpunan Osteoporosis Indonesia
Opmale.,
2005.,
Osteoporosis
in
th
http://courses.washington.edu/bonephys/opmale.html, May 30 , 2005
male.,
Prodia., 2005., Parameter untuk menilai aktivitas pembentukan tulang.,
December 26th,
http://www.prodia.co.id/info_terkini/isi_osteo2004.html.,
2005
Prodia., 2005., Parameter untuk menilai aktivitas resorpsi
http://www.prodia.co.id/info terkini/isi osteo 2005.html., January 2nd, 2006
tulang.,
Pradana Soewondo. 2003. Osteoporosis pada laki$laki dalam Pertemuan ilmiah tahunan
nasional I Perosi., Perhimpunan Osteoporosis Indonesia
R. Boedhi Darmojo. 2005. Osteoporosis in senile elderly patients in Strong bones
for healthy body., Indonesian Osteoporosis Association
Ringe J.D.
1991.
Therapiemöglichkeiten.
409$466;
Osteoporose: Pathogenese, Diagnostik und
Berlin: De Guyter. p. 1$13; 1$7; 64$80; 89$90;
Rutherford D., 2005., Osteoporosis., http://www.NetDoctor.co.uk, May 30th, 2005
Skerry T.M., 2005., Tumour necrosis factor and interleukin+1.,
http://www.unu.edu/unupress/food2/UID06E/uid06e19.htm., December 22nd,
2005
Stevensson J.C., Marsh M.S. 1992. An atlas of osteoporosis., The Pathenon Publishing
Group. p. 15$29; 41; 59
Syafril Syahbuddin. 2003. Osteoporosis sekunder dalam Pertemuan ilmiah tahunan
nasional I Perosi., Perhimpunan Osteoporosis Indonesia
Tanya T.M Rotikan. 2003. The role of exercise and fall risk dalam Pertemuan ilmiah
tahunan nasional I Perosi., Perhimpunan Osteoporosis Indonesia
Universität
Heidelberg.,
2005.,
Labor+Analyse.,
heidelberg.de/inst/ikc/clearing/schiwara$analysen.i$p.pdf
http://www.ma.uni$
WHO technical report series., 2003., Prevention and management of
osteoporosis., http://www.who.int., November 13th, 2005
Woodson G., 2005., Evaluation and management of male osteoporosis.,
http://www.osteotest.com/documents/clinicans/treatment/evaluation%2520Ma
nagement%2520Male%2520Osteoporosis%2520by%2520GCW.doc,
December 30th, 2005
Woolf A.D., Dixon S.J. 1990. Osteoporosis: A clinical guide. London: Martin
Dunitz. p. 16$25; 73$109
Yano H., Ohya K., Amagasa T., 1994., Effects of insulin on in vitro bone formation.,
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=db=PubMed&list
_uids=7951582&dopt=Abstract1994Jun, December 22nd, 2005
Pembimbing
: David Gunawan T., dr
Osteoporosis merupakan new communicable disease yang banyak dibicarakan,
dan menyerang terutama wanita pasca menopause. Walaupun demikian belum
banyak diketahui penyebab terjadinya osteoporosis pada wanita pasca menopause
maupun pada penderita osteoporosis lainnya.
Untuk maksud ini dalam karya tulis ini dibahas faktor$faktor yang menjadi
penyebab osteoporosis, patofisiologi terjadinya pengeroposan tulang dan juga
beberapa tindakan$tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk memperkuat
tulang, sekaligus mencegah terjadinya osteoporosis ini.
Osteoporosis merupakan penyakit skeletal sistemik, ditandai dengan densitas
massa tulang yang rendah dan meningkatnya kerapuhan tulang, yang dapat
diklasifikasikan baik menurut densitas massa tulang maupun secara
etiopatogenesisnya.
Secara etiopatogenesis, osteoporosis dibagi dalam osteoporosis primer yang
terdiri dari Idiopathic iuvenile osteoporosis, Idiopathic osteoporosis in young
adults dan Involutional osteoporosis (Type I, II dan III), serta osteoporosis
sekunder yang terdiri dari berbagai kelainan$kelainan atau penyakit$penyakit atau
zat$zat dan obat$obatan yang dapat menginduksi terjadinya pengeroposan tulang.
Sebagai kesimpulan, terdapat faktor$faktor yang dapat menyebabkan
osteoporosis, baik osteoporosis primer maupun osteoporosis sekunder dengan
patofisiologinya, dimana dari semua faktor penyebab yang ada ditemukan adanya
penurunan densitas massa tulang yang nyata disertai dengan peningkatan risiko
terjadinya fraktur pada tulang tersebut
Paulus Budi Santoso (0210186)
Tutor
: David Gunawan T., dr
Osteoporosis is the illness that now common discussed and is the new
communicable disease that attacks especially the post menopause woman.
Nevertheless often is not yet known factors that cause of the occurrence
osteoporosis, to the post menopause woman and to the other patients.
For this intention, in this scientific paper will be discussed factors that
becoming cause of the osteoporosis, how pathophysiology the occurrence of the
fragility of bones but also the preventive action that could be done for reinforced
bones and prevented the osteoporosis.
Osteoporosis was the systemic skeletal illness that marked with low bone mass
density and the increase in the fragility of bones that classified good according to
bone mass density or from her cause factors.
According to the cause factors, osteoporosis divided in primary osteoporosis
that consist of idiopathic iuvenile osteoporosis, idiopathic osteoporosis in young
adults and involution osteoporosis (Type I, II, III), as well as secondary
osteoporosis that consist from various deviations or the illness or medicines that
could inducting the occurrence osteoporosis.
As the conclusion, there are many factors that becoming cause of the primary
and secondary osteoporosis with their pathophysiology, where from all the causes
of the decline happened bone mass density that real and followed with the
increase in the risk of happening fracture to the patients.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL DALAM
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
SURAT PERNYATAAN
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
v
PRAKATA
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR GRAFIK
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1
1.2 Identifikasi masalah
2
1.3 Maksud dan tujuan
2
1.4 Manfaat karya tulis ilmiah
2
1.5 Waktu penulisan
3
1.6 Metode penulisan
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik tulang
4
2.1.1 Morfologi tulang
4
2.1.2 Komposisi tulang
6
2.1.2.1 Matriks tulang
6
2.1.2.2 Sel$sel tulang
7
2.1.3 Remodelling tulang
9
2.1.4 Kontrol pertumbuhan, komposisi dan massa tulang
10
2.1.5 Faktor$faktor yang mengatur pembentukan dan resorpsi tulang
11
2.1.5.1 Hormon yang mengatur kalsium
11
2.1.5.2 Hormon$hormon sistemik
12
2.1.5.3 Faktor$faktor lokal
14
2.1.6 Puncak massa tulang
15
16
2.2 Osteoporosis
2.2.1 Definisi osteoporosis
16
2.2.2 Klasifikasi osteoporosis
17
2.2.3 Epidemiologi osteoporosis
19
2.2.4 Faktor$faktor risiko osteoporosis
20
2.2.5 Faktor$faktor penyebab osteoporosis
23
2.2.5.1 Idiopathic iuvenille osteoporosis dan idiophatic
23
osteoporosis in young adults
2.2.5.2 Osteoporosis pasca menopause
23
2.2.5.3 Osteoporosis senilis
25
2.2.5.4 Penyebab endokrin
26
2.2.5.5 Penyebab medikamentosa
32
2.2.5.6 Mielogen/onkologis
38
2.2.5.7 Parainfeksius/immunogen
38
2.2.5.8 Inaktivitas / immobilitas
39
2.2.5.9 Osteopati intestinal
40
2.2.5.10 Transplantasi organ
42
2.2.5.11 Renal osteodystrophy
43
2.2.6 Patofisiologi osteoporosis
44
2.2.7 Gejala klinik osteoporosis
46
2.2.8 Diagnosis osteoporosis
47
2.2.8.1 Anamnesis
47
2.2.8.2 Pemeriksaan fisik
47
2.2.8.3 Pemeriksaan laboratorium
47
2.2.8.4 Pemeriksaan radiologi
50
2.2.8.5 Pengukuran Bone Mass Density (BMD)
50
2.2.9
Diagnosis banding osteoporosis
51
2.2.10 Penatalaksanaan osteoporosis
51
2.2.11 Prognosis
52
2.2.12 Tindakan$tindakan preventif
53
BAB III PEMBAHASAN
58
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
62
4.1 Kesimpulan
62
4.2 Saran
62
DAFTAR PUSTAKA
63
RIWAYAT HIDUP
66
TABEL
HALAMAN
Tabel 2.1
Perbedaan osteoporosis tipe I dan tipe II
18
Tabel 2.2
Diagnosis banding pada pemeriksaan PTH
48
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 2.1
Model tulang
5
Gambar 2.2
Osteosit dan osteoblast
8
Gambar 2.3
Osteoklas
8
Gambar 2.4
Gambar penderita Cushing
27
Gambar 2.5
Osteoporosis akibat hipogonadismus
29
Gambar 2.6
Penderita osteoporosis
46
DAFTAR GRAFIK
HALAMAN
Grafik 2.1
Estimasi kejadian fraktur tulang pinggul pada wanita dan pria
20
Grafik 2.2
Hubungan antara usia dengan hilangnya mineral
24
Grafik 2.3
Kadar mineral tulang radius pre dan post paratiroidektomi
30
Grafik 2.4
Perbedaan penurunan massa tulang pada pria dan wanita
44
Grafik 2.5
Insidensi fraktur pada wanita usia 60 dan 80 tahun
52
Grafik 2.6
Densitas tulang femur pada yang olahraga dan tidak
55
DAFTAR BAGAN
HALAMAN
Bagan 2.1
Pengaruh faktor$faktor risiko pada osteoporosis
22
Bagan 2.2
Mekanisme akibat berkurangnya estrogen
25
Bagan 2.3
Patofisiologi osteoporosis senilis
26
2
&
Nama
: Paulus Budi Santoso
Tempat/tanggal lahir
: Semarang, 25 Agustus 1976
Alamat
: Jl. Terusan Babakan Jeruk I/115 Bandung
Agama
: Kristen
Nama ayah
: Angkawidjaja
Nama ibu
: Pudji Winarni
3&
1988 lulus SDN I Bangsri$Jepara
1991 lulus SMP YSKI Semarang
1994 lulus SMU YSKI Semarang
2002 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Bandung
1.1 Latar belakang
Osteoporosis, yang ditandai dengan berkurangnya kekuatan tulang, menyerang
terutama wanita pasca menopause, tetapi dapat pula menyerang laki$laki dan
wanita, terutama usia tua, lainnya yang mempunyai faktor risiko maupun penyakit
yang dapat menyebabkan osteoporosis. (Kanis, 1995)
Osteoporosis mempunyai arti klinis ketika timbul rasa sakit ataupun fraktur
yang diakibatkan oleh penyakit ini. Di beberapa negara, osteoporosis telah
menjadi penyakit metabolisme tulang yang utama. Di negara lainnya, seiring
dengan meningkatnya harapan hidup dan perubahan pola gaya hidup, mayoritas
masyarakat akan dihadapkan dengan masalah osteoporosis ini. (Ringe, 1990)
Pada wanita angka kejadian osteoporosis lebih tinggi. Pada osteoporosis tipe I,
rasio wanita dibanding laki$laki 6:1, sedangkan tipe II rasionya 2:1. (www.merck$
medicus.com) Menarik juga untuk diketahui angka kejadian osteoporosis
bervariasi, yang salah satunya tergantung dari faktor genetik dan ras. Dari
penelitian di Amerika Serikat 17% wanita ras Kaukasia pasca menopause
menderita osteoporosis, sedangkan ras Hispanik 12% dan ras Afrika$Amerika 8%.
Dan juga dari penelitian menunjukkan angka kejadian fraktur osteoporosis yang
tertinggi terjadi di Amerika Utara dan Eropa, terutama negara$negara di
Skandinavia, sedangkan di Afrika dan Asia didapatkan angka kejadian yang
rendah, yang diperkirakan oleh WHO juga akan meningkat. (WHO, 2003)
Masalah utama pada penyakit ini adalah diagnosis penyakit ini biasanya baru
ditegakkan setelah terjadi fraktur ataupun lama setelah gejala awal penyakit ini,
oleh karena hilangnya substansi tulang pada osteoporosis berjalan sangat lambat
dan selama itu gejala yang ada asimptomatis. Dan juga meningkatnya harapan
hidup masyarakat serta perubahan pola hidup yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya osteoporosis (WHO, 2003)
Oleh sebab itu, pengetahuan mengenai faktor$faktor risiko dan penyebab
osteoporosis ini penting untuk diketahui, sehingga memberi kemungkinan
melakukan tindakan$tindakan preventif maupun mengubah pola hidup yang dapat
mempercepat terjadinya osteoporosis.
1.2 Identifikasi masalah
Apakah faktor$faktor yang menjadi penyebab osteoporosis dan bagaimana
patogenesisnya.
1.3 Maksud dan tujuan
Maksud dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk menjelaskan faktor$
faktor yang menjadi penyebab osteoporosis dan patogenesisnya.
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui faktor$faktor yang dapat
menyebabkan osteoporosis dan patogenesisnya sehingga dapat diketahui tindakan$
tindakan preventif dan intervensi dini yang mungkin bisa dilakukan untuk
mencegah komplikasi yang terjadi akibat osteoporosis.
1.4 Manfaat karya tulis ilmiah
Dari karya tulis ini diharapkan dapat mendorong bagi para pembaca, terutama
civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha untuk
meneliti lebih lanjut tentang faktor$faktor risiko yang berperan sebagai penyebab
osteoporosis, dan juga bagi masyarakat umum dapat menyadari akan pentingnya
masalah osteoporosis ini sehingga mengupayakan tindakan$tindakan yang dapat
mencegah ataupun memperburuk terjadinya osteoporosis.
1.5 Waktu penulisan
Waktu penulisan karya tulis ilmiah ini adalah Maret 2005 $ Januari 2006.
1.6 Metode penulisan
Metode penulisan karya tulis ilmiah ini adalah dengan studi pustaka
4.1 Kesimpulan
Terdapat banyak faktor$faktor yang dapat menyebabkan osteoporosis, baik
osteoporosis primer (penuaan, pasca menopause, dan juga penyebab yang belum
diketahui) maupun osteoporosis sekunder (kelainan endokrin, obat$obatan,
mielogen/onkologis, parainfeksius, inaktivitas, herediter dan juga osteopati
kompleks lainnya) dengan patofisiologinya, dan dari semua faktor penyebab yang
ada ditemukan adanya penurunan densitas massa tulang yang nyata disertai
dengan peningkatan risiko terjadinya fraktur pada tulang tersebut.
4.2 Saran
Perlu diteliti lebih lanjut untuk menemukan hal$hal sebagai berikut:
1. Gen yang berperan dalam terjadinya osteoporosis, sehingga deteksi dini
dapat dilakukan sebagai bagian dari pencegahan terjadinya komplikasi
yang lebih lanjut.
2. Pengobatan penderita osteoporosis yang tidak memberikan efek samping
pada pemakai obat$obatan tersebut.
3. Pengaruh faktor$faktor risiko seperti genetik, ras dan lingkungan terhadap
terjadinya osteoporosis.
4. Tindakan$tindakan preventif yang dapat dilakukan pada usia dini maupun
pada masa$masa krisis (wanita menopause) untuk mencegah osteoporosis.
American Society for Clinical Investigation., 2000., Growth Hormon.,
http://www.jci.org/cgi/content/full/106/9/1095., December 22nd, 2005
Anthuber S., et al., 2005., Hormone und Haare., http://www.gyngh.klinikum.uni$
muenchen.de/repmed/ge5.htm, December 30th, 2005
Balli M., 2001.,
Steroide, biochemische Knochenmarker, Knochendichte und
Histomorphometrie bei Osteoporosepatienten.,
http://www.uniklinikum$giessen.de/med3/dissertationen/2001_Balli_Markus.pdf.,
December 26th, 2005
Burckhardt P., 2005. Aetiology and pathogenesis of female osteoporosis.,
http://www.boneandjoint_training.ca., December 26th, 2005
Diener, Hans$Christoph., 2002., Osteoporose durch Antiepileptika in
Arzneiverordnung in der Praxis., http://www.akdae.de/25/Archiv/200202.pdf,
December 30th, 2005
Fitzpatrick L.A., 2002., Secondary causes of osteoporosis.,
http://www.mayoclinicproceeding.com/inside.asp?AID=104&UID=,
November 13th, 2005
Goldberg G. 2004. Nutrition and bone. The medicine publishing company Ltd
Gonzalez E.A., 2000., The role of cytokines in skeletal remodelling: possible
consequences
for
renal
osteodystrophy.,
http://ndt.oxfordjournals.org/cgi/content/full/15/7/945., December 22nd, 2005
Ichamsjah A. Rachman. 2003. Peranan estrogen sebagai pencegahan dan pengobatan
osteoporosis pasca menopause (Osteoporosis primer) dalam Pertemuan ilmiah
tahunan nasional I Perosi., Perhimpunan Osteoporosis Indonesia
Joewono Soeroso. 2005. Corticosteroid Induced Osteoporosis in Strong bones for healthy
body., Indonesian Osteoporosis Association
Junquera L.C., Carniero J., Kelly R.O. 1997. Histologi dasar. Edisi 8. Jakarta:
EGC. p. 136$250
Kamus saku kedokteran Dorland. Edisi 25, 1998. Jakarta: EGC. p. 809
Kanis J.A. 1995. Osteoporose. Berlin: Blackwell Wissenschaft Verlag. p. 1$8;
26$32; 41$53; 67$93; 96$132
K. Suheimi. 2003. Osteoporosis post menopause dalam Pertemuan ilmiah tahunan
nasional I Perosi., Perhimpunan Osteoporosis Indonesia
Kubitschek J., 2003., Bier stärkt die Knochen und beugt osteoporose vor.,
http://www.medizin$2000.de/news/2003/osteoporose$bier.html,
December 22nd,
2005
Leonhardt H. 1990. Histologie, Zytologie und Mikroanatomie des Menschen. 8.
Auflage. Stuttgart: Thieme Verlag. p. 137$152
Li X.J., Jee W.S., Li Y.L., 2005., Transient effects of subcutaneously administered
prostaglandin E2 on cancellous and cortical bone in young adult.,
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=PubMed&
list_uids=2252812&dopt=Abstract., December 22nd 2005
Merckmedicus modules., 2001 Osteoporosis.,
http://www.merckmedicus.com/pp/us/hcp/diseasemodules/osteoporosis/defaul
t.jsp, November 13th, 2005
Nursal Asbiran. 2003. Marker biokimia pada osteoporosis dalam Pertemuan ilmiah
tahunan nasional I Perosi., Perhimpunan Osteoporosis Indonesia
Opmale.,
2005.,
Osteoporosis
in
th
http://courses.washington.edu/bonephys/opmale.html, May 30 , 2005
male.,
Prodia., 2005., Parameter untuk menilai aktivitas pembentukan tulang.,
December 26th,
http://www.prodia.co.id/info_terkini/isi_osteo2004.html.,
2005
Prodia., 2005., Parameter untuk menilai aktivitas resorpsi
http://www.prodia.co.id/info terkini/isi osteo 2005.html., January 2nd, 2006
tulang.,
Pradana Soewondo. 2003. Osteoporosis pada laki$laki dalam Pertemuan ilmiah tahunan
nasional I Perosi., Perhimpunan Osteoporosis Indonesia
R. Boedhi Darmojo. 2005. Osteoporosis in senile elderly patients in Strong bones
for healthy body., Indonesian Osteoporosis Association
Ringe J.D.
1991.
Therapiemöglichkeiten.
409$466;
Osteoporose: Pathogenese, Diagnostik und
Berlin: De Guyter. p. 1$13; 1$7; 64$80; 89$90;
Rutherford D., 2005., Osteoporosis., http://www.NetDoctor.co.uk, May 30th, 2005
Skerry T.M., 2005., Tumour necrosis factor and interleukin+1.,
http://www.unu.edu/unupress/food2/UID06E/uid06e19.htm., December 22nd,
2005
Stevensson J.C., Marsh M.S. 1992. An atlas of osteoporosis., The Pathenon Publishing
Group. p. 15$29; 41; 59
Syafril Syahbuddin. 2003. Osteoporosis sekunder dalam Pertemuan ilmiah tahunan
nasional I Perosi., Perhimpunan Osteoporosis Indonesia
Tanya T.M Rotikan. 2003. The role of exercise and fall risk dalam Pertemuan ilmiah
tahunan nasional I Perosi., Perhimpunan Osteoporosis Indonesia
Universität
Heidelberg.,
2005.,
Labor+Analyse.,
heidelberg.de/inst/ikc/clearing/schiwara$analysen.i$p.pdf
http://www.ma.uni$
WHO technical report series., 2003., Prevention and management of
osteoporosis., http://www.who.int., November 13th, 2005
Woodson G., 2005., Evaluation and management of male osteoporosis.,
http://www.osteotest.com/documents/clinicans/treatment/evaluation%2520Ma
nagement%2520Male%2520Osteoporosis%2520by%2520GCW.doc,
December 30th, 2005
Woolf A.D., Dixon S.J. 1990. Osteoporosis: A clinical guide. London: Martin
Dunitz. p. 16$25; 73$109
Yano H., Ohya K., Amagasa T., 1994., Effects of insulin on in vitro bone formation.,
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=db=PubMed&list
_uids=7951582&dopt=Abstract1994Jun, December 22nd, 2005